Pemuda Dan Sosialisasi
Pemuda Dan Sosialisasi
Oleh:
Desy Nur Azizah 133020108
Esa Meilysa 133020109
Yulia Endah Wijayanti 133020128
Monty Sagarmatha 133020130
Deydra Novitasari 133020133
Rizka Siti Fauziyah 133020134
Novan Perdiansah 133020144
Sinta Lora Michandani 133020149
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2014
PEMUDA DAN SOSIALISASI
A. Definisi pemuda
Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang
mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional,
sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun
masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi
sebelumnya. Secara internasional,WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas
usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja.
International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk
berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.
Definisi yang kedua, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan
bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda
menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.
Sedangkan menurut draft RUU Kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara
18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan
secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang
berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi
yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu.
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda
dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda
memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis
berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/
generasi muda/kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan
progresif.
B. Pengertian Sosialisasi
Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang akan
mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi
lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang
menghayati (mendarahdagingkan – internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup
sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang
disebut dengan “diri”. Dan sosialisasi juga merupakan proses yang membantu individu
melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar
ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat.
Selain itu Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang
individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli:
• Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi
dengan kelompoknya.
• Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-
norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
• Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-
norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
• Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang
baru.
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama.
Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih
ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut.
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki
sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada
kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses
yang agak panjang dan lama.
Proses Sosialisasi
Ada 2 teori proses sosialisasi yang paling umum digunakan, yaitu teori Charles H. Cooley
dan teori George Herbert Mead.
Teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran interaksi antar manusia yang akan
menghasilkan konsep diri (self concept). Proses pembentukan konsep diri ini yang
kemudian disebut Cooley sebagai looking-glass self terbagi menjadi tiga tahapan sebagai
berikut.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran
warga yang lainnnya di masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka
dianggap kaum intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti
sewaktu mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang
relatif sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi
baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental
bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses
pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard,
playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan
generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu
mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di
perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan
mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya).
Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan
generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi
pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk
kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan
perhatian khusus dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang
menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan
narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya,
program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta semua pihak baik
keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama generasi
muda itu sendiri. Arah kebijakan pembinaan generasi muda dalam pembangunan nasional
menggariskan bahwa pembinaan perlu dilakukan dengan mengembangkan suasana
kepemudaan yang sehat dan tanggap terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan
meningkatkan pemuda yang berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu
dimantapkan fungsi dan peranan wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka,
Karang Taruna, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di
lingkungan perguruan tinggi dan organisasi fungsional pemuda lainnya. Dalam kebijakan
tersebut terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah
pembinaan dan pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi
muda aktif dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang
kesejahteraan sosial pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan
Purwaharja Kecamatan Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang diolah
menjadi aneka macam alat musik seperti suling, angklung dan sebagainya.
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar
karena sang anak memiliki prestasi dan sering menang diberbagai.
Dengan perasaan bahwa dirinya hebat, anak membayangkan pandangan orang lain
terhadap dirinya. Ia merasa orang lain selalu memujinya, selalu percaya pada tindakannya.
Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang lain terhadap dirinya. Misalnya, orang tua
selalu memamerkan kepandaiannya.
“Apa yang dirasakan anak akibat penilaian tersebut”
Penilaian yang positif pada diri seorang anak akan menimbulkan konsep diri yang positif
pula.Semua tahap di atas berkaitan dengan teori labeling, yaitu bahwa seseorang akan
berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang
anak di beri label “nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai
“anak nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum
tentu benar.
KESIMPULAN
Pemuda dan sosialisasi adalah aspek kehidupan yang saling berkaitan dimana pemuda
merupakan mereka yang sedang dalam masa tarnsisi dan secara psikologis sangat
problematis , masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi atau keadaan tanpa
norma dan hukum , akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua. Dalam keadaan
demikian , seringkali muncul perilaku menyimpang atau kecenderungan melakukan
pelanggaran . kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media
massa. Sedangkan sosialisasi sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang
individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan
norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh
masyarakatnya. Sosialisasi itu sangat penting bagi semua orang kususnya para pemuda.