LK Osteoarthritis (Mei Ariani)
LK Osteoarthritis (Mei Ariani)
Disusun Oleh :
MEI ARIANI SETIAWAN
190510272
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Umur : 08 Maret 1958/62 Tahun
Suku : Sunda
Alamat : Cilenggang Serpong
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Pengkajian : 25 Februari 2021
5. Tinjauan system
a. Keadaan umum
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 87x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,70C
b. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : bentuk kepala lonjong simetris, kulit kepala bersih, tidak ada luka,
pertumbuhan rambut baik, warna rambut hitam, tidak ada benjolan atau nyeri
tekan.
2. Mata : simetris, pupil isokor, reaksi terhadap cahaya baik, konjungtiva anemis,
sklera kuning, gerakan bola mata baik, fungsi penglihatana baik.
3. Hidung : lubang hidung tidak ada pembengkakan, mukosa kering, perdarahan
tidak ada, sekresi tidak ada, reaksi alergi tidak ada, tidak ada nyeri tekan
4. Mulut dan Tenggorokan
a. bibir dan mulut : tidak sianosis, mukosa lembab, tidak ada lesi
b. gigi dan gusi : karies ada, abeses tidak ada, warna lidah merah, bau nafas
tidak ada, sikat gigi 2x sehari
c. tenggorokan : luka tidak ada, uvula simestris, tonsil tidak ada peradangan
dan tidak ada pembesaran,
5. Telinga : bentuk telinga simetris, ukuran telinga sedang, serumen ada, benda
asing tidak ada, perdarahan tidak ada, ketajaman pendengaran normal, alat
bantu pendengaran tidak ada
6. Leher : tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, JVP
Vena jugularis tidak ada pembesaran
7. Kuku : Panjang dan kotor
8. Thoraks/Dada : Bentuk thorak normal, Tidak ada tanda-tanda kesulitan
bernapas, Retraksi otot bantu pernapasan tidak ada, tidak ada nyeri tekan,
perkusi thorak sonor, auskultasi suara napas vesikuler
9. Jantung : bunyi jantung normal lup-dub
10. Abdomen : bentuk abdomen datar, simetris, tidak ada benjolan/massa, tidak
ada nyeri tekan
11. Ekstremitas atas : pergerakan sendi normal, kekuatan otot normal, kelainan
ekstremitas tidak ada, tidak ada oedema, tidak ada sianosis, CRT <2 detik
12. Ekstremitas bawah : pergerakan sendi normal, kekuatan otot lemah, kelainan
ekstremitas ada (pengapuran sendi/tulang), tidak ada oedema, tidak ada
sianonis, CRT <2 detik.
6. PengkajianPsikososial
6.1 Psikososial :
Klien sering bersosialisasi dengan tetangganya karena klien sudah lama tinggal di
daerah tersebut, sikap klien pada tetangga nya baik dan sering ngobrol, harapan
klien bersosialisasi biar tidak bosan dan ada teman ngobrol, klien juga merasa puas
ngobrol bersama tetangga.
6.2 Identifikasi Masalah Emosional :
PERTANYAAN TAHAP 1
Apakah klien mengalami sukar tidur? Klien mengatakan tidak mengalami
sukar tidur. Tidur siang dan malam nyenyak
Apakah klien sering merasa gelisah? Klien mengatakan tidak merasa gelisah,
karena tenang ada anak yang mengurusinya serta cucunya
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Klien mengatakan tidak
pernah murung atau menangis sendiri
Apakah klien sering was-was atau kuatir? Klien mengatakan tidak pernah was-
was atau kuatir
Lanjutkan kepertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1
jawaban “ya”
PERTANYAAN TAHAP 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? ya
Ada masalah atau banyak fikiran? tidak
Ada gangguan/masalah dengan keluarga lain? tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter? tidak
Cenderung mengurung diri? tidak
Bila lebih dari satu atau sama dengan 1 jawaban “ya”
Klien menjawab pertanyaan tidak lebih dari satu, maka klien tidak ada
masalah emosional negatif (-)
6.3 Spiritual :
Klien mengatakan menjalankan sholat tepat 5 waktu dan klien sering
mengaji dirumah, klien mengatakan sudah pasrah jika kematian datang padanya,
klien hanya bisa mengamalkan pebuatan baik dan beribadah yang banyak, harapan
klien dengan penyakitnya yang sekarang hanya bisa berdoa agar sembuh nyeri
sendi nya.
Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
d. Salah 7-10 : kerusakan intelektual berat
8.2 Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
( Mini Mental Status Exam)
Orientasi
Registrasi
Perhatian
Kalkulasi
Mengingat kembali
Bahasa
Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS Inflamasi sendi Nyeri akut
↓
Ny.S mengatakan nyeri
Merangsang pelepasan
sendi pada kaki sebelah mediator kimia
(bradikinin,
kanan. prostaglandin, histamin)
Ny.S mengatakan nyeri ↓
Merangsang reseptor
sendi pada kaki sebelah nyeri
kanan nya sudah 2 tahun. ↓
Medulla spinalis
DO
↓
P : Klien mengatakan Thalamus
↓
nyeri sendi disaat Korteks serebri
aktivitas berlebih ↓
Nyeri dipersepsikan
Q : Nyeri seperti panas ↓
kebas Nyeri akut
R : Di bagian kaki
sebelah kanan
S : Skala nyeri 5
T : Klien mengatakan
nyeri hilang timbul
Tekanan Darah : 120/80
mmHg
Nadi : 87x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 36,70C
2. DS: Perubahan komponen Gangguan
Ny.S mengatakan tidak sendi
mobilitas fisik
bisa aktivitas berat ↓
karena nyeri sendi Perubahan fungsi sendi
↓
Ny. S mengatakan Deformitas sendi
diawasi oleh anaknya ↓
jika ingin mandi serta ke Sulit bergerak
toilet. ↓
Gangguan mobilitas fisik
DO:
Ny.S hanya duduk,
menonton tv,
Ny.S jalan pelan-pelan
terbata-bata diawasi oleh
anaknya dan memegang
tembok
Kekuatan otot
ekstremitas bawah dextra
lemah
3. DS: Faktor Usia Lanjut Risiko jatuh
Ny. S mengatakan kalo ↓
jalan berpegangan Riwayat jatuh
tembok ↓
Ny. S mengatakan dulu Pengeluaran enzim
pernah jatoh dan jalannya lisosom
↓
mengesot
Kerusakan matrik
DO: kartilago
Ny.S jalan terbata-bata ↓
Ny.S nyeri sendi Penebalan tulang sendi
↓
Ny.S usia lanjut 62 tahun Penyempitan rongga
sendi
↓
Penurunan kekuatan
aktivitas
↓
Risiko jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (inflamasi) = (D.0077)
2. Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri = (D.0054)
3. Risiko jatuh berhubungan dengan riwayat jatuh = (D.0143)
INTERVENSI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/
No Catatan Perkembangan Paraf
jam
1. 06/03/21 S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang Mei
O : Skalanya nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
A : Kode: (D.0077) masalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik (inflamasi) sudah teratasi.
P : Intervensi dihentikan
I:-
E:
S : klien mengatakan nyeri sudah berkurang
11:00 O : Skalanya nyeri 2
Klien tampak lebih rileks
A : Kode: (0077) masalah nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik (inflamasi) sudah teratasi.
P : Hentikan intervensi
R:-
2. 06/03/21 S : Klien mengatakan menjadi lebih enakan dan rileks setelah Mei
melakukan latihan ROM
O : klien tampak lebih nyaman
A : Kode: (D.0054) masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:-
E:
11:10 S : klien mengatakan menjadi lebih enakan dan rileks setelah
melakukan latihan ROM
O : klien tampak lebih nyaman
A : Kode: (D.0054) masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
R:-
3. 06/03/21 S : klien mengatakan sudah mengerti dengan apa yang diberitahukan Mei
tentang mencegah terjadinya risiko
O : klien tampak mengerti
A : Kode : (D.0143) masalah risiko jatuh berhubungan dengan riwayat
jatuh sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:-
E:
S: klien mengatakan sudah mengerti dengan apa yang
diberitahukan tentang mencegah terjadinya risiko
O: klien tampak mengerti
11:20 A: Kode : (D.0143) masalah risiko jatuh berhubungan dengan
riwayat jatuh sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
R:-
STRATEGI PELAKSANAAN
KOMPRES HANGAT
STRATEGI PELAKSANAAN
RANGE OF MOTION EKSTREMITAS BAWAH
STANDAR
OPERASIONAL ROM EKSTREMITAS BAWAH
PROSEDUR
PENGERTIAN Menggerakkan sendi ekstremitas bawah secara aktif atau pasif
1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
TUJUAN 2. Meningkatkan vaskularisasi
A. Latar Belakang
Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut
usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan bahkan
kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri sehingga
mereka membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu
kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga berpengaruh pada anggota
keluarganya.
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta
faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda,
penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya.
Pencegahan jatuh pada lansia harus diperhatikan oleh semua pihak yaitu
keluarga, penjaga bayaran, perawat di rumah sakit dan juga pihak-pihak yang
menentukan keputusan bagi pembangunan rumah sakit. Keluarga merupakan support
system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Keluarga memegang
peranan penting dalam perawatan terhadap lansia oleh sebab itu keluarga harus memiliki
pengetahuan mengenai faktor risiko jatuh pada lansia (Maryam, 2009). Perawat dan
pihak rumah sakit atau panti jompo harus menunjang fasilitas dengan pengawasan penuh
akan aktivitas masing- masing lansia yang dirawat dan juga pemenuhan fasilitas yang
aman di daerah yang memungkinkan untuk terjadinya kejadian jatuh.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan lansia A
dapat mengerti dan memahami mengenai pencegahan jatuh.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan lansia A dapat:
1) Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian jatuh
2) Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab jatuh
3) Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh
C. Sasaran
Sasaran penyuluhan akan diberikan kepada: Klien lansia A.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan Kegiatan Kegiatan Peserta Metode Media
dan Waktu Penyuluhan
Pembukaan 1. Membuka 1. Menjawab salam Ceramah
(5 menit) dengan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalk 3. Memperhatikan
an diri. 4. Menjawab
3. Menjelaskan pertanyaan
maksud dan
tujuan
penyuluhan.
4. Melakukan
kontrak.
5. Menanyakan
kepada peserta
tentang materi
yang akan
disampaikan.
Penyajian 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan Ceramah, Leaflet
Materi (15 definisi luka memberikan tanya jawab
menit) operasi tanggapan dan
2. Mampu pertanyaan
menjelaskan mengenai hal
factor yang yang kurang
mempengaruhi dimengerti
penyembuhan 2. Memberikan
luka pemaparan dan
3. Mampu penjelasan dengan
menjelaskan baik
cara merawat
luka post
operasi
dirumah
4. Mampu
menjelaskan
apa saja
makanan yang
baik untuk
mempercepat
proses
penyembuhan
luka post
operasi
5. Memberikan
kesempatan
bertanya
6. Menjawab
pertanyaan
Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab Ceramah, Leaflet
(10 menit) pengetahuan pertanyaan tanya jawab
pada peserta 2. Memberikan
setelah tanggapan baik
dilakukan
penyuluhan
2. Menyimpulkan
hasil kegiatan
penyuluhan
3. Menutup
kegiatan
dengan salam
G. Evaluasi
1. Proses
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
2. Hasil
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang definisi jatuh, penyebab jatuh, pencegahan jatuh, dan menolong
lansia yang jatuh.
MATERI RISIKO JATUH
A. Definisi Jatuh
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang lebih
rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan
dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-
benda, penglihatan kurang terang dan sebagainya.
Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat patah
tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD)
rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah
penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya risiko
yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan tangan,
pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus
meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang
beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa tulang
sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan
meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan oleh
American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American Academy of
Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk orang
tua (AGS et al, 2001).
C. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita,
pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan
visual, ataupun faktor lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:
Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of nursing: Human
health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts, process, and
practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud.
Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art & Science of
nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.