A. Latar Belakang
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari
ovarium. Penurunan produksi hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada
seorang wanita, sedangkan penurunan fertilitas sangat bergantung pada usia wanita
tersebut. Pada masa klimakterium sebesar 40-85% dari semua wanita mempunyai keluhan
baik fisik maupun psikologis. Beberapa wanita menganggap ketidaknyamanan fisik
maupun psikologis hal yang biasa, namun sebagian wanita menganggap masalah serta
merugikan dirinya.
Pengetahuan yang baik tentang menopause akan membantu wanita klimakterium
untuk dapat menyiapkan diri, dan dapat bersikap serta berperilaku tepat dalam melakukan
pencegahan maupun mengatasi ketidaknyamanan yang muncul pada masa klimakterium.
Berbagai ketidaknyamanan yangdirasakan pada masa klimakterium, membuat berbagai
tanggapan dan penilaian yang berbeda-beda pada tiap wanita. Adanya perbedaan
pengetahuan sesuai dengan latar belakang individu, sehingga sikap masing-masing
individu berbeda dalam mengatasi ketidaknyamanan masa klimakterium.
B. Diagnosis Keperawatan
Kurangnya pengetahuan lansia tentang klimakterium dan menopause berhubungan
dengan kesadaran/kurangnya informasi mengenai klimaterium dan menopause
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, para lansia diharapkan dapat
mengetahui mengenai osteoporosis
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang osteoporosis, para lansia dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian klimakterium dan menopause
b. Menjelaskan kembali klasifikasi klimakterium
c. Menyebutkan kembali gejala gejala sindrom klimakterium
d. Menjelaskan kembali penyebab munculnya gejala perubahan psikologis pada
masa klimakterium dan menopause
e. Menyebutkan kembali faktor yang mempengaruhi menopause
f. Mennyebutkan kembali pola makanan sehat untuk wanita menopause
g. Menyebutkan kembali keluhan keluhan yang dialami pada saat menopause dan
klimakterium
h. Menyebutkan kembali macam macam menopause
i. Menyebutkan kembali fase fase menopause
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan Pembelajaran
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Peserta hadir 20 orang
b. Penyuluhan dilakukan di dalai desa pancurendang
2. Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta aktif mengajukan pertanyaan
c. Peserta menjawab pertanyaan dengan benar
d. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara berakhir
3. Evaluasi Hasil
Memberikan pertanyaan kepada peserta, yaitu:
I. Daftar Pustaka
1. Aziza, Nurul dan dkk. 2020. EDUKASI IBU IBU PKK TENTANG TANDA
GEJALA KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE DI DESAIRING MULYO
KECAMATAN METRO TIMURTAHUN2020. 2(2): 73-76
2. Maita, Liva., Nurlisis, dan Risa Pitriani. 2013 Karakteristik Wanita dengan Keluhan
Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari. 2(3): 128-131
3. Koeryaman, Mira Trisyani., dan Ermiati. 2018.ADAPTASI GEJALA
PERIMENOPAUSE DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA
USIA 50-60 TAHUN 16 (1): 21-30.
4. Rasimin, Nuryati A. 2000. ADA APA DENGAN MENOPAUSE ?. 8(1): 28-32.
5. Suparni, Ita Eko., Reni Yuli Astuti. 2016. MENOPAUSE MASALAH DAN
PENANGANNYA. Penerbit Deepublis: Yogyakarta.
6. Pieter, Herri Zan & Namora lumongga lubis. 2017. PENGANTAR PIKOLOGI
DALAM KEPERAWATAN. Kencana: Jakarta.
7. Suazini, Esa Risi. 2018. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA
MENOPAUSE. 2(1): 49-56
8. Aziza, Nyimas. 2014. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-60 TAHUN
DENGAN SINDROM KLIMAKTERIUM. 10(2): 221-225
9. Kelvin Halim. 2020. Beragam Nutrisi yang Diperlukan untuk Wanita Menopause.
https://jove.id/beragam-nutrisi-yang-diperlukan-untuk-wanita-menopause (diakses
pada 21 Maret 2021 )
J. Lampiran
1. Materi Penyuluhan
Materi klimakterium dan Menopause
a. Pengertian klimakterium dan menopause
Banyak istilah yang digunakan untuk masa dewasa akhir, dan salah
satunyanya disebut awal menopause. Istilah kata menopause berasal dari kata men=
bulan, pause (pausis, pauo) = periode atau tanda berhenti, jadi menopause adalah
berhentinya secara definitif menstruasi. Adapun klimakterium berasal dari kata
climacter = tahun perubahan, pergantian tahun yang bahaya. Klimakterium
menopause adalah periode kritis dalam sistem hormonal, ditandai dengan berhentinya
haid yang memengaruhi kondisi psikomatis.
Klimakterium merupakan masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi,
berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa ini
ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif
(Prawirohardjo, 2001).
Menopause merupakan akhir dari masa reproduksi seorang perempuan. Masa
aktif reproduksi ditandai dengan menarche (menstruasi pertama). Setelah aktif masa
reprodusi seorang perempuan memiliki kesempatan untuk mengalami masa obstetrik.
Masa obstetrik ialah rangkaian masa hamil, bersalin, nifas dan menyusui. Pada masa
aktif reproduksi terkadang dilakukan upaya menunda, menjarangkan atau
menghentikan kemampuan melahirkan anak dengan menggunakan kontrasepsi.
Secara umum semua perempuan mengalami masa-masa tersebut(Sarwono
Prawirohadjo, 2016) (Biran Afandi, 2014) (Ali Baziad, 2003).
b. Klasifikasi klimakterium
Istilah menopause kerap disalahartikan dengan klimakterium.
1) Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita
sebelum mencapai snium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kebidupan
sampai masa nonreproduktif.
2) Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause.
Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
3) Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang
dari 40 tahun.
4) Pramenopause adalah masa empat hingga lima tahun sebelum menopause, kelihan
klimakterik timbul, hormon esterogen masih dibentuk. Bila kadar esterogen
menurun, maka terjadi perdarahan tak teratur.
5) Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium
dan hormon esterogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik watu.
Umumnya pada umur 45-55 tahun.
6) Sindrom klimakterik klinis adalah keluhan keluhan yang timbul pada masa
pramenopause, menopause dan pascamenopause.
7) Sindrom klimakterik klinis adalah keluhan keluhan yang timbul pada masa
pramenopause, menopause dan pascamenopause.
8) Sindrom klimakterik endokrinologis adalah penurunan kadar esterogen,
peningkatan kadar gonadotropik (FSH dan LH).
Interaksi ketiga faktor ini sangat berpengaruh pada variasi gejala yang muncul.
Gejala yang umum terjadi pada wanita yang mengalami menopause adalah kecemasan
yang menjadi sumber dari berbagai gejala lain yang menyertainya. Kecemasan dapat
bermuara dari dalam diri individu (internal) dan dari luar diri individu (external).
Intensitas kecemasan dapat mempengaruhi kesiapan mental seorang wanita ketika
menghadapi menopause. Wanita yang merasa cemas dalam menghadapinya akan
memiliki tingkat kesiapan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan wanita yang
tidak mencemaskannya.
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan wanita merasa cemas dalam
menghadapi dan menjalani menopause ini yaitu:
1) Menopause dikaitkan dengan usia senja dan kehidupan masa tua. Ada sebagian
wanita yang menganggap menopause identik dengan senilitas (Kemmel, 1974),
penampilan yang tidak menarik, tua, dan keriput, cerewet, bawel, keras kepala,
pencemas.
2) Menopause dikaitkan dengan berakhirnya fungsi sebagai isteri bagi suami dan ibu
bagi anak-anaknya. Perasaan ini akan menimbulkan kecemasan akan ditinggalkan
dan kesepian dalam menghabiskan sisa-sisa usia tuanya. Keadaan ini disebutkan
sebagai syndroma sangkar kosong.
3) Menopause dikaitkan dengan hilangnya daya tarik dan menurunnya aktivitas
seksual. Kecemasan akan hal ini menyebabkan wanita berpikir bahwa suaminya
tidak lagi tertarik dengan dirinya dan cenderung berpaling kepada wanita lain
yang lebih muda.
4) Menopause dikaitkan dengan penyakit kejiwaan. Ada wanita yang menganggap
bahwa goncangan emosi yang berat akan terjadi ketika menopause sehingga dapat
mengganggu kesehatan dan kesejahteraan jiwa (Achaie dan Willis, 1991).
Sebetulnya gejala psikologis yang timbul tidak selalu sama pada setiap wanita.
Kondisi internal dan eksternal dalam kehidupan wanita sangat menentukan bagaimana
wanita bereaksi terhadap kondisi menopause.
Beberapa faktor yang telah banyak diteliti ikut berpengaruh pada gejala
psikologis wanita dalam menghadapi menopause adalah:
5) Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi memengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan.
Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis,
psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.
6) Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat memengaruhi wanita
untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini.
f. Pola makanan sehat untuk wanita menopause
1) Memenuhi asupan kalsium
Kalsium berguna untuk membantu menjaga kesehatan serta kepadatan tulang.
Konsumsi sekitar 2-4 porsi sumber kalsium setiap harinya. Asupan kalsium dapat
diperoleh dari susu, yogurt, keju, ikan dengan tulang (seperti sarden dan ikan
teri), brokoli, dan kacang kacangan.
2) Mencukupi kebutuhan zat besi
Zat bezi berguna untuk mencegah anemia. Dianjurkan mengonsumsi zat besi
sebanyak 8 mg perhari. Asupan zat besi dapat diperoleh dari daging merah tanpa
lemak, ayam, ikan, telur, sayuran berdaun hijau, kacang kacangan dan biji bijian.
3) Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah
Penuhi kebutuhan serat 21 gram perhari, makan sayur sebanyak 2 cangkir dan
buah sebanyak 1,5 cangkir atau masing masing sentara dengan 5 porsi sehari.
Mengkonsumsi makanan tinggi serat dapat mengurangi risiko penyakit jantung,
stroke, kanker dan membantu menjaga berat badan. Contoh makanan berserat
yaitu biji bijian utuh, sereal, pasta, nasi dan kacang kacangan.
4) Minum air putih yang banyak
Dengan minum banyak air putih kelembaban kulit dan alat kelamin bisa terjaga.
Minum air putih sebanyak 8 gelas sehari untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
menghidrasi tubuh.
5) Mengkonsumsi makanan tinggi protein
Protein dibutuhkan tubuh untuk menunjang pertumbuhan, meningkatkan
kekebalan tubuh dan memperbaiki sel sel yang rusak. Contoh sumber protein
hewani yaitu daging tanpa lemak, ikan dan makanan laut, telur serta susu.
Sedangkan sumber protein nabati meliputi kacang kacangan, tempe, tahu,
almond, bayam, brokoli, kentang serta alpukat.
6) Mengurangi konsumsi makanan berlemak
Membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans,
contohnya daging berlemak dan margarinn. Menjaga asupan lemak dapat
menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol dapat menyebabkan risiko
penyakit jantung dan stroke.
7) Membatasi penggunaan gula dan garam
Mengkonsumsi banyak gula dan makanan serta minuman manis dapat
menyebabkan kenaikan berat badan berlenih dan meningkatkan risiko kerusakan
gigi. Mengkonsumsi garam berlebih dapat menyebabkan masalah jantung dan
pembuluh darah.
i. Fase-fase Menopause
1) Klimaterium (Pramenopause)
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa dan masa senium.
Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun,
penanggulangan dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid
yang memanjang dan relatif banyak (Prawirohardjo, 2006)
2) Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi.
Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang berbeda.
Umur umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai
menopause pada umur 30 tahun, sementara wanita-wanita lain mulainya
menopause sampai umur 50 tahun Ini disebabkan oleh tubuh sudah mengatur
hormon estrogen. Proses semakin berkurangnya produksi estrogen berlangsung
dalam jangka waktu yang cukup lama. Tanggal dari haid terakhir disebut sebagai
menopause. Karena haid tidak lagi teratur, maka wanita tersebut baru benar-benar
yakin bahwa haidnya berhenti setidak- nya selama satu tahun setelah itu (Nirmala,
2003: 12).
3) Senium
Masa senium adalah masa sesudah menopause atau bisa disebut dengan istilah
pasca menopause. Kondisi ini dapat diidentifikasi bila telah mengalami
menopause 12 bulan sampai menuju kegnium dan umumnya terjadi pada usia 50
tahun. Pada periode pasca menopause, wanita telah mampu menyesuaikan dengan
kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun.
Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan
hormon. Bagian-bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan
wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause
seperti sebelumnya. (prawirohardjo, 2003: 3)
2. Leafleat