Anda di halaman 1dari 14

Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Pembahasan : Klimakterium dan menopause

Sub Pokok Pembahasan :Pentingnya Pengetahuan Tentang Klimakterium Dan


Menopause

Sasaran : Ibu rumah tangga, berjumlah 20 orang

Hari/Tanggal : 20 Maret 2021

Waktu : Pukul 09.00

Tempat : Balai Desa Pancurendang

Penyuluh : Laila Indah safitri

A. Latar Belakang
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase usia tua
(senium) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endokrinologik dari
ovarium. Penurunan produksi hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada
seorang wanita, sedangkan penurunan fertilitas sangat bergantung pada usia wanita
tersebut. Pada masa klimakterium sebesar 40-85% dari semua wanita mempunyai keluhan
baik fisik maupun psikologis. Beberapa wanita menganggap ketidaknyamanan fisik
maupun psikologis hal yang biasa, namun sebagian wanita menganggap masalah serta
merugikan dirinya.
Pengetahuan yang baik tentang menopause akan membantu wanita klimakterium
untuk dapat menyiapkan diri, dan dapat bersikap serta berperilaku tepat dalam melakukan
pencegahan maupun mengatasi ketidaknyamanan yang muncul pada masa klimakterium.
Berbagai ketidaknyamanan yangdirasakan pada masa klimakterium, membuat berbagai
tanggapan dan penilaian yang berbeda-beda pada tiap wanita. Adanya perbedaan
pengetahuan sesuai dengan latar belakang individu, sehingga sikap masing-masing
individu berbeda dalam mengatasi ketidaknyamanan masa klimakterium.

B. Diagnosis Keperawatan
Kurangnya pengetahuan lansia tentang klimakterium dan menopause berhubungan
dengan kesadaran/kurangnya informasi mengenai klimaterium dan menopause
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, para lansia diharapkan dapat
mengetahui mengenai osteoporosis
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang osteoporosis, para lansia dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang pengertian klimakterium dan menopause
b. Menjelaskan kembali klasifikasi klimakterium
c. Menyebutkan kembali gejala gejala sindrom klimakterium
d. Menjelaskan kembali penyebab munculnya gejala perubahan psikologis pada
masa klimakterium dan menopause
e. Menyebutkan kembali faktor yang mempengaruhi menopause
f. Mennyebutkan kembali pola makanan sehat untuk wanita menopause
g. Menyebutkan kembali keluhan keluhan yang dialami pada saat menopause dan
klimakterium
h. Menyebutkan kembali macam macam menopause
i. Menyebutkan kembali fase fase menopause

D. Isi Materi (terlampir)


1. Pengertian klimakterium dan menopause
2. Klasifikasi klimakterium
3. Gejala gejala sindrom klimakterium
4. Penyebab munculnya gejala perubahan psikologis pada masa klimakterium dan
menopause
5. Faktor yang mempengaruhi menopause
6. Pola makanan sehat untuk wanita menopause
7. Keluhan keluhan yang dialami pada saat menopause dan klimakterium
8. Macam-macam Menopause
9. Fase-fase Menopause

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
Leaflet

G. Kegiatan Pembelajaran

Waktu Kegiatn Penyuluhan Penyuluh Sasaran


5 menit Pembukaan:
• Salam • Memberi salam • Menjawab salam
• Perkenalan • Memperkenalkan diri • Mendengarkan
• Tujuan • Menjelaskan tujuan penyuluhan • Memperhatikan
10 Inti: • Memberikan saran mengenai • Menyimak dan
menit Menjelaskan materi menopause dan klimakterium mendengarkan
secara sistematis • Menjelaskan menopause dan
klimakterium
• Memperhatikan
dan
mendengarkan
5 menit Membagikan Membagikan leafleat Menerima leafleat
leafleat dan memahaminya
5 menit Evaluasi: Tanya • Memberikan kesempatan pada • Memberikan
jawab ibu rumah tangga untuk pertanyaan
bertanya.
• Memberikan pertanyaan • Menjawab
kesempatan pada ibu rumah pertanyaan
tangga untuk menjelaskan/
menyebut kan kembali dari
materi yang telah disampaikan
5 menit Penutup: • Membacakan kesimpulan • Mendengarkan
Kesimpulan materi kepada ibu rumah
Terima kasih tangga • Mendengarkan
• Mengucapkan terima kasih atas
peran serta ibu rumah tangga • Menjawab salam
• Mengucapkan salam penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Peserta hadir 20 orang
b. Penyuluhan dilakukan di dalai desa pancurendang
2. Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta aktif mengajukan pertanyaan
c. Peserta menjawab pertanyaan dengan benar
d. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara berakhir

3. Evaluasi Hasil
Memberikan pertanyaan kepada peserta, yaitu:

NO PERTANYAAN RESPON AUDIEN NILAI


1 Apakah pengertian klimakterium dan
menopause?
2 Bagaimana klasifikasi klimakterium?
3 Apa gejala gejala sindrom klimakterium?
4 Apa saja penyebab munculnya gejala perubahan
psikologis pada masa klimakterium dan
menopause?
5 Apa saja faktor yang mempengaruhi menopause?
6 Bagaimana pola makanan sehat untuk wanita
menopause?
7 Apa saja keluhan keluhan yang dialami pada saat
menopause dan klimakterium?
8 Apa saja macam macam menopause?
9 Apa saja fase fase menopause?
NILAI AKHIR (Jumlah nilai/9)

I. Daftar Pustaka
1. Aziza, Nurul dan dkk. 2020. EDUKASI IBU IBU PKK TENTANG TANDA
GEJALA KLIMAKTERIUM DAN MENOPAUSE DI DESAIRING MULYO
KECAMATAN METRO TIMURTAHUN2020. 2(2): 73-76
2. Maita, Liva., Nurlisis, dan Risa Pitriani. 2013 Karakteristik Wanita dengan Keluhan
Masa Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari. 2(3): 128-131
3. Koeryaman, Mira Trisyani., dan Ermiati. 2018.ADAPTASI GEJALA
PERIMENOPAUSE DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA
USIA 50-60 TAHUN 16 (1): 21-30.
4. Rasimin, Nuryati A. 2000. ADA APA DENGAN MENOPAUSE ?. 8(1): 28-32.
5. Suparni, Ita Eko., Reni Yuli Astuti. 2016. MENOPAUSE MASALAH DAN
PENANGANNYA. Penerbit Deepublis: Yogyakarta.
6. Pieter, Herri Zan & Namora lumongga lubis. 2017. PENGANTAR PIKOLOGI
DALAM KEPERAWATAN. Kencana: Jakarta.
7. Suazini, Esa Risi. 2018. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA
MENOPAUSE. 2(1): 49-56
8. Aziza, Nyimas. 2014. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU USIA 45-60 TAHUN
DENGAN SINDROM KLIMAKTERIUM. 10(2): 221-225
9. Kelvin Halim. 2020. Beragam Nutrisi yang Diperlukan untuk Wanita Menopause.
https://jove.id/beragam-nutrisi-yang-diperlukan-untuk-wanita-menopause (diakses
pada 21 Maret 2021 )

J. Lampiran
1. Materi Penyuluhan
Materi klimakterium dan Menopause
a. Pengertian klimakterium dan menopause
Banyak istilah yang digunakan untuk masa dewasa akhir, dan salah
satunyanya disebut awal menopause. Istilah kata menopause berasal dari kata men=
bulan, pause (pausis, pauo) = periode atau tanda berhenti, jadi menopause adalah
berhentinya secara definitif menstruasi. Adapun klimakterium berasal dari kata
climacter = tahun perubahan, pergantian tahun yang bahaya. Klimakterium
menopause adalah periode kritis dalam sistem hormonal, ditandai dengan berhentinya
haid yang memengaruhi kondisi psikomatis.
Klimakterium merupakan masa yang bermula dari akhir tahap reproduksi,
berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Masa ini
ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif
(Prawirohardjo, 2001).
Menopause merupakan akhir dari masa reproduksi seorang perempuan. Masa
aktif reproduksi ditandai dengan menarche (menstruasi pertama). Setelah aktif masa
reprodusi seorang perempuan memiliki kesempatan untuk mengalami masa obstetrik.
Masa obstetrik ialah rangkaian masa hamil, bersalin, nifas dan menyusui. Pada masa
aktif reproduksi terkadang dilakukan upaya menunda, menjarangkan atau
menghentikan kemampuan melahirkan anak dengan menggunakan kontrasepsi.
Secara umum semua perempuan mengalami masa-masa tersebut(Sarwono
Prawirohadjo, 2016) (Biran Afandi, 2014) (Ali Baziad, 2003).

b. Klasifikasi klimakterium
Istilah menopause kerap disalahartikan dengan klimakterium.
1) Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita
sebelum mencapai snium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kebidupan
sampai masa nonreproduktif.
2) Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause.
Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.
3) Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang
dari 40 tahun.
4) Pramenopause adalah masa empat hingga lima tahun sebelum menopause, kelihan
klimakterik timbul, hormon esterogen masih dibentuk. Bila kadar esterogen
menurun, maka terjadi perdarahan tak teratur.
5) Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium
dan hormon esterogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik watu.
Umumnya pada umur 45-55 tahun.
6) Sindrom klimakterik klinis adalah keluhan keluhan yang timbul pada masa
pramenopause, menopause dan pascamenopause.
7) Sindrom klimakterik klinis adalah keluhan keluhan yang timbul pada masa
pramenopause, menopause dan pascamenopause.
8) Sindrom klimakterik endokrinologis adalah penurunan kadar esterogen,
peningkatan kadar gonadotropik (FSH dan LH).

c. Gejala gejala sindrom klimakterium


1) Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoní) yang mencakup
gejolak panas (hot flush), keringat malam hari, kedinginan, sakit kepala, desing
dalam telinga, tekanan darah yang tidak stabil (goyah), jantung berdebar-debar,
susah bernapas, jari-jari atrofi, dan gangguan usus (meteorismus).
2) Gangguan psikis adalah mudah tersinggung, depresi, lekas lelah, kurang
bersemangat, dan insomania atau sulit tidur.
3) Gangguan organik infarklus miokardia (gangguan sirkulasi), aterosklerosis
(hiperkolesterolemia), osteoporosis, gangguan kemih (disuria), nyeri senggama
(dispareunia), kulit yang menipis, dan gangguan kardiovaskular.
4) Gangguan psikogenik mencakup bertambahnya rasa gelisah, depresi, mudah
cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh gejala
menopause meicakup masalah psikosomatik yang telah ada diperkuat gejolak
panas, pola tidur yang diganggu keringat malam, penurunan libido karena vaginitis
atrofikans yang mengakibatkan dispareunia. Semua gejala psikologis yang timbul
masa klimakterik seperti rasa takut, tegang, sedih, mudah tersinggung dan depresi.

d. Penyebab munculnya gejala perubahan psikologis pada masa menopause dan


klimakterium
Berbagai gejala perubahan psikologis yang muncul pada masa klimakterium
disebabkan oleh :
1) Faktor perubahan fisiologis, terutama perubahan hormonal, yang mempengaruhi
sensasi fisik misalnya ada rasa panas pada tubuh, mulai dari wajah, leher,
berkeringat (hot flush), rasa saakit ketika melakukan aktivitas seksual dengan
suami, kulit yang mulai mengendor, pengeroposan tulang, rambut beruban,
kemampuan panca indera menurun dan gejala fisik lainnya.
2) Faktor sosial budaya yang manifestasinya pada persepsi khusus tentang
menopause. Kuat dugaan bahwa hal ini dipengaruhi faktor budaya, adat istiadat
dan kebiasaan setempat, pendidikan, pekerjaan, status sosial, gaya hidup, dan
interaksi sosial dengan orang lain dan lingkungannya.
3) Faktor kepribadian individu seperti self-esteem, self-concept, kepercayaan diri,
kemampuan mengelola stres, dan kemampuan menyesuaikan diri baik dengan diri
sendiri maupun orang lain.

Interaksi ketiga faktor ini sangat berpengaruh pada variasi gejala yang muncul.
Gejala yang umum terjadi pada wanita yang mengalami menopause adalah kecemasan
yang menjadi sumber dari berbagai gejala lain yang menyertainya. Kecemasan dapat
bermuara dari dalam diri individu (internal) dan dari luar diri individu (external).
Intensitas kecemasan dapat mempengaruhi kesiapan mental seorang wanita ketika
menghadapi menopause. Wanita yang merasa cemas dalam menghadapinya akan
memiliki tingkat kesiapan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan wanita yang
tidak mencemaskannya.

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan wanita merasa cemas dalam
menghadapi dan menjalani menopause ini yaitu:
1) Menopause dikaitkan dengan usia senja dan kehidupan masa tua. Ada sebagian
wanita yang menganggap menopause identik dengan senilitas (Kemmel, 1974),
penampilan yang tidak menarik, tua, dan keriput, cerewet, bawel, keras kepala,
pencemas.
2) Menopause dikaitkan dengan berakhirnya fungsi sebagai isteri bagi suami dan ibu
bagi anak-anaknya. Perasaan ini akan menimbulkan kecemasan akan ditinggalkan
dan kesepian dalam menghabiskan sisa-sisa usia tuanya. Keadaan ini disebutkan
sebagai syndroma sangkar kosong.
3) Menopause dikaitkan dengan hilangnya daya tarik dan menurunnya aktivitas
seksual. Kecemasan akan hal ini menyebabkan wanita berpikir bahwa suaminya
tidak lagi tertarik dengan dirinya dan cenderung berpaling kepada wanita lain
yang lebih muda.
4) Menopause dikaitkan dengan penyakit kejiwaan. Ada wanita yang menganggap
bahwa goncangan emosi yang berat akan terjadi ketika menopause sehingga dapat
mengganggu kesehatan dan kesejahteraan jiwa (Achaie dan Willis, 1991).

Sebetulnya gejala psikologis yang timbul tidak selalu sama pada setiap wanita.
Kondisi internal dan eksternal dalam kehidupan wanita sangat menentukan bagaimana
wanita bereaksi terhadap kondisi menopause.

Beberapa faktor yang telah banyak diteliti ikut berpengaruh pada gejala
psikologis wanita dalam menghadapi menopause adalah:

1) Kepribadian individu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi timbulnya


masalah pada masa menopause. Wanita yang pencemas, terlalu terfokus pada
dirinya
2) Usia, semakin muda usia wanita memasuki menopause semakin labil kondisi
psikologisnya dibandingkan dengan wanita yang memang sudah memasuki usia
menopause.
3) Status perkawinan, antara wanita yang menikah dan tidak menikah akan
merasakan hal yang berbeda ketika menghadapi menopause. Rasa kecemasan
akan kehilangan lebih dirasakan oleh wanita yang menikah daripada wanita
lajang.
4) Kehadiran anak kandung bagi wanita, lebih memandang menopause secara positif
dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anak karena ketidakhadiran
anak bagi wanita yang mengalami menopause akan berarti kehilangan harapan
untuk melahirkan anak.
5) Status pekerjaan dapat berpengaruh pada masa ini. Bagi wanita yang memiliki
pekerjaan atau kegiatan yang dipilih dan disukainya akan memandang dan
bersikap positif terhadap menopause. Mereka tidak mudah terserang cemas dan
depresi (Priyono dalam Indati, 1991). Cara berpikir mereka tidak sempit, dapat
bertukar pikiran dengan teman kerja, lebih santai dan produktif sehingga
diasumsikan akan merasa lebih bahagia apalagi ada rasa aman secara finansial
sehingga meningkatkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.
6) Dukungan sosial positif dan cukup baik dari lingkungan memberikan kontribusi
positif bagi wanita yang mengalami menopause. Banyak penelitian yang telah
menopang bahwa dukungan sosial positif akan meningkatkan kesehatan mental
individu yang menerimanya. Bentuk dukungan sosial yang diperlukan adalah
dukungan emosional, kesediaan memberikan informasi,sarana dan penilaian
positif (umpan balik positif). Penelitian yang dilakukan oleh Indrianingsih (1997)
terhadap kelompok wanita yang mengalami menopause menemukan bahwa makin
tinggi dan positif dukungan sosial yang telah diberikan kepada mereka akan
makin rendah pula tingkat kecemasan yang mereka rasakan.

e. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Menopause


1) Usia Saat Haid Pertama Kali (Menarche)
Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara
usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki
menopause. Kesimpulan dari penelitian- penelitian ini mengungkapkan, bahwa
semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia
memasuki masa menopause.
2) Jumlah Anak
Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan menopause, tetapi
beberapa peneliti menemukan bahwa makin sering seorang wanita melahirkan
maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.
3) Usia Melahirkan
Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua seseorang
melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Penelitian
yang dilakukan Beth Israel Deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan
bahwa wanita yang masih melahirkan di atas usia 40 tahun akan mengalami usia
menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan
sistem kerja organ. Bahkan akan memperlambat penuaan tubuh.
4) Faktor Psikis
Perubahan-perubahan psikologis yang berhubungan dengan kadar estrogen, gejala
yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi
dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti yang mudah
tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan keganasan,
tidak sabar lagi dll. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari
kemampuan wanita fisik undnew ini untuk menyesuaikan diri.

5) Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi memengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan.
Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis,
psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.
6) Budaya dan Lingkungan
Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat memengaruhi wanita
untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimakterium dini.
f. Pola makanan sehat untuk wanita menopause
1) Memenuhi asupan kalsium
Kalsium berguna untuk membantu menjaga kesehatan serta kepadatan tulang.
Konsumsi sekitar 2-4 porsi sumber kalsium setiap harinya. Asupan kalsium dapat
diperoleh dari susu, yogurt, keju, ikan dengan tulang (seperti sarden dan ikan
teri), brokoli, dan kacang kacangan.
2) Mencukupi kebutuhan zat besi
Zat bezi berguna untuk mencegah anemia. Dianjurkan mengonsumsi zat besi
sebanyak 8 mg perhari. Asupan zat besi dapat diperoleh dari daging merah tanpa
lemak, ayam, ikan, telur, sayuran berdaun hijau, kacang kacangan dan biji bijian.
3) Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah
Penuhi kebutuhan serat 21 gram perhari, makan sayur sebanyak 2 cangkir dan
buah sebanyak 1,5 cangkir atau masing masing sentara dengan 5 porsi sehari.
Mengkonsumsi makanan tinggi serat dapat mengurangi risiko penyakit jantung,
stroke, kanker dan membantu menjaga berat badan. Contoh makanan berserat
yaitu biji bijian utuh, sereal, pasta, nasi dan kacang kacangan.
4) Minum air putih yang banyak
Dengan minum banyak air putih kelembaban kulit dan alat kelamin bisa terjaga.
Minum air putih sebanyak 8 gelas sehari untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
menghidrasi tubuh.
5) Mengkonsumsi makanan tinggi protein
Protein dibutuhkan tubuh untuk menunjang pertumbuhan, meningkatkan
kekebalan tubuh dan memperbaiki sel sel yang rusak. Contoh sumber protein
hewani yaitu daging tanpa lemak, ikan dan makanan laut, telur serta susu.
Sedangkan sumber protein nabati meliputi kacang kacangan, tempe, tahu,
almond, bayam, brokoli, kentang serta alpukat.
6) Mengurangi konsumsi makanan berlemak
Membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans,
contohnya daging berlemak dan margarinn. Menjaga asupan lemak dapat
menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol dapat menyebabkan risiko
penyakit jantung dan stroke.
7) Membatasi penggunaan gula dan garam
Mengkonsumsi banyak gula dan makanan serta minuman manis dapat
menyebabkan kenaikan berat badan berlenih dan meningkatkan risiko kerusakan
gigi. Mengkonsumsi garam berlebih dapat menyebabkan masalah jantung dan
pembuluh darah.

g. Keluhan keluhan yang dialami pada saat menopause dan klimakterium


Menopause merupakan fase terakhir dimana perdarahan haid seorang wanita
berhenti sama sekali (Yatim, 2001). Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa
menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang
menyebabkan perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali
mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya.
Sindrom menopause dialami oleh banyak wanita hampir di seluruh dunia. Menurut
Nissa (2004) yang dikutip dalam Marlina (2010), Respon wanita terhadap berat
tidaknya keluhan masa menopause tergantung dari karakteristik wanita menopause
tersebut. Keluhan pada saat menopause dipengaruhi oleh kondisi haid, jumlah anak
(paritas), umur menopause, alat kontrasepsi hormonal, Index Masa Tubuh (IMT),
pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan sosial ekonomi.
Keluhan-keluhan klimakterik yang dapat timbul pada masa klimakterium
adalah panas pada kulit (hot flushes),keringat pada malam hari, kelelahan, sakit
kepala, vertigo, jantung berdebar-debar, berat badan bertambah, sakit dan nyeri pada
persendian, osteoporosis, kekeringan kulit danrambut, kulit genitalia dan uretra
menipis dan kering (Hillegas, 2015). Selain itu juga terdapat gejala psikis yang
muncul pada masa klimakterium, yaitu mudah tersinggung, depresi, gelisah,
mudahmarah, dan sebagainya (Baziad, 2013).
Menurut Glasier (2006) kondisi menopause pada seseorang dapat
menimbulkan perubahan psikologi sebagai gejala jangka panjang berupadepresi, post
power syndrome, emptiness syndrome, dan loneliness. Selain menimbulkan gejala
psikologis juga menimbulkan perubahan fisik seperti osteoporosis, penyakit jantung
koroner, peningkatan berat badan, peningkatan tekanan darah tinggi, peningkatan
kadar kolesterol dalam darah tinggi, perkapuran dinding pembuluh darah
(aterosklerosis), sistitis dan uretritis atrofik, kanker, serta mengalami dementia tipe
alzheimer (Kasdu, 2004).

h. Macam-macam Menopause dibedakan menjadi lima macam, yaitu:


1) Menopause Premature (Dini)
Usia rata-rata wanita untuk mencapai menopause alami atau berhentinya haid
adalah 50 tahun. Meskipun demikian, sebagian wanita telah mengalaminya dalam
usia 40 tahun, sebagian lagi bahkan dalam usia masih sangat muda, yaitu 20
hingga 30 tahun. Bagi sebagian besar wanita diagnosa menopause dini yang juga
dikenal dengan istilah Premature Ovarian Failure (POF), adalah pengalaman yang
sangat tidak menyenangkan, Sebagian besar wanita muda yang didiagnosa dengan
POF, bahkan belum berkesempatan untuk melahirkan anak, menyadari bahwa
kesempatan untuk memiliki anak dari uterus sendiri akan hilang. (Nirmala, 2003).
Pada menopause dini 75% wanita telah mengalami keluhan vasomotorik dan
pada hampir 50% wanita telah terjadi osteoporosis. Banyak sekali penyebab yang
memungkinkan terjadinya menopause dini yaitu penggunaan obat-obat diet yang
bekerja sentral dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin. Kadar prolaktin
tinggi dapat menekan sekresi FSH dan LH, sehingga folikel tidak dapat tumbuh
dan dengan sendirinya akan terjadi menopause. Penyinaran terhadap kedua
ovarium atau pengaruh pemberian kemoterapi dapat juga menyebabkan
menopause dini. Penyakit autoimun seperti miastenia, lupus eritematosus,
trombositopenia idiopatik, glomerulonefritis, arthritis rheumatoid dan penyakit
crohn dapat menyebabkan terjadinya menopause dini.
2) Menopause Normal dini.
Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia di akhir 40 tahun atau di
awal 50 tahun. (Andrews. G. 2010). Menopause normal ini yang paling banyak
terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan jumlah folikel yang mengalami atresia
terus meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup.
Produksi estrogen berkurang dan tidak terjadi haid lagi, yang berakhir dengan
terjadinya menopause.
3) Menopause Terlambat
Menopause Terlambat Menopause yang terjadi sesuai seorang wanita masih
mendapat haid di atas 52 tahun (Prawirohardjo, 2006). Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya menopause terlambat, di antaranya faktor tersebut adalah
konstitusional. fibromioma uteri dan tumor ovarium yang ") menghasilkan
estrogen. Salah satu faktor yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami
menopause adalah memiliki kelebihan berat badan. Sebagian besar estrogen
dibuat di dalam endometrium, tetapi sejumlah kecil estrogen juga dibuat di bagian
tubuh yang lain, termasuk di sel-sel lemak. Apabila seorang wanita mengalami
obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi
dalam seluruh masa hidupnya.
4) Menopause Operasi
Menopause ini terjadi akibat operasi atau pembedahan, misalnya operasi rahim
(histerektomi) atau yang disebut Karena disebut dengan istilah Total Abdominal
Hysterectomy (TAHA) maupun karena kedua indung telur diangkat
(oophorectomy bilateral yang disebut dengan Bilateral Salpingo Oophorectomy
(BSO).
Bila uterus diangkat karena operasi tetapi indung telur dipertahankan, maka
masa haid berhenti namun gejala menopause lainnya biasanya tetap berjalan
ketika wanita tersebut mencapai usia menopause alami. Meski demikian, ada
sejumlah wanita yang menjalani operasi rahim dan mengalami gejala-gejala
menopause dalam usia yang lebih muda.
5) Menopause Medis
Menopause ini terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan
berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium. Campur tangan
ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau mengurangi aliran
darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk
mengobati kanker. Histerektomi menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi,
tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan memengaruhi kadar
hormon dan tidak menyebabkan atau menopause.
Wanita yang harus menjalani kemoterapi karena menderita kanker, seringkali
mengalami menopause sementara atau permanen. Obat-obatan anti kanker dapat
merusak indung telur dan mengurangi jumlah hormon yang menderita diproduksi.
Akibatnya, selama menjalani kemoterapi, masa haid menjadi tidak teratur, bahkan
berhenti.

i. Fase-fase Menopause
1) Klimaterium (Pramenopause)
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa dan masa senium.
Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun,
penanggulangan dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid
yang memanjang dan relatif banyak (Prawirohardjo, 2006)
2) Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi.
Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang berbeda.
Umur umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai
menopause pada umur 30 tahun, sementara wanita-wanita lain mulainya
menopause sampai umur 50 tahun Ini disebabkan oleh tubuh sudah mengatur
hormon estrogen. Proses semakin berkurangnya produksi estrogen berlangsung
dalam jangka waktu yang cukup lama. Tanggal dari haid terakhir disebut sebagai
menopause. Karena haid tidak lagi teratur, maka wanita tersebut baru benar-benar
yakin bahwa haidnya berhenti setidak- nya selama satu tahun setelah itu (Nirmala,
2003: 12).
3) Senium
Masa senium adalah masa sesudah menopause atau bisa disebut dengan istilah
pasca menopause. Kondisi ini dapat diidentifikasi bila telah mengalami
menopause 12 bulan sampai menuju kegnium dan umumnya terjadi pada usia 50
tahun. Pada periode pasca menopause, wanita telah mampu menyesuaikan dengan
kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun.
Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan
hormon. Bagian-bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan
wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause
seperti sebelumnya. (prawirohardjo, 2003: 3)

2. Leafleat

Anda mungkin juga menyukai