Referat Obstetri Sosial Puskesmas Pasar Minggu
Referat Obstetri Sosial Puskesmas Pasar Minggu
Pembimbing:
Penyusun:
Mulyana (030.13.128)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat – Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Peran keluarga
berencana dalam upaya menurunkan angka kematian ibu di Indonesia”.
Referat ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam menempuh kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat . Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. dr. Raditya Wratsangka, Sp. OG(K) yang telah membimbing dan membantu kami
dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam menyusun referat ini.
2. Seluruh staf yang bertugas di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu, yang telah
membantu kami selama menjalankan kepaniteraan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan referat ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu, segala kritik dan saran dari semua pihak yang membangun guna menyempurnakan
referat ini sangat kami harapkan. Demikian yang kami dapat sampaikan, semoga referat ini
dapat bermanfaat dalam bidang kedokteran, khususnya untuk bidang Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dikatakan
bahwa angka kematian ibu memiliki jumlah sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup yang
dapat terbilang cukup tinggi. Oleh karena hal ini, maka upaya dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan meningkatkan derajat kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas
utama dalam penanganan bidang kesehatan khususnya untuk menangani tingginya AKI di
indonesia. Pada tahun 2000, rencana strategis jangka panjang upaya penurunan angka
kematian ibu dan kematian bayi baru lahir telah disusun oleh departemen kesehatan, dimana
upaya ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap
untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah. 1
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, hampir
90% penyebab langsung kematian ibu terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan. Selain itu, ada beberapa factor yang disebut factor keterlambatan yang
bahaya
Oleh sebab itu, karena tingginya angka kematian ibu di Indonesia maka diperlukan
beberapa intervensi untuk menurunkan kejadian tersebut, salah satunya adalah dengan
penggunaan KB
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan
sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga berkualitas.2
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.3
suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk
komplikasi yang pada akhirnya dapat mencegah kematian ibu dan juga unsafe abortion.
2
Selain itu, Keluarga Berencana juga menjadi sarana yang sangat strategis untuk mencegah
kehamilan “Empat Terlalu” (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak). 3
Sasaran langsung dari program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu
pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49 tahun, karena kelompok ini merupakan
pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat
2.4 Akseptor KB
Akseptor KB adalah pasangan usia subur dimana salah seorang menggunakan salah
satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program
maupun non program
1) Akseptor aktif, yaitu akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara/alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
3
2) Akseptor aktif kembali, yaitu PUS yang telah menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan
atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat
kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat
kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.
3) Akseptor KB Baru, yaitu akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat/obat
kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau
abortus.
4) Akseptor KB Dini, yaitu para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu
2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
5) Akseptor langsung, yaitu para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu
40 hari setelah melahirkan abortus.
6) Akseptor Drop Out, yaitu akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
bulan
Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan
Fasilitas pelayanan KB sederhana menyediakan jenis alat kontrasepsi seperti kondom, obat
vaginal, pil KB, suntik KB, IUD, menanggulangi efek samping, dan berupaya rujukan. Alat
kontrasepsi yang bermutu minimal memiliki ciri-ciri sebagai berikut : punya daya guna,
aman, estestis, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus- menerus dan efek
sampingnya sedikit-dikitnya. Metode kontrasepsi adalah suatu cara yang digunakan untuk
4
aman dan efektif bagi semua klien, karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan
IUD ( INTRA UTERINA DEVICE ) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau AKDR adalah
alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik yang halus dan berbentuk spiral atau lainnya yang dipasang
ke dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter dan bidan yang sudah dilatih. Kontra
indikasi pemasangan IUD / AKDR :
Efektivitas : Sangat efektif, yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun
penggunaan.
2 . IMPLANT
Implant adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kecil seperti karet elastis yang ditanam
dibawah kulit dan pemakain alat ini dalam jangka waktu 3 – 5 tahun. Kontraindikasi penggunaan
IMPLANT : Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa bercak
Pendarahan ( spotting, hipermenorea serta amenorea ). Evektivitas : Sangat efektif ( kegagalan 0,2 – 1
kehamilan per 100 perempuan ).
5
Metode Operatif Wanita adalah metode operasi melalui operasi rongga perut dengan
pemotongan pada tubapalopi. Sehingga dengan demikian tidak akan terjadi pembuahan.
Kontraindikasi penggunaan MOW : Alergi terhadap obat anastesi, berat badan berlebihan ( obesitas ),
infeksi pada saat melahirkan ( intrapartum ) dan nifas. Efektivitas : Sangat efektif ( gagal 0,1 – 0,7 per
100 perempuan.
Menurut WHO, maternal mortality atau kematian ibu adalah kematian seseorang
wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan, terlepas dari durasi
dan lokasi kematian, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh
kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukam dari sebab-sebab kebetulan atau insidental.(8)
Maternal Mortality Ratio : jumlah kematian ibu selama satu periode per 100.000
Maternal Mortality Rate : jumlah kematian ibu dalam satu periode per 100.000 wanita
Rumus MMR
Jumlah kematianibu
MMR= x 100.000
Jumlah kelahiran hidup
6
Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka
kematian ibu masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sdikit menurur
meskipun tidak terlalu signifikan. Target global MDGs (Millenium Development Goals ke-5
adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.(9)
Menurut data WHO tahun 2013, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi
hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara
persemakmuran.(10)
Angka kematian ibu di ASEAN tergolong paling tinggi di dunia. WHO memperkirakan
sementara total AKI dan AKB di ASEAN sekitar 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak
98% dari seluruh AKI dan AKB di kawasan ini terjadi di Indonesia, Bangladesh, Nepal, dan
7
Myanmar. Indonesia sebagai negara berkembang, masih memiliki angka kematian maternal
Angka kematian ibu (AKI) masih tinggi. Data Kementerian Kesehatan pada 2016 tercatat 305
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390
menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan
hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Gambaran AKI di Indonesia dari tahun
1991 hingga tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1.2 (11)
8
Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) tahun 2001, penyebab
langsung kematian ibu hampir 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan. Sementara itu, risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat adanya faktor
bahaya
Berdasarkan data dari RISKESDAS tahun 2013, tempat persalinan terbanyak terjadi di
rumah bersalin, klinik dan tempat praktek tenaga kesehatan/bidan (38%), sementara proporsi
persalinan di rumah masih tinggi (29,1%) dan rumah sakit (21,4%). Hal ini berarti tingginya
kematian ibu yang terjadi 90% pada saat proses persalinan dipengaruhi pula oleh tempat
persalinan yang masih cukup banyak terjadi di rumah dan atau fasilitas kesehatan dengan
sarana terbatas. 12
9
Gambar 3 Proporsi kelahiran berdasarkan tempat bersalin di Indonesia ( sumber: Riskesdas
Masalah kematian ibu yang tinggi di Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kondisi
geografis negara kepulauan dan medan yang sulit, ketidaksetaraan dalam memperoleh
informasi dan pendidikan, sumber daya manusia bidang kesehatan (menyangkut jumlah,
kualitas dan distribusinya). Sebagai gambaran rasio tenaga dokter : kurang dari 2500
penduduk yang masih merata terutama di Indonesia Timur. Faktor lain adalah kompleksnya
pembiayaan masalah kesehatan, yang telah beberapa kali mengalami perubahan mulai dari
bentuk kartu miskin, jamkesda, jamkesmas, jampersal untuk ibu bersalin, hingga JKN
Berdasarkan gambar 2, tampak penyebab kematian secara global sekitar 28% disebabkan
oleh pendarahan hebat, 27 % oleh penyakit yang sudah ada sebelum kehamilan, 11% oleh
10
Gambar 4. Penyebab kematian ibu di dunia
persalinan macet. Sisanya 20 % terjadi oleh karena penyakit yang diperberat oleh kehamilan.
Sementara penyebab kematian ibu baik di dunia maupun di Indonesia masih berputar pada 3
dalam perannya dalam menurunkan angka kematian ibu di 172 negara dinyatakan bahwa
penggunaan kontrasepsi dapat menurunkan angka kematian ibu hingga 44%. Angka tersebut
berkisar antara 7% hingga 60% diantara ke 172 negara tersebut.15 Di Indonesa sendiri
indicator KB berupa CPR (Contraceptive Prevalence Rate) dan unmet need pelayanan KB
dalam sepuluh tahun terakhir tidak mengalami kemajuan. CPR cara modern sudah meningkat
pesat selama kurang lebih 10 tahun dari 47% (SDKI 1991) menjadi 56,5% (SDKI 2002)
berarti peningkatan sebesar 9,5%, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir hanya naik 1,4%
menjadi 57,9% (SDKI 2012). Demikian juga persentase kelompok unmet need yang sudah
menurun pesat selama 1991-2002 dari 12,7% menjadi 8,6%, namun meningkat sebesar 0,5%
menjadi 9,1% (SDKI 2007) dan kemudian menurun sebesar 0,6% menjadi 8,5% (SDKI
11
2012); praktis penurunannya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir hanya 0,1%. Masuh jauh
dari target MDGs pada tahun 2015 yaitu unmet need pelayanan KB menjadi 5% dan CPR
metode modern meningkat menjadi 65% pada tahun 2015. Masih jauhnya dari target kedua
indicator program KB ini patut diduga berkontribusi terhadap landainya penurunan AKI
dimana program KB merupakan salah satu upaya penurunan AKI di bagian hulu. 16 Dapat
dilihat ditabel dibawah ini bahwa angka kematian ibu pada tahun 2012 sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup, jauh dibawah target MDGs 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran
hidup.10
Menurut Kemenkes RI Tahun 2015-2017 Angka Kematian Ibu turun dari 4.999 tahun
2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I) sebanyak 1712 kasus.
12
2. pemberian Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), mulai tahun 2011 setiap
Puskesmas mendapat BOK, yang besarnya bervariasi dari Rp 75 juta sampai 250 juta
per tahun. Dengan adanya BOK, pelayanan outreach di luar gedung terutama
4. penempatan tenaga strategis (dokter dan bidan) dan penyediaan fasilitas kesehatan di
team.
BAB III
KESIMPULAN
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,
13
ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dikatakan
bahwa angka kematian ibu memiliki jumlah sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup yang
dapat terbilang cukup tinggi. Oleh karena hal ini, maka upaya dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan meningkatkan derajat kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas
utama dalam penanganan bidang kesehatan khususnya untuk menangani tingginya AKI di
indonesia. Pada tahun 2000, rencana strategis jangka panjang upaya penurunan angka
kematian ibu dan kematian bayi baru lahir telah disusun oleh departemen kesehatan, dimana
upaya ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap
untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah
DAFTAR PUSTAKA
1997.
2. Ide B. Pengawasan Wanita Hamil dalam : Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. Penerbit
14
3. Sakti G.M.K, Wicaksono, Ardiana I, Sujoko A, et all. Buku Pedoman Manajemen
4. Suratun, S. Heryani, & Manurung, S., 2008, Pelayanan Keluarga Berencana dan
5. Hartanto, H., 2009, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan: 212-213.
6. BKKBN, 2006, Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi
9. Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf
10. Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2013. WHO, UNICEF, UNFPA, The World
http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/112682/9789241507226_eng.pdf;jsess
ionid=62978812728D7B6F256E3D0499DBC917?sequence=2
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf
12. Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI
15
13. Say L, Chou D, Gemmill A, Tunçalp Ö, Moller AB, Daniels J, Gülmezoglu AM,
14. Situasi Kesehatan Ibu. In: Pusat Data dan Informasi, editor. Infodatin. Jakarta:
15. Ahmed S, Li Q, Liu L, Tsui AO. Maternal deaths averted by contraceptive use: an
16