Disusun oleh
Nadifa 17040076
E_mail; jstikesdr.soebandi@yahoo.com.web;http/www.stikesdrsoebandi.coM
JURNAL PRAKTIKUM
A. LANDASAN TEORI
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk prnggunaannya, validasi merupakan suatu proses evaluasi kecermatan dan
keseksamaan yang dihasilkan oleh suatu prosedur dengan nilai yang dapat diterima. Sebagai
tambahan, validasi memastikan bahwa suatu prosedur tetulis memiliki detail yang cukup jelas
sehingga dapat dilaksanakan oleh analisis/ laboratorium yang berbeda dengan hasil yang
sebanding (Rohman, 2009)
a. Kategori I :
merupakan kategori prosedur analisis secara kuantitatif untuk komponen
utama bahan aktif pada produk sediaan jadi farmasi,
b. kategori II:
merupakan prosedur analisis penentuan pengotor/ hasil degradasi produk pada
produk sediaan jadi farmasi,
c. kategori III meupakan prosedur penentuan untuk menilai suatu karakteristik
misalnya uji disolusi dan uji pelepasan
d. kategori IV merupakan uji identifikasi (USP, 2016)
Parameter penampilan analisis
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis
diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya. Parameter analisis yang
ditentukanpada validasi adalah akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantitasi, spesifikasi/
selektivitas, linieritas dan rentang, kekasaran (ruggedness) dan ketahanan (robutness). Sebelum
melakukan penilaian parameter-parameter validasi, terlebih dahulu dilakukan optimasi kondisi
analisis. Pada teknik kromatografi optimasi kondisi analisis ini di tujukan untuk memilih jenis
dan komposisi eluen, laju alir, volume sampel, dan panjang gelombang pengamatan yang dapat
menghasilkan kromatogram yang efisien.
Uji prevalidasi
Menurut United State Pharmacopea (USP) uji kesesuaian sistem/ uji prevalidasi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kromatografi gas dan kromatografi cair. Mereka digunakan
untuk memverifikasi bahwa resolusi dan reproduksi dari sistem kromatografi memadai untuk
analisis yang akan dilakukan. Pengujian didasarkan pada konsep bahwa peralatan, elektronik,
operasianalitis dan sampel yang akan dianalisis merupakan suatu sistem integral yang selalu
dapat dievaluasi.
B. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat mempraktekkan cara menentukan konsentrasi uji pada studi
prevalidasi penentuan kadar paracetamol dalam sampel sirup secara Spektrofotometri
UV-VIS
b. Mahasiswa dapat mempraktekkan penilaian parameter selektifitas, linieritas dan
rentang, batas deteksi dan batas kuantitasi, akurasi, dan presisi pada validasi
penentuan kadar paracetamol dalam sampel sirup secara Spektrofotometri UV-VIS
C. OPTIMASI PENGAMATAN
Optimasi ini ditujukan untuk memilih pelarut yang dapat mengekstraksi sampel dan
panjang gelombang pengamatan yang selektif dan optimum. Kondisi analisis sbb:
a. Pelarut : NaOH
b. Panjang gelombang : 257 nm
c. Konsentrasi uji : ditentukan dari hasil percobaan
D. Alat Dan Bahan Yang Digunakan
a. Timbangan analitis • Aquades
b. Labu Ukur • Standar paracetamol
c. Pipet Volume • NaOH
d. Ultrasonic degasser • Sampel sirup paracetamol
e. Kertas saring
f. Spektrofotometri UV-Vis
g. Beaker Glass
h. Mortir dan Stamfer
i. Pipet Ukur
j. Pipet Tetes
k. Gelas Ukur
E. OPTIMASI KONSENTRASI UJI
Cara Kerja
A. Preparasi Standar
Buatlah larutan standar asam mefenamat dalam pelarut dengan konsentrasi 0,01 ppm,
0,1 ppm, 10,0 ppm, 20,0 ppm, 200,0 ppm
B. Preparasi Sampel
Pipet sampel sejumlah tertentu dilarutkan dengan pelarut sampai didapat konsentrasi
asam mefenamat 0,01 ppm, 0,1 ppm, 10,0 ppm, 20,0 ppm, 200,0 ppm
C. Analisis dengan Spektrofotometer UV-VIS dan ditentukan konsentrasi optimumnya.
F. HASIL
1
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang di bahas yaitu Optimasi gelombang alpha pengamatan
menggunakan spektro UV-VIS. Spektrofotometri UV-VIS merupakan salah satu metode analisis
yang beragam terhadap suatu obat dalam sediaan dan juga cairan biologis yang memiliki banyak
kelebihan, diantaranya lebih praktis dan murah bila dibandingkan dengan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi, serta lebih akurat bila dibandingkan dengan titrasi. Dengan memanfaatkan
kelebihan yang dimiliki metode ini, akan dilakukan uji bioavailabilitas dan bioekuivalensi
ranitidin dalam plasma manusia secara in vitro.
Optimasi ini ditunjukan untuk memilih pelarut yang dapat mengekstraksi sampel dan
panjang gelombang pengamatan yang selektif dan optimum. Untuk kondisi analisis pelarut yang
digunakan yaitu NaoH, Panjang gelombang yaitu 257 nm dan konsentrasi uji dapat ditentukan
pada hasil percobaan. Langkah pertama melakukan preparasi standar dengan cara membuat
larutan standar paracetamol dalam pelarut dengan konsentrasi 0,01 ppm, 0,1 ppm, 10,0 ppm,
20,0 ppm 200,0 ppm
Setelah itu melakukan praparasi sampel dengan melakukan pemipetan sejumlah tertentu
kemudian dilarutkan dengan pelarut sampai di dapat konsentrasi paracetamol 0,001 ppm, 0,1
ppm, 10,0 ppm, 20,0 ppm dan 200,0 ppm. Kemudian dilakukan analisis dengan spektrofotmeter
UV-Vis dan ditentukan konsentrasi optimumnya.
Pada larutan sampel 0,0096 dengan absorbansi 0,049 didapat persen akurasi 490%,
larutan sampel 0,096 dengan absorbansi 0,080 didapat persen akurasi 533%, larutan sampel 9,6
dengan absorbansi 0,752 di dapat persen akurasi 97,28%, larutan sampel 19,2 dengan absorbansi
1,335 di dapat persen akurasi 103,89% dan larutan sampel 19,2 dengan absorbansi 1,631 di
dapatkan persen akurasi 94,38%.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian optimasi yang dilakukan hasil yang paling optimal adalah larutan
standar 9,6 ppm
JURNAL PRAKTIKUM
Disusun oleh
Nadifa 17040076
E_mail; jstikesdr.soebandi@yahoo.com.web;http/www.stikesdrsoebandi.com
JURNAL PRAKTIKUM
A. LANDASAN TEORI
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan me
ngkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk peruntukannya (Gandjar, 2007).
Klasifikasi Metode Analisis Menurut USP 30-NF25 (2007), metode analisis diklasifikasikan
dalam 3 kategori, yaitu:
a. Kategori I :
Metode analisis yang digunakan untuk penetapan kadar komponen utama dalam bahan
baku obat dan sediaan obat jadi atau bahan aktif lainnya seperti pengawet
b. Kategori II :
Metode analisis yang digunakan untuk penetapan cemaran dalam bahan baku obatatau
hasil degradasinya dalam sediaan obat jadi
c. Kategori III :
Metode analisis yang digunakan untuk penetapan kinerja dan kualitas sediaan obat jadi,
seperti uji disolusi dan uji pelepasan obat (Gandjar, 2007).
Parameter Validasi Metode Analisis
Prosedur analisis yang harus divalidasi meliputi beberapa jenis pengujian, yaitu
adanya pengotor, uji limit untuk mengendalikan keberadaan pengotor, serta uji kuantitatif
komponenaktif atau komponen lain dalam produk obat-obatan. Selain itu, terdapat 8 parameter
validasimetode analisis yaitu spesifisitas, presisi/ketelitian, akurasi/ketepatan, linearitas, kisaran,
limitdeteksi, limit kuantitasi, dan ketangguhan. Pemilihan parameter yang akan diuji tergantung
dari jenis dan metode pengujian yang akan divalidasi (Chan, 2004)
a. Linieritas dan Rentang
Linearitas menunjukkan kemampuan suatu metode analisis untuk memperoleh
hasil pengujian yang sesuai dengan konsentrasi analit dalam sampel pada kisaran konsent
rasi tertentu. Sedangkan rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi
analit yangsudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan
linearitas yang dapat diterima. Rentang dapat dilakukan dengan cara membuat kurva
kalibrasi dari beberapa set larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya (Ermer &
Miller 2005).Persamaan garis yang digunakan pada kurva kalibrasi diperoleh dari metode
kuadratterkecil, yaitu y = a + bx. Persamaan ini akan menghasilkan koefisien korelasi (r).
Koefisien korelasi inilah yang digunakan untuk mengetahui linearitas suatu metode
analisis. Penetapan linearitas minimum menggunakan lima konsentrasi yang berbeda.
Nilai koefisien korelasi yang memenuhi persyaratan adalah lebih besar dari 0.9970 (ICH,
1995). Linearitas juga dapat diketahui dari kemiringan garis, intersep, dan residual
(Ermer & Miller 2005).
B. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat mempraktekkan cara menentukan konsentrasi uji pada studi prevalidasi
penentuan kadar paracetamol dalam sampel sirup secara Spektrofotometri UV-VIS
b. Mahasiswa dapat mempraktekkan penilaian parameter selektifitas, linieritas dan rentang,
batas deteksi dan batas kuantitasi, akurasi, dan presisi pada validasi penentuan kadar
paracetamol dalam sampel sirup secara Spektrofotometri UV-VIS
C. KONDISI METODE HPLC
1. Fase diam = kolom poroshell 120 EC C-18, 4,6X150mm, 4µ
2. Fase gerak = metanol : air = 30 : 70
3. Detector = PDA
4. Panjang gelombang = 275 nm
5. Kecepatan alir = 1 mL/menit
D. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan:
a) Timbangan analitis
b) Pipet volume
c) Ultrasonic degaser
d) Kertas saring
e) Spektfotometri UV-VIS
f) Beaker glass
g) Mortir dan stamper
h) Pipet tetes
i) Pipet ukur
j) Gelas ukur
a) Aquadest
b) Standar paracetamol
c) NaOH
d) Sampel sirup paracetamol
E. UJI LINIERITAS DAN RENTANG
1) Preparasi Standar campuran
Dibuat masing-masing larutan standar paracetamol dan cafein dalam pelarut dengan
konsentrasi antara 10% sampai dengan 200% dari konsentrasi uji sebanyak sembilan 10
titik konsentrasi
2) Analisis dengan SPEKTOFOTOMETRI UV VIS
3) Menghitung nilai parameter linieritas dan rentang dari data hasil scanning dan
dicocokkan dengan persyaratan linieritas.
F. HASIL
G. PEMBAHASAN
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu
sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai
panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang
gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di
dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).
Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energy yang
berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energy
yang diserap tertentu dan menyebabkan electron tereksitasi dari ground state ke keadaan
tereksitasi yang memiliki energy lebih tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah
ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik tetapi hanya pada system-sistem terkonjugasi,
struktur elektronik dengan adanya ikatan p dan non bonding electron.
Pertama yang dilakukan dlam praktikum uji linieritas dan rentang adalah .preparasi
standart ,standard yang digunakan adalah parasetamol sirup =120 mg/5 ml setelah melakukan
prepatasi standart langkah selanjutnya yaitu
24 MG 1000 ML
× =480 PPM
50 ML L
setelah itu melakukan pengenceran standar induk 1 dan standar induk 2 dan didapat kan untuk
standar induk 1 adalah 19.2 ppm , 14.4 ppm , 9.6ppm ,4.8ppm ,16.8ppm dan untuk standar 2
didapatkan 0.96 ppm,2.4ppm,12.5ppm,7.2ppm,0.48ppm,0.096ppm,0.24 ppm
KONSENTRAS RESPON
I (PPM) DETEKTO
R
0,24 0,214
0,96 0,329
2,4 0,629
7,2 0,646
9,6 0,807
12,5 1,351
14,4 1,392
PERSAMAAN REGRESI YANG DIDAPATKAN YAITU = (Y=0,076 X +0,248)
Setelah itu menghitung nilai parameter linier dengan metode validasi dan didapatkan hasil untuk
konsentri korelasi (r) =0,951 dan nilai koefisienvariasi dari fungsi (Vxo)=0,893%
H. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kesimpulannya bahwa hasil regresi didapatkan Y=0,076 X +0,248
serta hasil nilai konsentrasi korelasi didapatkan 0,951 dan nilai koefien korelasi /didapatkan
0,893% dan dapat disimpulkan nilai yang didapatkan dari hasil praktikum dari hitungan teoritis
maupun manual dengan ini parfameter linieritas dan rentas memenuhi prasyarat < 2%
I. DAFTAR PUSTAKA
https://andarupm.co.id/spektrofotometri-uv-vis/
https://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/
https://andarupm.co.id/spektrofotometri-uv-vis/
JURNAL PRAKTIKUM
Disusun oleh
Nadifa 17040076
E_mail; jstikesdr.soebandi@yahoo.com.web;http/www.stikesdrsoebandi.com
JURNAL PRAKTIKUM
1. Dasar teori
Limit deteksi (LOD) adalah konsentrasi atau jumlah terkecil atau terendah dari
analit dalam ampel yang dapat terdeteksi, tetap tidak perlu terkuantisasi sehingga nilai
yang dihasilkan Limit tidak harus memenuhi kriteria akurasi dan presisi. Nilai batas
keberterimaan untuk akurasi kurang dari 5%, sedangkan untuk presisi batas
keberterimaannya apabila nilai RSD (Standar Deviasi Relatif) lebih kecil dari nilai 2/3.
Limit deteksi (LoD) merupakan parameter uji batas terkecil yang dimiliki oleh
suatu alat/instrumen. Limit Kuantisasi (LoQ) adalah konsentrasi atau jumlah terendah
dari analit yang masih dapat ditentukan dan memenuhi kriteria akurasi dan presisi. Limit
kuantisasi biasa disebut limit pelaporan.
Penentuan nilai limit deteksi dan kuantisasi tergantung pada analisis yang
zdilakukan menggunakan alat/instrumen atau tidak menggunakan instrumen. Apabila
kegiatan analisis dilakukan tidak menggunakan instrumen maka limit deteksi dan
kuatisasi ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel dengan pengenceran secara
bertingkat. Apabila kegiatan analisis dilakukan menggunakan alat/instrumen maka limit
deteksi dan kuantisasi ditentukan dengan mengukur respon blanko beberapa kali
(minimal 7 kali pengukuran/analisis) selanjutnya ditentukan simpangan baku respon
blanko. Nilai limit deteksi dan kuantisasi dapat ditentukan dengan persamaan:
LoD = A + 3 SD ................................................(1)
LoQ = A + 10 SD ..............................................(2)
Dengan:
2. Tujuan
Mahasiswa dapat mempraktekkan cara menentukan konsentrasi uji pada studi
pervalidasi kadar paracetamol dalam sampel sirup secara spektrofotometri UV-
VIS
Mahasiswa dapat mempraktekkan dan menentukan nilai parameter validasi uji
batas deteksi (LOD), uji batas kuantitasi (LOQ)
3. Optimasi λ pengamatan
Optimasii ini ditunjukkkan untuk memilih pelarut yang dapat mengekstraksi
sampel dan panjang gelombang pengamatan yang selektif dan optimum. Kondisi analisis
tersebut:
a. Pelarut : NaOH
b. Panjang gelombang : 257 nm
c. Konsentrasi uji : ditentukan dari hasil percobaaan
e) Aquadest
f) Standar paracetamol
g) NaOH
h) Sampel sirup paracetamol
5. Cara kerja uji batas deteksi (LOD) dan uji batas kantitasi (LOQ)
1) Preparasi Standar Paracetamol
Dibuat larutan standar paracetamol dalam pelarut dengan konsentrasi di sekitar limit
deteksi. Dapat dibuat dengan membuat 8 titik konsentrasi dengan konsentrasi
dibawah konsentras linieritas
8. Kesimpulan :
Dari hasilpraktikumdidapatkannilailod = 16,023 danloq = 53,411.
Persyaratandarilodloqtidaklebihdarikonsentrasi 100% (9,6 ppm).