Oleh :
Kelompok 10
1. Rikza Ilmiana ( 18040089 )
2. Siti Mutma’innah ( 18040097 )
3. Retno Wulandari ( 18040113 )
Dosen Pengampu :
apt. Dhina Ayu Susanti, M. Kes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
buni, bulat atau agak elip, buah muda berwarna hijau tua kemudian menjadi
merah dan akhirnya hitam, gundul, panjang lebih kurang 4 mm (DepKes RI,
1980: 99).
memiliki banyak nama daerah seperti merica (Jawa), pedes (Sunda), sa’ang
(Madura), lada (Aceh), lada hitam (Indonesia). (DepKes, RI, 1980: 99).
Buah lada hitam mengandung bahan aktif seperti amida fenolat, asam
fenolat, dan flavonoid yang bersifat antioksidan sangat kuat. Selain mengandung
rasa pedas, berbau khas dan aromatik. Kandungan zat yang memberikan warna,
bau dan aroma dalam lada hitam adalah α-terpinol, acetophenone, hexonal, nerol,
2012 : 1). Piperin memiliki banyak efek farmakologi yaitu sebagai antiinflamasi,
lada hitam digunakan sebanyak 10 gram serbuk halus dalam 600 mL air direbus
hingga tersisa sampai 300 mL, air rebusannya diminum dua kali sehari masing-
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan (DepKes RI, 1989: XV). Simplisia nabati adalah
kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat
larut dengan pelarut cair (DepKes RI, 2000:1). Metode ekstraksi yang tepat
menjadi dua kelompok, yaitu cara dingin dan panas (Depkes RI, 2000: 10-11) :
A. Cara dingin
1. Maserasi
seterusnya.
2. Perkolasi
menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1–5 kali bahan.
B. Cara panas
1. Refluks
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
pertama samapai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
2. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
3. Digesti
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara
4. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96°-
5. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai
menggunakan teknik padat cair, di mana terjadi perpindahan fase gerak (cairan)
melalui suatu fase diam (padatan). Fase diam atau larutan penjerap yang
umumnya dipakai ialah silika gel, aluminium oksida, selulosa dan turunannya,
dan poliamida. Fase diam ini merupakan suatu lapisan berpori dan akan
menghasilkan pemisahan pada pelat. Fase gerak atau disebut juga pelarut
pengembang ialah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut,
yang bergerak dalam fase diam karena adanya gaya kapiler. Fase gerak yang
digunakan adalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem
maksimum tiga komponen (Stahl, 1985). Untuk mengelusi fraksi yang bersifat
non polar, fase diam yang digunakan dapat berupa silika gel G atau silika GF 254,
fase geraknya adalah campuran pelarut yang bersifat non polar. Untuk mengelusi
fraksi yang bersifat polar, fase diamnya dapat menggunakan selulosa dan sebagai
fase geraknya dapat digunakan campuran pelarut yang bersifat polar (Stahl,
sederhana, dan tidak mahal (Gritter, 1991). Di samping itu pemakaian pelarut dan
cuplikan hanya sedikit. KLT dapat digunakan untuk analisis kualitatif, kuantitatif,
dan preparatif, dapat juga digunakan untuk mencari pelarut yang digunakan pada
senyawa murni berskala kecil (Gritter, 1991). Prinsip kerja KLT berupa lapisan
yang memisah, yang terdiri atas bahan berbutir-butir atau fase diam ditempatkan
pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran
yang akan dipisah berupa larutan yang ditotolkan berupa bercak atau pita, setelah
pelat ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang atau
fase gerak yang cocok, pemisahan terjadi selama perambatan kapiler atau
pada daerah panjang gelombang 254 nm dan 365 nm ditandai dengan ada atau
tidaknya warna. Untuk menampakkan bercak senyawa yang intensitasnya lemah
jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari awal.Rf = Jarak titik
pusat bercak dari titik awal Jarak garis depan dari titik awalAngka Rf berkisar
antara 0,01 – 1,00 dan hanya dapat ditentukan dengan dua desimal. hRf adalah
angka Rf dikalikan faktor 100 (h), menghasilkan nilai berkisar antara 0 – 100
7. Suhu.
kapsul atau sediaan cair atau setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar.
Nama resmi dari kapsul adalah Capsulae operculate. Dalam ilmu farmasi, sediaan
kapsul dapat diartikan sebagai campuran homogen dua atau lebih bahan obat yang
telah dihaluskan. Menurut farmakope Indonesia Edisi IV (1995), sediaan kapsul
adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang
Kapsul keras yang terdiri dari tutup dan badan kapsul, juga ada kapsul
capsul.Kapsul ini terbuat dari gelatin yang ditambah gliserin atau alkohol
polivalen dan sorbitol supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik. Umumnya
kapsul ini berbentuk bundar, lonjong, bentuk pipa, membujur yang dapat diisi
cairan, suspensi, bahan bentuk pasta, atau serbuk kering. Pembuatan kapsul ini,
khusus. Kapsul ini digunakan untuk diisi obat-obat cair, atau larutan obat, dan
juga bahan-bahan mudah menguap, atau obat yang mudah mencair bila terkena
udara.
Pengolahan sediaan kapsul dimulai dari penimbangan bahan aktif dan bahan
proses granulasi seperti pada formulasi sediaan tablet, dimana bahan aktif dan
dengan menggunakan mesin pengisi kapsul. Produk kapsul yang sudah selesai
proses pengisian, tahap selanjutnya adalah polishing kapsul yang fungsinya untuk
menghilangkan serbuk yang lengket pada permukaan cangkang kapsul sehingga
dilakukan dengan metode pencampuran langsung, caranya ialah : bahan aktif dan
2.6
BAB III
METODE
3.2.1 Ekstraksi
Tuangkan sisa pelarut dan tutup rapat maserator. Rendam selama 6 jam
ekstrak kental. Hitung rendemen yang diperoleh, yakni prosentase bobot (b/b)
Aerosil sebanyak 1-2% dari bobot ekstrak kental. Sebelum dikeringkan, aduk
rata ekstrak kental menggunakan batang pengaduk selama 3-5 menit. Timbang
Larutan kemudian disaring kedalam labu tentukur 25 ml, bilas kertas saring
dengan etanol secukupnya hingga tanda. Larutan induk ini diencerkan dan
dibuat larutan pembanding dengan kadar 100, 200, 400 dan 800 ppm.
disaring ke dalam labu tentukur 25 ml, bilas kertas saring dengan etanol
3.3.4 Perhitungan
Kadar piperin dalam ekstrak kering dihitung dari kurva baku larutan
3.3.5 Replikasi
3.3.6 Tentukan nilai koefisien variasi (KV) kadar piperin dari tiga replikasi
setiap kapsul dan nomor cangkang kapsul yang digunakan. Gunakan Avicel®
sebagai bahan pelincir dan pati beras atau singkong sebagai pengisi. Campur rata
ekstrak kering dengan bahan pelincir dan pengisi untuk membentuk campuran
ekstrak kering.
Campuran ekstrak kering diuji sifat alirnya menggunakan alat corong sebagai
berikut.
1. Rangkaikan alat uji (corong, alas, statif), atur jarak dasar corong dengan alas
10 cm.
3. Tutup dasar corong dan letakkan campuran ekstrak kering pada corong
5. Hentikan pencatat waktu pada saat semua campuran ekstrak kering telah
melewati corong.
6. Ukur tinggi kerucut (h) dan jari-jari (r) campuran ekstrak kering yang berada
dibawah corong.
7. Hitung tangen dari sudut diam dengan cara membagi h dengan r.
8. Sudut diam ditentukan dari table standar tangen seperti dalam table.
Variabel Data
Sudut diam
ketinggian alat, sesuaikan dengan panjang badan kapsul hingga lubang kapsul
3. Tara berat isi badan kapsul. Timbang campuran ekstrak kering sesuai dengan
Timbang 20 kapsul. Timbang lagi satu per satu. Keluarkan isi semua kapsul,
timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi tiap kapsul terhadap
bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedan dalam persen bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan
kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B.
Selanjutnya aduk rata isi kapsul ± 15 ml etanol di tabung reaksi dengan bantuan
pencampur pusaran. Larutan kemudian disaring ke dalam labu terukur 25 ml, bilas
kertas saring dengan etanol secukupnya hingga tanda. Ulangi prosedur untuk dua
Lakukan penetapan kadar piperin dalam kapsul seperti pada penetapan kadar
piperin dalam estrak kering. Tentukan nilai koefisien variasi (KV) kadar piperin
DAFTAR PUSTAKA