Askep Keluarga Dea Gita Septianingsih
Askep Keluarga Dea Gita Septianingsih
“N”
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DENGAN MASALAH
UTAMA “DIABETES MELITUS” PADA Ny “H” DI BTN. ANA’ GOWA
DESA BONTOALA, KEC. PALLANGGA, KAB. GOWA
Oleh:
70900119016
2020
8
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang paling pantas penulis panjatkan selain puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak
terhingga sehingga penulis masih diberi kesempatan dan nikmat kesehatan untuk
menyelesaikan suatu hasil karya berupa laporan kasus yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komonitas, keluarga dan Geriatrik Pada Ny. H Dengan Diagnosa
Diabetes Melitus Tanggal 28 April-01 Mei 2020 Di Btn. Ana’ Gowa Kec.
Pallangga Kab. Gowa”.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW sebagai Rahmatan Lil Alamin dan para sahabat, yang telah
berjuang untuk menyempurnakan akhlak manusia di atas bumi ini.
Oleh karena itu, dari segenap pembaca, penyusun mengharapkan kritik
dan saran untuk lebih meningkatkan mutu penulisan selanjutnya.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah
JUDUL ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
C. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
A. Pengkajian Keluarga........................................................................... 42
B. Klasifikasi Data.................................................................................. 60
C. Analisa Data....................................................................................... 62
128
A. Pengkajian Keperawatan ................................................................... 113
A. Kesimpulan......................................................................................... 129
B. Saran................................................................................................... 129
131
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia dengan
mencanangkan visi Indonesia sehat 2010. Visi tersebut merupakan visi yang ideal
tentang gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan, yaitu: kehidupan rakyat
Indonesia yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan perilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Depkes RI,
2012).
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara
maju serta di negara-negara berkembang adalah diabetes mellitus. Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang juga menghadapi masalah ini. Diabetes
mellitus atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis telah menjadi
masalah kesehatan yang bersifat global. Periode ini merupakan era penyakit
degeneratif seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus yang
salah satunya disebabkan oleh adopsi terhadap cara kehidupan barat sehingga
angka epidemiologi meningkat. Penyakit ini bukanlah penyakit yang baru, hanya
saja kurang mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat khususnya yang
memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Ketidaktahuan akan
gambaran penyakit diabetes mellitus (DM) dan kurangnya perhatian masyarakat,
serta minimnya informasi akan mempengaruhi perilaku serta anggapan yang salah
akan penyakit ini (Mirza, 2008).
Kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit diabetes atau
kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut World Health Organization
(WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah diabetisi (penderita diabetes)
yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa
pada tahun 2030 dengan pertumbuhan sebesar 152% dan pada tahun 2030
diperkirakan jumlah penderita diabetes di dunia akan mencapai jumlah
366,210,100 orang atau naik sebesar 114% dalam kurun waktu 30 tahun (WHO,
2006).
Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 sebesar 5,7%. Riskesdas juga
melaporkan bahwa penderita diabetes mellitus di provinsi Riau berada di urutan
nomor tiga tertinggi di Indonesia (Balitbangkes, 2008). Prevalensi DM tertinggi di
Kalimantan Barat dan Maluku Utara yaitu 11,1%, kemudian Riau sekitar 10,4%
sedangkan prevalensi terkecil terdapat di Provinsi Papua sekitar 1,7% (PERKENI,
2011). Soewondo dan Pramono (2011), melanjutkan penelitian dari Riskesdas,
dari 5,7% total penderita diabetes di Indonesia, sekitar 4,1% kategori diabetes
mellitus tidak terdiagnosis dan 1,6% diabetes mellitus.
Di Indonesia, diabetes mellitus berada diurutan 4 penyakit kronis
berdasarkan prevalensinya. Data Riskesdas tahun 2013, menyatakan prevalensi
nasional penyakit diabetes mellitus adalah 1,5%. Merujuk kepada prevalensi
nasional, Sumatera Barat memiliki prevalensi total DM sebanyak 1,3%. Dimana
Sumatera Barat berada di urutan 14 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Berdasarakan umur, penderita banyak dalam rentang usia 56-64 tahun dengan
prevalensi sebesar 4,8% (Kemenkes, 2013).
Jumlah kasus DM yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
sebanyak 209.319 kasus, terdiri atas pasien DM yang tidak tergantung insulin
sebanyak 183.172 jiwa dan pasien yang tergantung insulin sebanyak 26.147 jiwa
(Dinkes Jateng, 2012). Menurut Profil Kesehatan Surakarta tahun 2014 jumlah
penderita diabetes mellitus sebanyak 6.105 per 100.000 penduduk. Meningkat
signifikan pada tahun 2015 menjadi 8.684 per 100.000 penduduk (Dinkes
Surakarta, 2014 dan 2015).
Di Kota Padang, tahun 2013 angka tertinggi kasus baru diabetes mellitus
berdasarkan jumlah kunjungan di Puskesmas berada di wilayah Puskesmas
Nanggalo Padang dengan jumlah kunjungan sebanyak 258 dengan kasus
terbanyak yaitu diabetes mellitus tipe 2. Kemudin diikuti oleh 3 Puskesmas
Ambacang dengan jumlah kunjungan 229, dan di urutan ketiga berada di
Puskesmas Lubuk Kilangan dengan jumlah kunjungan 195 orang (Dinkes Kota
Padang, 2013).
Diabetes mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi kronik
yang membahayakan apabila tidak diobati. Akibat dari hiperglikemia dapat terjadi
komplikasi metabolik akut seperti ketoasidosis diabetik (KAD) dan keadaan
hiperglikemi dalam jangka waktu yang lama berkontribusi terhadap komplikasi
neuropatik. Diabetes mellitus juga berhubungan dengan peningkatan kejadian
penyakit makrovaskular seperti MCI dan stroke (Smeltzer& Bare, 2013).
Menurut WHO, penderita diabetes beresiko mengalami kerusakan
mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Hal ini akan
memberikan efek terhadap kondisi psikologis pasien. Untuk mencegah terjadinya
komplikasi dari diabetes mellitus, diperlukan pengontrolan yang terapeutik dan
teratur melalui perubahan gaya hidup pasien DM yang tepat, tegas dan permanen.
Pengontrolan diabetes mellitus diantaranya adalah pembatasan diet, peningkatan
aktivitas fisik, regimen pengobatan yang tepat, kontrol medis teratur dan
pengontrolan metabolik secara teratur melalui pemeriksaan laboratorium (Golien
C.E et al dalamRonquillo et al, 2003).
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, menyebutkan
bahwa 7% dari jumlah penduduk Sulawesi Selatan menyandang penyakit
Diabetes Mellitus Tipe II dan Makassar merupakan kota dengan penderita DM
Tipe II terbanyak. Pada tahun 2010 terdapat 3827 kasus baru dari 17245 atau
sekitar 22,19%. Dari hasil surveilans PTM berbasis rumah sakit di Sulawesi
Selatan pada tahun 2008, diperoleh informasi bahwa lima urutan PTM terbanyak
ditemukan pada rumah sakit sentinel, yaitu kecelakaan lalu lintas (30,50%),
hipertensi (17,63%), asma (7,53%), diabetes mellitus (6,65%), dan stroke
(5,86%). Sedangkan lima urutan terbesar PTM penyebab kematian, yaitu
hipertensi primer (22,07%), kecelakaan lalu lintas (16,61%), hipertensi sekunder
(14,58%), stroke (6,66%), dan dibetes mellitus (6,28%) (Sudarku, 2010).
Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa
secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk
di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin yaitu suatu hormon yang
diproduksi oleh pankreas, mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan
mengatur produksi dan penyimpanannya. Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk
bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama
sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemi yang dapat
mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan
sindrom hiperglikemi hiperosmoler neokenetik (HKNK). Hiperglikemi jangka
panjang dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit
ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit syaraf). (Suddarth, 2002).
Berdasarkan data dari surveilans penyakit tidak menular Bidang P2PL,
kasus baru DM di 46 Puskemas tahun 2016 yaitu 6.106 kasus (laki-laki; 1.568,
perempuan; 4.538), sedangkan kasus lama yaitu 16.800 (laki-laki; 4.657,
perempuan; 12.143). Adapun kematian akibat DM terdapat 198 (laki-laki; 74,
perempuan; 124) sepanjang tahun 2016. Keluarga adalah kumpulan dua orang
atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan
individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran
yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti
yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga
dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah (Suprajitno, 2004).
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, tugas keluarga
tersebut antara lain: pertama mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan tenaga keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami keluarganya
(Suprajitno, 2004).
Tugas keluarga yang kedua yaitu memutuskan tindakan kesehatan yang
tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan
untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Apabila keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan
kepada orang lain di lingkungan sekitar tempat tinggal keluarga agar memperoleh
bantuan. Ketiga, merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di
rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama. Keempat modifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga. Kelima maemanfaatkan fasilitas kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga (Suprajitno, 2004).
Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di Btn. Ana’ Gowa
Palangga pada Ny. H dimana didapatkan data Ny. H mengeluh nyeri pada kaki
kanannya, nyeri dirasakan saat beraktivitas. Dan saat penulis mengkaji, Keluarga
Tn.N mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta
tidak mengetahui kondisi penyakitnya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membahas kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. “N” Dengan Gangguan
Sistem Endokrin dengan masalah utama “Diabetes Mellitus” Pada Ny“N” Di
Dusun Manuruki, Desa Bone, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa”.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Tn “N” Dengan Gangguan
Sistem Endokrin dengan masalah utama “Diabetes Mellitus” Pada Ny. “H”
Di Btn. Ana’ Gowa Palangga”.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian dengan Diabetes Mellitus pada keluarga Tn N.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan dengan Diabetes Mellitus pada
keluarga Tn N.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan dengan Diabetes Mellitus
pada keluarga Tn N.
d. Melakukan implementasi dengan Diabetes Mellitus pada keluarga Tn
N.
e. Melakukan evaluasi dengan Diabetes Mellitus pada keluarga Tn N.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Keperawatan
a. Dapat memberikan informasi tentang asuhan keperawatan keluarga
dengan kemampuan keluarga mengenal masalah, khususnya pada
keluarga yang terkena diabetes mellitus, sehingga perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan pada keluarga lebih optimal serta
meningkatkan keterampilan dalam memberikan penatalaksanaan yang
lebih baik.
b. Perawat lebih profesional dalam memberikan asuhan keperawatan
kemampuan keluarga dalam mengenal masalah pasien diabetes
mellitus.
2. Institusi Pendidikan
Sebagai informasi kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan
pasien diabetes mellitus, sehingga dapat memberikan gambaran kepada
keluarga dalam mengenal dan merawat pasien diabetes mellitus.
3. Bagi Penulis
a. Mengetahui informasi serta mampu menerapkan asuhan keperawatan
tentang keluarga mengenal masalah pasien diabetes mellitus sehingga
dapat mengembangkan wawasan penulis.
b. Mendorong penulis untuk meningkatkan pengetahuan, berpandangan
luas, dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk
mengenal penyakit diabetes mellitus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
2009).
dijumpai pada individu yang tidak gemuk dan berusia kurang dari 30
tahun.
normal.Pada penderita DM tipe II, insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas
hiperglikemia (tingginya kadar gula di dalam darah) karena jumlah insulin yang
2. Etiologi
obesitas, riwayat keluarga, kelompok etnik dan pola hidup (Marya, 2013).
3. Patofisiologi
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
(Corwin, 2009).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
haus (polidipsia).
d. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protein di otot dan
sebagai energi. Aliran darah yang buruk pada pasien diabetes kronik
dan kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi dan tidak
terkontrol.
dijelaskan penyebabnya.
a. Diagonosis DM dapat dipastikan apabila hasil pemeriksaan kadar
mOsm/l.
h. Urin: Gula dan aseton positif; Berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu
kulit, dan organ lain, serta susunan saraf otonom yang mengatur otot
polos di jantung dan saluran cerna. Hal ini biasanya terjadi setelah
terjadi. Namun bila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak
sebagai saringan darah. Bahan yang tidak berguna bagi tubuh akan
dibentuk oleh tubuh. Bila ada nefropati atau kerusakan ginjal, racun
tipe 1 berkisar 0.7% s/d 27% pada populasi klinis dan 0.3% s/d 24%
20.0% dan dalam penelitian pada populasi berkisar 9.2% s/d 32.9%.
berkisar 10.8% s/d 60.0% pada polpulasi klinik dan 14.5% s/d 79.0%
(baik tipe 1 dan 2) berkisar 1.0% s/d 25.2% pada polpulasi klinik dan
1.8% s/d 43.4% dalam penelitian pada populasi. Lima puluh persen
dengan Diabetes tipe 1 dan berkisar 9.8% s/d 22.3% dengan Diabetes
tipe 2.
e. Stroke
berkisar 1.0% s/d 11.3% pada populasi klinik dan 2.8% s/d 12.5%
stroke berkisar 0.5% and 4.3% dengan Diabetes tipe 1 dan berkisar
f. Hipertensi
jantung dan stroke menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes
lebih dini dan prosesnya lebih cepat pada penderita diabetes daripada
diikuti gangguan saraf atau neuropati dan infeksi atau luka yang
h. Infeksi
kandung kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi
a. Edukasi
tinggi lemak.
20%, Natrium kurang dari 3g, dan diet cukup serat sekitar 25g/hari.
c. Latihan Jasmani
d. Intervensi Farmakologis
1) Antidiabetik Oral
dilakukan, kadar gula darah tetap di atas 200 mg% dan HbA1c di
atas 8%. Jadi obat ini bukan menggantikan upaya diet, melainkan
yang ada. Dalam hal ini obat hipoglikemik oral adalah termasuk
insulin sensitizing.
2) Insulin
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
1) Aktivitas/istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas Ego
menurun;hiperaktif (diare)
5) Makanan/Cairan
6) Neurosensori
7) Nyeri
8) Keamanan
pernapasan
42
9) Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisiensi Pengetahuan
b. Ketidakefektifan Koping
c. Nyeri Akut
3. Intervensi Keperawatan
5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Domain IV:
Pengetahuan tentang
Kelas T: Kontrol
risiko: Diabetes.
Indikator:
- Memanfaatkan
fasilitas di masyarakat
untuk mengurangi
risiko Diabetes
- Memanfaatkan
fasilitas kesehatan
untuk skrining
Diabetes.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Keluarga
A. Data Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. N
2. Alamat : Btn. Ana’ Gowa Pallangga
3. Agama : Islam
4. Umur : 50 tahun
5. Pendidikan terakhir : SMA
6. Suku : Makassar
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Komposisi Keluarga
STATUS
PENDIDIKAN
NO NAMA U HUB JK SUKU IMUNISASI
TERAKHIR
DASAR
1 Tn. N 50 Suami L Makassar SMA Lengkap
2 Ny. H 47 Istri P Makassar SMA Lengkap
3 Anak I 23 Anak L Makassar S1 Lengkap
4 Anak N 21 Anak P Makassar SLTA Lengkap
Lanjutan
Riwayat Analisis Masalah Kesehatan
NO Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Ini
penyakit/alergi Individu
1 Tn. N Baik Sehat Tidak Ada Perokok Aktif
Nyeri pada penggung kaki
Diabetes sebelah kanan menjalar ke
2 Ny. H Lemah Sakit
Melitus telapak kaki, tampak berwarna
kemerahan
3 Anak I Baik Sehat Tidak ada Tidak ada
4 Anak. N Baik Sehat Tidak ada Tidak ada
9. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis Keturunan
: Garis Hubungan
10. Tipe Keluarga : Keluarga Tn.N termasuk keluarga inti dimana dalam
satu keluarga terdiri dari ayah, istri, dan anak
11. Suku: Keluarga Tn.N berasal dari suku bugis Makassar dan Ny. H
berasal dari suku Kaili. Bahasa keseharian yang digunakan adalah
dengan bahasa Indonesia, keseharian keluarga Tn.N berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia
12. Agama: Agama yang dianut keluarga Tn. N adalah agama islam dan
rutin menjalankan ibadah shalat 5 waktu, Ny.H sering juga mengikuti
pengajian yang biasa diadakan di Majelis taklim Tetapi untuk saat ini
Ny H sudah tidak mengikuti pengajian yang biasa rutin dilaksanakan
dikarenakan untuk menghindari penyebaran covid 19.
13. Status ekonomi keluarga: Tn. N bekerja sebagai Wiraswasta
sedangkan Ny. H tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga.
Penghasilan keluarga dalam sebulan -/+ 1.000,000-2.500.000 dari
pendapatan tersebut digunakan untuk biaya sekolah anaknya dan juga
biaya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
I. Pemeriksaan Fisik
5. Mulut Gigi lengkap, Gigi sudah ada Gigi utuh, Gigi utuh, mulut
mulut bersih, yang tanggal, mulut bersih, bersih, tidak ada
tidak ada lesi, mulut bersih, tidak ada lesi, lesi, bentuk
bentuk simetris. tidak ada lesi, bentuk simetris.
bentuk simetris.
simetris,
mukosa bibir
lembab
10. Ektremitas Tidak ada Tidak terdapat Tidak ada Tidak ada
bawah edema, edema, edema, edema, kekuatan
kekuatan otot terdapat kekuatan otot otot baik.
baik kelemahan, baik.
5 5 terdapat nyeri
5 5 pada punggung
kaki kanan dan
menjalar ke
telapak kaki
tampak juga
berwarna
kemerahan.
pada anggota
gerak bawah,
kekuatan otot
5 5
4 5
11. Tanda-tanda
vital Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
Kesadaran GCS 15 GCS 15 GCS 15 GCS 15
Tekanan 130/80 mmHg 120/90 mmHg 110/80 mmHg 120/80 mmHg
darah 20 x/menit 20 x/menit 18 x/menit 20 x/menit
Pernafasan 82 x/menit 96 x/menit 80 x/menit 80 x/menit
Nadi
Suhu
2. ANALISA DATA
No. Data Diagnosa
1 Data Subyektif:
anak-anaknya. Kesehatan.
kebiasaan merokok
keluarganya.
Data Obyektif:
- TTV
TD =120/80
N = 96 x/i
P = 20 x/i
S = 36,60c
- Ny.H tampak lemah
Domain 5:
Data Subyektif:
3 Persepsi/kognisi.
- Ny. H mengatakan sering makan makanan dan
Kelas 4: Kognisi
minum yang manis setiap hari
00132
- Keluarga tidak mengetahui akibat masalah
Defisiensi Pengetahuan
kesehatan yang dialami oleh keluarga.
Data Obyektif:
dirasakan.
3. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
a. Nyeri :
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3 x 1 0,6
ancaman kesehatan : 2 Ny. H mengatakan
ahir-ahir ini merasa
sakit pada punggung
kaki kanan bagian
atas menjalar ke
telapak kaki
masalah kesehatan
Ny.H
suami untuk
merokok di luar
tetap merokok di
dalam rumah.
yang disarankan
Indikator:
- Perencanaan menu
dianjurkan
1. Keluarga mampu
Terjemahan:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu
dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman.”(QS:Yunus 57).
Salah satu kelebihan keperawatan islam adalah perihal perspektif islam
dalam mendoakan pasien sebagai kliennya. Adapun do’a-do’a yang dapat
diterapkan oleh perawat dalam mendoakan pasien sesuai ajaran Rasulullah adalah
sebagai berikut :
Dari Aisyah ra. Bahwasannya Nabi Muhammad SAW membacakan doa
kesembuhan kepada sebagian keluarganya dengan mengusapkan tangan kanannya
seraya berdoa.
“ Allahumma rabban naasi adzhibil ba’sa asyfi antasy syaafi’i laa
syifaa’a illaa syifaa’uka syifaa’an laa yughaadiru saqaman. Imsahil ba’sa
rabban naasi biyadikasy syifaa’u, laa aasyifa lahu illaa anta, as’alullaahal
‘azhiima, rabbal ‘ arsyil ‘azhiimi an-yasfiyaka.”
Artinya :“Ya Allah Tuhan segala manusia, jauhkanlah
kesukaran/penyakit itu dan sembuhkanlah ia, Engkaulah yang
menyembuhkan,tak ada obat selain obat-Mu, obat yang tidak meninggalkan sakit
lagi. Hilangkan lah penyakit itu, wahai Tuhan pengurus manusia.Hanya
padamulah obat itu.Tak ada yang dapat menghilangkan penyakit selain Engkau,
aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhannya ‘arasy yang agung,
semoga Dia menyembuhkan anda.” (HR. Bukhari dan Muslim)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Brunner & Suddarth, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta : EGC
Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3, Jakarta: EGC.
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan
Praktek.Edisi ke-5. Jakarta : EGC.
Sudoyo, A. W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Interna Publishing : Jakarta
Susanto, T. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM
Wilkinson, Judith M., 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta:
EGC.