Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERENCANAAN PANGAN DAN GIZI


TENTANG
“IDENTIFIKASI MASALAH”
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pangan dan Gizi
Dengan Dosen Pembimbing:

RAHMITA YANTI, SKM, M. Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

NO NIM NAMA
1 2020273065 WINA KELTIRA
2 2020273066 SRI UTARI
3 2020273067 INTAN EKA PRIMADONA
4 2020273068 FETRI HELENA
5 2020273064 DEFI EFRILIA
6 2020273019 TRI ANESA
7 2020273051 MILATI KHUSNA
8 2020273055 RIEN ALDHILA SARI
9 2020273032 VANY DWI ASMARA

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI JALUR B


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA (UPERTIS)
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya penyusun diberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berkaitan dengan Identifikasi Masalah
pada Mata Kuliah Perencanaan Pangan dan Gizi ini tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk
membina  dan mengembangkan potensi mahasiswa dibidang akademik, yang mengacu pada salah satu tri darma
perguruan tinggi yaitu pendidikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Pangan dan Gizi. Tak lupa
penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah Perencanaan Pangan dan
Gizi serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini penyusun menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Penyusun berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 08 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah........................................................................5
2.2 Fungsi Perumusan Masalah dalam Penelitian...........................................................................................5
2.3 Sumber Permasalahan...............................................................................................................................5
2.4 Jenis Perumusan Masalah dalam Penelitian..............................................................................................6
2.5 Kriteria dalam Mengidentifikasi Masalah Untuk Merumuskan Suatu Masalah.......................................7
2.6 Perumusan Masalah..................................................................................................................................8
2.7 Batasan Masalah........................................................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah adalah sesuatu yang menjadi bagian dari seluruh manusia..Dalam dunia akademik untuk
mengajukan usulan penelitian harus berkaitan dengan disiplin ilmu dan kajian yang beragam sehingga
belum tentu semua masalah-masalah yang kita hadapi berkaitan dengan penelitian dan dapat diajukan
sebagai proposal penelitian.Dalam memilih masalah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, terutama bagi
orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti.Identifikasi masalah adalah salah satu proses
penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain.
Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah
sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat
studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey,dsb). 
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu variabel
atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan
sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Identifikasi Masalah Dan Perumusan Masalah?
2. Apa Fungsi Identifikasi Masalah Dan Perumusan Masalah?
3. Apa Saja Sumber Permasalahan Dan Jenis Perumusan Masalah?
4. Apa Itu Perumusan Masalah Dan Batasan Masalah?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Identifikasi Masalah Dan Perumusan Masalah
2. Untuk Mengetahui Fungsi Identifikasi Masalah Dan Perumusan Masalah
3. Untuk Mengetahui Sumber Permasalahan Dan Jenis Perumusan Masalah
4. Untuk Mengetahui Perumusan Masalah Dan Batasan Masalah
1.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah


Setiap individu atau kelompok (organisasi) tidak terlepas dari sesuatu masalah dalam kehidupan
ini dan setiap orang atau kelompok akan mencari jalan keluar atau solusi untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya, baik yang dilakukan sesuai dengan pengalaman maupun penyelesaiannya melalui
kajian-kajian ilmiah atau penelitian ilmiah.
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. masalah adalah sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan yang harus diupayakan untuk menyelesaikannya melalui suatu proses
yang dilakukan secara sistematis.Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memilih dan memilah
problematika atau masalah yang ditemuinya, apakah masalah tersebut benar-benar permasalahan yang
layak diteliti dan memenuhi kriteria penelitian ilmiah atau tidak.Misalnya memenuhi ciri-ciri dapat diukur
dengan instrument penelitian, sering ditemui di lapangan dan mempunyai manfaat yang berguna bagi
masyarakat dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Definisi menurut beberapa para ahli :
a. Menurut  SetyosariPunaji H. (2010 : 53), “masalah adalah keadaan atau kesenjangan antara harapan
dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yang dinginkan dan kebutuhan yang ada”.
b. Menurut (John Dewey, 1993; dan Kerlinger, 1986) dalam Sukardi, bahwa Permasalahan diartikan
sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan

2.2 Fungsi Perumusan Masalah dalam Penelitian


a. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai
penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
b. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian Perumusan masalah ini tidak berharga
mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
c. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data
apa tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data
mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi
tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi
kegiatan penelitiannya.
Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di
dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

2.3 Sumber Permasalahan


Masalah dapat dikatakan berkualitas jika: pertama, memiliki nilai penemuan yang
tinggi. Kedua, masalah terseut sedang dihadapi oleh masyarakat. Ketiga, bukan pengulangan terhadap

5
penelitian sebelumnya, serta keempat,  memiliki referensi teoritis yang jelas. Oleh karena itulah, tahap
pertama dalam penelitian adalah merumuskan permaslahan. Masalah yang baik dapat diperoleh dari
berbgai sumber. Sumber penelitian darpat muncul dari pengalaman pribadi atau orang lain.
Permaslaahan dapat juga muncul setelah study literatur dari beberapa hasil penelitian (karya
ilmiah), buku-buku teks dan lain-lain.Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu
diteliti, ia harus giat untuk mencarai masalah dan sumber-sumbernya, adapun yang menjadi sumber utama
permasalahan ialah:
a. Bacaan
Seseorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian atau laporan
penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab permasalahan dengan tuntas. Bahkan
suatu penelitian itu memberi rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.
b. Seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah.
Peserta-peserta seminar, diskusi dan pertemuan ilmiah membawa makalah-makalah yang
memecahkan permaslahan menurut bidangnya masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti
pula dari segi ilmu yang lain.
c. Pernyataan dari oarng yang memiliki otoritas
Sering dalam cerama atau pernyataan seorang pejabat tinggi maupun pernyataan para ahli-ahli
tertentu yang disiarkan melalui media masa mengenai suatu permaslahan. Sehingga peneliti tertugah
untuk menelitinya.
d. Pengamatan sekilas
Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu gejala yang tidak sehat
dan yang perlu dipecahkan. Dan untuk memecahkan masalah harus diadakan penelitian terlebih
dahulu.
e. Pengalaman pribadi
Dari pengalaman pribadi seorang yang berminat dalam penelitian mungkin muncul suatu
pernyataan yang mendorong ia melakukan penelitian.
f. Perasaan dan ilham
Dalam hal ini permasalahan dari sebuah masalah muncul dari sebuah pengalaman yang tiba-
tiba muncul saat bersantai sehingga mendorong untuk melakukan penelitian

2.4 Jenis Perumusan Masalah dalam Penelitian


1. Masalah deskriftif
Masalah deskriftif merupakan yang berkaitan dengan pernyataan bagi adanya variabel mandiri,
baik itu satu atau lebih variabel. Jadi dalam rumusan masalah peniliti tak perlu membandingkan
variabel pada sampel lain, dan juga mencari hubungan variabel dengan variabel lainnya. Contohnya
a. Bagaimana sikap dari masyarakat mengenai perguruan tinggi yang memiliki bandan hukum?
b. Seberapa tinggi tingkat kepuasaan dan juga aspirsi masyarakat pada pelayanan publik di ibu kota?
c. Seberapa baguskah kebijaka yang diterapakan di pemerintah?

6
2. Masalah komparatif
Masalah komparatif yaitu sebuah permasalahan penelitian yang sifatnya membandingkan
antara variabel satu dengan yang lainnya apakah itu sama atau berbeda.Contohnya
a. Apakah ada perbedaannya tingkat produktifitas anatara pegawai negeri dengan pegawai swasta?
b. Adakah perbedaan kapabilitas dan kedisiplinan kerja antara pegawai di perusahaan nasional dan
pegawai swasta nasional?
c. Apa ada bedanya antara ketahanan fisik orang kota dengan orang pedalaman?
3. Masalah asosiatif
Masalah asosiatif ialah pertanyan pada sebuah penelitian yang sifatnya memiliki hubungan
antar dua variabel atau pun lebih. Bisa dengan hubungan timbal balik, kausal, atau simetris.
a. Hubungan timbal balik, yaitu hubungan yang mempengaruhi satu sama lain. Di sini tidak diketahui
antara variabel independen dan variabel dependen.Contohnya hubungan antara memilik motivasi
tinggi dan prestasi gemilang. Pada hal ini dapat dinyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap
prestasi dan sebaliknya.
b. Hubungan kausal yaitu memiliki sifat sebab dan akibat. Di dalamnya terdapat variabel bebas
(independen) dan variabel dependen. Di sini variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
 Apakah ada pengaruhnya antara sistem penggajian dengan kinerja kerja?         
 Seberapa besarkah tata ruang kota terhadap kebahagiaan penduduknya?
 Adakah pengaruhnya antara pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dengan prestasi belajar
terhadap anak?
c. Hubugan simetris yaitu hubungan diantara dua variabel atau bisa lebih kebetulan nampak secara
bersama.contohnya
 Adakah hubungannya antara banyak semut di pohon dengan kemanisan buah?
 Apakah ada hubungannya antara jumlah pengangguran dengan tingkat kriminal?

2.5 Kriteria dalam Mengidentifikasi Masalah Untuk Merumuskan Suatu Masalah


a. Masalah menanyakan dua atau lebih variabel.
b. Masalah dinyatakan atau dirumuskan secara jelas dan tidak ambigius
c. Masalah dapat didukung dengan data empiris.
d. Masalah tidak menyangkut moral dan etika
e. Sesuai dengan keinginan dan kemampuan peneliti.
f. Dapat bermanfaat  bagi peneliti dan masyarakat.
Seorang peneliti dalam merumuskan masalah harus menetapkan dua variabel atau lebih yang akan
dijadikan obyek formal penelitian, sehingga arah dan sasaran penelitian akan menjadi jelas, dan hal ini
sangat penting untuk menentukan instrument penelitian yang akan dipergunakan dalam melakukan
pendekatan untuk memperoleh data maupun untuk pengukuran.
Suatu permasalahan dikatakan dapat diteliti apabila masalah tersebut dapat diungkap kejelasannya
melalui tindakan koleksi data dan tidak ambigius, kemudian dianalisis. Untuk memperoleh jawaban atas
suatu permasalahan tersebut dilakukan dengan mencari informasi dengan beberapa cara misalnya bertanya

7
pada responden dengan melakukan wawancara, melakukan observasi langsung atau menggunakan angket
dan menyebarkannya kepada responden terkait. Data berkaitan dengan masalah penelitian yang diperoleh
tersebut  harus bisa dipecahkan melalui kerangka berpikir ilmiah serta menjangkau banyak hal dalam
proses penyelesaiannya.
Masalah dapat didukung  dengan data empiris dan dapat diukur, artinya  fenomena masalah
tersebut  dapat diukur secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris atau ukuran yang
didasarkan pada fakta yang dapat dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai peranan penting.Karena
dukungan data empiris memberikan hubungan yang erat antara fakta dan konstruk suatu fenomena.
Masalah tidak menyangkut moral dan etika, artinya masalah yang akan diteliti tersebut tidak
berkaitan dengan moral atau etika individu atau kelompok yang merupakan responden perolehan data
dalam variabel tersebut.Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti, artinya peneliti perlu
menyesuaikan  kemampuan dan keinginannya, peneliti harus mempunyai kepercayaan bahwa apa yang
hendak dilakukan di lapangan  akan berhasil, karena data yang ada di lapangan dan kemampuan peneliti
untuk mengumpulkan kemudian menganalisisnya sampai hasil penelitian dapat diperoleh.
Mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat praktis, artinya masalah tersebut mempunyai
kontribusi signifikan, mempunyai manfaat bagi peneliti maupun bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya.Manfaat teoritis yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, dan manfaat praktis
yang langsung dapat digunakan atau dirasakan oleh masyarakat.

2.6 Perumusan Masalah


Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat
tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan
apa saja sebenarnya yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti. Masalah yang dipilih harus
“researchable” dalam arti masalah tersebut dapat diselidiki. Masalah perlu dirumuskan secara jelas,
karena dengan perumusan yang jelas, peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel apa yang
akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan
masalah yang jelas, akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Hal ini sesuai
dengan pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990:23) bahwa salah
satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik yaitu pertanyaan penelitian harus clear.
Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak
membingungkan. Dengan pertanyaan yang jelas akan mudah mengidentifikasi variabel-variabel apa yang
ada dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan berikutnya memudahkan dalam mendefenisikan istilah atau
variabel dalam pertanyaan penelitian. Dalam mendefenisikan istilah tersebut depat dengan :
a. Constitutive definition, yakni dengan pendekatan kamus (dictionary approach)
b. Contoh atau by example
c. Operational definition, yakni mendefenisikan istilah atau variabel penelitian secara spesifik, rinci dan
operasional.

8
Berdasarkan pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah :
1. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna, Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan
padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat
yang pendek tapi bermakna.
2. Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat Tanya Masalah akan lebih tepat apabila
dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan, bukan kalimat pernyataan.
3. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit Rumusan masalah yang jelas dan kongkrit akan
memungkinkan peneliti secara eksplisit dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan
diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana
melakukannya dan apa tujuan yang diharapkan.
4. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional Sifat operasional dari rumusan masalah, akan dapat
memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel dan sub-sub variabel yang ada dalam penelitian
dan bagaimana mengukurnya.
5. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data
di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian
tersebut.
6. Perumusan masalah haruslah dibatasi lingkupnya, sehingga memungkinkan penarikan simpulan yang
tegas. Kalau disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran
yang spesifik dan operasional.

2.7 Batasan Masalah


Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang
terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar
pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih
fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan
dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah
jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan masalah itu dalam arti lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas yang menjadi
masalah. Dengan kata lain, merumuskan pengertian dan menegaskannya dengan dukungan data-data hasil
penelitian pendahuluan. Misal, jika yang dipilih mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah”
dipaparkanlah “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa misalnya kehadiran kerja seberapa rendah,
keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa
rendah.Dapat pula batasan masalah itu dalam arti batasan pengertian masalah, yaitu menegaskan secara
operasional masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian pengumpulan data.
Misal, dalam contoh di atas, prestasi kerja mengandung aspek kehadiran kerja (ketepatan waktu kerja),
keseriusan atau kesungguhan kerja (benar-benar melakukan kegiatan kerja ataukah malas-malasan dan
buang-buang waktu, banyak menganggur), kuantitas hasil kerja (banyaknya karya yang dihasilkan
berbanding waktu yang tersedia), dan kualitas hasil kerja (kerapihan, kecermatan dsb dari hasil
karya).Pilihan makna yang mana yang akan diikuti sebenarnya tidak masalah. Idealnya:

9
1. Membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah
diidentifikasi),
2. Menegaskan pengertiannya
3. Memaparkan data-data yang memberikan gambaran lebih rinci 

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. masalah adalah sesuatu yang
menghalangi tercapainya tujuan yang harus diupayakan untuk menyelesaikannya melalui suatu proses
yang dilakukan secara sistematis.Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memilih dan memilah
problematika atau masalah yang ditemuinya, apakah masalah tersebut benar-benar permasalahan yang
layak diteliti dan memenuhi kriteria penelitian ilmiah atau tidak.Misalnya memenuhi ciri-ciri dapat diukur
dengan instrument penelitian, sering ditemui di lapangan dan mempunyai manfaat yang berguna bagi
masyarakat dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan

3.2 Saran
Demikianlah makalah tentang “IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH” yang dapat
kami buat. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak
kesalahan karena kami juga masih dalam tahap pembelajaran. Untuk itu kami mohon maaf dan kami
sangat mengaharap kritik dan saran yang bersifat  membangun demi perbaikan makalah yang selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Drs. S. Margono, 2007, Metodologi Penelitian Pendidikan,  Jakarta: Rineka Cipta,


Sukardi, 2013,  Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta, Bumi Aksara
http://callmeamel.blogspot.co.id/2010/07/identifikasi-rumusan-dan-batasan.html
https://luthfan.com/contoh-rumusan-masalah/#Fungsi_Rumusan_Masalah
https://sefmimijuliati.wordpress.com/2011/10/26/identifikasi-masalah-batasan-masalah-serta-rumusan-masalah

12

Anda mungkin juga menyukai