Kelas : PGSD 1 B
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham
bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Idealisme
menganggap, bahwa yang konkret hanyalah bayang bayang, yang terdapat
dalam akal pikiran manusia. Kaum idealisme sering menyebutnya dengan
ide atau gagasan.
Dalam konteks pendidikan, paham ini mencita-citakan pemikiran atau
ide tertinggi. Di ranah pendidikan dasar, akan didominasi oleh konsep-
konsep dan pengertian-pengertian secara devinitif tentang segala sesuatu.
Tetapi, menurut psikologi perkembangan peserta didik terdapat tahap-
tahap perkembangan pemikiran siswa.
Metode yang digunakan oleh aliran idealisme adalah metode dialektik,
syarat dengan pemikiran, perenungan, dialog, dll. Dan akan menjadikan
suasana proses belajar mengajar menjadi aktif (active learning).
Kurikulum yang digunakan dalam aliran idealisme adalah pengembangan
kemampuan berpikir, dan penyiapan keterampilan bekerja melalui
pendidikan praktis.
Idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran
manusia. Sehingga sesuatu itu bisa terwujud atas dasar pemikiran manusia.
Dalam pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi
besar demi kemajuan pendidikan. Hal tersebut bisa dilihat pada metode
dan kurikulum yang digunakan.
Idealisme mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga
menjadikan peserta didik mampu menggunakan akal pikiran atau idenya
dengan baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam makalah
ini, penyusun akan mencoba menguraikan lagi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan aliran filsafat idealisme.
B. Rumusan Masalah
Apa aliran filsafat pendidikan idealisme itu?
Apa prinsip-prinsip filosofis aliran idealisme?
Bagaimana implikasi aliran idealisme terhadap pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa itu aliran filsafat pendidikan idealisme.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip filosofis aliran idealisme.
Untuk mengetahui implikasi aliran idealisme terhadap pendidikan.
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan
pengajaran di bidang pendidikan maupun di bidang penelitian-penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Pascal (1623-1662)[5]
Kesimpulan dari pemikiran filsafat Pascal antara lain :
a. Pengetahuan diperoleh melalaui dua jalan, pertama menggunakan
akal dan kedua menggunakan hati. Ketika akal dengan semua
perangkatnya tidak dapat lagi mencapai suatu aspek maka hati lah
yang akan berperan. Oleh karena itu, akal dan hati saling
berhubungan satu sama lain. Apabila salah satunya tidak berfungsi
dengan baik, maka dalam memperoleh suatu pengetahuan itu juga
akan mengalami kendala.
b. Manusia besar karena pikirannya, namun ada hal yang tidak
mampu dijangkau oleh pikiran manusia yaitu pikiran manusia itu
sendiri. Menurut Pascal manusia adalah makhluk yang rumit dan
kaya akan variasi serta mudah berubah. Untuk itu matematika,
pikiran dan logika tidak akan mampu dijadikan alat untuk
memahami manusia. Menurutnya alat-alat tersebut hanya mampu
digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat bebas
kontradiksi, yaitu yang bersifat konsisten. Karena ketidak
mampuan filsafat dan ilmu-ilmu lain untuk memahami manusia,
maka satu-satunya jalan memahami manusia adalah dengan agama.
Karena dengan agama, manusia akan lebih mampu menjangkau
pikirannya sendiri, yaitu dengan berusaha mencari kebenaran,
walaupun bersifat abstrak.
c. Filsafat bisa melakukan apa saja, namun hasilnya tidak akan
pernah sempurna. Kesempurnaan itu terletak pada iman. Sehebat
apapun manusia berfikir ia tidak akan mendapatkan kepuasan
karena manusia mempunyai logika yang kemampuannya melebihi
dari logika itu sendiri. Dalam mencari Tuhan Pascal tidak
menggunakan metafisika, karena selain bukan termasuk geometri
tapi juga metafisika tidak akan mampu. Maka solusinya ialah
mengembalikan persoalan keTuhanan pada jiwa. Filsafat bisa
menjangkau segala hal, tetapi tidak bisa secara sempurna. Karena
setiap ilmu itu pasti ada kekurangannya, tidak terkecuali filsafat.
2. Tujuan pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk membantu perkembangan pikiran dan
diri pribadi siswa. Mengingat bakat manusia berbeda-beda maka
pendidikan yang diberikan kepada setiap orang harus sesuai dengan
bakatnya masing-masing.
Tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagi atas tiga hal,
tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan gabungan antar
keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar
anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna,
memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia,
mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah
perlunya persaudaraan sesame manusia. Karena, dalam spirit
persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang
lain.
Seseorang tidak sekedar menuntut hak pribadinya, namun
hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai
dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa
saling menyayangi. Sedangkan gabungan antara tujuan individual
dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan
yang berkaitan dengan Tuhan.
4. Kurikulum
Kurikulum pendidikan idealism berisikan pendidikan liberal dan
pendidikan vokasional (praktis). Pendidikan liberal dimaksudkan
untuk pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral.
Pendidikan vokasional dimaksudkan untuk pengembangan
kemampuan suatu kehidupan atau pekerjaan. Kurikulum yang
digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealism lebih
memfokuskan pada isi yang objektif, dan disusun secara fleksibel
karena perlu mendasarkan atas pribadi anak.
5. Metode
Mengajar siswa tidak hanya tentang bagaimana berfikir, tapi apa
yang siswa pikirkan menjadi kenyataan dalam perbuatan. Metode
mangajar hendaknya mendorong siswa untuk memperluas cakrawala,
mendorong berfikir reflektif, mendorong pilihan-pilihan moral pribadi,
memberikan keterampilan-keterampilan berfikir logis, memberikan
kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral
dan sosial, miningkatkan minat terhadap isi mata pelajaran, dan
mendorong siswa untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.
Diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan ilmu yang satu
dengan yang lain), tetapi jika ada metode lain yang efektif dan
mendukung dapat dimanfaatkan.
A. Kesimpulan
Pengertian Idealisme
Kata idealis dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda
dari artinya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata idealis
berarti: (1) seorangyang menerima ukuran moral yang tinggi,
estetika dan agama serta menghayatinya, (2) orang yang dapat
melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang
belum ada. Tiap pembaharu sosial adalah seorang idealis dalam arti
kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada. Mereka
yang berusaha mencapai perdamaian yang abadi atau
memusnahkan kemiskinan juga dapat dinamakan idealis dalam arti
ini. Kata idealis dapat dipakai sebagai pujian atau olok-olok
Seorang yang memperjuangkan tujuan-tujuan yang dipandang
orang lain tidak mungkin dicapai, atau seorang yang menganggap
sepi fakta-fakta dan kondisi-kondisi suatu situasi, sering
dinamakan idealis.
Implikasi aliran filsafat pendidikan idealisme terhadap
pendidikan
Hakikat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan hanya mengembangkan dan
menumbuhkan, tetapi juga harus menuju pada tujuan yaitu dimana
nilai telah direalisasikan ke dalam bentuk yang kekal dan tak
terbatas.
Tujuan pendidikan, Pendidikan bertujuan untuk membantu
perkembangan pikiran dan diri pribadi siswa. Mengingat bakat
manusia berbeda-beda maka pendidikan yang diberikan kepada
setiap orang harus sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Pendidik bertanggungjawab dalam menciptakan lingkungan
pendidikan melalui kerja sama dengan alam. Peserta didik bebas
untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan
dasarnya.
Kurikulum, Kurikulum pendidikan idealism berisikan
pendidikan liberal dan pendidikan vokasional (praktis).
Metode, Diutamakan metode dialektika (saling mengaitkan
ilmu yang satu dengan yang lain), tetapi jika ada metode lain yang
efektif dan mendukung dapat dimanfaatkan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun tentunya
mengalami banyak kekeliruan dan kesalahan-kesalahan baik dala
ejaan, pilihan kata, sistematika penulisan maupun penggunaan
bahasa yang kurang di pahami. Untuk itu kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya, di karenakan kami masih dalam tahap
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan (sistem dan metode).
(Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Ilmu pendidikans, 1987)
Ramayulis dan Samsul Niza. Filsafat Pendidikan Islam Telaah
Sisitem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya. (Jakarta: Kalam
Mulia, 2009)
Sholi, Robbi. http://robisevilla.blogspot.co.id/2013/04/pengaruh-
idealisme-dalam-pendidikan_5431.html diakses pada tanggal 12
oktober 2015 pukul 08.35
Usiono. Aliran – Aliran Filsafat Pendidikan. (Medan: Perdana
Publishing, 2011)
https://laili-masruroh.blogspot.com/2012/12/filsafat-pendidikan-
aliran-idealisme.html
https://www.kompasiana.com/