Disusun oleh:
Hardian Purwo Priyono
2019122007
ginjal juga merupakan salah satu organ vital dalam tubuh. Penyakit gagal ginjal
kronik (GGK) sendiri merupakan penyakit ginjal yang ditandai oleh hilangnya
fungsi ginjal secara gradual dalam jangka waktu yang lama (National Kidney
Foundation, 2018). Prevalensi global dari penyakit gagal ginjal kronik adalah
sejumlah 9.1% (697,5 juta kasus), dari angka tersebut cina dan india menjadi
negara yang berurutan tertinggi dengan prevalensi 132,3 juta kasus dicina dan
115,1 juta di India. Selain itu, gagal ginjal kronik menghasilkan angka kematian
sebesar 1,2 juta (Carney, 2020). Sementara itu, angka kejadian di Indonesia
penyakit ginjal kronis dari 499.800 orang. Data terbaru setiap provinsi tertinggi
berada di provinsi Jawa Barat dengan 7444 kasus. Provinsi jawa Tengah sendiri
terdapat 2488 pasien baru yang harus menjalani hemoidalisis (Riskesdas, 2018).
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari
proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis gagal ginjal kronik
ditegakan jika nilai laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1.73
m2. Penurunan LFG berhubungan dengan derajat keparahan gagal ginjal kronik.
Suwitra (2014) mengklafikasikan gagal ginjal kronis menjadi 5 stadium
pasien penyakit ginjal kronik antara lain tingginya prevalensi faktor resiko
Dari teori tersebut di dapatkan penyebab gangguan kognitif bisa karena kadar
gangguan pada sistem hematopoesis yang berakibat pada penurunan jumlah sel
darah merah dan kadar hemoglobin. Selain itu meningkatnya gangguan kognitif
yang terkait dengan GGK mungkin terkait dengan penyakit pembuluh darah kecil
otak dan penurunan keseluruhan dalam integritas materi putih (white matter
semakin berat gangguan kognitif pada pasien penyakit ginjal kronik yang
Penderita dengan penyakit ginjal kronik memiliki risiko dua kali lebih sering
meningkat menjadi 4 kali lipat bila laju filtrasi glomerolus menurun hingga < 30
ml/menit/1.73 m2. Dari teori-teori tersebut derajat kerusakan ginjal menjadi hal
ginjal kronik tahap akhir. Penelitian terhadap pasien penyakit ginjal kronik dan
hemodialisis oleh Kurella pada 80 pasien hemodialisis (usia rata-rata 61,2 tahun),
38% memiliki penurunan fungsi eksekutif dan 33% gangguan memori berat.
dengan penyakit ginjal kronik, khususnya pada penderita gagal ginjal tahap
lanjut. Terjadinya gangguan fungsi kognitif ini seringkali tidak diketahui selama
dalam perawatan penderita penyakit ginjal kronik. Oleh karena itu, identifikasi
sejak dini penurunan fungsi kognitif akan memberikan efek positif terutama bila
tanda gejala penurunan fungsi kognitif. Dari hasil studi pendahuluan di dapatkan
dari 42 pasien yang diwawancarai, terdapat 28 pasien yang memiliki tanda gejala
penurunan fungsi kognitif. Dari beberapa data di atas yang mendorong peneliti
dengan Perubahan Fungsi Kognitif pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah
masalah yang akan di teliti adalah bagaimana Hubungan Derajat Gagal Ginjal
Kronik dengan Perubahan Fungsi Kognitif pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di
Fungsi Kognitif pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum
riset keperawatan.
yang akan meneliti tentang pasien gagal ginjal kronik. Sehingga dilain
waktu, peneliti selanjutnya dapat meningkatkan taraf penelitian atau
menyempurnakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Amalina, Ibrahim dan Emaliyawati. Gambaran status fungsional pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUP Dr Hasan Sadikin
Bandung.Fakultas Keperawatan. Universitas Padjajaran, 2018.
Black dan Hawks. Medical surgical nursing: clinical management for continuity of
care, 8th ed. Philadephia: W.B. Saunders Company, 2009.
Brunner & Suddarth. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC, 2008.
Center for Desease Control. Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Chronic Kidney Disease Initiative–Protecting Kidney Health. Atlanta, GA: US
Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and
Prevention, 2014.
Desmita. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2010.
Fadila. Identifikasi Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Pada Anak
Usia Dini Menggunakan Metode Neighbor Weighted K-Nearest Neighbor
(NWKNN). Malang, 2013.
Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed, Jakarta: EGC, 2011.
Hudak & Gallo. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi -VIII Jakarta:
EGC, .2010.
Herman,Yonata, dan Berawi. Hubungan lama hemodialisis dengan fungsi kognitif
pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD
Abdul MoeloekBandar Lampung. Universitas Bandar Lampung, 2017.
Haktanir, dkk. Sonographic Evaluation of Cerebral Blood Flow in Anemia Resulting
From Chronic Renal Failure Alpay. J Ultrasound Med, 2005.
Hidayati. Pengalaman Self Care Berdasarkan Teori Orem Pada Pasien Penyakit
Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa.Jurnal nursing Studies, 2012.
InfoDATIN. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi Penyakit
Ginjal Kronis. Departemen Kesehatan Indonesia, 2017.
Kochhann, dkk. Evaluation of Mini-Mental State Examination scores according to
diffrent age and education strata, and sex, in a large Brazilian helathy
sample. Dementia and Neuropsycologia, 2009.
Kurrela, dkk. Chronic kidney disease and cognitive impairment in the elderly: The
health, aging, and body composition study. Journal of the American Society
of Nephrology, 2010.
Lukman, dkk.Hubungan Tindakan Hemodialisa dengan Tingkat Depresi Klien
Penyakit Ginjal Kronik di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Ejournal Keperawatan (e-Kp), 2013.
Mendonca dkk. Adequacy of twice weekly hemodialysis in end stage renal disease
patients at a tertiary care dialysis centre. Indian Journal of Nephrology, 2014.
Manus, Moeis dan Mandang. Perbandingan Fungsi Kognitif Sebelum dan Sesudah
Dialisis Pada Subjek Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis.
Jurnal e-Clinic (eCl), 2014.
Miller. Prevalence of chronic kidney disease in persons with undiagnosed or
prehypertension in the United State, 2014.
Nurchayati. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Islam
Fatmawati Cilacap dan Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Universitas
Indonesia. Depok, 2010.
O’Callagahan. At a Glance Sistem Ginjal. 2th ed. Jakarta: Erlangga, 2015.
Odagiri dkk. Cognitive function among hemodialysis patients in Japan. Ann Gen
Psychiatry,2011.
Palmer dan Henrich. Recent advances in the prevention and management of
intradialytic hypotension. JASN, 2008.
Post et al.. Genetic testing for Alzheimer disease. Ethical and Clinical Issues. The
Johns Hopkins University Press, 2010.
Price & Wilson. Patofisiologi ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta, 2009.
Rahayu, Ramlis dan Fernando. Hubungan frekuensi hemodialisis dengan tingkat
stress pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rsud Dr
M.Yunus Bengkulu.Stikes Dehasen Bengkulu, 2018.
Rezki,dkk. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Aktivitas Fisik Dengan Fungsi Kognitif
Pada Lansia Di Kelurahan Darat. Medan : Program Magister Kedokteran
Klinik-Spesialis Ilmu Penyakit Saraf FK US, 2007.
Sugih dan Laksono tahun. Hubungan waktu proses hemodialisa dengan gangguan
fungsi kognitif pada pasien gagal ginjal kronik di Rskg Ny. R.A Habibi.
Universitas Jendral Achmad Yani, 2018.
Suwitra. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, A.W., Setiyobudi, B., Alwi, I.,
Simadibarata, M., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II. 5th ed,
Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009.
Setyopranoto. Kesepakatan Penilaian Mini Mental State Examination (MMSE).
Journal Neuro Sains, Vol.1:3−76. Yogyakarta : RSUP Dr. Sardjito, 2002.
Strub dan Black. The Mental Status Examination in Neurology 4th ed. F.A. Davis
Company: Philadelphia, 2010.
Tessy. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,
2006.
Wijiati,S. Gambaran Konsep Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Di kota Makassar, 2014.
Widyastuti. Widyastuti, R. 2014. Korelasi Lama Menjalani Hemodialisis dengan
Indeks Massa Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Arifin Achamad
provinsi Riau. Jurnal Gizi Volume 1 No.2 Oktober 2014. Poltekkes Kemenkes
Riau, 2014.
Waldstein. Neuropsychological correlates of hypertension: Rreview and
methodologic considerations. Psychological Bulletin, 2003.
KUESIONER
(Lk / Pr ) Umur:………………Pendidikan……...........……Pekerjaan:........…………
Nilai Nilai
Tes maks
Item .
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 ---
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah 5 ---
sakit), (lantai/kamar)
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap 3 ---
benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama
benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar.
Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar
dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang 5 ---
benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh
mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf
yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 ---
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( 2 ---
pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau 1 ---
dan atau tetapi ”
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini 3 ---
dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan
di lantai”.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1 ---
“Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 ---
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 ---
---
Skor total 30
Keterangan
Derajat GGK Manifestasi Klinis
Derajat I Tekanan darah pasien normal, tidak terdapat tanda-tanda
abnormalitas hasil tes laboratorium dan manifestasi klinis.
Derajat II Tanpa manifestasi klinis, terdapat hipertensi, mulai
muncul
hasil tes laboratorium abnormal.
Derajat III Tanpa gejala, hasil tes laboratorium abnormal pada beberapa
sistem organ, terdapat hipertensi.
Derajat IV Terdapat manifestasi klinis berupa kelelahan dan
penurunan
rangsangan.
Derajat V
BUN meningkat, anemia, hipokalsemia, hiponatremia,
asam urat meningkat, proteinurea, pruritus, edema,
hipertensi,
kreatinin meningkat, penurunan rangsangan, asidosis
metabolik, mudah mengalami perdarahan, hiperkalemia.