Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

Hubungan Derajat Gagal Ginjal Kronik dengan Perubahan Fungsi


Kognitif pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum
Islam Kustati Surakarta

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Disusun oleh:
Hardian Purwo Priyono
2019122007

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Ginjal memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan

ginjal juga merupakan salah satu organ vital dalam tubuh. Penyakit gagal ginjal

kronik (GGK) sendiri merupakan penyakit ginjal yang ditandai oleh hilangnya

fungsi ginjal secara gradual dalam jangka waktu yang lama (National Kidney

Foundation, 2018). Prevalensi global dari penyakit gagal ginjal kronik adalah

sejumlah 9.1% (697,5 juta kasus), dari angka tersebut cina dan india menjadi

negara yang berurutan tertinggi dengan prevalensi 132,3 juta kasus dicina dan

115,1 juta di India. Selain itu, gagal ginjal kronik menghasilkan angka kematian

sebesar 1,2 juta (Carney, 2020). Sementara itu, angka kejadian di Indonesia

menurut Data terbaru Riskesdas (2018) menunjukan terdapat 3.8% prevalensi

penyakit ginjal kronis dari 499.800 orang. Data terbaru setiap provinsi tertinggi

berada di provinsi Jawa Barat dengan 7444 kasus. Provinsi jawa Tengah sendiri

terdapat 2488 pasien baru yang harus menjalani hemoidalisis (Riskesdas, 2018).

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari

3 bulan, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti

proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis gagal ginjal kronik

ditegakan jika nilai laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1.73

m2. Penurunan LFG berhubungan dengan derajat keparahan gagal ginjal kronik.
Suwitra (2014) mengklafikasikan gagal ginjal kronis menjadi 5 stadium

berdasarkan penurunan LFG antara lain stadium 1 dengan LFG > 90

ml/menit/1.73m2, stadium 2 dengan LFG 60-89 ml/menit/1.73m 2 , stadium 3

dengan LFG 30-59 ml/menit/1.73m2 , stadium 4 dengan LFG 15-29

ml/menit/1.73m2 , dan stadium 5 dengan LFG <15 ml/menit/1.73m2 .

faktor yang dapat berkontribusi terhadap gangguan fungsi kognitif pada

pasien penyakit ginjal kronik antara lain tingginya prevalensi faktor resiko

kardiovaskular yang menyebabkan kerusakan subklinis, uremia dan

hubungannya dengan kelainan metabolik yang mengikutinya (Herman, 2016).

Dari teori tersebut di dapatkan penyebab gangguan kognitif bisa karena kadar

ureum dalam darah yang meningkat (uremia). Keadaan uremia menyebabkan

aktivitas pembuatan hormon eritropoetin tertekan, sehingga menyebabkan

gangguan pada sistem hematopoesis yang berakibat pada penurunan jumlah sel

darah merah dan kadar hemoglobin. Selain itu meningkatnya gangguan kognitif

yang terkait dengan GGK mungkin terkait dengan penyakit pembuluh darah kecil

otak dan penurunan keseluruhan dalam integritas materi putih (white matter

integrity) (Bronas, Puzantian, & Hannan, 2017). Penyebab gangguan kognitif

pada pasien hemodialisa disebabkan semakin tinggi kadar methylglyoxal

semakin berat gangguan kognitif pada pasien penyakit ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa (Roslaini, 2017).

Derajat kerusakan atau disfungsi pada ginjal menunjukan korelasi positif

dengan derajat gangguan kognitif. Peningkatan gangguan fungsi kognitif sekitar


15-25% tiap penurunan dari laju filtrasi glomerolus sebesar 10 ml/menit/1.73 m 2.

Penderita dengan penyakit ginjal kronik memiliki risiko dua kali lebih sering

mengalami gangguan fungsi kognitif dibandingkan orang normal. Risiko

meningkat menjadi 4 kali lipat bila laju filtrasi glomerolus menurun hingga < 30

ml/menit/1.73 m2. Dari teori-teori tersebut derajat kerusakan ginjal menjadi hal

yang serius dalam mempengaruhi gangguan fungsi kognitif. Dilihat dari

beberapa riset seperti yang dilakukan oleh Murray et al (2013) menunjukkan

prevalensi yang tinggi terjadinya gangguan kognitif pada penderita penyakit

ginjal kronik tahap akhir. Penelitian terhadap pasien penyakit ginjal kronik dan

hemodialisis oleh Kurella pada 80 pasien hemodialisis (usia rata-rata 61,2 tahun),

38% memiliki penurunan fungsi eksekutif dan 33% gangguan memori berat.

Gangguan kognitif yang terjadi pada penderita dengan penyakit ginjal

kronis mencakup dalam beberapa domain seperti, atensi, bahasa, memori,

pemahaman, kemampuan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Penurunan fungsi kognitif seperti demensia sering dijumpai pada penderita

dengan penyakit ginjal kronik, khususnya pada penderita gagal ginjal tahap

lanjut. Terjadinya gangguan fungsi kognitif ini seringkali tidak diketahui selama

dalam perawatan penderita penyakit ginjal kronik. Oleh karena itu, identifikasi

sejak dini penurunan fungsi kognitif akan memberikan efek positif terutama bila

gangguan ini sebagai penyebab komorbiditas sekunder pada penderita (Shadifat

& Manaf, 2012).


Studi pendahuluan dilakukan di ruang hemodialisa Rumah Sakit Umum

Islam Kustati Surakarta dengan melakukan wawancara terhadap pasien mengenai

tanda gejala penurunan fungsi kognitif. Dari hasil studi pendahuluan di dapatkan

dari 42 pasien yang diwawancarai, terdapat 28 pasien yang memiliki tanda gejala

penurunan fungsi kognitif. Dari beberapa data di atas yang mendorong peneliti

untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Derajat Gagal Ginjal Kronik

dengan Perubahan Fungsi Kognitif pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah

Sakit Umum Islam Kustati Surakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data – data yang telah disampaikan di atas, dapat dirumuskan

masalah yang akan di teliti adalah bagaimana Hubungan Derajat Gagal Ginjal

Kronik dengan Perubahan Fungsi Kognitif pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di

Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Derajat Gagal Ginjal Kronik dengan Perubahan

Fungsi Kognitif pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum

Islam Kustati Surakarta

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui bagaimana derajat gagal ginjal kronik pada pasien

di Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta?


1.3.2.2 Mengetahui bagaimana fungsi kognitif pada pasien gagal

ginjal kronik di Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta?

1.3.2.3 Menganalisa ada tidaknya korelasi derajat gagal ginjal kronik

dengan perubahan fungsi kognitif pada pasien gagal ginjal

kronik di Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Rumah Sakit Umum Islam Kustati Surakarta

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan pasien hemodialisa dengan memperhatikan perubahan

fungsi kognitif yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronik.

1.4.2 Bagi Universitas Sahid Surakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan yang bermanfaat

di Perpustakaan Kampus agar dapat membantu mahasiswa lain dalam

memahami tentang proses skripsi . selain itu dapat menjadi refrensi

dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan khususnya dalam

riset keperawatan.

1.4.3 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan dan

menambah pengalaman peneliti dalam melaksanakan penelitian.

1.4.4 penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya

yang akan meneliti tentang pasien gagal ginjal kronik. Sehingga dilain
waktu, peneliti selanjutnya dapat meningkatkan taraf penelitian atau

menyempurnakan penelitian.

1.5 Keaslian Penelitian


No Judul dan Sasaran Metode Hasil Perbedaan
nama peneliti
1 Gambaran pasien Metode Nilai mean Perbedaan
status gagal deskriptstatus dengan
fungsional ginjal if fungsional penelitian yang
pada pasien kronik kuantitapada pasien akan dilakukan
gagal ginjal di RSUP tif gagal ginjal adalah pada
kronik yang Dr Hasan kronik adalah variabel
menjalani Sadikin 2,65 (±3.08) penelitian.
hemodialisa Bandung dengan nilai Dimana
di RSUP Dr kesejahteraan peneliti akan
Hasan emosional meneliti
Sadikin 2.36 (±0.48), variabel
Bandung oleh Kesejahteraan independent
Amalina, fisik 2.40 frekuensi
Ibrahim dan (±0.60), hemodialisa
Emaliyawati kesejahteraan dan variabel
tahun 2018 fungsional dependent
2.58 (±0.72), gangguan
dan fungsi kognitif
kesejahteraan pasien ggk
fungsional
3.07 (±0.41)
2 Hubungan pasien Peneliti Terdapat Perbedaan
waktu proses gagal an hubungan dengan
hemodialisa ginjal korelasi yang penelitian yang
dengan kronik di dengan bermakna akan dilakukan
gangguan Rskg Ny. pendeka antara waktu adalah pada
fungsi R.A Habibi tan chi proses lokasi
kognitif pada square hemodialisa penelitian dan
pasien gagal dengan variabel
ginjal kronik gangguan penelitian.
di Rskg Ny. fungsi kognitif
R.A Habibi pada
oleh Sugih pasiengagal
dan Laksono ginjal kronik
tahun 2018 di Rskg Ny.
R.A Habibi
3 Hubungan pasien Peneliti Terdapat Perbedaan
lama penyakit an hubungan dengan
hemodialisis gagal ginjal korelasi lama penelitian yang
dengan fungsi kronik yang dengan hemodialisis akan dilakukan
kognitif menjalani cross dengan fungsi adalah pada
pasien hemodialisa sectiona kognitif pasien lokasi
penyakit di RSUD l penyakit gagal penelitian dan
gagal ginjal Abdul ginjal kronik variabel
kronik yang MoeloekBa yang penelitian.
menjalani ndar menjalani Dimana
hemodialisa Lampung hemodialisa di peneliti akan
di RSUD RSUD Abdul berfokus pada
Abdul MoeloekBand frekuensi
MoeloekBan ar Lampung hemodialisa
dar Lampung Oleh bukan lama
Oleh Herman,Yonat menjalani
Herman,Yona a, dan Berawi hemodialisis
ta, dan
Berawi tahun
2017
4 Hubungan pasien gagal Metode Terdapat Perbedaan
frekuensi ginjal deskript Hubungan dengan
hemodialisis kronik yang if frekuensi penelitian yang
dengan menjalani analitik hemodialisis akan dilakukan
tingkat stress hemodialisi dengan tingkat adalah pada
pada pasien s di rsud Dr stress pada variabel
gagal ginjal M.Yunus pasien gagal dependent
kronik yang Bengkulu ginjal kronik dimana peneliti
menjalani yang akan meniliti
hemodialisis menjalani gangguan
di rsud Dr hemodialisis fungsi kognitif
M.Yunus dengan p sedangkan
Bengkulu value 0.041. penelitian
oleh Rahayu, terkait tingkat
Ramlis dan stress
Fernando
tahun 2018

DAFTAR PUSTAKA
Amalina, Ibrahim dan Emaliyawati. Gambaran status fungsional pada pasien gagal
ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUP Dr Hasan Sadikin
Bandung.Fakultas Keperawatan. Universitas Padjajaran, 2018.
Black dan Hawks. Medical surgical nursing: clinical management for continuity of
care, 8th ed. Philadephia: W.B. Saunders Company, 2009.
Brunner & Suddarth. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC, 2008.
Center for Desease Control. Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Chronic Kidney Disease Initiative–Protecting Kidney Health. Atlanta, GA: US
Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control and
Prevention, 2014.
Desmita. Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2010.
Fadila. Identifikasi Jenis Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Pada Anak
Usia Dini Menggunakan Metode Neighbor Weighted K-Nearest Neighbor
(NWKNN). Malang, 2013.
Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed, Jakarta: EGC, 2011.
Hudak & Gallo. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi -VIII Jakarta:
EGC, .2010.
Herman,Yonata, dan Berawi. Hubungan lama hemodialisis dengan fungsi kognitif
pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD
Abdul MoeloekBandar Lampung. Universitas Bandar Lampung, 2017.
Haktanir, dkk. Sonographic Evaluation of Cerebral Blood Flow in Anemia Resulting
From Chronic Renal Failure Alpay. J Ultrasound Med, 2005.
Hidayati. Pengalaman Self Care Berdasarkan Teori Orem Pada Pasien Penyakit
Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa.Jurnal nursing Studies, 2012.
InfoDATIN. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Situasi Penyakit
Ginjal Kronis. Departemen Kesehatan Indonesia, 2017.
Kochhann, dkk. Evaluation of Mini-Mental State Examination scores according to
diffrent age and education strata, and sex, in a large Brazilian helathy
sample. Dementia and Neuropsycologia, 2009.
Kurrela, dkk. Chronic kidney disease and cognitive impairment in the elderly: The
health, aging, and body composition study. Journal of the American Society
of Nephrology, 2010.
Lukman, dkk.Hubungan Tindakan Hemodialisa dengan Tingkat Depresi Klien
Penyakit Ginjal Kronik di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Ejournal Keperawatan (e-Kp), 2013.
Mendonca dkk. Adequacy of twice weekly hemodialysis in end stage renal disease
patients at a tertiary care dialysis centre. Indian Journal of Nephrology, 2014.
Manus, Moeis dan Mandang. Perbandingan Fungsi Kognitif Sebelum dan Sesudah
Dialisis Pada Subjek Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis.
Jurnal e-Clinic (eCl), 2014.
Miller. Prevalence of chronic kidney disease in persons with undiagnosed or
prehypertension in the United State, 2014.
Nurchayati. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Islam
Fatmawati Cilacap dan Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Universitas
Indonesia. Depok, 2010.
O’Callagahan. At a Glance Sistem Ginjal. 2th ed. Jakarta: Erlangga, 2015.
Odagiri dkk. Cognitive function among hemodialysis patients in Japan. Ann Gen
Psychiatry,2011.
Palmer dan Henrich. Recent advances in the prevention and management of
intradialytic hypotension. JASN, 2008.
Post et al.. Genetic testing for Alzheimer disease. Ethical and Clinical Issues. The
Johns Hopkins University Press, 2010.
Price & Wilson. Patofisiologi ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta, 2009.
Rahayu, Ramlis dan Fernando. Hubungan frekuensi hemodialisis dengan tingkat
stress pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rsud Dr
M.Yunus Bengkulu.Stikes Dehasen Bengkulu, 2018.
Rezki,dkk. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Aktivitas Fisik Dengan Fungsi Kognitif
Pada Lansia Di Kelurahan Darat. Medan : Program Magister Kedokteran
Klinik-Spesialis Ilmu Penyakit Saraf FK US, 2007.
Sugih dan Laksono tahun. Hubungan waktu proses hemodialisa dengan gangguan
fungsi kognitif pada pasien gagal ginjal kronik di Rskg Ny. R.A Habibi.
Universitas Jendral Achmad Yani, 2018.
Suwitra. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo, A.W., Setiyobudi, B., Alwi, I.,
Simadibarata, M., Setiati, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II. 5th ed,
Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, 2009.
Setyopranoto. Kesepakatan Penilaian Mini Mental State Examination (MMSE).
Journal Neuro Sains, Vol.1:3−76. Yogyakarta : RSUP Dr. Sardjito, 2002.
Strub dan Black. The Mental Status Examination in Neurology 4th ed. F.A. Davis
Company: Philadelphia, 2010.
Tessy. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,
2006.
Wijiati,S. Gambaran Konsep Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Di kota Makassar, 2014.
Widyastuti. Widyastuti, R. 2014. Korelasi Lama Menjalani Hemodialisis dengan
Indeks Massa Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Arifin Achamad
provinsi Riau. Jurnal Gizi Volume 1 No.2 Oktober 2014. Poltekkes Kemenkes
Riau, 2014.
Waldstein. Neuropsychological correlates of hypertension: Rreview and
methodologic considerations. Psychological Bulletin, 2003.
KUESIONER

MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)


Nama Pasien:………………..

(Lk / Pr ) Umur:………………Pendidikan……...........……Pekerjaan:........…………

Nilai Nilai
Tes maks
Item .

ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 ---
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah 5 ---
sakit), (lantai/kamar)
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap 3 ---
benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama
benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar.
Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar
dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang 5 ---
benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh
mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf
yang benar sebelum kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 ---
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( 2 ---
pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa kalau 1 ---
dan atau tetapi ”
8 Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini 3 ---
dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan
di lantai”.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1 ---
“Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 ---
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 ---

---
Skor total 30

Pedoman Skor kognitif global (secara umum):


Nilai: 24 -30: normal
Nilai: 17-23 :probable gangguan kognitif
Nilai: 0-16:definite gangguan kognitif
Catatan: dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan tingkat
pendidikan dan usia responden
Alat bantu periksa:
Siapkan kertas kosong, pinsil, arloji, tulisan yang harus dibaca dan gambar yang
harus ditiru / disalin.
LEMBAR OBSERVASI DERAJAT GGK

Nama Pasien:………………..( Lk / Pr ) Umur:………………Pendidikan……...........


……Pekerjaan:........…………
No. Resp Hasil Hasil Kesimpulan
Pemeriksaan (TD) Laboratorium derajat GGK

Keterangan
Derajat GGK Manifestasi Klinis
Derajat I Tekanan darah pasien normal, tidak terdapat tanda-tanda
abnormalitas hasil tes laboratorium dan manifestasi klinis.
Derajat II Tanpa manifestasi klinis, terdapat hipertensi, mulai
muncul
hasil tes laboratorium abnormal.
Derajat III Tanpa gejala, hasil tes laboratorium abnormal pada beberapa
sistem organ, terdapat hipertensi.
Derajat IV Terdapat manifestasi klinis berupa kelelahan dan
penurunan
rangsangan.
Derajat V
BUN meningkat, anemia, hipokalsemia, hiponatremia,
asam urat meningkat, proteinurea, pruritus, edema,
hipertensi,
kreatinin meningkat, penurunan rangsangan, asidosis
metabolik, mudah mengalami perdarahan, hiperkalemia.

Anda mungkin juga menyukai