OLEH :
KELAS: A PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
1. Type-Type Padang Rumput Alam
a.) Rumput Hijau (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah adalah rumput berukuran besar bernutrisi tinggi yang biasanya
dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing, gajah, dll. Rumput gajah banyak
dibudidayakan di Afrika karena ketahanannya terhadap cuaca panas. Rumput gajah
berasal dari Afrika serta dapat tumbuh tinggi dan tegak setinggi 3-4,5 m. Kalau
dibiarkan bebas bisa setinggi 6 m, akar sedalam 4,7 m. Panjang daun mencapai 17-91
cm dan lebar 7-33mm.
Rumput jenis ini berasal dari Afrika tropik dan dikembangbiakkan dengan
cara pols dan biji. Jenis ini tumbuh tegak, berumpun lebat, kuat, berdaun halus pada
permukaannya dan tingginya dapat mencapai 3 m. Daunnya lebar berwarna hijau
gelap, berbatang lunak dengan warna merah agak ungu, pelepah daun pada pangkal
batang tersusun seperti kipas.
Tingginya dapat mencapai 1 hingga 1,7 m dengan daun lebih halus daripada
rumput gajah, lidah daun berbuku dan memiliki banyak anakan. Bunga berwarna
hijau atau kekuningan dengan akar serabut. Jenis rumput ini berfungsi untuk penutup
tanah dan tentu saja pakan ternak.
Selain sebagai faktor pembatas bagi tumbuhan hijau (rumput teki, tapak lima,
dan semanggi), intensitas cahaya yang masuk pada ekosistem tersebut juga akan
berpengaruh terhadap faktor abiotik lainnya seperti kelembapan udara, kelembapan
tanah akan semakin berkurang, sedangkan suhu udara dan suhu tanah akan semakin
naik.
Faktor pembatas yang selanjutnya adalah suhu udara (temperatur udara). Suhu
merupakan faktor pembatas yang dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap suatu organisme. Dalam hal ini, pada ekosistem padang rumput suhu udara
merupakan faktor pembatas bagi tumbuhan hijau seperti rumput teki, tapak liman,
dan semanggi. Suhu udara disini akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan relatif,
laju asimilasi bersih, serta mengontrol proses-proses metabolisme yang ada pada
tumbuhan hijau tersebut.
Karena pada suhu optimal antara 20 0C – 30 0C yang sangat dibutuhkan bagi
tumbuhan-tumbuhan hijau, sehingga apabila suhu udara tersebut berkurang atau
melebihi batas toleransi yang dibutuhkan bagi tumbuhan hijau tersebut akan mati.
Selain berpengaruh langsung terhadap tumbuhan hijau tersebut, suhu udara juga akan
berpengaruh tidak langsung terhadap tumbuhan hijau tersebut, karena suhu udara
disini akan berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplay air. Apabila
suhu udara makin tinggi maka suplay air akan berkurang sehingga tumbuhan akan
mengalami kekurangan air.
Selain intensitas cahaya, suhu udara, dan PH tanah, faktor biotik juga dapat
sebagai faktor pembatas bagi komponen biotik lainnya, seperti tumbuhan hijau cacing
dll. Untuk tumbuhan hijau (rumput teki, tapak liman, dan semanggi) dalam ekosistem
padang rumput ditinjomoyo berpengaruh terhadap keberadaan hewan-hewan yang
ada, terutama hewan konsumen I seperti semut, belalang, capung dll. Keberadaan
tumbuhan hijau disini harus tetap ada karena tumbuhan hijau tersebut berperan
sebagai sumber makanan dari serangga yang ada pada ekosistem padang rumput
tersebut. Sehingga apabila tumbuhan hijau tersebut musnah atau mati maka populasi
serangga juga akantinyu sepanjang tahun. Salah satu kendala yang umum dialami
oleh peternak di Indonesia adalah ketersediaan pakan hijauan yang sangat
dipengaruhi oleh musim serta semakin berkurangnya lahan/padang pengembalaan.
Pada musim hujan, hijauan melimpah sedangkan pada musim kemarau sangat sulit
didapatkan. Kecukupan pakan hijauan bagi ternak yang dipelihara merupakan
tantangan yang cukup serius dalam pengembangan peternakan di Indonesia. Indikasi
dari kekurangan pasokan pakan dan nutrisi ditandai dengan rendahnya tingkat
produksi ternak yang dihasilkann berkurang.