Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

MATA PELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP


Padang Rumput

Kelompok 3 :

Audy Prasetyo
Muhammad Ramdan
Ruhendy Najib

PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2016

1.1.

Pengertian Padang Rumput


Padang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di
dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.Padang
rumput menjadi istilah di kehutanan yang tidak asing meski terdapat berbagai
macam kata yang berkaitan dengan hutan. Padang rumput sendiri terletak di
daerah yang memiliki musim kering yang panjang dan musim penghujan yang
pendek. Hal ini dapat dilihat di kawasan Indonesia seperti Pulau Sumba, Nusa
Tenggara Timur. Biasanya padang rumput terletak di daerah yang memiliki
ketinggian
sekitar
900-4000m
diatas
permukaan
laut.
Padang rumput ini terjadi secara alami disebabkan adanya cuaca yang
mempengaruhi rendahnya curah hujan. Curah hujan yang rendah
mengakibatkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap air, sehingga tumbuhan
yang dapat bertahan ialah rumput. Seperti diketahui bahwa rumput dapat
hidup dan beradaptasi dalam keadaan tanah yang kering. Oleh karena itu
tumbuhan rumput lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang
lain.
Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan
daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah,
Amerika Selatan,Australia.Savana merupakan padang rumput yang dipenuhi
beberapa jenis pohon yang menyebar, biasanya terletak di wilayah tropis dan
subtropics.Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang
meliputi skala yang luas atau bisa juga diartikan kumpulan species (terutama
tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh
vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut.
Oleh karena itu biasanya bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang
dominan di daerah tersebut salah satunya adalah padang rumput.
Padang rumput terdiri atas steppa dan prairi. Steppa merupakan suatu wilayah
yang ditumbuhi rumput-rumputan pendek. Istilah steppa digunakan untuk
menyebutkan padang rumput di Eurasia. Adapun padang rumput tinggi di
Amerika Utara dinamakan prairi yang didominasi oleh jenis padang rumput
Indian Grasses. Di Argentina disebut pampa dan di Hongaria disebut puszta.

1.2.

Ekosistem Padang Rumput

Di bumi, ada berbagai macam jenis ekosistem, salah satunya adalah


ekosistem padang rumput. Ekosistem ini terbentuk pada daerah tropik
maupun subtropik yang memiliki curah hujan di sekitar 25-30
cm/tahunnya. Di Indonesia, ekosistem padang rumput ini bisa
ditemukan di pulau Nusa Tenggara, khususnya bagian timur.
Awal terbentuknya ekosistem ini adalah dari kondisi lingkungan yang
mendukung pertumbuhan tanaman/rumput secara luas. Rumput yang
melimpah ini akhirnya menarik hewan-hewan pemakan rumput dan
kelompok hewan ini pun tinggal di sana. Banyaknya hewan herbivora
ini lalu menarik hewan pemangsa (karnivora) untuk ikut datang dan
menyerang hewan-hewan pemakan rumput tersebut. Rantai makanan
ini terus berputar sehingga terbentuklah ekosistem padang rumput.
Komponen Pendukung Ekosistem Padang Rumput
Komponen dalam eksosistem terbagi menjadi dua bagian, yakni
komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen-komponen
pembentuk ekosistem adalah:
a. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang
berasal dari benda tak hidup atau benda mati. Komponen tersebut
adalah komponen fisik dan komponen kimia yang dijadikan media
atau subtrat sebagai temapt berlangsunganya hidup. Lebih tepatnya
komponen abiotik merupakan temat tinggal atau lingkungan dimana
komponen biotik hidup.
Komponen abiotik sangat bervariasi dan beragam. Komponen ini
dapat berbentuk benda organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal
yang mempengaruhi pendistribusian organisme. Berikut adalah
komponen abiotik yang mepengaruhi ekosistem padang rumput.
1. Suhu udara
Suhu udara mempengaruhi setiap proses yang terjadi pad amakhluk
hidup. Sebagai contoh adalah penggunaan energi yang dihasilkan oleh
tubuh meregulasi suhu tubuhnya.
2. Air
Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan makhluk
yang ada di bumi. Tanpa adanya air semua makhluk hidup yang ada
mati.
3. Garam
Keberadaan garam mampu mempengaruhi suatu organisme dalam
proses osmosis. Ada beberapa organisme yang mampu beradaptasi
dengan lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.
4. Tanah dan batu

Karakteristik yang ada pada tanah mampu memberikan pengaruh


terhadap penyebaran organisme yang ada berdasarkan kandungan yang
ada pada tanah dan batu tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi
tersebut adalah pH tanah dan struktur fisik tanah serta kondisi mineral
yang dikandung oleh tanah.
5. Cahaya matahari
Tidak dapat dipungkiri bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya
energi yang memberikan kehidupan bagi organisme yang hidup di
bumi ini. Salah satu contohnya adalah pada proses fotosintesis yang
terjadi pada tumbuhan. Tanpa adanya fotosintesi maka tumbuhan tidak
bisa hidup. Padahal tumbuhan merupakan produsen bagi organisme
lainnya yang tidak dapat digantikan oleh yang lainnya.
6. Iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang
lama. Iklim menentukan tingkat toleransi kehidupan suatu organisme.
b. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen dalam ekosistem yang berupa
organisme atau makhluk hidup. Komponen biotik dalam ekosistem
merupakan komponen yang selain komponen abiotik.
Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme
yang mendukung terbentuknya ekosistem padang rumput. Berikut
adalah komponen biotik yang ada di ekosistem padang rumput.
1. Flora dan fauna di padang rumput
Oleh karena porosita (wilayah terbuka) dan drainase (sistem
perairan) yang cenderung tidak teratur, maka tanaman yang tumbuh di
wilayah padang rumput juga terbatas. Tumbuhan yang masuk ke
dalam ekosistem padang rumput ini didominasi rerumputan yang
pendek antara lain grama, buffalo grasees dan masih banyak lagi
lainnya

1.3.

Keanekaragaman Padang Rumput

Jenis-jenis Padang Rumput


1. Stepa
Stepa adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di
dekat sungai atau danau), stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek
dan Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi oleh rumput atau
semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah
ini juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang
terlalu kering untuk menunjang suatu hutan, tapi tidak cukup kering
untuk menjadi gurun.
Di Indonesia, wilayah yang dikenal banyak memiliki stepa adalah
Nusa Tenggara Timur.
2. Sabana / Savanna
Savana merupakan bioma dari tropis. Terletak di daerah yang luas
di Afrika, Asia, Australia dan Amerika Selatan. Di dalamnya tumbuhan
serba dominan. Namun demikian, tidak kekurangan pohon, meskipun
ini tersebar.
Dasar savana yang berlempung dan tahan air. Karakteristik sendiri
bioma ini adalah alternasi dari rumput lembab dan kekeringan. rumput
kering sangat tandus, karakteristik yang memfasilitasi penyebaran api.
Api mudah membuat pertumbuhan rumput dan menahan
perkembangan pohon, mempercepat mineralisasi dari tanah dan
pertumbuhan tanaman yang beradaptasi dengan kondisi tersebut.
3. Prairi / Prairie
Prairi adalah padang rumput yang wilayah tanahnya datar, landai,
atau berbukit terutama ditutupi oleh rumput tinggi dan tidak banyak
pohon. Perintis yang pertama kali melihat padang rumput datar
Amerika Tengah Barat disebut mereka 'laut rumput. "
4. Pampa
Pampa adalah bioma padang rumput yang memliki bentuk datar,
Hal ini ditemukan terutama di Argentina dan meluas ke Uruguay. Kata
Pampa berasal dari kata India Guaran tingkat polos.

1.4.

Manfaat Padang Rumput


Adapun manfaat dari padang rumput adalah sebagai berikut :

1. Padang rumput dapat dimanfaatkan sebagai tempat peternakan untuk


hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dsb.
2. Habitat untuk flora dan fauna yang hidup di padang rumput.
1.5. Faktor- factor yang berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan
pada ekosistem padang rumput
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerusakan ekositem padang
rumput di NTT antara lain:
(1). Kebakaran liar padang rumput; kelestarian ekositem padang rumput
akan sangat mencemaskan karena adanya ancaman utama terhadap
kelestariannya yaitu: penggunaan api dalam manajemen padang rumput
secara tradisional dan secara tidak terkontrol menyebabkan padang
rumput ang ada terancam menjadi padang marjinal dan akan memicu
timbulnya pergeseran susunan botani dan tanahnya akan gundul dalam
jangka waktu yang lebih lama dan mungkin terjadi pengikisan. (2).
Aktivitas alih fungsi lahan; Menurut Utomo dkk (1992) dalam Lestari
(2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai
konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan
lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi
lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan
potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian
perubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktorfaktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan
meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik, sebagai
contoh bahwa alih fungsi lahan di kawasan Timor Barat lebih diarahkan
untuk penambangan Mangan.

(3). Tekanan penggembalaan yang berlebihan; kondisi ini telah


menyebabkan perubahan struktur tanah menjadi padat dan menghambat
proses infiltrasi air ke dalam tanah sehingga menurut Riwu Kaho (1996)
yang disetir oleh Gregorius (2011) melaporkan bahwa, kesuburan kimia

tanah padang rumput di Timor Barat umumnya rendah sampai dengan


kadar nitrogen (0,5-0,56%), walaupun acapkali nilai kapasitas tukar
kation tanahnya cukup tinggi (62,55-75,74 me/100gr), sedangkan derajat
keasaman tanahnya netral sampai agak alkalin (6,8-7,5). (4) Tekanan
gulma: seperti gulma lantana camara, mimosa spp,Chromolaena odorata
yang telah menginvasi padang rumput di NTT. Di banyak tempat gulma
ini membentuk suatu asosiasi vegetasi tersendiri yang menekan habis
jenis rumput dan herba pakan hijauan lainnya (Riwu Kaho, 2005). (5)
Padang rumput milik masyarakat (communal grazing areas ) seperti di
Sumba; dapat menimbulkan persoalan lain yaitu kecemburuan sosial dan
perubahan persepsi masyarakat adalah kepemilikan padang rumput yang
dikuasai oleh suku tertentu saja dapat berimplikasi terhadap konflik
social.
1.6. UPAYA DAN STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTE PADANG
RUMPUT
a. Perbaikan struktur tanah dan tata guna lahan pada ekosistem padang
rumput
Berdasarkan berbagai laporan penelitian dan studi bahwa
selama 20 tahun terakhir ini terjadi penyusutan luas padang rumput di
Propinsi NTT, karena dikonversi untuk penggunaan lain seperti usaha
pertanian lahan kering, penambangan Mangan dan kegiatan lainnya.
Disamping itu akibat adanya tekanan penggembalaan yang berlebihan
telah menyebabkan struktur tanah berubah menjadi padat sehingga
telah menghambat infiltrasi air yang akhirnya menyebabkan struktur
ekosistem padang rumput dapat terganggu. Persoalan ini perlu diatasi
dengan strategi memperbaiki struktur tanah dan tata guna lahan
padang rumput dengan melakukan upaya introduksi tanaman
leguminosa untuk mengembalikan kesuburan tanah seperti jenis
rumput Brachiaria
brizantha,
B.
decumbens,
B.
ruziniensis dan Paspalum dilatatum adalah jenis rumput dengan
produksi bahan kering yang tinggi 50-70 ton bk/ha/tahun, tahan kering
dan tahan penggembalaan berat (Riwu Kaho,2007). Hal yang lain
adalah dengan pengaturan tataguna lahan dengan merumuskan secara
tegas lokasi pergiliran penggembalaan ternak,terutama pada waktu

periode bulan Mei-Juni dan pengaturan tata ruang untuk aktivitas


usaha pertanian lahan kering maupun usaha penambangan Mangan.
b. Pengelolaan pembakaran padang rumput
Berdasarkan beberapa laporan penelitian menganjurkan
pengelolaan pembakaran untuk keperluan usaha pertanian lahan kering
dilakukan agak lambat di musim kering dengan penerapan teknik
membakar headfiring, backfiring, dan pembakaran berkeliling dengan
memantauarah angin, jam membakar, temperatur, dan kelembaban
yang disesuiakan dengan kondisi fisik padang rumput sehingga
intensitas dan kecepatan merambat dari api tidak membahayakan dan
mudah dikontrol.
c. Pengembangan kapasitas masyarakat
Kesadaran sebagian besar warga masyarakat yang rendah
terhadap pentingnya pelestarian lingkungan hidup untuk ekosistem
padang rumput
merupakan satu hal yang menyebabkan
ketidakpedulian masyarakat atas degradasi lingkungan yang semakin
intensif. Rendahnya kesadaran masyarakat ini disebabkan mereka
tidak memiliki pengetahuan tentang lingkungan hidup yang memadai.
Oleh karena itu, kini sudah saatnya pengetahuan tentang lingkungan
hidup dikembangkan sedemikian rupa dan menjadi salah satu mata
pelajaran di sekolah umum mulai dari tingkat SD dan pelatihan
penguatan kapasitas masyarakat akan pentingnya pengelolaan
ekosistem padang rumput. Hal ini dipandang penting, karena
kurangnya pengetahuan masyarakat atas fungsi dan manfaat
lingkungan hidup telah menyebabkan pula rendahnya disiplin
masyarakat dalam memperlakukan lingkungan sesuai peraturan
perundang-undangan.

1.7. Pelestarian Padang Rumput

Tentunya rumput juga perlu tersedia air yang cukup, perluas ditempat
gundul untuk mempercepat penghijauannya. Hindari pembakaran sampah di
area rerumputan, ancamannya mudah cepat menjalar, termasuk mengurangi
aktifitaskeras. Dengan menambah sedikit pupuk akan mempercepat
pertumbuhan yang subur. Pengelolaan yang tepat akan semakin
menyuburkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gregorius,T,2011, Pengaruh Pembakaran Terhadap produktivitas Padang Rumput,


Artikel, dalam http://husbandryanimalthomndsgregoriuss.blogspot.com Diakses pada
tanggal 25 Mei 2016.
Ridwana,Riki,2008,Padang Rumput, Artikel, dalam
https://id.scribd.com/doc/187789295/Tinjauan-Pustaka-PadangRumput#downloadDiakses pada tanggal 25 Mei 2016.
Soetedjo,I.N.P, 2011, Prinsip-prinsip Degradasi dan Pencemaran Lingkungan, Materi
Pokok Perkuliahan, Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana,
Universitas Nusa Cendana, Kupang.

Anda mungkin juga menyukai