Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aprilda Ariana Sianturi

Nim : 200503057

Mata Kuliah : Manajemen

Program Studi : S1 Akuntansi

Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2021

1. Bagaimana cara mengelompokkan kegiatan dalam organisasi atau proses


departementasi ?

2. Sampai dimana proses pendelegasian wewenang itu berhenti atau delegation of


authority ?

3. Apa itu pendekatan berdasar tujuan atau management by objective ?

4. Apa itu tanggungjawab sosial perusahaan atau CSR ?


JAWAB

1. Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi


yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan
yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana
kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi.

Macam bentuk departementasi yaitu :

A. Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau
kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan
bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan keterampilan, pengetahuan, dan
tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian
administrasi dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi
mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau
pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.

B. Departementasi Divisional
Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa
bisnis terpisah; mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk
spesifik atau melayani pasar spesifik.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan,
dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan
produknya sendiri.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar produk.
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang
berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode
pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi
atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan
baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.

2. Pemimpin, berdasarkan authority yang dimiliki, memiliki hak memerintah


para bawahannya untuk bertindak atau tidak bertindak sesuatu. Tetapi tidak
berarti seorang manajer dapat bertindak semaunya sendiri kepada
bawahannya. Karena authority itu ada batasannya. Yaitu:

A. Kemampuan jasmaniah (fisik), artinya tidak dapat memerintahkan suatu


tugas kepada bawahannya di luar kemampuan manusia. Misal yang tidak
diperbolehkan, manajer menyuruh bawahan mengangkat barang ratusan
kilo.
B. Alamiah artinya manajer tidak dapat menugaskan bawahannya untuk
menantang kodrat alam, misalnya manajer menugaskan bawahan untuk
mencegah hujan tidak turun.
C. Teknologi artinya manajer tidak dapat memerintahkan bawahannya untuk
melakukan tugas yang belum tercapai teknologi/ilmu pengetahuan.
Misalnya membuka cabang di planet mars.
D. Membatas ekonoomi artinya wewenang manajer dibatasi oleh keadaan
ekonomi , manajer tidak dapat memerintah atau memaksakan
kehendaknya terhadap harga pasar dan persaingan.
E. Partnership agreement, artinya wewenang seorang manajer dibatasi oleh
rekannya misalnya oleh dewan komisarisnya.
F. Lembaga artinya wewenang seorang manajer dibatasi oleh anggaran dasar
dan angaran rumah tangga, kebijakan dan prosedur lembaga yang
bersangkutan .
G. Pembatasan hukum artinya wewenang seseorang manajer di batasi oleh
hukum ,agama, dan tradisi.

3. Management by objectives atau MBO adalah proses yang dilakukan untuk


menentukan tujuan dalam organisasi sehingga perilaku karyawan bisa selaras
dengan tujuan tersebut.
Proses penetapan tujuan ini dilakukan oleh manajer dan karyawan.
Keduanya memiliki kesempatan untuk berdiskusi mengenai tujuan dan
objektivitas yang perlu dilakukan. Berdasarkan teori, memiliki suara dalam
penetapan tujuan dan rencana tindakan akan mendorong partisipasi dan
komitmen di antara karyawan, serta menyelaraskan tujuan di seluruh
organisasi. Sehingga pada akhirnya, strategi ini berorientasi pada sesuatu yang
dihasilkan oleh karyawan, tim, dan perusahaan.
Dalam jangka panjang, penerapan MBO ini memungkinkan
manajemen untuk mengubah pola pikir organisasi menjadi lebih berorientasi
pada hasil.
Prinsip utama MBO adalah kejelasan tanggung jawab dan peran
karyawan-karyawan dalam organisasi sehingga mereka mengerti dengan jelas
aktifitas-aktifitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Beberapa keuntungan yang didapat dari penerapan MBO ini adalah
sebagai berikut :

A. Meningkatnya motivasi kerja yang melibatkan karyawan dalam


pengambilan keputusan tentang tujuan organisasi akan meningkatkan
komitmen dan kepuasan kerja bagi karyawan yang bersangkutan.
B. Adanya koordinasi dan komunikasi yang lebih baik dalam menetapkan
tujuan organisasi yang dapat menjaga hubungan baik dan keharmonisan
antara manajemen dan karyawannya.
C. Kejelasan tujuan organisasi.
D. Karyawan atau bawahan memiliki komitmen tinggi terhadap sasaran yang
mereka tetapkan sendiri daripada sasaran/tujuan yang dipaksakan dari
orang lain.

4. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR)


adalah pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap
pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi,
sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan. Tanggung jawab
sosial adalah komitmen bisnis untuk bertindak secara etis, beroperasi secara
legal, dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan karyawan
dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai