Anda di halaman 1dari 5

Nama spesies : Lycopersicum esculentum Mill

Nama lokal :
Tomatoo atau love apple (Inggris), tomate atau pomme d' amour
(Perancis, Spanyol, dan Jerman), tamatar, vilayti, dan baingan (India),
rangan (Malaysia), dan faan ke'e (Cina), Di Indonesia tomat memiliki
beberapa nama daerah yaitu terong kaluwat, reteng, dan cung asan
(Sumatera), ranti bali, ranti gendel, ranti kenong, dan rante (Jawa), kemir
dan leunca komir (Sunda), kamantes, samate, samatet, dan antes (Sulawesi),
dan lain-lainnya (Pitojo, 2005).

Deskripsi :
Tanaman tomat merupakan tanaman annual (semusim). Tomat
merupakan tumbuhan berbentuk herba yang memiliki ketinggian antara 70
- 200 cm, bergantung pada varietasnya. Ketika tinggi tanaman tomat masih
rendah, batangnya dapat berdiri tegak. Namun, setelah bertambah tinggi
dan tumbuh cabang - cabang, tanaman roboh dan tumbuh menjalar. Oleh
karena itu, tanaman tomat berbentuk perdu. Sebagian besar petani tomat
memakai penopang atau ajir agar tanaman tomat tidak roboh di tanah
tetapi tumbuh secara vertikal. Pertumbuhan tomat berdasarkan ketinggian
dibagi menjadi tiga golongan yaitu indeterminate, determinate, intermediate
(Pracaya, 1998).
Tanaman tomat dengan tinggi mencapai 160 cm, termasuk golongan
indeterminate. Bahkan bila subur dapat tumbuh mencapai 2 m. Golongan
ini ditandai dengan pertumbuhan akhir tidak disertai pembentukan
rangkaian bunga dan buah. Golongan determinate adalah tanaman tomat
berbatang pendek dengan tinggi antara 50 - 80 cm, pertumbuhan tinggi
terbatas karena pohon pokoknya diakhiri dengan pembentukan rangkaian
bunga dan buah. Golongan intermediate merupakan persilangan antara
golongan determinate dan indeterminate. Golongan ini menghasilkan
varietas hibrida. Morfologi tanaman tomat terdiri dari akar, batang, daun,
bunga, buah, dan biji (Pracaya, 1998).
Sistem perakaran tanaman tomat adalah akar tunggang dengan akar
samping yang menjalar ke tanah, sama seperti tanaman dikotil lainnya.
Akar tomat memiliki kemampuan menembus tanah yang terbatas, yaitu
hanya pada kedalaman 30 - 70 cm (Tim Penulis PS, 2009). Ciri khas dari
batang tomat adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di seluruh permukaannya.
Batangnya mempunyai kelenjar yang mengeluarkan bau khas. Percabangan
batang bagian bawah bertipe monopodial sedangkan batang bagian atas
bertipe simpodial. Umumnya, batang pokok tomat dapat terus tumbuh
namun ada yang berhenti setelah pembentukan rangkaian bunga.
Selanjutnya, terjadi pertumbuhan tunas di ketiak daun yang berkembang
menjadi cabang dan dapat menjadi seperti batang pokok (Pracaya, 1998).
Daun tanaman tomat memiliki tata letak daun spiral yang teratur.
2
Filotaksis daun pada batang memiliki rumus . Tipe daunnya merupakan
5
daun majemuk yang menyirip gasal (imparipinnatus) dengan tepi daun
bergerigi. Daun tomat berjumlah antara 5 - 7 daun dengan ukuran daun
sekitar 15 - 30 cm x 10 - 25 cm. Panjang tangkai daun majemuk yaitu sekitar
3 - 6 cm. Pada celah antara pasangan daun yang besar terdapat 1 - 2 daun
kecil. Daun yang bersirip besar tersebut ada yang bersirip lagi atau bersirip
ganda (bipinnatus) (Pracaya, 1998).
Bunga tomat berbentuk rangkaian bunga (majemuk), terdiri dari 4 -
14 bunga. Letak rangkaian bunga terdapat di antara buku, pada ruas,
ataupun di ujung batang atau cabang. Bunga tomat adalah bunga banci
(hermaphrodite) sehingga pada satu bunga terdapat dua organ kelamin.
Bunga ini memiliki garis tengah ± 2 cm. Mahkota bunga tomat berjumlah 6
dengan pangkal berbentuk tabung pendek sepanjang ± 1 cm, bewarna
kuning. Benang sari berjumlah 5 dengan tangkai pendek. Kepala benang
sari sepanjang ± 5 mm bewarna kuning cerah. Putik dikelilingi oleh benang
sari. Kelopak bunganya berujung runcing berjumlah 6. Letak bunga
menggantung. Penyerbukan bunga dapat sendiri karena tipe bunga
berumah satu. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan
bersilang. Penyerbukan bersilang dibantu oleh lebah, sering terjadi pada
tomat yang ditanam di daerah tropis (Pracaya, 1998).
Buah tomat saat masih muda memiliki warna hijau dan berbulu.
Seiring proses pematangan, kulit buah akan mengilap dan bewarna kuning.
Selanjutnya, bewarna merah apabila buah telah benar-benar masak. Bentuk
buah tomat bervariasi antara lain bulat, bulat dengan ujung datar, bulat
halus, bulat beralur, dan tidak teratur. Diameter buahnya bervariasi antara
2 - 15 cm, tergantung pada varietasnya (Pracaya, 1998).
Biji tomat berukuran kecil. Lebar dari biji tomat mencapai 2 - 4 mm
dan panjang 3 - 5 mm. Bentuk biji tomat menyerupai ginjal, ringan, dan
berbulu. Warna bijinya bervariasi ada yang putih, putih kekuningan, dan
cokelat muda. Biji tomat diselubungi oleh daging buah. Setiap gram tomat
berisi 200 - 500 biji, tergantung varietasnya. Biji inilah yang digunakan
untuk perbanyakan tanaman (Pracaya, 1998). Berikut ini adalah morfologi
dari tanaman tomat (Gambar 1).
Habitat dan Distribusi :
Tanaman tomat tumbuh dengan baik pada udara yang sejuk dengan
suhu pada siang hari sekitar 18°C - 29°C dan pada malam hari 10°C - 20°C.
Tanaman ini memerlukan sinar matahari yang cukup. Oleh karena itu,
banyak budidaya tomat dilakukan di dataran tinggi. Tomat dapat tumbuh
pada segala jenis tanah, mulai dari tanah pasir sampai tanah lempung.
Idealnya tanaman tomat tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir
yang subur, gembur, dan kaya akan zat hara. Tumbuh baik pada tanah ber-
pH 6,0 - 7,0. Di negara Indonesia, tanaman tomat memiliki daerah
penanaman yang cukup luas, yaitu di dataran tinggi (≥ 700 m dpl), dataran
medium tinggi (450 - 699 m dpl), dataran medium rendah (200 - 499 m dpl),
dan dataran rendah (≤ 199 m dpl) (Pracaya, 1998).
Tanaman tomat pertama kali ditemukan di daratan Amerika Latin
yaitu sekitar Peru, Equador. Selanjutnya tersebar ke seluruh daerah tropis
Amerika. Awal abad ke-16, tomat mulai masuk ke Eropa. Pada abad ke-18,
tomat mulai dikenal di Amerika Serikat. Penyebaran tomat di negara
asalnya terlambat karena awalnya tomat dianggap berbahaya. Penyebaran
tanaman tomat di Asia diawali dari Filipina kemudian Malaysia.
Penyebaran buah tomat di Benua Afrika disebabkan oleh pedagang
Portugis. Daerah penyebaran tomat cukup luas hampir seluruh daerah
tropis. Mulai dari daerah tropis Asia seperti India, Malaysia, dan Filipina,
kemudian daerah tengah, timur, dan barat Afrika, daerah tropis Amerika,
dan daerah Kariba yaitu Trinidal, Haiti, dan Puerto Rico. Penyebaran
tomat di Indonesia disebabkan kedatangan orang Belanda. Tanaman tomat
di Indonesia hampir tersebar secara merata (Tim Penulis PS, 2009).
Kegunaan/Peranan :
Tanaman tomat kebanyakan dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Kelezatan buah tomat disertai dengan komposisi gizi yang cukup lengkap
dan baik untuk tubuh, menjadi alasan utama masyarakat menggunakan
buah tomat sebagai menu makanan. Kandungan vitamin A dan C yang kaya
pada tomat dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan sariawan
dan rabun ayam. Sebagian masyarakat menggunakan buah tomat untuk
terapi pengobatan. Hal ini dikarenakan tomat mengandung karotin sebagai
provitamin A dan lycoppen yang mampu mencegah kanker. Selain itu, buah
tomat juga berkhasiat untuk mencegah dan mengobati radang usus buntu,
membantu penyembuhan penyakit gigi dan gusi, mempercepat
penyembuhan luka, mengobati jerawat, mencegah pembentukan batu
empedu pada saluran kencing, membantu penyembuhan penyakit skorbut,
mengobati penyakit karena kekurangan vitamin C, membantu
penyembuhan penyakit liver, encok, TBC, dan asma (Wiryanta, 2008).

Klasifikasi :
Menurut ilmu tumbuh-tumbuhan (botani), klasifikasi tomat secara
taksonomi adalah sebagai berikut (Wiryanta, 2008) :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotylodenae (biji berkeping satu)
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill.
Berdasarkan klasifikasi botani di atas, tanaman tomat memiliki
kekerabatan dengan kentang (Solanum tuberosum L.), terong (Solanum
melongena L.), leunca (Solanum nigrum L.), takokak (Solanum torvum sp.),
dan cabe ( Capsicum annuum L.) (Wiryanta, 2008).

Referensi :
Pracaya. 1998. Bertanam Tomat. Kanisius. Yogyakarta.

Tim Penulis PS. 2009. Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil. Niaga
Swadaya. Depok

Wiryanta, B. T. W. 2008. Bertanam Tomat. PT. AgroMedia Pustaka.


Jakarta.

Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai