Anda di halaman 1dari 5

AIK tentang merokok :

1.   Rokok adalah sesuatu yang membinasakan. Buktinya, salah satu penyebab kematian terbesar
di dunia adalah rokok, maka orang yang mengkonsumsi rokok sama dengan orang yang
meminum racun. Sedangkan Alloh subhanahu wa ta’ala melarang manusia membunuh
dirinya sendiri:

“…Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan…” (QS. Al-Baqoroh:


195).

Rokok sangat membahyakan kesehatan badan, merusak pernafasan, jantung, impoten, kanker
dan penyakit lainnya, sebagaimana tertulis di bungkus rokok dan papan reklame. Ayat di atas
menjelaskan keharaman rokok dan membantah orang yang memakruhkannya, karena sesuatu
yang dihukumi makruh tidaklah akan merusak badan, sedangkan rokok jelas merusak,
sekalipun mulut bisa berbohong dengan mengingkari kenyataan ini.

Bahkan para dokter dan ahli medis telah sepakat akan bahayanya rokok bagi kesehatan
manusia. Telah digelar berbagai seminar kedokteran yang berskala internasional, para dokter
mengambil kesimpulan bahwa rokok telah menyebabkan berbagai macam penyakit yang
berbahaya.

2.   Allah mengharamkan segala sesuatu yang mudhorot (bahaya) nya lebih besar dari
manfaatnya seperti arak dan judi, sebagaimana firman-Nya:

”… Dan dosa keduanya (arak dan judi) lebih besar ketimbang manfaatnya… ” (QS. Al-
Baqoroh: 219).

Rokok jelas bahaya dan dosanya lebih besar dari manfaatnya yang belum jelas sehingga
termasuk hal yang diharamkan Alloh. Sesungguhnya manfaat rokok hanyalah klaim dan
pembelaan dari dari perokok belaka tanpa ditunjang dalil dan bukti.

Dalam kaidah fiqih disebutkan ”Mencegah kerusakan/bahaya lebih didahulukan daripada


mengambil manfaat”. Maka seharusnya kita mendahulukan mecegah diri kita dari bahaya
rokok dengan tidak merokok dari pada mengambil manfaat menkonsumsi rokok yang hanya
isapan jempol belaka.
3.   Dalam agama islam dilarang melakukan perbuatan yang membahayakan diri dan orang lain,
sebagaimana sabda Rosululloh shollollohu ’alaihi wa sallam:

”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain.” (HR. Baihaqi dan al-Hakim
dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Rokok tidak diragukan membahayakan diri dan orang lain sehingga termasuk hal yang
dilarang.

Bahkan asap rokok juga membahayakan para perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi
menghirup asap rokok orang lain).

4.   Agama islam melarang kita mengganggu sesama muslim, sebagaimana fiman-Nya :

“Dan sesungguhnya orang-orang yang mengganggu/menyakiti orang-orang mukmin laki-


laki dan perempuan dengan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 58)

Rokok sungguh membahyakan kesehatan orang lain yang menjadi perokok pasif. Bau rokok
juga mengganggu orang yang ada di sekitarnya, dan apabila kita menghadiri sholat jum’at
atau jama’ah hendaknya kita memakai wewangian bukan malah mengganggu jama’ah lain
dengan bau rokok.

5.   Allah melarang pemborosan dan menyia-nyiakan harta, sebagaimana firman-Nya:

”… Dan janganlah kalian menghamburkan hartamu dengan boros, karena pemboros itu
adalah saudaranya setan…” (AS. Al-Isro’: 26-27).

Orang yang merokok menghamburkan hartanya dengan sia-sia bahkan mereka rela membeli
rokok padahal ada kebutuhan yang lebih penting dan bermanfaat.

Dalam skala nasional memang dari perusahan rokok, pemerintah dapat memungut pajak yang
cukup besar, tetapi perlu diketahui bahwa pemerintah juga mengeluarkan anggaran untuk
biaya kesehatan dan pengobatan akibat rokok ini. Bahkan anggaran untuk biaya kesehatan
dan pengobatan akibat rokok lebih besar dari pada pajak yang diperoleh dari bisnis rokok
tidakkah ini adalah suatu pemborosan yang nyata. Demikian juga dalam skala individu,
merokok adalah membelanjakan harta untuk hal yang tidak ada manfaatnya dan sia-sia,
merokok adalah membakar uang untuk hal yang membahayakan kita, lalu apakah ini bukan
suatu pemborosan.
6.   Rosululloh shollallohu ’alaihi wa sallam bersabda:

”Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeming pada hari kiamat nanti sebelum ditanya
tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang tubuhnya
tubuhnya untuk apa dia gunakan, tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan kemana ia
membelanjakannya, serta tentang ilmunya untuk apa dia gunakan.” (Hadits shohih,
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).

Apa jawaban seorang perokok bila ditanya di Hari Kiamat nanti:

Umurnya: umurnya dihabiskan untuk menghisap rokok.

Ilmunya: ia mengetahui rokok itu haram, akan tetapi masih terus menerus menghisapnya,
padahal hujjah telah ditegakkan kepadanya.

Hartanya: hartanya dia hamburkan untuk sesuatu yaqng tidak berguna.

Tubuhnya: ia telah mempersembahkan tubuhnya kepada bahaya dan penyakit.

Untuk mendapatkan dalil yang lebih banyak dan rinci anda bisa membaca buku
berjudul”Rokok Pembunuh Berdarah Dingin” semoga anda mendapat pelajaran yang banyak
dari buku yang bagus tersebut.

7. “Dan Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian sendiri ke dalam
jurang kerusakan.” (QS. Al Baqarah (2): 195)

8. “Dan Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri ..” (QS. An Nisa (4): 29)

9. Imam Hasan al Banna Rahimahullah berkata: “Setiap manusia bisa diambil atau
ditinggalkan perkataan mereka, begitu pula apa-apa yang datang dari para salafus shalih
sebelum kita yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah, kecuali hanya Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (yang perkatannya wajib diterima tidak boleh ditolak, pen) …..
“ (Al imam Asy Syahid Hasan al Banna, Majmu’ah Ar Rasail, hal.306. Maktabah at
Taufiqiyah, Kairo. Tanpa tahun)

Memang keteladanan hanya ada pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaih wa Sallam.Dan untuk
para da’i hati-hatilah, sebab Allah Ta’ala berfirman:
10. “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara
dusta "Ini halal dan Ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung.” (QS. An Nahl (16): 116)

Dari Abdullah bin Amr bin al Ash Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallah ‘ Alaihi
Wa Sallam bersabda:

11. “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara begitu saja dalam diri manusia, tetapi
dicabutnya ilmu melalui wafatnya para ulama. Sehingga orang berilmu tidak tersisa, lalu
manusia menjadikan orang bodoh menangani urusan mereka. Mereka ditanya lalu menjawab
dengan tanpa ilmu. Akhirnya, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari, lihat Syaikh
Fuad Abdul Baqi, Al lu’Lu’ wal Marjan, Kitabul ‘ilmi, hal. 457, hadits no. 1712. Darul Fikri,
Beirut . 1423H/2002M)

12. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah diambilnya ilmu (agama) dari
kalangan ashaghir.” (HR. Abdullah bin al Mubarak, dalam kitab Az Zuhd, dengan sanad
hasan)

13. Siapakah Ashaghir? Berkata Abdullah bin al Mubarak Rahimahullah, yaitu orang yang
Qillatul ‘ilmi (sedikit ilmunya). Ya, sedikit ilmunya tetapi banyak gayanya! Lidahnya
menjulur melebihi pengetahuannya. Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ”Sesungguhnya orang yang paling aku
cintai dan paling dekat majelisnya denganku pada hari kiamat nanti adalah yang paling baik
akhlaknya di antara kalian. Dan sesungguhnya yang paling saya benci dan paling jauh dariku
adalah yang banyak omongnya (ats tsartsarun), bermulut besar (al mutasyaddiqun), dan al
mutafaihiqun.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, kami telah tahu ats tsartsarun dan al
mutasyaddiqun, tetapi apakah al mutafaihiqun? Rasulullah menjawab: “Yaitu al
Mutakabbirun (orang yang merasa besar, sok berilmu). (HR. Imam At Tirmidzi, ia berkata:
hadits ini ‘hasan’. Imam an Nawawi, Riyadhush Shalihin, Bab Husn al Khuluq, hal. 187,
hadits no. 629. Maktabatul Iman, Al Manshurah)
Dapus :

1. Al-quran dan terjemahannya


2. hadis

Anda mungkin juga menyukai