Anda di halaman 1dari 6

STANDAR PELAYANAN TB PARU

Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada
siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Di Indonesia
khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta
kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara
terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC ini.
Standar pelayanan TB paru meliputi :
I. Standar pelayanan penderita TB.
II. Standar penyuluhan TB.
III. Standar penjaringan suspek.
IV. Standar pengumpulan dahak.
V. Standar pembuatan dan penyimpanan sediaan.
VI. Standar diagnosis TB.
VII. Standart pengobatan TB.

I. Standar Pelayanan Penderita TB


1.Tujuan :
a. Mempermudah dan memperlancar pelayanan pada penderita TBC Paru.
b. Memutuskan rantai penularan TBC Paru.c.Menurunkan angka kesakitan
dan kematian TBC Paru.

2.Kebijakan :
a. Pengelola P2 TBC.
b. Ruang Pengelola.
c. Meja, kursi dan kipas angin.
d. ATK dan buku register.
e. Buku penderita TB.01, TB.02, TB.05 dan TB.06.
f.OAT.
g. Pot dahak.
h. Slide dan Ose serta Lampu spritus

3.Prosedur :
a. Pasien mendaftar diloket kartu
b. Petugas kartu menanyakan dan mencatat identitas pasien : nama,
tanggallahir,jenis kelamin, alamat lengkap, dan pekerjaan pasien kemudian mencari
danmengisi buku famyli folder penderita.
c. Buku famyli folder pasien dibawa ke ruang Polik dokter berdasarkan
nomor urutpendaftaran.
d. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.
e. Penderita masuk di ruang Polik dokter.
f.Dokter melakukan anamese penderita mengenai keluhan ada batuk/tidak, berapa
lamabatuk dan bila tersangka TBC, dokter merujuk untuk pemeriksaan dahak
kePengelola TBC.
g. Penderita ke ruang pengelola TBC.
h. Penderita dipersilahkan masuk dan duduk.
i. Pengelola melalukan anamese ulang dan mencatat mengenai berapa lama
batuk,berdahak/tidak, dahak bercampur darah/tidak, sesak nafas/tidak,
nyeri dada /tidak, kurang nafsu makan/tidak, berat badan menurun/tidak, riwayat
kontak dengan penderita TBC dan apakah pernah minum obat paru-paru selama
kurang dari 1bulan atau lebih dari 1 bulan.
j. Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
k. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak
dan carabatuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen.
l. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan dilakukan
di Puskesmas.
m. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk
pemeriksaanadalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental,
dengan volume 3-5ml.Bila volumennya kurang, pengelola harus meminta agar
penderita batuk lagisampai volumenya mencukupi
n. Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC.
o. Memberikan label pada diding pot yang memuat nomor identita sediaan
dahak seuai dengan form TB.06.
p. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah
penderitadan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya dan kemudian
petugasmengambil dahak sewaktu kunjungan kedua.
q. Membuat apusan dahak penderita pada slide yang sudah diberi label
dengan menggunakan ose.
r.Mengisi form. TB.05, sediaan yang sudah di fiksasi segera disimpan kedalam
kotak sediaan untuk menghindari risiko pecah atau dimakan serangga.
s.Mengirim sediaan ke PRM dilakukan paling lambat 1 minggu sekali disertai
formulir laboratorium TBC untuk pemeriksaan dahak (TB.05).

II. Standar Penyuluhan Penyakit TB


1. Pengertian :
Menyampaikan informasi berupa pesan atau pemikiran dari pihak pemberi
pesan/sumber informasi kepada pihak lain/penerima pesan dengan cara tertentu.
2. Tujuan :
a. Menambah wawasan/pengetahuan tentang penyakit TBC.
b. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam
penanggulangan TBC.
3. Prosedur :
a. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan ( SAP ) sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang ada, meliputi :
1) Menentukan tujuan penyuluhan.
2) Menentukan sasaran penyuluhan ( Toma, Masyarakat umum,
Kader Posyandu, Penderita,Keluatga penderita atau PMO ).
3) Menentukan tempat penyuluhan ( di Unit Pelayanan Kesehatan
atau di Luar Unit PelayananKesehatan ).
4) Menentukan waktu penyuluhan yang disesuaikan dengan situasi
tempat, sasaran dan pelaksanaan penyuluhan.
5) Menentukan metode penyuluhan (ceramah, tanya jawab atau
diskusi) sesuai dengan jenispenyuluhan, apakah penyuluhan langsung
perorangan, kelompok atau mayarakat/massa.
6) Alat bantu/media yang digunakan ( media cetak seperti poster,
lembar balik atau media elektronik seperti pemutaran film ).
7) Menentukan biaya yang digunakan.
8) Materi penyuluhan sesuai dengan tujuan penyuluhan dan sasaran.
b. Pelaksanaan penyuluhan :
1) Penyuluhan TBC diaksanakan di dalam gedung UPK dengan cara :
a) Penyuluhan langsung perorangan sasarannya : penderita TBC,
keluarga penderita atau PMO.
b) Penyuluhan langsung kelompok sasarannya : kelompok penderita
bersama keluarganya dan PMO.
c) Penyuluhan tidak langsungseperti menepelkan poster dan broser
TB.
2) Penyuluhan TBC diaksanakan di luar gedung UPK dengan cara :
1.a)Penyuluhan perongan dirumah penderita.
1.b) Penyuluhan kelompok di posyandu.

III. Standar penjaringan suspek.


1. Pengertian :
Mendapatkan suspek penderita TB menggunakan metode / cara pemeriksaan diagnosis
sederhana melalui anamnese, serta tanda dan gejala.
2. Tujuan :
Dapat menemukan secara dini penderita TB serta memotong mata rantai penularan.
3. Prosedur :
1.c.a. Menentukan sasaran screning yang terdapat pada beberapa
kelompok diantaranya
.c.a.1. Keluarga yang tinggal serumah dengan penderita.
1.c.a.2. Lingkungan sekitar yang sering kontak dengan
penderita.
1.c.a.3. Anak usia dibwah 5 tahun yang kontak dengan
penderita.
1.c.b. Seseorang ataupun kelompok yang memiliki tanda – tanda :
1.1.a.1. Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
1.1.a.2. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas.
1.1.a.3. Nafsu makan menurun.
1.1.a.4. Berat badan menurun.
1.1.a.5. Malaise.
1.1.a.6. Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik.
1.1.a.7. Demam meriang lebih dari satu bulan.
Apabila menemukan sasaran dengan tanda dan gejala seperti diatas dianjurkan untuk
segera malakukan pemeriksaan meliputi :
1.c.b.1. Pemeriksaan dahak
1.c.b.2. Photo Thorax
1.c.b.3. Serta biakan dan uji kepekaan
Pemeriksaan dapat dilakukan di tempat – tempat pelayanan kesehatan semisal
Puskesmas.

IV. Standart Pengumpulan Dahak.


1. Pengertian
Suatu cara dimana penderita suspek TB diminta untuk menampung lendir
kental, membulur dan lengket yang dikeluarkan di saluran pernapasan,
biasanya sebagai akibat dari peradangan, iritasi atau infeksi pada saluran
udara, dan dikeluarkan melalui mulut pada wadah berdiameter minimal 5 cm,
bertutup ulir, transparan serta bersih dan kering.

2. Tujuan
mengetahui adanya, mengenal jenis dan beratnya penyakit atau kelainan
tempat asalnya dahak; selain itu, penting juga untuk pemberian dan kontrol
pengobatan.

3. Prosedur
Cara Pengumpulan Dahak:

 Ruang kerja (ruang


pendaftaran, ruang
pengumpul sampel, laboratorium, dsb).
 Ruang tunggu, ruang umum lain Cara pengumpulan Dahak
1. Beri petunjuk pada pasien untuk:
2. Kumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak
3. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur
4. Tarik nafas dalam 2 – 3 kali dan setiap kali hembuskan nafas
5. dengan kuat
6. Letakkan pot yang sudah dibuka dekat dengan mulut dan
keluarkan dahak ke dalam pot
7. Batukkan dengan keras dari dalam dada
8. Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya
9. Setelah mengeluarkan dahak, bersihkan mulut dengan tissue,
kemudian buang tissue di tempat sampah yang bertutup, kemudian
cuci tangan
10. Bila perlu hal di atas dapat diulang sampai mendapatkan dahak
yang berkualitas baik dan volume yang cukup (3-5 ml)
o Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut:
a. Lakukan olah raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa
kali. Bila terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu
disuruh batuk.
b. Malam hari sebelum tidur, banyak minum air atau menelan 1 tablet
gliseril guayakolat 200 mg.
o Bila spesimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan dengan :

V. Standar Pembuatan dan Penyimpanan Sediaan.


1. Tujuan
Penegakan Diagnosa secara microskopis keberadaan kuman tuberkulose serta
memonitoring dan mengevaluasi hasil pengobatan.
2. Prosedur
1. Spesimen air liur harus dilaporkan pada formulir permohonan laboratorium TB
(TB 05).
2. Aplikatordari bambu/kayu yang bersih lebih baik, sebab:
l Dapat lebih cepat memisahkan bagian yang purulen dari air liur.
l Dapat mengangkat dahak lebih banyak daripada ose.
l Lebih mudah didapat dan lebih aman karena dapat langsung dibuang.
3. Pembuatan Sediaan Apus yang Baik
 Berasal dari dahak mukopurulen, bukan air liur.
 Berbentuk spiral-spiral kecil berulang (coil type), yang tersebar merata,
ukuran 2 x 3 cm.
 Tidak terlalu tebal atau tipis.
 Setelah dikeringkan sebelum diwarnai, tulisan pada surat kabar 4 -
5 cm di bawah sediaan apus masih terbaca
4. Cara penanganan dahak yang bercampur darah
 Dahak dengan darah sedikit
Pilih bagian dahak yang tidak mengandung darah, dan buat sediaan seperti
biasa
 Dahak dengan darah sedang
Buat sediaan, kemudian fiksasi, genangi dengan air bersih/aquades lalu
digoyang-goyang sampai warna merah darah hilang. Lalu air dibuang dan
bilas lagi dengan air kemudian warnai dengan Ziehl-Neelsen.

VI. Standar Diagnosis TB

1. Pengertian
Diagnosis TB Paru ditegakkan dengan pemeriksaan dahak SPS (sewaktu-pagi-
sewaktu), ini merupakan kebijakan nasional karena cepat, relatif murah, cukup
sensitif dan spesifik untuk TB paru, meskipun ‘gold standard’ adalah
pemeriksaan biakan TB. Sedangkan untuk TB ekstra paru, diagnosis pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis dan atau histopatologi yang
diambil dari jaringan tubuh yang terkena.
2. Maksud Dan Tujuan
a. Menjamin mutu hasil pemeriksaan laboratorium diagnostik TB sesuai kebijakan
nasional.
b. Mencegah kesalahan dalam penegakan diagnosis TB yang dapat
mengakibatkan dampak secara sosial ekonomi dan epidemiologi.
3. Ruang Lingkup
Setiap fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta yang memberikan
pelayanan laboratorium TB UNTUK MENEGAKKAN DIAGNOSIS TIDAK
DIPERKENANKAN MENGGUNAKAN METODE PEMERIKSAAN
SEROLOGI.
4. Prosedur
Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu
pagi sewaktu (SPS) .
Adapun mekasnisme dalam penegakan diagnose TB
1. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya
kuman TB(BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui
pemeriksaan dahak .
2. Mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto
toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis
sepanjangsesuai dengan indikasinya.
3. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaanfoto
toraks saja

Anda mungkin juga menyukai