Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 6 – PRD KU1202

ANALISIS SISTEM PERALATAN MEKANIS PADA


FASILITAS INFRASTUKTUR
Dosen:

Dr. Dyah Wulandari Putri, S.T., M.T.

Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D

Disusun Oleh:

Ananda Rajendra 16620225

Audrey Patricia J T 16620237

Anggito Tri Agastya 16620261

Glend Hansel Firmansyah Putra 16620303

Faris Aslam Revalin 16620417

TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN (FTSL)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2021
I. GEROBAK DORONG

a. Fungsi/Manfaat
Gerobak dorong adalah alat angkut yang digunakan untuk memindahkan
suatu material dari tempat satu ke tempat yang lain. Gerobak ini biasanya
digunakan pada area pembangunan, pertambangan, perkebunan, dan lainnya.

Beberapa kegunaan umum gerobak dorong meliputi:

1. Kontruksi

Pekerja bangunan sering menggunakan gerobak dorong untuk menmbawa


suatu material menggunakan truk beton dan mixer semen untuk beton dalam
jumlah besar. Namun, banyak pekerjaan perbaikan perumahan hanya
membutuhkan sedikit beton untuk dicampur. Seorang kuli menuangkan material
ke dalam gerobak dorong dan kemudiang mengangkut bahan konstruksi tersebut
ke tempat lain.

2. Berkebun

Tukang kebun menggunakan gerobak dorong untuk mengurangi


ketegangan di punggung mereka saat memindahkan kantong besar berisi tanah
lapisan atas dan kompos. Saat menanam taman besar, baki tanaman muat di dalam
baskom gerobak dorong, membutuhkan lebih sedikit perjalanan untuk
memindahkan tanaman ke taman. Gerobak dorong juga berguna untuk
penyiangan, karena gerobak dorong dapat dipindahkan melalui barisan taman dan
gulma dapat dimuat dan dibuang di lokasi lain. Penggunaan modern lainnya dari
gerobak dorong adalah untuk memuat dan mengangkut tongkat yang tergeletak di
sekitar halaman, agar pisau pemotong rumput Anda tidak terkelupas. Beberapa
tukang kebun bahkan menggunakan gerobak tua sebagai wadah permanen untuk
tanaman, meskipun bagian bawahnya akhirnya berkarat.

b. Cara Kerja Sistem

Gerobak sorong ini dapat digunakan dengan mudah. Masukan material


yang akan diangkut di bagian baskom gerobak. Kemudian, gerobak ini memiliki 2
pegangan kanan dan kiri dibagian belakang. Orang berada di sisi bagian pegangan
dan memegan pegangan tersebut menggunakan kedua tangan. Setelah itu, gerobak
diangkat sedikit agar tidak tertahan. Kemudian, gerobak didorong ke depan dan
gerobak akan bergerak. Untuk berbelok, gerobak dapat dimiringkan ke sebelah
kanan untuk berbelok ke kanan dan sebaliknya.

c. Prinsip/Konsep yang Berlaku

Sebagai tuas, gerobak dorong mengangkat beban berat sekaligus


meminimalkan tenaga yang dibutuhkan. Pengungkit terdiri dari lengan
perlawanan, lengan usaha, dan titik tumpu. Pada pengungkit kelas 2, seperti
gerobak dorong, lengan penahan berada di tengah antara titik tumpu dan lengan
penggerak. Lengan gerobak dorong adalah pegangan yang digunakan orang
tersebut untuk mengangkat beban berat di gerobak. Gerobak dan beban beratnya
merupakan lengan penahan yang menekan ke bawah. Roda adalah titik tumpu
yang memungkinkan gerobak roda berputar ke atas dan ke bawah. Upaya
diterapkan pada tuas dengan mengambil pegangan gerobak dorong. Tuas, pada
gilirannya, menerapkan gaya ke atas pada beban. Gaya ditingkatkan oleh tuas,
membuat beban lebih mudah untuk diangkat. Upaya dilakukan pada roda gerobak
dorong dengan mendorongnya ke atas tanah. Roda bergulir memutar poros dan
meningkatkan gaya, sehingga lebih mudah untuk mendorong beban.

Pada gerobak ini, juga terdapat beberapa gaya, yaitu:

1. Gaya Sentripetal
2. Gaya Normal
3. Gaya Gravitasi

d. Rancangan Sistem yang Baru

Untuk menjadikan suatu gerobak sorong ini menjadi lebih efektif, kami
memiliki rancangan untuk membuat gerobak ini bermesin. Gerobak sorong
bermesin ini terdiri dari bak penampung, motor listrik, tuas penyambung dan
pemutus daya dan baterai. Bahan yang dibuat akan menggunakan baterai. Energi
yang disimpan dalam baterai dan kapasitor ini kemudian digunakan untuk
akselerasi ulang kendaraan. Kami juga mengubah struktur rangka dan roda yang
semula satu roda menjadi 3 roda. Pada bagian belakang bak gerobak, ditempatkan
sebuah mesin CVT (Continously Variable Transmission). Mesin ini akan
meneruskan putaran dari mesin ke bagian roda belakang.
Kemudian, kami mempunyai ide suapaya lebih efektif dalam menaruh
material yang ada di dalam bak. Kami menggunakan semacam lifting sehingga
pengguna tidak perlu mengangkat karena sudah terdapat mesin. Sistem ini mirip
dengan pendongkrak. Fabrikasi sistem lift dimulai dengan membuat dukungan
dongkrak. Memotong persegi Panjang tabung dengan ukuran yang benar
diselesaikan menggunakan gergaji pita. Tubing itu kemudian dijepit tempat dan
TIG dilas di antara dua pegangan. Jack ini kehabisan suplai baterai 12V dan
kaleng angkat 1 ton ke ketinggian 9 inci. Memiliki jack listrik ini akan
menghilangkan kebutuhan operator angkat beban untuk 9 inci pertama ini.

II. JET PUMP

A. FUNGSI/MANFAAT
Jet pump merupakan alat sederhana yang memiliki kemampuan untuk menambah
massa aliran air yang dikeluarkan pompa, dengan cara menambahkan tekanan pada
alirang air yang dikeluarkan oleh pompa. Jet pump menggunakan nozzle dan
memanfaatkan tekanan tersebut sebagai energi tambahan. Nozzle merupakan salah satu
bagian utama yang perlu diperhatikan dan akan berpengaruh pada efisiensi jet pump.
Fungsi nozzle secara umum adalah untuk meningkatkan kecepatan aliran fluida yang
diikuti dengan penurunan tekanan. Lalu, sistem akan menarik aliran air dari luar yanpa
menggunakan bagian yang bergerak dan bagian yang memerlukan energi tambahan.
Kata pump dalam jet pump, yang memiliki arti pompa, berfungsi seperti halnya
pada pompa biasa yaitu memindahkan fluida cair dari tempat bertekanan rendah ke
tempat bertekanan tinggi. Sesuai dengan prinsip tersebut, jet pump berfungsi sebagai
pompa tambahan pada sistem. Apabila kedalaman fluida cari (suction lift) yang ingin
dipindahkan sangat tinggi, melebihi kemampuan pompa dalam menyedot fluida cari
tersebut secara efisien ataupun untuk tujuan spesifik seperti memompa fluida dua fase,
penggunaan jet pump akan sangat didukung.
Kemampuan jet pump dalam menyedot lebih banyak dan lebih mampu mengatasi
perbedaan tinggi fluida yang akan dipindahkan dibandingkan dengan pompa air
konvensional, membuat jet pump berpotensi digunakan dalam bidang yang lebih luas
tanpa melupakan fungsi utamanya yaitu sebagai pompa, contohnya menggunakan jet
pump sebagai tenaga penggerak pada bangunan-bangunan diatas air. Karena selama ini
bangunan-bangunan yang berada diatas air yang memiliki alat penggerak hanya memiliki
sedikit solusi sebagai tenaga penggerak yaitu mesin penggerak berupa propeller, kincir,
dan water jet, khusunya bagi kapal berukuran kecil yang hanya memiliki mesin
penggerak berupa mesin tempel dan propeler yang sederhana.

B. CARA KERJA SISTEM


Fluida cair dari pompa dialirkan melalui driving nozzle sehingga aliran fluida cair
dari pompa akan mengalami peningkatan tekanan (Gambar 1-3). Aliran fluida yang
bertekanan ini kemudian diarahkan menuju ke mixing tube. Tekanan ini membuat daerah
di sekitar suction nozzle memiliki daya hisap karena bertekanan rendah. Hal ini membut
fluida yang berada di suction chamber tersedot menuju suction nozzle (Gambar 4-6).
Lalu, kedua fluida ini akan bercampur dalam mixing tube  dan mengalami penurunan
kecepatan dan tekanan di diffuser.
C. PRINSIP/KONSEP MEKANIS YANG BERLAKU
Prinsip kerja dari jet pump ini
berdasarkan pada hukum Bernoulli dimana
hubungan antara tekanan dan kecepatan dapat
dilihat dari persamaan tersebut. Seiring dengan
meningkatnya kecepatan aliran maka akan
terjadi penurunan tekanan, sehingga dengan
prinsip tersebut di atas dibuatlah jet pump.

Kerja yang dilakukan jet pump


meninjau transfer momentum antara dua aliran
power fluid bertekanan tinggi yang dialirkan
melalui suatu nozzle dan energi potensial
(tekanan) diubah ke energi kinetis dalam bentuk
kecepatan tinggi atau jet. Fluida produksi bercampur dengan power fluid di pipa
pencampuran yang disebut throat. Dengan bercampurnya power fluid dengan fluida
produksi maka momentum dipindahkan ke fluida
produksi sehingga energinya akan meningkat.
Dengan dilakukannya pencampuran tersebut (pipa
melebar dengan sudut sekitar 6o ) maka kecepatan
fluida (terutama power fluid ) akan berkurang dan
sebagian energinya diubah kembali ke energi
potensial (tekanan) yang cukup untuk mengirim
campuran (power fluid balik dan produksi) tersebut
ke permukaan. Ukuran dan bentuk nozzle serta
throat mempengaruhi laju aliran sedangkan
perbandingan luas nozzle dan throat mempengaruhi
head yang terjadi selain juga laju aliran yang
berhubungan dengan head. Makin besar
perbandingan nozzle terhadap throat maka makin
besar pula head yang bisa didapat, karena laju
produksi yang didapat berkurang dan berarti bahwa makin besar momentum yang bisa
diserap oleh produksi tadi. Keadaan ini cocok untuk kedalaman pompa yang relative
dalam dengan laju produksi rendah. Apabila perbandingan nozzle terhadap throat
berkurang, maka luas daerah masuknya fluida produksi lebih besar tetapi head kecil.
Pompa jet ini sesuai untuk sumur dangkal dengan laju produksi relatif besar. Faktor-
faktor tersebut perlu diperhatikan dalam perencanaan pengangkatan buatan menggunakan
pompa jet. Selain hal tersebut di atas, faktor lain yang harus diperhatikan pula adalah
kavitasi (cavitation), yaitu keadaan dimana kecepatan fluida yang masuk terlalu cepat,
sehingga tekanan turun di bawah tekanan titik gelembung (bubble point pressure),
sehingga gelembung gas yang keluar dari larutan akan mengakibatkan getaran (shock
wave) yang dapat mengikis dinding throat. Kerusakan pompa dapat terjadi dalam waktu
relative singkat (beberapa jam atau beberapa hari saja setelah kejadian tersebut).
D. SARAN SISTEM YANG BARU
Model jet pump pada kondisi standar Modifikasi model jet pump

Modifikasi dilakukan dengan mengubah arah aliran, dimana pancaran kecepatan aliran
bergerak dari atas menuju ke bawah (sebelum belokan). Perhitungan distribusi tekanan dari jet
pump standard dan jet pump yang telah dimodifikasi dimulai dari inlet line menuju outlet line
yang diukur melalui kurva yang diletakkan pada posisi tengah. Pada kondisi standard penurunan
terjadi pada posisi yang lebih jauh di bidang jet pump dimana harus melalui belokan terlebih
dahulu, dan pancaran jet terjadi dari bawah menuju ke atas, dan nilai tekanan minimum yang
terjadi adalah 94513.9 Pascal. Sedangkan pada kondisi yang telah dimodifikasi menggunakan
CFD, penurunan tekanan terjadi lebih cepat pada posisi sebelum terjadi belokan, dan pancaran
jet terjadi dari atas ke bawah, sehingga mengurangi pressure drop sebelum masuk ke dalam
nozzle dan tekanan minimum yang terjadi adalah sebesar 86478.0 Pascal. Distribusi tekanan pada
jet pump yang telah dimodifikasi menunjukkan bahwa tekanan mulai turun ketika aliran masuk
ke nozel seiring dengan bertambahnya kecepatan.
Dengan aliran fluida yang masuk, kondisi jet pump standard memberikan efisiensi sebesar
16,28%, sedangkan pada CFD sendiri efisiensi yang di dapat adalah 16.48%. Kondisi jet pump
yang sudah dimodifikasi dengan CFD memberikan efisiensi sebesar 25,92%. Hal ini
menunjukkan perubahan distribusi kecepatan dan tekanan dari kondisi standard dan kondisi
modifikasi dimana terjadi penurunan tekanan maksimum hingga 86478.0 Pascal pada kondisi
modifikasi sehingga jet pump akan lebih efisien.

III. WATER HEATER

a. Fungsi/Manfaat

Water heater merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan air dengan
menggunakan energi sebagai sumber pemanasnya. Pada zaman dahulu untuk
mendapatkan air panas biasa orang-orang memasak air nya terlebih dahulu atau
memanfaatkan air panas langsung dari alam, hingga pada tahun 1868, Benjamin Waddy
Maughan, seorang pelukis asal London menemukan water heater domestik instan
pertama. Cara kerja alat ini air dingin dimasukkan ke bagian atas wadah yang berbentuk
tabung dan juga diisi jaringan kawat  tipis untuk menghantar panas, dimana dibagin
bawahnya diletakkan pemanas berbahan bakar gas. Lalu air panas keluar ke bak mandi
tanpan perantara. Lalu seorang ahli teknik asal norwegia yaitu Edwin Rudd
mengembangkan water heater buatan Maughan dan menemukan water heater otomatis
pertama yang dapat diatur suhu airnya dan didistribusi melalui pipa tahan panas.
Saat ini banyak tipe jenis water heater yang beredar dimasyarkat berikut beberapa
jenis water heater berdasarkan sumber energinya: water heater listrik. Water heater ini
menggunakan energi listrik sebagai sumber utama untuk memanaskan air. Water heater
listrik terbagi menjadi dua yaitu instan water heater listirk yang langsung meyalurkan air
panasnya dan water heater listrik dengan penampung; lalu ada solar water heater. Solar
water heater ini menggunakan energi cahaya matahari untuk memanaskan air nya. Sistem
ini sangat ekonomis karenasedikit memakai listirk dan juga ramah lingkungan karena
seluruh pemanasan air nya menggunakan energi matahari; Heatpump water heater yang
memiliki prinsip dasar kerjanya seperti kulkas hanya sistem kerjanya terbalik dimana
udara di luar digunakan untuk memanaskan air. Ada dua jenis heatpump water heater
yang dibedakan berdasarkan skala penggunaannya. Comercial heatpump digunakan
untuk penggunaan komersil dalam skala besar seperti hotel dan lain sebagainya dan ada
juga domestic heatpump yang digunakan pada rumah rumah; gas water heater merupakan
water heater yang memanfaatkan gas untuk memanaskan air. Sistem ini termasuk water
heater generasi awal mulanya ditemukan water heater ciptaan Rudd; dan terakhir ada
water heater yang menggunakan panas bumi atau geothermal sebagai sumber energi
untuk memanaskan air. Water heater ini biasanya digunakan pada daerah yang memiliki
geothermal tinggi seperti skotlandia dan daerah lainnya.

b. Cara Kerja Sistem

Cara kerja dan sistem water heater yang pada umumnya beredar
dimasyarakat yaitu water heater gas.

 Aktifkan api kecil dan kondisikan selalu hidup dengan sumber tenaga gas
 Setelah air panas- dingin dibuka maka air panas akan keluar dan otomatis
air dingin masuk ke dalam mesin
 Air dingin masuk naik ke atas dan terdeteksi sensor air yang terhubung ke
panel sirkuit
 Panel sirkuit otomatis menyetal sistem pembakaran pada area pemanasan,
api otomatis bertambah besar saat air dingin masuk dan kembali mengecil
saat air dingin tidak masuk kembali
 Setelah api bertambah besar, api akan memanaskan rangkaian pipa air
panas, sehingga air dingin yang ada pipa pemanas berubah menjadi panas
juga.
 Air panas ini kemudian keluar dari sistem water heater dan
terdistribusikan ke dalam rumah.

c. Prinsip/Konsep
Prinsip yang digunakan pada sistem water heater menggunakan konsep
termodinamika karena berkaitan dengan suhu dan perubahan energi yang terjadi.
Pada pemanas air tenaga listrik, pemanas ini memiliki prinsip kerja mengalirkan
air ke dalam sebuah tangki yang dilapisi sebuah isolasi dan dilengkapi dengan coil
yang akan memanaskan air karena adanya arus listrik. Pemanas air tenaga surya
menggunakan sistem yaitu dengan memanfaatkan radiasi matahari yang nantinya
diserap oleh absorber, lalu air panas ditampung di dalam tangki yang diberi
isolasi. Fluida yang mengalir dengan memanfaatkan perbedaan massa jenis air di
dalam tangki. Pemanas air gas menggunakan energi dari pembakaran gas dengan
konsep mengalirkan air melalui pipa ke dalam sebuah tangki yang dilengkapi
isolasi di sekelilingnya, lalu pada bagian bawah tangki tersebut dilengkapi dengan
kompor gas untuk membakar tangki dan pada akhirnya menghasilkan air panas.
Untuk memperluas perpindahan panas biasanya ditambahkan sudu atau sirip di
bagian dalam tangki. Bidang perpindahan perlu diperluas agar input energi lebih
besar sehingga temperatur yang diperoleh di dalam tangki lebih tinggi.
teori dasar pada perhitungan alat penukaran kalor yaitu:

𝑄𝐻𝐸 = U x ∆T LMTD
Koefisien konveksi (ħ), dapat dicari menggunakan persamaan sebagai berikut:
ħ = Nu 𝑘 / D

untuk mencari besar Nu dapat menggunakan rumus:

Nu = { 0,6 + 0,387 𝑅𝑎^(1/ 6) /[1+( 0,559 Pr )^(9/16)]^(8/27) }^ 2 Untuk 𝑅𝑎 ≤


10^12 dan
α = 𝑣 /Pr
𝑅𝑎 = (g β(Tri−Twi)D^3)/αv
𝑄𝐻𝐸 = Kalor lepas Heat exchanger (double pipe) (Joule)
ħ = Koefisien Konveksi (W / m2 . K)
Nu = Bilangan Nusselt
D = Diameter pipa (m)
K = Konduktifitas termal pipa (W / m.K)
Pr = Bilangan Prandtl
Ra = Bilangan Rayleigh
β = Koefisien ekspansi termal (K-1 )
g = Grafitasi (m / s2 )
α = Disfusitas termal (m 2 / s)
v = Viskositas kinetic (m 2 / s)
Tri = Temperatur refrigerant masuk (°C)
Twi = Temperatur air masuk (°C)

d. Saran Sistem yang Baru


Salah satu alternatif dari pemanas air adalah hybrid solar water heater
system. Sistem pemanas air ini memanfaatkan matahari saat siang hari di mana
matahari sedang terik. Sistem pemanas solar ini hanya dapat digunakan
berdampingan dengan sistem pemanas lainnya, sebab secara realistis pemanas air
solar hanya dapat digunakan pada siang hari atau jika matahari terik. Tujuan
sebenarnya dari penggunaan sistem hybrid adalah penggunanya dapat menghemat
energi dan memanfaatkan sumber daya alam tak terbatas yang gratis – terik
matahari. Energi yang sebelumnya akan berasal dari listrik PLN atau gas dari
tabung elpiji dapat diperhemat penggunaannya dan meminimalisir limbah dari
hasil samping pemanasan air.
Ada dua cara pemanas air solar dapat memanaskan air. Pertama, melalui
panas sinar matahari. Air akan diekspos terhadap sinar matahari melalui elemen
pemanas, lalu air yang telah dipanaskan akan disimpan ke sebuah tangki kecil.
Metode kedua adalah memanfaatkan panel photovoltaic atau PVC yang
mengubah cahaya dari sinar matahari menjadi listrik, kemudian listrik ini
dialirkan ke jaringan listrik rumah untuk memanaskan air atau juga dapat
disimpan ke dalam baterai.
Mekanisme solar water heater semuanya menggunakan tiga komponen
sederhana dengan mekanisme yang hampir sama juga. Sistem pemanas solar
menggunakan panel surya untuk menangkap energi dalam bentuk panas atau
cahaya. Panel ini juga mengandung cairan solar heating fluid yang berfungsi
untuk memindahkan panas ke air. Ketika sensor merasakan bahwa collector sudah
cukup panas, pompa air akan dijalankan dan air dipompa masuk. Solar fluid dan
air dipertemukan di sebuah tangki kecil, lalu transfer panas terjadi dan solar fluid
yang telah didinginkan dikembalikan ke panel surya untuk kembali dipanaskan.
Proses ini berlanjut sampai sistem pemanas tidak cukup panas untuk
menghangatkan air. Terakhir, pada malam hari atau hari berawan, pemanas air
cadangan memanaskan pasokan air agar menjamin pasokan air panas.
Kerugian dan kekurangan dari sistem pemanas solar adalah sistem ini
memerlukan tempat yang luas, dan semakin luas panelnya keefektifan juga akan
semakin meningkat. Solusi ini tidak cocok untuk tempat dengan luas atap yang
sempit. Sistem ini juga kurang efektif di tempat yang mengalami hujan atau
sering berawan karena sistem ini benar-benar mengandalkan energi dari sinar
matahari agar dapat berfungsi. Bila seandainya diaplikasikan pada lokasi yang
ideal, yaitu tanpa awan dan hujan, maka keefektifan sistem ini layak dicoba.

Anda mungkin juga menyukai