Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME SEJARAH SASTRA ANGKATAN BALAI

PUSTAKA

NAMA : Rahmayanti Puteri Rizanti

NIM : 2001045069

KELAS : 2A PBSI

HARI /TANGGAL : Selasa 20 April 2021

Dosen pengampu : Ibu Trie Dwi Utari

PERTEMUAN DJODOH

Pertemuan Jodoh merupakan roman karya Abdul Muis. Roman ini


diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1932.

Tema Cerita : Masalah etika dan tata krama terhadap seseorang.

Setting Cerita :Daerah Pasundan, Jawa Barat.

Tokoh- tokoh dan Watak :

1. Ratna : Perempuan terpelajar, sabar menghadapi segala macam


cobaan.
2. Suparta : Pemuda terpelajar, berprofesi sebagai dokter. Dia kekasih,
Ratna.
3. Ayah Suparta : Seorang bangsawan yang selalu memegang adat
istiadat.
4. Ny. Raden Tedja Ningrum : Ibu kandung Suparta. Seorang
bangsawan yang selalu membanggakan kekayaannya.
5. Ny. Raden Siti Halimah : Wanita pilihan Ibu Suparta.
6. Tn. Dan Ny. Kornel : Orang Belanda yang kaya dan rendah hati.
7. Jene : Pembantu yang bekerja di rumah orang Belanda. Dia
mempunyai perangai yang buruk.
8. Amat : Kekasih Jene yang berperangai buruk.

Ringkasan Cerita :
Ketika perjalanan menuju Bandung dengan menggunakan kereta api.
Secara tidak sengaja, seorang pemuda mempersilahkan tempat duduknya
kepada Ratna karena tempat duduk yang lain telah penuh. Pemuda itu
bernama Suparta, seorang pelajar dari STOVIA Jakarta. Ratna sendiri kini
bersekolah di Frobelkweeschool. Mereka pun berkenalan satu sama lain.
Ternyata, perkenalan itu membuat mereka saling menanam benih- benih
cinta diantara masing- masing.

Liburan tiba, Suparta mengajak Ratna untuk pergi mengunjungi rumahnya


di Sumedang. Ternyata, Suparta ingin memperkenalkan Ratna pada kedua
orang tuanya. Akan tetapi, Nyai Raden Tedja Ningrum tidak begitu
bersahabat terhadap Ratna setelah tahu bahwa Ratna berasal dari
keturunan orang biasa dan bukan seorang bangsawan. Selama disana,
Ratna selalu disinggung oleh Ibu Suparta tentang calon istri Suparta yaitu
Nyai Raden Siti Halimah yang tidak lain ialah teman sekelasnya di
Frobelkweeschool. Mendengar hal itu, Ratna merasa sakit hati.

Sejak saat itu, Ratna tersinggung dan kecewa terhadap Suparta. Ia pun
mencoba untuk melupakannya. Sayang, kesedihannya tidak berhenti disitu,
ia pun harus putus sekolah karena usaha pembakaran kapal milik ayahnya ,
Tuan Atmaja bangkrut. Ia pun berusaha untuk mencari pekerjaan.
Akhirnya, ia diterima menjadi pramusaji di sebuah toko. Disamping gajinya
untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, juga ia pergunakan untuk
membiayai sekolah adiknya. Malang bagi Ratna, belum lama bekerja di
toko tersebut. Ia pun harus di PHK, begitupun dengan para pekerja yang
lain. Toko itu harus ditutup atas perintah pengadilan sebab ada suatu hal
yang belum terpenuhi.

Namun, Ratna tidak putus asa. Ia mencoba untuk tetap tabah dan mencari
pekerjaan yang lain. Pernah, ia melamar pekerjaan ke kantor advokat,
namun tidak berhasil dikarenakan pimpinan advokatnya itu selalu
menggodanya. Tanpa disengaja, Ratna lewat di depan rumah mewah milik
Nyonya dan Tuan Kornel. Ia pun mencoba melamar pekerjaan dan
akhirnya ia diterima sebagai pembantu rumah tangga.

Nasib malang harus diterima Ratna lagi, salah seorang pembantu lain, Jene
memfitnah bahwa Ratna telah mencuri perhiasan milik Nyonya Kornel.
Ratna pun dilaporkan ke Polisi oleh Nyonya Kornel, sehingga ia ditangkap.
Ratna yang merasa tidak melakukannya, bergegas melarikan diri ketika
polisi yang menjaganya tertidur lelap. Ia melarikan diri dengan cara terjun
ke Sungai Kwitang. Untung saja, nyawanya berhasil diselamatkan dan
langsung dilarikan ke rumah sakit.

Beruntung bagi Ratna, sebab tepat waktu itu ia dirawat oleh kekasihnya
sendiri, Suparta. Kini, Suparta telah berprofesi menjadi dokter tetap di
rumah sakit itu. Betapa gembiranya Suparta bertemu dengan Ratna di
rumah sakit. Sebab sampai saat ini, dia sudah mencari Ratna kemana-
mana namun tidak berhasil. Kini, Ibu Suparta sudah menerima keadaan
Ratna apa adanya. Sayang, Ratna sendiri hilang bagai ditelan bumi.
Beberapa tempat telah dicari oleh Suparta. Bahkan dia pergi ke Togoapu,
rumah orang tua Ratna tapi Ratna tidak ada di sana. Kemudian, Suparta
pergi ke Kebon Sirih atas saran orang tua Ratna yang memberitakan kalau
Ratna tinggal disana. Ternyata, kedatangan Suparta telah terlambat sebab
saat itu Ratna dan adiknya sudah berangkat ke Jakarta. Suparta pun
sampai putus asa mencari kesana- sini. Beruntung baginya, tiba- tiba saja
ia bertemu Ratna yang sedang terluka di rumah sakit.

Ratna menceritakan semua kejadian yang terjadi, sehingga ia bisa sampai


di rumah sakit. Dokter Suparta pun berusaha keras menolong kekasihnya
itu. Dia mencari seorang pengacara guna menemani Ratna di pengadilan
atas tuduhan pencurian perhiasaan milik Nyonya Kornel. Setelah diadili,
ternyata Ratna tidak bersalah melainkan Amat yang mencuri perhiasan itu.
Amat adalah kekasih Jene. Jene tidak dihukum melainkan Amat yang
dihukum. Pengadilan itu juga telah mempertemukan Ratna dengan
adiknya, Sudarma. Kini Sudarma menjadi schatter pegadaian di
Purwakarta yang saat itu bertindak sebagai saksi mata atas kejadian itu.
Oleh Suparta dan adiknya, Ratna disuruh beristirahat di paviliun yang
bernama Bidara Cina. Hanya Suparta dan Sudarma yang diperkenankan
memeriksa kesehatan Ratna.

Setelah Ratna sehat, Dokter Suparta melamar Ratna. Akhirnya, mereka


pun menikah namun pestanya dilaksanakan di rumah Sudarma. Setelah
menikah, mereka berdua kembali ke Togoapu untuk tinggal di rumah tuan
atmaja. Rumah itu dibangun atas bantuan Suparta sebagai hadiah
perkawinan mereka.

Ringkasan :
1. Bentuk : Novel / roman Roman adalah bentuk prosa baru berupa cerita fiksi yang
masuk golongan cerita panjang dan isinya menceritakan kehidupan seseorang atau
beberapa orang yang dihubungkan dengan sifat atau jiwa mereka dalam menghadapi
lingkungan hidupnya.
2. Nama pengarang dan waktu penerbitan : Abdul Muis, 1932
3. Tema : kisah percintaan antara bangsawan dan orang pribumi. Roman ini
mengisahkan tentang hubungan antara Suparta dengan Ratna yang awalnya tidak
disetujui oleh Ibu Suparta.
4. Alur/isi cerita : Roman Pertemuan Jodoh menggunakan alur maju. Cerita dimulai dari
pengenalan tokoh, timbulnya masalah, puncak konflik, dan diakhiri dengan
penyelesaian
5. Bahasa : Bahasa Indonesia
6. Pengaruh /latar belakang penulis : Roman Pertemuan Jodoh berasal dari luar diri
pengarang, karena pada roman ini pengarang hanya sebagai sudut pandang orang
ketiga. Pengarang menceritakan karya sastra pertemuan jodoh ini mengisahkan cerita
kehidupan masyarakat pada zaman itu.
7. Penyajian : dibuat menggunakan tulisan yang berupa roman atau novel
8. Gaya bahasa :
- Metafora :“ jinak-jinak burung merpati”. (halaman 16)
“ …..bagaikan air embun ditimpa cahaya matahari”.
- Hiperbola : “ kongkongan itu ada kalanya terkjalin dari pada benang sutra dan
bunga-bungaan yang harum sedap baunya………” (halaman 21)
“ ......mengajuk lautan kehidupan “. (halaman 22).
- Personifikasi : “ …..seolah-olah tergelincir dari rel yang lurus”. (halaman 24
- Perumpamaan : “ …..tapi berhati jujur dan tidak sekali-kali suka berminyak air”.
9. Amanat :
a. Tidak membeda-bedakan derajat manusia, manusia diciptakan Tuhan dengan
derajat yang sama, yang penting manusia itu mempunyai moral yang baik. Sikap
rendah hati dan tidak sombong yang dimiliki Suparta.
b. Kesabaran dan keteguhan hati Suparta dalam menanti gadis pujaannya Ratna, juga
menanti kepulihan Ratna dari tekanan hidup yang dialaminya.
c. Tidak selalu menuruti keinginan orang lain (termasuk ibunya). Suparta hormat
pada ibunya, namun pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih
jodoh. Suparta mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap
dijalankan.
d. Tidak selalu menuruti keinginan orang lain (termasuk ibunya). Suparta hormat
pada ibunya, namun pendapat Suparta bertentangan dengan ibunya dalam memilih
jodoh. Suparta mempunyai prinsip hidup sendiri, asalkan baik, boleh tetap
dijalankan.
e. Kerendahan hati Ratna dan ketidakputusasaannya dalam mempertahankan hidup.
Ratna tidak gengsi menerima pekerjaan sebagai pembantu untuk mempertahankan
hidup dan membantu biaya sekolah adiknya.

Anda mungkin juga menyukai