LAPORAN PRAKTIKUM
REAKSI NETRALISASI
KELOMPOK 4
ANGKATAN 2020
ASISTEN : NURISRAH
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reaksi penetralan merupakan reaksi antara asam dengan basa. Reaksi asam –
basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam yang merupakan
senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H+dan suatu anion selain
Titrasi adalah suatu cara untuk menentu-kan konsentrasi asam atau basa
dengan meng-gunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam atau
basa yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam
asam sama dengan basa disebut titik ekivalen. pH larutan mengalami perubahan
selama titrasi dan titrasi diakhiri pada saat pH titik ekivalen telah tercapai
Titrasi asam basa sering sekali disebut sebagai itrasi netralisasi. Reaksi
netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dngan ion hidroksida sebagai
basa dan membentuk air yang bersifat netral. Pada prinsipnya reaksi yang terjadi
adalah reaksi netralisasi. Telah diketahui bahwa air adalah elektrolit yang sangat
lemah dengan pKw = 14. Itulah sebabnya asamdan basa selalu bereaksi menjadi
garam dan air. Reaksi netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi
larutan asam atau basa, caranya dengan menambahkan setetes demi setetes larutan
basa kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam, dan
penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H+setara dengan mol OH- (Rahayu,
2019).
Titik ekuivalen adalah saat jumlah mol H+ sama dengan mol OH-, biasanya
ditunjukan dengan harga pH.Larutas asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH
larutan akan naik. Larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH-nya akan
turun. Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa
dan sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbentuk S, yang pada titik
tengahnya merupakan titik ekuivalen. Artinya, pada titik ekuivalen tercapai maka
Titik akhir titrasi adalah saat titrasi dihentikan ketika campuran tepat berubah
warna. Perubahan warna indikator terjadi maka pelaksanaan titrasi diakhiri. Titrasi
yang baik maka perubahan warna atau kekeruhan harus terjadi tepat pada saat
larutan standar telah ekuivalen dengan larutan analit. Jumlah teoritis yang
ekuivalen sama dan saat jumlah larutan standar mencapai jumlah teoritis tersebut,
Titrasi asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian besar yaitu asidimetri dan
asam cuka, asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri merupakan kebalikan
dari asidimetri yaitu titrasi yang menggunakan larutan standar basa untuk
Adapun maksud percobaan pada praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan reaksi netralisasi ini adalah untuk menentukan
kadar dalam larutan, untuk menentukan kadar NaOH dalam larutan, dan
untuk menentukan pH larutan pada saat garam NaH , berdasarkan hasil titrasi.
C. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan dari praktikum kali ini adalah penentuan kadar
dan NaOH dalam larutan serta penentuan pH larutan pada saat garam
larutan penunjuk kemudian dititrasi dan tambahkan HCl lalu dititrasi kembali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Reaksi asam –basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan
garam yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation
Senyawa ini merupakan produk dari reaksi asam –basa berikut: (Qashdi,
2016).
Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah reaksi antara
asam dan basa atau reaksi netralisasi. Netralisasi dapat juga dikatakan
larutan bercampur. Reaksi akan sempurna pada saat titik ekivalen, yaitu
sempurna. Penghentian ini dilakukan pada titik akhir titrasi. Titik akhir
hal ini, suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara pasti
adalah larutan asam kuat, sehingga pH < 7 dan ketika basa ditambahkan
sebelum titik ekivalen, harga pH ditentukan oleh asam lemah. Pada titik
terhadap jumlah asam yang ada. Oleh karena itu pH ditentukan oleh
larutan garam (pH=7). Titik ekivalen dalam titrasi adalah titik keadaan
2016).
untuk menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan.
penanda yang menunjukkan telah terjadinya titik akhir titrasi pada analisis
volumetrik. Suatu zat dapat dikatakan sebagai indikator titrasi asam basa
2016).
menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Terdapat banyak asam dan
basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan
indikator disebut “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik
ekivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekivalen. Oleh
karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekivalen.
Pada saat titik ekivalen, maka proses titrasi dihentikan, kemudian dicatat
2014).
buret (pipa panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui
dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam yang akan dititrasi
ekuivalen. Saat terjadi perubahan warna itu disebut titik akhir. Seharusnya
titik akhir berdempet dengan titik ekuivalen, tetapi hal ini sangat sukar
diperoleh, jadi, dalam titrasi yang dapat diamati adalah titik akhir dan
Dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat, terjadi perubahan nilai
(Situmorang, 2012).
dikarenakan larutan asam kuat dan basa kuat termasuk kedalam larutan
Penambahan basa kuat ke dalam asam kuat (atau sebaliknya) adalah jenis
+ 2
Asam dan basa kuat terurai sempurna dalam larutan berair, oleh karena itu,
pH pada berbagai titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah
stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi. Pada titik ekivalen,
pH ditentukan oleh tingkat terurainya air. Pada 25 C pH air murni adalah
jelas dalam rentang pH yang sempit. Indikator titrasi asam basa merupakan
suatu zat yang digunakan sebagai penanda terjadinya titik ekivalen pada
analisis volumetrik khususnya metode titrasi asam basa. Suatu zat dapat
digunakan sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat merubah warna
atau perubahan pH. Biasanya indikator titrasi asam basa merupakan suatu
asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan (Viana, 2014).
berwarna dan memberikan warna yang kontras pada suasana asam atau
basa larutan. Dalam titrasi asam dengan NaOH indikator lebih lemah
basa kuat indikator akan berubah yang memberikan perubahan warna dari
dengan basa kuat maka warna akan berubah (suasana basa) (Situmorang,
2012).
2013).
indicator asam basa. Indikator asam: indicator yang berubah warna pada
reaksi. Sebagai contoh, titrasi asam kuat dengan basa kuat yang sering
memberikan warna merah jambu dan pada suasana asam tidak berwarna,
sehingga titik akhir titrasi akan diperoleh pada saat warna larutan berubah
(Mandasari, 2014).
3) Asam trioprotik, yaitu senyawa asam yang melepaskan tiga ion H+.
istilah asampoliprotik, yaitu asam yang memiliki lebih dari satu atom
H (Mandasari, 2014).
KOH(aq)→ K+(aq)+OH-(aq)
(Mandasari, 2014).
diantaranya adalah teori ini tidak mengenal senyawa lain sebagai basa
oleh Fessenden & Fessenden (1986, hlm. 27) bahwa menurut konsep
lain tentang asam dan basa dari teori Arrhenius pada saat atau waktu yang
reaksi di mana baik H+ maupun OH- tidak ada. Di dalam teori Lewis,
asam adalah penerima pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi)
pasangan elektron. Dari hal yang kita ketahui tentang ikatan kimia, asam
adalah zat yang mempunyai orbital yang belum penuh dan kekurangan
elektron. Basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat
6. Metode Asidi-Alkalimetri
pengukuran volume larutan. Salah satu cara untuk menentukan kadar atau
basa yang terbentuk karena hidrolisi garam yang berasal dari asam lemah,
dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam bebas, atau asam
yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan
untuk membentuk suatu ion atau senyawa yang dapat-larut, dan sedikit
Pada titrasi penetralan asam basa ada dua metode yang digunakan
Rumus molekul : O
Rumus molekul : . O
putih.
etanol (95%) p.
Rumus molekul : S
kloroform eter.
Rumus molekul : .
etanol (95%).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
METODE KERJA
1) Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah buret
50 ml, Erlenmeyer 250 ml, gelas kimia 250 ml, gelas ukur 250 ml, pipet
2) Bahan
larutan Na2CO3 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan HCL 0,1 M, petunjuk
B. Cara Kerja
100 ml kemudian tambah 25 ml larutan NaOH 0,1 M dan tambah air suling
sampai tanda batas, kocok sampai rata. Pasang buret 50 ml dan isi HCL baku
0,1M sampai batas tanda 0 ml. pipet 25 ml larutan campuran (1) kedalam
erlenmeyer 100 ml dan tambah 3-4 tetes petunjuk fenol merah kemudian titrasi
dengan larutan HCL baku sambil digoyang sampai warna larutan berubah menjadi
kuning. Catat volume yang dipakai. Larutan (3) ditambah petunjuk metil merah
dan dititrasi kembali dengan larutan HCL baku sampai larutan menjadi jingga atau
merah muda. Catat volume HCL yang dipakai. Lakukan kerja 3,4,5 dua kali lagi.
BAB IV
Sampel Perubahan
Indikator Vt 1 Vt 2
warna
netralisasi. Pada dasarnya kita harus mengetahui terlebih dahulu maksud dari
Netralisasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari kadar suatu
larutan menggunakan asam basa dengan cara titrasi. Titrasi terbagi atas dua yaitu
asidimetri dan alkalimetri. Reaksi netralisasi terdiri dari larutan asam dan basa
yang satunya bertindak sebagai larutan titer. Dan sebagai zat uji sehingga disebut
reaksi asam basa. Dalam metode volumetric diperlukan adanya zat uji dari larutan
titer baik berupa asam atau basa. Zat uji yang digunakan tepat sama dengan
volumetric.
Reaksi kimia terjadi apabila satu atau lebih zat baru dengan sifat-sifat yang
berbeda dalam reaksi suatu zat yang dihasilkan mempunyai susunan tertentu
penulisannya berdasarkan hukum kekekalan massa yaitu jumlah atom tiap unsur
yang ditunjukkan disebelah kanan. Dalam persamaan reaksi zat-zat yang bereaksi,
hasil reaksi ditulis dalam bentuk molekulnya. Dalam persamaan kimia reaksi
netralisasi yaitu reaksi antara hydronium dengan ion hidroksida antara suatu asam
Titrasi Asam-Basa adalah penetapan kadar suatu zat (asam atau basa)
berdasarkan atas reaksi Asam-Basa. Ada empat macam perhitungan jika suatu
asam dititrasi dengan basa : 1. Titik awal, sebelum menambahkan basa; 2. Daerah
akhir ekivalen, titik dimana telah terjadi perubahan warna dan tidak kembali ke
warna semula.
digunakan pada praktikum kali ini adalah buret 50 ml, Erlenmeyer 250 ml, gelas
kimia 250 ml, gelas ukur 250 ml, pipet volume, Ph meter, labu ukur 100 ml,
corong dan statis. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah larutan Na2CO3 0,1 M, larutan NaOH 0,1 M, larutan HCL 0,1 M, petunjuk
dimasukkan kedalam labu ukur dan dicukupkan dengan aquadest sampai tanda
indikator Fenol Merah sebanyak 3-4 tetes lalu dititrasi dengan HCl baku maka
diperoleh volume titrasi 19,6 ml. Kemudian ditambah lagi indikator Metil Merah
sebanyak 3-4 tetes dan dititrasi kembali dengan larutan baku HCl sehingga
diperoleh volume titran 17,3 ml. Indikator adalah zat atau bahan yang digunakan
untuk menentukan perubahan warna yang terjadi pada larutan saat proses titrasi.
Indikator yang digunakan pada praktikum ada dua yaitu, indikator Fenol Merah
yang digunakan untuk menentukan warna pada larutan asam, dan Metil Merah
digunakan untuk menentukan perubahan warna yang terjadi pada larutan basa.
BAB V
PENTUP
A. KESIMPULAN
melakukan titrasi asam basa dengan cara pertama mempersiapkan alat dan bahan
kemudian mengisi buret dengan larutan baku atau titran, mengambil larutan titrat
B. SARAN
1. Laboratorium
2. Asisten
Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Puji Tampi. "Desain Dan Uji Coba Media Pembelajaran Level
Representasi Mikroskopik Berbasis Adobe Flash pada Materi Titrasi Asam
Basa." Skripsi, 2019: Pekanbaru Jurusan Pendidikan Kimia fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan universitas islam Negeri sultan Syarif Kasim riau.
Ratnasari, S. (2016, April ). "Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoeo
Discolor) Sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa". Chimica Et Naturaacta,
Vol.4(No.1), 39-46.
Syarifudin, Ali dkk. "Analisis Kandungan Asam Laktat pada Susu Formula Merek
X Secara Volumetri." Jurnal Farmasetis Vol. 5 No. 2 (November 2016):
Hal 54-59.
Viana, Winda Okta. "Pembuatan Indikator Alami dari Ekstrak Bunga Asoka
(Saraca Indica) untuk Titrasi Asam Basa." Skripsi, 2014: Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau .
Yurida, Mutia dkk. "Asidi-Alkalimetri." Jurnal Teknik Kimia, April 2013: Vol. 19
No. 2.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
+25 ml NaOH
+ Aquadest
BM = 40 g/mol
V = 25 mL
Dit : gram?
gr = M × V × BM
= 0,1 L × 25 mL × 40 g
BM = 53 g/mol
V = 25 mL
Dit : gram?
gr = M × V × BM
= 0,1 L × 25 mL × 53 g
= 132,5 mg
= 0,13 gram
3. Perhitungan NaOH
V Total = 100 mL
Vt1 = 10 mL = 0,01 L
Vt2 = 5 mL =0.005 L
M =0,1 N
BM = 40
Penyelesaian :
NaOH = X 100%
Bobot Teori = V x N x BM
= 0.025 L x 0,1 N x 40
= 0.1 g
x (0.01 L - 0.005 L) x N x BM
= 0.005 g
NaOH = x 100 %
= x 100%
= 5%
4. Perhitungan Na2CO3
V Total = 100 mL
Vt1 = 5 mL = 0.005 L
M = 0.1 N
BM = 106
BM =
= x 106 = 53
Peneyelesaian ;
Na2CO3 = X 100%
Bobot Teori = V x N x BM
= 0.025 L x 0,1 N x 53
= 0,1325 g
= 0,0003 g
NaOH = x 100 %
= x 100%
= 0,002 %
C. Foto Pengamatan
Ket : Ditambahkan larutan NaOH. Ket : Disikan HCl pada buret sampai
batas tanda 0 ml.
LABORATORIUM KIMIA DASAR LABORATORIUM KIMIA DASAR
Ket : Dititrasi dengan larutan HCl baku Ket : Ditambah penunjuk metil merah
sambil digoyangkan sampai warna larutan pada larutan dan dititrasi sampai larutan
berubah menjadi kuning. menjadi jingga/merah muda.
D. Foto Kehadiran Zoom
2. Benedikta evridayati
ta’a
Online
3. Imrah
Online
4. Nurhaeni
Online
5. Saliza Zahira
Online
6. Siska Almadani
Online