Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Pendidikan menengah kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja terampil tingkat menengah
harus mampu membekali lulusan dengan kualifikasi keahlian standar serta memiliki sikap dan
perilaku yang sesuia dengan tuntutan dunia kerja. Sejalan dengan itu maka dilakukan berbagai
perubahan mendasar dalam penyelengaraan kejuruan. Salah satu perubahan tersebut adalah
penerapan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi.
Dalam rangka mengimplementasikan system tersebut, maka dirancang kurikulum yang
didasarkan pada jenis pekerjaan dan uraian pekerjaan yang dilakukan oleh lulusan di dunia kerja.
Berdasarkan hal itu disusun bahan ajar yang dijabarkan ke dalam deskripsi program
pembelajaran dan materi ajar dalan paket paket pembelajaran beruoa modul.
Bahan ajar ini disusun untuk siswa kelas sepuluh Sekolah Menengah Kejuruan Analis
Kimia YKPI Bogor sebagai pedoman bagi siswa untuk mempelajari mata diklat Analisis
Konstanta Fisik yang semuanya merupakan paket materi ajar yang harus dikuasai peserta didik
untuk menjadi tenaga analis laboratorium fisiko kimia. Demikianlah bahan ajar ini dibuat agar
bermanfaat baik bagi siswa maupun tenaga pendidik agar dapat menciptakan lulusan yang
kompeten sebagai tenaga analis kimia.
Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak demi perbaikan bahan
ajar ini di masa mendatang.

Bogor, Juli 2020


Penulis
DAFTAR ISI
I. ANALISIS KONSTANTA FISIK

A. Konsep Dasar
Analisis Konstanta Fisik adalah metode analisis yang dilakukan untuk mengetahui
sifat fisika suatu zat dengan menggunakan peralatan yang sederhana. Pengujian fisis
terkadang dikombinasikan dengan metode kimia. Uji secara fisik/fisis adalah pengujian
yang dilakukan dengan menggunakan peralatan yang dapat menggambarkan kodisi fisik
dari bahan dan produk yang diuji.
Prinsip kerja peralatan pengujian fisik adalah membandingkan antara sifat fisik
dari bahan yang diuji dengan standar ukuran yang terdapat pada peralatan. Prinsip kerja
peralatan yang dimaksud dapat terkait dengan satuan ukuran massa, volume, waktu, sifat-
sifat kelistrikan, sifat optik dan lain-lain. Sifat sifat fisika suatu zat atau bahan
diantaranya: kerapatan, kekentalan, titik nyala, titik didih, titik beku, sudut putar, indeks
bias, tegangan permukaan, kecepatan reaksi, kekeruhan dan kekerasan.

B. Sifat Fisika Zat


Zat atau materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan volume
(menempati ruang), sebagai contoh batu dan air adalah materi karena memiliki massa dan
volume. Setiap zat memiliki sifat yang berbeda, berdasarkan perubahan yang terjadi pada
zat, sifat zat dibedakan menjadi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat fisis adalah sifat yang
dapat diamati tanpa harus mengubah susunan materi. Sifat fisis dapat bersifat ekstensif
(sifat yang bergantung jumlah materi) contohnya massa, volume, dan kalor. Sedangkan
sifat fisis yang intensif (sifat yang tidak bergantung pada jumlah materi) adalah warna,
rasa, bau, titik didih, titik lebur, kekerasan, indeks bias, titik nyala dsb.
Sifat zat dapat digunakan untuk tujuan identifikasi zat. Sebagai contoh untuk
mengidentifikasi pereaksi CuSO4.5H20 dapat dilakukan identifikasi sifat fisis intensifnya
seperti warna, titik nyala dan titik lebur pereaksi tersebut. Analisis sifat fisika zat sangat
penting sebagai analisis awal sebelum dilakukan analisis secara kimiawi. Karena dari
sifat fisis yang spesifik dari zat kita dapat mengetahui jenis zat, kemurnian, dan cara
penyimpanan zat tersebut. Analisis fisika zat menggunakan metode dan alat yang
sederhana berikut beberapa analisis fisika diantaranya rapatan (densitas), titik nyala, titik
lebur, viskositas, tegangan permukaan, indeks bias, sudut putar, kekerasan, kekeruhan
dan sebagainya.
II. PENGUKURAN BERAT JENIS

A. Berat Jenis
Berat jenis memiliki nama lain massa jenis atau densitas. Massa merupakan satu
diantara 7 besaran pokok, sedangkan massa jenis merupakan salah satu besaran turunan.
Satuan sistem Internasional massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m 3). Untuk satuan
CGS (centimeter, gram dan sekon), satuan massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter
kubik (gr/cm3). Massa jenis zat merupakan hasil bagi antara massa zat dan volume zat.
Massa jenis zat sebanding dengan massa zat dan berbanding terbalik dengan volume zat.
Secara matematis ditulis : p = m/v
(ρ dibaca “rho”) merupakan huruf yunani yang bisa diguanakan untuk menyatakan kerapatan, m
adalah massa dan v adalah volume. Berikut ini massa jenis dari beberapa benda :
Tabel 1. Massa Jenis Benda

Massa jenis benda yang dinyatakan dalam tabel 1. di atas merupakan massa jenis benda
pada suhu 0o C dan tekanan 1atm (atmosfir atau atm : satuan tekanan)
B. Penentuan Massa Jenis atau Bobot Jenis
1. Menentukan Massa Jenis atau Berat Jenis Zat Padat
a) Menentukan massa jenis zat padat yang bentuknya teratur.
Massa jenis ditentukan dengan cara menentukan massa benda tersebut dengan cara
menimbang benda menggunakan neraca. Kemudian menghitung volume benda
tersebut menggunakan rumus volume bangun ruang. Massajenis benda dapat
diketahui dengan cara membagi massa benda dengan volume benda.
b) Menentukan massa jenis zat padat yang bentuknya tidak teratur.
untuk menentukan massa jenis zat yang bentuknya tidak teratur , seperti kerikil.
Langkah pertama yang harus anda lakukan adalah menentukan massa benda dengan
cara menimbang benda tersebut menggunakan neraca. Langkah selanjutnya
sediakan gelas ukur, kemudian gelas tersebut diisi dengan air. Catat volume gelas
ukur tersebut kemudian masukkan kerikil ke dalam gelas ukur dan catat volume
gelas ukur setelah diberi kerikil. Hitung volume batu dengan cara mengurangi
volume air di dalam gelas ukur setelah diberi kerikil dan volume air sebelum di beri
kerikil. Kemudian hitung massa jenis kerikil dengan cara membagi massa kerikil
dengan volume kerikil.
2. Menentukan Massa Jenis atau Berat Jenis Zat Cair
Massa jenis zat cair dapat ditentukan dengan menggunakan hidrometer, piknometer.
a) Hidrometer atau aerometer
Penggunaan dari alat hidrometer adalah dengan cara memasukkan hidrometer ke
dalam zat cair yang akan diukur.

Gambar 1. Hidrometer atau aerometer


Penentuan berat jenis zat cair dengan hidrometer atau aerometer berdasarkan
prinsip hukum Archimedes : “Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu cairan
akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan”.
b) Piknometer
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol
parfum atau sejenisnya. Berat jenis suatu zat cair dapat dihitung dengan mengukur
secara langsung berat zat cair dalam piknometer (menimbang) dan volume zat
ditentukan berdasarkan volume piknometer.

Gambar 2. Piknometer

Terdapat beberapa macam ukuran dari piknometer, tetapi biasanya volume


piknometer yang banyak digunakan adalah 10 ml dan 25 ml, dimana nilai volume
ini valid pada temperature yang tertera pada piknometer tersebut. Adapun jenis atau
bentuk piknometer yang kita ketahui itu terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Tutup piknometer, untuk mempertahankan suhu di dalam piknometer.
2. Lubang
3. Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang dimasukkan dalam
piknometer

C. Jenis Kerapatan
1. Absolute density (Densitas mutlak)
Densitas mutlak adalah perbandingan antara bobot dengan volume bahan. Bobot
merupakan ukuran sesuatu bahan yang dipengaruhi oleh gaya tarik bumi (gravitasi).
Densitas/kerapatan mutlak atau absolute density yang diuraikan di atas yaitu
perbandingan antara bobot/bobot bahan dengan volume bahan (dinyatakan dalam ml
atau liter). Untuk densitas mutlak ini bahan yang diukur atau ditentukan densitasnya
umumnya bahan padatan, tepung, biji-bijian, beras dan sejenisnya. Penentuan dengan
cara menimbang bahan-bahan tersebut, misalnya dalam jumlah kecil, ditimbang
tepung terigu sebanyak 100 gram kemudian dengan teliti tepung yang telah ditimbang
tadi dimasukkan dalam gelas ukur/beaker glass 500 ml, kemudian dilihat pada gelas
ukur tersebut menunjukkan berapa ml tepung tersebut, selanjutnya dibuat
perbandingan antara bobot/berat dengan volume bahan tadi, misal bobot = 100 gram,
volume 110 ml, maka bobot berbanding volume b/v berarti 100/110 = 0, 91.

2. Relative density (Densitas relative/kerapatan nisbi)


Densitas relative (nisbi) adalah perbandingan densitas/ kerapatan suatu bahan pada
suatu suhu tertentu dengan densitas/ kerapatan standar, yang biasanya menggunakan
air pada suhu yang sama. Untuk densitas relative ini bahan yang diukur atau
ditentukan densitasnya umumnya bahan padatan, biji-bijian dan sejenisnya.
Penentuannya dengan cara bahan ditimbang, misal dalam partai kecil, timbang kedelai
sebanyak 200 gram, kemudian mengukur air dalam gelas ukur/beaker glass sebanyak
200 ml, lalu masukkan kedelai yang telah ditimbang tadi dalam gelas ukur yang berisi
air tadi, setelah beberapa saat hitung kenaikan air dari semula 200 ml, misalnya
menjadi 250 ml, selanjutnya densitas relative dapat dihitung, dimana apabila berat
kedelai 200 gram (b), volume air mula-mula sebelum dimasukkan bahan 200 ml (V
besar), maka untuk mengetahui berapa densitas relativenya yaitu dihitung dengan
rumus :

(Vbesar−Vkecil ) ( 250−200 ) 50
= = =0 , 25
bobot bahan (b ) 200 200

3. Apparent density (Densitas nyata/bobot jenis)


Densitas nyata (kerapatan nyata) atau sering disebut bobot jenis (“specific gravity”)
adalah perbandingan antara massa suatu bahan pada suhu tertentu dengan massa air
pada suhu yang sama. Umumnya bahan yang diukur densitasnya atau bobot jenisnya
bahan berbentuk cair misalnya minyak kelapa, minyak atsiri, sari buah, sirup, kecap,
susu dan sejenisnya. Penentuannya dengan menggunakan alat ukur khusus, misalnya
untuk berat jenis susu menggunakan alat yang disebut Lactodensi meter, untuk jenis
minyak dan atsiri digunakan Piknometer.

D. Pengaruh perubahan suhu dan volume terhadap massa jenis fluida


Setiap benda memuai (volume bertambah) jika suhunya meningkat dan menyusut
(volume berkurang) jika suhunya berkurang. Kecuali air pada suhu 0 oC–4oC. Beberapa
contoh berikut menjelaskan hal ini. Pernahkah anda mengalami peristiwa di mana roda
sepeda motor yang sedang diparkir kempes walaupun tidak ada kebocoran ? Roda sepeda
motor kempes karena volume udara di dalam roda berkurang. Volume udara berkurang
karena menurunnya suhu udara tersebut. Hal ini terjadi ketika suhu udara sangat dingin.

Contoh lain. Silahkan anda meniup balon karet hingga mengembang lalu ikat mulut balon
agar udara tidak keluar. Jemur balon di tempat yang panas. Amati apa yang terjadi pada
balon! Balon akan meletus karena volume udara di dalam balon bertambah akibat
peningkatan suhu udara tersebut. Elastisitas karet tidak mampu menahan pemuaian udara
sehingga balon meletus.

Dua contoh di atas menunjukkan bahwa volume fluida, baik zat cair maupun zat gas
dapat berubah jika suhunya berubah. Massa udara di dalam roda atau balon tertutup selalu
sama yang berubah hanya volume udara. Perubahan volume udara menyebabkan massa
jenis udara berubah.
III. PENGUKURAN TITIK LELEH
A. Pengertian Titik Leleh
Titik Leleh adalah suhu dimana suatu zat mulai mengalami perubahan wujud dari
padat menjadi cair pada tekanan suatu atmosfer. Titik leleh merupakan salah satu sifat
fisika yang khas bagi suatu padatan. Titik leleh bargantung pada kekuatan relatif dari
ikatan. Semakin kuat ikatan yang dibentuk, semakin besar energi yang diperlukan untuk
memutuskannya. Dengan kata lain, semakin tinggi juga titik lebur unsur tersebut.
Senyawa organik umumnya memiliki titik leleh yang relatif lebih rendah.
Sedangkan,senyawa anorganik memiliki titik leleh yang relatif tinggi. Hal itu terjadi
karena senyawa organik umumnya memiliki gaya tarik-menarik antar molekulnya lemah.
Dengan mengetahui titik leleh suatu zat, maka dapat mengetahui kemurnian suatu zat.
Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan
ketika zat tersebut telah tercampur dengan zat lain.

B. Alat Ukur Titik Leleh (Melting Point Apparatus)


Melting Point Apparatus, berfungai untuk mengukur suhu, tapi penggunaanya
hanya untuk mengukur titik leleh. Dinamakan aparatus karena terdiri dari beberapa
rangkaian alat, seperti pemanas, thermostat, dan tempat untuk menyimpan bahan. Alat
pemanas tebuat dari plate baja/kawat yang terletak didalam alat. Panas dihasilkan karena
adanya aliran listrik yang bisa dirubah menjadi panas, sehingga panas tersebut
melelehkan bahan yang akan diukur titik lelehnya.Termostat berfungsi untuk membaca
suhu dalam satuan ℃. Tempat menyimpan bahan terdiri dari dua buah lubang berfungsi
untuk menyimoan pipa kapiler yang berisi sampel uji.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Titik Leleh
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
1. Ukuran Kristal
Ukuran Kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu zat. Apabila
semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin sulit terjadinya
pelelehan. Zat harus duhaluskan terlebih dahulu dan dimasukkan secara padat
kedalam pipa kapiler.
2. Banyaknya Sampel.
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses
pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit sampel yang digunakan maka
semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula sebaliknya jika semakin banyak
sampel yang digunakan maka semakin lama proses pelelehannya.
3. Pemanasan Dalam Kapiler.·
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas yang
bertahan. Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.
4. Pipa Kapiler
Pipa kapiker yang dipergunakan harus tipis dan diameternya harus kecil.
IV. PENGUKURAN TITIK DIDIH

A. Pengertian Titik Didih


Titik didih adalah suhu dimana suatu zat mulai mengalami perubahan wujud zat
dari cair menjadi gas. Setiap zat memiliki titik didih yang spesifik seperti air 100℃,
alkohol 78℃, raksa 357℃. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar (tekanan yang
dikenakan), mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan. Karena tekanan
uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara, maka gelembung itu dapat mendorong
diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan, sehingga cairan itu
mendidih.

B. Alat Ukur Titik Didih


Alat pengukuran titik didih yaitu Thermometer. Asal mula kata thermometer
berasal dari bahasa latin Thermo berarti panas dan Meter berarti mengukur.
1. Klasifikasi Thermometer
Jenis Thermometer lainnya
a. Thermometer Bulb (Alkohol dan Air Raksa)
Thermometer bulb menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung
bawah tempat menampung cairan dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk
menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan. Berdasarkan pada
prinsip suatu cairan, volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan memuai ketika
dipanaskan dan menyusut bila didinginkan nomor disepanjang tube glass yang
menjadi tanda besaran temperatur. Thermometer yang termasuk kedalam jenis
thermometer bulb yaitu Alkohol dan Air Raksa.
Alkohol
 Penunjuk skala berwarna merah.
 Suhu dibawah 0 C sampai maksimal 110 C.
Air Raksa
 Penunjuk skala berwarna putih/jernih.
 Diatas suhu 1100 C.
 Tahan panas.

Gambar : Thermometer Bulb


Keuntungan pemakaian thermometer Bulb antara lain :
 Tidak memerlukan alat bantu
 Relatif murah
 Tidak mudah terkontaminasi bahan kimia
 Konduktivitas panas rendah
Kerugian pemakaian thermometer Bulb antara lain :
 Mudah pecah
 Harus dijaga agar tidak terkena benturan
 Menghindari pengukuran yang melebihi skala thermometer
b. Thermometer Spring
Thermometer spring menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat
dari logam yang sensitif terhadap panas pada ujung spring terdapat pointer.
Prinsip pengukuran thermometer spring : “ Bila udara panas coil (logam)
mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam
mengkerut dan pointer akan bergerak turun’’.
Kerugian pemakaian thermometer spring antara lain :
 Paling rendah keakuratannya dibanding thermometer bulb dan digital.
 Harus selalu melindungi pipa kapiller dan ujung sensor (probe) terhadap
benturan /gesekan.
 Pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di
tempat yang tidak terpengaruh getaran

Gambar : Thermometer Spring

c. Thermometer Non Kontak atau Thermometer Inframerah


Dapat mengukur suhu tanpa kontak fisik antara thermometer dan obyek
dimana suhu diukur. Prinsip penggunaan alat thermometer non kontak yaitu : “
bahwa semua obyek memancarkan energi inframerah. Semakin panas suatu benda
maka molekulnya semakin aktif dan banyak energi inframerah yang
dipancarkan’’.
Rangkaian pada alat thermometer non kontak atau thermometer inframerah antara
lain :
 Lensa yang focus mengumpulkan energi infra merah dari obyek ke alat
pendeteksi/detector
 Detektor akan mengkonversi energi menjadi sebuah sinyal listrik.
Penggunaan alat thermometer infra merah diantaranya antara lain :
 Bila dibutuhkan pengukuran respon cepat (exp rol, mesin bergerak)
 Karena adanya bahan pencemaran atau kondisi berbahaya
 Jarak yang terlalu jauh atau tinggi

Gambar : Thermometer Non Kontak


d. Thermometer Kontak atau Thermokopel
Prinsip alat thermometer kontak yaitu : “ Terdiri dari dua logam yang
tidak sama digabung menjadi satu pada ujungnya. Bila gabungan dua logam
dipanaskan atau didinginkan tegangan akan dihasilkan yang dapat dikorelasikan
kembali menjadi suhu”. Terdiri dari probe, probe dimasukan kedalam cairan atau
gas untuk mengukur suhunya.

Gambar : Thermometer Kontak atau Thermokopel

Anda mungkin juga menyukai