Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

PENATALAKSANAAN PASIEN KABUR


(MELARIKAN DIRI)
DARI RUMAH SAKIT
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah subhanahuwata’ala Tuhan semesta alam yang telah
memberikan ridho dan petunjuk-Nya, sehingga Panduan penatalaksanaan pasien melarikan
diri ini dapat selesaikan dan di terbitkan

Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staff dalam melakukan
penatalaksanaan pasien melarikan diri di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Suryatni.

Untuk peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan,pedoman,


panduan dan prosedur. Masukan, kritik dan saran yang konstruktif untuk pengembangan
panduan ini sangat kami harapkan dari para pembaca.
BAB I
DEFINISI

Pasien kabur adalah pasien dianggap meninggalkan rumah sakit tanpa seizin dihitung ±
3 jam sejak waktu pergantian petugas). Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan
selain memberikan pelayanan klinis juga memberi pelayanan non klinis. Kewajiban rumah
sakit sudah seharusnya memberikan pelayanan terbaik dari awal pasien masuk hingga
pasien keluar atau selesai perawatan di rumah sakit. Pasien selesai perawatan, keluar dari
rumah sakit dikategorikan hidup dan meninggal. Pasien dikatakan keluar hidup jika pasien
dipulangkan seizin dokter yang merawat. Keluar hidup ada beberapa cara yaitu pasien
pulang dengan keadaan sembuh, dirujuk atau dipindah ke rumah sakit lain, pulang atas
permintaan sendiri, dan melarikan diri. Pulang atas permintaan sendiri adalah pulang atas
permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter yang
merawat. Berbagai hal yang menjadi faktor pemicu pasien memutuskan pulang atas
permintaan sendiri dan pulang dengan melarikan diri seperti efisiensi pelayanan kesehatan,
fasilitas di rumah sakit terkait yang kurang sesuai dengan keinginan pasien atau keluarga
pasien, harga atau pembiayaan rumah sakit selama perawatan, keramahan staf rumah sakit
yang sangat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan.
Salah satu tantangan besar dalam manajerial rumah sakit adalah pasien kabur atau
pulang dengan cara melarikan diri dari rumah sakit. Ternyata kasus seperti ini tidaklah
sedikit dan mengakibatkan rumah sakit kehilangan potensi pendapatan. Terlepas apapun
alasannya, pasien kabur ini mesti dicegah. Oleh karena itu, Standar Prosedur Operasional
terkait kondisi tersebut harus mampu meminimalisir dan menanggulangi kasus ini dengan
melibatkan seluruh staf di RSIA Bunda suryatni
Sebagai acuan untuk menangani pasien yang melarikan diri dan terjaminnya perawat dari
kesalahan serta pelanggaran kode etik keperawatan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku pada semua unit pelayanan di RSIA Bunda suryatni khususnya
ruang perawatan.

Jika seorang pasien rawat inap atau rawat jalan keluar dari rumah sakit tanpa izin selesai
menjalani pemeriksaan lengkap dan sudah ada rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan ,
kemudian pasien ini memutuskan meninggalkan rumah sakit maka pasien ini dianggap
sebagai pasien kabur / melarikan diri. Pasien rawat inap dan rawat jalan (termasuk pasien
dari unit gawat darurat) berhak menolak tindakan medis. Jika pasien rawat inap atau rawat
jalan keluar rumah sakit tanpa izin diberitahu tentang resiko medis kepada keluarga pasien.

.
BAB III

TATA LAKSANA

A. Penanganan pasien yang melarikan diri dari poliklinik/rawat jalan di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Bunda Suryatni :
1. Perawat yang mengetahui adanya pasien rawat jalan yang keluar dari rumah sakit
tanpa izin padahal pasien tersebut belum menyelesaikan rencana pengobatan atau
administrasinya.
2. Perawat berusaha mencari pasien tersebut ke sekitar ruang rawat jalan/poliklinik
terkait.
3. Jika pasien atau keluarga pasien tidak ditemukan juga, maka perawat menghubungi
bagian informasi untuk melakukan voice paging, lalu melaporkan pada DPJP dan
bagian administrasi medis.
4. Bagian informasi melakukan pemanggilan pasien melalui voice paging sebanyak 3
kali dengan jeda waktu 10 menit.
5. Bagian administrasi medis mencoba menghubungi pasien melalui nomor telepon
yang ada di berkas rekam medis pasien. Jika berhasil dihubungi, petugas meminta
pasien tersebut kembali ke ruang rawat jalan/ poliklinik semula.
6. Jika telah dilakukan voice paging 3 kali oleh bagian informasi namun pasien belum
juga kembali ke ruang rawat jalan/polklinik atau dicoba dihubungi via telepon namun
tidak berhasil, maka perawat atau petugas administrasi rawat jalan melaporkan ke
bagian admission dan baguan penagihan.
7. Pengawas admission meng-update master pasien dengan keterangan “belum bayar”.
Bagian penagihan akan melakukan penagihan ke alamat yang tercantum di berkas
rekam medis 1x24 jam.

B. Penanganan pasien yang melarikan diri dari ruangan rawat inap di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Bunda Suryatni:
1. Segera setelah mengetahui bahwa ada pasien yang melarikan diri ke kepala ruang
atau penanggung jawab shift segera memberitahu security.
2. Bila pasien masih ada, maka segera mengajak kembali pasien dan keluarga pasien
tersebut kembali ke ruang perawatan dengan cara yang baik dan sopan.
3. Bila pasien dan keluarga pasien yang melarikan diri tersebut sudah tidak ada, maka
melaporkannya kepada kepala ruangan atau penanggung jawab shift ruang
perawatan yang bersangkutan.
4. Laporan yang dibuat kepala ruangan atau penanggung jawab shift diteruskan kepada
manager pelayanan medik.
5. Manager pelayanan medik selanjutnya memberitahukan kejadian tersebut ke bagian
keuangan untuk melakukan penagihan ke alamat yang ada.
6. Melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien (DPJP) yang merawat pasien
tersebut.
BAB IV

DOKUMENTASI

Semua kegiatan terkait pasien yang pulang dengan cara melarikan diri atau kabur
didokumentasikan di rekam medik pasien.
BAB V
PENUTUP

Demikian Panduan penatalaksaan pasien kabur (melarikan diri) ini disusun untuk
mengelola pasien yang menolak rencana asuhan medis yang melarikan diri.
1

Anda mungkin juga menyukai