Pertemuan ke-5
Kamis, 29 April 2021
Pembuatan Krim Gentamisin
Kelompok 6 :
Sulastri Widarsih_204840134
Tiara Syariani Rizki Putri_204840135
Vina Ardiana_204840136
Wianda Savitri Rahim_204840137
Widia Fitriasari_204840138
Yella Wandari_204840139
Zahra Amaliyah Nurjannah_204840140
I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menentukan dan membuat preformulasi sediaan krim
gentamisin
2. Mahasiwa mampu menghitung kebutuhan bahan dalam pembuatan krim
sediaan gentamisin
3. Mahasiswa mampu membuat formulasi krim gentamisin
4. Mahasiswa mampu membuat sediaan krim gentamisin sesuai dengan prinsip
CPOB
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan krim gentamisin
Penggolongan Krim
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam–asam
lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk
pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air
(m/a) dan krim tipe air dalam minyak (a/m). Pemilihan zat pengemulsi harus
disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe a/m
digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk
krim tipe m/a digunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat,
kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl
sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum. Kestabilan krim akan
terganggu/rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh
perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase
secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan
dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam
jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil
paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol)
dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah
tertutup baik atau tube ditempat sejuk, penandaan pada etiket harus juga tertera ’’obat
luar’’. Cream M/A Biasanya digunakan pada kulit, mudah dicuci, sebagai pembawa
dipakai pengemulsi campuran surfaktan. Sistem surfaktan ini juga bisa mengatur
konsistensi. Campuran Pengemulsi Yang Sering Dipakai :
Sifat Emulsi M/A Untuk Basis Cream : Dapat diencerkan dengan air. Mudah dicuci
dan tidak berbekas. Untuk mencegah terjadinya pengendapan zat maka ditambahkan
zat yang mudah bercampur dengan air tetapi tidak menguap (propilen glikol).
Formulasi yang baik adalah cream yang dapat mendeposit lemak dan senyawa
pelembab lain sehingga membantu hidrasi kulit. Cream A/M Konsistensi dapat
bervariasi, sangat tergantung pada komposisi fasa minyak & fasa cair. Cream ini
mengandung zat pengemulsi A/M yang spesisifik, seperti : Ester asam lemak dengan
sorbitol. Garam– garam dari asam lemak dengan logam bevalensi (Ansel, 1989).
Syarat-syarat:
- Tidak mempunyai efek farmakologi.
- Tidak menyebabkan iritasi alergi atau toksik.
- Bekerja secara cepat dengan efek terduga (dapat diramalkan).
- Dapat dihilangkan dari kulit secara normal.
- Tidak mempengaruhi cairan tubuh, elektrolit dan zat endogen lainnya.
- Dapat bercampur secara fisika dan kimia dengan banyak zat.
- Dapat berfungsi sebagai pelarut obat dengan baik.
- Dapat menyebar pada kulit.
- Dapat dibuat sebagai bentuk sediaan.
- Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Metode Pembuatan
- Metode Pelelehan ( fusion)
Zat khasiat maupun pembawa dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh diaduk
sampai dingin. Yang harus diperhatikan: kestabilan zat khasiat.
- Metode Triturasi
Zat yng tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa basis ditambahkan terakhir. Di
sini dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat khasiatnya. Pada
skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan keberhasilan produksi
sangat tergantung dari tahap-tahap pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap
pembuatan ke tahap yang lain. Untuk menjaga stabilitas zat berkhasiat pada
penyimpanan perlu diperhatikan, antara lain: . Kondisi temperatur /suhu .
Kontaminasi dengan kotoran . Kemungkinan hilangnya komponen yang mudah
menguap (Ansel, 1989).
B. Zat Tambahan
No Alat NO Bahan
1. Mortir 1. Gentamisin
2. Stanfer 2. TEA
3. Beacker glass 3. Asam stearat
4. Batang pengaduk 4. Asam askorbat
5. Corong kaca 5. Asam benzoat
6. Kaca arloji 6. Parafin liquid
7. Erlenmeyer 7. Vaselin album
8. Gelas ukur 8. Aquadest
9. Pot/tube krim
10. Timbangan
11. Cawan porselen
12. Sendok/spatula
13. Kertas grafik
V. Formulasi
VI. Dosis
2 sampai 3 kali sehari, setelah mandi, oleskan pada kulit
(FORNAS Edisi II Hal 135)
Penimbangan bahan
1. Gentamisin = 0,015 gr
2. TEA = 0,75 gr
3. Asam stearat = 1,5 gr
4. Asam askorbat = 0,015 gr
5. Asam benzoat = 0,015 gr
6. Parafin liquid = 0,015 gr
7. Vaselin album = 3,75 gr
8. Aquadest = 8,94 gr
IX.2. Evaluasi
X. Pembahasan
XI. Kesimpulan
Daftar Pustaka