Anda di halaman 1dari 2

SESI 1

QnA dengan dr. Andreas Arie Sp.PD-KKV

1. Yosefin Ratnaningtyas 01:56 PM


Q: Saya Yosi dari Purwokerto. Kepada dr. Andreas bagaimana exercise yang direkomendasikan
untuk pasien post STEMI di era Covid ini? Terima kasih
A:Prinsip tetap bertahap, dimulai dengan duduk sandaran, duduk tanpa sandaran, duduk
ongkang-ongkang, 6th minutes walking test; namun demikian untuk meminimalkan lama rawat
terkait pandemi, apabila pasien cukup kooperatif dapat dibuatkan program untk dilakukan di
rumah berserta program obat-obatan yang harus dikonsumsi, apalagi jika pasien menjalani PPCI
di mana harus mengkonsumsi DAPT. Salam sehat dan sukses selalu.

2. Dandi Prasetianto 01:57 PM


Q: Selamat siang dr. Andreas, mohon izin bertanya. Apakah ada perbedaan dalam program
rehabilitasi kardiak pada pasien dengan gangguan kardiak yang disertai covid atau dengan
gangguan kardiak tanpa disebabkan oleh covid? apakah ada target tertentu atau pencapaian
yang harus dicapai oleh pasien yang menderita gangguan kardiak dengan covid
A: Perbedaan sebetulnya terutama bukan pada program namun pada cara mengkomunikasikan
program tersebut kepada pasien karena pasien tidak bisa datang ke RS seperti saat sebelum
pandemi; program tetap disesuaikan dengan penyakitnya, misalnya gagal jantung dengan
pneumonia covid tentu selain ada exercise bertahap sampai ke 6th minus walking test atau
treadmill tentu juga ada cough & breathing exercixe, program ini dikomunikasikan kepada
pasien dengan pemantauan, misalnya dengan vidcall atau alat komunikasi yg lain. Salam sehat
dan sukses selalu.

3. Novita Panggau 01:58 PM


Q: Ijin bertanya untuk Dr. Andreas. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk full recovery pada
pasien survivor Covid-19 dengan cardiac involvement. Apa saja yang perlu kita pantau selama
pasien kembali kontrol rawat jalan. Terima kasih
A: Perhatikan laju napas dan saturasi pasien, karena sering terjadi hipoksia di mana pasien tidak
mengeluh sesak atau nyeri dada namun laju napas cepat dan saturasi kurang dari 93%. Berapa
lama sangat tergantung dari individu, pasien muda dengan komorbid lebih sedikit punya
prognosis lebih baik. Pasien dengan komorbid gagal jantung dengan LVEF 30% atau kurang dan
mengalami pneumonia covid punya prognosis yang lebih buruk dibanding kalo LVEF nya lebih
tinggi.Salam sehat dan sukses selalu.

4. Luhur Anggoro Sulistio 02:02 PM


Q: Izin bertanya dokter, saya. dr. Luhur Anggoro asal RS Islam Jakarta pondok kopi. Beberapa
kali saya mendapatkan pasien probable covid 19 datang ke UGD sudah ARDS dan syock
kardiogenik apakah pemberian golongan xantin bronkodilator dapat diberikan, dan inotropik
dan vasopresor kapan diberikan? Terimakasih dok.
A: Jangan lupa penatalaksanaan covid ARDS apalagi dengan keterlibatan organ jantung, harus
dipikirkan mengenai gangguan koagulasi, sehingga pemberian antikoagulan harus dipikirkan.
Obat-obat vasoaktif, dapat diberikan dengan pemberian norepinefrin sebagai pilihan seperti
pada pasien syok septik, karena pertimbangan badai sitokin pada pasien covid, disusul vasoaktif
yang lain. Pemberian xantin dapat diberikan kalo kita yakin adanya bronkospasme, misalnya
adana wheezing, namun harus hati-hati dengan akibat palpitasi yang dapat ditimbulkan di mana
hal itu merugikan jantung. Salam sehat dan sukses selalu.

5. Heri Sutanto 02:02 PM


Q: Kepada dr Andreas: Apakah semua pasien dengan comorbid cardiovaskular wajib menjalani
program rehabilitasi ini?
A: Pasien kardiak memang biasanya pulang dengan program rehabilitasi terkait obat yang
diminum di mana kepatuhannya perlu dipantau, aktivitas yang boleh dilakukan, berapa lama
boleh menambah aktivitas dsb. Namun di era pandemi ini hal-hal tersebut tidak bisa dikerjakan
di RS karena pasien tidak bisa dengan leluasa datang ke RS, sehingga memunculkan tantangan
untuk menggunakan teknologi di mana program disampaikan dan dipantau dengan
telemedicine. Beberapa RS menggunakan videocall, atau menggunakan platform khusus untuk
untuk memonitor pasien, mulai dari tensi, laju jantung, laju napas, saturasi oksigen, gula darah,
elektrolit (terutama apabila mengkonsumsi diuretik) dll sehingga pasien dapat tetap termonitor
tanpa harus datang ke RS. Salam sehat dan sukses selalu.

Anda mungkin juga menyukai