Contoh perubahan obat dari obat awal termetabolisme dan memiliki efek
yang berbeda
2. Mengalami Perubahan,
perubahan yang terjadi bisa mengalami perubahan dua
langkah dan perubahan satu langkah. Jika perubahan satu langkah
berarti dia akan mengalami satu kali metabolisme. kalau perubahan
dua langkah berarti dia akan mengalami dua kali metabolisme.
Contohnya adalah ada Iproniasid termetabolisme itu satu langkah ini
bisa jadi dia menjadi aktif atau tidak aktif. Kalau dia aktif berarti
yang prodrug di ubah menjadi drug. Kalau dia tidak aktif berarti
pertama kali aktif pada awalnya bertemu dengan resektor, lepas dari
resktor bertemu dengan enzim termetabolisme keluar dari dalam
tubuh manusia. Kemudian kalau yang dua langkah yang pertama
obatnya bisa
a. Inaktif , kemudian termetabolisme menjadi aktif. Kemudian
termetabolisme menjadi konjugasi. Jadi konjugasi ini bisa
dikeluarkan dari tubuh manusia. Contohnya adalah
fenobarbital.
b. Inaktif termetabolisme menjadi aktif termetabolisme menjadi
tidak aktif dan bisa di keluarkan tubuhn manusia. Contohnya
adalah fenasetin.
c. Pertama dia aktif termetabolisme aktif termetabolisme aktif.
Contohnya kodein.
Faktor yang mempengaruhi metabolisme obat
1. Faktor Genetik (Di dalam tubuh manusia itu sendiri atau di dalam
tubuh organisme)
Akan menyebabkan perbedaan biotrasnformasi dan konjugasi
obat tergantung dari spesies. spesies berarti sudah spesifik yaitu
spesies homosapies, spesies ayam, spesies kelinci, ternyata
terpengaruhi biotransformasi. kalau yang terpengaruhi ada obat
yang mungkin diciptakan untuk manusia.
Jadi ada beberapa kasus misalnya obat yang diciptakan untuk
manusia diberikan untuk hewan karena hewannya sakit.
Misalnya obat diare manusia, obat itu efeknya bagus sekali
terhadap manusia, jadi berhenti diare. Namun ketika ada
hewannya yang sakit, obat diare itu ke hewan. Kemudian hewan
itu tidak diare-diare lagi, tetapi ujung-ujungnya hewan itu tidak
bisa buang air besar ternyata mampet, ternyata dosis untuk
manusia disamakan untuk hewan. Perutnya membuncit dan
setelah itu hewannya sakit dan ada yang hewannya mati. Dan ada
juga hewannya di bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan
pertolongan pertama, agar hewannya tidak mati. Maka dosis
untuk manusia dan hewan itu berbeda.
Di dalam spesies hewan yang berlainan metabolisme obat bisa
sama, dapat pula berbeda.
Ternyata perlakuan untuk hewan juga berbeda. Karena setiap
spesies itu berbeda maka nanti proses kimia perubahan obat di
dalam tubuh manusia juga berbeda. Karena ternyata yang
mempengaruhi proses perubahan struktur obat itu enzim di dalam
tubuh manusia. Di dalam tubuh organisme makhluk hidup. Jadi
enzim di setiap tubuh manusia itu punya jumlah yang berbeda-
beda. Bahkan dalam satu spesies saja enzimnya berbeda-beda.
Efeknya adalah ada satu obat yang tidak cocok untuk satu spesies
ke spesies lainnya.
Contohnya adalah Asam fenilaselat pada manusia berkonjugasi
dengan glutamin. Pada unggs berkonjugasi dengan omitin. Pada
anjing berkonjugasi dengan glisin. Asam benzoat pada ayam
dieksrsikan dalam bentuk asam orniturat.Asam benzoat pada
anjing di ekskresi dalam bentuk asam hiourat.
a. Perbedaan metabolisme
Faktor genetik secara spesifik akan berpengaruh terhadap
kualitatif dan kuantitatif. Hal ini bisa di lihat dari lama lalu reaksi
itu sendiri.
Berbeda secara kualitatif (tipe reaksi) faktor genetik akan
mempengaruhi jumlah enzim atau variasi enzim yang
termetabolisme. Ketika variasinya berbeda. Di dalam tubuh
manusia banyak sekali reaksi-reaksi kimia untuk merubah
obat yang awalnya non polar menjadi polar. Ada reaksi
reduksi, reaksi aminasi, reaksi asetaliasi dan banyak sekali.
Maka ada variasi dari reaksi akan berbeda tipe dan jenis
reaksinya berbeda.
Berbeda secara kuantitatif (tipe reaksi sama tetapi lajunya
berbeda / waktu paro/ durasi / dll) Waktu paro, res tengah
adalah waktu yang diperlukan oleh obat untuk mangalami
kehilangan 50% bentuk aktifnya atau 50% efek yang
dibutuhkan. Durasi adalah waktu yang diperlukan dari
pertama kali muncul dan obatnya menghilang. Onsep adalah
waktu yang digunakan untuk memiliki efek dari pertama kali
penggunaan.
Contohnya :
a. Kucing tidak mampu membentuk konjugasi dengan
glukoronid. Anjing tidak mampu mengasetilkan aromatik
amin seperti sulfonamid.
b. Amfetamin (obat penenang) : pada kelinci deaminasi,
pada anjing hidroksilasi cincin aromatik. Termasuk tipe
reaksi
c. Asetanilid : anjing akan mengalami hidroksilasi
kedudukan para. Kucing akan mengalami hidroksilasi
kedudukan arto. Termasuk tipe reaksi. Efel farmakologis
dan toksisitas suksinil kokain, isoniasid dan primakuin
dipengaruhi oleh genetik orang.
2. Asetilator lambat
Isoniasid dapat terjadi keracunan.
Misal ada suku atau ras yang tergolong asetilator lambat
dosis yang diberikan adalah dosis kecil karena tergolong
asetilator lambat. Maka kemungkinan untuk tertimbun
kecil maka secara kurfa dosis tidak bisa melampaui kadar
toksis minimum.
3. Faktor Farmakodinamik
Dosis Dosis besar dan dosis kecil pasti akan
mempengaruhi efek yang terjadi.
Frekuensi pemberian Dua kali sehari atau empat kali
sehari nanti efek yang ditimbulkan juga otodidak.
Cara pemberian Per oral IV dan intrafena efeknya
akan lebih cepat yang infrafena dibandingkan IV.
Distribusi dalam jaringan kalau misalnya ternyata
komposisi lemak di dalam individu itu banyak maka
distribusinya akan berbeda dibandingkan dengan
komposisi lemaknya yang sedikit di dalam tubuh individu.
Nanti akan ada obat yang terperangkat oleh lipit yang ada
di dalam tubuh manusia.
Ikatan protein dengan obat kalau ada obat yang terikat
dengan protein bebas sempat bertemu dengan tidak
sempat resektornya. Maka efeknya yang ditimbulkan
menjadi kecil.