Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

HUSNUL KHATIMAH R, S.Pd

19191681010467

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2019
Profil Konseli

No Nama Konseli Permasalahan


1 EGD VIII 1. Bangun Kesiangan dan telat datang ke sekolah
2 ARR VIII 2. Sering mengantuk saat pelajaran berlangsung
3. AAG VIII 3. Tidak bisa mengatur waktu belajarnya dengan kegiatan
4 DDV VIII lain

Konseptualisasi masalah EGD, ARR, AAG, dan DDV adalah peserta diidk di MTS Negeri
2 Surakarta, mereka berempat berasal dari kelas VIII. Dari hasil
analisis , masalah yang dialamai oleh konseli yakni manajemen
waktu yang rendah ditandai dengan konseli sering bangun
kesiangan dan datang terlambat ke sekolah, selain itu konseli
keraap mengantuk saat pelajaran berlangsung sehingga tidak
dapat berkonsentrasi dalam belajar disebabkan karena konseli
tidak dapat mengatur jadwal sehari-harinya dengan baik.

Pendekatan Teori Konseling Kelompok Behavioral


Behaviorisme merupakan pandangan ilmiah tentang tingkah laku
manusia. Menurut behavioristik manusia pada dasarnya dibentuk
dan dintentukan oleh lingkungan sosial budaya, sehingga
perilaku manusia dapat dipelajari. Dalam konsep behavioral,
perilaku manusia merupakan hasil belajar sehingga dapat diubah
dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar.
Teknik Manajemen Diri (Self Management)
Teknik yang digunakan yakni self management. Gagasan
dasar teknik self management adalah bahwa perubahan dapat
dihasilkan melalui mengajar individu untuk menggunakan
copping skills dalam mengatasi masalah. Dalam teknik ini,
individu membuat keputusan tentang tingkah laku khusus apa
yang dia ingin kontrol atau berubah. Contohnya, seperti
mengontrol merokok, mengkonsumsi minuman keras, atau
penyalahgunaan obat terlarang; keterampilan mengelola waktu,
dan mengatasi obesitas dan makan berlebihan. Menurut Watson
dan Tharp (G. Corey, 2005) ada beberapa tahapan self-
management, yaitu :
a. Memilih tujuan
Tahapan awal dimulai dengan menentukan tentang apa yang
ingin diubah. Apa-apa yang ingin diubah itu dirumuskan
menjadi tujuan-tujuan yang realistik. Tujuan-tujuan itu dapat
diukur (measurable), dapat dicapai (attainable), positif, dan
bermanfaat bagi individu yang dibantu (konseli).
b. Menterjemahkan tujuan-tujuan ke dalam tingkah-tingkah laku
sasaran
Yang menjadi pertanyaan kunci disini adalah “tingkah laku
khusus apa yang ingin dikembangkan atau dihilangkan ?”
c. Monitoring pribadi
Disini konseli secara sistematik mengamati tingkah laku
sendiri. Salah satu caranya adalah dengan membuat
behavioral diary.
d. Merancang rencana perubahan
Tahap ini dimulai dengan membandingkan antara informasi
yang diperoleh melalui monitoring diri sendiri (self-
monitoring) dengan standar tingkah laku khusus konseli.
Setelah itu, konseli mengevaluasi tingkat perubahan tingkah
lakunya sendiri.
e. Mengevaluasi action plan
Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus (on going
process) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan konseli.
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
MTS NEGERI 2 SURAKARTA

Komponen Layanan Layanan Responsif


Bidang Layanan Pribadi dan Belajar
Topik Layanan Mengatur Jadwal Sehari-hari
Fungsi Layanan Kuratif (Pengentasan)
Tujuan Peserta didik dapat mengatur jadwal sehari-hari dengan baik ditandai
dengan:
1. Tepat waktu datang kesekolah
2. Tidak mengantuk dikelas dan dapat berkonsentrasi dalam pelajaran
3. Bisa mengatur jadwal belajar dan kegiatan lain dengan baik.

Sasaran EGD, ARR, AAG, DDV


Waktu 40 Menit
Metode/ Teknik Konseling Kelompok Self Management

Media/ Alat Kertas warna dan alat tulis


Prosedur Layanan
Tahap Awal 1. Konselor menyambut hangat konseli dengan bersalaman dan
mengucapkan terimakasih atas kedatangannya
2. Konselor menginstruksikan anggota kelompok berdiri membentuk
lingkaran, dan mempersilahkan duduk, serta menanyakan kabar.
3. Konselor mengucapkan salam pembuka dan meminta satu dari
anggota kelompok untuk memimpin doa demi kelancaran kegiatan
bimbingan kelompok.
4. Konselor memberikan ice breaking kepada konseli agar membuat
suasana lebih akrab
5. Konselor menjelaskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
konseling kelompok yang akan dilaksanakan
6. Konselor menjelaskan aturan-aturan dan norma dalam konseling
kelompok yaitu meminta komitmen bersama agar anggota kelompok
sukarela dalam menyampaikan pendapat, berkata jujur, aktif, berkata
apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi dan dapat menjaga
kerahasiaan yang mungkin akan muncul atau yang mungkin akan
dialami oleh konseli selama kegiatan berlangsung.
7. Konselor memberikan informasi tentang langkah-langkah kegiatan
konseling kelompok yang akan dilaksanakan selanjutnya
8. Konselor menawarkan kesepakatan waktu pelaksanaan konseling
kelompok kepada konseli
9. Konselor menanyakan kembali apakah ada yang masih belum
dimengerti konseli dan menjelaskan apa yang belum dipahami konseli

Tahap Transisi 1. Mengingatkan Kembali apa yang telah dijelaskan pada tahap awal
2. Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk mengikuti kegiatan lebih
lanjut.
3. Mengenali suasana apabila anggota belum siap memasuki tahap
berikutnya dan mengatasi suasana tersebut.

Tahap Inti 1. Konselor mengidentifikasi permasalahan masing-masing konseli


tentang tidak mampu mengatur jadwal dengan baik.
2. Konselor menanyakan sebab akibat dari tidak mampu mengatur
jadwal dengan baik.
3. Konselor menyimpulkan permasalahan yang dialami konseli
4. Konselor meminta anggota kelompok menyatakan pendapatnya agar
permasalahan yang ia alami dapat terpecahkan.
5. Konselor menyimpulkan hal yang harus dilakukan konseli agar
permasalahan yang dialaminya terpecahkan melalui teknik Self
management dimulai dengan tahap memilih tujuan, menerjemahkan
tujuan ke dalam tingkah laku sasaran, monitoring pribadi, merancang
rencana perubahan, dan mengevaluasi action plan.
6. Pada tahap memilih tujuan konselor mengarahkan konseli untuk
menetapkan tujuan yang ingin diubah dalam mengatur jadwal dengan
baik dan menjadikan tujuan secara realistis melalui teknik self
management
7. Setelah tahap memilih tujuan selanjutnya tahap menerjemahkan tujuan
kedalam tingkah laku sasaran. Konselor meminta konseli untuk
menterjemahkan tingkah laku yang menyebabkan tidak mampu
mengatur jadwal dengan baik dan memilih tingkah laku yang ingin
dikembangkan atau dihilangkan
8. Selanjutnya masuk pada tahap monitoring. Tahap ini konseli diminta
untuk memonitoring diri sendiri dengan cara membuat behavioral
diary, tentang perilakunya selama ini mengenai mengatur jadwal sehari-
hari
9. Selanjutnya masuk pada tahap merancang rencana perubahan.
Konselor mengarahkan konseli untuk membandingkan antara tingkah
laku diri sendiri yang sudah dituangkan dalam behavior diary terkait
dengan kesadaran tanggung jawabnya dengan perilaku yang sudah
ditetapkan diawal pada tahap menetapkan tujuan. Setelah itu, konseli
mengevaluasi dan merancang tingkah laku yang akan dilakukan agar
mampu mengatur jadwal dengan baik
10. Setelah tahap merancang rencana perubahan selanjutnya mengevaluasi
action plan. Dimana tahap ini dilakukan secara terus menerus untuk
mengetahui tingkat pencapaian tujuan konseli
11. Konselor menegaskan komitmen konseli tentang apa yang akan
dilakukan agar permasalahan yang dialaminya terpecahkan

Tahap Penutup 1. Menfasilitasi para anggota kelompok melakukan refleksi dan berbagi
pengalaman tentang apa yang telah dipelajari melalui kegiatan
kelompok, bagaimana melakukan perubahan, dan merencanakan serta
bagaimana memanfaatkan apa-apa yang telah dipelajari.
2. Menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri.
3. Pembahasan kegiatan lanjutan.
4. Ucapan terima kasih dan permintaan maaf
5.   Berdoa
6. Perpisahan.

Tindak Lanjut Konselor memberikan semangat dan penguatan kepada konseli tentang
makna pengalaman konseli sehingga mampu mengaplikasikannya

Evaluasi
Proses Mengamati keaktifan pesrta didik dalam mengikuti kegiatan layanan
konseling kelompok

Hasil Diharapkan masalah yang dihadapi Peserta didik dapat terentaskan ditandai
dengan konseli mampu mengatur jadwal sehari-harinya dengan baik
Surakarta, ........ April 2019
Mahasiswa PPG

Husnul Khatimah R, S.Pd

Mengetahui

Dosen Penguji Guru Penguji

Dr. Siti Sutarmi Fadhilah, M.Pd Nuraini Agung Wijaya, S.Pd., M.Pd
NIP 19540812 198103 2 001 NIP 19700219 199303 2 005
LEMBAR KESEDIAAN KONSELI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Kelas :

Dengan ini menyatakan akan mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok yang akan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menaati peraturan yang telah disepakati
bersama anggota kelompok yang lain. Adapun aturan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bersedia mengikuti konseling dari awal sampai akhir kegiatan


2. Bersedia berperan aktif dalam kegiatan kelompok
3. Bersedia menjaga kerahasiaan kelompok
4. Bersedia dating dan pulang sesuai jadwal yang telah disepakati.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebaik-baiknya, tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.

Surakarta, 2019

Mengetahui

Guru BK Konseli

………………………. ………………………
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK
MTS NEGERI 2 SURAKARTA

Komponen Layanan : Layanan Resposif

Bidang Layanan : Pribadi

Hari/ Tanggal : Kamis/ 2 Mei 2019

Waktu : 40 menit

Kelas : VIII

Masalah : Tidak mampu mengatur jadwal sehingga sering terlambat ke sekolah.

Tujuan : Peserta didik dapat mengatur jadwal sehari-hari dengan baik.

Laporan Uraian Pelaksanaan

1. Uraian kegiatan yang telah dilakukan (eksprientasi)


a. Memilih tujuan
Tahapan awal dimulai dengan menentukan tentang apa yang ingin diubah.
Apa-apa yang ingin diubah itu dirumuskan menjadi tujuan-tujuan yang realistik.
Tujuan-tujuan itu dapat diukur (measurable), dapat dicapai (attainable), positif, dan
bermanfaat bagi individu yang dibantu (konseli).
b. Menerjemahkan tujuan-tujuan ke dalam tingkah-tingkah laku sasaran Yang menjadi
pertanyaan kunci disini adalah “tingkah laku khusus apa yang ingin dikembangkan
atau dihilangkan ?”
c. Monitoring pribadi, Disini konseli secara sistematik mengamati tingkah laku sendiri.
Salah satu caranya adalah dengan membuat behavioral diary.
d. Merancang rencana perubahan. Tahap ini dimulai dengan membandingkan antara
informasi yang diperoleh melalui monitoring diri sendiri (self-monitoring) dengan
standar tingkah laku khusus konseli. Setelah itu, konseli mengevaluasi tingkat
perubahan tingkah lakunya sendiri.
e. Mengevaluasi action plan. Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus (on going
process) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan konseli.
2. Hasil yang diperoleh (Identifikasi)
a. Konseli dapat menetapkan tujuan yang akan dicapai dari proses konseling yang akan
dilakukan
b. Konseli dapat membuat rangkaian jadwal kegiatan yang akan mereka lakukan yang
disesuaikan dengan diary behavioral yang telah dibuat sehingga dapat mengetahui
langkah-langkah yng dapat digunakan untuk mengatasi kebiasaan terlambatnya.
c. Konseli mampu menyusun jadwal kegiatannya yang di urutkan berdasarkan tingkat
pentingnya kegiatan tersebut
d. Konseli menyusun jadwal baru yang merupakan perbaikan dari diary yang telah
dituliskan

3. Kesimpulan yang didapat (Analisis)


Konseli menyadari bahwa kebiasaan terlambatnya adalah kebiasaan buruk yang sangat
bisa mereka ubah dengan cara membuat manajemen diri yang baik yaitu beruba
pengaturan jadwal baru yang dapat mnurunkan kebiasaan terlambatnya, adapun kegiatan
yang akan dilakukan konseli sesuai dengan konseling yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Membuat jadwal baru yang merupakan perbaikan dari kebiasaan sebelummnya
b. Menyusun kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan tingkat kepentingannya.
c. Melaksanakan rencana kegiatan yang telah dibuat yaitu mengurangi kegiatan yang
tidak terlalu penting.
4. Tindak lanjut kegiatan
Akan dilakukan pertemuan kembali yang diagendakan bersama untuk menganalisis
bersama sejauh mana keberhasilan dari alternative solusi yang telah dibuat sekaligus
untuk mengevaluasi apakah perlu dilakukan analisis alternative baru yang diperlukan.
Surakarta, Kamis 2 Mei 2019
Konselor

Husnul Khatimah,R. S.Pd

Anda mungkin juga menyukai