Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

KONSEP TEORI BELAJAR DAN MENGAJAR

MATA KULIAH PROMKES

DOSEN PEMBIMBING : Ns.DILGU MERI, Mkep

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa :

1. ADE IRNA NASRIYATI


2. AMELIA ERIYANTI
3. DINA ANGGERENI
4. GUSRIANTO
5. HENDRI YULIANDRA ARIF
6. HUSMAWATI PUTRIA
7. MARDAYENI
8. MUSDA DELITAH
9. NURLAINIS
10. RINI SURYANI
11. SEFTRIANI
12. SYARIFAH SHABILA ANGILINA
13. SYUKRI
14. SUSISMOLIA
15. ZULPAMILU

ANGKATAN X KELAS RSUD ARIFIN ACHMAD

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-INSYIRAH

PRORAM STUDI S1 KEPERAWATAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Teori Belajar dan Mengajar”
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada
hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari banyak pihak sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doa nya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang konsep teori belajar dan mengajar. Saya mohon maaf
apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan saya yang masih
dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun, sangat diharapkan oleh saya dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga
makalah sederhana ini bermanfaat bagi pembaca maupun saya sendiri sebagai penulis.

Pekanbaru, 10 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 4

B. Rumusan Masalah................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan Makalah................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Mengajar........................................... 6

B. Pilar Belajar dan Mengajar................................................. 9

C. Tujuan Belajar dan Mengajar............................................... 11

D. Teknik Belajar dan Mengajar...........................................................13

E. Kelemahan dan Kelebihan Teori Belajar dan Mengajar......................15

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan............................................................................. 20

2. Saran....................................................................................... 20

BAB IV DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 21


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu diantara masalah besar dalam bidang pendidikan di indonesia yang
banyak di perbincangkan adalah rendah nya mutu pendidikan yang tercermin dari rendah
nya rata–rata prestasi belajar. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran
masih terlalu didominasi peran guru. Guru lebih banyak menempat kan peserta didik
sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan
kesempatan kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan
kemampuan berpikir menyeluruh, kreatip, objektif dan logis, belum memanfaatkan
quantum learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang
memperhatikan ketuntasan belajar secara individual. Dengan ada nya masalah di atas,
mnakalah kami akan membahas tentang “KONSEP BELAJAR DAN MENGAJAR

B. Rumusan masalah

Ada pun rumusan maslah dalam makalah ini antara lain :

1. Apa pengertian belajar dan mengajar

2. Apa saja pilar belajar

3. Apa saja tujuan belajar dan mengajar

4. Apa saja teknik belajar dan mengajar

5. Apa saja kelebihan dan kelemahan teori belajar dan mengajar


C. Tujuan

Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :

1. Agar tahu pengertian belajar dan mengajar

2. Agar kita bisa tahu apa saja pilar belajar

3. Agar kita bisa tahu tujuan belajar dan mengajar

4. Agar kita tahu teknik belajar dan mengajar

5. Agar kita tahu kelemahan dan kelebihan teori belajar dan mengajar
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar dan Mengajar

1. Pengertian Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan


atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentukinformasi/materi pelajaran. Orang
yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah
mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat
dalambuku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan
belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi
semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah
mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan
mengenal arti, hakekat, dan tujuan keterampilan tersebut.

Untuk menghindari ketidaklengkapan seperti tersebut, penulis akan melengkapi


sebagian definisi mereka dengan beberapa pandangan dari para tokoh pedidikan.

Menurut Skinner, seperti dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational


Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini
diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah … a process of progressive
behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B. F. Skinner percayabahwa proses
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat
(reinforce).

Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar
berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa
timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan
respon (tanggapan, reaksi). Namun, patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik
ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit
pakar yang menetangnya.

Chaplin dalam Dictionary of Pshycology membatasi belajar dengan dua macam


rumusan. Rumusan pertama berbunyi … acquisition of any relatively permanent change in
behavior as a result of practice and experience. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah
laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya
Process of acquiring responses as a result of special practice, belajar ialah proses
memperoleh respons-respons sebagai akibat adanyan latihan khusus.

Menurut Oemar Hamalik, “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan


melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behaviour
through experiencing)” Yang berarti bahwa, belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan.

Menurut Tadjab, “Belajar adalah berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat,


berfikir, merasakan, mengerjakan sesuatu, melalui berbagai pengalaman-pengalaman yang
sebagiannya bersifat perceptual, sebagiannya bersifat intelektual, emosional maupun
motorik.”

Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionary of Psychology


membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah The process of
acquiring knowledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasanya lebih
sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang
kurang representatif karena tidak mengikutsertakan perolehan keterampilan non kognitif.

Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which


occurs as a result of reinfoerced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi yang
relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat
macam istilah yang esensial

dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar.

a) Relatively permanent, yang secara umum menetap.

b) Response potentiality, kemampuan bereaksi.

c) Reinforcel, yang diperkuat.

d) Practise, praktik atau latihan.

Istilah a) konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti


perubahan karena mabuk, lelah jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak
termasuk belajar. Istilah b) berarti menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan
antara belajar dan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar. Hal ini merefleksikan
keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali
melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah c) konotasinya ialah bahwa
kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila
tidak diberi penguatan. Sedangkan istilah yang terakhir, yakni practise, menunjukkan bahwa
proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian
kinerja akademik yang telah dicapai siswa.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman dan latihan. Tingkah laku
yang mengalami perubahan tersebut menyangkut perubahan sikap, pemecahan suatu
masalah, keterampilan, kecakapan dan kebiasaan.

2. Pengertian Mengajar

Istilah belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi antara
keduanya terdapat suatu hubungan yang erat sekali. Bahkan antara keduanya terjadi kaitan
dan interaksi satu sama lain. Antara kedua kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling
menunjang satu sama lain.

Bagi kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan


dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun
sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dengan pelajar dalam membentuk
pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan
justifikasi. Jadi, mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri.

Menurut Oemar Hamalik, mengajar memiliki beberapa definisi penting, diantaranya :

a) Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah.

b) Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga


pendidikan sekolah.

c) Mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi


belajar bagi siswa.

d) Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.

e) Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik
sesuai dengan tuntutan masyarakat.

f) Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat


sehari-hari.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, “ Mengajar adalah


menyampaikan pengetahuan kepada siswa guna membantu siswa menghadapi masalah
yang terdapat pada kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini sebenarnya siswa dapat belajar sendiri tanpa adanya guru pengajar,
namun seringkali siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi buku tersebut dan
memecahkan permasalahan terutama untuk pelajaran matematika. Oleh sebab itu peranan
guru dalam proses belajar mengajar itu sangat penting.

B. Pilar Belajar

Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa dapat dilakukan melalui


peningkatan mutu pendidikan. Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga UNESCO
(United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak dibidang
pendidikan, pengetahuan dan budaya mencanangkan empat pilar pendidikan yakni: (1)
learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together.
Keempat pilar tersebut secara sinergi membentuk dan membangun pola pikir pendidikan di
Indonesia. Adapun empat pilar tersebut adalah sebagai berikut:

a. learning to know

Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk mencari
dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui pengalaman-pengalaman. Hal
ini akan dapat memicu munculnya sikap kritis dan semangat belajar peserta didik
meningkat. Learning to know selalu mengajarkan tentang arti pentingnya sebuah
pengetahuan, karena didalam learning to know terdapat learning how to learn, artinya
peserta didik belajar untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu adlah proses
belajar. Hal ini sesuai pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:128) yaitu belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Purwanto (2004: 44), belajar
merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Dari dua pendapat diatas menunjukkan bahwa
belajar bukan saja berasal dari bangku sekolahan saja tetapi belajar dapat terjadi melalui
interaksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya dinilai dari segi hasilnya saja, melainkan
dinilai dari segi proses, bagaimana cara anak tersebut memperoleh pengetahuan, bukan apa
yang diperoleh anak tersebut. Learning to know juga mengajarkan tentang live long of
education atau yang disebut dengan belajar sepanjang hayat. Arti pendidikan sepanjang
hayat (long life education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi
dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya (Suprijanto, 2008: 4). Hal ini menegaskan
bahwa pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan
lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara
formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain
sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh
dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan
budayanya.
b. learning to do

Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan EHUWLQGDN³GL VLQL SDUD


peserta didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di
sekitarnya melalui sebuah tindakan nyata¥. Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat,
bekerja sama dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi
dan kondisi. Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill. Soft skill
dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya
pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya
Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman.
Peserta didik sebagai hasil dari produk pendidikan memang harus dituntut memiliki
kemampuan soft skill danhard skill. Hard skill merupakan kemampuan yang harus menuntut
fisik, artinya hard skill memfokuskan kepada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
keterampilan teknis yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik. Penguasaan
kemampuan hard skill dapat dilakukan dengan menerapkan apa yang dia dapatkan /apa
yang telah dipelajarinya di kehidupan sehari-hari, contohnya anak disekolah belajar tentang
arti penting sikap disiplin, maka untuk memahami dan mengerti tentang disiplin itu, anak
harus belajar untuk melakukan sikap disiplin, baik dirumah, disekolah atau dimanapun.
Dengan begitu anak menjadi tahu dan faham tentang pentingnya sikap disiplin. Selanjutnya
adalah soft skill, artinya keterampilan yang menuntut intelektual. Soft skill merupakan istilah
yang mengacu pada ciri-ciri kepribadian, rahmat sosial, kemampuan berbahasa dan
pengoptimalan derajat seseorang Jadi yang dimaksud dengan kemampuan soft skill adalah
kepribadian dari masing-masing individu. Soft skill tidak diajarkan tetapi gurulah yang harus
mencontohkan, seperti sikap tanggung jawab, disiplin, dan lain sebagainya. Dengan
memberikan contoh tersebut, anak akan mencoba untuk menirukan apa yang dilihat. Hal itu
merupakan bagian dari menumbuhkan kemampuan soft skill.

c. learning to be

Pilar ketiga artinya bahwa pentingnya mendidik dan melatih peserta didik agar
menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa yang peserta didik impikan dan
citacitakan. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan (soft skill dan hard skill) merupakan
bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat diartikan
sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk berperilaku
sesuai dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang
yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. Learning to be
sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan anak serta kondisi
lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi
kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru
sebagai fasilitator bertugas sebagai penunjuk arah sekaligus menjadi mediator bagi peserta
didik. Hal ini sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi diri peserta didik
secara utuh dan maksimal. Selain itu, pendidikan juga harus bermuara pada bagaimana
peserta didik menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang berperi kemanusiaan.

d. learning to live together

Pilar terakhir artinya menanamkan kesadaran kepada para peserta didik bahwa
mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat. jadi, mereka harus mampu hidup
bersama. Dengan makin beragamnya etnis di Indonesia, kita perlu menanamkan sikap untuk
dapat hidup bersama. Pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai,
terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik, sebagai hasil dari proses pembelajaran, dapat dijadikan sebagai
bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan
sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran
diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di
masyarakat (learning to live together). Untuk itu, pembelajaran di lembaga formal dan non
formal harus diarahkan pada peningkatan kualitas dan kemampuan intelektual dan
profesional serta sikap dalam hal ini adalah kemampuan hard skill dan soft skill. Dengan
kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan
menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia.

C. Tujuan Belajar dan Mengajar

Tujuan belajar dan mengajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan
tingkahlaku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar.Melalui
belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukanhanya pada aspek kognitif,
tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk
memperoleh hasil belajar dan pengalamanhidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan
bentuk tingkah laku sebagaitujuan belajar atas tiga ranah, yakni: 1). Ranah Kognitif, 2).
Ranah Afektif, 3).Ranah Psikomotorik

Tujuan belajar dan mengajar adalah suatu pernyataan yang spesifik yangdinyatakan
dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuktulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. sProses pembelajaran adalah proses
membantu siswa belajar,yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.Seorang guru hanya dapat dikatakan telah melakukan
kegiatan pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai akibat
darikegiatan tersebut. Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru dengan perubahan
perilaku peserta didik (Kartadinata, 1997: 75)
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian tujuan pembelajran yang dikemukakan oleh para ahli,yaitu sebagai berikut:

Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang
hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa padakondisi dan tingkat kompetensi
tertentu.

Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilakuatau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan untukmenggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yangdiharapkan


dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan belajar dan mengajar adalah
suatudeskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran .

Tujuan belajar dan mengajar dapat diklasifikasikan atas tujuan umum dan
tujuankhusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaranyang
diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah
pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkanyang mengacu pada konsep
tertentu

Tujuan umum belajar dan mengajar dapat dibedakan atas:

Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:

a. Tujuan orientatif konseptual. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar
siswa memahami konsep-konsep pentingyang tercakup dalam suatu bidang studi.

b.Tujuan orientatif procedural. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar
siswa belajar menampilkan prosedur.

c.Tujuan orientatif teoritik. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa
memahami hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.

Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:

a.tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yangmenunjukkan apa yang harus
diketahui oleh siswa agar dapatmempelajari tugas yang didukungnya.

b.Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yangmembantu menunjukkan


konteks dari suatu tujuan tertentudengan tujuan yang didukungnya.Selain tujuan umum
dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan pembelajaran yang lain yaitu untuk
mengembangkan kemampuan,membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

D. Teknik belajar dan mengajar

Menurut Kamus Dewan (edisi ketiga), tehnik adalah pengetahuan tentang cara
mencipta sesuatu hasil seni seperti muzik, karang-mengarang dan sebagainya.

Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah suatu cara strategi atau
taktik yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil yang maksimum pada waktu
mengajar pada bagian pelajaran tertentu.

Menurut Kamaruddin Hj. Husin & Siti Hajar Hj. Abdul Aziz dalam bukunya Pengajian
Melayu III : Teknik bisa didefinisikan sebagai pengendalian suatu organisasi yang benar-
benar berlaku di dalam pengajaran yang digunakan untuk mencapai suatu objektif.

Teknik merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan-
bahan pengajaran yang telah dipilih untuk peserta didik. Tehnik yang dipilih haruslah sesuai
dengan pelajaran yang digunakan dan seirama dengan pendekatan yang digunakan.

Macam- macam teknik pembelajaran

1. Teknik Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok.
Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau
pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar.
Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi
berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu
pemahaman dari topik tersebut.

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang
guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau
lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar.

Tehnik diskusi merupakan suatu cara mengajar dengan cara memecahkan masalah
yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya
untuk memperkuat pendapatnya.

2. Teknik Kerja Kelompok

Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas
dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka
bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan
berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.

Tujuah tehnik kerja kelompok :

 Agar siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka


 Agar guru dapat lebih memperhatikan kemampuan siswa
 Agar para siswa bisa menggunakan ketrampilan bertanya dalam membahas suatu
masalah
 Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan para siswa serta mengerjakan
ketrampilan berdiskusi

3. Teknik Penemuan (Discovery) dan Simulasi

a. Tehnik penemuan

Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses


mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud
proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat
dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip ialah siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan
memberiakan instruksi.

b. Tehnik simulasi

Tehnik simulasi merupakan cara mengajar dimana menggunakan tingkah laku


seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang dapat
menghindari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu
dengan kata lain siswa memegang peranaan sebagai orang lain.

4. Tehnik Inquiry

Inquiry adalah teknik pengajaran guru didepan kelas dimana guru membagi tugas
meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-
masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka
mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat
laporan yang tersusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno
sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.

Tehnik inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal


seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.
5. Tehnik eksperimen dan demonstrasi

a. Tehnik Eksperimen

Tehnik eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dimana seorang siswa
diajak untuk beruji coba atau mengadakan pengamatan kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan dikelas dan di evaluasi oleh guru.

b. Tehnik Demonstrasi

Tehnik demonstrasi merupakan tehnik mengajar dimana seorang instruktur atau tim
guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.

6. Teknik Karya Wisata

Teknik karya wisata merupakan tehnik mengajar yang dilaksanakan dengan


mengajak siswa kesuatu tempat atau obyek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu.

7. Teknik Ceramah

Teknik ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.

Tehnik ceramah adalah : memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid
pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain tehnik ini adalah sebuah tehnik mengajar
dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang
pada umumnya mengikuti secara pasif. Tehnik ini disebut juga dengan tehnik kuliah atau
tehnik pidato.

E. Kelemahan dan Kelebihan Teori belajar dan mengajar

Pada dasarnya teori-teori belajar humanistik, kontruktivistik, kognitif dan


beharioristik memiliki tujuan yang sama yaitu sebuah perubahan sikap, perilaku dan
keterampilan peserta didik yang diperoleh melalui proses belajar dan pembelajaran itu
sendiri. Namun yang membedakan adalah cara pandang terhadap apa dan bagaimana
tujuan pembelajaran dapat dicapai. Teori-teori ini muncul disebabkan oleh sebuah kritik dan
ketidakpuasan para ahli pendidikan terhadap teori-teori yang ada sebelumnya. Teori
kontruktivistik muncul sebagai kritik terhadap teori beharioristik yang hanya menjadikan
peserta didik sebagai obyek yang pasif. Pembelajaran beharioristik hanya berpusat kepada
pendidik (teacher centered). Begitu pula dengan teori-teori berikutnya.
Berikut kami rangkum perbedaan mendasar keempat teori tersebut beserta kelebihan dan
kelemahana masing-masing.

1. Behavioristik

Dalam teori behavioristik, pendidik sangat mendominasi dalam proses kegiatan


pembelajaran. Tugasnya memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, dengan cara
memberikan stimulus, penghargaan atau hukuman dalam kegiatan pembelajaran untuk
mencapai hasil belajar yang baik. Sementara peserta didik dipandang sebagai obyek yang
pasif.

Kelebihan:

1. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan


pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas,
kelenturan, refleks, dan daya tahan.
2. Mampu mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak
produktif.
3. membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan
peserta didik untuk bisa bebas berkreasi dan berimajinasi.

Kekurangan:

1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat
meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
2. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
3. Siswa ( tori skinner ) baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar ,
ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.
4. tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau
hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah
menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.
5. tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara
stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.

.2. Kognitif

Peranan pendidik menurut teori belajar kognitif adalah sebagai pembimbing untuk
mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Dalam kegiatan
pembelajaran, keterlibatan peserta didik secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik
minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan
setruktur kognitif yang telah dimiliki.
Kelebihan:

1. Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih menekankan


pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan pengetahuan yang
dimiliki pada setiap individu.
2. Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasar-dasar
dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya deserahkan
pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan menjelaskan dari alur
pengembangan materi yang telah diberikan.
3. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan ingatan
yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi yang
diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan pada daya
ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang telah diberikan.
4. Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu hal
baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu dalam
metode belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru
yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
5. Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada
pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan

Kekurangan:

1. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta
didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan
yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai
kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
2. Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam
mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta didiknya
dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta didik memiliki cara
yang berbeda-beda.
3. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka dipastikan
peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang diberikan .
4. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa adanya
metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan
atau materi.
5. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan kemampuan
peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah diterimanya.
3.Konstruktivistik

Pendidik tidak mendominasi kegiatan pembelajaran. Pendidik hanya berperan


sebagai fasilitator, motivator dan mediator dalam pembelajaran. Pendidik yang menerapkan
teori konstruktivistik mengakui, menghargai dorongan diri, bahkan memberikan motivasi
kepada peserta didik agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara optimal
melalui proses interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya
kelas maupun di luar kelas. Sementara peserta didik, diposisikan sebagai subyek yang aktif
yang arahkan untuk mampu membangun sendiri pengtahuannya, mencari arti dari apa yang
mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan
kerangka berfikir yang telah ada dan dimilikinya. Tugas guru dalam proses pembelajaran
sama dengan tugas dalam teori kognitif.

Kelebihan:

1. Berfikir artinya, Dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan berfikir
untuk menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus dan dapat
mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuat keputusan.
2. Faham artinya, Dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam
mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik akan lebih
faham dan boleh mengaplikasikanya dalam sebuah situasi.
3. Daya ingat artintya, pada dasarnya dalam proses belajar murid harus terlibat secara
langsung dengan aktif, sehingga mereka akan ingat lebih lama semua konsep yang
ada yakni dengan cara murid melakukan pendekatan membina sendi kehafaman
mereka. Dengan cara itu mereka akan yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah dalam situasi baru.
4. Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila
seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan
baru.
5. Seronok artinya, dalam proses belajar yang benar peserta didik pastinya akan terlibat
secara terus menerus dan semakin lama mereka akan faham, ingat, dan lebih yakin
dalam memutuskan sebuah pengetahuan baru. Apabila peserta didik melakukan
interaksi secara sehat dengan guru atau rekan, maka mereka akan berasa seronok
belajar dalam membina pengetahuan baru.

Kekurangan:

1. Kadang guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan misalkan guru
tidak pernah memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk menyelesaikan
suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran
yang itu-itu saja, jadi pola pikir peserta didik tidak berkembang.
2. Tidak semua guru atau pendidik itu mempunyai karakter atau sifat yang sama, pada
dasarnya guru hanya memberi penjelasan saja saat pembelajaran sehingga peserta
didik dituntut untuk hanya memahami saja tanpa terlibar secara langsung dalam
mengaplikasikan sebuah situasi baru.
3. Membahas tentang sifat seorang guru, guru seharusnya tidak berperan sebagai
orang yang kaku dan harus ditakuti, guru seharusnya berperan sebagai teman bagi
peserta didiknya sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam
membina pengetahuan baru.
4. Pada dasarnya guru itu dijadikan sebuah panutan bagi peserta didiknya maka dari itu
guru tidak diwajibkan memberi contoh yang negativ kepada peserta didiknya,
kadang ada guru yang memiliki sifat yang buruk yaitu sering berkata kotor atau kasar
di depan peserta didiknya, itu sangat dilarang dalam aturan etika seorang guru,
karena apabila itu dihadapkan pada anak usia sekolah dasar sangat tidak pantas
untuk dilakukan.
5. Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat
dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila
diberi materi baru pasti materi sebelumnya akan dilupakan

4. Humanistik

Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori humanistik sangat mementingkan isi
yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara
tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta
tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

Kelebihan:

1. Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis


terhadapfenomenasocial. Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar. Guru
menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.
2. siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya dan mempunyai pengaruh yang signifikan pada ilmu psikologi
danbudaya populer.
3. selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis
dan humanis.
4. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat,
kebebasan mengungkapkan gagasan.
5. keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih
adalahkemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik
yang tentunyamempunyai pandangan yang berbeda-beda.

Kekurangan:
1. Bersifat individual, proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan
lingkungan yang mendukung, sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.
2. Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka.
3. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah dan banyak konsep dalam psikologi
humanistik
4. Namun di sisi lain, secara aplikatif, seorang pendidik tanpa disadari bisa dipastikan
pernah mempraktekkan berbagai teori-teori belajar tersebut. Dalam prakteknya,
apabila seorang pendidik menemukan dan mendapatkan kesulitan-kesulitan pada
satu teori yang menjadi kerangka berpikirnya, maka kemungkinan besar dia akan
mencoba teori lain dalam mengatasi masalah yang dihadapi tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun teori yang sempurna, satu teori bisa
menjadi pelengkap kekurangan teori yang lain, tergantung situasi dan kondisi yang
dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, merupakan sebuah
keharusan dan hal yang urgen bagi seorang pendidik untuk memahami teori-teori
tersebut, sehingga betul-betul dapat dimanfaatkan dalam situasi nyata.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Belajar,mengajar,dan pemeblajaran suatu proses untuk mendidik manusia menjadi lebih


baiklagi, yang awalnya tidak tau dengan ada nya proses belajar ,mengajar dan pembelajaran
bisa tau. Jadi dapat disimpulakan konsep, belajar, mengajar, pembelajaran penting sekali di
pelajari.

B. SARAN

Untuk para guru/ atau pengajar sangat perlu di ketahui tentang konsep,belajar,mengajar,
dan pembelajaran ini karna konsep ini sangat penting bagi guru maupun murid nya. Dengan
ada nya konsep ini guru bisa tau bagai mana cara mengajarkan kepada siswa/ murid .
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Sardiman.a.m.Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo persada 2008.

Mahdianor,Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran, :Banjarbaru : FKIP Universitas


Lambung Mangkurat,2011.

Mulyono,Strategi Pembelajaran / Menuju efektivitas pembelajaran di Abad Global: Malang :


UIN Maliki press,2011.

Google translate : http://translate.google.com/#auto/id/learning%20is%20shown%20%20by


%20observe%2C%20to%20read%2C%20to%20imitate%2C%20to%20try%20something
%20them%20selves%2C%20to%20listen%20%2C%20to%20follo

Anda mungkin juga menyukai