Anda di halaman 1dari 11

Nama : Valentino Markus Situmorang

NIM : 17.3220
MATA KULIAH : Pengantar Hermen PL
DOSEN PENGAMPU : Pdt. Dr. Sukanto Limbong

I. PENGANTAR
Kitab 2 raja-raja mengisahkan tentang panglima tentara raja Syria yang bernama
Naaman ia adalah orang yang besar dan terhormat, Naaman juga orang yang gagah berani,
akan tetapi ia penderita kusta. Pada masa itu bagi orang Israel orang yang berpenyakit
kusta disingkirkan dan dikucilkan dikarenakan dipercaya merupakan suatu penyakit
kutukan yang menjijikkan yang dapat menyebabkan kematian dimana penyakit ini juga
dapat menular. Akan tetapi bagi orang Syria pada masa itu penyakit kusta ini tidak terlalu
dipermasalahkan. Sehingga yang menjadi pertanyaanya mengapa Naaman menjadi tidak
begitu percaya diri karena penyakit kustanya? sementara ditempat dia bertugas tidak
mempermasalahkan terkait hal ini. Apa yang melatar belakangi Naaman untuk
menyembuhkan penyakitnya? Apa hubungan perempuan kecil itu dengan Naaman?

II. LANDASAN TEORITIS


II.1 ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI
Dalam teks 2 raja-raja, ada beberapa kata yang akan dibahas lebih dalam,
berdasarkan arti kata dasar dari setiap kata, yang bertujuan untuk membantu penulis
dalam menyelesaikan penelitian ini, yaitu :

1. Kusta
Kusta adalah penyakit yang di dalam Alkitab dinyatakan dalam bahasa Ibrani:
“tsara’at” dan bahasa Yunani: “lepra”. Kusta di dalam Alkitab digambarkan sebagai
orang yang disiksa oleh bintil-bintil kehijau-hijauan atau kemerah-merahan. 1 Di
dalam Alkitab penyakit kusta bukan dilihat semata-mata sebagai sebuah persoalan
medis melainkan sebuah persoalan teologis, di mana kusta seringkali diberikan
1
Andrew E Hill & Jhon H. Walton, Survei perjanjian Lama (Jawa timur: 2004,Gandum Mas) hal.234
sebagai hukuman terhadap dosa tertentu dimana dianggap sebagai penyakit
kutukan. Di kalangan orang Ibrani, penyakit ini dianggap najis dan berbahaya,
karena dapat menular. Oleh karenanya seorang penderita kusta harus diasingkan
dari masyarakat.2 Penyakit kusta dapat menjangkiti bagian manapun dari tubuh
manusia. Penyakit ini dapat muncul di dahi, janggut, kepala, tangan, bahkan
menyebar hingga ke seluruh bagian tubuh.

2. Budak
Secara etimologi kata "budak" dalam bahasa yunani 'doulos', adalah budak. Istilah
hamba Tuhan dalam Lukas 1:38 ialah η δουλη κυριου. Kata hamba adalah “budak”
atau “pelayan”. Pengertian tersebut menunjukkan seseorang yang mengabdikan
dirinya dan telah menyerahkan hak hidupnya kepada tuannya tersebut karena telah
dibeli atau ditebus.3 Maka “hamba” hanya melakukan pekerjaan yang diperintahkan
oleh tuannya secara bertanggung-jawab yang dimana hamba yang terikat. Dahulu
kala hamba itu diperjualbelikan, maka hidup seorang hamba ditentukan oleh
tuannya. Bahkan, ketika seseorang mendaftarakan kekayaannya, seperti lembu,
domba juga didaftarakan jumlah budak yang dia miliki. Hamba adalah orang yang
sepenuhnya taat kepada tuannya, karena hidupnya sudah dibeli dan dirinya
sepenuhnya bukan lagi haknya. Maka, jika ingin lepas dari perhambaan harus ada
penebusan. Menurut Perjanjian Lama, seorang hamba yang telah bebas dari
perbudakan, bisa menjadi hamba bagi tuannya seumur hidupnya atas keinginan
dirinya sendiri oleh karena kasih (Ulangan 15:16-17).

II.2 Latar Belakang Kitab 1&2 Raja-raja

Dalam sejarah alkitab, kitab 1 dan 2 Raja-raja tidak diketahui siapa penulisnya.
Tema dalam kitab raja-raja ialah mengenai para raja Israel dan Yehuda yang dimana
tanggal penulisannya sekitar 560-550 SM, 1 dan 2 raja-raja merupakan sejarah yang
berkesinambungan yang dimana dulunya 1&2 raja-raja ini satu kesatuan kitab sehingga
informasi penting tentang latar belakang 2 Raja-Raja terdapat dalam pendahuluannya pada

2
J.Sidlow baxter, Mengenali isi alkitab kejadian s/d ester,n(Jakarta : yayasan komunikasi bina kasih) hal.2
3
Bible Commentary oleh Paul R. House, diedit oleh E. Ray Clendenen dan Kenneth A. Matthews, 27-274.
1 Raja-Raja. 2 Raja-Raja merupakan kelanjutan penelusuran kemerosotan Israel dan
Yehuda, yang dimulai sekitar tahun 852 SM. Kitab 2 raja-raja ini di sebut dengan kitab
perserakan karena dalam 2 raja-raja mengisahkan 2 kerajaan yang dahulunya satu
kemudian di serakkan yaitu kerajaan utara dan selatan yang dimana dapat dilihat dari
catatan tentang Israel bahwa pasal 1-10 dalam bagian ini memuat kisah pelayanan Elisa
dan di akhiri dengan kematian Yehu, raja Israel yang ke 102.
Dalam 2 Raja-raja ini para rabi memberi tahu bahwa dalam kepercayaan yahudi
Naaman yang menembakkan panah yang menyebabkan Ahab dibunuh. 4 Akan tetapi dia
adalah seorang penderita kusta, yang berarti bahwa dia menderita penyakit yang
mengerikan dan tidak dapat disembuhkan yang perlahan-lahan akan mengakibatkan
kematiannya.

III. METODOLOGI
Metode historis-kritis adalah sebuah metode yang sangat diperlukan bagi studi
ilmiah atas makna teks-teks kuno. Kitab Suci, sejauh merupakan "Sabda Allah dalam bahasa
manusia", disusun oleh para pengarang manusia dalam semua bagiannya dan dalam semua
sumber-sumber yang ada di belakangnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
pemahaman yang tepat, penggunaan metode ini tidak hanya dimungkinkan, tetapi
sebenarnya diperlukan.

IV. PENAFSIRAN
Adapun stuktur dari Historis Kritis yakni sebagai berikut:
4.1 Kritik Teks
4.2 Kritik Struktur
4.3 Kritik Sumber/Redaksional
4.4 Kritik Sastra
4.5 Kritik Bentuk
4.6 Sitz im leben
4.7 Tafsiran Ayat

4
Donald Wiseman. "1 & 2 Kings: An Introduction & Commentary." Di Komentar Perjanjian Lama Tyndale oleh Donald
Wiseman, 206-210.
4.8 Skopus
4.9 Teologi

IV.1 KRITIK TEKS

IV.2 KRITIK STRUKTUR


Struktur dari teks 2 raja-raja 5:1-5 ini terdiri dari 3 bagian yaitu bagian pertama
ialah mengenai Tuhan memberikan kemenangan terhadap orang Aram karena Naaman
namun ia penyakit kusta (5:1), bagian kedua ialah mengenai orang Aram menangkap gadis
kecil saat terjadinya penggerebekan di Israel yang dilakukan orang Aram hingga
menangkap gadis itu sebagai tawanan sehingga gadis kecil tersebut menjadi pelayan bagi
istri Naaman kemudian dimana gadis kecil tersebut menunjukkan kepeduliannya terhadap
kondisi majikannya dan dia tidak ragu untuk membantu dan memberi tahu istrinya tentang
nabi di Samaria yang dapat menyembuhkan penyakit tuannya Naaman (5:2-3). 5 Dan ketiga
Naaman pergi menemui Nabi Samaria yang diberitahukan gadis kecil tersebut dan Ia pun
tahir (5:4-5). Berdasarkan struktur ini dapat disimpulkan bahwa inti dalam kitab 2 raja-
raja ini adalah: gadis kecil tersebut menjadi penolong bagi Naaman sehingga ia dapat tahir
dan sembuh, gadis kecil tersebut juga mengenalkan Tuhan kepada orang Syria terutama
bagi Naaman.

IV.3 KRITIK SUMBER


Kritik Sumber

Dalam 2 raja-raja 5:1-5 penulis menduga sumber yang dipakai yaitu Yahwist. Dalam
sumber Yahwist, nama Allah selalu disajikan dalam bentuk tetragrammaton, YHWH, yang
ditransliterasikan oleh para pakar di zaman modern sebagai Yahweh (atau Jahweh, sesuai
dengan ejaan Jerman: Jahwe), dan pada masa-masa lampau sebagai Jehovah (atau Yehuwa),
atau sekadar sebagai TUHAN, seperti yang ditemukan dalam terjemahan-terjemahan
bahasa Inggris (the LORD) maupun bahasa Indonesia. Sumber J menonjol karena gayanya
yang elegan, dan kekayaan emosinya.
5
Mordechai Cogan & Hayim Tadmor. II Kings: A New Translation with Introduction and Commentary, in The Anchor
Bible.(AS: Doubleday & Company, Inc.), 64
Ciri- ciri Yahwist adalah sebagai berikut:
1.Menyebut nama Allah: Yahwe.
2.Corakan sumber ini teologis-historis (Tuhan mengontrol sejarah).
3.Memperlihatkan Tuhan sebagai penguasa segalanya.
4.Kerapkali menggambarkan Allah dengan sifat manusia (menyesal,dialog,
sedih,mengubah keputusan).
5.Menggambarkan Tuhan sebagai yang UNIVERSAL.

Jadi dari ciri-ciri ini kita bisa melihat adanya sumber Yahwist yang tertera pada
2 raja-raja 5:1-5 yakni pada ayat 1 membuktikan adanya kata oleh dia “ TUHAN ” sehingga
menunjukkan bahwa sumber dalam teks ini ialah sumber Y.

IV.4 KRITIK SASTRA


Dalam kitab 2 raja-raja ini menggunakan dengan gaya sastra dialog langsung yang
dimana ada beberapa kata yang dapat membuktikan adanya dialog langsung dalam ayat 3-
5 :Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di
Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." 5:4 Lalu
pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan
oleh gadis yang dari negeri Israel itu." 5:5 Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku
akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai
persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong
pakaian. Dimana adanya percakapan langsung yang dilakukan dari teks 2 raja-raja 5 ini
yang hendak mengenalkan Tuhan bagi mereka dari perempuan kecil tersebut. Kitab ini
merupakan kumpulan teks masoret dalam naskah-naskah laut mati yang dimana mengikuti
pembacaan tradisional.

IV.5 KRITIK BENTUK


Bentuk dari teks 2 raja-raja 5 ini ialah bentuk narasi nubuatan elisa mengenai
Naaman yang akan disembuhkan dan dipulihkan baik jasmani dan rohaninya melalui gadis
perempuan kecil yang memperkenalkan Tuhan kepada Naaman dan juga orang syria,
terlihat dari:
Kitab 2 raja-raja pasal 5 ayat 1 ini sebagai pengantar karena kejahatan yang mereka
lakukan dimana Tuhan ingin menegur syria dan Naaman namun dengan kemenangan yang
diraih mereka dalam peperangan karena dipimpin oleh Panglima perang yaitu Naaman,
Tuhan memberikan kemenangan bagi mereka untuk mengingatkan mereka bahwa mereka
menang karena Allah.
Dan didalam ayat 2 pada pasal ini menjelaskan bahwa mereka melakukan kejahatan
dengan menangkap gadis kecil berasal dari Israel yang tidak bersalah sebagai tawanan
mereka dan mejadi pelayan bagi istri Naaman. Namun dengan kepedulian gadis kecil
tersebut kepada istri Naaman ia memberitahukan untuk menemui Nabi yang disamaria
yaitu elisa yang dimana hal ini merupakan nubuatan elisa agar Naaman bisa sembuh.
Adapun Naaman, ketika dia pergi ke Israel, dia berharap untuk diakui sebagai yang
terbesar di sana karena dia adalah komandan yang menaklukkan Israel dalam perang.
Secara simbolis, pria besar dari ay 1 (‫ )איש גדול‬mengubah Israel menjadi seorang gadis kecil
(‫ )נערה קטנה‬ay 2. Mereka harus mengenali tuannya. Sebuah kontras yang mencolok terlihat
dalam hal kebesaran Naaman melawan kecilnya tawanan Israel. Sementara kebesarannya
sangat diperkuat, hal yang sama dilakukan dengan deskripsi pelayan dari Israel. Ukuran
kecil disajikan dua kali lipat dengan memasangkan istilah (‫ )נערה‬gadis muda dengan ‫קטנה‬
(kecil). Lebih lanjut, istilah yang biasanya menunjukkan anak digunakan untuk pelayan
daripada istilah yang lebih berbeda untuk budak atau pelayan, yaitu ‫( עבדה‬ayat 4).
Meskipun kedua istilah tersebut berarti hamba, ‫ נערה‬digunakan untuk menekankan
kecilnya tawanan Israel. Mengacu pada hamba Naaman, kata ‫ נער‬dibuang untuk ‫( עבד‬ayat
13). Yang dimana lawan dari Aram tidak seimbang dengan seorang gadis kecil dari Israel
tersebut.

IV.6 Sitz im leben


Sitz in leben merupakan suatu pengartian dalam bidang kehidupan atau kedudukan
nats dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari
dan apa yang menjadi pedoman tersendiri yang dapat diambil dari teks yang telah
ditafsirkan. Bagian ini menjelaskan dengan pengaplikasian nats-nats dengan jelas dan
dengan konteks yang jelas dan tidak abstrak serta terkait juga dengan tempat yang spesifik
dalam penggunaannya.
Untuk mengetahui sitz in leben dari teks yang ditafsirkan, penulis akan mendekati
beberapa pertimbangan, yaitu :
1. Meneliti pengenal tiap-tiap kata (topos), isi konteks, sejarah serta tujuannya, dengan
memperhatikan juga objek dan subjeknya, siapa pembicara yang hendak diteliti,
pendengar nats,jenis pembicaraan, dan akibat yang diharapkan dari penulisan yang
berkaitan bukan hanya pada pembicara dan pendengarnya tetapi juga dengan penulis
dan pembacanya.
2. Mempertimbangkan sudut sosio-budaya menyangkut dunia(Israel dan dunia sekitarnya
[purbakala]), seperti kehidupan atau lembaga dalam lapangan kemasyarakatan,
hukum,kultus,pendidikan,agama-agama dan pemerintahan. Hubungan yang terang dari
kedua dunia itu dapat dilihat dari beberapa babak sejarah, demikian pula dari
bahasanya, jalan pikirannya dn pelembagaannya.

IV.7 Tafsiran Ayat


Ayat 1
Dalam Ayat 1 dimana merupakan pengenalan tentang Naaman bahwa dia adalah orang
penting dan dia panglima perang pasukan syria namun ia penyakit kusta yang jelas
dikatakan pada ayat 1 ini “ Naaman panglima raja Aram adalah seorang terpandang
dihadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan
kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.

Ayat 2
Dalam Ayat 2 ini dimana menceritakan bahwa orang Aram yang sedang keluar untuk
berperang ternyata orang Aram tersebut menangkap seorang gadis kecil sebagai tawanan
mereka dan mejadikannya sebagai pelayan bagi Istri Naaman.

Ayat 3
Dalam Ayat 3 ini mengisahkan tentang seorang gadis kecil yang dimana ia peduli kepada
istri Naaman sehingga ia memberitahukan agar pergi menemui Nabi Samaria supaya ia
dapat sembuh dari penyakitnya.

Ayat 4-5
Dalam teks 2 raja-raja 5:4 ini dimana Naaman hendak mempersiapkan diri pergi menemui
Nabi samaria, ia menyampaikan surat kepada raja Aram agar ia dapat diterima oleh Raja
Israel untuk dapat masuk ke wilayah tersebut untuk menemui Nabi samaria itu ialah Nabi
Elisa. Karena kedekatannya terhadap Raja Aram, dalam ayat ini Raja Aram mengatakan
dari mana ia mendapatkan informasi bahwa Nabi samaria itu dapat menyembuhkannya.
Maka Naaman mengatakan bahwa ia diberitahukan oleh gadis dari negri Israel itu. Oleh
karena itu raja Arampun mengizinkan Naaman untuk pergi dan dialah yang akan
menyampaikan pesan kepada raja Israel itu agar Naaman dapat diizinkan masuk ke Israel.
Dan kemudian Naaman pergi ia membawa persiapan untuk membayar upah Nabi itu jika
dia sembuh. Sesampai ia menjumpai Nabi samaria itu Naaman diminta oleh nabi itu untuk
melakukan ritual penyembuhan dengan menenggelamkan dirinya kedalam sungai Israel
tersebut namun Naaman merasa direndahkan karena harus menenggelamkan dirinya
kedalam sungai Israel yang ia tidak ketahui bersih atau tidaknya sungai itu dan Naaman
juga mengira bahwa ia akan langsung disembuhkan ketika Nabi itu menumpangkan
tangannya mendoakannya sehingga ia bisa menyaksikan dirinya sembuh. Namun karena
tidak seperti yang dipikirkannya Naaman menggerutu dan meninggalkan Nabi elisa namun
pegawai-pegawai Naaman membujuknya untuk mencoba menenggelamkan dirinya sesuai
dari perintah Nabi Elisa itu hingga iapun menaati dan menenggelamkan dirinya selama 7
kali disungai itu dan penyakit kustanya sembuh.6

6
Paul J. Achtemeier, Kamus Alkitab Harper Collinsed. John Shopp (New York, NY: HarperCollinsPublishers, 1996), 600.
IV.8 Skopus
“ Pemulihan ”

IV.9 Teologi
Dalam Teks 2 raja-raja 5 ini dapat dilihat bahwa Tuhan mengasihi Naaman melalui
gadis perempuan kecil untuk mengingatkan dia datang kepada Nabi samaria agar dapat
mengobati penyakitnya supaya ia sembuh dan dari situlah terlihat bahwa Naaman percaya
bahwa Allah Israel lah Allah yang kudus disitu ia baru menyadari dalam ayat 15b dikatakan
Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Dimana Allah
mengingatkan Naaman melalui Anak gadis kecil tersebut untuk datang kepada Nabi
Samaria tersebut dan dalam teks ini merupakan nubuatan elisa untuk memperkenalkan
Allah bagi mereka agar Naaman segera dipulihkan. Sehingga teologinya ialah teologi
pemulihan.

V.Implikasi
Secara umum sesungguhnya, bukan hanya tradisi filosofis-teologis saja yang
menempatkan kaum perempuan sebagai “kelas dua”. Dapat dilihat secara lebih luas semua
budaya yang menganut kebudayaan paternalistik dan patriarkhal, maka dapat dilihat
bahwa di dalam kebudayaan kaum perempuan memang adalah kelas dua. Ini merupakan
luka (stigma) dalam hidup manusia yang disebut makhluk berbudaya itu. Sebagian besar
suku-suku di Indonesia yang menganut budaya paternalistik itu memperlakukan
perempuan seperti itu. Ada lapisan sosial, di mana laki-laki lebih tinggi kedudukannya.17
Saat ini hendak melihat beberapa indikasi tentang kedudukan perempuan dalam Budaya
Batak Toba. Kedudukan Seseorang atau keluarga dalam suatu kampung (huta) setiap
kampung atau desa (huta) di daerah Batak Toba dimiliki oleh marga tertentu. Pemiliknya
adalah marga yang membuka pertama kampung tersebut. Inilah yang disebut ‘si pungka
huta’, yang membuka kampung. Marga yang membuka kampung itulah yang disebut ‘marga
raja’. Biasanya marga itulah yang kelak lebih banyak di kampung tersebut dan dari
merekalah nanti diangkat raja di kampung itu (raja huta). Semua marga yang bukan ‘marga
raja’ itu akan disebut ‘marga boru’ yang tidak mempunyai hak untuk menjadi raja di
kampung tersebut. Dari sini kita mendapat dua kelas sosial penduduk sebuah huta. Dan
kedudukan yang lebih rendah diungkapkan dengan ‘marga boru’. ‘Marga boru’ adalah
warga kelas dua di suatu kampung. Dari situ kita mendapat paham bahwa kata ‘boru’
mendapat nilai untuk memperlihatkan kelas atau status yang rendah.18 harus dipenuhi
dengan baik-baik. Dan laki-laki mempunyai kelebihan dari wanita, (Kelebihan itu merujuk
pada kesanggupan laki-laki untuk melakukan berbagai tindakan yang tidak dapat
dilakukan oleh kaum perempuan. Perempuan dalam Konstelasi Sistem “Dalihan na Tolu”
tatanan sosial kekeluargaan, atau sistem kekerabatan orang Batak Toba dibakukan dalam
apa yang disebut sistem ‘Dalihan na Tolu’.19 Sistem ini menempatkan setiap orang Batak
Toba dalam bingkai: hulahula, dongan sabutuha, boru. Setiap orang akan pernah pada
suatu saat sebagai, hulahula, dongan sabutuha atau boru. Ini sangat sosial, karena pada
suatu saat tidak pernah orang tetap pada posisinya. Semua orang akan pernah pada posisi
terhormat dan posisi pelayan. Akan tetapi serentak dengan itu, dalam konstelasi prinsip
Dalihan na Tolu itu muncullah juga penempatan status perempuan dalam budaya Batak
Toba. Status hula-hulalah status yang lebih tinggi, yang patut disembah dan dihormati.
Hulahula adalah Bona ni Ari (awal kehidupan, hari). Sementara pihak boru adalah pihak
yang melayani hula-hula. Itulah yang terungkap dalam pepatah: “Siporsan na dokdok,
sialap na dao. Na so mabiar di ari golap, siboan indahan na so bari, siboan tuak na so
mansom.” (Yang menanggung beban berat, yang menjemput yang jauh. Yang tidak takut
pada waktu gelap, yang membawa nasi yang tak pernah basi, yang membawa tuak yang tak
pernah menjadi masam). Inilah kedudukan boru dalam kaitan dengan hula-hulanya. Di satu
pihak dinyatakan kedudukannya yang menanggung beban, “siporsan na dokdok, si alap na
dao”, tetapi di pihak lain diperlihatkan keunggulannya, “na so mabiar di ari golap, siboan
indahan na so bari, siboan tuak na so mansom”.20 Kedudukan dalam Tata Perkawinan dan
Hak Warisan Dalam tata perkawinan, status perempuan (boru) juga tampak inferior.
Beberapa ungkapan orang Batak Toba kiranya dapat menunjukkannya. “Molo dung
magodang anak, pangolihonon. Molo dung magodang boru pamulihonon.” (Kalau anak
putera sudah besar, menikah. Kalau anak puteri sudah besar ‘dinikahkan’). Secara semantik
kata yang digunakan untuk perempuan mengandung nada degradatif (merendahkan).
Pamulihonon berasal dari kata muli. Muli berarti pergi; maka pamulihonon berarti
‘membuat atau menyuruh pergi’. Ada nada negatif seolah-olah mengusir. Bahkan ada orang
yang melihat bahwa kata pamulihonon adalah bentuk halus dari pabolihonon. Boli = beli,
yang dalam bahasa Batak Toba adalah padanan dari tuhor. Maka perempuan dalam tata
perkawinan adalah pihak “yang dibuat untuk dibeli’.21

VI. Kesimpulan
Dalam teks 2 raja-raja 5:1-5 dan implikasinya terhadap anak perempuan dalam
budaya batak ialah dimana bahwa dalam teks 2 raja-raja 5:1-5 ini gambaran anak
perempuan dalam teks ini ialah seorang budak atau pelayan yang telah dibeli dan dirinya
tidak lagi memiliki sepenuhnya hak dirinya yang dipandang rendah. Sehingga dapat dilihat
dalam konteks Anak perempuan batak dimana bahwa anak perempuan batak “boru”
mendapat nilai untuk memperlihatkan kelas atau status yang rendah, yang dimana bahwa
pihak boru adalah pihak yang melayani ialah melayani hula-hula. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa anak perempuan dalam teks 2 raja-raja 5:1-5 dan anak perempuan
dalam budaya batak toba sama-sama dipandang rendah dan masuk kedalam kelas status
sosial bawah yang dianggap sudah dibeli dan menjadi pelayan.

Anda mungkin juga menyukai