NIM : 17.3220
I. Pendahuluan
Ada lima kitab Taurat yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Dan untuk
pertemuan diawal semester ini, kita akan membahas kitab Kejadian dan terkhususnya dalam
menafsir Kejadian 6:4-8 yang berisikan “Penyesalan Allah” dengan menggunakan metode
penafsiran Historis Kritis. Semoga dalam pertemuan kita kali ini bermanfaat bagi kita semua.
Dan jika ada kritik dan saran dari bapak dosen serta teman-teman semua, saya bersedia untuk
menerimanya untuk menambah wawasan kita bersama. Tuhan Yesus Memberkati.
II. Pembahasan
Kritik Historis kritis merupakan salah satu cara penafsiran Alkitab yang menggunakan perspektif
sejarah sebagai alat utama untuk menemukan arti dan makna yang terkandung dalam suatu teks
Alkitab.1 Ada tiga asumsi dasar dalam pendekatan historis kritis:
3. Fungsi analisa tidak hanya menyangkut keputusan terakhir tetapi harus menyangkut teks
buku-buku Alkitabiah.2
1
. Jhon H. Hayes & Carl R.Holladay, Biblical Exegesis, (Atlanta : Jhon Knox Press, 1982),53
2
. Agus Jetron Saragih, Exegese Naratif, (Medan: P3M STT.AS, 2006),29
Tujuan Historis Kritis untuk menemukan arti dan makna dari sebuah teks dengan mengutamakan
dari sudut pandang sejarahnya secara kritis dan sistematis serta menjaga agar penafsir-penafsir
tidak memaksa teks dari kebudayaan yang asing atau masa-masa yang lebih awal dari
kebudayaan seseorang kedalam horizon pengertian masa kini.3
2.2.Analisa Peredaksian
Dalam bahasa Ibrani kitab Kejadian disebut beresyit (pada mulanya) dalam kata pembuka kita
tersebut. Mengenai nama ini sesuai karena dengan kitab kejadian menceritakan awal dari segala
sesuatu yang berhubungan dengan iman umat Allah dalam Alkitab.4 Kitab Kejadian adalah salah
satu dari kitab yang dalam bahasa Ibrani disebut Thorah (taurat) yang berarti “Pengajaran” yaitu
wahyu/pernyataan Allah yang diberi kepada imam-imam.5
Kitab Kejadian tidak menyebut identitas penulisannya, secara tradisional dipercayai bahwa
penulisannya adalah musa. Kitab-kitab lain dari Thora mengaitkan Musa sebagai penulisnya, dan
kebanyakan sastra Alkitabiah memperlakukan Thora sebagai kesatuan. Sehingga dapat dipahami
bahwa Musa lah penulisnya.6 Namun diantara para ahli masa kini terdapat beberapa perbedaan
pendapat tentang banyak bahan dalam kitab-kitab tersebut yang sungguh berasal dari Musa.7
Sudah biasa dibeberapa kalangan cendikiawan untuk memandang kitab Kejadian berisi berbagai
versi yang disesuaikan dari mitologi masyarakat Babilonia. Karena Mesopotamia
membanggakan diri sebagai tempat lahirnya kebudayaan Timur dekat kuno, dank arena sastra
Babilonia lebih tua dari pada tanggal-tanggal yang umumnya diterima untuk kitab Kejadian,
maka telah diperkirakan bahwa adanya kesamaan-kesamaan tersebut menunjukkan
3
. Robert M.Grannt & Bavid Tracy, Sejarah Singkat Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM,1988), 173
4
. W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I Taurat dan Sejarah, (Jakarta: BPK-GM, 2010),111
5
. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2005), 23
6
. Andrew E.Hill dan Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama,(Malang: Gandum Mas, 1998 ),141
7
. David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2005), 25
kebergantungan Alkitab pada materi Babilonia.8 Banyak para ahli Alkitab berpendapat bahwa
kitab Kejadian ditulis sekitar tahun 900-500sM.9
2.3.Analisa Sumber
Pada kitab perjanjian lama dapat dikemukakan kedalam teori empat sumber kitab taurat adalah
sebagai berikut :
1. Sumber Y (Yahwist)
Sumber ini menulis sejarah Israel dari penciptaan sampai kepada kelepasan bangsa Israel dari
mesir dan perkembangan mereka setelah berada di kanaan. Ciri khas berdasarkan sumber ini
adalah :
a. Allah disebut dengan nama Yahwe juga nenek moyang bangsa Israel sudah mengenal
c. Sumber ini bersifat universalistis artinya Allah adalah khalik langit dan bumi.10
Pandangan sumber Y yang paling terpenting adalah panggilan Allah, Allah memanggil Abraham
menjadi bapa leluhur bagi suatu bangsa besar yang dijanjikan Allah kepadanya. Sumber Y
menitik beratkan perbuatan besar Yahwe dan kesetiannya kepada orang-orang lemah. 11
2. Sumber E (Elohist)
Sumber E (Elohist), yaitu sumber yang menggunakan istilah Elohim untuk menyebut Tuhan
Allah.12 Pandangan teologia E yang paling penting dan dominan adalah relasi yang khusus antara
Allah dan bangsa Israel. Begitu pentingnya konsep pemikiran tentang pemilihan nenek moyang
dan bangsa Israel ini sehingga seluruh perhatian sumber E ditujukan kepada orang-orang yang
8
. Andrew E.Hill dan Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama,(Malang:Gandum Maas,1998),148
9
. David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, 27
10
. J.Blommendaal,Pengantar Kepada Perjanjian Lama,(Jakarta: BPK-GM, 2012), 18
11
. Agus Jetron Saragih, Teologi Perjanjian Lama dalam Isu-isu Kontekstual , (Medan: Bina Media Perintis, 2015), 3
12
. David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, 26
dipilih dan yang percaya kepada Allah. Itu berarti bahwa sumber ini bersifat partikularistis dan
sumber ini ditulis kira-kira pada tahun 800-700 SM di kerajaan utara Israel.
3. Sumber D (Deuteronomist)
Sumber ini muncul di Yerusalem ketika bait Allah sedang diperbaiki atas perintah raja Yosia.
Pada saat itu para tukang menemukan suatu naskah gulungan yang disebut sebagai taurat dan
merupakan sebagai bagian dari Kitab Ulangan, yaitu pasal 12-26. Pandangan sumber D yang
paling menonjol adalah panggilan Allah kepada bangsa Israel untuk menjadi bangsa pilihan-Nya.
Sumber ini muncul diperkirakan pada tahun 622SM.
Sama seperti namanya Priest (Imam) diyakini bahwa sumber ini adalah hasil pemikiran dan
pengajaran para imam. Sumber ini lahir kira-kira pada tahun 550-500SM. Maksud dituliskannya
sumber P ialah untuk mengingatkan bangsa Israel bahwa merekalah bangsa kudus Allah.
Disamping itu juga P menulis suatu sejarah, dimana P menonjolkan tiga puncak yaitu :
a. Persekutuan perjanjian antara Allah dan Nuh dengan pelangi sebagai tanda perjanjian itu.
b. Persekutuan perjanjian antara Allah dan Abraham dengan sunat sebagai tanda.
c. Persekutuan perjanjian antara Allah dengan Musa (sebagai wakil bangsa Israel) dengan
sunat sebagai tanda.
Sumber P menitik-beratkan bangsa Israel sebagai bangsa kudus, yang dengannya Allah mengikat
persekutuan perjanjian.13
2.4.Sitz im leben
Pada keturunan Kain terjadilah masalah kawin-mengawinin. Dimana Lamekh adalah orang
pertama berpoligami, menunjukkan sikap sombong ia membanggakan dirinya bisa memusnakan
manusia dengan senjata-senjata yang hebat. Dan juga hal yang menarik dalam silsilah kain
13
. J.Blommendaal,Pengantar Kepada Perjanjian Lama, 20-21
adalah dimana Allah sama sekali tidak disebut dakam silsilah tersebut. Hal ini menujukkan
bahwa dalam zaman Kain adalh dimana manusia itu membuat keputusan dengan keinginan
sendiri melewati batasan yang telah Allah berikan.14
Dalam membangun, raksasa tersebut ada tersembunyi kepercayaan akan kemajuan dan teknik
sebagai juruslamat manusia; didalam seruan itu terjadi pembentukan yang lebih tinggi. Tehnik
dan industry, keahlian dan ilmu sebagai alat penebusan manusia oleh tangan manusia sendiri.15
Mereka memberontak melawan perintah Allah, yakni supaya mereka memenuhi seluruh bumi. 16
Roh Tuhan tidak akan tinggal lagi pada manusia oleh karena dosa manusia. Allah akan menarik
dari manusia RohNya yang memberi hidup kepada manusia, sehingga mereka mati.17
2.5.Analisa Bentuk
Kitab Kejadian 1-11 bukanlah mitos, namun bukan juga sejarah, dalam pengertian modern
berupa laporan objektif oleh saksi mata. Kitab ini sebenarnya menyampaikan kebenaran teologis
tentang peristiwa-peristiwa yang pada umumnya digambarkan dalam jenis simbolis. Hal ini tidak
berarti bahwa Kejadian 1-11 menyampaikan sejarah palsu. Pasal-pasal ini menegaskan
kebenaran yang mendasari penciptaan segala sesuatu oleh Allah; campur tangan Allah yang
khususnya dalam penciptaan manusia pertama; kesatuan umat manusia; keadaan dunia dan
manusia yang semula diciptakan baik; masuknya dosa melalui ketidaktaatan pasangan manusia
pertama; dosa yang merajalela setelah kejatuhan manusia kedalam dosa. Semua kebenaran ini
adalah fakta dan kepastiannya menjamin bahwa fakta-fakta itu benar-benar ada.18
2.6.Analisa Sastra
14
. John J.Davis, Eksposisi Kitab Kejadian,(Malang: Gandum Mas, 2001), 50
15
. Walter Lempp, Kitab Kejadian 5: 1-12:3, (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 164
16
. John J.Davis, Eksposisi Kitab Kejadian,(Malang: Gandum Mas, 2001), 155
17
. J.Blommendaal,Pengantar Kepada Perjanjian Lama, 65
18
. W.S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama I Taurat dan Sejarah, 118-119
Prosa
Gaya sastra Kitab Kejadian berbeda sekali dari gaya sastra Kitab Keluaran, kitab pertama dari
Taurat menekankan susunan narasi yang terutama memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh serta
peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan mereka. Kitab kejadian merupakan sebuah contoh
Prosa Ibrani Klasik dan umumnya dapat dibaca dengan sangat mantap dan lancar, enam
manuskrip kitab Kejadian yang merupakan kumpulan naskah-naskah laut mati umumnya
mengikuti pembacaan tradisional teks mazoret.19
2.7.Analisa Struktur
Kami penyaji menganalisa struktur Kitab dari beberapa jenis buku, antaranya :
Struktur I : Struktur Kitab dari buku “Mari Mengenal Perjanjian” yaitu sebagai berikut:
Struktur II : Struktur Kitab dari buku “Survei Perjanjian Lama” yaitu sebagai berikut:
A. Penciptaan (1:1-2:3)
19
. Jhon J. Davis, Kitab Kejadian, (Malang: Gandum Mas 2001),31
20
. David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, 33-35
b. Toledoth Adam (5:1-6:8)
Struktur III : Struktur diambil dari buku “Tafsiran Alkitab Masa Kini” yaitu sebagai berikut:
· 1:1-1:3 Pendahuluan
Keputusan: Dari ketiga struktur diatas, penafsir lebih menyetujui struktur dari buku “Survei
Perjanjian Lama” karena strukturnya lebih rinci, singkat, jelas, sistematis, dan mudah untuk
dimengerti oleh pembaca.
2.8.Analisa Teks
Ayat 4
LAI : Kenamaan
TM : . ( ﬣשּﬦTernama)
Ayat 5
LAI : TUHAN
TM : ( יהוהTUHAN)
Ayat 6
. J. Damamain,dkk, Tafsiran Perjanjian Lama, (Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen
22
Protestan,1998),79-80
LAI : Pilu
TM : ( ָעצַבbersedih hati)
Ayat 7
LAI : Menghapuskan
TM : עד־ (Menghapus)
Ayat 8
TM : ( ּכעיניAnugrah)
Pada ayat 4 terdapat kata וְיׇ לְדֻ ּוyang artinya adalah “dan melahirkan” . Dalam kritik apparatus
Teks Pentateukh (Taurat Musa) berbahasa Ibrani-Samaria menurut A. von Gall, Der hebrӓische
Pentateuch der Samaritaner (Pentateukh berbahasa Ibrani dari orang Samaria), 1914-1918
mengusulkan ויולידוyang artinya “dan saya melahirkan.”
Keputusan : Penafsir Menolak kritik apparatus, dikarenakan mempermudar makna teks.
Kejadian 6 : 4 “Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu
sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan
perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa
di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan”
Kejadian 6 : 5 “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa
segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”
Kejadian 6 : 6 “maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan
hal itu menyedihkan hati-Nya”
Kejadian 6: 7 “Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapus manusia yang telah Kuciptakan itu
dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung
di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka”
2.9.Tafsiran
Ayat 4
“Pada waktu itu orang-orang raksasa ada dibumi,.”Orang-orang raksasa yang dimaksudkan disini
adalah orang yang gagah perkasa atau bisa juga tokoh-tokoh raksasa atau bisa juga orang-orang
yang berkuasa dalam bidang politik, atau orang-orang raksasa itu diartikan adalah sebagai
penyerang-penyerang atau penguasa-penguasa lalim. Raksasa-raksasa atau orang orang-orang
yang menjadi jagoan oleh karena tenaga mereka; nama mereka tersiar oleh karena dosa mereka,
oleh karena menjadi jagoan dalam berbuat dosa.
“Anak-anak Allah menghampiri anak-anak manusia” Anak-anak Allah yang dimaksudkan disini
adalah anak-anak keturunan Set yang juga sudah di sebarluaskan oleh Allah. Dan anak-anak
manusia disini dimaksudkan dengan anak-anak yang tidak beriman. Jadi dosa anak-anak itu
bukan tentang dosa poligami, melainkan dosa karena kawin dengan orang-orang yang tidak
beriman yang menimbulkan suatu persektuan yang tidak suci. Menjadi kenamaan itu dilakukan
melalui kekerasan dan kematian yang tersebar luas.
Ayat 5
“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar dibumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”Ayat ini juga mengajarkan
bahwa anak-anak Allah yaitu keturunan Set yang kudus menjadi bobrok karena saling
mengawini dengan keturunan Kain yang tidak mengenal Allah. Mungkin sekali terdapat satu
masa yang panjang. Manusia tidak menginginkan untuk bertobat kepada Allah. Semakin hari
semakin banyak dosa yang mereka perbuat dan pula mereka semakin berkeras hati untuk
bertobat kepada Allah. Dalam ayat ini mengatakan bahwa kejahatan manusia itu besar dibumi
dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Penilaian
Allah sebelum masa air bah merupakan kisah yang paling memilukan hati-Nya. Kerusakan yang
luar biasa didunia sebelum masa air bah itu diuraikan lebih lanjut pada ayat 11-13. Allah sudah
memperhatikan sejak lama, tetapi Allah sudah tidak sabar lagi menghadapi kecongkakan yang
sudah merajarela dari umat yang semata-mata jahat.
Ayat 6
“Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi,.”Allah telah
berfirman bahwa Dia akan memusnahkan manusia dari bumi ini, namun tidak semuanya manusia
itu dimusnahkan. Hal itu terjadi karena kalau Allah memusnahkan semua manusia itu maka
rencana Allah yang Mahatahu dan Mahakuasa akan gagal. Pada ayat ke-8 Allah menyelamatkan
seorang yang berkenan kepada-Nya yaitu Nuh seorang yang tulus hati dan jujur pada
keturunannya. Hal itu merupakan pernyataan kasih karunia Allah kepada manusia. Dimana
seolah-olah penyelamatan kepada Nuh dalam peristiwa ini menggambarkan penyelamatan Allah
kepada manusia walaupun manusia telah berbuat dosa namun didalam ayat ini walaupun
manusia berbuat Dosa Tuhan tepat setia pada janjinya.
2.10. Skopus
“Penyesalan Allah”
Sekarang ini dapat kita lihat bahwa manusia masih ada yang melakukan segala sesuatunya sesuai
keinginan mereka tanpa mendengarkan apa keputusan Allah untuk mereka lakukan. Dapat kita
lihat pada manusia sekarang yaitu dalam pemerintahan, dimana manusia memerintah sesuka
hatinya dan bahkan banyak menindas orang-orang bawahannya. Melalui Kejadian 6 : 4-8 ini
dapat kita ketahui bahwa Allah adalah Allah yang setia pada janji-Nya dimana ketika Allah
berencana untuk memusnahkan manusia. Allah setia pada janji-Nya yang diberikan-Nya kepada
manusia yang Dia ciptakan yaitu Adam dan Hawa. Dimana kita mengetahui bahwa Allah
menjanjikan keselamatan bagi manusia itu akibat dosanya dan kasih Allah kepada manusia
berdosa tidak pernah berkesudahan.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan yang kita dapatkan pada pembahasa kali ini adalah kita mengetahui bagaimana
sejarah pada kitab Kejadian, terkhususnya kitab Kejadian 6 : 4-8 yang mengatakan bahwasannya
janji Allah itu setia, dengan bukti janji Allah digenapi dalam diri Nuh, dimana Nuh diselamatkan
dari penghukuman air bah yang memusnakan manusia. Dan apabila tidak ada manusia yang
diselamatkan dari dari penghukuman tersebut, maka gagallah Allah kita yang Mahatahu dan
Mahakuasa. Dan pada masa sekarang dapat kita lihat bahwasannya janji Allah itu digenapi
dalam diri Yesus Kristus. Dimana Yesus menyelamatkan kita dari Dosa.