Anda di halaman 1dari 9

Kasus

1. Pasien anak dirawat dengan terapi Sporetic 2 dd 1 cth berat 9 kg.


Bagaimana cara menyampaikan kepada dokter?
Indikasi: SPORETIK diindikasikan dalam pengobatan infeksi berikut
ketika disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme yang ditunjuk: Infeksi
saluran kemih yang tidak rumit yang disebabkan oleh Escherichia dan
Proteus mirabilis, misalnya sistitis, sisteptriitis, pyelonephritis yang tidak
rumit.
Infeksi saluran pernapasan atas: Media otitis yang disebabkan oleh
Haemophilus influenzae (strain positif dan negatif beta-laktamase),
Moraxella (Branhamella) catarrhalis (yang sebagian besar positif beta-
laktamase) dan streptococcus pyogenes; Faringitis dan tonsilitis yang
disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
Infeksi saluran pernapasan yang lebih rendah, misalnya bronkitis akut dan
eksaserbasi akut bronkitis kronis, yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenzae (beta laktamase strain positif dan
negatif).
Sediaan yang ada dipasaran 100 mg/5 mL 30 mL.
Dosis yang dapat diberikan dewasa dan anak-anak dengan BB lebih dari
atau sama dengan 30 kg 2 kali sehari 50-100 mg (setengah sampai 1 sendok
takar)
Infeksi serius dapat ditingkatkan menjadi 2 kali sehari 200 mg (2 sendok
takar 10 mL)
Anak-anak dibawah 30 kg: 1,5 mg – 3 mg/kg BB per hari diberikan dua kali
sehari.
Infeksi serius dapat ditingkatkan menjadi 6 mg/kg BB per hari, diberikan 2
kali sehari.
Dosis yang harus dikasih ke pasien dengan BB 9 kg yaitu 13,5-27 mg.
Maka dosis yang diberikan pada kasus itu overdosis.
Dialog Kasus:
Pada suatu hari, ada seorang pasien anak-anak bernama DT dengan BB 9 kg
mengalami infeksi yang serius dan oleh diberikan terapi dengan obat
sporetic 2 dd 1 cth yang dimana diberikan 2 kali sekali 1 cth yaitu dalam 1
cth mengandung 100 mg sporetic.
Dok : Assalamualaikum, ada kah makanan di apotik ini
Apt : waalaikumsalam dok, makanan terus dicari, badan sudah makin
makmur dok, hahaha
Dok : iya saya, habis melahirkan anak ke2 badan saya jadi hancur. Pusing
juga saya
Apt : haha nda papa dok, yang penting masih sehat. Dok pas bgt ini
barusan cek resep pasiennya dokter, atas nama dita.
Dok : yang mana itu
Apt : itu dok pasien baru masuk, yang dikasih obat sporetic
Dok : iya kenapa dia?
Apt : itu dok saya lihat BB nya dia itu kecil sekali Cuma 9 kg, nah kalau
tidak salah dok sporetic ini untuk anak-anak dibawah 30 kg Cuma dikasih
1,5 mg – 3 mg/kg BB nya dok
Dok : masa sih, memang saya kasih berapa dosisnya di resep?
Apt : iyaa dok, dokter kasih 2 kali sehari 1 cth, dan 1 cth itu mengandung
100 mg sporetic dok
Dok : jadi seharusnya berapa mg dikasih kalau pasiennya cuma 9 kg
Apt : iyaa dok jadi bisa dikasih antara 13,5 mg – 27 mg
Dok : 27 mg berarti minumnya gak sampai 2 ml ya
Apt : iya dok bisa dikasih 1 ml saja.
Dok : sudah diminumkan kah pasiennya
Apt : belum dok, untung saja ini dokter datang keapotek
Dok : km juga tidak mau menelfon
Apt : tadi mau saya datangin dokter keruangan, tapi dokter kesini kan
Alhamdulillah
Dok : memang dasar km, ayok pergi cari makan
Apt : ayok dok, berarti saya ganti ini ya dosisnya, fix ya dok
Dok : fix lah
Apt : oke dok

2. Pasien dengan diagnosis DM tipe 2, meskipun dia mampu mentoleransi


obatnya dengan baik, kadar glukosanya tetap tidak terkontrol (GDP: 162
mg/dL, HbA1c: 8,8%), Riwayat penyakit HT, DM tipe 2, dislipidemia. Saat
dirawat di RS diberikan terapi: Metformin ER 1000 mg/po/12 jam,
Glipizide ER 10 mg/po/12 jam, lisinopril 10 mg/po/24 jam, Neurodex/po/24
jam. Bagaimana cara menyampaikan/mendiskusikan terapi pasien kepada
dokter.
Pasien DM dg HT dikasih ACE.
Glipizide (Usual 5-10 mg/hari) (Rekomen dimulai anak”: 5 mg | orang
tua 2,5-5 mg/hari) (DM 20 mg/hari)
Meftormin (Usual 2 g/hari) (Rekomen dimulai anak”: 500 mg 2 x 1 |
orang tua: lihat fungsi ginjal) (DM 2550 mg/hari)
Dok : halloo putri
Apt : hi dok, kenapa dok. Kosong kah?
Dok : iya kosong aman haha.
Apt : cemilan dok
Dok : iya, memang saya kesini cari makanan haha
Apt : dok, tadi saya habis visit tu. Terus ada pasien dokter di ruangan
teratai kamar nomor 2
Dok : hee, kenapa?
Apt : ada saya lihat hasil lab terbarunya dok, terus ada saya lihat nilai
HbA1c sama GDP nya tinggi dok. Nah itu bagaimana ya dok?
Dok : kenapa memang?
Apt : iya dok kemarin kan dokter ada kasih metformin sama glipizid
Dok : iyaa dia saya kasih memang glipizid sama metformin
Apt : nah iya dok kalau tidak salah ingat mereka berdua ini si glipizid
sama metformin kalau dipakai bersamaan mereka berinteraksi dok
Dok : iya kah? Apa interaksinya?
Apt : hipoglikemia dok
Dok : iya kah?
Apt : iya dok
Dok : kan bisa saja dikasih makanan yang tinggi glukosa
Apt : iya sih dok, tapi kan kalau bisa kita cegah juga terjadinya
hipoglikemia dengan obat-obatan lain yang tidak menyebabkan
hipoglikemia
Dok : dua-duanya obat itu mau diganti?
Apt : tidak dok, salah satunya aman. Yang glipizide saja yang diganti
karena metformin masih aman untuk digunakan
Dok : apa yang direkomendasikan untuk pasien itu?
Apt : iya dok glipizidenya bisa diganti sama golongan agonis reseptor
GLP-1 saat dirumah sakit atau insulin basal dok
Dok : jadi 3 mau dipakai?
Apt : tidak dok, tetap 2 saja dipakai. Bisa dipilih antara golongan GLP-1
atau insulinnya
Dok : mana yang lebih bagus dari 2 obat itu?
Apt : yang lebih bagus sih yang GLP-1 nya dok, Cuma harganya yang
lumayan mahal daripada insulinnya. Mungkin nanti bisa di tanya kembali ke
pasien dok, mau pilih yang mana untuk pengobatannya.
Dok : oh iya bisa nanti ditanyakan ke pasiennya. Jadi Cuma glipizide saja
yang mau diganti? Metforminnya tidak?
Apt : tidak usah dok, glipizide nya masih aman. Karena metformin ini
sebagai background terapinya. Jadi bisa digunakan GLP-1 dengan
metformin atau insulin basal dengan metformin dok
Dok : oh iya sudah kalau begitu saya setuju deh
Apt : setuju ya dok
Dok : ok
Apt : ttd dulu dok
Dok : (tanda tangan) sudah ya
Apt : iya dok aman. Makasih dok
Dok : sering-sering teliti ya, karna takutnya saya juga lupa
Apt : iyaa aman dok. Supaya bisa juga diskusi dok, untuk tambah” ilmu
Dok : iyaa

3. Pasien usia 68 tahun riwayat HT sejak 10 tahun yang lalu dan berkembang
menjadi angina pectoris sejak 3 tahun yang lalu akibat ketidakpatuhannya.
Obat yang digunakan saat dirawat di RS bisoprolol, clopidogrel dan
atorvastatin. TD: 158/90 mmHg, nadi 90x/menit, LDL: 180 mg/dL, HDL:
45 mg/dL, TC: 190 mg/dL, TG 140 mg/dL. Bagaimana cara
menyampaikan/mendiskusikan terapi pasien kepada dokter.
Dokter dan apoteker sedang makan siang bersama, sambil mendiskusikan
kasus pasien ny. NT
Apt : dok, ada ini yang mau saya tanyakan ke dokter
Dok : iya apa?
Apt : itu yang pasien dokter diruangan mawar paling ujung dekat wc
Dok : iya kenapa dia?
Apt : iyaa dok, itu dokter memang gak kasih kah obat untuk penanganan
anginanya dok?
Dok : kenapa harus dikasih obat angina kah memang?
Apt : iyaa dok kalau saya lihat di riwayatnya dia sudah 3 tahun kena
angina dok
Dok : oh iya putri saya ingat. Perasaan ada sudah saya kasih obat untuk
anginanya.
Apt : oh iya kah dok, obat apa yang dokter kasih dok?
Dok : ISDN saya kasih itu pasiennya
Apt : maaf ini dok, tapi dokter tidak ada tulis obatnya itu dok
Dok : ah gak mungkin, jelas-jelas saya kasih itu obat ISDN untuk
pasiennya
Apt : iya dokter, tapi memang tidak ada resep untuk ISDN nya. Ini dok
resepnya
Dok : oh iya astaga, lupa saya putri tulis ISDN bearti. Tambah saja ISDN
Apt : oke dok, jadi saya tambah ini ya dok obat untuk anginanya pakai
ISDN
Dok : iya tambahkan
Apt : iya dok, terus ada lagi ini dok mungkin ini sedikit saran atau
pertanyaan juga ke dokter untuk pasiennya ini kita berikan terapi dengan
ACEI dokter
Dok : iya, kenapa mau dikasih ACEI, kan sudah juga saya berikan
bisoprolol disitu kan golongan betabloker?
Apt : iya sih dok, memang sudah diberikan bisoprolol dok. Tapi ada saya
baca di pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular dok
pada pasien hipertensi usia lanjut ini direkomendasikan untuk menggunakan
ACEI
Dok : iyaa kah, tapi kayanya tidak perlu deh karna sudah ada bisoprolol
Apt : iya sih dok, walaupun dia sudah diberikan bisoprolol, tapi dia tetap
membutuhkan terapi tambahan ACEI dok sebagai obat untuk pencegahan
kardiovaskulernya
Dok : oh begitu kah
Apt : iyaa dok, jadi bagaimana dok. Mau ditambahkan atau tidak dok?
Dok : iya sudah kasih tambah saja golongan ACEI, karena dia juga lebih
efektif untuk menurunkan risiko kardiovaskuler kan
Apt : iyaa dok, apa ini dok obatnya lisinopril atau apa ini dok?
Dok : apa yang bagus menurut apoteker
Apt : mungkin dikasih lisinopril saja kali ya dok, karena kalau captopril
efek sampingnya batuk dok
Dok : iya oke tambah saja
Apt : oke dok, tanda tangan dulu dok
Dok : okee
Apt : yak terimakasih dok.
4. Pasien DM tipe 2 dengan ulkus, dirawat oleh DPJP penyakit dalam dan
konsult ke bedah untuk debridement. Oleh dr penyakit dalam diberikan
levofloxacin 750 mg/iv/24 jam. Oleh dr bedah diberikan ciprofloxacin 400
mg/iv/12 jam. Bagaimana cara menyampaikan kepada dokter?
Pasien dengan AP yang diketahui atau dicurigai terinfeksi harus menerima
antibiotik spektrum luas yang mencakup berbagai bacilli negatif aerobik
enterik dan organisme anaerobik. Imipenem–cilastatin (500 mg IV setiap 8
jam) telah banyak digunakan tetapi telah digantikan pada banyak formulasi
oleh karbapenem yang lebih baru (misalnya, meropenem). Fluoroquinolone
(misalnya, ciprofloxacin atau levofloxacin) dikombinasikan dengan
metronidazole harus dipertimbangkan untuk pasien alergi penisilin.
Penggunaan empirik rejimen antimikroba dengan aktivitas spektrum luas
terhadap organisme Gram negatif termasuk Pseudomonas spp., seperti
meropenem, imipenem–cilastatin, doripenem, piperacillin–tazobactam,
ciprofloxacin atau levofloxacin yang dikombinasikan dengan metronidazole,
atau ceftazidime atau cefepime yang dikombinasikan dengan metronidazole,
direkomendasikan untuk pasien dengan intra-perut yang diperoleh
masyarakat.
Obati seseorang dengan infeksi kaki diabetes dengan agen antibiotik yang
telah terbukti efektif dalam uji coba terkontrol acak yang diterbitkan dan
sesuai untuk pasien individu. Beberapa agen yang perlu dipertimbangkan
termasuk penisilin, sefalosporin, karbapenem, metronidazole (dalam
kombinasi dengan antibiotik lainnya, clindamycin, linezolid, daptomycin,
fluoroquinolones, atau vancomycin, tetapi tidak tigecycline. (Kuat; tinggi).
PICO 6: Pada seseorang dengan diabetes dan infeksi kaki, apakah rejimen
antibiotik tertentu (agen tertentu, rute, durasi) lebih baik daripada yang lain
untuk mengobati jaringan lunak atau infeksi tulang?
Obati seseorang dengan DFI dengan agen antibiotik yang telah terbukti
efektif dalam uji coba terkontrol acak (RCT) yang diterbitkan dan sesuai
untuk pasien individu. Beberapa agen yang perlu dipertimbangkan termasuk
penisilin, sefalosporin, karbapenem, metronidazole (dalam kombinasi
dengan antibiotik lainnya, clindamycin, linezolid, daptomycin,
fluoroquinolones, atau vancomycin, tetapi tidak tigecycline. (Kuat; tinggi)

5. Pasien geriatri diagnosis LBP diberikan terapi ketorolac 30 mg/iv/8 jam dan
meloxicam 15 mg/po/24 jam. Bagaimana cara menyampaikan kepada
dokter?
Apt : dokterrr, ih pas betul dokter datang ini kesini
Dok : kenapa apotekerku
Apt : mau bertanya dulu dokter
Dok : iya
Apt : jadi tadi saya lihat resepnya tn. Xp saya lihat dokter kasih dua obat
ketorolac sama meloxicam dok
Dok : iyaa saya kasih 2 itu lansgung untuk pasiennya
Apt : iya dok, kalau boleh tahu kenapa dokter langsung kasih 2 obat begitu
dok?
Dok : iya karena itu pasien mengalami nyeri yang hebat, makanya saya
kasih 2 lansung karena pasiennya ini mau cepat sembuh
Apt : oh iya dok, soalnya saya pernah baca kalau tidak salah ingat untuk
dosis ketorolac untuk geriatri itu 15 mg/6 jam dok terus untuk dosis
maksimalnya sendiri 60mg/hari. Nah disini dokter kasih 30 mg/8 jam dok.
Apa memang ada pertimbangan lain selain karena nyerinya hebat dok?
Dok : terus bagaimana?
Apt : iya dok tapi kan takutnya saja malah timbul efek samping yang lain
dok. Apalagi disini juga diberikan 2 obat dengan golongan yang sama dan
untuk indikasi yang sama dok. Mungkin kalau memang mau digunakan dua-
duanya bisa diturunkan saja dosisnya dok
Dok : Yang saya mau ini pasiennya cepat sembuh dan pasiennya juga
sangat cerewet. Makanya saya kasih dosis tinggi. Jadi harusnya bagaimana
menurut apoteker? Lagian kan juga si pasiennya tidak mengalami masalah
setelah mengkonsumsi kan
Apt : iya belum terjadi masalah sih dok
Dok : nah yasudah kalau biar saja, tidak perlu diturunkan dosisnya atau
diganti obatnya.
Apt : oke dok, tapi kalau kita gunakan dua NSAID begini dok apa tidak
menyebabkan masalah pada lambungnya ya dok, apa perlu ditambah lagi
obat untuk atasi lambungnya dok?
Dok : ya tidak usah karena kan tidak ada gejala yang muncul di pasiennya
setelah penggunaan obat yang saya berikan, jadi dibiarkan saja dulu. Tetap
gunakan saja obat sesuai dengan yang saya berikan
Apt : oke deh dok. Maaf ya dok, supaya bisa saling sharing ilmu juga dok.
Karena takutnya saya yang salah dok.
Dok : iyaa.

Note: Dokter yang Anda hadapi, adalah dokter senior dan susah diajak diskusi.

Anda mungkin juga menyukai