2012-1-00683-TISI Bab 2 - 2
2012-1-00683-TISI Bab 2 - 2
LANDASAN TEORI
penyelesaian, utilitasi kapasitas, dan perencanaan beban. Rencana produksi dalam hal ini
perencanaan jangka menengah, dan perencanaan periode jangka pendek. Ketiga jenis
perencanaan ini memerlukan proses perencanaan yang berbeda (juga input dan output-
Pada dasarnya terdapat empat tingkat dalam hierarki perencanaan prioritas dan
2. Penjadwalan produksi induk (MPS) dan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)
(CRP)
Operations Sequencing
biasanya dinyatakan sebagai tingkat bulanan untuk periode satu tahun atau lebih, untuk
12
setiap kelompok produk. Perencanaan kebutuhan sumber daya (RRP) merupakan proses
yang mengevaluasi rencana produksi guna menentukan sumber daya jangka panjang
seperti tanah, fasilitas, mesin-mesin dan tenaga kerja adalah tersedia (Gasperz, 2001, p.
128).
Penjadwalan produksi induk (MPS) dan rough cut capacity planning (RCCP)
merupakan perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas pada hierarki level taktikal
(level 2). MPS menguraikan rencana produksi untuk menunjukkan kuantitas produk
akhir yang akan diproduksi untuk setiap periode waktu (biasanya mingguan apabila
menggunakan sistem MRP II atau harian apabila menggunakan sistem JIT sepanjang
spesifik dari produk akhir dalam periode waktu spesifik (Gasperz, 2001, p. 128).
Rough cut capacity planning (RCCP) menentukan apakah sumber daya yang
direncanakan adalah cukup untuk melaksanakan MPS. RCCP menggunakan definisi dari
unit product loads yang disebut sebagai: profil produk-beban (product-load profiles,
bills of capacity, bills of resource, atau bills of labor). Penggandaan beban per unit
dengan kuantitas produk yang di jadwalkan per periode waktu akan memberikan beban
total per periode waktu untuk setiap pusat kerja (work place) (Gasperz, 2001, p. 128).
direncakan untuk bahan baku, komponen, dan subassemblies yang dibutuhkan untuk
memenuhi MPS. MRP juga merekomendasikan penjadwalan ulang terhadap open orders
apabila due dates dan need dates tidak sama. Perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity
files dan informasi pusat kerja untuk menghitung beban yang dijadwalkan pada pusat-
yang terperinci dengan menggunakan component due dates dan MRP dan detailed
routings. Jadwal PAC biasanya dalam bentuk hari atau kadang-kadang jam, dan
cenderung mencakup waktu dari satu sampai tiga bulan. PAC melibatkan perencanaan,
input/output memantau kuantitas dari pekerjaan yang dating pada pusat kerja dan yang
yang tiba dan banyaknya yang diselesaikan, kemudian mengambil tindakan korektif
seperti menambah jam kerja lembur (overtime), mentransfer pekerja di antara pusat-
pusat kerja, alternate routings terhadap transfer beban ke pusat kerja lain, atau
forecast yang bersifat tidak pasti dan pesanan-pesanan (orders) yang bersifat pasti
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Ramalan
penjualan
2. Pesanan
(orders)
3. Permintaan
Total = 1 + 2
4. Rencana
produksi
5. Rencana
Inventori
Keterangan :
periode 0 adalah periode lalu. Informasi yang berkaitan dengan inventori awal yang
dibutuhkan pada periode waktu tertentu dan rencana produksi harus mengacu pada
informasi ini. Dalam sistem JIT, total permintaan merupakan sasaran yang harus
dicapai, dimana produksi harus mampu memenuhi total permintaan itu dengan
dan 4) mengambil tindakan korektif (correct) seperti fire fighting, fire prevention dan
revise the plan. Proses perencanaan dan pengendalian manufaktur dapat digambarkan
secara hirarki dimulai dari urutan tertinggi sampai terendah dalam hirarki perencanaan
1. Business planning
Merupakan rencana strategis jangka panjang (long range strategic plan) yang
bersifat menyeluruh (broad term) dan dilakukan oleh manajemen puncak (top
management).
2. Production planning
stock. Hasil-hasil dari proses MPS seperti kuantitas yang diproduksi berbasis
dan menetapkan horizon perencanaan harus lebih lama dari longest lead time.
penyesuaian.
2.3 Peramalan
yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang
dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Peramalan tidak
terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan
permintaannya relatif kecil, tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi
Peramalan dibagi ke dalam tiga kelompok (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 30) :
17
1. Peramalan jangka panjang umumnya 2 sampai 10 tahun.
Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya
anggaran.
Peramalan ini digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya
pendek.
Permintaan merupakan hasil dari faktor yang saling berinteraksi dalam pasar.
Faktor-faktor yang menjadi kekuatan di luar kendali perusahaan antara lain (Nasution,
1. Siklus bisnis
Penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan produk tersebut, dan
permintaan akan suatu produk dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang membentuk
Siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti suatu pola yang biasa disebut kurva
hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase pengenalan, fase pertumbuhan, fase
3. Faktor-faktor lain
18
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah reaksi balik dari
pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha-usaha yang dilakukan sendiri
Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain
• Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasan dan kekonsistenan
peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu
tinggi atau terlalu rendah dibandingkan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil
peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan relatif kecil (Ginting, 2007).
• Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari
jumlah item yang diramalkan lamanya periode peramalan dan metode peramalan
yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa
siapa tenaga ahli yang diperbantukan (Ginting, 2007, p. 33). Pemilihan metode
peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang
ingin di dapat, misalnya item-item yang penting akan diramalkan dengan metode
yang canggih dan mahal, sedangkan item-item yang kurang penting bisa diramalkan
19
dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari
• Kemudahan.
memakai metode yang canggih tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
utama, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dikelompokkan
ke dalam dua bagian utama yaitu intrinsik dan ekstrinsik (Nasution & Prasetyawan,
2008, p. 36).
(Gasperz, 2001) :
dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada alternatif lain dari model peramalan
2. Riset pasar (market research), peramalan dari hasil-hasil dari survey pasar yang
dilakukan oleh tenaga-tenaga pemasar produk yang mewakilinya. Riset pasar tidak
hanya akan membantu untuk peramalan, tetapi juga untuk meningkatkan desain
opini beberapa orang atau ahli secara iteraktif tanpa menyebutkan identitasnya.
pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara analogi.
1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar
variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan deret
variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang
bukan waktu yang disebut metode korelasi atau sebab akibat (causal method).
Keterangan :
Analisis deret waktu didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu tersebut terdiri dari
komponen-komponen trend (T), Siklus/cycle (C), pola musiman/season (S), dan variasi
tersebut kemudian dipakai sebagai adsar dalam membuat persamaan matematis. Analisa
deret waktu ini sangat tepat dipakai untuk meramalkan permintaan yang pola permintaan
di masa lalunya cukup konsisten dalam periode waktu yang lama, sehingga diharapkan
pola tersebut masih akan tetap berlanjut (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 39).
Permintaan dimasa lalu pada analisa deret waktu akan dipengaruhi keempat
lalu terhadap waktu terjadinya, apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun,
atau konstan.
berulang secara periodic, biasanya lebih dari satu tahun, sehingga pola ini tidak
perlu dimasukkan dalam peramalan angka pendek. Pola ini amat berguna untuk
turun di sekitar garis trend dan biasanya berulang setiap tahun. Pola ini biasanya
disebabkan oleh faktor cuaca, musim libur panjang, dan hari raya keagamaan yang
mempunyai pola tertentu. Variasi acak ini diperlukan dalam rangka menentukan
data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan teknik MA ini adalah
Dimana:
Karena data aktual yang dipakai untuk perhitungan MA berikutnya selalu dihitung
WMA = ∑ (3)
23
Dimana:
∑ =t (4)
Kelemahan teknik MA dalam kebutuhan akan data-data masa lalu yang cukup
banyak dapat diatasi dengan teknik ES. Model matematis ES ini dapat
Ft = Ft-1 + (5)
Dimana bila data permintaan actual yang lama At-N tidak tersedia, maka dapat
digantikan dengan nilai pendekatan yang berupa nilai pendekatan yang berupa nilai
Ft = Ft-1 + (6)
Atau
Ft = 1 (7)
Winter)
Teknik MA dan ES sederhana yang telah dijelaskan di depan hanya tepat bila
datanya stasioner. Bila data permintaan bersifat musiman dan mempunyai trend,
maka dapat diselesaikan dengan salah satu teknik ES yang biasa disebut Metode
Winter (WM).
dengan perkiraan trend sebagai berikut (Nasution & Prasetyawan, 2008, p. 47)
Tt = 1 (8)
musim lebaran, peningkatan permintaan jas hujan pada musim penghujan dan
p. 49) :
At = μ.δt + εt (10)
Ft = 1 (11)
25
Tt = 1 (12)
It = 1 (13)
Ft+1 = (14)
tersebut.
berarti bahwa karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting
terjadi.
3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal
antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran yang
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibandingkan
MAD = ∑ (15)
dimana :
MSE = ∑ (16)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode
tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan tidak bias, maka
nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan menjumlahkan semua
MFE = ∑ (17)
MAPE)
27
MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih berarti
besar observasi dapat mendominasi pengukuran dan sulit untuk meneliti kesalahan
secara mendetil (Ren & Glasure, 2009). Pada MFE, nilai error bisa terkadang
positif dan negatif yang mempertentangkan satu sama lain sehingga nilai MFE tidak
mencerminkan error yang sesungguhnya. Pada MAD, jumlah mutlak dari sebuah
error sulit untuk mempertentangkan apakah error positif atau negatif, karena kedua
hal itu sama-sama memiliki arti ketidakakuratan. Pada MSE, sama halnya dengan
MAD, hanya saja MSE dalam bentuk pengkuadratan deviasi (Saputra & Suef,
2005).
MAPE = ∑ At - (18)
5. Tracking Signal
peramalan. Tracking signal memiliki pusat nol. Tracking signal yang mendekati nol
akan semakin baik, berarti positive error dan negative error nya seimbang.
Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai aktual permintaan lebih
besar dari ramalan, sedangkan tracking signal yang negatif berarti nilai aktual
28
permintaan lebih kecil dari ramalan. Secara sistematis, tracking signal dapat
RSFE
TS = (19)
MAD
∑ –
TS = (20)
sampel waktu kerja yang diamati pada sejumlah waktu tertentu. Dengan pengukuran
waktu kerja, maka kita bisa mengetahui perencanaan sumber daya manusia, produksi
dan material dengan tepat bahkan biaya yang dikeluarkan dapat ditekan. Untuk
menentukan waktu kerja ini, harus memperhatikan faktor-faktor yang ada pada pekerja
∑
Ws = (21)
Dimana X1 adalah jumlah dari waktu siklus dari satu jenis elemen kegiatan yang
p. 137).
29
2.4.2 Perhitungan Waktu Normal
Wn = Ws x p (22)
berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan tidak wajar, sehingga hasil
perhitungan waktu perlu disesuaikan atau dinormalkan dulu untuk mendapatkan waktu
siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar, maka faktor
penyesuaiannya p sama dengan 1, artinya waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika
bekerjanya terlalu lambat maka untuk menormalkannya pengukur harus member harga
p1, dan sebaliknya p1, jika dianggap bekerja cepat. (Sutalaksana, Anggawisastra, &
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu Keterampilan, Usaha, Kondisi kerja
dan Konsistensi. Setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilai masing-masing
ketingkat tertentu saja, tingkat mana merupakan kemampuan maksimal yang dapat
aptitude untuk pekerjaan yang bersangkutan. Keterampilan dapat menurun yaitu bila
telah terlampau lama tidak menangani pekerjaan tersebut, atau karena sebab-sebab lain
seperti karena kesehatan yang terganggu, rasa fatique yang berlebihan, pengaruh
p. 140).
30
Untuk usaha Effort cara Westinghouse membagi juga atas kelas-kelas dengan ciri
ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Dari uraian diatas
terlihat adanya korelasi antara keterampilan dengan usaha. Dalam prakteknya banyak
terjadi pekerja yang mempunyai keterampilan rendah bekerja dengan usaha yang lebih
sehingga tampak berlebihan dan tidak banyak menghasilkan. Sebaliknya seseorang yang
mempunyai keterampilan tinggi tidak jarang bekerja dengan usaha yang tidak didukung
dihasilkannya performance yang lebih baik. Jadi walaupun hubungan antara “kelas
tinggi” pada keterampilan dengan usaha tampak erat sebagaimana juga dengan kelas-
kelas rendah (misalnya Exellent dengan excellent, Fair dengan Fair dan selanjutnya),
kedua faktor ini adalah hal-hal yang dapat terjadi secara terpisah didalam pelaksanaan
142-144).
Yang dimaksud dengan kondisi kerja atau Condition pada cara Westinghouse
kebisingan ruangan. Bila tiga faktor lainnya yaitu keterampilan, usaha dan konsisten
merupakan apa yang dicerminkan operator, maka kondisi kerja merupakan sesuatu
diluar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan
merubahnya. Oleh sebab itu faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen,
karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya
perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu angka-angka
yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja
selalu berubah-berubah dari siklus ke siklus lainnya, dari jam ke jam, bahkan dari hari
ke hari. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran masalah tidak timbul, tetapi jika
Wb = Wn + 1 (23)
Dimana l adalah kelonggoran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk
penentuan waktu baku dilakukan hanya dengan menjalankan beberapa kali pengukuran
dan menghitung rata-ratanya, namun di samping itu, untuk mengukur waktu baku perlu
sub bab lalu maka penting untuk melakukan pengukuran kelonggaran. Kelonggaran ini
diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatique, dan
gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat dihindarkan oleh pekerja
input utamanya. Selain peramalan, input-input untuk permintaan produk tersebut juga
biaya yang minimum. Dengan kata lain, perencanaan agregat dibuat untuk
pasti dengan mengoptimumkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang
tersedia sehingga ongkos total produksi dapat ditekan seminim mungkin. Jika pesanan
yang diterima bersifat tetap dalam waktu yang relatif panjang, maka perencanaan
produksi tidak akan mengalami kesulitan dalam menetapkan rencana produksi bulanan.
Akan tetapi pada kenyataannya, pola permintaan seringkali menunjukkan pola yang
dinamis daripada pola statis, sehingga menyulitkan dalam menetapkan rencana produksi
memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau
37
yang dipakai sebagai pedoman untuk langkah selanjutnya, yaitu penyusunan jadwal
perencanaannya biasanya berkisar antara 1 -24 bulan atau bisa bervariasi dari 1 sampai 3
tahun. Horizon tersebut tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu
terperinci. Perencanaan agregat merupakan dasar untuk membuat jadwal induk produksi
(JIP). JIP menyajikan rencana produksi detail untuk setiap produk akhir. Pada sistem
adalah semua sumber daya berupa mesin yang tersedia, jumlah tenaga kerja yang ada,
tingkat persediaan yang ditentukan dan penjadwalannya. Langkah awal dalam proses
perencanaan agregat adalah menyamakan kuantitas dari total jenis item yang akan
diproduksi (unit grup produk, ton, liter, dan lain-lain) (Nasution, Manajemen industri,
2006, p. 257).
produksi bulanan. Pola permintaan dapat dipengaruhi oleh empat komponen yaitu
menyatakan kenaikan dan penurunan rata-rata permintaan untuk jangka waktu yang
besar dari permintaan terhadap kecenderungan yang disebabkan aktivitas bisnis yang
permintaan. Komponen musiman selalu mengikuti pola yang tetap setiap tahunnya.
Komponen terakhir adalah faktor random yang bisa dianggap sebagai noise dari pola
(penjadwalan). Komponen musiman dan siklus bisnis menjadi perhatian utama dari
Pada umumnya, ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam membuat
Keempat strategi tersebut adalah antara lain (Ginting, 2007, pp. 76-78) :
tenaga kerja memerlukan biaya rekruitmen dan pelatihan. Biaya kompensasi dan
reorganisasi sering kali harus dikeluarkan jika dilakukan pengurangan tenaga kerja.
Biaya-biaya ini biasanya diikuti oleh biaya tak tampak seperti : kemerosotan moral
kerja dan turn over tenaga kerja yang tinggi. Kerena kapasitas fasilitas produksi
adalah tetap, maka penurunan produktivitas mungkin akan terjadi jika penambahan
tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja.
dan training. Ongkos yang besar merupakan ongkos yang besar apabila tenaga kerja
akan produk yang dihasilkan , sehingga tingkat produksi menurun dengan drastic.
bagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan
yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat sosial. Semua akibat ini dianggap
• Inventory cost dan backorder cost (ongkos persediaan dan ongkos kehabisan
persediaan).
40
akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri
periode waktu. Aktivitas penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan
mengevaluasi efektivitas dari MPS dan memberikan laporan evaluasi dalam periode
waktu yang teratur untuk keperluan umpan balik dan tinjauan ulang (Gasperz, 2001, p.
141).
Penjadwalan produksi induk (MPS) membutuhkan input utama (Gasperz, 2001, pp.
142-143) :
1. Data permintaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadwalan
produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan ramalan penjualan (sales
2. Status inventori berkaitan dengan informasi tentang on hand inventory, stok yang
dan pembelian yang dikeluarkan (released production and purchased orders) dan
firm planned orders. MPS harus mengetahui secara akurat berapa banyak inventori
digunakan, shrinkage factor, stok pengaman (safety stock) dan waktu tunggu (lead
time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk dari item
MPS menjadi salah satu input bagi MPS. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas
umpan balik kepada perencana atau penyusun jadwal produksi induk (Master
Material requirement planning adalah prosedur logis, aturan keputusan dan teknik
produksi” atau MPS (Master Production Schedulling) menjadi “kebutuhan bersih” atau
NR (Net Requirement) untuk semua item. Sistem MRP dikembangkan untuk membantu
baik dan efisien. Selain itu, sistem MRP dedesain untuk melepaskan pesanan-pesanan
dalam produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam
proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini
untuk produk akhirnya. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan
Ada 4 kemampuan yang menjadi ciri utama dari sistem MRP yaitu (Ginting, 2007,
p. 165) :
diselesaikan atau “kapan” material harus tersedia untuk memenuhi permintaan atas
Dengan diketahuinya kebutuhan akan produk jadi, MRP dapat menentukan secara
terhadap pesanan harus dilakukan, baik pemesanan yang diperoleh dari luar atau
dibuat sendiri
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan.
Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang dijadwalkan
pada waktu yang diinginkan, maka MRP dapat memberikan indikasi untuk
realistis.
44
Ada 3 input yang dibutuhkan oleh assembly MRP, yaitu (Ginting, 2007, pp. 168-
171) :
1. Jadwal Induk Produksi (JIP), didasarkan pada peramalan atas permintaan dari setiap
produk akhir yang akan dibuat. Secara garis besar pembuatan JIP biasanya
ini, identifikasi kemampuan dari setiap sumber daya yang dimiliki untuk
c. Menyusun rencana rinci dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Tahap ini
didapat jadwal produksi setiap produk akhir dibuat dan periode waktu
a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory)
b. Jumlah barang yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang
merupakan produk akhir (level 0) terbentuk dari 2 sub rakitan B dan 4 sub rakitan C
(level 1). Setiap sub rakitan B terdiri dari 1 bagian D, 3 bagian E dan 2 bagian F
(level 2). Demikian juga pada sub rakitan C terdiri dari 2 bagian E (level 2). Angka
dalam kurung menunjukkan jumlah unit komponen yang bersangkutan. Sistem MRP
Ouput dari perhitungan MRP adalah penentuan jumlah masing-masing BOM dari
item yang dibutuhkan bersamaan dengan tanggal yang dibutuhkannya. Informasi ini
46
digunakan untuk merencanakan pelepasan pesanan (order release) untuk pembelian dan
direncanakan (planned order release) secara otomatis dihasilkan oleh sistem komputer
Dengan cara ini MRP menjadi suatu alat untuk perencanaan operasi bagi manajer
produksi. Berdasarkan uraian di atas, output yang dapat diperoleh dari sistem MRP
diketahuinya jumlah kebutuhan produk akhir maka MRP dapat menentukan secara
tepat cara penjadwalan setiap komponen atau material sehingga ongkos yang
dikeluarkan minimum.
pemesanan dalam hal ini dapat dilakukan melalui pembelian atau merupakan proses
4. Menentukan jadwal ulang produksi atau pembatalan atas suatu jadwal produksi
yang sudah direncanakan. Apabila kapasitas produksi yang sudah ada tidak mampu
memenuhi pesanan yang telah dijadwalkan pada waktu yang telah ditentukan, maka
produksi. Rencana ulang ini akan dapat dilakukan setelah adanya kesepakatan
penyerahannya. Jika kesepakatan ini tidak dapat dicapai, maka berarti bahwa
47
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan, yang bekerja sama
dalam mencapai suatu tujuan dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan
keluaran (output) dengan melalui proses transformasi. Oleh karena itu, sistem
mempunyai 3 komponen dasar yang saling berinteraksi atau fungsi dasar, yaitu (O'brien,
2003, p. 8) :
- Masukan, yaitu bagian yang meliputi pengambilan elemen yang masuk ke dalam
sistem untuk diproses. Contoh : bahan mentah, energi, data, dan sumber daya
- Proses, yaitu bagian yang meliputi perubahan dari input menjadi output. Contoh :
- Keluaran, yaitu bagian yang meliputi elemen yang dihasilkan dari proses
Konsep sistem juga dilengkapi dengan dua komponen tambahan, yaitu feedback dan
kontrol. Feedback adalah data-data kinerja sistem yang didapatkan selama sistem
menentukan apakah sistem yang sedang berjalan akan mencapai tujuannya atau tidak.
yang sama untuk mencapai suatu tujuan (Raymond Mcleod, 2001, p. 9).
48
Pengertian sistem menurut Hall adalah sekelompok dua atau lebih komponen
untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose) (Hall, 2001, p. 5).
p. 9).
Jadi dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok elemen yang saling berkaitan dan
Informasi menjadi hal yang penting yang patut diketahui pada zaman teknologi
sekarang ini. Dengan adanya informasi maka perusahaan dapat melakukan berbagai
kepentingan. Untuk mendapatkan informasi yang baik maka diperlukan suatu data yang
akurat. Data mengandung fakta atau deskripsi yang secara relatif tidak berarti bagi
pemakai, sedangkan informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang telah
Informasi adalah data yang sudah diubah menjadi bentuk yang berarti dan berguna
Informasi didefinisikan sebagai data yang diproses, namun definisi ini tidak
memadai. Informasi ditentukan oleh efeknya pada para pemakai, bukan pada bentuk
Dari pengertian dan karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa informasi dan
data merupakan konsep pengertian yang berbeda. Informasi dihasilkan dari sekumpulan
49
data yang tidak memiliki makna dan pengertian yang diolah menjadi sebuah fakta yang
Sistem informasi menurut Hall adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana
data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistrisbusikan kepada para pemakai
Sistem informasi sebagai kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan komunikasi dan sumber daya data, yang mengumpulkan, mengubah atau
pada sistem informasi untuk melakukan komunikasi dengan peralatan fisik (hardware),
(network), dan data (data resources). Manusia, perangkat keras, perangkat lunak, data,
dan jaringan merupakan 5 sumber daya utama yang dibutuhkan sebuah sistem informasi.
Sumber daya manusia meliputi pengguna akhir (end-user) dan spesialis sistem
informasi, sumber daya perangkat keras meliputi mesin dan medianya, sumber daya
perangkat lunak meliputi program-program dan prosedur, sumber daya data meliputi
data itu sendiri, dan sumber daya jaringan meliputi media komunikasi dan pendukung
menganalisa, menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, Rainer, & Potter,
2003, p. 15).
50
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur
Sebuah sistem informasi yang akan dibangun harus dianalisa dan dirancang terlebih
dahulu. Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan yang diharapkan maka
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem
peluang bisnis. Dalam hal ini, Turban menjabarkan sebuah siklus hidup pengembangan
sistem tradisional. Siklus hidup ini adalah pola pikir terstruktur yang berisi proses yang
8 tahap dalam siklus hidup tersebut. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah investigasi
operasi, dan pemeliharaan (Turban, Rainer, & Potter, 2003, pp. 461-463).
Whitten menjabarkan dua konsep penting dalam analisis dan perancangan sistem
informasi. Pertama, analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang
untuk meraih tujuan mereka. Kedua, perancangan sistem adalah sebuah teknik
pemecahan masalah yang saling melengkapi dengan analisis sistem, yang merangkai
51
kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap. Dalam hal ini,
sistem mengalami perbaikan dari awalnya. (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004, p. 176).
Ada beberapa pendekatan atau metode yang digunakan dalam menganalisis dan
merancang sebuah sistem. Beberapa pendekatan yang digunakan untuk analisis sistem
berorientasi objek. Analisis terstruktur berfokus pada aliran data melalui proses-proses
bisnis dan perangkat lunak. Teknik informasi adalah teknik yang berfokus pada struktur
data tersimpan dalam sebuah sistem. Dalam analisis terstruktur digunakan diagram
konstruksi prototip. Prototip adalah contoh sistem berskala kecil, tidak lengkap, tetapi
berfungsi. Dalam bahasan selanjutnya, pendekatan analisis dan perancangan sistem yang
Secara umum dari beberapa pengertian di atas, bisa kita simpulkan bahwa
informasi untuk merancang sistem baru yang akan dibangun serta penentuan fitur-fitur
dalam suatu rancangan sistem yang baru atau diperbaharui untuk memenuhi kebutuhan
pemakai.
menggunakan konsep objek. Konsep yang digunakan dalam orientasi objek adalah
pembungkusan semua data yang mendeskripsikan orang, tempat, kejadian dalam suatu
52
wadah, yaitu objek itu sendiri. Beberapa tipe diagram yang berbeda yang secara kolektif
memodelkan sebuah sistem informasi atau aplikasi dalam artian objek didefinisikan
dengan Unified Modeling Language (UML) (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004, p.
179).
Analisis dan perancangan berorientasi objek adalah suatu koleksi pedoman umum
untuk melakukan analisis dan desain. Kegiatan utama dari OOAD adalah analisis
problem domain, analisis application domain, desain arsitektur, dan desain komponen.
Dalam OOAD, blok-blok pembangun yang paling dasar adalah objek. Selama analisis,
mendeskripsikan sistem itu sendiri. Objek adalah sebuah entitas dengan identitas, status,
dan perilaku. Dalam analisis, objek adalah abstraksi sebuah fenomena dalam konteks
sistem, misalnya pelanggan. Dalam perancangan, objek adalah bagian dari sistem.
pelanggan dapat berisi objek pelanggan yang spesifik, tetapi dalam kelas tersebut juga
dan perilaku yang unik. Jadi, kelas adalah sebuah deskripsi koleksi objek yang saling
berbagi struktur, pola perilaku, dan atribut. Atau dengan kata lain, kelas adalah
kumpulan objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Kesuksesan pengembangan sistem
sangat bergantung pada pemahaman pengembang terhadap praktisi dari aplikasi itu
sendiri. Pada gambar 2.5, konteks sistem dapat dilihat dari dua perspektif yang saling
mengontrol problem domain (Mathiassen, 2000, pp. 3‐4).
Dalam banyak analisis dan perancangan tradisional, metode, fungsi, data dan aliran
adalah kunci dari konsep. Konsep-konsep ini cocok untuk menggambarkan fenomena
dalam kantor dan sistem yang terkomputerisasi. Objek, status, dan perilaku dan lainnya
adalah konsep umum dan cocok untuk menggambarkan kebanyakan fenomena yang
perancangan berorientasi objek adalah memberikan suatu informasi yang jelas tentang
konteks sistem. Metode tradisional sangat efektif dalam pemodelan sistem awal, yang
yang intensif. Kebanyakan sistem tersebut sekarang telah dikembangkan, sistem baru
Fungsi dari sistem baru ini tidak hanya untuk menangani sejumlah besar data yang
54
seragam, tetapi juga untuk menyebarkan data khusus secara terinci pada organisasi. Oleh
karena itu, sangat diperlukan untuk menggunakan metode yang memusatkan, dengan
kejelasan yang sama, pada sistem dan konteksnya. Keuntungan lainnya dari metode
berorientasi objek adalah koneksi yang dekat antara analisis berorientasi objek,
berorientasi objek. Objek dapat menjadi kondisi model yang sosial, ekonomis dan juga
pada tampilan, fungsi, proses dan komponen sistem. Dalam analisis, pengembang
juga menggunakan objek sebagai konsep pokok dalam pemrograman (Mathiassen, 2000,
pp. 5-6).
koherensi mental yaitu objek menawarkan pengembang cara alami berpikir tentang
masalah yang mendukung abstraksi tanpa memaksa satu sudut pandang dari sisi teknis
saja. Jadi dalam hal ini, OOAD merupakan suatu kumpulan metode dan langkah-langkah
component design. Secara umum empat aktivitas utama ini dapat digambarkan sebagai
tentang sistem yang diinginkan.Pengembangan proyek ini dimulai dengan analisis awal
atau dengan daftar keputusan yang telah dibuat. Hal ini menjadi pekerjaan dan tanggung
masalah apa yang ingin dipecahkan, apakah sistem yang rencanakan berguna untuk
solusi dan apa yang terjadi apabila kita menerapkan sistem yang berbeda secara
Definisi sistem adalah sebuah gambaran singkat dari sistem terkomputerisasi yang
dinyatakan dalam bahasa alami. Definisi sistem menyatakan properti mendasar untuk
dalam konteksnya, hal-hal apa yang seharusnya ada di dalam informasi, fungsi mana
yang menyediakan informasi tersebut, dimana informasi tersebut digunakan dan kondisi
Pada pemilihan sistem terdapat tiga subaktivitas yang terjadi. Pada subaktivitas
pertama, yaitu subaktivitas dimana kita mendapatkan gambaran mengenai situasi dan
interprestasi orang yang berbeda. Subaktivitas kedua adalah membuat dan mengevaluasi
pola pikir yang baru. Subaktivitas yang ketiga adalah merumuskan dan memilih definisi
Pengertian tentang situasi user haruslah kaya dan luas. Untuk memperoleh
pengertian dan memahami aspek penting dari suatu situasi, dapat digunakan rich picture.
Dengan adanya rich picture kita dapat menjelaskan pandangan-pandangan pemakai yang
penting terhadap situasi, masalah fasilitas, dan mendapatkan sebuah tinjauan situasi
dengan cepat. Tujuan disini adalah bukan untuk membuat gambaran detil dari seluruh
Rich picture adalah sebuah gambar yang tidak formal yang menyajikan pemahaman
Suatu pemahaman yang kuat dari situasi yang ada adalah sebuah poin awal yang
baik untuk pengembangan proyek. Hal ini akan membawa kepada ide-ide selanjutnya
dan pola pikir yang baru. Hasil dari subaktivitas ini adalah koleksi dari ide-ide. Ide-ide
ini menggambarkan solusi-solusi yang terkomputerisasi yang diringkas dalam satu atau
namun hal ini dapat membantu kita membicarakan dan mengevaluasikan atribut dari
58
sistem kita. Batasan prototipe bisa bermacam-macam. Sebagai contoh, misal, kita
mengkarakteristikan tiga komponen utama sistem adalah tampilan, fungsi, dan model.
Sebuah prototipe mungkin saja berisi hanya satu atau dua dari komponen tersebut.
teknis prototipe terbatas pada fungsi-fungsi tertentu, mungkin ada beberapa fungsi diluar
Tujuan dari subaktivitas ini adalah untuk memilih sistem aktual yang akan
Pada umumnya prinsip dari penentuan sistem ini adalah untuk menentukan alternatif
kemungkinan dari situasi yang ada dan kemudian membuat ide-ide baru untuk solusi.
Proses ini secara tipikal akan membutuhkan banyak pengarahan yang berbeda dan hal
ini sangat sulit untuk mempertahankan seluruh alternatif-alternatif yang ada dan
membuat satu pilihan yang konsisten ide mana yang harus diikuti (Mathiassen, 2000, pp.
37-38).
Kriteria FACTOR terdiri dari enam elemen, yaitu (Mathiassen, 2000, p. 39) :
4. Technology : teknologi terdiri dari dua yaitu teknologi yang digunakan dalam sistem
Pemilihan sistem bukan pekerjaan dari pengembang sistem, tugas dari pengembang
sistem adalah menyediakan pilihan-pilihan. Apabila sistem itu ingin dipakai, hal itu
harus dipilih berdasarkan negosiasi di antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam beberapa
karena mereka memiliki alasan perdebatan sendiri untuk kualitas sistem yang dipilih
dibandingkan sistem yang lain. Tetapi pada akhirnya, pemilihan sistem tetap menjadi
tanggung jawab pemakai dan pelanggan untuk memilih sistem mana yang menjadi dasar
Hal yang dijelaskan mengenai analisis problem domain adalah bahwa problem
domain berfokus pada pertanyaan kunci mengenai informasi apa yang harus disepakati
dengan sistem. Jawaban dari pertanyaan ini penting selama aktivitas analisis, karena
menyediakan status problem domain saat ini dan sejarah sebelumnya. Tujuan analisis
60
Analisis problem domain memiliki tiga aktivitas utama, yaitu kelas, struktur, dan
perilaku. Analisis dilakukan dengan menggunakan sistem definisi yang telah dibuat, dan
System definition
Behavior
Classes
Model
Structure
2.14.1 Kelas
Kelas adalah deskripsi koleksi objek yang saling berbagi struktur, pola perilaku, dan
atribut. Tujuan kelas adalah untuk memilih elemen-elemen dari sebuah model problem
domain. Untuk memodelkan problem domain, aktivitas dimulai dengan aktivitas kelas
dan pertanyaan penting tentang objek dan kejadian (event) apa yang harus dimasukan
61
dan yang tidak dimasukan ke dalam model. Mathiassen (2000,p49) menjelaskan bahwa
kejadian adalah sebuah peristiwa instan yang berhubungan dengan satu objek atau lebih
Berikut ini adalah elemen-elemen dari kelas (Mathiassen, 2000, pp. 51-53) :
- Objek (object)
Objek adalah suatu entitas yang memiliki identitas, status, dan perilaku. Object
- Kelas (class)
Kelas adalah deskripsi koleksi objek yang saling berbagi struktur, pola perilaku, dan
atribut. Class candidates dapat diperoleh dari kata benda di dalam keterangan atau
pembicaran dengan user. Penamaan class harus sederhana, mudah dibaca, tepat,
- Kejadian (event)
Kejadian (event) adalah sebuah kejadian instan yang melibatkan satu atau lebih
objek. Sebuah event adalah abstraksi dari kegiatan atau proses dalam problem-
domain yang dialami oleh satu atau lebih object. Suatu event harus bersifat
Pemilihan kelas akan mendefinisikan dasar dari blok-blok pembangun dalam model
problem domain. Untuk memfasilitaskan proses ini, sangat penting untuk mendaftarkan
semua kemungkinan atau kandidat kelas yang potensial, tanpa mengevaluasi kandidat-
kandidat kelas tersebut secara rinci. Tujuannya menghasilkan sebuah daftar kandidat
Event Classes
Customer Assistant Apprentice Appointment Plan
Reserved v v v v
Cancelled v v v
Treated v v
Employed v v
Resigned v v
Graduated v
Agreed v v v
2.14.2 Sktuktur
Tujuan struktur adalah untuk menggambarkan hubungan struktur antara kelas dan
objek di dalam problem domain. Hasil dari structure adalah sebuah class diagram
dengan class dan structure. Class diagram menyediakan gambaran ikhtisar problem
domain secara utuh dengan menggambarkan seluruh hubungan struktural antara classes
dan objects dalam model. Di dalam struktur terdapat dua konsep yaitu struktur kelas dan
1. Struktur kelas
- Generalization
p. 72).
63
- Cluster
Custer adalah sebuah koleksi dari kelas-kelas yang berhubungan. Cluster adalah
dari sebuah problem domain dengan membagi problem domain itu ke dalam
subdomain yang lebih kecil. Notasi yang digunakan adalah file folder yang
2. Struktur Objek
Ada dua jenis struktur objek, yaitu struktur agregasi dan struktur asosiasi. Kedua
- Struktur agregasi
Struktur agregasi adalah sebuah hubungan antara dua atau lebih objek. Struktur
ini menyatakan bahwa satu objek merupakan dasar dan menentukan bagian yang
- Struktur asosiasi
Struktur asosiasi adalah Hubungan yang ada dalam dua atau lebih objek, tetapi
hubungan ini bukan merupakan hubungan yang sangat kuat seperti agregasi
karena objek yang satu tetap ada walaupun objek yang lain tidak ada. Asosiasi
2000, p. 77).
2.14.3 Perilaku
Pada aktivitas perilaku, definisi kelas dalam kelas diagram dikembangkan lagi
dengan menambahkan deskripsi pola perilaku (behavioral pattern) dan atribut pada
setiap kelas. Tujuan dari perilaku adalah untuk memodelkan dinamika dari problem
domain. Ada tiga konsep dari dalam perilaku yaitu event trace, behavioral pattern, dan
1. Event trace
Event trace adalah sebuah urutan kejadian yang melibati objek tertentu.
2. Behavioral pattern
Behavioral pattern adalah deskripsi dari semua event trace yang mungkin untuk
3. Atribut
Atribut adalah deskripsi dari properti dari sebuah kelas atau kejadian.
Ketiga konsep ini akan menghasilkan sebuah behavioral pattern dengan atributnya
digunakan. Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk menentukan kebutuhan akan fungsi
dan tampilan sistem. Konsep dari application domain adalah sebuah organisasi yang
mengawasi, menggontrol dan mengevaluasi problem domain. Hasil dari kegiatan ini
berupa daftar yang lengkap tentang kebutuhan sistem secara keseluruhan (Mathiassen,
2000, p. 56).
66
2.15.1 Usage
menghasilkan informasi rinci yang sangat banyak yang bernilai sedikit pada
pengguna dengan sistem. Dalam hal ini digunakan use case. Use case adalah pola
interaksi antara sistem dan aktor pada application domain. Aktor adalah sebuah abstraksi
pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem (Mathiassen, 2000, pp. 119-
120).
- Use case
Use case adalah pola interaksi antara sistem dengan aktor dalam application domain.
67
- Aktor
Aktor adalah abstraksi dari pemakai atau sistem lain yang berinteraksi langsung
2.15.2 Fungsi
Fungsi berfokus pada pertanyaan sistem apa yang dapat membantu aktor-aktornya
ada, maka sebuah pertanyaan muncul mengenai apa yang akan dilakukan sistem. Dalam
aktivitas penggunaan sistem itu, pertanyaan lebih berfokus pada bagaimana sistem akan
digunakan. Akan tetapi untuk menjawab pertanyaan sistem apa yang digunakan sangat
sulit tanpa mengetahui bagaimana sistem digunakan. Oleh karena itu, fungsi dan
Fungsi adalah sebuah fasilitas untuk membuat suatu model berguna bagi aktornya.
Tujuan dari fungsi adalah untuk menentukan kemampuan pemrosesan informasi sistem.
Hasil dari fungsi adalah sebuah daftar lengkap dari fungsi-fungsi dengan spesifikasi
- Update
Fungsi diaktifkan oleh kejadian yang berasal dari problem domain dan
- Signal
Fungsi diaktifkan oleh perubahan di dalam status model dan mengakibatkan suatu
reaksi dalam konteks sistem. Reaksi ini mungkin berupa suatu tampilan untuk aktor
dalam application domain, atau suatu intervensi langsung dalam problem domain.
68
- Read
Fungsi diaktifkan oleh suatu kebutuhan untuk informasi dalam suatu tugas pekerjaan
- Compute
Fungsi diaktifkan oleh suatu kebutuhan untuk informasi dalam suatu tugas pekerjaan
aktor dan dan terdiri dari suatu perhitungan yang melibatkan informasi yang
2.15.3 Tampilan
Tampilan adalah fasilitas yang memungkinkan model fungsi sistem tersedia bagi
aktor. Tampilan digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sebuah sistem. Analisis
dimulai dari use case (bagian dari problem-model), dan kebutuhan fungsional dan
hasilnya ditentukan oleh elemen dari Tampilan, karena Tampilan yang menjembatani
Hasilnya berupa navigation diagram. Navigation diagram terdiri dari gambar tiap
window, dan panah yang menandakan bagaimana tombol-tombol yang digunakan dan
pilihan lainnya akan mengaktifkan fungsi atau membuka window lain. Ada dua tipe dari
1. Tampilan pemakai
2. Tampilan sistem
Ketika menentukan tampilan pemakai, gaya dialog menjadi pilihan penting. Ada
1. Menu selection
Menu selection dinyatakan dalam sebuah daftar dari berbagai kemungkinan pilihan
2. Form fill-in
Form fill-in merupakan pola klasik untuk pencatatan data pada terminal yang
berdasarkan karakter.
3. Command language
Pada command language pemakai dapat dengan mudah memasukkan perintah yang
4. Direct manipulation
Dengan pola ini, pemakai dapat memilih objek dan melakukan fungsi dengan hasil
Perbedaan sistem yang sukses dan perbedaan sistem yang yang tidak sukses adalah
terletak pada perancancangan arsitektur yang kuat. Tujuan dari perancangan arsitektur
adalah untuk menyusun sistem yang terkomputerisasi. Konsep yang dipakai dalam
Kriteria berisi kondisi dan kriteria apa yang digunakan untuk perancangan. Komponen
p. 173).
70
2.16.1 Kriteria
Tujuan dari Kriteria adalah untuk menetapkan prioritas dari rancangan. Ada dua
konsep di dalam criteria yaitu criterion dan condition (Mathiassen, 2000, p. 177).
- Criterion
- Condition
Condition adalah Analisa keterbatasan dan peluang manusia, teknis, dan organisasi
Kriteria Ukuran
Kemampuan beradaptasi sistem terhadap organisasi,
Usable
berkaitan dengan kerja, dan konteks secara teknis.
Tindakan pencegahan terhadap akses yang tidak diotorisasi
Secure
terhadap data dan fasilitas.
Efficient Penghematan atas fasilitas platform teknis.
Correct Pemenuhan kebutuhan
Reliable Pemenuhan atas ketepatan yang diperlukan fungsi eksekusi.
71
Kriteria Ukuran
Maintainable Biaya untuk penempatan dan perbaikan sistem yang rusak.
Biaya untuk memastikan sistem berfungsi sesuai dengan
Testable
yang diharapkan.
Flexible Biaya memodifikasi sistem.
Usaha yang diperlukan untuk memperoleh pemahaman atas
Comprehensible
sistem.
Kemampuan untuk menggunakan bagian sistem ke sistem
Reusable
lain yang terhubung.
Portable Biaya memindahkan sistem ke platform teknis lain.
Interoperable Biaya menggabungkan sistem ke sistem yang lain.
2.16.2 Komponen
yang saling berhubungan dan memiliki tanggung jawab dengan baik. Sebuah arsitektur
komponen yang baik membuat sebuah sistem lebih mudah memahami dan
dari komponen adalah untuk membuat struktur sistem yang dapat dipahami dan
fleksibel. Hasil dari komponen adalah sebuah diagram dengan spesifikasi komponen
Berikut ini adalah pola-pola yang digunakan dalam arsitektur sistem adalah
Pola ini memiliki komponen-komponen yang bertingkat yang disebut sebagai layer.
72
2. Generic Architecture Pattern
platform.
73
3. Client Server Architecture Pattern
Client server architecture pattern dibangun untuk mengatasi sistem yang terdistribusi
dalam beberapa prosesor yang tersebar di beberapa tempat. Komponen architecture ini
terdiri dari sebuah server dan beberapa client. Server memiliki sekumpulan operation yang
dapat digunakan oleh client.
2.16.3 Proses
Tujuan dari proses adalah untuk menentukan struktur fisik dari sebuah sistem.
Beberapa konsep yang ada di dalam proses adalah arsitektur proses, prosesor, komponen
program, dan objek aktif. Arsitektur proses adalah sebuah struktur eksekusi sistem yang
terdiri dari proses yang saling ketergantungan. Prosesor adalah peralatan yang dapat
mengeksekusi program. Komponen program adalah sebuah modul fisik dari kode
program. Objek aktif adalah sebuah objek yang ditugaskan sebuah proses. Hasil dari
sebuah proses adalah sebuah deployment diagram yang menunjukkan prosesor dengan
komponen program dan objek aktif yang telah diberi tugas. (Mathiassen, 2000, p. 209)
Ada tiga pola distribusi pada proses yaitu (Mathiassen, 2000, pp. 215-219) :
Pola ini memungkinkan untuk menyimpan seluruh data pada server pusat dank lien
Pola ini berlawanan dengan centralized pattern. Pada pola ini segala sesuatu
didistribusikan kepada klien dan server hanya menyebar luaskan update model
antara klien.
75
Pola ini berada di antara kedua pola sebelumnya. Ide pola ini adalah klien memiliki
data mereka masing-masing, hanya data pada umumnya saja yang tersedia di server.
76
itu. Konsep dari perancangan komponen adalah komponen dan koneksi. Hasil dari
Menurut Mathiassen (2000, p235) model component adalah bagian dari sistem yang
menunjukkan sebuah model pada problem domain. Selain itu, Mathiassen juga
mengatakan bahwa tujuan dari model component adalah untuk mengirimkan data saat
ini dan masa lalu ke dalam fungsi, tampilan, pemakai dan sistem lainnya. Hasil dari
model component adalah sebuah diagram kelas model component yang telah
(private event) dan kejadian umum (common event), lalu menstruktur ulang kelas-kelas.
Kejadian privat adalah kejadian yang berhubungan dengan satu objek problem domain.
Sedangkan kejadian umum adalah kejadian yang berhubungan dengan beberapa objek.
Keduanya dilihat berdasarkan pola perilaku. Jika kejadian privat terjadi pada urutan dan
pilihan, maka kejadian tersebut direpresentasikan sebagai atribut pada kelas. Sedangkan
jika kejadian privat tersebut terjadi pada perulangan, maka kejadian tersebut
78
dalam diagram statechart dalam cara berbeda, maka direpresentasikan dalam relasi pada
kelas yang menawarkan representasi paling sederhana. Sedangkan bila kejadian umum
berhubungan dalam diagram statechart dalam cara yang sama, harus dipertimbangkan
kebutuhan fungsional. Tujuan dari function component ini menurut Mathiassen adalah
untuk menentukan implementasi dari fungsi dan untuk memberikan akses untuk
tampilan pemakai dan komponen sistem pada model. Fungsi dirancang dan
sebuah properti proses yang dispesifikasikan pada kelas dan diaktifkan melalui objek
kelas. Hasil dari function component adalah sebuah diagram kelas dengan operasi dan
komponen sistem. Ada dua konsep yang digunakan dalam connecting components, yaitu
coupling dan cohesion. Hasil dari konsep ini adalah sebuah diagram kelas yang melibati
Berikut ini adalah dua konsep yang digunakan dalam connecting components
1. Coupling
79
Coupling adalah sebuah pengukuran mengenai seberapa dekat dua kelas atau
komponen itu saling berhubungan. Ada empat tipe dari coupling, yaitu :
- Outside coupling
Outside coupling adalah sebuah kelas atau komponen yang mengacu langsung
- Inside Coupling
Inside coupling adalah sebuah operasi yang mengacu langsung pada properti
Coupling from below adalah sebuah kelas special yang mengacu langsung pada
- Sideaways Coupling
Sideaways Coupling adalah sebuah kelas yang mengacu langsung pada properti
2. Cohesion
Cohesion adalah sebuah pengukuran mengenai seberapa baik setiap kelas atau