Anda di halaman 1dari 7

BIDANG LAB MIKROBIOLOGI BBPOM

Bidang ini mempunyai tugas menguji pangan, kosmetik, obat, obat


tradisional, dan suplemen kesehatan, di bidang mikobiologi yaitu adanya fungi
atau bakteri. Bidang ini juga mendeteksi dna porcine menggunakan PCR. Jumlah
Sampel yang diperiksan dan diuji di balai pengawas obat dan makanan diperoleh
dari beberapa sumber, antara lain : sampel program, PKD, sampel pihak ke3,
sampel kasus dari kepolisian,sampel-sampel hasil operasi pasar dan hasil audit.

3.1 Sterilisasi

Sterilisasi adalah dasar utama setiap pengujian di lab mikrobio, sterilisasi


di bagi menjadi 2 yaitu sterilisasi alat dan sterilisasi ruangan :
a. Sterilisasi Ruangan
- Sapu bersih lantai dan dinding ruang transfer dengan sapu yang telah
disiapkan,
- Pel lantai dengan larutan desinfektan lisol atau larutan desinfektan
lisol atau laruatan desinfektan lainnya yang tersedia,
- Semprot ruangan dengan larutan formalin 20% kemudian tutup rapat
selama 12 jam. Selama 12 jam tersebut dilarang memasuki ruangan
karena berbahaya bagi pernafasan.
b. Sterilisasi Alat
a) Panas Kering
- Red Heat / Pemijaran : untuk alat inokulasi bakteri dan ujung
forcep disterilkan dengan menahannya dalam api bunsen
sampai menjadi merah panas.
- Flaming : untuk pisau bedah, mulut tabung reaksi, labu, slide
kaca dan slip penutup dilewatkan di atas api bunsen, tetapi
tidak memanaskannya hingga merah menyala.
- Oven Hot Air : Untuk alat-alat dari kaca seperti cawan petri,
pipet ukur dan juga peralatan dari logam/stainless steel yang
sebelumnya telah dibungkus dengan kertas koran/merang. Alat
yang akan disterilkan dipanaskan dengan suhu tinggi (160ᵒC)
selama satu jam dalam oven yang dipanaskan dengan energi
listrik.
b) Panas Lembab (Autoklaf)
Untuk mensterilkan media kultur, larutan aqueous, dan juga
dapat digunakan untuk sterilisasi peralatan kaca yang bermulut
tidak lebar (wadah menyimpan media), seperti labu erlenmeyer,
botol uji dan lain-lain. Metode ini menggunakan uap air panas
bertekanan (umumnya 121ᵒC ; tekanan 15 lbs selama 15 menit)
untuk memanaskan material yang akan disterilkan. Metode ini
sangat efektif yang membunuh semua mikroba, spora dan virus,
meskipun untuk mikroorganisme tertentu, diperlukan suhu tinggi
atau waktu inkubasi yang sesuai. Autoklaf membunuh mikroba
dengan hidrolisis dan koagulasi protein seluler, yang efisien
dicapai dengan panas yang intens.
c) Radiasi

Radiasi non ionisasi (Ultraviolet dan Infrared), memiliki


penetrasi terbatas di udara sehingga sterilisasi hanya terjadi di area
yang cukup kecil di sekitar lampu. Namun relatif aman dan cukup
berguna untuk mensterilkan area kecil, seperti di dalam LAF
(Laminar Air Flow) atau BSC (Biological Safety Cabinet).

d) Metode Kimia
Alkohol umumnya digunakan sebagai desinfektan, terutama
jenis etanol. Alkohol bekerja dengan mendenaturasi protein
melalui proses yang membutuhkan air, sehingga mereka harus
diencerkan hingga 60-90% dalam air agar efektif. Untuk meja kerja
baik di dalam atau di luar LAF/BSC biasanya dibersihkan dengan
etanol 70% atau antiseptik lain seperti bleach 7,5%.
3.2 Pengujian Cemaran Jamur dan Bakteri

Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang


berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba.
Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba
yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Syarat media
yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan kehidupannya
harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu :
susunan makanannya (media harus mengandung air untuk menjaga
kelembaban dan untuk pertukaran zat/metabolisme, juga mengandung
sumber karbon, mineral, vitamin dan gas), tekanan osmose yaitu harus
isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali,
temperatur harus sesuai dan steril. Media harus mengandung semua
kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energy (contoh:
gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan yang
khusus, seperti vitamin

3.2.1 Uji Pseudomonas aeruginosa dalam jamu bentuk serbuk


1. Media LDPS ( Larutan Dapar Pepton Salin ) pH 7,2 (WHO)

KOMPOSISI JUMLAH JUMLAH


(untuk IL) (untuk 90ml)
Potassium Dihidrogen Fosfat(KH2PO4 3,56 g 0,32 g
Disodium Hidrogen Fosfat(K2HPO4) 7,23 g 0,65 g
Sodium Chloride (NaCl) 4,3 g 0,38 g
Pepton 1g 0.09 g
Aquades 1000 mL 90 mL
Larutkan semua komponen dalam air, lalu sterilisasi pada suhu 1210C
selama 15 menit.

Dises
Disesuaikan dengan jumlah LDPS yang dibutuhkan yaitu 90 ml
dengan rumus M1/V1=M2/V2 Ditambang satu per satu komponen,
kemudian dilarutkan semua komponen dalam aquades dengan magnetic
stirer, selanjutnya ditutup dengan kapas dan alumunium foil , lalu
disterilisasi dengan autoclave suhu 1210C selama 15 menit.

2. TSB (Tryptic Soy Broth) dibuat sebanyak 90 ml

+ aquades Didihkan di
Ambil 90 Pindahkan Autoklaf
Timbang 500 ml atas hot
ml untuk ke dalam 121ᵒC
15 gram dalam plate
media botol selama 15
serbuk TSB gelas dengan
pengujian wadah uji menit
beker stirer

3. CETA dibuat sebanyak ± 20 ml

Timbang + aquades Autoklaf


Didihkan di Tuangkan
4,53 gram 100 ml + Gliserol 121ᵒC
atas hot ke petri
serbuk dalam gelas 1 ml selama
plate ±20 ml
CETA erlenmeyer 15 menit

Dinyatakan (+)Pseudomonas aeruginosa jika pada cawan petri terdapat


koloni berwarna kejhijauan lalu nanti dilakukan uji konfirmasi dilakukan uji
ulang pada media NA/TSA diinkubasi 36oC pada waktu 24 jam lalu
mennggunakan KIT API 20NE.

3.2.2 Uji Staphylocaccus aureus dalam jamu bentuk serbuk


1. Media LDPS ( Larutan Dapar Pepton Salin ) pH 7,2 (WHO)

KOMPOSISI JUMLAH JUMLAH


(untuk IL) (untuk 90ml)
Potassium Dihidrogen Fosfat(KH2PO4 3,56 g 0,32 g
Disodium Hidrogen Fosfat(K2HPO4) 7,23 g 0,65 g
Sodium Chloride (NaCl) 4,3 g 0,38 g
Pepton 1g 0.09 g
Aquades 1000 mL 90 mL
Larutkan semua komponen dalam air, lalu sterilisasi pada suhu 1210C
selama 15 menit.
Disesuaikan dengan jumlah LDPS yang dibutuhkan yaitu 90 ml dengan
rumus M1/V1=M2/V2 Ditambang satu per satu komponen, kemudian dilarutkan
semua komponen dalam aquades dengan magnetic stirer, selanjutnya ditutup
dengan kapas dan alumunium foil , lalu disterilisasi dengan autoclave suhu 121 0C
selama 15 menit.

2. TSB (Tryptic Soy Broth) dibuat sebanyak 90 ml

+ aquades Didihkan di
Ambil 90 Pindahkan Autoklaf
Timbang 500 ml atas hot
ml untuk ke dalam 121ᵒC
15 gram dalam plate
media botol selama 15
serbuk TSB gelas dengan
pengujian wadah uji menit
beker stirer

3. BPA (Baird Parker Agar) dibuat sebanyak 20 ml

+ aquades
Timbang 950 ml Autoklaf Dinginkan + egg yolk
Didihkan Tuangkan
58 gram dalam 121ᵒC sampai 50 ml,
di atas hot ke petri
serbuk gelas selama 15 suhu 45- homogenk
plate ±20 ml
BPA erlenmeye menit 50ᵒC an
r

Dinyatakan (+) Staphylocaccus aureus jika pada cawan petri


terdapat koloni berwarna hitam mengkilat, dikelilingi daerah keruh
(opaque) dan bening. lalu nanti dilakukan uji konfirmasi dilakukan uji
ulang pada media NA/TSA diinkubasi 36oC pada waktu 24 jam untuk uji
katalase dan pewarnaan gram lalu mennggunakan KIT API STAP

3.2.3 Uji Shigella sp.dalam jamu bentuk serbuk


1. LDF (Larutan Dapar Fosfat) pH 7,2 sebanyak 90 ml
- Timbang 13,61 gram KH2PO4 dan larutkan dalam 500 ml aquades
(KH2PO4 0,2 mol/L)
- Timbang 4 gram NaOH dan larutkan dalam 500 ml aquadest (NaOH
0,2 mol/L)

KH 22PO 44 0,2 mol/L NaOH 0,2 mol/L ad aquades 200


50 ml 34,7 ml ml
2. EEB (Enterobacter Enrichment Broth) sebanyak 90 ml

Siapkan Masukkan Didihkan


aquadest 90 Autoklaf Timbang serbuk ke hingga larut
ml dalam 121ᵒC selama serbuk EEB dalam homogen di
erlenmeyer + 15 menit 4,05 gram aquades atas hot
stirer steril plate

3. XLD (Xylose Lysine Deoxycholate) agar dibuat 20 ml

Siapkan Didihkan
Masukkan
aquadest Autoklaf hingga
Timbang serbuk ke Tuangkan
200 ml 121ᵒC larut
serbuk XLD dalam ke petri ±
dalam selama 15 homogen
11 gram aquades 20 ml
erlenmeyer menit di atas hot
steril
+ stirer plate

4. MCA (MacConkey Agar) sebanyak 20 ml

+ aquadest Autoklaf
Timbang Didihkan Tuangkan
100 ml 121ᵒC
serbuk MCA hingga larut ke petri ±
dalam selama 15
5 gram homogen 20 ml
erlenmeyer menit

Dinyatakan (+)Shigella sp jika pada cawan petri XLD terdapat


koloni berwarna merah kecil-kecil berdiameter 1-2mm. sedangkan pada
cawan petri MCA terdapat koloni berwarna bening, konveks 2-3mm. lalu
nanti dilakukan uji konfirmasi dilakukan uji ulang pada media NA/TSA
diinkubasi 36oC selama 24 jam dan secara konvensional dilihat
mikrokopis, atau dilakukan pada media tabung TSIA dan KIA terdapat
koloni berwarna merah pada permukaan kuning tanpa gas pada butt

3.3 Pengujian DNA porcine menggunakan PCR

konsumen yang beragama Islam yang tidak diperbolehkan untuk


mengkonsumsi babi dan turunannya berdasarkan hukum halal.Salah satu jenis
metode pendeteksian yang umum dilakukan dalam mendeteksi komponen
babi dan turunannya adalah metode berbasis DNA yaitu PCR (Polymerase
Chain Reaction). Metode berbasis amplifikasi DNA memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain. Pengujian
PCR telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, penggunaan cyt b
pada metode PCR memiliki kelemahan yaitu adanya kemungkinan primer cyt
b mengamplifikasi DNA yang memiliki homologi dengan DNA babi, seperti
sapi, dan ayam, sehingga dibutuhkan metode tambahan yang mampu
meningkatkan akurasi dan spesifisitas dalam mendeteksi gelatin babi.

Salah satu metode yang mampu meningkatkan sensitivitas dan


spesifikasi dari hasil PCR adalah metode RFLP (Restriction Fragment Length
Polymorphism). Metode RFLP memanfaatkan enzim restriksi yang akan
membedakan antara DNA babi dengan DNA homolog babi berdasarkan sisi
restriksi dari enzim yang digunakan. Enzim restriksi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah enzim BseD1 yang memiliki sisi rekstriksi antara basa
nukleotida 228 dan 229. Tujuan dari penggunaan enzim restriksi adalah untuk
memotong hasil ampifikasi PCR sehingga sekuen yang dihasilkan lebih
spesifik dan mewakili spesies tertentu

Anda mungkin juga menyukai