Dosen Pengampu :
Ns. Rahmat H. Djalil, S.Kep, M.Kes
Disusun Oleh :
Nama : Febio Anastavia Isini
Nirm : 1801019
Kelas : V B Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
Jumlah penderita Osteomielitis dari hasil survei dinas kesehatan kota Palembang
tahun 2013-2015. Pada tahun 2013 penderita penyakit Osteomielitis beijumlah 475
orang, pada tahun 2014 meningkat menjadi 510 orang dan pada tahun 2015 menurun
dengan jumlah 379 orang (Dinas Kesehatan Kota Paleinbang 2015).
Jumlah penderita Osteomielitis tahun 2013 — 2015 di RSI Siti Khadijah
Palembang. Pada tahun 2013 penderita penyakit Osteomielitis bejumlah 20 orang,
pada tahun 2014 meningkat menjadi 10 orang, dan di tahun 2015 menurun dengan
jumlah 15 orang penderita Osteomielitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Bakteri
Menurut joyce dan Hawks (2005) dalam buku Nurarif Amin Huda,
dkk penyebab osteomielitis adalah Staphylococcus aureus (70%80%),
selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas,
Klebsiella, Salmonella,dan Proteus.
Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
c. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitanya atau kontaminasi
langsung
Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekan
Lab: anemia,leukositosis.
Osteomielitis
kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode
berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan, dan pengeluaran pus, lab: LED
meningkat (Amin H.N,dkk,2015:27).
2.5 Pemeriksaan penunjang
l. Osteomielitis akut
2.Osteomielitis kronik
2.6 Komplikasi
Abses jaringan lunak
Fistula
Penyatuan epifisis
Deformitas
BAB III
A. Pengkajian
1. Anamnesa :
Identitas nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa
medis. Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah
nyeri hebat. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri
klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST:
Provoking insident hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses
supurasi pada bagian tulang. Trauma hematoma akibat trauma pada daerah
metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi te;jadinya osteomielitis
hematogen akut.
Quafitiy of Pain rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien
bersifat menusuk.
Region , radiation, relief nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau
Severfty (Secale) of pain nyeri yang dirasakan klien secara subjektif antara
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa :
Identitas nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa
medis. Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah
nyeri hebat. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri
klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST:
Provoking insident hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses
supurasi pada bagian tulang. Trauma hematoma akibat trauma pada daerah
metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi te;jadinya osteomielitis
hematogen akut.
Quafitiy of Pain rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien
bersifat menusuk.
Severfty (Secale) of pain nyeri yang dirasakan klien secara subjektif antara
- Tingkatkesadaran(apatis,sopor,koma,gelisah,komposmentisyang
- Kepala
Tidak ada gangguan (normosefalik, simetris, tidak ada penonjolan,
- Leher
Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada penonjolan, refleks menelan ada)
- Wajah
Tes bisik atan Weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau
nyeri tekan.
- Hidung
- Status mental
Observasi penampilan dan tingkah laku klien Biasanya status mental
2015:29).
Diagsosa keperawatan osteomielitis post operasi yaitu:
3.3 Intervensi
Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase perorganisasian dari dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam
usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan pasien (setiadi, 2012 :45).
Intervensi keperawatan pre operasi:
- Klien tidakgelisah
Intcrvensi:
- Observasi tanda-tandavital
- Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yang
mengalami infeksi
Intervensi:
mencegah konstipasi
kemampuan berpindah
Intervensi:
- Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat
latihan
- Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
- Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
- Berikan alat bantu jika klien memerlukan
- Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat bejalan dan cegah terhadap
cedera
Kriteria Hasil:
- Pemimbuhan jaringan meningkat
- Keadaan luka membaik
- Pengeluaran pus pada luka tidak ada lagi
- Luka menutup
Intervensi:
- Kaji kerusakan jaringan lunak
stimulus nyeri, bila perban melekat kuat perban diguyur dengan NaCl
- Lakukan pembilasan luka dari arah dalam keluar dengan cairan NaCl
- Lakukan nekrotomi pada jaringan yang sudah mati
- Tutup luka dengan kasa steril atau kompres dengan NaCI yang dicampur
dengan antibiotik
- Rawat luka setiap hari atausetiap kali bila pembalut basah atau kotor
- Gunakan perban elastis dan gips pada luka yang disertai dengan kerusakan
tulang atau pembengkakan sendi
Kriteria Hasil:
- Pengendalian resiko:hipertermia
- Pengendalian resiko:hypotermia
Intervensi:
yang diperlukan
kriteria hasil:
lntervensi:
- Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
Kriteria Hasil:
- Klien bebas dari tanda dan geiala infeksi
Intervensi:
KriteriaHasil:
- Klien tidakgelisah
Intervensi:
- Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yang
mengalami infeksi
mendengarkan musik
- Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cedera
- Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai
- Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
Kebutuhan
Kriteria Hasil:
- Tidak demam.
Intervensi:
- Inspeksikulitdanmembranmukosaterhadapkemerahan,panas,drainase
tujuan yang telah anda tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi
tindakan serta menilai data yang baru (Budiono, dkk, 2015: 191).
Janet W.K (2009:345) dalam buku Christensen P.J, dkk menyatakan bahwa
evaluasi keperawatan adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam
kesehatan klien dengan Criteria hasil yang dinginkan, serta menilai derajat
kemajuan klien dalam mencapai kriteria hasil yang sudah dirancang. Tujuan
membantu
Pasien mencapai kriteria hasil. Evaluasi juga digunakan untuk menentukan kualitas
asuhan keseluruhan yang sudah diberikan kepada suatu kelompok klien, melalui
PATHWAY
Faktor Predisposisi:
Usia, verulensi kuman, riwayat trauma,nutrisi dan lokasi infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Tn “M”
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Padang Bandu, Muaradua OKU selatan
Suku/bangsa : Sumatra/ Indonesia
Tanggal MRS : 17 Mei 2016
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2016
Tanggal Keluar : 26 Mei 2016
Diagnosa Medis : Osteomielitis femur
No. Med. Reg :200219
2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri bersifat menusuk pada
muntah tidak nafsu makan dan mengalami kelemahan bagian paha sebelah
Saat dikaji klien mengeluh nyeri pada paha bagian kanan bekas operasi
Osteomielitis 1 tahun yang lalu, disertai mual, muntah tidak nafsu makan,
Klien pemah dirawat 1 tahun yang lalu di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
2. RiwayatSosial
a. Bicara
Klien sangat respon dengan lawan bicara dan lingkungan sekitar, klien
b. Kehidupan Keluarga
c. Pertahanan Koping
d. Riwayat Spiritual
Klien percaya dan yakin pada Allah SWT. Klien selalu berdoa untuk
e. Genogram
: Klien
: Laki-Laki
: Perempuan
: Perempuan Meninggal
1 Pola Nutrisi
a. Makan :
- Jenis Nasi dan Lauk Pauk nasi, dan lauk pauk Nasi dan lauk pauk
- Masalah 3 x sehari
3 x sehari
Kuning Kuning
b. BAK 5 x sehari 1200 cc/ hari 1200 cc/ hari
- Frekuensi Kuning Tidak ada masalah Tidak ada masalah
- Warna 1250 cc/ hari
- Jumlah Tidak ada
- Masalah
3 Pola istirahat
- Tidur malam 8 jam 7 jam 7 jam
- Tidur Siang - 2 jam 2 jam
- Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4 Personal hygine
- Mandi 2 x sehari
DataPenunjang
Klinis :Osteomylitis
- Cordbn
- Tulang-tulangbaik
- Tampak bayangan osteolitik dengan scleritik pada 1/3 distal Femmur dextra
- Reaksi pariosteal minimal
seiuester
Hasil Pemeriksaan
N Antibiotika Konsentrasi 1 2 3
o Obat
1 AMIKACIN 30 mcg S
2 AMPICILIN 30ug R
3 CEFATOXIME 30mcg S
4 CO-TRIMOXAZOL 25mcg R
s CEFTIAXONE 3-ug S
6 GENTAMICIN 10ug S
7 KANAMYCIN 10ug S
8 CIPROFTOXACIN 5mcg S
9 TETRACYLfNE 30ug R
10 MEROPENEM 10 ug S
11 CHLORAMPHENICO 30 ug R
L
12 PENICILIN 10 ug R
13 ERYTHROMYCIN 10 ug I
14 CEFEPIME 30 ug S
Kimia Kiinik
Glukosa Darah 73 mg/dL 70 - 105
Sewaktu
Faal Ginjal
Ureum L 30 mg/dL 15 - 39
Xźeatinin L 1.1 mg/dL 0.9 — 1.3
Natrium L 140.5 136.0 —
mmol/L 145.0
Kalium L 3.52 mmol/L 3.50 — 5.10
Therapy
gangguan fungsi,
pembentukan pus dan
kerusakan integritas
jarıngan
Peningkatan jaringan
tulang medula
Pembentukan abses
tulang
Nyeri
2 DS: Osteomielitis Gangguan
- Klien mengatakan tidak pemenuhan
nafsumakan Fagositosis nutrisi kurang
- Klien mengeluh mualsaat dari kebutuhan
Proses inflamasi : tubuh
DO:
hiperemia,
- KU lemah
pembengkakan,
- Wama bibir pucat
gangguan fungsi
- Mukosa bibir kering
- Klien hanya
Kemampuan tonus
menghabiskan 3 sendok otot
makan porsi diet menurun
yangdiberiksn
Nafsu makan
menurun
Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
3 DS: Proses inflamasi : Kerusakan
dari kebutuhan
- Klien mengatakan luka hiperemia, integritas kulit
terasa agak panas, dan pembengkakan,
jaringan kulit berwana gangguan fungsi,
kemerahan pembentukan pus
DO: dan kerusakan
- Terdapat pus pada integritas jaringan
area
Kelemahan fisik
Kerusakan
integritas kulit
4 DS: Proses inflamasi : Defisiensi
- Klien mengatakan hiperemia, pengetahuan dan
kurang
mengetahui pembengkakan, inforinasi
pemwatan
luka yang dideritanya gangguan fungsi,
pembentukan pus
dan
DO: kerusakan integritas
- Klien tampak bertanya - jaringan
tanya
- Klien tampak bingung Pembentukan pus,
nekrosis
Komplikasi infeksi
Kurang terpajan
pengetahuan dan
informasi
Defisiensi
pengetahuan
dan informasi
Post Operasi
N Da Etiologi Masalah
o ta
l DS: Osteomielitis Nyeri
akut
- Klien mengatakan nyeri
dibagian luka operasi
Tindakan
Osteomielitis pembedahan
DO:
- KU lemah Luka operasi
- Ekspresi wajah meringis
- Terdapat luka operasi Diskontinuitas
- Skala nyeri 5 jaringan
- Tanda-tanda
Merangsang serabut
Vital: TD :
100/70mmHg saraf sensorik
Pols : 80x/m
RR: 22 x/m Rangsangan
Suhu : dihantarkan ke
talamus
36,5'C
Implus disebarkan
ke
korteks sensorik
didalam talamus
Nyeri
2 DS: Tindakan Hanbatan
operasi Imobilitas fisik
- Klien mengatakan
kakinya tidak bisa
digerakan setelah Luka operasi
tindakan operasi
DO: Keterbatasan
untuk bergerak
- KU lemah
- Aktivitas dibantu
oleh
keluarga
- Terdapat luka operasi Hambatan
- Kekuatan otot:
imobilitas
fisik
Prioritas masalah
Pre Operasi
1. Nyeri kronis
Post Operasi
1. Nyeri akut
Pre Operasi
Post Operasi
- memberi
- instruksikan gambaran tentang
kapan harus ke pilihan terapi
pelayanan yang bisa
kesehatan digunakan
- supaya pasien
dapat
menggunakan
- tanyakan kembali fasilitas
pengetahuan klien pelayanan
tentang prosedur kesehatan dengan
perawatan luka dan benar
pengobatan - untuk meriview
tentang proses
perawatan luka
dan pengobatan
Post operasi
Nama : Tn”M” No. Med. Reg : 200219
Umur : 51 tahun Ruangan : Marwah
No Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri Tujuan : - kaji tingkat nyeri - untuk
berhubungan - nyeri hilang atu yang dirasakan mengetahui
dengan tindakan berkurang klien tingkat nyeri
pembedahan - observasi tanda- yang dirasakan
Kriteria hasil : tanda vital pasien
DS:
(dalam waktu - atur posisi - untuk
-klien 3x24 jam) imobilitas pada mengetahui
mengatakan daerah nyeri sendi keadaan umum
nyeri di bagian -klien atau nyeri ditulang pasien
luka post operasi mengatakan nyeri yang dialami - imobilitasi yang
osteomielitis di bagian luka infeksi adekuat dapat
operasi hilang - bantu klien dalam mengurangi nyeri
Do: mengidentifikasi pada daerah nyeri
-Ku membaik factor pencetus sendi atau di
- Ku lemah
- jelaskan dan tulang yang
- ekspresi wajah -ekspresi wajah bantu pasien terkait mengalami
meringis tenang dengan tindakan infeksi
preda nyeri - pendekatan
- terdapat luka - luka operasi nonfarmakologi dengan
operasi hilang dan noninvasif menggunakan
-skala nyeri 1 - ajarkan relaksasi, relaksasi dan
- skala nyeri 5
teknik mengurangi tindakan
- tanda-tanda -TTV normal ketengangan otot nonfarmokologi
vital : TD : 120/80 rangka yang dapat lain
mmHg mengurangi menunjukkan
TD : 100/70 -RR : 24 x/menit intersitas nyeri dan kefektifan dalam
mmHg - pols : 80 meningkatkan mengurangi nyeri
x/menit relaksasi masase - teknik ini
RR : 22 x/menit
-Suhu : 360c - ajarkan metode melancarkan
Pols : 80 x/menit distraksi selama peredaran darah
nyeri dengan sehingga
Suhu : 36,50c mengalihkan kebutuhan O2
perhatian pada saat pada jaringan
nyeri timbul seperti terpenuhi dan
mengobrol, nyeri berkurang
menonton tv, - mengalihkan
membaca dan perhatian pasien
mendengarkan terhadap nyeri ke
music hal-hal yang
- tingkatkan menyenangkan
pengetahuan Pengetahuan
tentang penyebab tersebut
nyeri dan membantu
hubungan dengan mengurangi nyeri
berapa lama nyeri dan dapat
akan berlangsung membantu
- libatkan keluarga meningkatkan
dalam memenuhi kepatuhan klien
kebutuhan pasien terhadap rencana
- kolaborai dngan terapeutik
tim medis dalam - mempermudah
pemberian obat dalam memenuhi
kebutuhan klien
- analgetik
memblok lintasan
nyeri sehingga
nyeri akan
berkurang
2 - kaji kemampuan
Hambatan Tujuan : pasien dalam - untuk
mobilitas fisik Aktifitas kembali mobilisasi mengetahui
berhubungan maksimal - monitoring vital tingkat mobilisasi
dengan sign pasien
keterbatasan Kriteria hasil : sebelum/sesudah - untuk
untuk bergerak (dalam waktu 3 x latihan dan lihat mengetahui
Ds : 24 jam) respon pasien saat keadaan umum
- kaki klien bisa latihan pasien
- klien digerakkan - ajarkan pasien - untuk
mengatakan - KU membaik bagaimna merubah membantu pasien
kakinya tidak - klien dapat posisi dan berikan memberikan
bisa digerakkan melakukan bantuan jika posisi nyaman
setelah tindakan aktifitas secara diperlukan - untuk
operasi mandiri - ajarkan pasien membantu pasien
osteomielitis - luka operasi atau tenaga dalam proses
hilang kesehatan lain penyembuhan
Do : - kekuatan otot : teknik ambulasi - untuk
- KU lemah - berikan alat bantu membantu pasien
5 5 jika klien dalam melakukan
- aktifitas memerlukan aktifitas
dibantu oleh 5 5 - bantu klien untuk - untuk mencegah
keluarga menggunakan cedera dan
tongkat saat memperparah
- terdapat luka berjalan dan cegah penyakit
operasi terhadap cedera - agar pasien
- kekuatan otot - melatih pasien dapat memenuhi
dalam pemenuhan kebutuhan ADL,
4 5 kebutuhan ADL secara mandiri
secara mandiri tanpa bantuan
5 5 sesuai kemampuan keluarga
- kondultasikan - agar pasien
dengan terapi fisik mendapatkan
tentang rencana pengobatan yang
ambulasi sesuai optimal
dengan kebutuhan
DX 1 :
S : klien mengatakan masih nyeri pada bagian bekas operasi osteomielitis setahun yg
lalu
O : - keluhan utama lemah
- eksperesi wajah meringis
- inspeksi :
Kemerahan disekitar luka, adanya pus dan bengkak
-palpasi :
Terdapat nyeri tekan skala nyeri 3
- tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg
Pols : 85x/m
RR : 24x/m
Suhu : 36 C
A ; masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
-kaji tingkat nyeri yg dirasakan klien
-observasi tanda-tanda vital
-atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yg mengalami
infeksi
-bantu klien dlm mengidentifikasi factor pencetus
-jelaskan dan bantu pasien terkait dgn tindakan pereda nyeri nonfarmakoligi dan noninvasif
DX II :
S : - klien mengatakan masih tdk nafsu makan
- klien masih mengeluh mual saat makan
O: -KU lemah
- warna bibir pucat
- mukosa bibir kering
- klien hanya menghabiskan 3 sendok makan daet yg diberikan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji intek nutrisi pasien
-kaji adanya adanya alergi makanan
-jelaskan pentingnya mengonsumsi jumlah nutrisi yg cukup
-anjurkan klien makan-makanan dalam porsi kecil tadi sering
-anjurkan klien makan makanan yg mengandung tinggi serat untuk mencengah
konstipasi
- pelihara kebersihan mulut dgn baik (sikat gigi dan kumur-kumur) sesudah
mengunyah makanan
- kolaborasi dgn ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yg dibutuhkan
pasien
DX 3 :
S: klien mengatakan luka terasa agak panas dan jaringan kulit pada area luka berwarna pucat
O : terdapat pus pada area luka
-jaringan kulit pada area luka terlihat rusak
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji kerusakan jaringan lunak
- lakukan perawatan luka dengan teknik steril
- kaji keadaan luka dengan membuka balutan dengan mengurangi stimulus nyeri,
bila perban melekat kuat perban diguyur dengan cairan naCl
-lakukan nekrotomi pada jaringan yg sudah mati
-tutup luka dgn kasa steril atau kompres dgn nacl yg dicampur antibiotic
- rawat luka setiap hari atau setiap kali bila pembalut basah atau kotor
-hindari pemakaian peralatan perawatan luka yg sudah kontak dengan oesteomilitis
jgn digunakan lagi untuk melakukan perawatan luka pada pasien lain
- gunakan perban elastis dan gips pada luka yg disertai dgn kerusakan tulang atau
pembengkakan sendi
-evaluasi perban elastic terhadap edema
DX 4:
S : -klien mengatakan masih kurang mengetahui prosedur perawatan luka
O: - klien tampak bertanya-tanya
-klien tampak binggung
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
- kaji pengetahuan klien tentang perawatan luka
- jelaskan tentang proses perawatan luka
-jelaskan tentang program pengobatan dan altenatif pengobatan
-diskusikan gaya hidup yg mungkin digunakan untuk mencengah komplikasi
-intruksikan harus kapan ke pelayanan kesehatan
-tanyakan kembali pengetahuan klien tentang prosedur perawatan luka danpengobatan
Post Operasi
DX 1 :
S ; klien mengatakan nyeri dibagian luka operasi osteomilitis
O : - KU lemah
- ekspresi meringis
-terdapat luka operasi
-skala nyeri 5
-TTD:
Td ; 120/80 mmHg
Pols : 80 x/m
Rr : 22 x/m
Suhu : 36 C
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- kaji tingkat nyeri yg dirasakan klien
- observasi TTV
- atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yg mengalami
infeksi
-bantu klien dlm mengidentifikasi factor pencetus
- jelaskan dan bantu pasien terkait tindakan pereda nyeri non farmakologi dan
noninfasif
- ajarkan relaksasi, teknink megurangi ketegangan otot rangka yang dapat
mengurangi intensitas nyeri dan meningkatkan relaksasi mesase
- ajarkan metode distraksi selama nyeri dengan mengalihkan perhatian pada saat
nyeri timbul seperti mengobrol, menonton tv, membaca dan mendengarkan music
- tingkatkan pengetahuan penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri
akan berlangsung
- libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien
- kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
DX II
S : - Klien mengatakan kakinya masih tidak bisa digerakan setelah tindakan operasi
O : - Ku lemah
- aktvitas dibantu
- kekuatan otot
4 5
2 5
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- monitoring vital sign sebelum/sesudah ,latihan dan lihat respon pasien saat latihan
- ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
- ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
- berikan alat bantu jika klien memerlukan
- bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
- latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kemampuan
- konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
Kebutuhan.
BAB V
PEMBAHASAN
Diagnosa yang muncul pada pasien tn. N yang berusia 51 tahun yaitu hanya enam diagnose ( pre
operasi 4 dan post operasi 2 diagnosa) dari sepuluh diagnose ( pre operasi 7 dan post operasi 3
diagnosa) yang terdapat pada asuhan keperawatan teori, hal ini dapat dibuktikan dengan analisa
data berikut ini:
Data Etiologi Masalah
N
O
1 DS: Faktor predisposisi : Nyeri kronis
- Klien mengatakan nyeri pada usia, virulensi
bagian patta bekas operasi kuman, riwayat
Osteomielitis setahun trauma, nutrisi dan
yang lalu lokasi infeksi
DO:
- Kulemah Invasi
- Ekpresi wajahmeringis mikroorganisme dari
- lnspeksi: tempat lain yang
beredar melalui
sirkulasi darah
Kemerahan disekitar
luka, Masuk ke juksta
adanya pus, bengkak epifısis
- Palpasi: tulang panjang
Terdapat nyeri tekan
Skala nyeri 3 Invasi kaman ke tulang
- Tanda-tanda dan sendi
Vital
TD:100/80mmH Osteomielitis
g Pols:85xlmnt
RR : 24 xlmnt Fagositosis
Suhu : 36°C
Proses inflamasi :
hiperemia,
pembengkakan
gangguan fungsi,
pembentukan pus dan
kerusakan integritas
jarıngan
Peningkatan jaringan
tulang medula
Pembentukan abses
tulang
Nyeri
Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
3 DS: Proses inflamasi : Kerusakan
- Klien mengatakan luka hiperemia, integritas kulit
terasa agak panas, dan pembengkakan,
jaringan kulit berwana gangguan fungsi,
kemerahan pembentukan pus
DO: dan kerusakan
- Terdapat pus pada integritas jaringan
area
Kelemahan fisik
Kerusakan
integritas kulit
4 DS: Proses inflamasi : Defisiensi
- Klien mengatakan hiperemia, pengetahuan dan
kurang
mengetahui pembengkakan, inforinasi
pemwatan
luka yang dideritanya gangguan fungsi,
pembentukan pus
dan
DO: kerusakan integritas
- Klien tampak bertanya - jaringan
tanya
- Klien tampak bingung Pembentukan pus,
nekrosis
Komplikasi infeksi
Kurang terpajan
pengetahuan dan
informasi
Defisiensi
pengetahuan
dan informasi
Post Operasi
N Da Etiologi Masalah
o ta
l DS: Osteomielitis Nyeri
akut
- Klien mengatakan nyeri
dibagian luka operasi
Tindakan
Osteomielitis pembedahan
DO:
- KU lemah Luka operasi
- Ekspresi wajah meringis
- Terdapat luka operasi Diskontinuitas
- Skala nyeri 5 jaringan
- Tanda-tanda
Merangsang serabut
Vital: TD :
100/70mmHg saraf sensorik
Pols : 80x/m
RR: 22 x/m Rangsangan
Suhu : dihantarkan ke
talamus
36,5'C
Implus disebarkan
ke
korteks sensorik
didalam talamus
Nyeri
tindakan operasi
DO: Keterbatasan
untuk bergerak
- KU lemah
- Aktivitas dibantu
oleh
keluarga
- Terdapat luka operasi Hambatan
- Kekuatan otot:
imobilitas
fisik
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Osteomielitis dapat terjadi akibat perluasan infeksi pada
jaringan lunak, kontaminasi langsung pada tulang. osteomielitis sering timbul dari patah tulang
terbuka, infeksi pada kaki penderita diabetes, atau terapi bedah pada lika tertutup.
Penyebab Osteomielitis berariasi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau berbagi organisme
lain. Osteomielitis terjadi lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan, dan sering mengenai
tulang panjang ekstermitas bawah meskipun semua tulang bisa terkena.
6.2 Saran
Untuk melakukan pengkajian pada klien sebaiknya dapat menguasai materi terlebih dahulu agar
data yang didapatkan benar dan akurat, sehingga hasil dari asuhan keperawatan dapat lebih
optimal.
Perawat dituntut mmberikan asuhan keperawatan komprehensif terhadap klien dari pengkajian
sampai evaluasi, dan memberikan dukungan pada klien agar membantu proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono dan sumirah, B.P.2015.Keperawatan datar keperawatan. Cetakan I. Jakarta : bumi
medika.Hal.140
Brunner & Suddarth.2013.Keperawatan Medikal Bedah.Cetakan I. Jakarta : EGC. Hal.390
Digiulo, M, dkk.2009. Medikal Surgical Nursing (edisi 1).Terjemahkan oleh:Dwi,
P.Yogyakarta:Rapha Publishing.Hal.279.
Nurafit, A.H, dkk.2015.