Anda di halaman 1dari 72

OSTEOMIELITIS

Dosen Pengampu :
Ns. Rahmat H. Djalil, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :
Nama : Febio Anastavia Isini
Nirm : 1801019
Kelas : V B Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan hidayah-Nya
saya boleh menyelesaikan tugas makalah tentang “OSTEOMIELITIS”. Adapun
dalam penyusunan makalah ini terdapat berbagai kesalahan baik daam penulisan
atau penempatan kata serta dalam mendefinisikan isi makalah. Oleh karenan itu
kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan

Manado 23 November 2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................1
1.3 Tujuan …….........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ......................................................................................................3
2.2 Etiologi ...........................................................................................................3
2.3 Patofisiologi ......................................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinik ..........................................................................................4
2.5 Penatalaksanaan ..............................................................................................5
26 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................7
2.7 Komplikasi ......................................................................................................8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
3.1 Pengkajian ...................................................................................................9
3.2 Diagnosa Keperawatan ...............................................................................10
3.3 Intervensi ..................................................................................................11
3.4 Implementasi .............................................................................................15
3.5 Evaluasi ....................................................................................................15
3.6 Pathway ..................................................................................................16
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Kasus ...........................................................................................................18
4.2 Pengkajian ...................................................................................................18
4.3 Analisa Data ................................................................................................22
4.4 Diagnosa Keperawatan ...............................................................................23
4.5 Intervensi.....................................................................................................23
4.6 Implementasi dan Evaluasi .......................................................................25
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………
6.2 saran …………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteomielitis adalah infeksi tulang. Osteomielitis dapat tejadi akibat perluasan
infeksi pada jaringan lunak, kontaminasi langsung pada tulang (misal pembedahan
tulang, lukatembakan senjata), atau hematogenus (ditularkan melalui darah), yang
menyebar dari area infeksi yang lain. Siaphylococcus aureus menyebabkan lebih
dari 50% infeksi tulang. Organisme patogenik lain yang sering kali ditemukan
adalah organisme gram positif yang mencakup Streptokokus dan Enterokokus,
dilanjutkan dengan bakteri Gram negatif yang mencakup spesies pseudomonas
(Brunner & Suddarth, 2013:390).
Osteomielitis paling sering timbul dari patah tulang terbuka, infeksi pada kaki
penderita Diabetes, atau temrapi begåh pada luka tertutup. Penyebab Osteomielitis
bervariasi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur atau berbagai organisme lain.
Osteomielitis akut di Amerika Serikat mempengaruhi 0,1-1,8% dari populasi
orang dewasa sehat, sedangkan di negara-negara berkembang Osteomielitis masih
menjadi masalah dibidang ortopedi. Kira-kira 50% kasus terjadi pada lima tahuri
pertama kehidupan. Tejadi lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan,dan
sering mengenai tulang panjang ekstremitas bawah meskipun semua tulang bisa
terkena. Menurut WHO kejadian Osteomielitis di negara berkembang yang tertinggi
pada tahun 2001 adalah negara India dengan jumlah sekitar 1858 kasus.
Di Indonesia Osteomielitis masih menjadi masalah karena tingkat higienitas masih
rendah, diagnosa yang terlambat, pengobatan Osteomielitis memerlukan waktu yang
lama dan biaya yang tinggi, serta banyak pasien dengan fraktur terbuka yang datang
terlambat dan menjadi Osteomielitis. Tulang yang paling sering mengalami
osteomielitis adalah tibia (50%), disusul oleh femur (30%), fibula (12%), humerus
(3%), ulna (35%).1Di Indonesia kejadian penyakit Osteomielitis masih cukup tinggi.
Osteomielitis diperkirakan menimpa lebih kurang 120.000 penduduk pada tahun
2013. Jumlah penderita Osteomielitis dari tahun ketahun diIndonesia mengalami
peningkatan dan penurunan.

Jumlah penderita Osteomielitis dari hasil survei dinas kesehatan kota Palembang
tahun 2013-2015. Pada tahun 2013 penderita penyakit Osteomielitis beijumlah 475
orang, pada tahun 2014 meningkat menjadi 510 orang dan pada tahun 2015 menurun
dengan jumlah 379 orang (Dinas Kesehatan Kota Paleinbang 2015).
Jumlah penderita Osteomielitis tahun 2013 — 2015 di RSI Siti Khadijah
Palembang. Pada tahun 2013 penderita penyakit Osteomielitis bejumlah 20 orang,
pada tahun 2014 meningkat menjadi 10 orang, dan di tahun 2015 menurun dengan
jumlah 15 orang penderita Osteomielitis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari osteomielitis?
2. Bagaimana Etiologi osteomielitis?
3. Bagaimana Patofisiologi osteomielitis?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari osteomielitis?
5. Pemeriksaan penunjang apa yang dilakukan pada osteomielitis?
6. Bagaimana penatalaksanaan osteomielitis
7. Bagaimana komplikasi osteomielitis
8. Bagaimana pencegahan osteomielitis

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian osteomielitis
2. Untuk mengetahui etiologi osteomielitis
3. Untuk mengetahui patofisiologi osteomielitis
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis osteomielitis
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada osteomielitis
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan osteomielitis
7. Untuk mengetahui komplikasi osteomielitis
8. Untuk mengetahui pencegahan osteomielitis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Chairuddin(2013:27) dalam buku Nurarif A.H, dkk menatakan bahwa


Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medulla tulang, baik karena infeksi
piogenik atau non piogenik misalnya Micobacteriumnıberlaılosa.
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang, dengan sebagian besar kasus
disebabkan oleh staphylococcus aureus, penyebab lainnya antara lain infeksi
tuberkulosis dan Salmonella pada penyakit sel sabit (Pradip R.P, 2007: 472).
Penulis mcnyimpulkan Osteomielitis adalah inflamasi pada tulang yang
disebabkan infeksi piogenik atau non piogenik seperti Mîcobacterium tuberkulosa
atau Stophylococcus aureus.

2.2 Etiologi

Osteomielitis disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh


penyebaran hematogen (melalui darah) biasanya teıjadi ditempat dimana terdapat
trauma atau terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis (tak
jelas).Selain itu dapat juga berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan
lunak, atau kontaminasi langsung tulang. Infeksi ini dapat timbul akut dan kronik.
Smeltzer, dkk (2015:27) dalam buku Nurarif A.H, dkk menyatakan bahwa
Adapun faktor penyebab Osteomielitis adalah:

 Bakteri

 Menurut joyce dan Hawks (2005) dalam buku Nurarif Amin Huda,
dkk penyebab osteomielitis adalah Staphylococcus aureus (70%80%),
selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas,
Klebsiella, Salmonella,dan Proteus.

 Virus, jamur dan mikroorganisme lain.

Osteomielitis akut dan kronik:

 Bentukakut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik


maupun

manifestasi lokal yang bejalan dengan cepat.

 Osteomielitis kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak


ditangani dengan baik, dan akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
2.3 Patofisiologi

Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.


Organisms patogenik lainnya yang sering dijumpai pada osteomielitis meliputi
Proteus, Pseudomonas, dan escherichia coli.
Awitan osteomielitis seteleh pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan
pertama akut fulminan (stadium 1) dan sering berhubungan dengan penumpukan
hematoma atau infeksi superfisial. lnfeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara
4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3)
biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah
pembedahan (M. Clevo R, dkk, 2012:196). Mikroorganisme memasuki tulang
melalui jalur hematogen, penularan Langsung dari tempat infeksi, atau melalui
luka tusuk, trauma iskemia, dan benda asing memperbesar kerentanan tulang
terhadap masuknya mikroba. Fagosit berusaha mengatasi infeksi dan dalam
prosesnya akan melepaskan enzim yang melisiskan tulang. Nanah menyebar
kedalam saluran pembuluh darah, meningkatkan tekanan dalam tulang dan
mengganggu aliran darah. Jika nanah menembus konteks, subperiosteum, atau
jaringan lunak akan membentuk abses dan periosteum yang terangkat
mengendapkan tulang baru (involukrum) di sekitar sekuestrum. Bakteri
melepaskan diri dari pertahanan tubuh melalui perlekatan erat dengan tulang yang
rusak dan dengan melapisi diri serta permukaan yang mendasari dengan bio film
protektif.

2.3 Manifestasi klinis


1. Osteomielitis akut
a. Infeksi dibawa oleh darah

 Biasanya awitannya mendadak

 Sering tejadi dengan manifestasi klinis septikimia (misalnya:


menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise, pembesaran
kelenjar limfe regional).
b. Infeksi menyebar dari rongga sum-sum ke korteks tulang

 Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
c. Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitanya atau kontaminasi
langsung
 Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekan

 Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau adaluka

 Lab: anemia,leukositosis.

 Osteomielitis
kronik

Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode
berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan, dan pengeluaran pus, lab: LED
meningkat (Amin H.N,dkk,2015:27).
2.5 Pemeriksaan penunjang

l. Osteomielitis akut

 Pemeriksaan sinar-X awalnya menunjukan pembengkakan jaringan


lunak, dan setelah dua minggu tedapat daerah dekalsifikasi ireguter,
nekrosis tulang, pengangkatan periosteum, danpembentukan tulang
bahu.

 Pemeriksaan darah: leukosit meningkat dan peningkatan laju endap


darah.
 Kultur darah dan kultur abses untuk menentukan jenis antibiotika yang
sesuai

2.Osteomielitis kronik

 Pemeriksaan sinar-X, besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum,

sequestia, atau pembentukan tulang padat.

 Anemia biasanya dikaitkan dengan infeksi kronik.

 Pemeriksaan laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih (biasanya


normal) (AminH.N,dkk,2015:28).

2.6 Komplikasi
 Abses jaringan lunak

 Fistula

 Penyatuan epifisis
 Deformitas

 Artritis piogenik yang menyebabkan ankilosis tulang misalnya penyatuan


panggul (pradip R.P,2007:219)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian

1. Anamnesa :

 Identitas nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa
medis. Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah
nyeri hebat. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri
klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST:

 Provoking insident hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses
supurasi pada bagian tulang. Trauma hematoma akibat trauma pada daerah
metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi te;jadinya osteomielitis
hematogen akut.
 Quafitiy of Pain rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien

bersifat menusuk.
 Region , radiation, relief nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau

istitahat, nyeri tidak menjalar atau menyebar.

 Severfty (Secale) of pain nyeri yang dirasakan klien secara subjektif antara

2-3 pada rentang skala pengukuran 04.

 Time berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk

Pada malam hari atau siang hari.

 Riwayat penyakit sekaraug

Kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka (kerusakan pembuluh darah,


edema, hematoma, dan hubungan fraktur dengan dunia luar sehingga
pada fraktur terbuka umumnya teyadi infeksi), riwayat operasi tulang

dengan pemasangan fiksasi intemal dan fiksasi ekstemal (invasi bakteri


disebabkan oleh lingkungan bedah) dan pada osteomielitis kronis
penting ditanyakan apakah pernah mengalami osteomielitis akut yang
tidak diberi perawatan yang adekuat sehingga memungkinkan terjadinya
proses supurasi ditulang.
 Riwayat penyakit dahulu

Ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah vertebra torako-


lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis. Dapat
ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi, adiksi obat-
obatan, atau pengobatan dengan imunosupresif.
 Riwayat psikososial spiritual

Perawat mengkaji respon emosi klien terhadap penyakit yang


dideritanya dan peran klien dalam keluarga serta masyarakat, respon
atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga
maupun dalam masyarakat. Pada kasus osteomielitis, akan timbul
ketakutan terjadi kecacatan dan klien harus melakukan penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan tulang. Selain itu, pengkajian
juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid
yang dapat meganggu metabolisme kalsium, konsumsi alkohol yang
dapat mengganggu keseimbangan, dan apakah klien melakukan
olahraga. Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat karena klien menjalani rawat inap. Dampak yang timbul
pada klien osteomielitis yaitu timbul ketakutan akan kecacatan akibat
prognosis penyakitnya, rasa cemas, rasa tidak mampu melakukan
aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

3.1 Pengkajian

1. Anamnesa :

 Identitas nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal registrasi, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa
medis. Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah
nyeri hebat. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri
klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST:

 Provoking insident hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah proses
supurasi pada bagian tulang. Trauma hematoma akibat trauma pada daerah
metafisis, merupakan salah satu faktor predisposisi te;jadinya osteomielitis
hematogen akut.
 Quafitiy of Pain rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien

bersifat menusuk.

 Region , radiation, relief nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau

istitahat, nyeri tidak menjalar atau menyebar.

 Severfty (Secale) of pain nyeri yang dirasakan klien secara subjektif antara

2-3 pada rentang skala pengukuran 04.

 Time berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk

Pada malam hari atau siang hari.


 Riwayat penyakit sekarang

Kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka (kerusakan pembuluh darah,


edema, hematoma, dan hubungan fraktur dengan dunia luar sehingga
pada fraktur terbuka umumnya teyadi infeksi), riwayat operasi tulang

dengan pemasangan fiksasi intemal dan fiksasi ekstemal (invasi bakteri


disebabkan oleh lingkungan bedah) dan pada osteomielitis kronis
penting ditanyakan apakah pernah mengalami osteomielitis akut yang
tidak diberi perawatan yang adekuat sehingga memungkinkan terjadinya
proses supurasi ditulang.
 Riwayat penyakit dahulu

Ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah vertebra torako-


lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis. Dapat
ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi, adiksi obat-
obatan, atau pengobatan dengan imunosupresif.
 Riwayat psikososial spiritual

Perawat mengkaji respon emosi klien terhadap penyakit yang


dideritanya dan peran klien dalam keluarga serta masyarakat, respon
atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga
maupun dalam masyarakat. Pada kasus osteomielitis, akan timbul
ketakutan terjadi kecacatan dan klien harus melakukan penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan tulang. Selain itu, pengkajian
juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat steroid
yang dapat meganggu metabolisme kalsium, konsumsi alkohol yang
dapat mengganggu keseimbangan, dan apakah klien melakukan
olahraga. Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat karena klien menjalani rawat inap. Dampak yang timbul
pada klien osteomielitis yaitu timbul ketakutan akan kecacatan akibat
prognosis penyakitnya, rasa cemas, rasa tidak mampu melakukan
aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah.
2. Pemeriksaan fisik.
 Keadaan umum meliputi:

- Tingkatkesadaran(apatis,sopor,koma,gelisah,komposmentisyang

bergantung pada keadaan klien).

- Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan


pada kasusosteomieliti.s bia.•uinya akut).
- Tanda-tandavitaltidaknormal,terutamapadaosteomielitisdengan
komplikasiseptikemia.
 BI (breathing). Pada inspeksi, didapatkan bahwa pasien osteomielitis tidak
mengalaini kelainan pernafasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil
fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapatkan suara
nafas tambahan.
 B2 {Blood). Pada inspeksi, tidak dapat iktus jantung. Palpasi menunjukkan
nadi meningkat, iktus tidak temba. Pada auskultasi didapatkan suara SI dan
S2 tunggal, tidak ada murinur.
 B3(brain).Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis.

- Kepala
Tidak ada gangguan (normosefalik, simetris, tidak ada penonjolan,

tidak ada sakit kepala)

- Leher

Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada penonjolan, refleks menelan ada)
- Wajah

Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi atau bentuk.


Tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak anemis (pada klien
patah tulang tertutup karena tidak terjadi pendarahan). Kliea
osteomielitis yang disertai adanya malnutrisi lama biasanya mengalami
konjungtiva anemis.
- Telinga

Tes bisik atan Weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau
nyeri tekan.
- Hidung

Tidak ada deformitas, ddak ada pemafasan cuping hidung.

- Mulut dan hidung


Tidak ada pembesaran tonsit, gusi tidak teçjadi pendarahan, mukosa
mulut tidak pucat.

- Status mental
Observasi penampilan dan tingkah laku klien Biasanya status mental

tidak mengalami perubahan.

 B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urin meliputi wama, jumlah, karateristik,


dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami Kelainan pada
sistem ini.

 B5(Bowel). Inspeksi abdomen: Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.


Palpasi: Turgor baik,hepar tidak teraba. Perkusi: Suara timpani, ada pantulan
gelombang cairan. Auskultasi: Peristaltik usus normal (20x/menit). lnguinal-
genetalia-anus: tidak ada hernia, tidak ada pembesaran limfe, tidak ada
kesulitan defekasi. Pola nutrisi dan metabolisme. Klien osteomielitis harus
mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-hari, seperti kalsium, zat
besi, protein, vitaminc, dan lainya untuk membantu proses penyembuhan
infeksi tulang. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien dapat membantu
menentukan penyebab masalah meskuloskeletal dan mengantisipasi
komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat, terutama kalsium atan protein.
Masalah nyeri pada osteomielitis menyebabkan klien kadang mual atau
muntah sehingga pemenuhan nutrisi berkurang. Pola eliminasi: Tidak ada
gangguan pola eliminasi, tetapi tetap dikaji frekuensi, kepekatan, wama, serta
bau feses. Pada pola berkemih, dikaji fmkuensi, kepekatan, wama, bau, dan
jumlah urine.
 B6 (Bone). Adanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di Nlang dan
ostemielitis yang menginfeksi sendi akan menganggu fungsi motorik klien.
Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan
pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.

 Look. Secara umum, klien osteomielitis kronis menunjukkan adanya luka


khas yang disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening yang berasal
dari tulang yang mengalami infeksi atan supurasi. Manifestasi klinis
osteomielitis akibat fraktur terbuka biasanya berupa demam, nyeri,
pembengkakan pada deerah fraktur, dan sekresi pus pada luka.
 Feel. Kaji adanya nyeritekan.

 Move. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas)


atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakkan aktif dan pasif.
Pemeriksaan yang didapat adalah adanya gangguan/keterbatasan gerak sendi
pada osteomielitis akut.
 Pola tidur dan istirahat. Semua klien osteomielitis merasakan nyeri sehingga
dapat menganggu pola dan kebutuhen tidur. Pengkajian yang dilakukan
adalah lama tidur, suasana, kebiasaan, dan kesulitan serta penggunaan obat
tidur.

3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis rentang respon individu,


keluarga atau komunitas, terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan aktual
maupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai
hasil tempat perawat bertanggung jawab (Budiono, dkk, 2015:140).

Terdapat 7 diagnosa keperawatan penyakit osteomielitis pre operasi yaitu:


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (abses tulang)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan

tonus otot menurun, ketidakmampuan mengabsorbsi makanan

3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan

keterbatasan beban berat badan


4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penuninan sirkulasi udara

kepermukaan kulit (tirah baring lama), tonjolan tulang

s. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan proses penyakit


(proses inflamasi, kerusakan integritas jaringan)
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tulang, proses
penyakit (deformitas dan bau pada luka)
7. Resikoinfeksi berhubungan dengan port de entery kuman (Amin H.N, dkk,

2015:29).
Diagsosa keperawatan osteomielitis post operasi yaitu:

l. Nyeri (akut) berhubungan dengan insisi bedah

2. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman pada luka operasi

3. Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan penurunan


sirkulasi udara kepermukaan kulit

3.3 Intervensi

Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase perorganisasian dari dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam
usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan pasien (setiadi, 2012 :45).
Intervensi keperawatan pre operasi:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (abses tulang)

Tujuan: Nyeri berkurang, hilang, atau


teratasi
Kriteria Hasil:
- Secara subjektif klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi

- Mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri

- Klien tidakgelisah

- Skala nyeri 0-1 atau teratasi

Intcrvensi:

- Kaji tingkat nyeri yang dirasakanklien

- Observasi tanda-tandavital

- Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yang

mengalami infeksi

- Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus

- Jelaskan dan bantu pasien terkait dengan tindakan pereda nyeri

Non farmakologi dan non invasif

- Ajarkan relaksasi, teknik mengumngi ketegangan otot rangka yangdapat

mengurangi intensitas nyeri dan meningkatkan relaksasi masase


- Ajarkan metode distraksi selama nyeri dengan mengalihkan perhatian
pada saat nyeri timbul seperti mengobrol, menonton tv, menbaca, dan
mendengarkan musik
- Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan
berapa lama nyeri akan berlangsung

- Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberianobat

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

tonus otot menurun, ketidakmampuan mengabsorbsi makanan


Tujuan: Kebutuhan nutrisi tubuh temenuhi
Kriteria Hasil:

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

- Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan

- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Intervensi:

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

- Kaji adanya alergi makanan

- Jelaskan pentingnya mengkonsusmsi jumlah nutrisi yang cukup


- Anjurkan klien makan makanan dalam porsi kecil tapi sering

- Anjurkan klien makan-makanan yang mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

- Pelihara kebersihan mulut yang baik (sikat gigi dan kumur-kumur)sesudah


mengunyah makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasidan

keterbatasan beban berat badan Tujuan:


Aktivitas kembali maksimal Kriteria Hasil:
- Klien meningkat dalam aktivitas fisik

- Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

- Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan

kemampuan berpindah

- memperagakan penggunaan alat bantu

Intervensi:
- Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat
latihan
- Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
- Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
- Berikan alat bantu jika klien memerlukan
- Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat bejalan dan cegah terhadap
cedera

- Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai


kemampuan
- Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penuninan sirkulasi udara

kepermukaan kulit (tirah baring lama), tonjolan tulang


Tujuan: Integritas jaringan membaik necara optimal

Kriteria Hasil:
- Pemimbuhan jaringan meningkat
- Keadaan luka membaik
- Pengeluaran pus pada luka tidak ada lagi
- Luka menutup

Intervensi:
- Kaji kerusakan jaringan lunak

- Lakukan perawatan luka dengan teknik steril


- Kaji keadaan luka dengan teknik membuka balutan dan mengurangi

stimulus nyeri, bila perban melekat kuat perban diguyur dengan NaCl
- Lakukan pembilasan luka dari arah dalam keluar dengan cairan NaCl
- Lakukan nekrotomi pada jaringan yang sudah mati
- Tutup luka dengan kasa steril atau kompres dengan NaCI yang dicampur

dengan antibiotik
- Rawat luka setiap hari atausetiap kali bila pembalut basah atau kotor

- Hindari pemakaian peralatan perawatan luka yang sudah kontak dengan

klien osteomielitis, jangan digunakan lagi untuk melakukan perawatan luka

pada klien lain

- Gunakan perban elastis dan gips pada luka yang disertai dengan kerusakan
tulang atau pembengkakan sendi

- Evaluasi perban elastis terhadap edema

5. Ketidak efektifan termoregulasi berhiihungan dengan proses penyakit (proses

inflamasi, kerusakan integritas jaringan)

Tujuan: Termogulasi tubuh baik

Kriteria Hasil:

- Keseimbangan antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan


panas
- Temperatur stabil:36,S-370C

- Tidak ada kejang

- Tidak ada perubahan wama kulit

- Pengendalian resiko:hipertermia

- Pengendalian resiko:hypotermia

- Pengendalian resiko: proses menular

- Pengendalian resiko: paparan sinar matahari

Intervensi:

- Monitor suhu tiap 2 jam

- monitor tekanan darah, respirasi dansuh

- monitor warna dan suhu kulit


- Monitor tanda-tanda hipertemi danhipotermi

- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

- Selimuti pasien untuk mencegah hilangny akehangatan tubuh

- Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas

- Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

- Berikan antipiretik jika perlu


- Beritahu tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanaganan emergency

yang diperlukan

- Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek

negatif dari kedinginan

6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk tulang, proses

penyakit (defonnitas dan ban padaluka)

Tujuan: Citra tubuh klien meningkat

kriteria hasil:

- Body image positif

- Mampu mengidentifikasi kekuatan personal

- Mendiskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh

- Mempertahankan interaksi sosial

lntervensi:

- Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya

- Monitor frekuensi mengkritik dirinya

- Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit

- Dorong klien mengungkapkan perasaanya

- Fasilitas kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil

7. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entery kuman

Tujuan: Infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil:
- Klien bebas dari tanda dan geiala infeksi

- Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi

penularan serta penatalaksanaanya

- Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

- Jumlah leukosit dalam batas normal

- Menunjukkan perilaku hidup sehat

Intervensi:

- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik danlokal

- Monitor kerentanan terhadap infeksi

- Inspeksi kondisi luka/insisi bedah

- Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

- Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien

- Pertahankan teknik isolasi

- Batasi pengunjungan bila perlu

- Instniksikan pada pengunjung untuk mecuci tangan saat bekunjung dan

setelah berkunjung meninggalkan pasien

- Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan

- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung


- Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Intervensi keperawatan post operasi:

1. Nyeri(akut) berhubungan denganinsisibedah

Tujuan:Nyeri berkurang, hilang atau teratasi

KriteriaHasil:

- Secara subjektif klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi

- Mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri

- Klien tidakgelisah

- Skala nyeri 0-1 atau teratasi

Intervensi:

- Kaji tingkat nyeri yang dirasakan klien

- Observasi tanda-tanda vital

- Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yang

mengalami infeksi

- Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus

- Jelaskan dan bantu pasien terkait dengan tindakan pereda nyeri

nonfarmakologi dan noninvasif

- Ajarkan relaksasi, teknik mengurangi ketegangan otot rangka yang dapat

mengurangi intensitas nyeri dan meningkatkan relaksasi masase

- Ajarkan metode distraksi selama nyeri dengan mengalihkan perhatian pada

saat nyeri timbul seperti mengobrol, menonton tv, menbaca, dan

mendengarkan musik

- Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cedera
- Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai
- Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
Kebutuhan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman pada luka operasi

Tujuan: Tidak adanya tanda-tanda infeksi

Kriteria Hasil:

- Meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat

- Bebas dari drainase purulen atau eritema

- Tidak demam.

Intervensi:

- monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

- monitor kezsntanan terhadap infeksi

- Inspeksi kondisi luka/insisi bedah

- Inspeksikulitdanmembranmukosaterhadapkemerahan,panas,drainase

- Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien

- Pertahankan teknik isolasi

- Batasi pengunjungan bila perlu

- Instruksikan pada pengunjung untuk mecuci tangan saat bekunjung dan

setelah berkunjung meninggalkan pasien

- Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan


- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
- Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
3.4 Implementasi Keperawatan.

Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah anda tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi

pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama dan sesudah

tindakan serta menilai data yang baru (Budiono, dkk, 2015: 191).

3.5 Evaluasi Keperawatan

Janet W.K (2009:345) dalam buku Christensen P.J, dkk menyatakan bahwa

evaluasi keperawatan adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam

mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan status

kesehatan klien dengan Criteria hasil yang dinginkan, serta menilai derajat

pencapaian hasiì klien.

Evaluasi memiliki beberapa tujuan, tujuan utamanya adalah menentukan

kemajuan klien dalam mencapai kriteria hasil yang sudah dirancang. Tujuan

penting lainnya adalah menilai efektivitas komponen proses kepemwatan dalam

membantu

Pasien mencapai kriteria hasil. Evaluasi juga digunakan untuk menentukan kualitas

asuhan keseluruhan yang sudah diberikan kepada suatu kelompok klien, melalui

perbaikan kualitas dan program manjemen kualitas.


3.6 pathway

PATHWAY

Faktor Predisposisi:
Usia, verulensi kuman, riwayat trauma,nutrisi dan lokasi infeksi

Invasi mikroorganisme dari tempat Fraktur terbuka


lain yang beredar melalui sirkulasi Kerusakan
Invasi kuman ke
darah pembuluh darah
tulang sendi

Masuk ke juksta epifisi OSTEOMIELITIS


tulang panjang
Fagositosis

Proses inflamasi: hipremia, pembekakan, gangguan fungsi, pembentukan pus, dan


kerusakan integritas jaringan

Demam Pembentukan pus Peningkatan tekanan Kemampuan tonus


dan nekrosis jaringan jaringan tulang medula otot menurun

Gangguan Iskemia dan nekrosis Nafsu makan


Penyebaran infeksi
termoregulasi tulang menurun
keorgan penting

Pembentukan abses Ketidakseimbangan Kelemahan fisik


Resiko
tulang nutrisi kurang dari
infeksi Tirah baring lama
kebutuhan tubuh
Nyeri penekanan lokal

Pembentukan tulang baru, Kerusakan


pengeluaran pus integritas kulit

Deformitas dan bau Gangguan Hambatan


dari adanya luka citra tubuh mobilitas
fisik
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian

1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Tn “M”
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Padang Bandu, Muaradua OKU selatan
Suku/bangsa : Sumatra/ Indonesia
Tanggal MRS : 17 Mei 2016
Tanggal Pengkajian : 17 Mei 2016
Tanggal Keluar : 26 Mei 2016
Diagnosa Medis : Osteomielitis femur
No. Med. Reg :200219

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny “S”
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. AMD, Sugiwaras Lr. Nangka 1 RT 06 RW


02 No, 14 kel. Talang Jambe kec. Sukarame
Hubungan dengan klien : Saudara Kandung

2. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri pada bagian paha

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri bersifat menusuk pada

paha bagian kanan bekas operasi Osteomielitis 1 tahun yang lalu,mual,

muntah tidak nafsu makan dan mengalami kelemahan bagian paha sebelah

kanan, skala nyeri 3. Dari hasil pemeriksaan, dokter mendiagnosa klien

osteomielitis, dan dokter menyarankan untuk dirawat di rumah sakit.

- P: Nyeri pada paha bagian kanan post operasi osteomielitis


- Q: Nyeri bersifat menusuk
- R: Paha sebelah kanan
- S: Skala nyeri3
- T: Nyeri sering timbul pada siang maupun malam hari.

3. Riwayat Kesehatan Saat dikaji

Saat dikaji klien mengeluh nyeri pada paha bagian kanan bekas operasi

Osteomielitis 1 tahun yang lalu, disertai mual, muntah tidak nafsu makan,

dan aktivitas dibantu orang lain.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien pemah dirawat 1 tahun yang lalu di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah

Palembang dengan riwayat Osteomielitis.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarganya.

Riwayat Psiko Sosial dan Spiritual


1. Riwayat Psikologis

Klien khawatir dengan keadaan yang sekarang. Klien berharap cepat

sembuh sehingga bisa berkumpul kembali dengan keluarganya dirumah.

2. RiwayatSosial

a. Bicara

Klien sangat respon dengan lawan bicara dan lingkungan sekitar, klien

menjawab dengan jelas ketika perawat melakukan anamnese.

b. Kehidupan Keluarga

Klien mengatakan hubunganya dengan keluarganya sangat harmonis


dan

terjalin baik dan di lingkunganya klien mampu beradaptasi dengan baik.

Selama di rumah istrinya selalu menemani klien.

c. Pertahanan Koping

Klien dan keluarganya terlihat sabar dan tegar dengan keadaanya

sekarang. Klien mengambil keputusan bersama dengan keluarganya

d. Riwayat Spiritual

Klien percaya dan yakin pada Allah SWT. Klien selalu berdoa untuk

diberikan ketabahan dalam menghadapi penyakitnya.

e. Genogram

Genogram 3 generasi sesuai dengan komposisi keluarga


Keterangan

: Klien

: Laki-Laki

: Perempuan

: Laki- Laki Meninggal

: Perempuan Meninggal

………… : Tinggal Serumah


Pola Aktivitas Sehari-hari
No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit

Pre Operasi Post Operasi

1 Pola Nutrisi

a. Makan :

- Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari 3 x sehari

- Jenis Nasi dan Lauk Pauk nasi, dan lauk pauk Nasi dan lauk pauk

- Jumlah ½ porsi 3 sendok makan 3 sendok makan

- Masalah Nafsu makan berkurang Nafsu makan Nafsu makan


berkurang berkurang

6 gelas/ hari 6 gelas/ hari


b. Minum 8 gelas/ hari
Air putih Air putih
- Frekuensi Air putih
1000 cc/ hari 1000cc/ hari
- jenis 1600 cc/ hari
Tidak ada Tidak ada masalah
- jumlah Tidak ada
Terpasang RL Terpasang RL Gtt
- keluhan 20 tetes / menit
Tidak terpasang Gtt 20 tetes/ menit
c. Parenteral
- IVFD IVFD

Pola Eliminasi 1 x sehari


1 x sehari
Lunak
Lunak
a. BAB 1 x sehari Kuning
Kuning
- Frekuensi Lunak Tidak ada masalah
Tidak ada masalah
- Konsistensi Kuning

- Warna Tidak ada masalah

- Masalah 3 x sehari
3 x sehari
Kuning Kuning
b. BAK 5 x sehari 1200 cc/ hari 1200 cc/ hari
- Frekuensi Kuning Tidak ada masalah Tidak ada masalah
- Warna 1250 cc/ hari
- Jumlah Tidak ada
- Masalah

3 Pola istirahat
- Tidur malam 8 jam 7 jam 7 jam
- Tidur Siang - 2 jam 2 jam
- Keluhan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

4 Personal hygine

- Mandi 2 x sehari

- Ganti Pakaian 2 x sehari 2 x sehari hanya di 2 x sehari hanya di


lap lap
- Gosok gigi 2 x sehari
1 x sehari dibantu 1 x sehari dibantu
- Potong kuku 1 x seminggu 2 x sehari dibantu 2 x sehari dibantu
-
- Keluhan Tidak ada -
Tidak ada
Tidak ada
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik Pre operasi Post operasi


a. keadaan umum
- kesadaran - compos mentis - Compos mentis
- ekspresi wajah - Tampak meringis - Tampak meringis dan nyeri
- tekanan darah - 100/80 mmHg - 100/70 mmHg
- suhu tubuh - 360c - 36,50c
- nadi - 85 x/menit - 80 x/ menit
- RR - 24 x/menit - 22 x/ menit
- Berat badan - (sebelum sakit 48 kg) saat - (Sebelum sakit 48 kg) saat
sakit 48 kg sakit 45 kg

- Tinggi badan - 160 cm - 160 cm

GCS (Glasgow coma scale)


Motorik :5
Verbal :5
Reaksi buka mata :4
Total : 14
b. Keadaan khusus
1. kepala
Bentuk : Oval
Kebersihan rambut : cukup
Warna rambut : Hitam
Jenis Rambut : Lurus
Distribusi : Merata
Riwayat trauma : Tidak ada
Keluhan : tidak ada
2. mata
Letak : Simetris
Pupil : Isokor
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterus
Reaksi cahaya : Normal (miosis mengecil)
Fungsi penglihatan : Baik
Keluhan : Tidak ada
3. Hidung
Bentuk : Normal
Secret : Tidak ada
Kebersihan : Cukup
Fungsi penciuman : Baik
4. Telinga
Letak : Simetris
Kebersihan : Cukup ( tidak ada serumen)
Fungsi pendengaran : Baik (mampu berkomunikasi dengan baik)
Keluhan : Tidak ada
5. Mulut dan tenggorokan
Warna bibir : Pucat
Mukosa bibir : Kering
Lidah : Bersih
Gigi : tidak ada ceries
Kebersihan : cukup
Keluhan : tidak ada
6. Leher
Bentuk : Normal
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
Mobilisasi leher : Tidak ada pembesaran
Keluhan : Tidak ada
7. Thorax
Inspeksi : inspirasi dan ekspirasi normal
- bentuk : simetris
- pergerakan : simetris
- ritme pernafasan : normal
- frekuensi : 22x/menit
Palpasi :
- nyeri tekan : tidak ada
- pembengkakan : tidak ada
Perkusi
- suara : sonor
Auskultasi
- Suara nafas : Vesikuler
- masalah : Tidak ada
8. Abdomen
- inspeksi : datar
- palpasi : lemas, nyeri tekan tidak ada
- perkusi : tidak kembung
- Auskultasi : bising usus meningkat
9. Genitalia
- Keluhan : tidak ada
10. Ekstremitas
Atas
- Akral : Hangat
- Oedem : Tidak ada oedem
- Nyeri Tekan : Tidak ada
- Pergerakan : Bebas terbatas, terpasang IVFD di tangan kanan klien
- Kekuatan otot : pre operasi 5 5 post operasi 4 5
3 5 2 5
- Keluhan : Aktivitas di bantu orang lain
- Masalah : Intoleransi Aktivitas
11. Kulit
Warna : Sawo matang
Luka : Tidak ada
Turgor : Elastis
Kelembapan : lembab
Kebersihan : cukup

DataPenunjang

Hasil pemeriksaan radiologi

Jenis Pemeriksaan : Thorax CR

Klinis :Osteomylitis

Saat ini kami dapatkan sebagai berikut:

- Sinus dan diafragma baik

- Cordbn

- Tulang-tulangbaik

- Kesan : Sups TB pilm dextra DD/infected bronchiectasis

Hasil pemeriksaan radiologi

JenisPemeriksaan : Femur Dextra


Saat ini kami dapatkan sebagai berikut:

- Tampak bayangan osteolitik dengan scleritik pada 1/3 distal Femmur dextra
- Reaksi pariosteal minimal

- Pembengkakan jaringan lunak sekitar distall'cmmur

- Kesan : Choronic osteomylitis pada distal Femur dextra dengan minimal

seiuester

Hasil pemeriksaan kultur darah

Bahan Pemeriksaan : Pus

Test yang diminta : Kultur Resistensi

Hasil Pemeriksaan

1. Sediaan Langsung: Gram (-) bacil (+) leukocyte:0-1/lp Epitbd:0-1/lp

2. Jenis Kuman : l. Escherchia coli

3. Uji Kepekaan/ Resistensi:


Jumlah Kuman : > 1x 10 cfu/mL, hasil pemeriksaan kepekaan (Sensifity test)

N Antibiotika Konsentrasi 1 2 3
o Obat
1 AMIKACIN 30 mcg S
2 AMPICILIN 30ug R
3 CEFATOXIME 30mcg S
4 CO-TRIMOXAZOL 25mcg R
s CEFTIAXONE 3-ug S
6 GENTAMICIN 10ug S
7 KANAMYCIN 10ug S
8 CIPROFTOXACIN 5mcg S
9 TETRACYLfNE 30ug R
10 MEROPENEM 10 ug S
11 CHLORAMPHENICO 30 ug R
L
12 PENICILIN 10 ug R
13 ERYTHROMYCIN 10 ug I
14 CEFEPIME 30 ug S

R : Ressistensi s : Sensitive I : Intermidate

Pemeriksaan Laboratorium (17 mei 2016)

Jenis pemeriksaan Basil Nilai


Normal
£teniatologi
BT/CT
Masa Pondarahan/BT 2 1 -3
Masa Pembekuan/CT 12 5 - 15
Darab rutin
Hemoglobin L I2.6g/dL 14.0 - 18.0
Jumlah lekosit 8.610^3ul
5.0 – 10,0

Basofil 0.0 % 0.0 - 2.5


Eusinofil 1.0 % 0.0 — 7.0
Neutrofil batang 3.0 %
Neutrofil segmen 58.0 %• 50.0 — 70.0
Limfosit 24.0 % 20.0 - 60.0
Monosit 14.0 % 2.0 - 15.0
8 mm 3 – 10
Led 1 jam
Hematokrit L 35% 40 — 54
Jumlah Trombosit 264 K/ul 130 - 450

Kimia Kiinik
Glukosa Darah 73 mg/dL 70 - 105
Sewaktu
Faal Ginjal
Ureum L 30 mg/dL 15 - 39
Xźeatinin L 1.1 mg/dL 0.9 — 1.3
Natrium L 140.5 136.0 —
mmol/L 145.0
Kalium L 3.52 mmol/L 3.50 — 5.10

Pemeriksaan Laboratotium ( 17 mei 2016)

Jenis pemeriksaan Rasil Nilai


Normal
Total Protein
Globulin Iï 3.5 1.8 -3.2
gfdL
Protein Total L 6d g/dL 6.4 — 8.3
Albumin L 2.8 3.5 - 5.0
g/dL
SEROLOGI

CRP POSITIF Neg


atf
CRP Kuantitatif H 16 <8
mg/L

Therapy

Nama Obat Jumlah Dos


Awal is
Ambacim 4 2x1
Gentamicin 6
2x 1
Vit K 6 2x 1
Asam Tranexamèt 6 2 x 500
Tmmadol 6 Drip
IVFD RL 6 gtt 22x/menit = 500 cc/
6 jam, jumlah
2000/24

4.3 Analisa data

Data Etiologi Masalah


N
O
1 DS: Faktor predisposisi : Nyeri kronis
- Klien mengatakan nyeri pada usia, virulensi
bagian patta bekas operasi kuman, riwayat
Osteomielitis setahun trauma, nutrisi dan
yang lalu lokasi infeksi
DO:
- Kulemah Invasi
- Ekpresi wajahmeringis mikroorganisme dari
- lnspeksi: tempat lain yang
beredar melalui
sirkulasi darah
Kemerahan disekitar
luka, Masuk ke juksta
adanya pus, bengkak epifısis
- Palpasi: tulang panjang
Terdapat nyeri tekan
Skala nyeri 3 Invasi kaman ke tulang
- Tanda-tanda dan sendi
Vital
TD:100/80mmH Osteomielitis
g Pols:85xlmnt
RR : 24 xlmnt Fagositosis
Suhu : 36°C
Proses inflamasi :
hiperemia,
pembengkakan

gangguan fungsi,
pembentukan pus dan
kerusakan integritas
jarıngan

Peningkatan jaringan
tulang medula

Iskemia & nekrosis


tulang

Pembentukan abses
tulang

Nyeri
2 DS: Osteomielitis Gangguan
- Klien mengatakan tidak pemenuhan
nafsumakan Fagositosis nutrisi kurang
- Klien mengeluh mualsaat dari kebutuhan
Proses inflamasi : tubuh
DO:
hiperemia,
- KU lemah
pembengkakan,
- Wama bibir pucat
gangguan fungsi
- Mukosa bibir kering
- Klien hanya
Kemampuan tonus
menghabiskan 3 sendok otot
makan porsi diet menurun
yangdiberiksn
Nafsu makan
menurun

Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
3 DS: Proses inflamasi : Kerusakan
dari kebutuhan
- Klien mengatakan luka hiperemia, integritas kulit
terasa agak panas, dan pembengkakan,
jaringan kulit berwana gangguan fungsi,
kemerahan pembentukan pus
DO: dan kerusakan
- Terdapat pus pada integritas jaringan
area

- Jaringan kulit pada Kemampuan tonus


area luka terlihat otot menurun
rusak

Kelemahan fisik

Tirah baring lama,


penekanan lokal

Kerusakan
integritas kulit
4 DS: Proses inflamasi : Defisiensi
- Klien mengatakan hiperemia, pengetahuan dan
kurang
mengetahui pembengkakan, inforinasi

pemwatan
luka yang dideritanya gangguan fungsi,
pembentukan pus
dan
DO: kerusakan integritas
- Klien tampak bertanya - jaringan
tanya
- Klien tampak bingung Pembentukan pus,
nekrosis

Komplikasi infeksi

Kurang terpajan
pengetahuan dan
informasi

Defisiensi
pengetahuan
dan informasi
Post Operasi

N Da Etiologi Masalah
o ta
l DS: Osteomielitis Nyeri
akut
- Klien mengatakan nyeri
dibagian luka operasi
Tindakan
Osteomielitis pembedahan
DO:
- KU lemah Luka operasi
- Ekspresi wajah meringis
- Terdapat luka operasi Diskontinuitas
- Skala nyeri 5 jaringan
- Tanda-tanda
Merangsang serabut
Vital: TD :
100/70mmHg saraf sensorik

Pols : 80x/m
RR: 22 x/m Rangsangan
Suhu : dihantarkan ke
talamus
36,5'C

Implus disebarkan
ke
korteks sensorik
didalam talamus

Nyeri
2 DS: Tindakan Hanbatan
operasi Imobilitas fisik
- Klien mengatakan
kakinya tidak bisa
digerakan setelah Luka operasi

tindakan operasi
DO: Keterbatasan
untuk bergerak
- KU lemah

- Aktivitas dibantu
oleh
keluarga
- Terdapat luka operasi Hambatan
- Kekuatan otot:
imobilitas
fisik

Prioritas masalah

Pre Operasi

1. Nyeri kronis

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Defisiensi pengetahuan daninformasi

4. Kerusakan integritas kulit

Post Operasi

1. Nyeri akut

2. Hambatan mobilitas fisik


4.3 Diagnosa keperawatan

Pre Operasi

1. Nyeri kronis berhubungan dengan pembentukan abses tulang


2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kemampuan tonus otot menurun, penurunan nafsu makan

3. Kenisakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, penekanan


lokal
4. Defisiensi pengetahuan dan informasi berhubungan dengan kurang
Terpajan pengetahuan dan informasi

Post Operasi

1. Nyeri akut berhubungan dengan ündakan pembedahan

2. Hambatan imobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan untuk bergerak

4.4 Intervensi Keperawatan


Pre operasi
Nama : Tn “M” No,Med.Reg :200219
Unur : 51 tahun Ruangan : Marwah
No Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 DO : Tujuan : - kaji tingkat nyeri - untuk
- Ku lemah - nyeri hilang atau yang dirasakan mengetahui
- Ekspresi wajah berkurang klien tingkat nyeri
meringis yang dirasakan
kriteria hasil : pasien
- inspeksi (dalam waktu 2 - observasi tanda- - untuk
kemerahan x24 jam) tanda vital mengetahui
disekitar luka, - klien - atur posisi keadaan umum
adanya pus, mengatakan nyeri imobilisasi pada pasien
bengkak hilang pada daerah nyeri sendi - imobilisasi yang
bagian paha atau nyeri ditulang adekuat dapat
yang mengalami mengurangi nyeri
-palpasi : - Ku membaik infeksi pada daerah nyeri
Terdapat nyeri - ekspresi wajah - bantu klien dalam sendi atau nyeri
tekan skala nyeri tenang mengidentifikasi di tulang yang
3 factor pencetus mengalami
infeksi
- tanda-tanda vital - inspeksi : - jelaskan dan - nyeri
TD : 100/80 kemerahan bantu pasien terkait dipengaruhi oleh
mmHg disekitar luka dengan tindakan kecemasan,
Pols : 85 x/menit hilang, pus dan pereda nyeri non pergerakan sendi.
RR : 24 x/menit bengkak hilang farmakologi dan - pendekatan
Suhu : 360c - palpasi : nyeri noninvasive dengan
tekan hilang skala menggunakan
nyeri 1 relaksasi
- TTV normal - ajarkan relaksasi, tindakan
TD : 120/80 teknik mengurangi nonfarmakologi
mmHg ketegangan otot lain
Pols : 80 x/menit rangka yang dapat menunjukkan
RR : 24 x/menit mengurangi keefektifan
Suhu : 360c intensitas nyeri dan dalam
meningkat mengurangi nyeri
relaksasi mesase - teknik ini
melancarkan
peredaran darah
sehingga
kebutuhan o2
pada jaringan
- ajarkan metode terpenuhi dan
distraksi selama nyeri berkurang.
nyeri dengan
mengalihkan - mengalihkan
perhatian saat nyeri perhatuian klien
timbul seperti terhadap nyeri ke
mengobrol hal-hal yang
menonton tv, menyenangkan
membaca dan
mendengarkan
music
- tingkatkan
pengetahuan
tentangb penyebab
nyeri dan - pengetahuan
hubungan dengan tersebut
berapa lama nyeri membantu
akan berlangsung mengurangi nyeri
dan dapat
membantu
- kolaborasi dengan meningkat
tim medis dalam kepatuahan klien
pemeberian obat
analgetik - analgetik
memblok lintasan
nyeri sehingga
2. Gangguan Tujuan : - Kaji intake nutrisi nyeri akan
pemenuhan - kebutuhan klien berkurang
nutrisi kurang nutrisi tubuh
dari kebutuhan terpenuhi - untuk mengukur
kurng dari keefektifan
kebutuhan tubuh Kriteria hasil : - Kaji adanya alergi asupan nutrisi
berhubungan (dalam waktu 3 x makanan pasien
dengan 24 jam )
kemampuan - nafsu makan - jelaskan - untuk
tonus otot meningkat pentingnya menghindari
menurun, nafsu - mual hilang mengkonsusmsi kesalahan dalam
makan menurun - Ku membaik jumlah nutrisi yang pemberian
- warna bibir cukup makanan
Ds : merah - untuk
- Klien - mukosa bibir - anjurkan klien menambah
mengatakan tidak lembab makan makanan pengetahuan
nafsu makan - klien dalam porsi kecil klien tentang
menghabiskan tapi sering pentingnya
diet 1 porsi asupan nutrisi
- klien mengeluh - pelihara yang adekuat
mual saat makan kebersihan mulut
yang baik (sikat - untuk
Do : gigi dan kumur- menghindari
- Ku lemah kumur) sesudah muntah apabila
- Warna bibir mengunyah dipaksakan
pucat makanan
-mukosa bibir - menurunkan
kering - kolaborasi dengan rasa tidak enak
- klien hanya ahli gizi untuk karena sisa
menghabiskan 3 menentukan makanan
sendok makan jumlah kalori dan - merencanakan
porsi diet yang nutrisi yang diet dengan
diberikan dibutuhkan pasien kandungan gizi
yang cukup
untuk memenuhi
3. Kerusakan Tujuan : - Kaji kerusakan peningkatan
integritas kulit
- Integritas kulit jaringan kebutuhan energi
berhubungan membaik secara
dengan tirah
optimal - perawatan luka
baring lama, dengan teknik
penekanan lokal Kriteria hasil : - lakukan steril dapat
Ds : (dalam waktu 3 x perawatan luka mengurangi
- klien
24 jam ) dengan teknik kontaminasi
mengatakan luka - klien steril kuman langsung
terasa agak panas,
mengatakan luka ke area luka
dan jaringan kulit
tidak terasa panas
berwarna pucat lagi dan kulit
berwarna normal
- kaji keadaan luka
Do : - tidak terdapat dengan teknik
- Terdapat pus pus pada area membuka balutan - manajemen
pada area luka luka dan mengurangi membuka luka
- jaringan kulit stimulus nyeri, bila dengan
pada area luka - jaringan pada perban melekat mengguyur
terlihat rusak area luka kuat perban larutan NaCl ke
membaik diguyur drngan perban dapat
NaCl mengurangi
stimulus nyeri
dan dapat
menghindari
terjadinya
perdarahan pada
luka osteomielitis
kronis akibat
perban yang
- lakukan kering oleh pus
pembilasan luka
dari arah dalam - teknik
keluar dengan membuang
cairan NaCl jaringan dan
kuman di area
luka sehingga
- lakukan keluar dari area
nekrotomi pada luka
jaringan yang - jaringan
sudah mati nekrotik dapat
menghambat
- tutup luka dengan penyrmbuhan
kasa steril atau luka
kompres dengan - NaCl
NaCl yang merupakan
dicampur dengan larutan fisiologis
antibiotik yang lebih
mudah diarbsobsi
oleh jaringan
daripada larutan
antiseptic. NaCl
yang dicampur
dengan antibiotic
dapat
mempercepat
penyembuhan
luka akibat
- rawat luka setiap infeksi
hari atu setiap kali osteomielitis
bila pembalut
basah - Membantu
meningkatkan
- hindari pertumbuhan
pemakaian jaringan luka
perawatan luka
yang sudah kontak - pengendalian
dengan klien infeksi
osteomielitis, nosokomial
jangan digunakan dengan
lagi untuk menghindari
melakukan kontaminasi
perawatan luka langsung dari
pada klien lain perawatan luka
- gunakan perban yang tidak steril
elastic dan gips
pada luka yang
disertai dengan - pada klien
kerusakan tulang osteomielitis
atau dengan
pembengkakan kerusakan tulang,
sendi stabilitas formasi
tulang sangat
labil. Gips dan
perban elastic
dapat membantu
- evaluasi perban memfiksasi dan
elastis terhadap mengimobilisasi
edema sehingga dapat
mengurangi nyeri
- pemasangan
perban elastic
yang terlalu kuat
dapat
4. Defisiensi Tujuan : menyebabkan
pengetahuan dan Pengetahuan - kaji pengetahuan edema pada
informasi tentang klien tentang daerah distal dan
berhubungan perawatan luka proses perawatan juga menambah
dengan kurang meningkat luka nyeri pada klien
terpajan - untuk
pengetahuan dan Kriteria hasil : mengetahui
informasi (dalam waktu 1 x - jelaskan tentang tingkat
24 jam) proses perawatan pengetahuan
Ds: luka pasien tentang
- klien perawatan luka
mengatakan - klien memahami - untuk
kurang tentang menambah
mengetahui cara perawatan luka - jelaskan tentang pengetahuan
perawatan luka program pasien tentang
yang dideritanya - klien tidak pengobatan dan proses perawatan
bertanya-tanya alternative luka
lagi pengobatan - untuk
Do : meningkatkan
- klien tampak partisipasi klien
bertanya-tanya dalam program
- klien tampak pengobatan dan
bingung - diskusikan gaya memberikan
hidup yang alternatif lain
munmgkin tentang
digunakan untuk pengobatan
mencegah - untuk mencegah
komplikasi keparahan
penyakit
-diskusikan tentang
terapi dan
pilihannya

- memberi
- instruksikan gambaran tentang
kapan harus ke pilihan terapi
pelayanan yang bisa
kesehatan digunakan
- supaya pasien
dapat
menggunakan
- tanyakan kembali fasilitas
pengetahuan klien pelayanan
tentang prosedur kesehatan dengan
perawatan luka dan benar
pengobatan - untuk meriview
tentang proses
perawatan luka
dan pengobatan

Post operasi
Nama : Tn”M” No. Med. Reg : 200219
Umur : 51 tahun Ruangan : Marwah
No Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri Tujuan : - kaji tingkat nyeri - untuk
berhubungan - nyeri hilang atu yang dirasakan mengetahui
dengan tindakan berkurang klien tingkat nyeri
pembedahan - observasi tanda- yang dirasakan
Kriteria hasil : tanda vital pasien
DS:
(dalam waktu - atur posisi - untuk
-klien 3x24 jam) imobilitas pada mengetahui
mengatakan daerah nyeri sendi keadaan umum
nyeri di bagian -klien atau nyeri ditulang pasien
luka post operasi mengatakan nyeri yang dialami - imobilitasi yang
osteomielitis di bagian luka infeksi adekuat dapat
operasi hilang - bantu klien dalam mengurangi nyeri
Do: mengidentifikasi pada daerah nyeri
-Ku membaik factor pencetus sendi atau di
- Ku lemah
- jelaskan dan tulang yang
- ekspresi wajah -ekspresi wajah bantu pasien terkait mengalami
meringis tenang dengan tindakan infeksi
preda nyeri - pendekatan
- terdapat luka - luka operasi nonfarmakologi dengan
operasi hilang dan noninvasif menggunakan
-skala nyeri 1 - ajarkan relaksasi, relaksasi dan
- skala nyeri 5
teknik mengurangi tindakan
- tanda-tanda -TTV normal ketengangan otot nonfarmokologi
vital : TD : 120/80 rangka yang dapat lain
mmHg mengurangi menunjukkan
TD : 100/70 -RR : 24 x/menit intersitas nyeri dan kefektifan dalam
mmHg - pols : 80 meningkatkan mengurangi nyeri
x/menit relaksasi masase - teknik ini
RR : 22 x/menit
-Suhu : 360c - ajarkan metode melancarkan
Pols : 80 x/menit distraksi selama peredaran darah
nyeri dengan sehingga
Suhu : 36,50c mengalihkan kebutuhan O2
perhatian pada saat pada jaringan
nyeri timbul seperti terpenuhi dan
mengobrol, nyeri berkurang
menonton tv, - mengalihkan
membaca dan perhatian pasien
mendengarkan terhadap nyeri ke
music hal-hal yang
- tingkatkan menyenangkan
pengetahuan Pengetahuan
tentang penyebab tersebut
nyeri dan membantu
hubungan dengan mengurangi nyeri
berapa lama nyeri dan dapat
akan berlangsung membantu
- libatkan keluarga meningkatkan
dalam memenuhi kepatuhan klien
kebutuhan pasien terhadap rencana
- kolaborai dngan terapeutik
tim medis dalam - mempermudah
pemberian obat dalam memenuhi
kebutuhan klien
- analgetik
memblok lintasan
nyeri sehingga
nyeri akan
berkurang

2 - kaji kemampuan
Hambatan Tujuan : pasien dalam - untuk
mobilitas fisik Aktifitas kembali mobilisasi mengetahui
berhubungan maksimal - monitoring vital tingkat mobilisasi
dengan sign pasien
keterbatasan Kriteria hasil : sebelum/sesudah - untuk
untuk bergerak (dalam waktu 3 x latihan dan lihat mengetahui
Ds : 24 jam) respon pasien saat keadaan umum
- kaki klien bisa latihan pasien
- klien digerakkan - ajarkan pasien - untuk
mengatakan - KU membaik bagaimna merubah membantu pasien
kakinya tidak - klien dapat posisi dan berikan memberikan
bisa digerakkan melakukan bantuan jika posisi nyaman
setelah tindakan aktifitas secara diperlukan - untuk
operasi mandiri - ajarkan pasien membantu pasien
osteomielitis - luka operasi atau tenaga dalam proses
hilang kesehatan lain penyembuhan
Do : - kekuatan otot : teknik ambulasi - untuk
- KU lemah - berikan alat bantu membantu pasien
5 5 jika klien dalam melakukan
- aktifitas memerlukan aktifitas
dibantu oleh 5 5 - bantu klien untuk - untuk mencegah
keluarga menggunakan cedera dan
tongkat saat memperparah
- terdapat luka berjalan dan cegah penyakit
operasi terhadap cedera - agar pasien
- kekuatan otot - melatih pasien dapat memenuhi
dalam pemenuhan kebutuhan ADL,
4 5 kebutuhan ADL secara mandiri
secara mandiri tanpa bantuan
5 5 sesuai kemampuan keluarga
- kondultasikan - agar pasien
dengan terapi fisik mendapatkan
tentang rencana pengobatan yang
ambulasi sesuai optimal
dengan kebutuhan

4.5 Implementasi Keperawatan


No Tanggal/ No Implementasi Pre Operasi
Waktu DX
1 17 mei 2016 1 - mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan klien dengan
14.00 WIB menggunakan penilaian mimic wajah pasien dan dengan
mengunakan skala nyeri
- mengobservasi tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, RR:
22x/m, S:36,5 C
- mengatur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri
ditulang yang mengalami infeksi dengan cara meletakkan
gulungan handuk atau bantal di area bawah paha yang terkena
infeksi
- membantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus seperti
adanya trauma, nyeri dan penyakit yang melemahkan tubuh
- menjelaskan dan bantu pasien terkait dengan tindakan pereda
nyeri ninfarmakologi dan nonincasif
- mengajarkan relaksasi, teknik mengurangi ketegangan otot
rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri dan
meningkatkan relaksasi mesases dengn cara meninggikan kaki
yang terinfeksi lebih tinggi dari posisi tubuh untuk mengurangi
ketegangan otot serta mengajarkan pasien teknik nafas dalam
dengan menarik nafas dengan dalam melalui hidung dengan
hitungan 1,2,3 dan kemudian tahan selama 3 detik lalu
hembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan anjurkan
mengulangi prosedur tersebut jingga nyeri berkurang , ulangi
sampai 15 kali diselinggi istirahat singkat setiap 5 kali
- mengajarkan metodi distaksi selama nyeri dengan mengalihkan
perhatian pada saat nyeri timbul seperti mengobrol, menonton tv,
membaca dan mendengarkan music
- meningkatkan pengetahuan tentang pemyebab nyeri dengan
beberapa nyeri berlangsung dengan menjelaskan kepada klien
apa saja yang dapat menyebabkan nyeri tersebut timbul dan
berapa lama nyeri tersebut berlangsung,
- melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien dalam
membantu pasien dalam melakukan aktifitasnya makan, minum,
makan, BAK dss
- melakukan dengan tim medis dalam memberikan analgesic
tumtuk membantu mengurangi rasa nyeri

- mengkaji intek nutrisi pasien dengan menanyakan kepada


pasien seberapa banyak porsi makan setiap harinya
- mengkaji datanya alergi makanan dengan menanyakan kepada
2 17 mei 2016 II pasien apakah alergi mengonsumsi makanan tertentu
16.00 WIB - menjelaskan mengonsumsi jumlah nutrisi yang bergizi dan
mengonsumsi buah – buahan tubuh memiliki nutrisin yang
cukup maka akan membantu proses penyembuhan
- menganjurkan klien makan porsi kecil tapi sering dgn
menganjurkan keluarga pasien menyediakan makanan selingan
selain nasi, seperti roti dan buah
- menganjurkan klien makan makanan yng tinggi serat untuk
mencegah konstipasi dengan mengonsumsi sayur-mayur serta
buah-buahan
- memelihara kebersihan mulut dgn baik (siakt gigi dan kumur
kumur) sesudah mengunyah makanan
- melakukan kolaborasi dgn ahli gixzi untuk menentukan jumlah
kalori yang dibutuhkan pasien
- mengkaji kerusakan jaringan dengan melihat area di sekitar
luka apakah ada tanda-tanda infeksi kalor , dolor, rubor, tumor
dan adanya puss
- melakukan perawatan luka dgn teknik steril seperti tdk lupa
3 17 mei 2016 III mencuci tangan dan tdk lupa melakukan APD
16.35 WIB - mengkaji keadaan luka dengan teknik membuka balutan dan
mengurangi setimulus , bila perban melekat kuat maka diguyur
dgn NaCL
- melakukan pembilasan luka dari arah dalam luka dgn NaCL
- melakukan nekrotomi pada jaringan yg sudah mati
- menutup luka dgn kasa steril atau kompres dengan NaCl yg
dicampur dgn antibiotic
- merawat luka setiap hari atau setiap kali bila pembalut basah
atau kotor
- menghindari pemakaian peralatan luka yg sudah kontak dgn
oesteomielitis, jgn digunakan lagi untuk melakukan perawatan
luka pada klien lain
- mengunakan perban elastic dan gips pada luka yg disertai
dengan kerusakn tulang atau pembengkakan sendi
- mengevaluasi perban elastic terhadap edema dgn melihat
adakah pengaruh penggunaan perban elastic terhadap edema
- mengkaji pengatahuan klien tntng perawatan luka dgn
menanyakan kepada pasien apakah sebelumnya pernah
mendapatkan informasi tntng perawatan luka
-menjelaskan tntng proses perawatan luka
- menjelaskan program tntng program pengobatan
- mendiskusikan daftar hidup yg mungkin untuk mencegah
4 17 mei 2016 IV komplikasi dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
17.25 WIB dan tidak menganjurkan pasien melakukan aktifitas berlebihan
-mendiskusikan tentang terapi dgn memberi tahu pasien selain
mengunakan obat-obatan untuk proses penyembuhan klien dgn
dapat mengikuti altenatif lain seperti latihan ROM dan terapi yg
dianjurkan oleh visioterapi
- mengintruksikan kapan harus ke pelayanan kesehatan dgn
memberitahu pasien untuk melakukan ke pelayanan kesehatan
dgn waktu yg telah ditentukan yg diderita pasien apakah sudah
sembuh total atau belum
-menanyakan kembali pengetahuan klien tentang prosedur
perawatan luka dan pengobatan

No Tanggal/ No Implementasi pots operasi


waktu DX
1 21 mei 2016 I - mengkaji tingkat nyeri yg dirasakan klien dgn
14.00 WIB mengunakan penilaian mimic wajah pasien dan dgn
menggunakan skala nyeri
- mengobservasi tanda-tanda vital TD : 120/70 mmHg
pols 83x/menit, RR : 22x/m , S : 36 C
- mengatur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau
nyeri ditulang yg mengalami infeksi dgn cara meletakkan
ngulungan handuk atau bantal diarea bawah paha yg
terkena infeksi
-membantu klien dlm mengindentivikasi factor pencentus
seperti adanya trauma, nyeri dan penyakit yg melemahkan
tubuh
-menjelaskan dan membantu pasien terkait dgn tindakan
pereda nyeri
2 21 mei 2016 II - mengkaji kemammpuan dalam imobilisasi dgn
16.00 WIB mengintruksikan pasien untuk melakukan posisi miring
kanan dan kiri
- memonitoring vital sign sebelumatau sesudah latihan dan
lihat respon pasien saat latihan tekanan darah 120/80
mmHg, pols 80 x/m, RR : 24 x/m, S : 36 C melihat
apakah respon klien positif sebelum dan sesudah latihn
- mengajarkan pasien bagimna merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan dengan cara mmberitahu pasien
untuk bergerak perlahan dan hati-hati terutama pada
bagian yang sakit
- mengajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang
teknik ambulasi dgn memberi tahu pasien untuk
melakukan kegiatan dimulai dari bangun, duduk disisi
tmpat tidur hingga pasien turun dari tempat tidur, berdiri
dan ,mulai belajar berjalan
- memberikan alat bantu jika klien membentukkan tongkat
atau kruk untuk membantu pasien dalam melakukan
aktifitas

4.6 Evaluasi Keperawatan


Pre Operasi

DX 1 :

S : klien mengatakan masih nyeri pada bagian bekas operasi osteomielitis setahun yg
lalu
O : - keluhan utama lemah
- eksperesi wajah meringis
- inspeksi :
Kemerahan disekitar luka, adanya pus dan bengkak
-palpasi :
Terdapat nyeri tekan skala nyeri 3
- tanda-tanda vital
TD : 100/80 mmHg
Pols : 85x/m
RR : 24x/m
Suhu : 36 C
A ; masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
-kaji tingkat nyeri yg dirasakan klien
-observasi tanda-tanda vital
-atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yg mengalami
infeksi
-bantu klien dlm mengidentifikasi factor pencetus
-jelaskan dan bantu pasien terkait dgn tindakan pereda nyeri nonfarmakoligi dan noninvasif

DX II :
S : - klien mengatakan masih tdk nafsu makan
- klien masih mengeluh mual saat makan
O: -KU lemah
- warna bibir pucat
- mukosa bibir kering
- klien hanya menghabiskan 3 sendok makan daet yg diberikan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji intek nutrisi pasien
-kaji adanya adanya alergi makanan
-jelaskan pentingnya mengonsumsi jumlah nutrisi yg cukup
-anjurkan klien makan-makanan dalam porsi kecil tadi sering
-anjurkan klien makan makanan yg mengandung tinggi serat untuk mencengah
konstipasi
- pelihara kebersihan mulut dgn baik (sikat gigi dan kumur-kumur) sesudah
mengunyah makanan
- kolaborasi dgn ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yg dibutuhkan
pasien

DX 3 :
S: klien mengatakan luka terasa agak panas dan jaringan kulit pada area luka berwarna pucat
O : terdapat pus pada area luka
-jaringan kulit pada area luka terlihat rusak
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- kaji kerusakan jaringan lunak
- lakukan perawatan luka dengan teknik steril
- kaji keadaan luka dengan membuka balutan dengan mengurangi stimulus nyeri,
bila perban melekat kuat perban diguyur dengan cairan naCl
-lakukan nekrotomi pada jaringan yg sudah mati
-tutup luka dgn kasa steril atau kompres dgn nacl yg dicampur antibiotic
- rawat luka setiap hari atau setiap kali bila pembalut basah atau kotor
-hindari pemakaian peralatan perawatan luka yg sudah kontak dengan oesteomilitis
jgn digunakan lagi untuk melakukan perawatan luka pada pasien lain
- gunakan perban elastis dan gips pada luka yg disertai dgn kerusakan tulang atau
pembengkakan sendi
-evaluasi perban elastic terhadap edema

DX 4:
S : -klien mengatakan masih kurang mengetahui prosedur perawatan luka
O: - klien tampak bertanya-tanya
-klien tampak binggung
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
- kaji pengetahuan klien tentang perawatan luka
- jelaskan tentang proses perawatan luka
-jelaskan tentang program pengobatan dan altenatif pengobatan
-diskusikan gaya hidup yg mungkin digunakan untuk mencengah komplikasi
-intruksikan harus kapan ke pelayanan kesehatan
-tanyakan kembali pengetahuan klien tentang prosedur perawatan luka danpengobatan
Post Operasi
DX 1 :
S ; klien mengatakan nyeri dibagian luka operasi osteomilitis
O : - KU lemah
- ekspresi meringis
-terdapat luka operasi
-skala nyeri 5
-TTD:
Td ; 120/80 mmHg
Pols : 80 x/m
Rr : 22 x/m
Suhu : 36 C
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- kaji tingkat nyeri yg dirasakan klien
- observasi TTV
- atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri ditulang yg mengalami
infeksi
-bantu klien dlm mengidentifikasi factor pencetus
- jelaskan dan bantu pasien terkait tindakan pereda nyeri non farmakologi dan
noninfasif
- ajarkan relaksasi, teknink megurangi ketegangan otot rangka yang dapat
mengurangi intensitas nyeri dan meningkatkan relaksasi mesase
- ajarkan metode distraksi selama nyeri dengan mengalihkan perhatian pada saat
nyeri timbul seperti mengobrol, menonton tv, membaca dan mendengarkan music
- tingkatkan pengetahuan penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri
akan berlangsung
- libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien
- kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat

DX II
S : - Klien mengatakan kakinya masih tidak bisa digerakan setelah tindakan operasi
O : - Ku lemah
- aktvitas dibantu
- kekuatan otot
4 5

2 5
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- monitoring vital sign sebelum/sesudah ,latihan dan lihat respon pasien saat latihan
- ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
- ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
- berikan alat bantu jika klien memerlukan
- bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
- latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL secara mandiri sesuai kemampuan
- konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
Kebutuhan.

BAB V
PEMBAHASAN
Diagnosa yang muncul pada pasien tn. N yang berusia 51 tahun yaitu hanya enam diagnose ( pre
operasi 4 dan post operasi 2 diagnosa) dari sepuluh diagnose ( pre operasi 7 dan post operasi 3
diagnosa) yang terdapat pada asuhan keperawatan teori, hal ini dapat dibuktikan dengan analisa
data berikut ini:
Data Etiologi Masalah
N
O
1 DS: Faktor predisposisi : Nyeri kronis
- Klien mengatakan nyeri pada usia, virulensi
bagian patta bekas operasi kuman, riwayat
Osteomielitis setahun trauma, nutrisi dan
yang lalu lokasi infeksi
DO:
- Kulemah Invasi
- Ekpresi wajahmeringis mikroorganisme dari
- lnspeksi: tempat lain yang
beredar melalui
sirkulasi darah

Kemerahan disekitar
luka, Masuk ke juksta
adanya pus, bengkak epifısis
- Palpasi: tulang panjang
Terdapat nyeri tekan
Skala nyeri 3 Invasi kaman ke tulang
- Tanda-tanda dan sendi
Vital
TD:100/80mmH Osteomielitis
g Pols:85xlmnt
RR : 24 xlmnt Fagositosis
Suhu : 36°C
Proses inflamasi :
hiperemia,
pembengkakan

gangguan fungsi,
pembentukan pus dan
kerusakan integritas
jarıngan
Peningkatan jaringan
tulang medula

Iskemia & nekrosis


tulang

Pembentukan abses
tulang

Nyeri

2 DS: Osteomielitis Gangguan


- Klien mengatakan tidak pemenuhan
nafsumakan Fagositosis nutrisi kurang
- Klien mengeluh mualsaat dari kebutuhan
Proses inflamasi : tubuh
DO:
hiperemia,
- KU lemah
pembengkakan,
- Wama bibir pucat
gangguan fungsi
- Mukosa bibir kering
- Klien hanya
Kemampuan tonus
menghabiskan 3 sendok otot
makan porsi diet menurun
yangdiberiksn
Nafsu makan
menurun

Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
3 DS: Proses inflamasi : Kerusakan
- Klien mengatakan luka hiperemia, integritas kulit
terasa agak panas, dan pembengkakan,
jaringan kulit berwana gangguan fungsi,
kemerahan pembentukan pus
DO: dan kerusakan
- Terdapat pus pada integritas jaringan
area

- Jaringan kulit pada Kemampuan tonus


area luka terlihat otot menurun
rusak

Kelemahan fisik

Tirah baring lama,


penekanan lokal

Kerusakan
integritas kulit
4 DS: Proses inflamasi : Defisiensi
- Klien mengatakan hiperemia, pengetahuan dan
kurang
mengetahui pembengkakan, inforinasi

pemwatan
luka yang dideritanya gangguan fungsi,
pembentukan pus
dan
DO: kerusakan integritas
- Klien tampak bertanya - jaringan
tanya
- Klien tampak bingung Pembentukan pus,
nekrosis

Komplikasi infeksi

Kurang terpajan
pengetahuan dan
informasi

Defisiensi
pengetahuan
dan informasi

Post Operasi

N Da Etiologi Masalah
o ta
l DS: Osteomielitis Nyeri
akut
- Klien mengatakan nyeri
dibagian luka operasi
Tindakan
Osteomielitis pembedahan
DO:
- KU lemah Luka operasi
- Ekspresi wajah meringis
- Terdapat luka operasi Diskontinuitas
- Skala nyeri 5 jaringan
- Tanda-tanda
Merangsang serabut
Vital: TD :
100/70mmHg saraf sensorik

Pols : 80x/m
RR: 22 x/m Rangsangan
Suhu : dihantarkan ke
talamus
36,5'C

Implus disebarkan
ke
korteks sensorik
didalam talamus

Nyeri

2 DS: Tindakan Hanbatan


operasi Imobilitas fisik
- Klien mengatakan
kakinya tidak bisa
digerakan setelah Luka operasi

tindakan operasi
DO: Keterbatasan
untuk bergerak
- KU lemah

- Aktivitas dibantu
oleh
keluarga
- Terdapat luka operasi Hambatan
- Kekuatan otot:
imobilitas
fisik
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Osteomielitis dapat terjadi akibat perluasan infeksi pada
jaringan lunak, kontaminasi langsung pada tulang. osteomielitis sering timbul dari patah tulang
terbuka, infeksi pada kaki penderita diabetes, atau terapi bedah pada lika tertutup.
Penyebab Osteomielitis berariasi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, atau berbagi organisme
lain. Osteomielitis terjadi lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan, dan sering mengenai
tulang panjang ekstermitas bawah meskipun semua tulang bisa terkena.
6.2 Saran
Untuk melakukan pengkajian pada klien sebaiknya dapat menguasai materi terlebih dahulu agar
data yang didapatkan benar dan akurat, sehingga hasil dari asuhan keperawatan dapat lebih
optimal.
Perawat dituntut mmberikan asuhan keperawatan komprehensif terhadap klien dari pengkajian
sampai evaluasi, dan memberikan dukungan pada klien agar membantu proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono dan sumirah, B.P.2015.Keperawatan datar keperawatan. Cetakan I. Jakarta : bumi
medika.Hal.140
Brunner & Suddarth.2013.Keperawatan Medikal Bedah.Cetakan I. Jakarta : EGC. Hal.390
Digiulo, M, dkk.2009. Medikal Surgical Nursing (edisi 1).Terjemahkan oleh:Dwi,
P.Yogyakarta:Rapha Publishing.Hal.279.
Nurafit, A.H, dkk.2015.

Anda mungkin juga menyukai