Oleh:
FADILLA EKA ROHCAHYANI
NPM : 18025010036
BUDIDAYA HIDROPONIK
BABY KAILAN (Brassica Oleracea var. alboglabra)
DI PT. KUSUMA AGROBIO TANIPERKASA, KOTA BATU, JAWA TIMUR
Oleh :
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
(Dr. Ir. R.A Nora Agustien K., MP.) (Dr. Ir. Bakti Wisnu Widjajani, MP.)
NIP. 19590824 98703 2001 NIP. 19631005 198703 2001
i
KATA PENGANTAR
ii
8. Ayah, Ibu, Adik, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan secara
materi, moril, maupun spiritual.
9. Teman-teman satu angkatan Prodi Agroteknologi 2018 yang selalu
membantu dan memberikan saran dan juga kritik kepada penulis.
Penulis berharap semoga Laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis serta bagi pembaca tentang budidaya
hidroponik tanaman baby kailan (Brassica oleracea var. alboglabra).
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….……
i
KATA PENGANTAR………………………………………..…….................................
ii
iv
5.1 Pembibitan…………………………………………………………..... 20
5.2 Sanitasi Screen House……………………………………………........ 24
5.3 Penanaman…………………………………………………….…........ 25
5.4 Perawatan…………………………………………………………....... 26
5.5 Panen dan Pasca Panen……………………………………………….. 28
VI. PEMBAHASAN………………………………………………………..... 30
VII.PENUTUPAN………………………………………………................... 42
7.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 42
7.2 Saran…………………………………………………………...…....... 43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………............ 44
LAMPIRAN…………………………………………………………………... 47
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
2.1 Kandungan Gizi per 100 gram Baby Kailan……………………………….... 9
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
2.1 Tanaman Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)………….......... 5
5.1 Persiapan Benih……………………………………………………………... 21
Lampiran
vii
I. PENDAHULUAN
1
2
sehingga dapat menjadi tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dalam
hal ini khususnya teknologi budidaya sayuran hidroponik.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa yaitu:
1. Memenuhi kurikulum wajib yang telah ditetapkan oleh Fakultas Pertanian
Program Studi Agroteknologi.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman, pengenalan dan pengamatan visual
secara langsung tentang keadaan dan kondisi yang ada di lapang, serta kejadian
nyata di masyarakat khusunya petani.
3. Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan
menerapkan dan menelaahnya.
4
5
2.2.2 Batang
Morfologi batang baby kailan berbentuk bulat dan pendek. Batang baby
kailan juga berbentuk tegak dan beruas-ruas. Walaupun memiliki batang yang
tebal, namun batang baby kailan ini tidak keras. Batang baby kailan merupakan
batang sejati yang berdiameter antara 3 cm – 4 cm serta berwarna hijau muda.
Batang baby kailan memiliki cipta rasa yang renyah ketika dimasak (Amilah,
2012).
2.2.3 Akar
Perakaran baby kailan ini memiliki akar dengan serabut yang banyak.
Perakaran baby kailan mampu mencapai panjang hingga 21 cm. Maka dari itu,
perakaran baby kailan umumnya relatif dangkal. Perakaran baby kailan yang
bercabang akan menghasilkan cabang akar sekunder yang akan tumbuh lagi
bercabang menjadi akar tersier yang berfungsi untuk menyerap unsur hara. Selain
menyerap unsur hara, perakaran baby kailan juga berfungsi untuk menyerap air
(Krisnawati et al, 2014 ).
2.2.4 Bunga
Bunga baby kailan berwarna putih pada ujung batang. Bunga baby kailan
juga ada yang berwarna kuning. Bunga ini keluar dari ujung batang atau tunas.
Bunga baby kailan merupakan salah satu dalam bunga sejati yang mempunyai
benang sari di dalam kepala bunga. Umumnya terdapat enam benang sari. Benang
sairi ini muncul dari dalam kepala bunga dan sisanya terdapat pada kepala luar
6
bunga. Kepala bunga berukuran kecil yang mirip dengan bunga tanaman brokoli.
(Sunarjono, 2013).
2.2.5 Biji
Biji yang dihasilkan oleh bunga baby kailan berwarna hitam. Selain
berwarna cokelat, adapula biji baby kailan yang berwarna cokelat. Ukuran biji
baby kailan berukuran kecil, namun jika dibandingkan dengan biji bayam dan
sawi hijau, biji baby kailan masih lebih besar daripada kedua biji tanaman
tersebut. Biji baby kailan terdapat di dalam polong buah yang lonjong dan
panjang. Biji baby kailan tepatnya melekat pada kedua sisi sekat bilik yang
membagi buah menjadi dua bagian (Amilah, 2012).
Ciri-ciri baby kailan yang sudah siap untuk dipanen yaitu dapat berdasarkan
warna daun. Warna daun yang dikehendaki baby kailan siap panen adalah hijau
tua dan mulai menguning pada bagian bawah tanaman serta daun berbentuk lebar.
Ciri-ciri fisik ini biasa dijumpai pada baby kailan yang berumur 30-50 hari setelah
pindah tanam. (Ayuningtyas, 2019).
Namun tanaman baby kailan ini dapat tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian
2500 m di atas permukaan laut (Rukmana, 2010).
Tanaman baby kailan menghendaki curah hujan berkisar baik untuk tanaman
kailan berkisar 1000- 1600 mm /tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat
meningkatkan potensi serangan penyakit. Selain itu, curah hujan yang terlalu
tinggi juga dapat merusak daun akibat hujan yang deras sehingga kualitas hasil
panen menurun. Sedangkan curah hujan yang terlalu rendah dapat menyebabkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya penyerapan nutrisi oleh tanaman (Handayani, 2020).
Tanaman baby kailan membutuhkan cahaya matahari yang optimal untuk
tumbuh dan berkembang. Intensitas cahaya yang dibutuhkan baby kailan yaitu 9 –
10 jam per hari dengan intensitas 1200 foot candle. Kelebihan cahaya matahari
dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman karena penguapan air. Sedangkan
apabila tanaman kekurangan cahaya matahari dapat menyebabkan tanaman mudah
terserang penyakit. Selain itu, kekurangan cahaya matahari dapat menjadikan
baby kailan menjadi tanaman yang kerdil karena pertumbuhan terhenti.
(Suhardiyanto, 2009).
Baby kailan juga membutuhkan pH yang ideal untuk tumbuh dan
berkembang dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan pH yang ideal mampu
menyediakan bahan organik dan unsur hara yang lebih cukup. pH ideal bagi
tanaman baby kailan yaitu berkisar 5 hingga 6,5. Defisiensi unsur hara dapat
terjadi apabila pH kurang dari 5. Unsur hara yang mengalami defisiensi yaitu P,
Ca, dan Mg serta toksitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe. Sedangkan pada pH di atas 7,5
dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Ca dan Mg serta juga keracunan Mo
(Mahdalena dan Nurul, 2018).
Tabel 2.1 Kandungan Gizi per 100 gram Baby Kailan (Wibowo, 2017)
Zat Gizi Kadar %AKG
Lutein-zeaksantin (mg) 912 -
Mangan (mg) 0,3 13
Kalsium (mg) 100 10
Asam Folat (mg) 99 25
Vitamin K (mg) 84,8 141
Vitamin E (mg) 0,5 2
Vitamin C (mg) 28,2 31
Vitamin A (mg) 1638 33
Protein (g) 1,1 1,8
Serat Pangan (g) 2,5 10
Energi (kkal) 22 1
Total Karbohidrat (g) 3,8 1
Tanaman baby kailan memiliki cita rasa yang lezat dan renyah. Selain cita
rasanya yang lezat, baby kailan juga megandung gizi yang dibutuhkan tubuh
manusia, seperti protein mineral, dan vitamin. Rasanya yang lezat serta
kandungan gizinya yang cukup lengkap menjadikan baby kailan sebagai salah
satu produk pertanian yang diminati masyarakat. Oleh karena itu, baby kailan
mampu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
nutrisi yang efisien, tidak perlu melakukan pengolahan tanah dan pengendalian
gulma, tanaman dapat dibudidayakan sepanjang tahun tidak bergantung dengan
musim, media tanam cenderung steril, dan terlindungi dari hujan serta matahari
secara langsung. Siswandi dan Sarwono (2013) mengemukakan bahwa sistem
hidroponik adalah suatu alternatif yang dapat diimplementasikan untuk
meningkatkan produktivitas baik secara kuantitatif maupun kualitatif di lahan
sempit.
Menurut Pascual et al 2016 (dalam Swastika, 2018), budidaya tanaman
hidroponik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik selayaknya pada media
tanah dikarenakan tersedianya nutrisi dalam air, sehingga tanaman dapat hidup
dan memberikan hasil yang sama dengan tanaman pada media tanah. Suharto
(2016) menyatakan bahwa faktor unsur hara sebagai nutrisi merupakan faktor
penentu yang paling krusial karena menentukan kuantitas dan kualitas tanaman.
Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan secara kontinyu pada
tingkatan konsentrasi yang rendah. Pemberian nutrisi dengan konsentrasi yang
tinggi tidak dimanfaatkan oleh tanaman serta tidak mempengaruhi produksi
tanaman. Menurut El-Kazzaz (2017), beberapa sistem hidroponik yang umum
digunakan antara lain yaitu wick system, Nutrient Film Technique (NFT), Deep
Water Culture (DFT), drip system, dan, flood and drain system.
Tabel 2.2 Kandungan Makronutrien dalam Larutan Nutrisi yang Umum (Resh,
2013)
Fertilizers Formula Nutrient Solubility jk
Precentage
Calcium nitrate Ca(NO3)25H2O N: 15,5; Ca: 19 1290
Potassium nitrate KNO3 N: 13; K: 38 316
Magnesium nitrate Mg(NO3)26H2O N: 11; Mg: 9 760
Amonium nitrate NH4NO3 N : 35 1920
Monopotasium KH2PO4 P:23; K :28 226
phosphate
Potassium sulphate K2SO4 K:45 ; S:18 111
Magnesium sulphate Mg(SO4)27H2O Mg:10 ; S:13 335
Amonium sulphate (NH4)2SO4 N:21 ; S:24 754
Potassium chloride KCl K:60 ; Cl :48 330
Purbajanti et al (2017) menyatakan bahwa kelarutan masing - masing nutrisi
tergantung pada suhu air pelarut dimana kelarutan pupuk akan meningkat dengan
suhu yang meningkat pula. Kelarutan nutrisi ini juga tergantung pada pupuk lain
dalam larutan nutrisi. Misalnya, kalium sulfat dan kalium nitrat dilarutkan dalam
secara bersama maka kelarutannya akan berkurang karena mengandung ion K.
2.7.2 Sanitasi
Menurut Prastio (2015), sanitasi pada budidaya hidroponik baby kailan
dilakukan dengan membersihkan screen house secara rutin setelah panen dan atau
sebelum penanaman tanaman baru. Sanitasi juga dilakukan dengan membersihkan
peralatan maupun bahan-bahan yang menunjang untuk tempat tumbuh baby
kailan. Peralatan dan bahan yang dimaksud dapat berupa sterofoam, bak fiber,
tray, dan container. Selain itu, sanitasi juga dilakukan dengan menguras tandon
dan membersihkan tandon pada instalasi hidroponik.
2.7.4 Perawatan
Menurut Sunarjono (2013), pemeliharaan merupakan tahapan yang penting
dalam suatu proses budidaya kailan dengan sistem hidroponik. Pemeliharaan
tanaman kailan meliputi pemberian nutrisi dan pengendalian hama dan penyakit.
1. Pemberian Larutan Nutrisi
Pemberian larutan nutrisi pada budidaya sayuran hidroponik dapat melalui
penyiraman pada tahap pembibitan. Larutan nutrisi juga dapat diberikan dengan
sistem irigasi tetes atau sistem lainnya sesuai denganmetode hidroponik yang
digunakan.
ditemukan adalah busuk daun dan busuk batang. Pengendalian hama dan penyakit
pada budidaya baby kailan hidroponik ini dapat dilakukan dengan cara manual,
yakni dengan menyingkirkan organisme pengganggu tersebut dan pencabutan
daun yang terinfeksi guna menghentikan penyebaran penyakit.
2.7.5 Pemanenan
Menurut Suhardiyanto (2009), baby kailan dapat dipanen ketika tanaman
berumur 30-35 hari setelah pindah tanam bibit. Kriteria tanaman baby kailan
yang sudah siap panen yaitu daun berukuran lebih kecil mulai muncul pada bagian
atas tanaman, daun berwarna hijau tua dengan tepi yang bergelombang dan daun
bagian bawah mulai menguning. Cara memanen baby kailan cukup dengan
mencabut seluruh tanaman sampai akarnya dari wadah media. Setelah proses
pemanenan selesai, tanaman siap memasuki tahap pasca panen.
2. Crisping
Penanganan selain grading yaitu crisping. Metode ini merupakan cara untuk
menjaga kualitas baby kailan supaya tetap segar. Metode crisping terdiri dari dua
13
tahap. Tahap pertama yaitu merendam hasil panen baby kailan dengan air pada
suhu 30ºC – 45ºC. Sementara itu tahap kedua adalah pendinginan hasil panen
baby kailan pada suhu dibawah 5ºC. Cara ini mudah dilakukan dan cenderung
murah dibandingkan dengan metode lainnya. Oleh karena itu crisping dapat
menjadi solusi penanganan pasca panen baby kailan bagi petani atau pedagang
yang memiliki keterbatasan modal. Selain itu, penerapan metode ini tetap
menghasilkan profit, baik digunakan untuk komoditi yang bernilai ekonomi
tinggi maupun yang memiliki nilai ekomomi rendah.
Berdasarkan tabel 2.3 di atas jumlah biaya tetap dan biaya variabel usahatani
kailan sebesar Rp. 3.084.000,-./luas garapan. Besar kecilnya penerimaan yang
diperoleh dari suatu usaha dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dan harga
yang berlaku. Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produksi dengan
harga yang berlaku pada saat itu.
Produksi kailan yang diperoleh petani selama periode produksi rata-rata
sebesar 290,36 Kg/ luas garapan, dimana harga yang berlaku pada saat penelitian
Rp 18.000/ Kg, maka penerimaan dari hasil usahatani kailan sebesar
Rp.5.226.480,-/luas garapan (Tabel 2.4).
Tabel 2.4 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Tani Kailan per
Luas Garapan (6,8 are)
Uraian Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Penerimaan 290,36 Kg 18.000., 5.226.480.,
Jumlah Biaya 6,8 are 3.084.000., 3.084.000.,
Pendapatan 6,8 are 2.142.480.,
R/C Ratio 1,7
3.2 Profil
3.2.1 Sejarah
PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa merupakan salah satu anak
perusahaan Kusuma Agrowisata Group. Pada oktober 1988 berhenti dari PTP
XXVI yang sekarang menjadi PTPN XII. Selanjutnya mengawali usaha sendiri
dengan berkebun apel pada lahan seluas 4 Ha yang berlokasi di Kelurahan
Ngaglik, Kecamatan Batu. Tahun 1990 luas areal ditambah 4 Ha kebun untuk
16
17
ditanami apel dan jeruk. Dengan total areal kebun seluas 8 Ha inilah yang menjadi
cikal bakal berdirinya usaha agrowisata.
Tahun 1991, melakukan peletakan batu pertama untuk kawasan hotel berupa
bangunan cottage. Tahun 1992 pengoperasian hotel mulai dibuka (selesai
dibangun) dengan jumlah 16 cottage. Selanjutnya pada tahun 1993 menambah
jumlah kamar menjadi 66 kamar, fasilitas kolam renang, restoran dan ruang
pertemuan. Pada tahun 1994 melakukan pengembangan hotel dengan menambah
jumlah kamar menjadi 84 kamar. Tahun 1995 melengkapi jumlah kamar hingga
menjadi 150 kamar, lobi yang representatif, 3 restoran, 8 ruang pertemuan dan 2
lapangan tennis. Di tahun 1996 menambah fasilitas agrowisata dengan
membangun rumah kaca screen house untuk tanaman hias dan menanam kopi.
Selanjutnya pada tahun 1997 mengembangkan usaha dengan membuka Kusuma
Estate dan Kusuma Travel. Pada tahun 1998 menambah lagi jenis tanaman untuk
agrowisata yaitu stroberi, sayur tanah, sayur hidroponik dan sayur subtrat. Sampai
dengan tahun 2000 luas areal keseluruhan Kusuma Group ± 50 hektar.
18
19
dilaksanakan pada waktu tertentu yang telah disepakati bersama di ruang istirahat.
Sementara itu, untuk diskusi dan wawancara dengan kepala personalia dilakukan
di kantor.
5.1 Pembibitan
5.1.1 Persiapan Benih
Benih baby kailan yang digunakan pada budidaya hidroponik di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini adalah kultivar winsa yang berasal dari
produksi benih PT. Saribenih Unggul Surabaya dengan label “Kaelan Sharp
Leaf”. Tampilan depan kemasan menampilkan tanaman baby kailan (Gambar
5.1.a) dan tampilan belakang kemasan menyajikan ciri-ciri fisik tanaman dan daya
tumbuh tanaman (Gambar 5.1.b). Sementara itu, penampakan fisik benih baby
kailan tampak berwarna cokelat kehitaman dan berukuran kecil (Gambar 5.1.c).
Pemilihan benih ini sesuai dengan SOP budidaya sayuran hidroponik. Adapun
SOP pemilihan benih di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa yaitu 1)
Produktivitas tinggi, 2) Daya tumbuh tinggi dan seragam, 3) Benih unggul, dan 4)
Benih masih baru dan tidak kadaluarsa. Persiapan benih dilakukan sejak sebelum
digunakan yaitu dengan cara menyimpan benih dalam kemasan pada tenpat yang
kering dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Hal ini untuk
menghindarkan benih mengalami kerusakan dan menurunkan kualitasnya yang
nantinya akan berpengaruh terhadap daya kecambah benih.
Gambar 5.1 Persiapan Benih; (a) Kemasan Depan Benih Baby Kailan Kultivar
Winsa, (b) Kemasan Belakang Benih Baby Kailan Kultivar Winsa,
(c) Penampakan Fisik Benih Baby Kailan Kultivar Winsa.
20
21
Gambar 5.2 Persiapan Media Tanam; (a) Lembaran Spon 2 m x 90 cm, (b) Proses
Pemotongan Spon dengan Mal, (c) Spon dengan Potongan 20 cm x
90 cm, (d) Spon dengan Potongan 20 cm x 20 cm, (e) Proses
Pembuatan Lubang Tanam Semai pada Spon, (f) Media Spon
sebagai Lubang Tanam Semai.
22
Gambar 5.3 Penyusunan Media Tanam; (a) Pencucian Tray dengan Air Mengalir,
(b) Perendaman Media Tanam Semai Spon dalam Air, (c)
Penyusunan Media Tanam Semai Spon, (d) Pembuangan Air
Berlebih pada Tray, (e) Media Tanam Semai siap digunakan.
23
5.1.4 Persemaian
Tahap persemaian atau pembibitan membutuhkan bahan dan alat seperti stik,
benih, tray yang telah terisi oleh media spon, rak pembibitan dalam dan rak
pembibitan luar. Prosedur pertama yaitu benih dituangkan pada sterofoam. Kedua,
mengambil tiga biji benih dengan stik, lalu dimasukkan ke dalam lubang tanam,
benih harus masuk ke dalam spon dengan kedalaman maksimal 0,5 cm dan
minimal 2 mm (Gambar 5.4.a) hingga semua lubang tanam terisi semua. Ketiga,
memasukkan tray pembibitan ke dalam rak-rak pembibitan gelap selama 3 hingga
4 hari (Gambar 5.4.b). Keempat, setelah 3 hingga 4 hari di dalam rak pembibitan
gelap (Gambar 5.4.c), keluarkan bibit dari rak lalu dipindah ke rak pembibitan
luar (Gambar 5.4.d). Kelima, setelah bibit berumur 7 hari, cek kondisi spon
apakah masih jenuh air atau sudah kering (Gambar 5.4.e). Keenam, jika spon
mulai mengering maka mengambil larutan nutrisi dari bak nutrisi (Gambar 5.4.f)
dan menyiramkannya ke spon bibit hingga jenuh kembali (5.4.g). Terakhir, benih
ditanam di screen house setelah berumur 7-10 hari setelah persemaian di nurseri.
Gambar 5.4 Persemaian; (a) Persemaian Benih Baby Kailan, (b) Penempatan
Persemaian Benih di Rak Dalam (c) Kecambah Baby Kailan Umur
Tiga Hari setelah Persemaian di Rak Dalam, (d) Tempat Nurseri, (e)
Umur Baby Kailan Tujuh Hari, (f) Pengambilan Nutrisi, (g)
Pemberian Larutan Nutrisi di Nurseri.
24
Gambar 5.5 Sanitasi Screen House; (a) Membersihkan Bak Fiber, (b)
Membersihkan Sterofoam, (c) Menguras Tandon
house dengan cara disemprot dengan air hingga bersih. Selanjutnya mencabut
gulma yang ada di dalam screen house dan memasukkan gulma ke bak sampah.
5.3 Penanaman
Prosedur kegiatan pada tahap penanaman ini yaitu yang pertama membawa
bibit yang akan ditanam ke dalam screen house menggunakan dorongan (Gambar
5.6.a) dan stereofoam yang sudah bersih. Selanjutnya, mengisi bak fiber dengan
air hingga sebatas leher bak (Gambar 5.6.b). Setelah itu, memasukkan stereofoam
ke bak fiber. Bibit pada spon yang siap ditanam dimasukkan ke lubang tanam
stereofoam dengan cara dijepit dengan pinset (Gambar 5.6.c). Melakukan dengan
cara yang sama hingga seluruh lubang tanam stereofoam terisi. Selanjutnya adalah
memastikan pipa inlet dan outlet terpasang sempurna. Seelah pipa inlet dan outlet
telah terpasang sempurna, langkah berikutnya adalah menyalakan pompa air.
Terakhir, memasukkan nutrisi AB Mix ke dalam tandon air di screen house, lalu
memeriksa sirkulasi air dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas apakah sudah
seimbang.
Gambar 5.6 Penanaman; (a) Pengangkutan Baby Kailan dari Nurseri, (b)
Pengisian Bak Fiber dengan Air Mengalir, (c) Penanaman Baby
Kailan.
26
5.4 Perawatan
5.4.1 Pemberian Nutrisi AB Mix
Pemberian nutrisi diberikan setelah tanaman berumur satu hari setelah
pindah tanam. Nutrisi yang diberikan yaitu larutan AB Mix. Setiap 1 liter AB Mix
diberikan 100 liter air jadi perbandingannya 1 : 1 : 100. Pada kapasitas tandon
setiap screen house di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa rata-rata adalah
8000 liter. Tandon diisi ¾ bagiannya dengan air atau 6000 liter. Jadi perbandingan
pemberian nutrisi AB Mix yang diberikan adalah 60 liter nutrisi A, 60 liter nutrisi
B, dan 6000 liter air. Setelah tandon terisi dengan air, terlebih dahulu mengaduk
masing-masing dari larutan nutrisi, yaitu larutan nutrisi A (Gambar 5.7.a) dan
larutan nutrisi B (Gambar 5.7.b). berikutnya adalah memasukkan larutan nutrisi A
ke dalam tandon (Gambar 5.7.c) diikuti dengan memasukkan larutan nutrisi B
(Gambar 5.7.d).
Langkah selanjutnya adalah menghidupkan pompa agar sirkulasi air berjalan
dan nutrisi tercampur rata. Aliran air ini mengalir mulai dari pukul 06.00 hingga
11.30, lalu pompa air dimatikan hingga pukul 12.00. Pukul hingga 12.00 hingga
17.30 pompa air menyala lagi. Pukul 17.30 hingga 21.00 pompa air dimatikan.
Selanjutnya pompa air dinyalakan lagi dari pukul 21.00 hingga 00.00. Pukul 00.00
hingga 06.00 ompa air dimatikan. Sehingga aliran air berlangsung selama 14 jam
sehari. Penerpan sistem waktu yang tidak selama 24 jam penuh perlu dilakukan
untuk menjaga kualitas kinerja pompa air dan menghemat pengeluaran sehingga
lebih efektif dan efisien.
Gambar 5.8 Penyemprotan (a) Pupuk Daun Mamigro, (b) ZPT Atonik (c)
BioInsektisida Turex, (d) Pelarutan Pupuk Daun, ZPT, dan
Bioinsektisida, (e) Penyalaan Pompa untuk Penyemprotan Larutan
(f) Penyemprotan Larutan Pupuk Daun, ZPT, dan Insektisida Biologi
28
Gambar 5.9 Rotasi Tanaman; (a) Mengangkat Tanaman dari Bak Bawah (b)
Memindahkan Tanaman ke Sisi Bak (c) Meletakkan Tanaman dari
Bak Bawah ke Bak Atas (d) Meletakkan Tanaman dari Bak Atas ke
Bak Bawah.
Gambar 5.10 Panen dan Pascapanen, (a) Umur Baby Kailan 26 Hari, (b)
Pengangkatan Baby Kailan, (c) Pencabutan Baby Kailan dari
Sterofoam, (d) Persotiran Baby Kailan, (e) Penimbangan Baby
Kailan 200 gram, (f) Pengemasan Baby Kailan.
VI. PEMBAHASAN
30
31
memiliki kriteria khusus, yang terpenting spon yang digunakan dapat menyerap
dan menahan air. Pemilihan media untuk tanam budidaya hidroponik sangat
penting, hal ini dikarenakan media menentukan keberlangsungan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Perwatasari (2012)
bahwa media tanam berperan sebagai pengganti tanah dalam penanaman secara
hidroponik. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa media padat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Media yang sesuai
digunakan untuk hidroponik bersifat porous dan ringan.
Setiap lubang tanam pada spon diisi tiga benih baby kailan. Idealnya
penanaman setiap lubang tanam adalah satu benih saja. Hal ini dikarenakan
tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik sehingga kualitasnya akan
lebih baik. Namun, penanaman satu benih setiap lubang akan memiliki kuantitas
panen yang lebih sedikit. Sehingga penyemaian tiga benih setiap lubang tanam
akan memberikan kuantitas yang lebih tinggi namun masih diimbangi dengan
kualitas yang cukup baik. Selain alasan tersebut, penyemaian tiga benih setiap
lubang juga bertujuan supaya tidak melakukan penyulaman. Hal ini dikarenakan
apabila terdapat satu benih yang gagal tumbuh, masih ada dua benih lainnya yang
berpotensi untuk tumbuh.
Benih yang telah disemai selanjutnya akan disimpan pada rak di tempat yang
gelap hingga tumbuh selama 3-4 hari. Perlakuan ini bertujuan untuk menjaga
kelembapan dan merangsang respon benih untuk tumbuh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ningsih (2019) bahwa tanaman yang ditempatkan dengan kondisi
kekurangan cahaya atau gelap akan tumbuh lebih cepat. Hal ini disebabkan karena
adanya kerja auksin sebagai hormon yang mendorong pertumbuhan tidak
dihambat oleh sinar matahari. Hal ini lah yang mendorong pertumbuhan lebih
cepat pada benih baby kailan.
Setelah benih berkecambah dan memiliki tinggi kurang lebih 1 cm, bibit
dipindahkan ke screen house nurseri (tempat yang terkena cahaya matahari) untuk
menghindari bibit mengalami etiolasi. Etiolasi adalah keadaan dimana tanaman
kekurangan cahaya. Menurut Wardani (2016), etiolasi terjadi saat pertumbuhan
tanaman dalam keadaan kekurangan cahaya adan bahkan tidak ada cahaya
sehingga mendorong kerja hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel
33
sehingga tumbuh lebih panjang. Namun hal ini tidak diimbangi dengan kualitas
tanaman, tanaman yang tumbuh menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus
dan daun tampak layu. Kejadian pada tanaman yang seperti ini disebut mengalami
etiolasi.
Upaya untuk menghindari tanaman terkena gejala etiolasi adalah melalui
perlakuan pemindahan bibit ke screenhouse nurseri untuk memperoleh cahaya
matahari. Dalam keadaan cahaya yang cukup, maka hormon auksin mengalami
kerusakan sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Cahaya menyebabkan
hormon auksin rusak tersispersi ke sisi gelap sehingga laju pertumbuhan yang
memanjang pada tanaman dapat segera berkurang. Hal ini menyebabkan tanaman
memiliki batang yang lebih pendek, kokoh, daun berkembang sempurna, dan
berwarna hijau. Terdapat beberapa perawatan tanaman selama di nurseri.
Perawatan yang utama adalah menyiram tray penanaman bibit dengan air yang
mengandung larutan nutrisi. Nutrisi yang diberikan yaitu AB Mix 1 ml/liter air.
Hal tersebut dilakukan supaya bibit beradaptasi dengan lingkungan. Bibit
disimpan di nurseri hingga usia tanaman 10 hari.
Setelah pembibitan, langkah berikutnya adalah sanitasi secreen house.
Langkah awal sanitasi yang dilakukan adalah membersihkan bak fiber dan
sterofoam dengan sikat dan sabun dari lumut dan kotoran sisa tanaman.
Selanjutnya membersihkan screen house dengan disemprot dengan disinfektan.
Selain screen house, bak fiber dan sterofoam, menguras tandon juga merupakan
bagian dari sanitasi. Sanitasi bertujuan untuk membersihkan tempat tanam
budidaya baby kailan dari serangan hama dan penyakit.
Hal Tersebut sesuai dengan pernyataan Inayati dan Marwoto (2015) bahwa
teknik sanitasi merupakan cara pengendalian hama dan penyakit yang paling tua.
Meskipun begitu, teknik sanitasi ini cukup efektif untuk menurunkan populasi
hama dan penyakit. Menurut penulis, hama dan penyakit yang bertahan hidup di
sisa-sisa tanaman dapat menyebabkan serangan hama dan penyakit pada periode
tanam berikutnya. Untuk mengurangi populasi hama dan penyakit diperlukan cara
untuk menekan ketahanan hidupnya dengan membersihkan tempat penanaman.
Sebagai upaya untuk memutus rantai hama dan penyakit yang ramah lingkungan,
maka sanitasi ini perlu dilakukan. Kegiatan sanitasi yaitu membersihkan hal-hal
34
yang berpotensi menjadi sarang hama dan penyakit seperti 1) sisa-sisa bagian
tanaman yang jatuh atau tertinggal seperti dedaunan, 2) jenis tanaman lain yang
dapat menjadi inang pengganti, 3) sisa tanaman yang sudah mati, 4) tanaman atau
bagian yang terserang hama, 5) sisa-sisa tanaman yang masih hidup.
Setelah sanitasi, langkah selanjutnya budidaya hidroponik baby kailan adalah
penanaman. Langkah awal penanaman adalah mengisi bak fiber dengan air dari
tandon sampai ketingian air mencapai 10 cm. Setelah air mencapai ketinggian 10
cm pada bak fiber, bibit tanaman baby kailan yang ada pada tray dari nurseri
diangkut menggunakan gerobak menuju screen house. Satu gerobak dapat
mengangkut hingga sepuluh tray bibit tanaman. Pengangkutan bibit tanaman ke
screen house dilakukan secara hati-hati supaya tidak mematahkan bibit. Hal ini
dikarenakan apabila bibit tidak dalam kondisi prima akan menyulitkan bibit untuk
beradaptasi dengan lingkungan baru dan rentan mengalami kematian.
Selanjutnya adalah menggenangkan satu per satu sterofoam ke bak fiber lalu
dilakukan penanaman. Penanaman dilakukan dengan merobek setiap kotak lubang
pada media spon satu per satu secara hati-hati supaya tidak merusak bibit. Setiap
kotak spon dapat tumbuh satu hingga tiga bibit tanaman. Selanjutnya
memasukkan setiap kotak spon bibit ke dalam lubang tanam sterofoam
menggunakan pinset yang berdiameter 2,5 cm. Kotak spon bibit yang ditanam
pada lubang sterofoam dimasukkan hingga spon dan akar mengenai air. Hal ini
supaya bibit tanaman dapat tersuplai air dan nutrisi untuk tumbuh dan
berkembang. Cara penanaman ini dilakukan secara terus menerus hingga semua
lubang tanam pada sterofoam terisi penuh. Sterofoam yang lubang tanamnya telah
terisi penuh disusun pada bak fiber hingga bak fiber juga terisi penuh dengan bibit
baby kailan yang telah ditanam pada lubang sterofoam.
Satu bak fiber dapat menampung hingga 33 sterofoam. Panjang dan lebar
sterofoam sebagai tempat pindah tanam bibit adalah 60 cm x 80 cm. Jarak antar
lubang tanam pada sterofoam adalah 10 cm. Panjang bak fiber adalah 20 m dan
lebar bak fiber 85 cm. PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa memiliki 20
screen house dengan ukuran screen house rata-rata memiliki panjang 20 m, lebar
3 m dan tinggi 3,5 m.
35
pertumbuhan daun dan jumlah daun serta menjadikan daun lebih lebar dengan
warna yang lebih hijau.
Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan pada budidaya hidroponik
baby kailan di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini adalah menggunakan
bioinsektisida untuk pencegahan dan pestisida kimiawi apabila keberadaan hama
dinilai sudah cukup mengganggu. Adapun teknik pengendalian hama budidaya
hidroponik baby kailan di PT. Kusumasatri Agrobio Taniperkasa yaitu :
A. Hama
1. Ulat Kubis (Plutella xylostella) dan Ulat Krosi (Crocidolomia binotalis)
Ulat kubis menyerang tanaman baby kailan saat stadia larva. Ulat kubis
berwarna kehijauan hampir sama dengan warna daun baby kailan. Tanda-tanda
serangan terlihat dari daun yang berlubang-lubang. Ulat kubis menyerang dengan
memakan daun-daun baby kailan yang masih muda.
Ulat krosi juga menyerang tanaman baby kailan saat stadia larva. Ulat krosi
berwarna hijau dan kecil. Tanda-tanda serangannya adalah adanya tunas daun
yang tergulung. Ulat ini menyerang dengan cara membuat perlindungan diri
dengan menggulung tubuhnya pada tunas daun dan memotong tunas daun
tersebut.
Pengendalian ulat kubis dan ulat krosi pada budidaya baby kailan di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini adalah dengan menggunakan
bioinsektisida Turex dan untuk mencegah peledakannya. Insektisida biologi ini
ramah lingkungan sehingga cocok apabila diaplikasikan secara kontinyu dengan
tujuan untuk mencegah meledaknya hama serangga. Bahan aktif dari
bioinsektisida turex ini adalah agen hayati bakteri Bacillus thuringiensis. Menurut
Baehaki 1993 (dalam Wardati et al, 2013) bahwa Bacillus thuringiensis yang
merupakan bakteri entomopatogen dapat mengendalikan Crocidolomia binotalis,
Plutella xylostella, Thosea asigna, Setora nitens, Chillo sacchariphagus dan
Scirpophaga nivela. Pengendalian biologi efektif untuk mencegah meledaknya
hama. Namun apabila hama tidak dapat dikendalikan, tindakan yang diambil
adalah mengaplikasikan insektisida kimia prevathon dengan dosis 0,5ml –
1ml/liter atau proclaim dengan dosis 0,25 gram/liter. Pengaplikasian secara
kimiawi ini perlu dilakukan untuk menjaga hasil panen.
37
B. Penyakit
Keberadaan penyakit pada budidaya hidroponik baby kailan di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini sangat jarang terjadi. Sehingga
pengendalian yang dilakukan hanya melakukan kegiatan sanitasi yang rutin dan
merotasi tanaman. Sanitasi yang rutin dan tepat akan menciptakan lingkungan
yang bersih dengan kelembapan yang seimbang, sehingga patogen sulit untuk
tumbuh dan berkembang. Sementara itu, kegiatan merotasi tanaman dari tanaman
yang berada di bak bawah ke bak atas bertujuan supaya seluruh tanaman terkena
cahaya matahari secara optimal. Cahaya matahari mampu membunuh patogen.
Rotasi perlu dilakukan karena tanaman yang berada di bak bawah lebih sedikit
mendapatkan cahaya matahari dari tanaman yang berada di bak atas. Sedikitnya
cahaya matahari yang diperoleh akan menyebabkan kelembapan meningkat.
Apabila tanaman berada pada lingkungan dengan tingkat kelembapan tinggi terus
menerus maka tanaman berpotensi terserang penyakit. Rotasi tanaman perlu
dilakukan pada saat umur tanaman 15 hari setelah pindah tanam.
Menurut Lumoly et al (2016), penyakit yang sering menyerang tanaman
kubis-kubisan termasuk baby kailan yaitu :
1. Busuk Hitam (Xanthomonas campestris)
Infeksi bakteri ini mengakibatkan batang menjadi lunak, berair, dan
membusuk. Selain itu batang juga akan berwarna cokelat hingga hitam. Tanda lain
yang dapat dilihat yaitu dari daun tanaman terserang akan tampak bercak
kekuningan di tepi daun. Hal ini menyebabkan tanaman baby kailan gagal panen.
Penyakit selanjutnya yaitu ada busuk lunak.
38
Analisis Usaha
Tabel 6.1 Biaya Investasi
Biaya Investasi
No. Jenis Barang Jumlah Nilai Awal Umur Nilai Depresi
(Rp) Ekonomis (Rp)
(tahun)
1. Pembuatan 1 60.000.000., 20 3.000.000.,
Green House
2. Sterofoam 128 26.000., 1 26.000.,
3. Tray 18 70.000., 5 14.000.,
4. Timbangan 1 150.000., 5 30.000.,
5. Selang 1 800.000., 5 160.000.,
6. Drum 1 250.000., 5 50.000.,
7. Bak 4 3.000.000., 2 600.000.,
penampungan
8. Pinset 2 3.000., 2 1.500.,
9. Sikat 2 10.000., 2 5.000.,
10. Ember 2 15.000., 2 7.500.,
TOTAL 3.894.000.,
Biaya Variabel
No. Jenis Barang Biaya (Rp)
1. Benih 10.500.,
2. Nutrisi pupuk 465.000.,
3. Spons 16.000.,
4. Plastik kemas 1.200.000.,
5. Pupuk daun 27.000.,
6. Tenaga kerja 372.000.,
TOTAL 2.090.500.,
Biaya tetap :
40
= Rp 6.084.500
= Rp 2.555.500
BEP (Harga) =
= Rp 12.676
Artinya jika modal yang dikeluarkan Rp 6.084.500 dan total produksi 480
pcs, dengan harga jual sayur baby kailan Rp 12.676/pcs mencapai titik impas.
BEP (Produksi) =
= 338 pcs
Artinya yaitu jika modal yang dikeluarkan Rp. 6.084.500 dan harga jual Rp.
18.000/pcs, dengan jumlah produksi 338 pcs sudah mencapai titik impas.
41
= 1,42
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dengan metode R/C Ratio maka didapat
nilai R/C Ratio > 1 yaitu 1,42. Hal ini berarti setiap Rp 100 modal yang
dikeluarkan maka menghasilkan penerimaan total sebesar Rp 142 Hal ini berarti
kegiatan usaha budidaya tanaman hidroponik baby kailan mampu menghasilkan
penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Kesimpulan dari usaha budidaya hidroponik baby kailan yaitu menguntungkan
dan dapat dilanjutkan.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa yaitu :
1. Budidaya baby kailan dengan sistem hidroponik DFT dilakukan dengan
kegiatan pembibitan, sanitasi, penanaman, perawatan, panen dan pasca panen.
2. Hidroponik sistem DFT (Deep Flow Technique) adalah hidroponik yang
memiliki prinsip kerja dimana air dapat mengalir beputar dari tandon ke bak-
bak penanaman dan menggenang sehingga persebaran nutrisi dapat merata,
mempertahankan keberadaan nutrisi, dan meminimalisir kekeringan. Sistem
DFT ini dinilai efektif dan efisien karena pompa air tidak perlu dinyalakan 24
jam penuh.
3. Perlakuan saat penyemaian ada dua tahap, yaitu perlakuan di rak gelap untuk
menjaga kelembapan sehingga mempercepat perkecambahan dan di tempat
nurseri supaya bibit tidak mengalami etiolasi.
4. Nutrisi yang digunakan adalah AB Mix dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 100.
Artinya untuk 1 liter nutrisi A dan 1 liter nutrisi B diberikan 100 liter air.
5. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara mengaplikasikan
bioinsektisida dan sanitasi yang rutin. Bioinsektisida diaplikasikan sebanyak
dua kali dalam seminggu hingga panen. Sanitasi dilakukan setelah pemanenan
dan sebelum penanaman.
6. Pemanenan dilakukan ketika umur tanaman 25-35 hari setelah pindah tanam
dengan ciri-ciri tanaman baby berdaun lebar, berwarna hijau tua, serta batang
tebal dan bulat. Pemanenan menyertakan spon tanam supaya tanaman dapat
segar lebih lama (kurang lebih 5 hari) karena spon mampu menyimpan air.
Daun yang tua, menguning, berlubang atau rusak harus dibuang.
7. Pasca panen dilakukan dengan menimbang tanaman berdasarkan permintaan
konsumen dan dikemas secara rapi. Sayur kailan yang sudah dikemas
ditempatkan pada tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari secara
langsung. Pendistribusian dilakukan menggunakan mobil box es yang terdapat
teknologi freezer sehingga kesegaran sayur baby kailan dapat terjaga.
42
43
7.2 Saran
Berdasarkan kondisi yang ada di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa maka
penulis menyarankan bahwa sebaiknya :
1. Melakukan sanitasi yang lebih terkontrol lagi saat perawatan tanaman baby
kailan untuk mencegah tingginya keberadaan lumut yang bisa menjadi sarang
hama dan penyakit.
2. Menambah jumlah gerobak dorong supaya mempermudah dan mempercepat
pekerjaan budidaya baby kailan.
3. Melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa.
4. Pengaplikasian nutrisi AB Mix lebih diperhatikan agar dosis yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan tanaman baby kailan.
5. Mempertahankan metode pengendalian hama dan penyakit dengan
pengaplikasian bioinsektisida dan sanitasi secara rutin sehingga meminimalisir
penggunaan pestisida kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningtyas, C.E. dan S.E Dwi Jatmika. 2019. Pemanfaatan Lahan Pekarangan
untuk Meningkatan Gizi Keluarga. K-Media, Yogyakarta. 50 hal.
44
45
Siswandi dan Sarwono. 2013. Uji Sistem Pemberian Nutrisi dan Macam Media
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Latuca sativa L.) Hidroponik.
Jurnal Agronomika. 8 (01) : 144-148.
Suhardiyanto, H. 2009. Pengantar Ilmu Pertanian Teknologi Hidroponlk untuk
Budidaya Tanaman. Fakultas Teknologi Pertanian ITB, Bandung. 15 hal.
Suharto, Y.B. 2016. Pengembangan Sistem Hidroponik untuk Budidaya Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L.). Jurnal Keteknikan Pertanian, 4 (2) : 211-
218.
Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Edisi Ketiga. Penebar Swadaya.
Jakarta. 204 hal.
Swastika, S., A. Yulfida dan Y. Sumitro. 2018. Petunjuk Teknis Budidaya
Sayuran Hidroponik (Bertanam Tanpa Media Tanah). Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP). Riau. 25 Hal.
Tripama, B. dan M.R. Yahya. 2018. Respon Konsentrasi Nutrisi Hidroponik
Terhadap Tiga Jenis Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Agritrop, 16
(2) : 237 – 249.
Wahyuningsih, A., S. Fajriani dan N. Aini. 2016. Komposisi Nutrisi Dan Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa
L.) Sistem Hidroponik. Jurnal Produksi Tanaman. 4 (8) : 595 – 601.
Wardani, F.F. dan D. Latifah. 2016. Perkecambahan Biji Dictyoneura acuminata
Blume pada Cahaya Merah dan Merah Jauh. Jurnal Hortikultura, 7 (1) : 49 –
55.
Wardati, I., D.N. Erawati., C.Triwidiarto dan U. Fisdiana. 2013. Potensi
Pengendalian dengan Berbagai Agens Hayati pada Hama Penggerek Pucuk
Kapas (Gossypium hirsutum L.). Jurnal Agritrop, 81 – 88.
Wasonowati, C. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat
(Lycopersicon esculentum) Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal
Agrovigor, 4 (1) : 21-28.
Wibowo, A.W., A. Suryanto dan A. Nugroho. 2017. Kajian Pemberian Berbagai
Dosis Larutan Nutrisi Dan Media Tanam Secara Hidroponik Sistem Substrat
Pada Tanaman Kailan (Brassica oleracea L). Jurnal Produksi Tanaman, 5
(7) : 1119 – 1125.
Yahyan, W. dan M.I.A. Siregar. 2019. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Bibit Benih Padi Unggul Berbasis Web Menggunakan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process). Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah, 13 (11)
: 110 – 123.
LAMPIRAN
47
48