Anda di halaman 1dari 64

BUDIDAYA HIDROPONIK

BABY KAILAN (Brassica oleracea var. alboglabra)


DI PT KUSUMA AGROBIO TANIPERKASA,
KOTA BATU, JAWA TIMUR

LAPORAN KULIAH KERJA PROFESI

Oleh:
FADILLA EKA ROHCAHYANI
NPM : 18025010036

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

BUDIDAYA HIDROPONIK
BABY KAILAN (Brassica Oleracea var. alboglabra)
DI PT. KUSUMA AGROBIO TANIPERKASA, KOTA BATU, JAWA TIMUR

Oleh :

Nama : Fadilla Eka Rohcahyani


NPM : 18025010036
Program Studi : Agroteknologi

Diterima dan Disetujui


Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 27 April 2021

Menyetujui,
Pembimbing

(Dr. Ir. Pangesti Nugrahani, MSi)


NIP. 19610320 199210 2001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Koordinator Program Studi


S1 Agroteknologi

(Dr. Ir. R.A Nora Agustien K., MP.) (Dr. Ir. Bakti Wisnu Widjajani, MP.)
NIP. 19590824 98703 2001 NIP. 19631005 198703 2001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat, hidayat serta karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan Laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang berjudul
“Budidaya Hidroponik Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra) di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa”.
Laporan ini dibuat setelah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan KKP di
PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa, Kecamatan Ngaglik, Kota Batu. KKP
dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2021 sampai dengan 15 Februari 2021.
Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak penyusunan
Laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini tidak akan berhasil. Oleh karena itu,
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Pangesti Nugrahani, MSi. selaku Dosen Pembimbing Kuliah
Kerja Profesi (KKP) yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
bagi penulis.
2. Bapak Ir. Agus Sulistyono, MP dan Bapak Prof. Dr. Ir. Juli Santoso, MP
selaku dosen penguji pada Ujian Kuliah Kerja Profesi yang telah
memberikan masukan dan arahan bagi penulis.
3. Ibu Dr. Ir. Bakti Wisnu Widjajani, MP. selaku Ketua Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Ir. Nora Agustien K., MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Yohanes Agung Sri Yunianto selaku Kepala Personalia PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa.
6. Bapak Edy Prayitno selaku Pembimbing Lapangan di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa.
7. Keluarga Besar PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa yang telah
memberikan kesempatan belajar, mengetahui dan mempraktikan secara
langsung Budidaya Hidroponik Tanaman Baby Kailan (Brassica oleracea
var. alboglabra).

ii
8. Ayah, Ibu, Adik, serta keluarga yang selalu memberikan dukungan secara
materi, moril, maupun spiritual.
9. Teman-teman satu angkatan Prodi Agroteknologi 2018 yang selalu
membantu dan memberikan saran dan juga kritik kepada penulis.
Penulis berharap semoga Laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis serta bagi pembaca tentang budidaya
hidroponik tanaman baby kailan (Brassica oleracea var. alboglabra).

Surabaya, 19 Maret 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………….……
i
KATA PENGANTAR………………………………………..…….................................
ii

DAFTAR ISI………………………………………………….......................... iii


DAFTAR TABEL…………………………………………………….............. iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………......... v
I. PENDAHULUAN…………………………………………....................... 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
1.2. Tujuan……………………………………………………...………… 3
1.3 Manfaat……………………………………………………...……....... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………......... 4


2.1 Klasifikasi Baby Kailan………………………………………………. 4
2.2 Morfologi Baby Kailan……………………………………………….. 5
2.3 Syarat Tumbuh Baby Kailan………………………………………….. 6

2.4 Manfaat Baby Kailan……….……………………………………........ 7


2.5 Sistem Hidroponik……………………………………………………. 8
2.6 Larutan Nutrisi Sistem Hidroponik………………………………........ 9
2.7 Budidaya Hidroponik Baby Kailan………………………………........ 10
2.8 Analisis Usaha Tani…………………………………………………... 13

III. GAMBARAN UMUM…...……………………………………………… 16


3.1 Keadaan Geografi…………………………………………………...... 16
3.2 Profil…………………………………………………………………... 16

IV. METODOLOGI PELAKSANAAAN KKP...………………………….. 18


4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan…………………………………........ 18
4.2 Metode Pelaksanaan…………………………………………………... 18

V. PELAKSANAAN BUDIDAYA BABY KAILAN………….................... 20

iv
5.1 Pembibitan…………………………………………………………..... 20
5.2 Sanitasi Screen House……………………………………………........ 24
5.3 Penanaman…………………………………………………….…........ 25
5.4 Perawatan…………………………………………………………....... 26
5.5 Panen dan Pasca Panen……………………………………………….. 28

VI. PEMBAHASAN………………………………………………………..... 30
VII.PENUTUPAN………………………………………………................... 42
7.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 42
7.2 Saran…………………………………………………………...…....... 43

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………............ 44
LAMPIRAN…………………………………………………………………... 47

v
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks
2.1 Kandungan Gizi per 100 gram Baby Kailan……………………………….... 9

2.2 Kandungan Makronutrien dalam Larutan Nutrisi yang Umum……….......... 12


2.3 Pengeluaran Usaha Tani Baby Kailan………………………………………. 13
2.4 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Tani Kailan………….. 14
6.1 Biaya Investasi………………………………………………………………. 39

vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
Teks
2.1 Tanaman Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)………….......... 5
5.1 Persiapan Benih……………………………………………………………... 21

5.2 Persiapan Media Tanam……………………………………………….......... 22


5.3 Penyusunan Media Tanam…………………………………………………... 23
5.4 Persemaian…………………………………………………………………... 24
5.5 Sanitasi Screen House………………………………………………………. 25
5.6 Penanaman…………………………………………………………………... 26
5.7 Pemberian Nutrisi…………………………………………………………… 27
5.8 Penyemprotan…………………………………………………………......... 28

5.9 Rotasi Tanaman………………………………………………..................... 29


5.10 Panen dan Pasca Panen………………………………………………........ 30

Lampiran

1. Struktur Organisasi PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ……………….. 47


2. Surat Keterangan telah Melaksanakan KKP …………………………............ 48
3. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 1………………………………………. 49
4. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 2………………………………………. 50
5. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 3………………………………………. 51
6. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 4………………………………............ 52
7. Kartu Bimbingan KKP……………………………………………………….. 53
8. Kartu Absensi KKP…………………………………………………………... 54

9. Hasil Penilaian Magang………………………………………………............ 55


10. Sertifikat KKP………………………………………………......................... 56

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sayuran merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Setiap harinya permintaan suplai sayuran jarang terjadi penurunan.
Hal tersebut dikarenakan sayuran memiliki manfaat yang penting bagi kesehatan.
Selain itu, sayuran juga digunakan sebagai salah satu bahan olahan di bidang
kuliner sehingga diperlukan bagi setiap orang. Sayuran dapat dikonsumsi ketika
dalam kondisi segar maupun dalam bentuk menu suatu makanan. Salah satu
sayuran yang sedang popular saat ini adalah kailan.
Kailan merupakan jenis sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Tanaman sayuran daun ini dikenal sebagai brokoli cina di dunia kuliner khusunya
di restoran chinesse food. Kailan dapat dikonsumsi dalam kondisi yang masih
segar ataupun telah dimasak dalam menu suatu hidangan. Kailan yang biasa
dikonsumsi adalah kalian yang dipanen ketika masih muda. Kalian ini disebut
dengan baby kalian (Brassica oleraceae var. alboglabra). Baby kalian ini
memiliki ciri batang yang empuk, renyah, dan agak manis, sehingga lebih cocok
dijadikan sebagai menu hidangan daripada kalian yang dipanen lebih tua
(Wibowo et al, 2017). Kalian yang sudah tua akan memiliki batang yang lebih
keras daripada baby kalian. Permintaan baby kalian terbilang tingi di kalangan
masyarakat menengah atas. Oleh karena itu, baby kalian biasa dipasarkan di
restoran, hotel, dan pasar swalayan. Permintaan kalian cenderung meningkat
dengan diiringi perkembangan jumlah restoran dan hotel.
Peningkatan permintaan baby kailan tidak diimbangi dengan jumlah hasil
produksi kalian yang cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Menurut
Badan Pusat Statistik 2012 (dalam Ritawati et al, 2014), produksi kailan yang
tergolong keluarga kubis-kubisan di Indonesia mengalami pasang surut. Pada
tahun 1998 merupakan puncak produksi yaitu 1,45 ton dan terus menurun sampai
tahun 2002 menjadi 1,23 ton dan meningkat kembali pada tahun 2008 mencapai
1,32 ton hingga tahun 2012 berhasil mencapai 1,48 juta ton. Salah satu upaya
untuk meningkatkan produksi baby kalian adalah dengan menggunakan teknologi
hidroponik.

1
2

Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa tanah melainkan dengan


menggunakan air sebagai pelarut unsur hara. Media air pada hidroponik
merupakan pengganti tanah sebagai suplai unsur hara. Menurut Wasonowati
(2011), keunggulan cara budidaya hidroponik yaitu mampu meningkatkan
kuantitas produksi. Hal ini dikarenakan pada sistem penanaman hidroponik tidak
bergantung pada musim, sehingga budidaya dapat dilakukan sepanjang tahun.
Budidaya secara hidroponik pada tanaman baby kalian ini telah dilakukan oleh
berbagai perusahaan yang bergerak di bidang industri pertanian di seluruh
Indonesia. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tersebut adalah PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa.
Sistem teknologi hidroponik yang diterapkan di PT. Kusumasatria Agrobio
Taniperkasa adalah sistem Deep Flow Technique (DFT). Sistem DFT ini
mensirkulasikan media air sebagai pelarut unsur hara. Sehingga peranan air pada
sistem ini sangat vital karena sebagai penyuplai nutrisi bagi tanaman. Menurut
Chadirin 2007 (dalam Meriyanto et al, 2017) sistem hidroponik DFT merupakan
cara budidaya tanaman hidroponik dengan menenggelamkan akar tanaman pada
air dengan kedalaman berkisar 4 cm hingga 6 cm. Selain itu, Prinsip kerja DFT ini
mensirkulasikan larutan nutrisi selama 24 jam.
Kelebihan sistem budidaya tanaman hidroponik selain tidak bergantung pada
musim adalah tidak memerlukan tanah sebagai media tanamnya. Prastio (2015)
mengemukaan keunggulan lain sistem budidaya tanaman hidroponik yaitu (1)
terjaminnya kebersihan hasil panen, (2) tanaman diberikan nutrisi yang efisien, (3)
tanaman bebas gulma, jarang terserang hama dan penyakit, (4) Pertumbuhan
tanaman lebih terkontrol, dan (5) Tanaman sayuran dapat berproduksi dengan
kualitas dan kuantitas yang tinggi. Oleh karena itu, PT. Kusumasatria Agrobio
Taniperkasa telah melakukan pengembangan sistem budidaya sayuran hidroponik
sejak tahun 1998 dan telah memiliki konsumen tetap.
PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa merupakan anak perusahaan dari
Kusuma Agrowisata Group yang bergerak di bidang pariwisata dan agribisnis.
Perusahaan ini telah menerapkan sistem hidroponik pada berbagai jenis tanaman
sayuran termasuk baby kalian. PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa yang
berlokasi di Kota Batu ini merupakan perusahaan yang telah berskala nasional
3

sehingga dapat menjadi tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dalam
hal ini khususnya teknologi budidaya sayuran hidroponik.

1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa yaitu:
1. Memenuhi kurikulum wajib yang telah ditetapkan oleh Fakultas Pertanian
Program Studi Agroteknologi.
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman, pengenalan dan pengamatan visual
secara langsung tentang keadaan dan kondisi yang ada di lapang, serta kejadian
nyata di masyarakat khusunya petani.
3. Membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dengan
menerapkan dan menelaahnya.

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Profesi


Manfaat dilaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa yaitu:
1. Mahasiswa dapat melaksanakan budidaya baby kailan dengan sistem
hidroponik yang diterapkan sehingga dapat menambah pengalaman.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kendala budidaya baby kailan dengan
sistem hidroponik.
3. Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman kerja guna memahami profesi
dalam kenyataan serta untuk meningkatkan kemampuan diri.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)


Baby kailan merupakan jenis tanaman yang masih termasuk dalam spesies
kubis-kubisan yaitu Brassica oleracea. Contoh spesies lain yang termasuk ke
dalam Brassica oleracea yaitu brokoli, kale, bunga kol, kolrabi, dan kubis tunas.
Perbedaan baby kailan dengan tanaman kubis-kubisan lainnya yaitu tanaman baby
kailan tidak membentuk krop (kepala) pada daunnya. Daun baby kailan
melambai-lambai dengan tangkai daun yang memanjang. Baby kailan termasuk
spesies Brassica oleracea dengan varietas alboglabara (Imam, 2010). Tanaman
baby kailan var. alboglabra ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang diambil saat
penulis memanen baby kailan di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa.
Klasifikasi Baby Kailan menurut USDA (2010) sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dillendidae
Ordo : Brassicales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica oleracea var. alboglabra

Gambar 2.1 Tanaman Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)


(Sumber : PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa)

4
5

2.2 Morfologi Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)


2.2.1 Daun
Morfologi tanaman baby kailan memiliki ciri fisik yang khas baik dari organ
daun, batang, akar, bunga, dan biji. Ciri fisik daun yang dimiliki baby kailan yaitu
berwarna hijau tua, bertekstur halus, berukuran lebar tebal, dan berbentuk bulat
memanjang dengan ujung yang runcing. Tangkai daun baby kailan panjang dan
berwarna hijau tua. Ukuran daun baby kailan lebih kecil daripada daun kailan
yang dipanen dengan umur yang kebih tua, hal ini dikarenakan baby kailan biasa
dipanen dengan umur kurang lebih 1 bulan (Samadi, 2013).

2.2.2 Batang
Morfologi batang baby kailan berbentuk bulat dan pendek. Batang baby
kailan juga berbentuk tegak dan beruas-ruas. Walaupun memiliki batang yang
tebal, namun batang baby kailan ini tidak keras. Batang baby kailan merupakan
batang sejati yang berdiameter antara 3 cm – 4 cm serta berwarna hijau muda.
Batang baby kailan memiliki cipta rasa yang renyah ketika dimasak (Amilah,
2012).

2.2.3 Akar
Perakaran baby kailan ini memiliki akar dengan serabut yang banyak.
Perakaran baby kailan mampu mencapai panjang hingga 21 cm. Maka dari itu,
perakaran baby kailan umumnya relatif dangkal. Perakaran baby kailan yang
bercabang akan menghasilkan cabang akar sekunder yang akan tumbuh lagi
bercabang menjadi akar tersier yang berfungsi untuk menyerap unsur hara. Selain
menyerap unsur hara, perakaran baby kailan juga berfungsi untuk menyerap air
(Krisnawati et al, 2014 ).

2.2.4 Bunga
Bunga baby kailan berwarna putih pada ujung batang. Bunga baby kailan
juga ada yang berwarna kuning. Bunga ini keluar dari ujung batang atau tunas.
Bunga baby kailan merupakan salah satu dalam bunga sejati yang mempunyai
benang sari di dalam kepala bunga. Umumnya terdapat enam benang sari. Benang
sairi ini muncul dari dalam kepala bunga dan sisanya terdapat pada kepala luar
6

bunga. Kepala bunga berukuran kecil yang mirip dengan bunga tanaman brokoli.
(Sunarjono, 2013).

2.2.5 Biji
Biji yang dihasilkan oleh bunga baby kailan berwarna hitam. Selain
berwarna cokelat, adapula biji baby kailan yang berwarna cokelat. Ukuran biji
baby kailan berukuran kecil, namun jika dibandingkan dengan biji bayam dan
sawi hijau, biji baby kailan masih lebih besar daripada kedua biji tanaman
tersebut. Biji baby kailan terdapat di dalam polong buah yang lonjong dan
panjang. Biji baby kailan tepatnya melekat pada kedua sisi sekat bilik yang
membagi buah menjadi dua bagian (Amilah, 2012).
Ciri-ciri baby kailan yang sudah siap untuk dipanen yaitu dapat berdasarkan
warna daun. Warna daun yang dikehendaki baby kailan siap panen adalah hijau
tua dan mulai menguning pada bagian bawah tanaman serta daun berbentuk lebar.
Ciri-ciri fisik ini biasa dijumpai pada baby kailan yang berumur 30-50 hari setelah
pindah tanam. (Ayuningtyas, 2019).

2.3 Syarat Tumbuh Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)


Setiap tanaman memiliki syarat tumbuh yang bermacam-macam. Hal ini
tergantung dari kemampuan adaptasi tanaman dengan lingkungannya. Baby kailan
memiliki syarat tumbuh dengan suhu rata-rata 22ºC – 33ºC. Pada suhu yang
terlalu rendah, tanaman akan menunjukkan gejala nekrosa pada jaringan daun
yang akan menyebabkan kematian pada tanaman. Sementara pada suhu yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan kelayuan. Hal ini dikarenakan proses penguapan
yang terlalu tinggi (Krisnawati, 2014).
Pertumbuhan dan perkembangan baby kailan dapat optimal pada kelembapan
udara berkisar 80% hingga 90%. Baby kailan mampu beradaptasi pada semua
jenis tanah. Tanah dengan sifat fisik lempung berpasir merupakan jenis tanah
yang paling baik sebagai media tanam baby kailan. Baby kailan menghendaki
hidup pada media tanam yang mengandung bahan organik, mampu mengikat air,
dan bertekstur remah. Umumnya tanaman kubis-kubisan akan baik ditanam di
dataran tinggi dengan ketinggian antara 1000 - 3000 m diatas permukaan laut.
7

Namun tanaman baby kailan ini dapat tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian
2500 m di atas permukaan laut (Rukmana, 2010).
Tanaman baby kailan menghendaki curah hujan berkisar baik untuk tanaman
kailan berkisar 1000- 1600 mm /tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi dapat
meningkatkan potensi serangan penyakit. Selain itu, curah hujan yang terlalu
tinggi juga dapat merusak daun akibat hujan yang deras sehingga kualitas hasil
panen menurun. Sedangkan curah hujan yang terlalu rendah dapat menyebabkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya penyerapan nutrisi oleh tanaman (Handayani, 2020).
Tanaman baby kailan membutuhkan cahaya matahari yang optimal untuk
tumbuh dan berkembang. Intensitas cahaya yang dibutuhkan baby kailan yaitu 9 –
10 jam per hari dengan intensitas 1200 foot candle. Kelebihan cahaya matahari
dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman karena penguapan air. Sedangkan
apabila tanaman kekurangan cahaya matahari dapat menyebabkan tanaman mudah
terserang penyakit. Selain itu, kekurangan cahaya matahari dapat menjadikan
baby kailan menjadi tanaman yang kerdil karena pertumbuhan terhenti.
(Suhardiyanto, 2009).
Baby kailan juga membutuhkan pH yang ideal untuk tumbuh dan
berkembang dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan pH yang ideal mampu
menyediakan bahan organik dan unsur hara yang lebih cukup. pH ideal bagi
tanaman baby kailan yaitu berkisar 5 hingga 6,5. Defisiensi unsur hara dapat
terjadi apabila pH kurang dari 5. Unsur hara yang mengalami defisiensi yaitu P,
Ca, dan Mg serta toksitas B, Mn, Cu, Zn dan Fe. Sedangkan pada pH di atas 7,5
dapat terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Ca dan Mg serta juga keracunan Mo
(Mahdalena dan Nurul, 2018).

2.4 Manfaat Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)


Baby kailan dapat dikonsumsi pada bagian daun dan batangnya. Baby kailan
merupakan sayuran sumber vitamin dan mineral. Setiap 100 gram baby kailan
mengandung 7550 IU vitamin A, 2,3 mg Fe, 64 mg Ca, dan 115 mg vitamin C
(Riko, 2019). Kandungan protein pada baby kailan bermanfaat sebagai pembentuk
jaringan tubuh. Selain itu, kandungan karetonoid pada baby kailan bermanfaat
sebagai senyawa anti kanker (Samadi, 2013). Baby kailan juga dapat
8

dimanfaatkan mendorong pembentukan sel darah merah dan memelihara


kesehatan mata, gigi, dan tulang. Berikut ini adalah tabel 2.1 yang menyajikan
informasi mengenai kandungan gizi per 100 gram baby kailan.

Tabel 2.1 Kandungan Gizi per 100 gram Baby Kailan (Wibowo, 2017)
Zat Gizi Kadar %AKG
Lutein-zeaksantin (mg) 912 -
Mangan (mg) 0,3 13
Kalsium (mg) 100 10
Asam Folat (mg) 99 25
Vitamin K (mg) 84,8 141
Vitamin E (mg) 0,5 2
Vitamin C (mg) 28,2 31
Vitamin A (mg) 1638 33
Protein (g) 1,1 1,8
Serat Pangan (g) 2,5 10
Energi (kkal) 22 1
Total Karbohidrat (g) 3,8 1

Tanaman baby kailan memiliki cita rasa yang lezat dan renyah. Selain cita
rasanya yang lezat, baby kailan juga megandung gizi yang dibutuhkan tubuh
manusia, seperti protein mineral, dan vitamin. Rasanya yang lezat serta
kandungan gizinya yang cukup lengkap menjadikan baby kailan sebagai salah
satu produk pertanian yang diminati masyarakat. Oleh karena itu, baby kailan
mampu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

2.5 Sistem Hidroponik


Menurut Wahyuningsih et al (2016), hidroponik adalah kegiatan budidaya
yang dilakukan tanpa tanah. Budidaya tanaman hidroponik dapat dilakukan di
ruang sempit baik di luar maupun di dalam ruang. Hidroponik juga dikenal
sebagai suatu usaha pertanian untuk melakukan budidaya tanaman yang
menggunakan air sebagai media untuk menyuplai nutrisi. Keuntungan budidaya
secara hidroponik yaitu terjaganya kebersihan tanaman, penggunaan air dan
9

nutrisi yang efisien, tidak perlu melakukan pengolahan tanah dan pengendalian
gulma, tanaman dapat dibudidayakan sepanjang tahun tidak bergantung dengan
musim, media tanam cenderung steril, dan terlindungi dari hujan serta matahari
secara langsung. Siswandi dan Sarwono (2013) mengemukakan bahwa sistem
hidroponik adalah suatu alternatif yang dapat diimplementasikan untuk
meningkatkan produktivitas baik secara kuantitatif maupun kualitatif di lahan
sempit.
Menurut Pascual et al 2016 (dalam Swastika, 2018), budidaya tanaman
hidroponik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik selayaknya pada media
tanah dikarenakan tersedianya nutrisi dalam air, sehingga tanaman dapat hidup
dan memberikan hasil yang sama dengan tanaman pada media tanah. Suharto
(2016) menyatakan bahwa faktor unsur hara sebagai nutrisi merupakan faktor
penentu yang paling krusial karena menentukan kuantitas dan kualitas tanaman.
Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan secara kontinyu pada
tingkatan konsentrasi yang rendah. Pemberian nutrisi dengan konsentrasi yang
tinggi tidak dimanfaatkan oleh tanaman serta tidak mempengaruhi produksi
tanaman. Menurut El-Kazzaz (2017), beberapa sistem hidroponik yang umum
digunakan antara lain yaitu wick system, Nutrient Film Technique (NFT), Deep
Water Culture (DFT), drip system, dan, flood and drain system.

2.6 Larutan Nutrisi Sistem Hidroponik


Menurut Orsini et al 2012 (dalam Mulyaningsih et al, 2019), nutrisi adalah
komponen yang krusial untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrisi
yang dibutuhkan tanaman terdiri dari 13 unsur hara. Terdapat 2 macam nutrisi
yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang lebih banyak daripada mikronutrien. Makronutrien terdiri dari
nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), sulfur (S).
Mikronutrien terdiri dari besi (Fe), mangan (Mn), boron (Br), tembaga (Cu), zinc
(Zn), molidebnum (Mo), dan klor (Cl). Unsur C (karbon) dan oksigen (O) terdapat
di atmosfer dan hydrogen (H) tersuplai oleh air.
10

Tabel 2.2 Kandungan Makronutrien dalam Larutan Nutrisi yang Umum (Resh,
2013)
Fertilizers Formula Nutrient Solubility jk
Precentage
Calcium nitrate Ca(NO3)25H2O N: 15,5; Ca: 19 1290
Potassium nitrate KNO3 N: 13; K: 38 316
Magnesium nitrate Mg(NO3)26H2O N: 11; Mg: 9 760
Amonium nitrate NH4NO3 N : 35 1920
Monopotasium KH2PO4 P:23; K :28 226
phosphate
Potassium sulphate K2SO4 K:45 ; S:18 111
Magnesium sulphate Mg(SO4)27H2O Mg:10 ; S:13 335
Amonium sulphate (NH4)2SO4 N:21 ; S:24 754
Potassium chloride KCl K:60 ; Cl :48 330
Purbajanti et al (2017) menyatakan bahwa kelarutan masing - masing nutrisi
tergantung pada suhu air pelarut dimana kelarutan pupuk akan meningkat dengan
suhu yang meningkat pula. Kelarutan nutrisi ini juga tergantung pada pupuk lain
dalam larutan nutrisi. Misalnya, kalium sulfat dan kalium nitrat dilarutkan dalam
secara bersama maka kelarutannya akan berkurang karena mengandung ion K.

2.7 Budidaya Hidroponik Baby Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra)


Teknik budidaya tanaman kailan terdiri dari kegiatan pembibitan, sanitasi,
penanaman, perawatan, panen dan pasca panen.
2.7.1 Pembibitan
Menurut Harjono (2010), pembibitan membutuhkan wadah semai. Wadah
semai yang digunakan berupa tray plastik atau sering disebut dengan tray yang
ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan benih. Jarak tanam dapat dibuat
dengan ukuran 1 cm x 1 cm. Supaya memaksimalkan pembibitan, maka dalam
satu lubang ditanam 1 benih. Selanjutnya adalah menyediakan media semai.
Media semai yang digunakan beraneka ragam, dapat berupa rockwool, kompos,
bubuk sabut kelapa, maupun arang sekam. Tebal media di tray semai sekitar 5
cm dianggap cukup untuk perakaran semai benih baby kailan.
11

2.7.2 Sanitasi
Menurut Prastio (2015), sanitasi pada budidaya hidroponik baby kailan
dilakukan dengan membersihkan screen house secara rutin setelah panen dan atau
sebelum penanaman tanaman baru. Sanitasi juga dilakukan dengan membersihkan
peralatan maupun bahan-bahan yang menunjang untuk tempat tumbuh baby
kailan. Peralatan dan bahan yang dimaksud dapat berupa sterofoam, bak fiber,
tray, dan container. Selain itu, sanitasi juga dilakukan dengan menguras tandon
dan membersihkan tandon pada instalasi hidroponik.

2.7.3 Penanaman Benih


Menurut Purbadjanti et al (2017), bibit yang akan di pindah tanam terlebih
dahulu dicabut dari tray, dicuci dan dibersihkan dari arang sekam. Bagian antara
hipokotil atas dengan pangkal akar dilapisi dengan sepotong rockwool atau busa.
Waktu antara pencabutan sampai pindah tanam di lapangan sebaiknya dilakukan
dengan secepatnya, karena bibit semai peka terhadap kekeringan.

2.7.4 Perawatan
Menurut Sunarjono (2013), pemeliharaan merupakan tahapan yang penting
dalam suatu proses budidaya kailan dengan sistem hidroponik. Pemeliharaan
tanaman kailan meliputi pemberian nutrisi dan pengendalian hama dan penyakit.
1. Pemberian Larutan Nutrisi
Pemberian larutan nutrisi pada budidaya sayuran hidroponik dapat melalui
penyiraman pada tahap pembibitan. Larutan nutrisi juga dapat diberikan dengan
sistem irigasi tetes atau sistem lainnya sesuai denganmetode hidroponik yang
digunakan.

2. Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama dan penyakit adalah hal yang hampir tidak dapat dihindari dalam setiap
budidaya tanaman. Keberadaan hama dan penyakit dapat diminimalisir dengan
penggunaan greenhouse pada budidaya dengan sistem hidroponik. Hama yang
sering menyerang kailan yaitu ulat grayak (Spodoptera exigua), kutu daun
(Aphid sp.), ulat perusak daun (Plutella xylostella), dan ulat tanah (Agrotis sp.)
apabila baby kailan ditanam pada media tanah. Sedangkan penyakit yang sering
12

ditemukan adalah busuk daun dan busuk batang. Pengendalian hama dan penyakit
pada budidaya baby kailan hidroponik ini dapat dilakukan dengan cara manual,
yakni dengan menyingkirkan organisme pengganggu tersebut dan pencabutan
daun yang terinfeksi guna menghentikan penyebaran penyakit.

2.7.5 Pemanenan
Menurut Suhardiyanto (2009), baby kailan dapat dipanen ketika tanaman
berumur 30-35 hari setelah pindah tanam bibit. Kriteria tanaman baby kailan
yang sudah siap panen yaitu daun berukuran lebih kecil mulai muncul pada bagian
atas tanaman, daun berwarna hijau tua dengan tepi yang bergelombang dan daun
bagian bawah mulai menguning. Cara memanen baby kailan cukup dengan
mencabut seluruh tanaman sampai akarnya dari wadah media. Setelah proses
pemanenan selesai, tanaman siap memasuki tahap pasca panen.

2.7.6 Pasca Panen


Menurut Samadi (2013), tahapan penanganan pasca panen adalah kegiatan
tahapan yang tidak kalah penting demi tercapainya keuntungan secara ekonomis
dari suatu budidaya tanaman. Penanganan yang biasanya dilakukan yaitu grading
dan crisping.
1. Grading
Grading merupakan metode pasca panen untuk memilah-milah baby kailan
berdasarkan kualitas tanaman. Kualitas terbaik tentu memiliki harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan baby kailan berkualitas menengah dan baby kailan
berkualitas rendah. Parameter ukuran kualitas kailan dapat dinilai dari kemulusan
produk (tidak berlubang-lubang), warna, dan ukuran. Baby kailan dengan kualitas
terbaik akan ditujukan untuk konsumsi hotel-hotel, supermarket, dan sebagainya.
Sementara itu, baby kailan dengan kualitas menengah dapat ditujukan untuk usaha
catering, rumah makan dan sebagainya. Sedangkan kualitas rendah akan ditujukan
untuk masyarakat umum melalui pasar-pasar tradisional.

2. Crisping
Penanganan selain grading yaitu crisping. Metode ini merupakan cara untuk
menjaga kualitas baby kailan supaya tetap segar. Metode crisping terdiri dari dua
13

tahap. Tahap pertama yaitu merendam hasil panen baby kailan dengan air pada
suhu 30ºC – 45ºC. Sementara itu tahap kedua adalah pendinginan hasil panen
baby kailan pada suhu dibawah 5ºC. Cara ini mudah dilakukan dan cenderung
murah dibandingkan dengan metode lainnya. Oleh karena itu crisping dapat
menjadi solusi penanganan pasca panen baby kailan bagi petani atau pedagang
yang memiliki keterbatasan modal. Selain itu, penerapan metode ini tetap
menghasilkan profit, baik digunakan untuk komoditi yang bernilai ekonomi
tinggi maupun yang memiliki nilai ekomomi rendah.

2.8 Analisis Usaha Tani


Menurut Puhspa et al (2019) dalam jurnal Analisis Kelayakan Usahatani
Kailan (Brassica Oleraceae L.) pada Koperasi Tani Mertanadi di Desa Pelaga,
Kecamatan Petang Kabupaten Badung, nilai R/C ratio usaha tani baby kailan di
desa ini adalah 1,7. Uraian usaha tani tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

Tabel 2.3 Pengeluaran Usaha Tani Baby Kailan


Jenis Pengeluaran Unit Harga/unit Jumlah
(Rp) (Rp)
Biaya Tetap
1. Pajak 68.000.,

2. Biaya Penyusutan Alat


a. Cangkul 1 75.000., 15.000.,
b. Sabit 2 30.000., 12.000.,
c. Keranjang 3 5.000., 15.000.,
Jumlah 110.000.,
Biaya Variabel
1. Benih 68 gr 100.000., 680.000.,
2. Pupuk NPK 68 kg 3.000., 204.000.,
3. Pupuk Organik 68 kg 1.000., 68.000.,
4. Pestisida (Sapu Jagat) 68 kg 2.000., 136.000.,
5. Biaya Tenaga Kerja 20 HOK 75.000., 1.500.000.,
6. Biaya Traktor 28 are 2.000., 136.000.,
14

7. Biaya Angkut 2 kali 250.000., 250.000.,


Jumlah 2.974.000.,
Biaya Total 3.084.000.,

Berdasarkan tabel 2.3 di atas jumlah biaya tetap dan biaya variabel usahatani
kailan sebesar Rp. 3.084.000,-./luas garapan. Besar kecilnya penerimaan yang
diperoleh dari suatu usaha dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dan harga
yang berlaku. Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produksi dengan
harga yang berlaku pada saat itu.
Produksi kailan yang diperoleh petani selama periode produksi rata-rata
sebesar 290,36 Kg/ luas garapan, dimana harga yang berlaku pada saat penelitian
Rp 18.000/ Kg, maka penerimaan dari hasil usahatani kailan sebesar
Rp.5.226.480,-/luas garapan (Tabel 2.4).

Tabel 2.4 Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Tani Kailan per
Luas Garapan (6,8 are)
Uraian Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Penerimaan 290,36 Kg 18.000., 5.226.480.,
Jumlah Biaya 6,8 are 3.084.000., 3.084.000.,
Pendapatan 6,8 are 2.142.480.,
R/C Ratio 1,7

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani kailan.


Untuk mengetahui pendapatan petani dari usahatani kailan dihitung dengan cara
penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani kailan.
Besarnya rata-rata penerimaan usahatani kailan adalah Rp.5.226.480,-sedangkan
rata-rata biaya usahatani kailan per rata-rata luas garapan adalah Rp 3.084.000,-.
Jadi berdasarkan perhitungan, besarnya rata-rata pendapatan kailan per luas
garapan adalah sebagai berikut:
Pd = TR – TC
= RP 5.226.480 – Rp 3.084.000
= Rp 2.142.480,-
15

Berdasarkan perhitungan di atas besar pendapatan usahatani kailan sebesar


Rp. 2.142.480,- /luas garapan. Angka R/C ratio atau perbandingan antara revenue
(penerimaan) dengan cost (biaya) pada tabel 2.4 di atas yaitu: R / C ratio =
5.226.480., / 3.084.000 = 1,7. Angka 1,7 tesebut berarti bahwa setiap tambahan
satu unit biaya usahatani kailan akan memberikan tambahan penerimaan sebesar
1,7 satuan unit rupiah. Hal ini menunjukkan usaha tani kailan layak untuk
diusahakan.
III. GAMBARAN UMUM

3.1 Keadaan Geografi


Lokasi PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa berlokasi di Kelurahan
Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Kantor pusatnya
berada di Jalan Abdul Gani Atas PO. BOX 36 Batu. Letak perusahaan berada di
lokasi pegunungan dan berudara sejuk dimana sangat menunjang bagi masyarakat
atau pengunjung ingin berlibur atau melakukan aktivitasnya. Kota Batu adalah
sebuah kota di Propinsi Jawa Timur yang terletak 15 km sebelah barat kota
Malang, berada di jalur Malang – Kediri dan Jombang. Batas wilayah Kota Batu
meliputi :
Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan
Sebelah Selatan : Kabupaten Malang
Sebelah Barat : Kabupaten Malang
Sebelah Timur : Kabupaten Malang
Batu dikenal sebagai kawasan wisata pegunungan yang sejuk. Batu juga
dikenal sebagai kawasan Agropolitan, sehingga mendapat julukan Kota
Agropolitan. Seperti di kawasan Malang, Kota Batu juga banyak menghasilkan
buah dan sayur-sayuran. Lokasi sebuah perusahaan sangat menetukan maju
tidaknya perusahaan tersebut dalam melaksanakan aktivitasnya, dimana hal ini
berkaitan dengan sarana kemudahan transportasi. Di dalam pemilihan lokasi
tempat perusahaan harus berdasarkan pada pertimbangan - pertimbangan yang
teliti dan terarah dari faktor yang memiliki peranan dan hubungan yang penting
dalam perusahaan yang didirikan.

3.2 Profil
3.2.1 Sejarah
PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa merupakan salah satu anak
perusahaan Kusuma Agrowisata Group. Pada oktober 1988 berhenti dari PTP
XXVI yang sekarang menjadi PTPN XII. Selanjutnya mengawali usaha sendiri
dengan berkebun apel pada lahan seluas 4 Ha yang berlokasi di Kelurahan
Ngaglik, Kecamatan Batu. Tahun 1990 luas areal ditambah 4 Ha kebun untuk

16
17

ditanami apel dan jeruk. Dengan total areal kebun seluas 8 Ha inilah yang menjadi
cikal bakal berdirinya usaha agrowisata.
Tahun 1991, melakukan peletakan batu pertama untuk kawasan hotel berupa
bangunan cottage. Tahun 1992 pengoperasian hotel mulai dibuka (selesai
dibangun) dengan jumlah 16 cottage. Selanjutnya pada tahun 1993 menambah
jumlah kamar menjadi 66 kamar, fasilitas kolam renang, restoran dan ruang
pertemuan. Pada tahun 1994 melakukan pengembangan hotel dengan menambah
jumlah kamar menjadi 84 kamar. Tahun 1995 melengkapi jumlah kamar hingga
menjadi 150 kamar, lobi yang representatif, 3 restoran, 8 ruang pertemuan dan 2
lapangan tennis. Di tahun 1996 menambah fasilitas agrowisata dengan
membangun rumah kaca screen house untuk tanaman hias dan menanam kopi.
Selanjutnya pada tahun 1997 mengembangkan usaha dengan membuka Kusuma
Estate dan Kusuma Travel. Pada tahun 1998 menambah lagi jenis tanaman untuk
agrowisata yaitu stroberi, sayur tanah, sayur hidroponik dan sayur subtrat. Sampai
dengan tahun 2000 luas areal keseluruhan Kusuma Group ± 50 hektar.

3.2.2 Manajemen PT.Kusumasatria Agrobio Taniperkasa


PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa bergerak dibidang tanaman
semusim seperti tanaman sayuran hidroponik DFT, hidroponik substrat tomat, dan
sayuran organik. Selain itu juga mengelola fresh market dan trading. Struktur
organisasi PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa terlampir pada lampiran 1.

3.2.3 Fasilitas yang Dimiliki PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa


PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa merupakan salah satu wisata agro di
Indonesia yang berfasilitas hotel serta menawarkan wisata petik kebun apel, jeruk,
jambu merah, buah naga, stroberi dan sayur hidroponik. Pengunjung akan
ditemani pemandu yang akan menjelaskan tentang budidaya tanaman serta hal-hal
yang berkaitan tentang buah-buah dan sayuran tersebut. Di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa pengunjung dapat bermain War Game di arena airsoft gun,
mengendarai Atv di off-road track, dan menara flying fox. Area wisata terletak
pada ketinggian ± 1000 meter dari permukaan laut dan berudara sejuk.
IV. METODOLOGI PELAKSANAAN KKP

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dimulai pada Jumat, 15 Januari 2021
s/d Senin, 15 Februari 2021 yang dilaksanakan setiap hari Senin s/d Sabtu, pukul
06.00 s/d 14.00 WIB. Adapun tempat pelaksanaannya yaitu di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa, Kecamatan Ngaglik, Kota Batu, Jawa Timur.

4.2 Metode Pelaksanaan


Metode kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang dilaksanakan di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa adalah sebagai berikut :
4.2.1 Pengenalan Lokasi Kuliah Kerja Profesi (KKP)
Pengenalan lokasi Kuliah Kerja Profesi (KKP) dilaksanakan pada hari
pertama kegiatan dengan ditunjukkannya keadaan kantor, tempat trading, screen
house, dan komoditas-komoditas yang dibudidayakan di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan secara
umum bagaimana lokasi dan lingkungan tempat berkegiatan Kuliah Kerja Profesi
(KKP). Kegiatan ini didampingi oleh kepala personalia.

4.2.2 Praktik Langsung di Lapangan


Metode ini dilakukan dengan mengikuti kegiatan yang ada di screen house
PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa secara langsung dan aktif dalam praktik
budidaya hidroponik baby kailan. Selain praktik di screen house, kegiatan
lapangan yang dilakukan adalah di tempat trading PT. Kusumasatria Agrobio
Taniperkasa. Kegiatan yang dilakukan di trading adalah proses pengemasan dan
pengiriman hasil produksi PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa. Seluruh
kegiatan di lapangan didampingi oleh pendamping lapangan.

4.2.3 Diskusi dan Wawancara


Kegiatan diskusi dan wawancara dilaksanakan secara langsung dengan
pembimbing lapangan pekerja lapangan, dan kepala personalia. Kegiatan diskusi
dan wawancara dengan pembimbing dan pekerja lapangan dilakukan pada saat
kegiatan di lapangan. Selain di lapangan, diskusi dan wawancara juga

18
19

dilaksanakan pada waktu tertentu yang telah disepakati bersama di ruang istirahat.
Sementara itu, untuk diskusi dan wawancara dengan kepala personalia dilakukan
di kantor.

4.2.4 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara praktik langsung di lapangan dan
wawancara langsung dengan pembimbing lapang serta pekerja-pekerja lapang di
PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa. Data primer yang dikumpulkan bertujuan
untuk mengetahui kondisi dan masalah pada budidaya hidroponik baby kailan
secara langsung di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur dan buku yang memuat
informasi tentang budidaya secara hidroponik dan tanaman baby kailan.
Literatur-literatur diperoleh dari yang terdapat di PT. Kusumasatria Agrobio
Taniperkasa dan dari sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi.

4.2.5 Penyusunan Laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP)


Penyusunan laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dilakukan setelah
pengumpulan data selesai. Penyusunan laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
mengikuti format dan panduan penulisan laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur.
V. PELAKSANAAN BUDIDAYA HIDROPONIK
BABY KAILAN (Brassica oleracea var. alboglabra)

5.1 Pembibitan
5.1.1 Persiapan Benih
Benih baby kailan yang digunakan pada budidaya hidroponik di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini adalah kultivar winsa yang berasal dari
produksi benih PT. Saribenih Unggul Surabaya dengan label “Kaelan Sharp
Leaf”. Tampilan depan kemasan menampilkan tanaman baby kailan (Gambar
5.1.a) dan tampilan belakang kemasan menyajikan ciri-ciri fisik tanaman dan daya
tumbuh tanaman (Gambar 5.1.b). Sementara itu, penampakan fisik benih baby
kailan tampak berwarna cokelat kehitaman dan berukuran kecil (Gambar 5.1.c).
Pemilihan benih ini sesuai dengan SOP budidaya sayuran hidroponik. Adapun
SOP pemilihan benih di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa yaitu 1)
Produktivitas tinggi, 2) Daya tumbuh tinggi dan seragam, 3) Benih unggul, dan 4)
Benih masih baru dan tidak kadaluarsa. Persiapan benih dilakukan sejak sebelum
digunakan yaitu dengan cara menyimpan benih dalam kemasan pada tenpat yang
kering dan tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Hal ini untuk
menghindarkan benih mengalami kerusakan dan menurunkan kualitasnya yang
nantinya akan berpengaruh terhadap daya kecambah benih.

Gambar 5.1 Persiapan Benih; (a) Kemasan Depan Benih Baby Kailan Kultivar
Winsa, (b) Kemasan Belakang Benih Baby Kailan Kultivar Winsa,
(c) Penampakan Fisik Benih Baby Kailan Kultivar Winsa.

20
21

5.1.2 Persiapan Media Tanam


Bahan dan alat yang digunakan untuk membuat media tanam yaitu 1) cutter,
2) mal (papan kayu) berukuran 20 cm x 100 cm dan 20 cm x 20 cm, dan 3) spon
dengan ketebalan 2 cm, lebar 90 cm, dan panjang 2 m (rongga spon tidak terlalu
rapat, bisa menahan dan menyimpan air) (Gambar 5.2.a). Adapun prosedur
kegiatan dilakukan pada persiapan media tanam ini yaitu pertama, spon terlebih
dahulu dipotong dengan ukuran 20 cm x 90 cm (sesuai dengan mal) (Gambar
5.2.b dan Gambar 5.2.c). Kemudian spon dipotong lagi menjadi ukuran 20 cm x
20 cm (Gambar 5.2.d). Selanjutnya spon dibelah disayat dengan ukuran 2,5 cm x
2,5 cm, bagian tengah disayat sedalam 0,5 cm untuk meletakkan benih (Gambar
5.2.e). Terakhir, spon akan berisikan 8 x 8 lubang tanam (Gambar 5.2.f). Setiap
pengukuran dalam pembuatan media tanam ini harus diusahakan tepat.

Gambar 5.2 Persiapan Media Tanam; (a) Lembaran Spon 2 m x 90 cm, (b) Proses
Pemotongan Spon dengan Mal, (c) Spon dengan Potongan 20 cm x
90 cm, (d) Spon dengan Potongan 20 cm x 20 cm, (e) Proses
Pembuatan Lubang Tanam Semai pada Spon, (f) Media Spon
sebagai Lubang Tanam Semai.
22

5.1.3 Penyusunan Media Tanam


Penyusunan media tanam membutuhkan bahan dan alat yang mendukung
proses pembibitan. Bahan yang digunakan yaitu air bersih. Sementara itu, untuk
peralatan yang digunakan yaitu tray pembibitan berukuran 7 cm x 40 cm x 60 cm,
bak air yang cukup besar, dan spon yang sudah siap ditanami. Prosedur kegiatan
yang pertama dilakukan yaitu mencuci tray hingga bersih (Gambar 5.3.a). Kedua,
mengisi bak hingga penuh. Ketiga, spon dibenamkan ke air dengan cara ditekan
pada bidang datar hingga rongga-rongganya terisi air dan didapatkan spons yang
jenuh air (Gambar 5.3.b). Selanjutnya, spon diletakkan dan disusun di dalam
tray/tray pembibitan (setiap tray berisi 6 spon dengan ukuran 20 cm x 20 cm)
(Gambar 5.3.c). tahap berikutnya yaitu membuang kelebihan air pada susuna spon
di tray (Gambar 5.3.d). Terakhir, spon yang telah tersusun rapi pada tray telah siap
sebagai media persemaian (Gambar 5.3.e).

Gambar 5.3 Penyusunan Media Tanam; (a) Pencucian Tray dengan Air Mengalir,
(b) Perendaman Media Tanam Semai Spon dalam Air, (c)
Penyusunan Media Tanam Semai Spon, (d) Pembuangan Air
Berlebih pada Tray, (e) Media Tanam Semai siap digunakan.
23

5.1.4 Persemaian
Tahap persemaian atau pembibitan membutuhkan bahan dan alat seperti stik,
benih, tray yang telah terisi oleh media spon, rak pembibitan dalam dan rak
pembibitan luar. Prosedur pertama yaitu benih dituangkan pada sterofoam. Kedua,
mengambil tiga biji benih dengan stik, lalu dimasukkan ke dalam lubang tanam,
benih harus masuk ke dalam spon dengan kedalaman maksimal 0,5 cm dan
minimal 2 mm (Gambar 5.4.a) hingga semua lubang tanam terisi semua. Ketiga,
memasukkan tray pembibitan ke dalam rak-rak pembibitan gelap selama 3 hingga
4 hari (Gambar 5.4.b). Keempat, setelah 3 hingga 4 hari di dalam rak pembibitan
gelap (Gambar 5.4.c), keluarkan bibit dari rak lalu dipindah ke rak pembibitan
luar (Gambar 5.4.d). Kelima, setelah bibit berumur 7 hari, cek kondisi spon
apakah masih jenuh air atau sudah kering (Gambar 5.4.e). Keenam, jika spon
mulai mengering maka mengambil larutan nutrisi dari bak nutrisi (Gambar 5.4.f)
dan menyiramkannya ke spon bibit hingga jenuh kembali (5.4.g). Terakhir, benih
ditanam di screen house setelah berumur 7-10 hari setelah persemaian di nurseri.

Gambar 5.4 Persemaian; (a) Persemaian Benih Baby Kailan, (b) Penempatan
Persemaian Benih di Rak Dalam (c) Kecambah Baby Kailan Umur
Tiga Hari setelah Persemaian di Rak Dalam, (d) Tempat Nurseri, (e)
Umur Baby Kailan Tujuh Hari, (f) Pengambilan Nutrisi, (g)
Pemberian Larutan Nutrisi di Nurseri.
24

5.2 Sanitasi Screen House


Sanitasi screen housen membutuhkan bahan dan peralatan seperti selang air,
sikat ijuk, sikat karet, sapu lidi, serok, dan sabun colek. Adapun prosedur
kegiatannya yaitu :
5.2.1 Membersihkan Bak Fiber
Hal pertama yang dilakukan yaitu memindahkan air bekas tanam (masih
memiliki atau mengandung nutrisi) ke tandon lain yang kekurangan air nutrisi.
Langkah berikutnya yaitu mengeluarkan streofoam dari bak, lalu membawanya ke
tempat penyucian. Setelah itu mengeluarkan kotoran-kotoran sisa tanaman (akar,
daun, busa potongan, dan streofoam) dari dalam screen house. Selanjutnya,
mengisi sedikit air pada bak serta sabun colek untuk mencuci bak (Gambar 5.5.a).
Terakhir, membilas bak hingga benar-benar bersih dan kemudian dikeringkan.

5.2.2 Membesihkan Sterofoam


Membersihkan streofoam diawali dengan menyikat streofoam pada semua
sisi sisinya (atas, bawah, samping dan lubang tanam) hingga bersih dari lumut dan
kotoran, lalu bilas hingga bersih (Gambar 5.5.b). Terakhir, menyusun berdiri
stereofoam yang sudah dibersihkan, kemudian dikeringkan.

Gambar 5.5 Sanitasi Screen House; (a) Membersihkan Bak Fiber, (b)
Membersihkan Sterofoam, (c) Menguras Tandon

5.2.3 Membersihkan Screen house


Screen house sebagai ruang untuk menanam tentunya harus dipastikan
kebersihannya. Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan lantai screen
25

house dengan cara disemprot dengan air hingga bersih. Selanjutnya mencabut
gulma yang ada di dalam screen house dan memasukkan gulma ke bak sampah.

5.2.4 Membersihkan Tandon


Membersihkan tandon diawali dengan menguras tandon (Gambar 5.5.c), lalu
membersihkan seluruh dinding tandon dengan sabun colek lalu sikat hingga tidak
ada lumut dan endapan kotoran. Selanjutnya menyemprot dengan air hingga
bersih kemudian dikeringkan.

5.3 Penanaman
Prosedur kegiatan pada tahap penanaman ini yaitu yang pertama membawa
bibit yang akan ditanam ke dalam screen house menggunakan dorongan (Gambar
5.6.a) dan stereofoam yang sudah bersih. Selanjutnya, mengisi bak fiber dengan
air hingga sebatas leher bak (Gambar 5.6.b). Setelah itu, memasukkan stereofoam
ke bak fiber. Bibit pada spon yang siap ditanam dimasukkan ke lubang tanam
stereofoam dengan cara dijepit dengan pinset (Gambar 5.6.c). Melakukan dengan
cara yang sama hingga seluruh lubang tanam stereofoam terisi. Selanjutnya adalah
memastikan pipa inlet dan outlet terpasang sempurna. Seelah pipa inlet dan outlet
telah terpasang sempurna, langkah berikutnya adalah menyalakan pompa air.
Terakhir, memasukkan nutrisi AB Mix ke dalam tandon air di screen house, lalu
memeriksa sirkulasi air dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas apakah sudah
seimbang.

Gambar 5.6 Penanaman; (a) Pengangkutan Baby Kailan dari Nurseri, (b)
Pengisian Bak Fiber dengan Air Mengalir, (c) Penanaman Baby
Kailan.
26

5.4 Perawatan
5.4.1 Pemberian Nutrisi AB Mix
Pemberian nutrisi diberikan setelah tanaman berumur satu hari setelah
pindah tanam. Nutrisi yang diberikan yaitu larutan AB Mix. Setiap 1 liter AB Mix
diberikan 100 liter air jadi perbandingannya 1 : 1 : 100. Pada kapasitas tandon
setiap screen house di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa rata-rata adalah
8000 liter. Tandon diisi ¾ bagiannya dengan air atau 6000 liter. Jadi perbandingan
pemberian nutrisi AB Mix yang diberikan adalah 60 liter nutrisi A, 60 liter nutrisi
B, dan 6000 liter air. Setelah tandon terisi dengan air, terlebih dahulu mengaduk
masing-masing dari larutan nutrisi, yaitu larutan nutrisi A (Gambar 5.7.a) dan
larutan nutrisi B (Gambar 5.7.b). berikutnya adalah memasukkan larutan nutrisi A
ke dalam tandon (Gambar 5.7.c) diikuti dengan memasukkan larutan nutrisi B
(Gambar 5.7.d).
Langkah selanjutnya adalah menghidupkan pompa agar sirkulasi air berjalan
dan nutrisi tercampur rata. Aliran air ini mengalir mulai dari pukul 06.00 hingga
11.30, lalu pompa air dimatikan hingga pukul 12.00. Pukul hingga 12.00 hingga
17.30 pompa air menyala lagi. Pukul 17.30 hingga 21.00 pompa air dimatikan.
Selanjutnya pompa air dinyalakan lagi dari pukul 21.00 hingga 00.00. Pukul 00.00
hingga 06.00 ompa air dimatikan. Sehingga aliran air berlangsung selama 14 jam
sehari. Penerpan sistem waktu yang tidak selama 24 jam penuh perlu dilakukan
untuk menjaga kualitas kinerja pompa air dan menghemat pengeluaran sehingga
lebih efektif dan efisien.

Gambar 5.7 Pemberian Nutrisi; Perawatan; (a) Pengadukkan Larutan Nutrisi A,


(b) Pengadukkan Larutan Nutrisi B, (c) Penuangan Larutan Nutrisi
A, (d) Penuangan Larutan Nutrisi B
27

5.4.2 Penyemprotan Pupuk Daun, ZPT, dan Bio Insektisida


Perawatan berikutnya yang dilakukan adalah penyemprotan pupuk daun,
ZPT, dan insektisida biologi. Pupuk daun yang digunakan adalah Mamigro
dengan dosis 2 gram/liter (Gambar 5.8.a). ZPT yang digunakan adalah Atonik
dengan dosis 1 ml/liter (Gambar 5.8.b). Insektisida biologi yang digunakan adalah
Turex dengan dosis 1 gram/liter (Gambar 5.8.c). Penyemprotan dilakukuan
dengan mencampur pupuk daun, ZPT, dan insektisida biologi dalam air. 100 liter
air digunakan untuk penyemprotan seluruh screen house (20 screen house). Jadi
untuk 100 lliter air, dibutuhkan 200 gram pupuk daun Mamigro, 100 gram
insektisida biologi Turex, dan 100 ml ZPT Atonik yang dilarutkan dalam tong
secara bersamaan (Gambar 5.8.d). Selanjutnya menyalakan pompa untuk
penyemprotan (Gambar 5.8.e). Penyemprotan dilakukan 2 kali dalam satu minggu
hingga panen menggunakan power sprayer (Gambar 5.8.f).

Gambar 5.8 Penyemprotan (a) Pupuk Daun Mamigro, (b) ZPT Atonik (c)
BioInsektisida Turex, (d) Pelarutan Pupuk Daun, ZPT, dan
Bioinsektisida, (e) Penyalaan Pompa untuk Penyemprotan Larutan
(f) Penyemprotan Larutan Pupuk Daun, ZPT, dan Insektisida Biologi
28

5.4.3 Rotasi Tanaman


Langkah perawatan yang terakhir adalah melakukan rotasi tanaman, yaitu
pergiliran atau pemindahan tanaman dari stereofoam di bak atas ke bak bawah dan
dari bak bawah ke bak atas. Rotasi ini dilakukan pada saat tanaman berumur 15
hari setelah pindah tanam. Rotasi tanaman dilakukan dengan berhati-hati supaya
tidak mematahkan sterofoam. Pertama, mengangkat tanaman pada sterofoam dari
bak bawah (Gambar 5.9.a). Kedua, memindahkan tanaman ke sisi bak supaya
aman (Gambar 5.9.b). Ketiga, meletakkan tanaman dari bak bawah ke bak atas
dengan hati-hati (Gambar 5.9.c). Terakhir, meletakkan pula tanaman dari bak atas
ke bak bawah (Gambar 5.9.d).

Gambar 5.9 Rotasi Tanaman; (a) Mengangkat Tanaman dari Bak Bawah (b)
Memindahkan Tanaman ke Sisi Bak (c) Meletakkan Tanaman dari
Bak Bawah ke Bak Atas (d) Meletakkan Tanaman dari Bak Atas ke
Bak Bawah.

5.5 Panen dan Pasca Panen


Pelaksanaan panen dan pasca panen diawali dengan langkah awal yaitu
memastikan tanaman telah siap dipanen (Gambar 5.10.a). Selanjutnya, mengambil
sayuran baby kailan pada dari bak dengan kedua tangan secara bersamaan dan
dilakukan secara hati-hati agar stereofoam tidak patah (Gambar 5.10.b). Setelah
itu, mencabut sayur baby kailan per rumpun dari lubang tanam (Gambar 5.10.c).
Selanjutnya membersihkan sayur dan membuang daun tua, daun patah, dan daun
rusak atau berlubang (Gambar 5.10.d). Selanjutnya, menimbang sayur baby kailan
sesuai dengan permintaan (supermarket 200 gram/pack) (Gambar 5.10.e) dan
memasukkan ke dalam plastik kemas berukuran 35 cm x 20 cm (gambar 5.10.f).
Setelah baby kailan sudah dikemas, sayur baby kailan dimasukkan ke dalam krat.
Terakhir, penananganan pascapanen yaitu menempatkan sayur yang sudah
dikemas di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara lansgung.
29

Gambar 5.10 Panen dan Pascapanen, (a) Umur Baby Kailan 26 Hari, (b)
Pengangkatan Baby Kailan, (c) Pencabutan Baby Kailan dari
Sterofoam, (d) Persotiran Baby Kailan, (e) Penimbangan Baby
Kailan 200 gram, (f) Pengemasan Baby Kailan.
VI. PEMBAHASAN

Sistem hidroponik yang diterapkan di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa


ini adalah DFT (Deep Flow Thecnique). Sistem ini menggunakan aliran air yang
mengalir dan menggenang pada bak penanaman, sehingga perakaran tanaman
terendam dalam air. Tujuan dari pengaliran air ini adalah untuk meratakan nutrisi.
Pompa air dinyalakan setiap pukul 06.00 sampai dengan pukul 11.30. Pukul 11.30
hingga 12.00 pompa air dimatikan. Selanjutnya pada pukul 12.00 sampai dengan
pukul 17.30 pompa dinyalakan. Pada petang pukul 17.30 hingga 21.00 pompa air
dimatikan. Pukul 21.00 hingga pukul 00.00 pompa dinyalakan. Pukul 00.00
hingga 06.00 pompa dimatikan kembali. Jadi total pompa air dinyalakan dalam
kurun waktu 24 jam adalah selama 14 jam. Pompa air di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa dinyalakan dan dimatikan dengan bantuan timer. Sistem
aliran air ini dapat dilakukan tidak selama 24 jam dikarenakan menggunakan
sistem aliran air tertutup.
Sistem aliran air tertutup adalah sistem yang aliran airnya berputar dari
tandon bawah menuju ke bak – bak penanaman di atas tandon dan kembali lagi ke
tandon, dan seterusnya berputar demikian. Sehingga pada sistem aliran air tertutup
ini larutan nutrisi yang ada dapat selalu tersedia bagi tanaman walaupun pompa
air dimatikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fitmawati et al (2018) bahwa
keunggulan sistem hidroponik DFT adalah jika listrik padam maka tanaman tetap
akan mendapatkan nutrisi dari pasokan nutrisi yang masih tersedia di dalam bak
penanaman. Menurut penulis, penggunaan timer dapat menghemat daya listrik
sehingga lebih menghemat air dan waktu. Selain itu tujuan dari diberlakukannya
sistem waktu ini di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa adalah untuk menjaga
kemampuan pompa air supaya tetap prima dan tidak cepat rusak.
Pemilihan waktu penyalaan pompa aliran air pada saat waktu pagi hingga
sore hari atau pada saat ada sinar matahari saja adalah karena pada saat-saat
tersebut tanaman melakukan fotosintesis sehingga perlu didukung dengan pasokan
air dan larutan nutrisi. Sedangkan pada penyalaan pompa air hanya dalam kurun
waktu 3 jam pada malam hari adalah supaya bak penanaman tidak kering
sehingga memastikan tanaman mendapatkan pasokan nutrisi.

30
31

Budidaya hidroponik baby kailan memerlukan berbagai persiapan rencana


yang khusus dan tepat. Hal ini dikarenakan membudidayakan melalui sistem
hidroponik berbeda dari pembudidayaan yang ada di lahan dengan media tanah.
Oleh karena itu, budidaya hidroponik memerlukan perlakuan-perlakuan khusus
yang berbeda. Langkah awal yang dilakukan pada budidaya baby kailan di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa adalah persiapan untuk pembibitan. Persiapan
benih merupakan hal pertama yang dilakukan. Pembibitan baby kailan tidak
membutuhkan waktu lama sampai pindah tanam yaitu memerlukan waktu selama
maksimal 14 hari setelah berkecambah.
Benih baby kailan yang digunakan adalah benih unggul kultivar winsa.
Tanaman baby kailan yang dihasilkan akan memiliki batang berdaging tebal, daun
dan batang yang berwarna hijau tua, dan tekstur yang lembut serta renyah. Untuk
mempertahankan kualitas benih, maka benih harus disimpan di tempat yang
kering dan sejuk serta terhindar dari sinar matahari secara langsung atau
temperature yang tinggi. Baby kailan kultivar winsa memiliki panjang 30 cm - 35
cm dan lebarnya 23 cm - 25 cm. Umur panen baby kailan ini berkisar 25-35 hari
setelah tanam. Pemilihan baby kailan kultivar winsa ini dikarenakan jenis baby
kailan ini jarang yang membudidayakan, sehingga perusahaan dapat lebih mudah
mengatur harga jual produk. Selain itu pertimbangan ini juga dilihat dari survey
lapang yang memang menunjukkan bahwa baby kailan ini memiliki peminat yang
terbilang tinggi.
Pemilihan benih unggul dan macam varietas benih sangat menentukan
keberhasilan budidaya hidroponik baby kailan. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan dari Yahyan (2019) bahwa menggunakan benih unggul dalam praktik
budidaya berpengaruh besar dalam produktivitas tanaman. Menurut penulis,
upaya untuk meningkatkan produktivitas sangat membutuhkan ketersediaan benih
unggul yang bermutu tinggi. Hal ini perlu diterapkan guna meningkatkan hasil
dan kualitas produksi. Bibit merupakan salah satu penentu keberhasilan budidaya
tanaman.
Setelah mempersiapkan benih, langkah berikutnya adalah mempersiapkan
media tanam untuk pembibitan. Media tanam yang digunakan oleh PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa adalah spon. Spon yang digunakan tidak
32

memiliki kriteria khusus, yang terpenting spon yang digunakan dapat menyerap
dan menahan air. Pemilihan media untuk tanam budidaya hidroponik sangat
penting, hal ini dikarenakan media menentukan keberlangsungan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Perwatasari (2012)
bahwa media tanam berperan sebagai pengganti tanah dalam penanaman secara
hidroponik. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa media padat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Media yang sesuai
digunakan untuk hidroponik bersifat porous dan ringan.
Setiap lubang tanam pada spon diisi tiga benih baby kailan. Idealnya
penanaman setiap lubang tanam adalah satu benih saja. Hal ini dikarenakan
tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik sehingga kualitasnya akan
lebih baik. Namun, penanaman satu benih setiap lubang akan memiliki kuantitas
panen yang lebih sedikit. Sehingga penyemaian tiga benih setiap lubang tanam
akan memberikan kuantitas yang lebih tinggi namun masih diimbangi dengan
kualitas yang cukup baik. Selain alasan tersebut, penyemaian tiga benih setiap
lubang juga bertujuan supaya tidak melakukan penyulaman. Hal ini dikarenakan
apabila terdapat satu benih yang gagal tumbuh, masih ada dua benih lainnya yang
berpotensi untuk tumbuh.
Benih yang telah disemai selanjutnya akan disimpan pada rak di tempat yang
gelap hingga tumbuh selama 3-4 hari. Perlakuan ini bertujuan untuk menjaga
kelembapan dan merangsang respon benih untuk tumbuh. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ningsih (2019) bahwa tanaman yang ditempatkan dengan kondisi
kekurangan cahaya atau gelap akan tumbuh lebih cepat. Hal ini disebabkan karena
adanya kerja auksin sebagai hormon yang mendorong pertumbuhan tidak
dihambat oleh sinar matahari. Hal ini lah yang mendorong pertumbuhan lebih
cepat pada benih baby kailan.
Setelah benih berkecambah dan memiliki tinggi kurang lebih 1 cm, bibit
dipindahkan ke screen house nurseri (tempat yang terkena cahaya matahari) untuk
menghindari bibit mengalami etiolasi. Etiolasi adalah keadaan dimana tanaman
kekurangan cahaya. Menurut Wardani (2016), etiolasi terjadi saat pertumbuhan
tanaman dalam keadaan kekurangan cahaya adan bahkan tidak ada cahaya
sehingga mendorong kerja hormon auksin merangsang pemanjangan sel-sel
33

sehingga tumbuh lebih panjang. Namun hal ini tidak diimbangi dengan kualitas
tanaman, tanaman yang tumbuh menjadi pucat karena kekurangan klorofil, kurus
dan daun tampak layu. Kejadian pada tanaman yang seperti ini disebut mengalami
etiolasi.
Upaya untuk menghindari tanaman terkena gejala etiolasi adalah melalui
perlakuan pemindahan bibit ke screenhouse nurseri untuk memperoleh cahaya
matahari. Dalam keadaan cahaya yang cukup, maka hormon auksin mengalami
kerusakan sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Cahaya menyebabkan
hormon auksin rusak tersispersi ke sisi gelap sehingga laju pertumbuhan yang
memanjang pada tanaman dapat segera berkurang. Hal ini menyebabkan tanaman
memiliki batang yang lebih pendek, kokoh, daun berkembang sempurna, dan
berwarna hijau. Terdapat beberapa perawatan tanaman selama di nurseri.
Perawatan yang utama adalah menyiram tray penanaman bibit dengan air yang
mengandung larutan nutrisi. Nutrisi yang diberikan yaitu AB Mix 1 ml/liter air.
Hal tersebut dilakukan supaya bibit beradaptasi dengan lingkungan. Bibit
disimpan di nurseri hingga usia tanaman 10 hari.
Setelah pembibitan, langkah berikutnya adalah sanitasi secreen house.
Langkah awal sanitasi yang dilakukan adalah membersihkan bak fiber dan
sterofoam dengan sikat dan sabun dari lumut dan kotoran sisa tanaman.
Selanjutnya membersihkan screen house dengan disemprot dengan disinfektan.
Selain screen house, bak fiber dan sterofoam, menguras tandon juga merupakan
bagian dari sanitasi. Sanitasi bertujuan untuk membersihkan tempat tanam
budidaya baby kailan dari serangan hama dan penyakit.
Hal Tersebut sesuai dengan pernyataan Inayati dan Marwoto (2015) bahwa
teknik sanitasi merupakan cara pengendalian hama dan penyakit yang paling tua.
Meskipun begitu, teknik sanitasi ini cukup efektif untuk menurunkan populasi
hama dan penyakit. Menurut penulis, hama dan penyakit yang bertahan hidup di
sisa-sisa tanaman dapat menyebabkan serangan hama dan penyakit pada periode
tanam berikutnya. Untuk mengurangi populasi hama dan penyakit diperlukan cara
untuk menekan ketahanan hidupnya dengan membersihkan tempat penanaman.
Sebagai upaya untuk memutus rantai hama dan penyakit yang ramah lingkungan,
maka sanitasi ini perlu dilakukan. Kegiatan sanitasi yaitu membersihkan hal-hal
34

yang berpotensi menjadi sarang hama dan penyakit seperti 1) sisa-sisa bagian
tanaman yang jatuh atau tertinggal seperti dedaunan, 2) jenis tanaman lain yang
dapat menjadi inang pengganti, 3) sisa tanaman yang sudah mati, 4) tanaman atau
bagian yang terserang hama, 5) sisa-sisa tanaman yang masih hidup.
Setelah sanitasi, langkah selanjutnya budidaya hidroponik baby kailan adalah
penanaman. Langkah awal penanaman adalah mengisi bak fiber dengan air dari
tandon sampai ketingian air mencapai 10 cm. Setelah air mencapai ketinggian 10
cm pada bak fiber, bibit tanaman baby kailan yang ada pada tray dari nurseri
diangkut menggunakan gerobak menuju screen house. Satu gerobak dapat
mengangkut hingga sepuluh tray bibit tanaman. Pengangkutan bibit tanaman ke
screen house dilakukan secara hati-hati supaya tidak mematahkan bibit. Hal ini
dikarenakan apabila bibit tidak dalam kondisi prima akan menyulitkan bibit untuk
beradaptasi dengan lingkungan baru dan rentan mengalami kematian.
Selanjutnya adalah menggenangkan satu per satu sterofoam ke bak fiber lalu
dilakukan penanaman. Penanaman dilakukan dengan merobek setiap kotak lubang
pada media spon satu per satu secara hati-hati supaya tidak merusak bibit. Setiap
kotak spon dapat tumbuh satu hingga tiga bibit tanaman. Selanjutnya
memasukkan setiap kotak spon bibit ke dalam lubang tanam sterofoam
menggunakan pinset yang berdiameter 2,5 cm. Kotak spon bibit yang ditanam
pada lubang sterofoam dimasukkan hingga spon dan akar mengenai air. Hal ini
supaya bibit tanaman dapat tersuplai air dan nutrisi untuk tumbuh dan
berkembang. Cara penanaman ini dilakukan secara terus menerus hingga semua
lubang tanam pada sterofoam terisi penuh. Sterofoam yang lubang tanamnya telah
terisi penuh disusun pada bak fiber hingga bak fiber juga terisi penuh dengan bibit
baby kailan yang telah ditanam pada lubang sterofoam.
Satu bak fiber dapat menampung hingga 33 sterofoam. Panjang dan lebar
sterofoam sebagai tempat pindah tanam bibit adalah 60 cm x 80 cm. Jarak antar
lubang tanam pada sterofoam adalah 10 cm. Panjang bak fiber adalah 20 m dan
lebar bak fiber 85 cm. PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa memiliki 20
screen house dengan ukuran screen house rata-rata memiliki panjang 20 m, lebar
3 m dan tinggi 3,5 m.
35

Air merupakan komponen penting bagi tanaman hidroponik sebagai


pengganti media tanah karena menggantikan peran tanah sebagai penyedia unsur
hara. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Tripama dan Yahya (2018) bahwa
larutan nutrisi adalah faktor paling penting untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pada budidaya hidroponik. Larutan nutrisi yang tepat
akan menghasilkan kualitas produksi yang optimal. Larutan nutrisi harus tepat
dari segi jumlah komposisi. Nutrisi diberikan dalam bentuk larutan yang
mengandung unsur makro dan mikro di dalamnya.
Pemberian nutrisi AB Mix diberikan sekali saja hingga panen. Hal ini
dikarenakan sudah disesuaikan dengan dosis dan kebutuhan tanaman. Sesuai
dengan pernyataan Nugraha dan Susila (2015) bahwa nutrisi AB Mix adalah
larutan nutrisi yang secara komposisi sudah seimbang berdasarkan yang
dibutuhkan tanaman. Komposisi yang dimaksud adalah unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Sehingga komposisi yang terkandung dalam larutan AB Mix
telah memenuhi kebutuhan tanaman. Selain itu, larutan nutrisi AB Mix memiliki
peran untuk mendorong pertumbuhan vegetatif dan hasil panen terbaik pada
tanaman bayam, pakchoy, baby kailan, dan selada.
Pupuk daun merupakan pupuk yang diaplikasikaskan pada daun melalui
kutikula dan stomata untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Unsur hara sebagai nutrisi untuk tanaman akan lebih cepat diserap tanaman
melalui daun daripada melalui akar. Sehingga pengaruh dari pupuk dapat lebih
cepat terlihat. Pengaplikasian pupuk daun terhadap budidaya hidroponik baby
kailan dinilai lebih efisien dan efektif. Pupuk daun yang digunakan di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini adalah Mamigro. Pupuk daun mamigro ini
berbentuk tepung dan mudah larut dalam air. Komposis unsur hara yang
terkandung dalam Mamigro adalah unsur nitrogen (N) 25%, fosfat (P) 8%, dan
kalium (K) 6%. Pupuk daun Mamigro yang terserap sempurna oleh tanaman
mampu meningkatkan pembentukan klorofil daun yang berpengaruh terhadap
warna daun yang lebih hijau dan lebih tebal. Hal ini dikarenakan kandungan unsur
N yang cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat 2009 (dalam Sembiring dan
Maghfoer, 2018) bahwa unsur N yang terpenuhi dapat meningkatkan
36

pertumbuhan daun dan jumlah daun serta menjadikan daun lebih lebar dengan
warna yang lebih hijau.
Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan pada budidaya hidroponik
baby kailan di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini adalah menggunakan
bioinsektisida untuk pencegahan dan pestisida kimiawi apabila keberadaan hama
dinilai sudah cukup mengganggu. Adapun teknik pengendalian hama budidaya
hidroponik baby kailan di PT. Kusumasatri Agrobio Taniperkasa yaitu :

A. Hama
1. Ulat Kubis (Plutella xylostella) dan Ulat Krosi (Crocidolomia binotalis)
Ulat kubis menyerang tanaman baby kailan saat stadia larva. Ulat kubis
berwarna kehijauan hampir sama dengan warna daun baby kailan. Tanda-tanda
serangan terlihat dari daun yang berlubang-lubang. Ulat kubis menyerang dengan
memakan daun-daun baby kailan yang masih muda.
Ulat krosi juga menyerang tanaman baby kailan saat stadia larva. Ulat krosi
berwarna hijau dan kecil. Tanda-tanda serangannya adalah adanya tunas daun
yang tergulung. Ulat ini menyerang dengan cara membuat perlindungan diri
dengan menggulung tubuhnya pada tunas daun dan memotong tunas daun
tersebut.
Pengendalian ulat kubis dan ulat krosi pada budidaya baby kailan di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini adalah dengan menggunakan
bioinsektisida Turex dan untuk mencegah peledakannya. Insektisida biologi ini
ramah lingkungan sehingga cocok apabila diaplikasikan secara kontinyu dengan
tujuan untuk mencegah meledaknya hama serangga. Bahan aktif dari
bioinsektisida turex ini adalah agen hayati bakteri Bacillus thuringiensis. Menurut
Baehaki 1993 (dalam Wardati et al, 2013) bahwa Bacillus thuringiensis yang
merupakan bakteri entomopatogen dapat mengendalikan Crocidolomia binotalis,
Plutella xylostella, Thosea asigna, Setora nitens, Chillo sacchariphagus dan
Scirpophaga nivela. Pengendalian biologi efektif untuk mencegah meledaknya
hama. Namun apabila hama tidak dapat dikendalikan, tindakan yang diambil
adalah mengaplikasikan insektisida kimia prevathon dengan dosis 0,5ml –
1ml/liter atau proclaim dengan dosis 0,25 gram/liter. Pengaplikasian secara
kimiawi ini perlu dilakukan untuk menjaga hasil panen.
37

2. Siput (Parmarion sp)


Selain hama utama ulat kubis (Plutella xylostell), terdapat siput Parmarion
sp. yang biasanya juga ditemukan pada syuran kubis-kubisan termasuk baby
kailan ini. Siput menyerang tanaman dengan cara memakan daun-daun baby
kailan bagian luar. Keberadaan Paramarion sp. tidak cukup menganggu pada
budidaya sayuran di PT. Kusumasatria Agrobio Taiperkasa ini. Namun apabila
keberadaannya cukup mengganggu maka dapat diaplikasikan siputox. Dosis
pengaplikasian sipuutox ini yaitu 0,5 – 1,5ml/liter.

B. Penyakit
Keberadaan penyakit pada budidaya hidroponik baby kailan di PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa ini sangat jarang terjadi. Sehingga
pengendalian yang dilakukan hanya melakukan kegiatan sanitasi yang rutin dan
merotasi tanaman. Sanitasi yang rutin dan tepat akan menciptakan lingkungan
yang bersih dengan kelembapan yang seimbang, sehingga patogen sulit untuk
tumbuh dan berkembang. Sementara itu, kegiatan merotasi tanaman dari tanaman
yang berada di bak bawah ke bak atas bertujuan supaya seluruh tanaman terkena
cahaya matahari secara optimal. Cahaya matahari mampu membunuh patogen.
Rotasi perlu dilakukan karena tanaman yang berada di bak bawah lebih sedikit
mendapatkan cahaya matahari dari tanaman yang berada di bak atas. Sedikitnya
cahaya matahari yang diperoleh akan menyebabkan kelembapan meningkat.
Apabila tanaman berada pada lingkungan dengan tingkat kelembapan tinggi terus
menerus maka tanaman berpotensi terserang penyakit. Rotasi tanaman perlu
dilakukan pada saat umur tanaman 15 hari setelah pindah tanam.
Menurut Lumoly et al (2016), penyakit yang sering menyerang tanaman
kubis-kubisan termasuk baby kailan yaitu :
1. Busuk Hitam (Xanthomonas campestris)
Infeksi bakteri ini mengakibatkan batang menjadi lunak, berair, dan
membusuk. Selain itu batang juga akan berwarna cokelat hingga hitam. Tanda lain
yang dapat dilihat yaitu dari daun tanaman terserang akan tampak bercak
kekuningan di tepi daun. Hal ini menyebabkan tanaman baby kailan gagal panen.
Penyakit selanjutnya yaitu ada busuk lunak.
38

2. Busuk Lunak (Erwinia carotovora)


Infeksi yang disebabkan bakteri ini dapat menyebabkan tanaman baby kailan
busuk pada bagian batangnya. Busuknya batang pada baby kailan ini dapat dilihat
dari permukaannya yang lunak, berbaru tidak sedap, dan basah. Pengendalian
untuk tanaman yang terserang penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Mulai dari pemanfaatan agen hayati hingga penggunaan pestisida kimia.
Penggunaan pestisida kimia juga harus diperhatikan dari jenis patogen yang
menyerang. Apabila jenis patogen yang menyerang adalah bakteri, maka perlu
diaplikasikan bakterisida. Sementara itu untuk jenis patogen jamur dapat
diaplikasikan fungisida.
Pengaplikasian ZPT pada tanaman baby kailan bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan pada tanaman supaya tidak kerdil. Keuntungan menggunakan ZPT
pada budidaya tanaman kailan yaitu 1) mendorong laju fotosintesis, 2)
mempercepat laju pertumbuhan vegetative 3) mengurangi dan mencegah
gugurnya daun, 4) membantu tanaman untuk menyerap nutrisi yang diberikan, 5)
memperkuat sistem perakaran dan mempercepat pertumbuhan akar pada bibit.
Pada budidaya hidroponik kailan ini, PT. Kusumasatria grobio Taniperkasa
menggunakan atonik sebagai ZPT. Menurut Farida dan Saragih (2013), atonik
adalah hormon yang berbentuk cairan yang berperan untuk merangsang
pertumbuhan akar pada tanaman. Ini bertujuan untuk memperbanyak perakaran.
Selain itu, atonik juga berperan untuk mengaktifkan penyerapan unsur hara dan
meningkatkan kualitas hasil panen.
Panen dilakukan setelah usia tanaman 25 hari setelah pindah tanam. Cara
pemanenan adalah mencabut tanaman pada setiap lubang tanam pada sterofoam
hingga media spon dan akarnya diikutkan. Setelah dicabut, tanaman tidak dicuci,
melainkan dibuang daun-daun yang tua, kuning,maupun yang berlubang banyak.
Spon tidak perlu dibuang karena mampu menyimpan air, sehingga sayur baby
kailan masih tahan kesegarannya hingga 5 hari setelah pemanenan. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kualitas hasil produksi hingga sampai pada tangan
konsumen. Setelah itu, baby kailan yang sudah bersih dikemas. Setiap kemasan
memiliki berat 200 gram (sesuai dengan permintaan pasar). Pendistribusian sayur
39

baby kailan menggunakan mobil box es sehingga memperlambat pembusukan


pada sayuran.

Analisis Usaha
Tabel 6.1 Biaya Investasi
Biaya Investasi
No. Jenis Barang Jumlah Nilai Awal Umur Nilai Depresi
(Rp) Ekonomis (Rp)
(tahun)
1. Pembuatan 1 60.000.000., 20 3.000.000.,
Green House
2. Sterofoam 128 26.000., 1 26.000.,
3. Tray 18 70.000., 5 14.000.,
4. Timbangan 1 150.000., 5 30.000.,
5. Selang 1 800.000., 5 160.000.,
6. Drum 1 250.000., 5 50.000.,
7. Bak 4 3.000.000., 2 600.000.,
penampungan
8. Pinset 2 3.000., 2 1.500.,
9. Sikat 2 10.000., 2 5.000.,
10. Ember 2 15.000., 2 7.500.,
TOTAL 3.894.000.,
Biaya Variabel
No. Jenis Barang Biaya (Rp)
1. Benih 10.500.,
2. Nutrisi pupuk 465.000.,
3. Spons 16.000.,
4. Plastik kemas 1.200.000.,
5. Pupuk daun 27.000.,
6. Tenaga kerja 372.000.,
TOTAL 2.090.500.,
Biaya tetap :
40

Biaya penyusutan = Rp 3.894.000

Biaya lain – lain = Rp 100.000

Total biaya tetap = Rp 3.994.000

Total Biaya (TC) = Rp 2.090.500 – Rp. 3.994.000

= Rp 6.084.500

Jumlah produksi (Q) = 480 pcs/musim

Harga produk (P) = Rp 18.000

Pendapatan/ total revenue (TR) = 480 x Rp. 18.000 = Rp 8.640.000

Laba = Rp 8.640.000 – Rp 6.084.500

= Rp 2.555.500

BEP (Harga) =

= Rp 12.676

Artinya jika modal yang dikeluarkan Rp 6.084.500 dan total produksi 480
pcs, dengan harga jual sayur baby kailan Rp 12.676/pcs mencapai titik impas.

BEP (Produksi) =

= 338 pcs

Artinya yaitu jika modal yang dikeluarkan Rp. 6.084.500 dan harga jual Rp.
18.000/pcs, dengan jumlah produksi 338 pcs sudah mencapai titik impas.
41

Return Cash Ratio (R/C) =

= 1,42

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dengan metode R/C Ratio maka didapat
nilai R/C Ratio > 1 yaitu 1,42. Hal ini berarti setiap Rp 100 modal yang
dikeluarkan maka menghasilkan penerimaan total sebesar Rp 142 Hal ini berarti
kegiatan usaha budidaya tanaman hidroponik baby kailan mampu menghasilkan
penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
Kesimpulan dari usaha budidaya hidroponik baby kailan yaitu menguntungkan
dan dapat dilanjutkan.
VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa yaitu :
1. Budidaya baby kailan dengan sistem hidroponik DFT dilakukan dengan
kegiatan pembibitan, sanitasi, penanaman, perawatan, panen dan pasca panen.
2. Hidroponik sistem DFT (Deep Flow Technique) adalah hidroponik yang
memiliki prinsip kerja dimana air dapat mengalir beputar dari tandon ke bak-
bak penanaman dan menggenang sehingga persebaran nutrisi dapat merata,
mempertahankan keberadaan nutrisi, dan meminimalisir kekeringan. Sistem
DFT ini dinilai efektif dan efisien karena pompa air tidak perlu dinyalakan 24
jam penuh.
3. Perlakuan saat penyemaian ada dua tahap, yaitu perlakuan di rak gelap untuk
menjaga kelembapan sehingga mempercepat perkecambahan dan di tempat
nurseri supaya bibit tidak mengalami etiolasi.
4. Nutrisi yang digunakan adalah AB Mix dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 100.
Artinya untuk 1 liter nutrisi A dan 1 liter nutrisi B diberikan 100 liter air.
5. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara mengaplikasikan
bioinsektisida dan sanitasi yang rutin. Bioinsektisida diaplikasikan sebanyak
dua kali dalam seminggu hingga panen. Sanitasi dilakukan setelah pemanenan
dan sebelum penanaman.
6. Pemanenan dilakukan ketika umur tanaman 25-35 hari setelah pindah tanam
dengan ciri-ciri tanaman baby berdaun lebar, berwarna hijau tua, serta batang
tebal dan bulat. Pemanenan menyertakan spon tanam supaya tanaman dapat
segar lebih lama (kurang lebih 5 hari) karena spon mampu menyimpan air.
Daun yang tua, menguning, berlubang atau rusak harus dibuang.
7. Pasca panen dilakukan dengan menimbang tanaman berdasarkan permintaan
konsumen dan dikemas secara rapi. Sayur kailan yang sudah dikemas
ditempatkan pada tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari secara
langsung. Pendistribusian dilakukan menggunakan mobil box es yang terdapat
teknologi freezer sehingga kesegaran sayur baby kailan dapat terjaga.

42
43

7.2 Saran
Berdasarkan kondisi yang ada di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa maka
penulis menyarankan bahwa sebaiknya :
1. Melakukan sanitasi yang lebih terkontrol lagi saat perawatan tanaman baby
kailan untuk mencegah tingginya keberadaan lumut yang bisa menjadi sarang
hama dan penyakit.
2. Menambah jumlah gerobak dorong supaya mempermudah dan mempercepat
pekerjaan budidaya baby kailan.
3. Melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di PT. Kusumasatria
Agrobio Taniperkasa.
4. Pengaplikasian nutrisi AB Mix lebih diperhatikan agar dosis yang digunakan
sesuai dengan kebutuhan tanaman baby kailan.
5. Mempertahankan metode pengendalian hama dan penyakit dengan
pengaplikasian bioinsektisida dan sanitasi secara rutin sehingga meminimalisir
penggunaan pestisida kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Amilah, S. 2012. Penggunaan Berbagai Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan


Perkembangan Tanaman Brokoli (Brassica oleracea varitalica) dan Baby
Kailan (Brassica oleracia var. alboglabra). Jurnal Wahana, 59 (2) : 10 – 16.

Ayuningtyas, C.E. dan S.E Dwi Jatmika. 2019. Pemanfaatan Lahan Pekarangan
untuk Meningkatan Gizi Keluarga. K-Media, Yogyakarta. 50 hal.

Edi, S. dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian


Teknologi Pertanian (BPTP), Jambi. 54 hal.
El-Kazzaz, K.A. 2017. Soilless Agriculture a New and Advanced Method for
Agriculture Development: an Introduction. Research & Technology Journal,
3 (2) : 63 – 72.
Farida dan A. Saragih. 2013. Pengaruh Dosis Perendaman dengan Menggunakan
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Atonik Terhadap Pertumbuhan Benih Jarak
Pagar (Jatropha curcas L). Jurnal Pertanian Terpadu, 1 (2) : 23 – 33.
Fitmawati, I., S. Fatonah, N. Sofiyanti dan R.M. Roza. 2018. Penerapan
Teknologi Hidroponik Sistem Deep Flow Technique Sebagai Usaha
Peningkatan Pendapatan Petani di Desa Sungai Bawang. Riau Journal of
Empowerment, 1 (1) : 23 – 29.
Handayani, F. E., S.S. Rohadi dan J. Mariyanto. 2020. Pengaruh Komposisi
Media Tanam dan Dosis Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra). Jurnal Agro
Wiralodra, 3 (2) : 36-45.
Harjono, I. 2010. Sayur-sayur Daun Primadona Petsay, Sawi, Kubis, Lettuce,
Kailan. CV. Aneka Solo, Solo. 62 hal.
Inayati, A. dan Marwoto. 2015. Kultur Teknis Sebagai Dasar Pengendalian Hama
Kutu Kebul Bemisia tabaci Genn. pada Tanaman Kedelai. Buletin Palawija,
(29) : 14 – 25.
Krisnawati, D., S. Triyono dan M. Zen Kadir. 2014. Pengaruh Aerasi Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Baby Kailan (Brassica Oleraceae var. achepala)
pada Teknologi Hidroponik Sistem Terapung di Dalam dan di Luar
Greenhouse. Jurnal Teknik Pertanian, 3(3) : 213 – 222.
Lumoly, F.S., S. Emmy dan M. Guntur. 2016. Insidensi Penyakit Busuk Hitam
pada Tanaman Brokoli (Brassica oleracea var. Italica) di Tomohon. Jurnal
Penyakit Tanaman, 7 (4) : 194 – 208.
Mahdalena, D.W. dan N. Aini. 2018. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan
Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Kailan ( Brassica oleraceae L .
var . alboglabra ). Jurnal Produksi Tanaman, 6 (10) : 2778–2783

44
45

Meriyanto., B. Asnawi dan S. Apriyani. 2017. Pengaruh Pemberian Berbagai


Konsentrasi Larutan Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa L.) dengan Sistem Deep Flow
Technique (DFT). Jurnal Triagro, 2 (1) : 28 – 37.
Mulyaningsih, Y., M. Mukmin dan A. Brawijaya. 2019. Hidroponik Skerwoll dan
Faedah Pekarangan Rumah untuk Pertanian dengan Menerapkan Konsep
Hidroponik Nyaman di Hati dan Kantong. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat, 5 (2) : 107-114.
Ningsih, R. 2019. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tanaman Kacang Merah. Jurnal Agroswagati, 7 (1) : 1 – 6.
Nugraha, R.U. dan A.D. Susila. 2015. Sumber Sebagai Hara Pengganti AB mix
pada Budidaya Sayuran Daun Secara Hidroponik. Jurnal Hortikultura, 6 (1) :
11 – 19.
Perwatasari, B. 2012. Pengaruh Media Tandam dan Nutrisi Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi dengan Sistem Hidroponik. Jurnal
Agrovidor, 5 (1) : 14 – 25.
Phuspa, A.A.G., N. Dananjaya dan N. Yastini. 2019. Analisis Kelayakan Usaha
Tani Kailan (Brassica Oleraceae L.) Pada Koperasi Tani Mertanadi Di Desa
Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Jurnal Sains, Teknologi, dan
Humaniora, 4 (3) : 1163 – 1168.
Purbadjanti, E.D., W. Slamet dan F. Kusmiyati. 2017. Hydroponik Bertanam
Tanpa Tanah. Nova Graphy. Semarang. 77 hal.
Prastio, U. 2015. Panen Sayuran Hidroponik Setiap Hari. Agromedia Pustaka.
Jakarta. 70 hal.
Resh, H.M. 2013. Hydroponic Food Production, A Definitive Guidebook for the
Advanced Home Gardener and the Commercial Hydroponic Grower.
Seventh Edition. CRC Press, U.S. 560 p.
Ritawati, S., I. Rohmawati dan A. Nispatullaila. 2014. Pengaruh Frekuensi
Pemberian Air Dan Dosis Pupuk Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. Alboglabra). Jurnal
Agroekoteknologi, 6 (2) : 188 – 198.
Rukmana, R. 2010. Kubis Bunga & Broccoli. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 65
hal.
Samadi, B. 2013. Budidaya Intensif Kailan secara Organik dan Anorganik.
Pustaka Mina. Depok. 114 hal.
Sembiring G.M. dan M.D. Maghfoer. 2018. Pengaruh Komposisi Nutrisi dan
Pupuk Daun pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa
L. var. chinensis) Sistem Hidroponik Rakit Apung. Journal of Agriculture
Science, 3 (2) : 103 – 109.
46

Siswandi dan Sarwono. 2013. Uji Sistem Pemberian Nutrisi dan Macam Media
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Latuca sativa L.) Hidroponik.
Jurnal Agronomika. 8 (01) : 144-148.
Suhardiyanto, H. 2009. Pengantar Ilmu Pertanian Teknologi Hidroponlk untuk
Budidaya Tanaman. Fakultas Teknologi Pertanian ITB, Bandung. 15 hal.
Suharto, Y.B. 2016. Pengembangan Sistem Hidroponik untuk Budidaya Tanaman
Kentang (Solanum tuberosum L.). Jurnal Keteknikan Pertanian, 4 (2) : 211-
218.
Sunarjono, H. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Edisi Ketiga. Penebar Swadaya.
Jakarta. 204 hal.
Swastika, S., A. Yulfida dan Y. Sumitro. 2018. Petunjuk Teknis Budidaya
Sayuran Hidroponik (Bertanam Tanpa Media Tanah). Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP). Riau. 25 Hal.
Tripama, B. dan M.R. Yahya. 2018. Respon Konsentrasi Nutrisi Hidroponik
Terhadap Tiga Jenis Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Jurnal Agritrop, 16
(2) : 237 – 249.
Wahyuningsih, A., S. Fajriani dan N. Aini. 2016. Komposisi Nutrisi Dan Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa
L.) Sistem Hidroponik. Jurnal Produksi Tanaman. 4 (8) : 595 – 601.
Wardani, F.F. dan D. Latifah. 2016. Perkecambahan Biji Dictyoneura acuminata
Blume pada Cahaya Merah dan Merah Jauh. Jurnal Hortikultura, 7 (1) : 49 –
55.
Wardati, I., D.N. Erawati., C.Triwidiarto dan U. Fisdiana. 2013. Potensi
Pengendalian dengan Berbagai Agens Hayati pada Hama Penggerek Pucuk
Kapas (Gossypium hirsutum L.). Jurnal Agritrop, 81 – 88.
Wasonowati, C. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat
(Lycopersicon esculentum) Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal
Agrovigor, 4 (1) : 21-28.
Wibowo, A.W., A. Suryanto dan A. Nugroho. 2017. Kajian Pemberian Berbagai
Dosis Larutan Nutrisi Dan Media Tanam Secara Hidroponik Sistem Substrat
Pada Tanaman Kailan (Brassica oleracea L). Jurnal Produksi Tanaman, 5
(7) : 1119 – 1125.
Yahyan, W. dan M.I.A. Siregar. 2019. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Bibit Benih Padi Unggul Berbasis Web Menggunakan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process). Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah, 13 (11)
: 110 – 123.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa

Gambar Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa

47
48

Lampiran 2. Surat Keterangan telah Melaksanakan KKP

Gambar Lampiran 2. Surat Keterangan telah Melaksanakan KKP


49

Lampiran 3. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 1

Gambar Lampiran 3. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 1


50

Lampiran 4. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 2

Gambar Lampiran 4. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 2


51

Lampiran 5. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 3

Gambar Lampiran 5. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 3


52

Lampiran 6. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 4

Gambar Lampiran 6. Kartu Monitoring dan Evaluasi KKP 4


53

Lampiran 7. Kartu Bimbingan KKP

Gambar Lampiran 7. Kartu Bimbingan KKP


54

Lampiran 8. Absensi KKP

Gambar Lampiran 8. Kartu Absensi KKP


55

Lampiran 9. Hasil Penilaian Magang

Gambar Lampiran 9. Hasil Penilaian Magang


56

Lampiran 10. Sertifikat KKP

Gambar Lampiran 10. Sertifikat KKP

Anda mungkin juga menyukai