Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH HIGH ORDER THINKING IN MATHEMATICS

KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS

DOSEN PENGAMPU MAKALAH

Dr. NAHOR MURANI HUTAPEA, M.Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

AINUL MARDIAH (1905111200)

FANNY NURMAULIDA (1905124103)

HELA AZZAHRA (1905112347)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi Kami Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Kemampuan Pemahaman Matematis”.

Selain untuk menambah wawasan penyusun, makalah ini disusun untuk


memenuhi tugas Mata Kuliah High Order Thinking in Mathematics. Makalah ini
diharapkan dapat membantu para pembaca dalam memenuhi harapan dan
tuntutan.

Kiranya tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
maklum atas kesalahan yang terdapat pada makalah ini. Selanjutnya kami ucapkan
terima kasih kepada para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

Pekanbaru, 21 Februari 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................. i

Daftar isi .......... ................................................................................................. ii

BAB I (PENDAHULUAN)................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 6

BAB II (PEMBAHASAN) ................................................................................. 7

2.1 Pengertian Kemampuan Pemahaman Matematis ..................................... 7


2.2 Pentingnya Kemampuan Pemahaman Matematis .................................... 9
2.3 Jenis – Jenis Kemampuan Pemahaman Matematis ................................ 10
2.4 Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis ..................................... 12
2.5 Rubrik Penilaian Kemampuan Pemahaman Matematis ......................... 14
2.6 Instrumen Kemampuan Pemahaman Matematis .................................... 15

BAB III (PENUTUP)....................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 17


3.2 Saran .... ............................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut kurikulum 2013 pemahaman konsep sangat penting untuk


dikuasai oleh siswa. Banyak kompetensi dasar dalam permendikbud nomor 24
tahun 2016 yang menekankan pentingnya pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Dalam pembelajaran matematikan juga dibenbankan
pentingnya pemahaman siswa terhadap materi matematika.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai
memegang peranan penting dalam sistem pendidikan seluruh dunia.
Matematika dianggap mampu meningkatkan pengetahuan siswa, terutama
dalam berpikir logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Matematika,
the queen of the sciences, memiliki peran yang besar dalam dunia pendidikan.
Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, pengetahuan tentang matematika
wajib dimiliki pada berbagai jenjang pendidikan formal baik tingkat SD, SMP,
Maupun SMA. Matematika dapat menjadi solusi dalam permasalahan
pendidikan sebagaimana yang di ungkapkan (Zakaria, 2010) menekankan
bahwa tujuan dari bentuk pendidikan matematika ialah untuk menunjukkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan, pengembangan sikap,
ketertarikan dan motivasi yang tinggi terhadap matematika. Siswa akan
terbuka kemampuan dalam menginterpretasikan masalah, merancang strategi
penyelesaian, menerapkan perencanaan, dan mengecek kembali jawaban.
Untuk itu, siswa berpikir secara matematis akan menunjukkan variasi strategi
dalam penyelesaian masalah dengan melakukan tahapan-tahapan secara hati-
hati dan sistematis.
Pemahaman konsep merupakan dasar dan tahapan penting dalam
rangkaian pembelajaran matematika. Hal ini di dukung oleh pendapat Zulkardi
(Herawati, 2003) menyatakan bahwa hal yang ditekankan dalam mata
pelajaran matematika adalah suatu konsep, artinya dalam mempelajari

3
matematika siswa harus memahami konsep terlebih dahulu agar dapat
menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut
dalam dunia nyata. Kemampuan siswa untuk belajar matematika berhubungan
langsung dengan pemahamannya mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip
matematika. Pemahaman konsep matematika perlu dikuasai oleh siswa
sebagai salah satu bagian dalam kompetensi dasar di kurikulum 2013.
Pemahaman matematis merupakan salah satu dari lima kemampuan
yang esensial dalam pembelajaran matematika. Hal ini didasarkan pada hasil
studi National Research Council tahun 2001 (Walle, Karp, & Bay-
Williams,2010, hlm. 24), yang menyatakan bahwa terdapat lima kemampuan
yang saling berkaitan dalam matematika yaitu pemahaman konseptual
(conceptual understanding), kelancaran prosedural (procedural fluency),
kompetensi strategis (strategic competence), penalaran adaptif (adaptive
reasoning), dan disposisi produktif (productive disposition). Kemampuan
pemahaman matematis penting dikembangkan agar siswa dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan nyata dengan mengaplikasikan ilmumatematika
yang dipahaminya. Dengan demikian, siswa akan tanggap menghadapi setiap
perubahan dalam kehidupannya. Berkaitan dengan hal tersebut, Schunk (2012,
hlm. 418) mengungkapkan bahwa, “Pemecahan masalah diperkirakan
melibatkan pemahaman atau penyadaran tiba-tiba untuk solusi”.Selain itu,
kemampuan pemahaman yang tinggi merupakan kompetensi utama yang
harus dikembangkan dan menjadi orientasi dalam pembelajaran abad-21.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Morocco, et al (Abidin, 2014, hlm. 8),
yaitu pada abad kedua puluh satu minimalnya ada empat kompetensi belajar
yang harus dikuasai yakni kemampuan pemahaman yang tinggi, kemampuan
berpikir kritis, kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi, serta
kemampuan berpikir kreatif.
Namun, temuan penelitian yang dilakukan oleh Sidik pada tahun 2014
mengenai analisis proses berpikir dalam pemahaman matematis siswa SD di
salah satu sekolah menunjukkan bahwamasih terdapat beberapa kesulitan yang
dihadapi siswa untuk memperoleh pemahaman matematis.Pada umumnya

4
subjek kesulitan dalam tahap pemahaman soal. Hal ini ditunjukkan oleh
kesalahan dalammenerjemahkan soal ke dalam model matematika dan subjek
kesulitan dalam tahap melakukan perhitungan. Temuan lainnya yaituterdapat
empat tahapan proses berpikir dalam pemahaman matematis yaitu tahapan
pemahaman soal, mengubah soal ke dalam model matematika, melakukan
operasi hitung dan menarik kesimpulan. Tahapan memahami soal dan
mengubah soal ke dalam model matematika digolongkan ke dalam jenis
pemahaman relasional sedangkan tahapan melakukan operasi hitung dan
menarik kesimpulan digolongkan ke dalam jenis pemahaman instrumental.
Perkembangan kemampuan matematis yang dimiliki oleh siswa
berkaitan erat dengan pengalaman belajar yang dialaminya. Sejalan dengan
Vygotsky (Suryadi, 2010, hlm. 2) yang menyatakan bahwa , proses
peningkatan pemahaman pada diri siswa terjadi sebagai akibat adanya
pembelajaran‟. Pembelajaran yang dialami siswa harus dapat menstimulus
siswa untuk membangun sendiri pengetahuan yang telah ditemukannya
melalui penemuan kembali sebuah konsep. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Bruner, “Dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya” (Ruseffendi dalam
Heruman, 2010, hlm. 4). Materi pembelajaran yang diberikan yaitu materi
yang tidak langsung pada konsep siap pakai melainkan siswa menemukan
konsep dari permasalahan yang diselesaikannya sendiri. Dengan pengalaman
belajar yang demikian, siswa secara aktif membangun dan mengembangkan
sendiri pengetahuan atau konsep berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang ada. Berdasarkan pemaparan-pemaparan sebelumnya yang diuraikan
sebelumny,a penulis menulis makalah ini untuk mempelajari lebih lanjut
tentang kemampuan pemahaman matematis siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah
ini diantaranya sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Kemampuan Pemahaman Matematis
(KPM)?

5
2. Seberapa penting kemampuan pemahaman matematis bagi siswa
selama pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis kemampuan pemahaman matematis?
4. Apa indikator kemampuan pemahaman matematis yang perlu
diperhatikan?
5. Bagaimana rubrik penilaian kemampuan pemahaman matematis?
6. Apa saja instrumen yang digunakan pada kemampuan pemahaman
matematis?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka didapatkan tujuan
dalam penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut.
1. Siswa dapat mengetahui pengertian dari Kemampuan Pemahaman
Matematis (KPM).
2. Siswa dapat mengetahui pentingnya kemampuan pemahaman
matematis bagi siswa selama pembelajaran.
3. Siswa dapat mengetahui jenis-jenis kemampuan pemahaman
matematis.
4. Siswa dapat mengetahui indikator kemampuan pemahaman
matematis yang perlu diperhatikan.
5. Siswa dapat mengetahui bagaimana rubrik penilaian kemampuan
pemahaman matematis.
6. Siswa dapat mengetahui apa saja instrumen yang digunakan pada
kemampuan pemahaman matematis.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemampuan Pemahaman Matematis

Pemahaman adalah suatu proses konstruktivitas sosial dalam


memahami berbagai teks, tidak hanya semata-mata memahami makna kata-
kata dan kalimat dalam suatu teks saja, tetapi juga pemanfaatan pengetahuan
pembaca yang berhubungan dengan teks yang dibacanya (Sanjaya, 2009).
Menurut Purwanto (1994:44) pemahaman adalah tingkat kemampuan yang
mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta
yang diketahuinya. Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah
understanding yang dapat diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang
dipelajari. Pemahaman merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar dan memecahkan masalah, baik dalam proses belajar itu
sendiri maupun di dalam kehidupan nyata.

Pemahaman yang efisien mensyaratkan kemampuan pembaca


menghubungkan materi teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Kemampuan memahami konsep menjadi landasan untuk berfikir dan
menyelesaikan persoalan. Siswa dapat dikatakan paham jika siswa tersebut
mampu menyerap materi yang dipelajarinya.

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah


pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca atau didengarnya, membericontoh lain dari yang telah
dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam
Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada
pengetahuan.

Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi bahan yang


dipelajari. Untuk memahami suatu objek secara mendalam seseorang harus
mengetahui:

7
1) Objek itu sendiri;
2) Relasinya dengan objek lain yang sejenis;
3) Relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis;
4) Relasi-dual dengan objek lainnya yang sejenis;
5) Relasi dengan objek dalam teori lainnya.
Sedangkan kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu
tujuan penting dalam pembelajaran yang mana memberikan pengertian bahwa
materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,
namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan
konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan
salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru
merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal
ini sesuai dengan Hudoyo (2009) yang menyatakan : “Tujuan mengajar
adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik”.
Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada
tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami
sepenuhnya oleh siswa.
Dalam matematika, pemahaman itu sangat penting. Di dalam
pemahaman, lebih ditekankan pada seberapa jauh siswa mengerti akan
konsep materi. Siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila
mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan. Dalam kondisi
seperti ini siswa diharapkan mengetahui bagaimana berkomunikasi dan
menggunakan idenya untuk berkomunikasi. Pemahaman tidak hanya sekedar
memahami informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap dan makna
yang terkandung dari sebuah informasi. Dengan kata lain seorang siswa dapat
mengubah suatu informasi yang ada dalam pikirannya ke dalam bentuk lain
yang lebih berarti.
Memperhatikan uraian-uraian di atas, kemampuan pemahaman
matematis adalah kemampuan dalam mengenal, memahami dan menerapkan
konsep, prosedur, prinsip dan ide matematika. Maka dapat diketahui bahwa
pemahaman matematis merupakan salah satu bentuk pernyataan hasil belajar.

8
Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pengetahuan atau ingatan, namum
pemahaman ini masih tergolong tingkat berpikir rendah. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan pemahaman matematis diperlukan proses belajar yang
baik dan benar. Pemahaman matematis siswa akan dapat berkembang bila
proses pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien.
2.2 Pentingnya Kemampuan Pemahaman Matematis

(Syarifah, 2017) Pentingnya pemahaman konsep matematika terlihat


dalam tujuan pertama pembelajaran matematika menurut Depdiknas
(Perendiknas No.22 tahun 2006), yaitu memahami konsep matematika,
menjelaskan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Kemampuan
pemahaman matematis sangat penting, karena disamping menjadi salah satu
tujuan pembelajaran matematika, kemampuan pemahaman juga dapat
membantu mahasiswa untuk tidak hanya sekedar menghafal rumus, tetapi
dapat mengerti benar apa makna dalam pembelajaran matematika (Pitaloka,
2013).
Kemampuan pemahaman matematis (KPM) penting untuk dimiliki
siswa, karena kemampuan tersebut merupakan prasyarat seseorang untuk
memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis (KPMM), ketika
seseorang belajar matematika agar dapat/mampu memahami konsep-konsep,
maka saat itulah orang tersebut mulai merintis kemampuan-kemampuan
berpikir matematis yang lainnya, salah satunya adalah kemampuan pemecahan
masalah matematis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sumarmo (2003)
yang menyatakan pemahaman matematis penting dimiliki siswa karena
diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin
ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan visi
pengembangan pembelajaran matematika untuk memenuhi kebutuhan masa
kini.
Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang
diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Sebagaimana

9
dikemukakan Herbert dan Carpenter (Hasanah, 2004) menjelaskan sejumlah
manfaat terhadap pengetahuan yang diperoleh dalam belajar matematika
dengan pemahaman yakni sebagai berikut:
a) Bersifat generative, artinya pengetahuan yang terbentuk dari hasil
belajar dengan pengertian sewaktu-waktu dapat dimunculkan
kembali (distimulasi).
b) Bermakna, menyesuaikan antara materi pelajaran dengan
kemampuan berpikir siswa memungkinkan kegiatan belajar lebih
bermakna.
c) Memperkuat ingatan dan mengurangi jumlah informasi yang harus
dihafal.
d) Memudahkan transfer belajar, terjadinya transfer dalam belajar
dengan dengan pengertian atau pemahaman karena adanya
persamaan-persamaan konteks antara pengetahuan baru yang akan
dipelajari dengan pengetahuan lama yang dengan cepat dapat
dimunculkan kembali.
e) Mempengaruhi kepercayaan, siswa yang belajar dengan
pemahaman selalu akan memunculkan pengetahuan-pengetahuan
yang saling berhubungan secara sistematis dalam struktur kognitif.

2.3 Jenis – Jenis Kemampuan Pemahaman Matematis

Ada beberapa jenis pemahaman menurut para ahli yaitu diantaranya


sebagai berikut.

1. Herdian (2010), ada tiga macam pemahaman matematik yaitu :


a. Pengubahan (translation) memiliki indikator dimana siswa
memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dengan
bahasanya sendiri, mampu mengubah kedalam bentuk yang lain
yang menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang
bervariasi.

10
b. Pemberian arti (interpretasi), indikatornya yaitu siswa memiliki
kemampuan yang menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya
dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman
suatu informasi dari sebuah ide.
c. Pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation), indikatornya yaitu
siswa memiliki kemampuan untuk memberikan perkiraan dan
prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran
kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan
kesimpulan dengan kosekuensi yang sesuai dengan informasi
jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan (application). Indikator
dari penerapan itu yaitu siswa memiliki kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah
dipelajari kedalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori atau
petunjuk teknis.
2. Ruseffendi (2006: 221), mengkategorikan pemahaman menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Pengubahan (penerjemahan), yaitu kemampuan untuk
mengubah atau menerjemahkan simbol ke dalam kata - kata dan
sebaliknya, mampu mengartikan suatu kesamaan dan mampu
mengkonkritkan konsep yang abstrak.
b. Pemberian arti (interpretasi), yaitu kemampuan untuk
memahami sebuah konsep yang disajikan dalam bentuk lain
seperti diagram, tabel, grafik dan lain - lain.
c. Pembuatan ekstrapolasi, yaitu kemampuan untuk
memperkirakan atau meramalkan suatu kecenderungan yang ada
menurut data tertentu.
3. Polya (Herdian, 2010) membedakan empat jenis pemahaman, yaitu
:
a. Pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingat dan menerapkan
sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana.

11
b. Pemahaman induktif, yaitu dapat mencoba sesuatu dalam kasus
sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus
serupa.
c. Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran
sesuatu.
d. Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran
sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik.
4. Polattsek (Herdian, 2010) membedakan dua jenis pemahaman, yaitu
:
a. Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu
pada perhitungan rutin/sederhana, atau mengerjakan sesuatu
secara algoritmik saja.
b. Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengaitkan sesuatu dengan
hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang
dilakukannya.
5. Copeland (Herdian, 2010) membedakan dua jenis pemahaman,
yaitu :
a. Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara
rutin/algoritmik.
b. Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan
proses yang dikerjakannya.
6. Skemp (Herdian, 2010) membedakan dua jenis pemahaman, yaitu :
a. Pemahaman instrumental, yaitu hafal secara terpisah atau dapat
menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana,
mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja. Pemahaman
instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep yang saling
terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana.
Dalam hal ini seseorang hanya memahami urutan pengerjaan
atau algoritma.
b. Pemahaman relasional, yaitu dapat mengaitkan sesuatu dengan
hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan.

12
Pemahaman relasional termuat seka atau struktur yang dapat
digunakan pada penjelasan masalah yang lebih luas dan sifat
pemakaiannya lebih bermakna.
2.4 Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis

Menurut Kill Patrick dan Findell dalam Syarifah (2017)


mengemukakan bahwa indikator pemahaman matematik antara lain, yaitu:

1. Peserta didik mampu menyatakan ulang konsep yang telah


dipelajari;
2. Peserta didik mampu mengklasifikasi objek-objek berdasarkan
dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk suatu konsep
tersebut;
3. Peserta didik mampu menerapkan konsep secara algoritma;
4. Peserta didik mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari
konsep yang telah dipelajari;
5. Peserta didik mampu menyajikan konsep dalam berbagai macam
bentuk representasi matematika;
6. Peserta didik mampu mengaitkan berbagai konsep (internal dan
eksternal matematika);
7. Peserta didik mampu membangun syarat perlu dan atau syarat
cukup suatu konsep.

Secara umum, indikator pemahaman matematika meliputi:

1. Mengenal,
2. Memahami dan menerapkan konsep,
3. Prosedur,
4. Prinsip,
5. Ide matematika. (Sumarmo dalam Syarifah,2017).

Indikator Pemahaman menurut Jihad dan Haris (2010) adalah sebagai


berikut :

13
1. Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat
tertentu
2. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur
atau operasi tertentu
3. Kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan
masalah

2.5 Rubrik Penilaian Kemampuan Pemahaman Matematis

Menurut Risnawati (Nurwahyudin, 2015) pedoman pemberian skor


kemampuan pemahaman sebagai berikut

Tabel 1. Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Matematis


Tingkat Pemahaman Kriteria Penilaian Nilai
Paham seluruhnya Jawaban benar dan 4
mengandung seluruh
konsep ilmiah
Paham sebagian Jawaban benar dan 3
mengandung paling
sedikit satu konsep
ilmiah serta tidak
mengandung suatu
kesalahan konsep
Miskonsepsi sebagian Jawaban memberikan 2
sebagian informasi
yang benar tetapi
juga menunjukan
adanya kesalahan
konsep dalam
menjelaskannya
Miskonsepsi Jawaban memberikan 1

14
sebagian informasi
yang benar tetapi
juga menunjukan
adanya kesalahan
konsep dalam
Tidak paham Jawaban salah, tidak 0
relevan atau jawaban
hanya mengulang
pertanyaan serta
jawaban kosong

2.6 Instrumen Kemampuan Pemahaman Matematis

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat


ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif. Misalnya pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu dengan tes tertulis berupa pretest dan postest yang
diberikan untuk memperoleh data tentang kemampuan pemahaman matematis
siswa pada materi turunan fungsi.

Aspek Indikator Pemahaman Indikator Soal No Butir


Matematis Soal
Menyatakan ulang Menjelaskan sifat-sifat 1
sebuah konsep turunan fungsi aljabar

Menentukan turunan
fungsi aljabar
menggunakan definisi 2,3
atau sifat-sifat turunan
Instrumental fungsi

15
Mengklasifikasi Menganalisis
objek-objek menurut keberkaitan turunan
sifat-sifat tertentu pertama fungsi dengan
(sesuai dengan nilai maksimum, nilai 4
konsep) minimum, dan selang
kemonotonan fungsi,
serta kemiringan garis
singgung kurva
Menyajikan konsep Menyelesaikan masalah
dalam berbagai yang berkaitan dengan 5,6
bentuk representasi turunan fungsi aljabar
matematis
Mengaplikasikan Menggunakan turunan
Relasional konsep atau pertama fungsi untuk
algoritma pemecahan menentukan titik
masalah maksimum, titik 7,8,9,10
minimum, dan selang
kemonotonan fungsi,
serta kemiringan garis
singgung kurva,
persamaan garis
singgung, dan garis
normal kurva berkaitan
dengan masalah
kontekstual

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi Kemampuan Pemahaman Matematis
diatas, maka didapatkan kesimpulan Kemampuan pemahaman matematis
adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran yang mana memberikan
pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya
sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih
mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga
merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru,
sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang
diharapkan.
Kemampuan pemahaman matematis sangat penting, karena disamping
menjadi salah satu tujuan pembelajaran matematika, kemampuan pemahaman
juga dapat membantu mahasiswa untuk tidak hanya sekedar menghafal rumus,
tetapi dapat mengerti benar apa makna dalam pembelajaran matematika
(Pitaloka, 2013).
Ada banyak jenis dan indikator kemampuan pemahaman matematis
yang dikemukakan oleh para ahli yang kemudian menjadi landasan dalam
menerapkan kemampuan pemahaman matematis pada proses pembelajaran.
Selain itu, terdapat juga instrumen kemampuan pemahaman matematis.
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan kajian teoritis dapat dikemukakan
beberapa saran yaitu :
1. Konsep Kemampuan Pemahaman Matematis perlu dipelajari oleh lanjut
terutama bagi calon pendidik untuk terciptanya kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien

17
2. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis terhadap peserta didik
mengingat kemampuan pemahaman matematis adalah unsur yang penting
dalam suatu proses pembelajaran

18
DAFTAR PUSTAKA

Syarifah, L. L. (2017). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Pada Mata


Kuliah Pembelajaran Matematika SMA II. JPPM (Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran Matematika),10 (2),60-64.

Yani, C. F., Maimunah, Roza, Y., Murni, A., & Daim, Z. (2019). Analisis
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa pada Materi Bangun Ruang
Sisi Lengkung. Mosharafa : Jurnal Pendidikan Matematika, 8(2), 204.

Ulfah, M. (2015). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self


Cofidence Melalui Penerapan Model Problem-Based Learning dengan
Metode Heuristik. Dikutip pada 17 Februari 2021 dari
http://repository.upi.edu/19351/4/T_PD_1302947_Chapter1.pdf.
Sapriyanto, S. (2018). Deskripsi Kemampuan Pemahaman Konseptual Matematis
Siswa pada Materi Himpunan ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. Dikutip
pada 17 Februari 2021 dari
https://core.ac.uk/download/pdf/157831325.pdf.
Gani, D. (2016). Bab II Kajian Teoritis Kemampuan Pemahaman Matematis.
Dikutip pada 18 Februari 2021 dari
http://repository.unpas.ac.id/10318/6/BAB%202.pdf.
Haq, I. (2016). Bab II Kajian Teoritis Pemahaman Matematis. Dikutip pada 18
Februari 2021 dari
http://repository.unpas.ac.id/13205/5/BAB%20II%20.pdf.
Nana, S. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Dikutip pada 18
Februari 2021 dari http://digilib.uinsby.ac.id/2695/4/Bab%202.pdf.

Anda mungkin juga menyukai