pada testis, di mana setelah usia 1 tahun, satu atau kedua testis tidak berada di dalam
kantung skrotum, tetapi masih ada di salah satu tempat yang masih berada di
sepanjang jalur desensus normal kelainan genitalia bawaan yang paling sering
ditemukan pada anak laki-laki, dan sangat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien
kelak.
kelamin anak yang perlu mendapatkan perhatian seksama dari orang tua untuk
mengobati mereka. Pada hakikatnya, seorang anak merupakan tanggung jawab kedua
orang tuanya, sehingga hal-hal yang berkenaan dengan pemenuhan hak-hak anak
seperti hak mendapat kasih sayang, kehidupan yang layak, hak untuk bermain,
setiap orang tua (Radhawi, 2005). Sebagaimana tercantum dalam sabda Nabi :
50
Artinya :
“Setiap anak dilahirkan atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang
dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong
telinganya?” (HR. Imam Al-Bukhari)
tanggung jawab orang tuanya sehingga mereka berhak memperoleh pengobatan dan
Artinya :
“Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang ia kurung kemudian tidak
diberi makan dan dibiarkannya sehingga ia makan serangga sampai mati.”(HR.
Muslim)
peringatan kepada orang tua yang menelantarkan anak penderita undesensus testis
51
Artinya :
“Rasulullah SAW bersabda,“Cukuplah bagi seseorang berdosa, apabila dia
mengabaikan orang yang makan dan minumnya menjadi tanggungannya". (HR. Abu
Dawud).
menelantarkan anak yang hidupnya menjadi tanggungannya, termasuk orang tua yang
menelantarkan anaknya karena penyakit seperti undesensus testis juga akan berdosa.
mengupayakan pengobatan bagi anak mereka apabila sakit, dan jangan membiarkan
anak itu menderita dalam penyakitnya karena perbuatan tersebut termasuk ke dalam
perbuatan menyia-nyiakan amanah Allah dan akan dibalas dengan dosa dan neraka
(Muhyidin, 2009).
Selain itu hendaknya orang tua bersabar dan tetap memberikan curahan kasih
sayangnya kepada anak mereka meskipun anak tersebut tidak sesempurna anak yang
lainnya, karena dalam Al-Qur’an Allah berfirman bahwa pada dasarnya anak dan
harta merupakan suatu cobaan dari Allah agar manusia dapat kembali mendekatkan
diri kepada Allah dan memperoleh pahala yang besar (Muhadi dan Muadzin, 2009),
Artinya :
”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya disisi Allah lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal {8} : 28).
52
Berdasarkan dalil tersebut, anak yang menderita undesensus testis juga
merupakan suatu cobaan bagi orang tua untuk menjalaninya dengan sabar dan ihtiar
untuk mencari pengobatan. Dalam Islam, anjuran untuk berobat apabila sakit juga
telah diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai sabdanya yang menjelaskan
bahwa Rasulullah pernah menyuruh para sahabat yang sakit agar berobat, karena
Allah SWT ketika menurunkan penyakit juga menurunkan obatnya (Muhadi dan
Artinya :
“Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para
hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya:
“Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari,
Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi).
Selain itu juga disebutkan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, yaitu:
Artinya :
”Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit melainkan menurunkan pula
obatnya”(HR. Imam Al-Bukhari).”
sakit, karena Allah SWT menurunkan penyakit beserta obatnya kecuali penyakit tua.
53
Akan tetapi perlu diyakini bahwa proses penyembuhan terhadap suatu penyakit
hendaklah ada kecocokan obat dengan penyakit dan tidak lepas dari izin Allah SWT,
manusia berusaha untuk pengobatan tetapi Allah SWT yang menyembuhkan (Abduh,
Artinya :
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah SWT” (HR. Muslim)
hambatan pada pemenuhan tujuan syariat Islam yang meliputi lima pemeliharaan,
Hifzh al-Nafs adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk tujuan memelihara nyawa
dan fungsi vital badan, misalnya larangan membunuh, anjuran menjaga kesehatan
badan dan anjuran berobat apabila sakit. Undesensus testis yang dibiarkan akan
berisiko terjadi kanker testis yang dapat mengancam nyawa pasien kelak, sehingga
Hifzh al -„Aql merupakan segala upaya yang bertujuan untuk menjaga pikiran atau
akal agar selalu jernih, misalnya pelarangan mengonsumsi narkoba dan khamr karena
54
efek buruknya terhadap akal pikiran. Undesensus testis mampu berdampak negatif
pada psikologis pasien dan menumpukkan rasa rendah diri, terlebih lagi bila terjadi
komplikasi infertil atau kemandulan pada pasien yang akan membuat pasien
Hifzh al-mal adalah upaya-upaya yang bertujuan untuk menjaga harta benda
Undesensus testis memerlukan terapi hormonal dan atau terapi pembedahan, yang
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, namun bila didiamkan maka kelak biaya yang
dikeluarkan akan jauh lebih besar untuk mengatasi komplikasi yang terjadi pada
pasien.
Hifzh ad-din adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk tujuan memelihara
keutuhan agama dan kualitas ibadah kepada Allah, termasuk di dalamnya yaitu upaya
untuk menyempurnakan amalan dan ibadah. Berbagai hambatan pada nyawa, akal
dan harta mampu berdampak negatif pada kualitas dan kuantitas ibadah pasien
kepada Allah.
seseorang, misalnya anjuran untuk menikah dan memiliki keturunan yang sehat.
pemeliharaan keturunan.
55
Menurut Zuhroni (2010), sesuatu yang dapat menghambat terpenuhinya
kelima tujuan syariat Islam disebut sebagai mudharat, sedangkan hal-hal yang dapat
suatu mudharat bagi pasien, sedangkan upaya-upaya yang dapat mengurangi atau
tinjauan Islam merupakan penyakit pada organ kelamin anak yang perlu diobati oleh
orang tuanya sebagai salah satu hak anak yang harus dipenuhi, karena undesensus
testis dapat menghambat pencapaian kelima tujuan syariat Islam pasien (maqashid
asy-syariah), oleh karena itu orang tua yang memiliki anak dengan undesensus testis
teknik yang dilakukan dalam rangka menentukan lokasi testis yang undesen dengan
cara membuat sayatan kecil di sekitar tali pusar. Melalui sayatan itu, dokter bedah
akan memasukkan alat laparoskop, yaitu suatu tabung kecil yang memiliki kamera
dan lampu kecil di ujungnya. Kamera itu akan memperlihatkan kondisi di dalam
rongga perut melalui sebuah monitor sehingga memudahkan dokter bedah untuk
mencari testis yang ada di dalam rongga perut. Teknik laparoskopi memanfaatkan
56
alat-alat canggih yang merupakan hasil kemajuan teknologi di bidang medis (Alan
mudharat sesuai dengan kaidah hukum fiqhiyyah. Hal ini didasarkan atas kebolehan
manusia dalam mengambil manfaat dari apapun ciptaan Allah yang ada di bumi,
selagi hal tersebut memberikan maslahah atau kebaikan bagi umat manusia
Artinya :
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah (2) : 29).
Artinya :
”Hukum asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh dan hukum asal sesuatu yang
berbahaya adalah haram”
teknologi dan ilmu pengetahuan dalam rangka menciptakan alat canggih yang
laparoskopi. Akan tetapi, mengenai pembedahan dan penyayatan badan, dalam Islam
57
pada dasarnya tidak diperbolehkan. pada dasarnya pengobatan dengan pembedahan
tidak diperbolehkan dalam ajaran Islam. Hal ini dikarenakan terapi pembedahan
berprinsip pada melakukan pengirisan atau penyayatan suatu bagian badan manusia
yang berarti akan merusak jaringan badan tersebut (As-Synqithy, 2012). Sehingga
akan bertentangan dengan firman Allah yang menjelaskan bahwa manusia diciptakan
dan dimuliakan oleh Allah dibandingkan mahluk yang lainnya karena susunan tubuh
manusia yang sempurna terutama dari sisi bentuk rupa dan akalnya (Mustofa, 2005).
Artinya:
”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS. At-Tin {95} : 4).
Artinya :
”Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan” (QS. Al-Israa {17} : 70).
manusia itu dilarang, salah satunya adalah dengan melakukan pengirisan atau
58
penyayatan pada badan untuk mencapai bagian organ yang sakit. Karena tindakan
kemuliaannya. Namun dalam kondisi tertentu, apabila pengobatan yang halal tidak
pengobatan yang dilarang atau diharamkan syariat Islam, semisal pada kondisi yang
Artinya :
“Katakanlah,“Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku, sesuatu
yang diharamkan memakannya, kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah
yang mengalir, daging babi, karena semua itu kotor atau hewan yang disembelih
bukan atas (nama) Allah. Tetapi barang siapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-An’am {6}:145)
Artinya :
“Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika
disembelih) disebut nama Allah, padahal Allah telah menjelaskan kepadamu apa
yang diharamkan-Nya kepadamu, kecuali jika kamu dalam keadaan terpaksa.” (QS.
Al-An’am (6) : 119)
59
Dalam kaidah fiqhiyah kedua juga disebutkan : (Djazuli, 2010)
Artinya :
“Keadaan darurat membolehkan hal-hal yang terlarang”
Ayat-ayat dan kaidah tersebut menjelaskan kebolehan yang diharamkan karena suatu
keterpaksaan, bahwa dalam keadaan darurat atau sangat mendesak seseorang boleh
melakukan hal yang diharamkan, segala hal yang pada mulanya diharamkan tetapi
keadaan darurat atau kebutuhan itu berlaku. Allah SWT memberikan kemudahan bagi
3. Objek darurat, disyaratkan terjadinya atas diri atau harta sendiri atau harta orang
lain.
60
a. Orang tersebut tidak mempunyai kewajiban syar‟i yang lain untuk mengatasi
darurat
pengobatan farmakologis. Kondisi inilah yang termasuk dalam kesulitan atau keadaan
darurat sehingga dalam rangka melepaskan dari kondisi sulit tersebut maka dilakukan
operasi pembedahan pada perut untuk mencari testis yang ada di dalam perut dengan
teknik laparotomi atau laparoskopi. Pemilihan kedua teknik tersebut pada prinsipnya
sama, yaitu mencari dan mengeksplorasi lokasi testis dalam perut, hanya saja
laparoskopi cukup memberikan sayatan kecil pada perut dan pencarian dilakukan
menggunakan bantuan alat endoskopi yaitu semacam kamera kecil yang terhubung
pada layar monitor, sehingga dengan teknik ini perdarahan dapat dikurangi, risiko
Menurut pandangan Islam, bedah medis termasuk bagian dari pengobatan. Secara
umum, pengobatan termasuk disyariatkan dalam Islam namun ulama berbeda tentang
61
2. Wajib, merupakan pendapat sebagian ulama Hanabilah. Menurut sebagian
ulamayang lain, hal tersebut jika diyakini akan kesembuhannya.Menurut fatwa yang
1. Berobat menjadi wajib jika tidak dilakukan akan mengancam jiwa, atau kehilangan
anggota tubuhnya, atau akan menjadi lemah, atau penyakitnya akan dapat menulari
orang lain.
2. Berobat hukumnya sunnah jika tidak dilakukan akan menjadikan tubuhnya lemah
3. Berobat hukumnya mubah jika tidak sampai pada kedua kondisi di atas.
keadaan yang lebih buruk dari pada dibiarkan saja. Dengan demikian, hukum bedah
medis, secara umum sangat tergantung dengan keadaan dan kondisi pasien. Secara
khusus Ulama sepakat membolehkan operasi medis rekonstruksi anggota tubuh yang
kembali fungsi organ yang rusak, baik bawaan sejak lahir maupun adanya
kecelakaan, dan hal-hal sejenis itu dibenarkan, karena niat dan motivasi utamanya
kebinasaan atau mafsadah (As-Synqithy, 2012). Antara lain tercakup dalam QS. al-
Maidah {5}:32.
62
Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka
bumi. (QS. Al-Maidah {5}:32)
Pembolehan operasi medis juga tercakup dalam perintah umum Nabi SAW
agar berobat yang secara teknis pelaksanaannya diserahkan kepada ahlinya untuk
menggunakan cara pengobatan yang tepat dan dibutuhkan, kecuali dengan yang
dalam bedah medis yang termasuk dalam upaya pengobatan. Hukum melakukan
pembedahan ini menjadi wajib karena pengobatannya hanya dengan melalui operasi
serta jika tidak dilakukan akan mengancam jiwa karena akan menimbulkan
komplikasi lainnya.
63
3.3. Pandangan Islam Mengenai Penatalaksanaan Laparoskopi Pada
bagi dokter bedah untuk menentukan tipe sayatan yang sesuai, luka yang dihasilkan
lebih kecil dibandingkan dengan laparotomi eksplorasi sehingga teknik ini mampu
meminimalisir perdarahan selama operasi, mengurangi rasa nyeri pasca operasi dan
mempercepat penyembuhan.
mereka dan kesehatan tubuh mereka. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan
operasi. Menurut para ulama, memperbaiki dan memulihkan kembali fungsi organ
yang rusak, baik bawaan sejak lahir maupun karena eksiden dan hal-hal sejenis itu
dibenarkan dalam Islam karena niat dan motivasi utamanya adalah penyempurnaan
fungsi sebagai bentuk pengobatan. Di antara ayat yang dapat dijadikan sebagai dalil
64
Artinya:
“Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barang
siapa yang membunuh seseorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang
lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan ia
telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya”(QS. Al-Maidah {5}: 32)
menjauhkan diri dari hal yang dapat membinasakannya, operasi medis dilakukan
adalah dalam rangka seperti itu. Banyak jenis penyakit yang pengobatannya hanya
dengan operasi bahkan kadang-kadang jika itu tidak di lakukan atau terlambat
yang dapat dianggap sebagai salah satu bentuk operasi masa itu telah dipraktekkan
dan dianjurkan Nabi. Berbekam merupakan tindakan untuk mengeluarkan darah kotor
dari dalam tubuh. Bahkan nabi pernah melakukannya (Zuhroni, 2010). Sebagaimana
65
Artinya:
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berbekam di tengah-tengah
kepalanya: ketika di lahyil jamal yaitu ketika hendak menuju Makkah, sementara
beliau sedang berihram." Al Anshari berkata; telah mengabarkan kepada kami
Hisyam bin Hasan telah menceritakan kepada kami Ikrimah dari Ibnu Abbas
radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah
berbekam di kepalanya” (HR. Imam Al-Bukhari, Muslim, An-Nasai, Ibnu Majah,
dan Ahmad)
Artinya :
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang dokter kepada Ubai, kemudian
dokter tersebut memotong uratnya." (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Ibn
Majah)
Pembolehan operasi juga tercakup dalam perintah Nabi untuk berobat yang
pengobatan yang tepat dan dibutuhkan, kecuali dengan yang diharamkan oleh Allah
untuk kemaslahatan manusia, kecuali teknik operasi dengan menggunakan besi panas
66
(mencos) dan memotong urat yang diperselisihkan para ulama (Zuhroni, 2010 dan
As-Synqithy, 2012).
kemaslahatan (kebaikan) serta untuk melenyapkan kerusakan. Oleh karena itu Islam
perbuatan baik, seperti shalat, puasa, zakat, menyambung silaturahmi dan lain
kondisi tertentu, seseorang tidak bisa melakukan semua kebaikan yang diketahuinya
dan tidak bisa menghindari semua keburukan yang dilarang syari’at. Artinya dia
harus memilih.
mendahulukan mashlahah yang lebih besar atau mendahulukan mafsadah yang lebih
kecil serta ada larangan untuk melakukan sesuatu yang mafsadahnya lebih dominan
dari pada mashlahatnya (As-Sa’di, 2011). Semisal apabila ada dua pengobatan atau
lebih yang berbenturan dan tidak mungkin dilakukan semuanya karena suatu sebab,
maka dianjurkan memilih pengobatan yang terbaik, sebagaimana firman Allâh SWT :
Artinya :
“Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah,
padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di
antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum
penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang
67
menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada
masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid {57} : 10)
Artinya :
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta
mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan
jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka
Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang
berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar” (QS. An-Nisaa {4} : 95)
laparoskopi, karena hanya menimbulkan luka sayatan yang kecil, mengurangi risiko
operasi.
menimbulkan kerusakan pada badan dan kerusakan itu tidak bisa dihindari semuanya,
namun manusia harus melakukan salah satunya, maka dianjurkan untuk memilih
yang paling ringan dampak buruknya. Penerapan kaidah ini bisa ditemukan dalam
Qur’an, yaitu :
68
Artinya :
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:
"Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari
jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir
penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah
lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi
kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada
kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu
dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah {2} : 217)
Dalam hal ini berarti antara laparotomi yang menimbulkan luka operasi yang
lebar, perdarahan yang banyak serta risiko infeksi yang tinggi, maka terapi
abdomen.
intraabdominal merupakan penyakit pada organ kelamin anak yang perlu mendapat
69
pengobatan, karena berpotensi menghambat pemeliharaan tujuan syariat Islam.
Sebagai tanggung jawab orang tua, maka orang tua berkewajiban mencari pengobatan
untuk anak mereka, dengan pengobatan yang sesuai dengan syariat Islam. Pada
dengan pembedahan pada perut untuk mencari testis yang ada di rongga perut,
keburukan atau mudharat, namun karena tidak ada pilihan pengobatan lain maka
fiqhiyyah, pasien dianjurkan untuk memilih pengobatan yang lebih besar kadar
70