Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

MODUL 8

PENDIDIKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR

TUTOR : EFRI YANI, S.Psi.,M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Nikmatul khoiriyah 837745323


RestiYunita Sari
Okta Setyawati
Eka Susanti 856952883

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

(FKIP)

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan ke haribaan Allah SWT yang senantiasa memberikan
limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kami selaku penyusun Pendidikan Anak
BerkesulitanBelajar sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Pendidikan Anak
BerkebutuhanKhusussehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah
diberikan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Efri Yani, S.Psi.,M.Si selaku Tutor
pembimbing mata kuliah Pengantar Pendidikan Anak BerkebutuhanKhusus Universitas
Terbuka Pokjar Bandar Sribhawono. Terima kasih pula kami ucapkan atas bimbingan dan
pengajaran yang selama ini Beliau berikan kepada kami, tanpa bimbingan dari Beliau kami
mungkin tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Mataram Baru, 12 Mei 2021

Tutor Pembimbing Penyusun

(EFRI YANI, S.Psi.,M.Si.) (KELOMPOK TUJUH)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL.......................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar PenilaiandalamPembelajaran............................................2


2.2 Jenis Dan Fungsi Penilaian Dalam Pembelajaran....................................4
2.3 Intervensi Anak BerkesulitanBelajar..........................................................

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan...............................................................................................7

3.2 Saran.........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuansiswasangatberagam, salah satukeragaman yang mungkindialami oleh


sebagiansiswa yang ada di kelastersebutadalahkesulitanbelajar, yaseringdisebutsebagaisiswa
yang bodoh.
perludipahamibahwaanakberkesulitanbelajar yang dimaksudkandisinibukanlahanak yang
bodohkarena malas belajarataukarenatunagrahitaataukecerdasannya di bawah rata-rata,
melainkanberkaitandengandisfungsisistempersyarafanpusat. Anak yang
berkesulitanbelajariniharusmendapatlayanankhusus yang sesuaidengankesulitan yang
dihadapinyasehinggaiadapatmengembangkanpotensinyasecara optimal.
untukmemberikanlayanankhusus yang dibutuhkan oleh anakberkesulitanbelajar,
harusmemilikipemahaman yang cukuptentangapa yang
dimaksuddengananakberkesulitanbelajar dan
bagaimanateknikbantuan/layananpendidikankhususatau strategi pembelajaranapa yang
diperlukananak.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 ApaDefinisi, Penyebab, dan Jenis-Jenis KesulitanBelajar?
1.2.2 BagaimanaKarakteristik Anak BerkesulitanBelajar?
1.2.3 BagaimanaIntervensi Anak BerkesulitanBelajar?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Untuk Mengetahui ApaDefinisi, Penyebab, dan Jenis-Jenis KesulitanBelajar.
1.3.2 UntuklebihmemahamiBagaimanaKarakteristik Anak BerkesulitanBelajar.
1.3.3 UntukmengetahuiapasajaIntervensi Anak BerkesulitanBelajar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI, PENYEBAB, DAN JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR


2.1.1 DefinisiKesulitanBelajar
Kelompokahlibidangmedismenyebutnyadenganistilahbrain injured, dan minimal
brain dysfunction,kelompokahlipsikolinguistikmenggunakanistilahlanguage disorders, dan
selanjutnyadalambidangpendidikanada yang menyebutnyadenganistilaheducationalyl
handicapped. Namun, istilahumum yang seringdigunakan oleh para
ahlipendidikanadalahlearning disabilities (Donald, 1967:1) yang diartikansebagai
"kesulitanbelajar". Oleh karenasifatkelainannya yang spesifik, kelompokanak yang
mengalamikesulitanbelajarini, disebutSpecific Learning Disabilities,
yaitukesulitanbelajarkhusus( painting, 2983: kirk, 2989).

Dalam dunia pendidikandigunakanistilaheducationally handicappedkarenaanak-


anakinimengalamikesulitandalammengikuti proses pendidikan,
sehinggamerekamemerlukanlayananpendidikansecarakhusus (special need education)
sesuaidenganbentuk dan derajatkesulitannya (Hallahan dan Kauffman, 1991).

Istilah yang digunakan oleh para medisadalahbrain injured, minimal brain


dysfunction,
denganalasanbahwadarihasildeteksisecaramedisanakanakberkesulitanbelajarmengalamipenyi
mpangandalamperkembanganotaknya yang diakibatkan oleh adanyamasalah pada
saatpersalinanataumemangsejakdalamkandunganmengalamipenyimpangan. Sementaraitu
para ahlibahasamenyebutkandenganistilahlanguage
disorderskarenaanakanakberkesulitanbelajarmengalamigangguandalamberbahasa.

Adapunpengertiantentanganakberkesulitanbelajarkhusus, sebagaimanadijelaskan oleh


Canadian Association for Children and Adults with Learning Disabilities(1981). Adalah
mereka yang tidakmampumengikutipelajaran di
sekolahmeskipuntingkatkecerdasannyatermasuk rata-rata, sedikit di atas rata-rata, atausedikit
di bawah rata-rata, dan
apabilakecerdasannyalebihrendahdarikondisitersebutbukanlagitermasuklearning disabilities.
Keadaaniniterjadisebagaiakibatdisfungsi minimal otak (DMO),
yaitukarenaadanyapenyimpangandalamperkembanganotak yang minimal,
2
dapatberwujuddalamberbagaikombinasigangguanseperti :gangguanpersepsi,
pembentukankonsep, bahasa, ingatan, gangguanperhatianataugangguanmotorik.

Public law (Hallahan dan Kauffman, 1991 : 126) menjelaskantentang"Specific


Learning Disabilities"sebagaigangguan pada satu proses psikologisdasar, terlihat di
dalampenggunaanbahasalisan dan tulisdenganwujudsepertiketidaksempurnaanmendengarkan,
memikirkan, membicarakan, membacakan, menuliskan,
mengucapkanataumelakukanpenghitunganmatematis.

The National Joint Committee for Learning Disabilities(NJCLD)


mengemukakanbahwakesulitanbelajaradalahistilahumum yang
digunakanuntukkelompokgangguan yang heterogen yang berupakesulitannyatadalam salah
satuataulebihdalammendengarkan, mengucapkan, membaca, menulis, berpikir, dan
kemampuanmatematika.

Memperhatikanpandangandariberbagaiahlipengertiananakberkesulitanbelajarkhususte
rsebuttergambarbahwasumberpenyebabnyayaitu "disfungsisistempersarafan di pusat".
Kondisi "disfungsi" menunjukkanadanyaketidakberfungsiandarisistempersarafan di
otaksehinggatidakberperansebagai mana mestinya. Gangguan yang terjadi pada aspekorganis,
atau proses psikologisdasariniberupagangguanberbahasa, pengucapan, membaca,
menulisekspresif dan berhitung dan gangguaninitidakbersifatpermanen,
apabilasedinimungkinmemperolehlayanan yang sesuai.

Anak berkesulitanbelajaradalahanak yang mengalamikesulitandalamtugas-


tugasakademiknya yang disebabkan oleh adanyaketidakberfungsinyasistempersarafan yang
minimal di otak, ataugangguandalampsikologisdasar,
sehinggamengakibatkanterhambatnyadalammelaksanakantugas-tugasakademik dan
berdampakterhadapprestasibelajarrendah. Untukmengembangkanpotensinyasecara optimal
merekamemerlukanpelayananpendidikansecarakhusus"

2.1.2 KlasifikasiKesulitanBelajar
Krik dan Gallagher (1989:187)
menjelaskanbahwakesulitanbelajardibedakandalamduakategoribesar, yaitu : (1)
kesulitanbelajar yang berhubungandenganperkembangan (developmental learning
disabilities) dan (2) kesulitanbelajarakademik (academic learning disabilities).

3
Kesulitanbelajar yang berhubungandenganperkembangan,
mencakupgangguanperhatian, ingatan, motorik, persepsi, berbahasa dan berpikir.
Sedangkanbelajarkesulitanakademikmencakupkesulitanbelajarmembaca, menulis dan
berhitungataumatematika.

Kesulitanbelajarperkembangandapatmempengaruhi proses penerimaan,


menginterprestasikan, dan merespon stimulus darilingkungan.
dengandemikianmasalahseringterjadidalam proses penerimaaninformasi,
tetapitidakselaludihubungkandenganmasalahprestasiakademik.

Kesulitanbelajarakademikmerupakansuatukondisi yang secarasignifikanmenghambat


proses belajarmembaca, menulis, dan operasiberhitung.
Kesulitantersebuttampakketikaanaksudahmasuksekolah dan prestasinya di bawahpotensi
yang dimilikinya. Prestasirendahitukarenaadanyasuatuketidakmampuantertentu yang
diakibatkan oleh karenaadanyagangguan pada sistempersyarafan minimal di otak.

2.1.3 PenyebabKesulitanBelajar

Secara tegas dikemukakan oleh Roos (1976), Siegel dan Gold (1982), serta Painting
(1983), bahwa kesulitan belajar khusus disebabkan oleh disfungsi sistem saraf yang
disebabkan oleh : (1) cedera otak pada masa perkembangan otak, (2) ketidakseimbangan zat-
zat kimiawi di dalam otak, (3) gangguan perkembangan saraf, dan (4) kelambatan proses
perkembangan individu.

Ahli lain, yaitu Hallahan dan Kauffman (1991:127-128) mengemukakan tiga faktor
penyebab kesulitan belajar, yaitu :

1) Faktor organis/biologis. bukti adanya gangguan dari sistem saraf pusat terlihat dari studi
yang dilakukan oleh E. Roy John, dan kawan-kawan (1989) dengan menganalisis hasil
electro encephalogram (EEG) dan ditemukan adanya kelainan pada gelombang otak.
2) Faktor genetis. munculnya anak anak berkesulitan belajar khusus, dapat disebabkan oleh
faktor genetik atau keturunan sebagaimana dikemukakan oleh Finucci dan Child, (1983)
serta Owen, Adams, forrest, Stoltz, dan Fisher (1971).
3) Faktor lingkungan. adanya masalah dalam belajar yang disebabkan oleh faktor
lingkungan seperti guru-guru yang tidak mempersiapkan program pengajaran nya dengan
baik atau kondisi keluarga yang tidak menunjang.

4
Dari hasil penelitian para ahli diagnostik, ditemukan empat faktor yang dapat
memperberat gangguan dalam belajar. Keempat faktor ini sering ditemukan pada anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar (Krik/Gallagher,1989:197). Adapun 4 faktor tersebut
adalah sebagai berikut.

a. Kondisi fisik
Kondisifisik, meliputigangguan visual, gangguanpendengaran,
gangguankeseimbangan dan orientasiruang, body image yang rendah, hiperaktif,
sertakuranggizi.
b. Faktor lingkungan
Lingkungankeluarga, masyarakat dan sekolah yang
kurangmenguntungkanbagianak, akanmenghambatperkembangansosial,
psikologis, dan pencapaianprestasiakademis.
c. Faktor motivasi dan afeksi
Menjadi tidak percaya diri, mengabaikan tugas, dan rendah diri. Sikap ini akan
mengurangi motivasi belajar dan muncul perasaan-perasaan negatif terhadap hal-
hal yang berhubungan dengan sekolah.
d. Kondisi psikologis
Kondisi psikologis anak berkesulitan belajar terganggu sebagai akibat dari
gangguan perhatian, persepsi visual, persepsi pendengaran, persepsi motorik,
ketidakmampuan berpikir, dan keterlambatan dalam kemampuan berbahasa.

2.2 KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR


2.2.1 Karakteristik Anak BerkesulitanBelajarSecara Umum

2.2.2 KarakterisitikKhusus Anak BerkesulitanMembaca

2.2.3 KarakterisitikKhusus Anak BerkesulitanMenulis

2.3 INTERVENSI ANAK BERKESULITAN BELAJAR

2.3.1 Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Membaca


Layanan intervensi terhadap anak berkesulitan membaca diantaranya yaitu :
5
1. Melakukan asesmen untuk menemukan kesulitan/kesalahan membaca.
Asesmen terhadap kemampuan membaca terdiri dari asesmen formal dan
informal. Tes – tes yang digunakan untuk mengasesmen secara formal antara
lain tes survey dan tes diagnostik, sedangkan jenis asesmen informal antara
lain : Informal Reading Inventories (IRI), Close Procedure,dan asesmen minat
membaca.
2. Program layanan intervensi terhadap anak berkesulitan membaca dapat
dibedakan atas program delivery (menyerahkan kasus pada orang yang ahli di
bidangnya) dan program kurikuler yang dilakukan dengan pengajaran remedi
(remedial teaching).

2.3.2 Intervensi Terhadap Anak Berkesulitan Menulis


Layanan intervensi terhadap anak berkesulitan menulis antara lain :
1. Melakukan asesmen untuk menemukan kesalahan anak dalam menulis.
Asesmen terdiri dari asesmen formal dan informal. Salah satu asesmen formal
untuk anak berkesulitan menulis Basic School Skill Inventory-Diagnostic yang
dikemukakan oleh Hammill & Leigh (1983) untuk anak usia 4 tahun.
Asesmen informal dapat dilakukan melalui observasi dan menganalisis tulisan
siswa. Observasi dilakukan pada saat anak menulis. Analisa pola-pola
kesalahan tulisan siswa mencakup bentuk huruf, proporsional, ukuran,
proporsional dan kesejajaran, kualitas garis, jarak huruf, kemiringan huruf,
dan kecepatan menulis.
2. Perbaikan terhadap kesalahan anak dalam menulis dilakukan melalui
pengajaran remedi yang sesuai dengan tipe kesalahannya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

6
3.2 Saran

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai