Anda di halaman 1dari 50

hatchery

Panduan
Management
Hatchery

cobb-vantress.com
Panduan Manajemen Hatchery COBB

PENDAHULUAN
Banyak perubahan terjadi di hatchery dalam beberapa tahun terakhir, seperti diperkenalkannya
pemantauan dan pengendalian mesin menggunakan komputer, dan otomatisasi operasi hatchery
sehari-hari. Selain itu, ada peningkatan kesadaran akan peran hatchery dalam pengendalian
penyakit.

Pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip yang terlibat dalam menginkubasi telur dan
menetaskan anak ayam sangat penting untuk mengatasi perubahan ini.

Panduan ini dirancang untuk menjelaskan prinsip-prinsip yang terkait dengan stok breeding ayam
broiler dan untuk menyoroti aspek utama pengelolaan hatchery dari produksi telur sampai
pengiriman anak ayam.

Kami menyediakan panduan ini sebagai pelengkap keterampilan manajemen hatchery Anda
sehingga Anda dapat menerapkan pengetahuan dan pertimbangan Anda untuk mendapatkan hasil
terbaik. Publikasi ini terkait dengan Panduan Pengelolaan Breeder dan Broiler Cobb untuk
memberikan saran teknis dari penyediaan stok breeding sampai pengiriman broiler untuk diproses.

Rekomendasi kami didasarkan pada pengetahuan ilmiah terkini dan pengalaman praktik di seluruh
dunia. Anda harus mengetahui peraturan lokal setempat, yang bisa mempengaruhi praktik
manajemen yang Anda pilih untuk diadopsi.

COBB
Perkembangan

• Tidak ada
INFERTIL
• Perkembangan
HARI KE-1 1 • Perkembangan
HARI KE-2 2
perkembangan. jaringan mulai jaringan sangat terlihat.
terlihat. • Tampak pembuluh
darah.

HARI KE-7 7
• Pertumbuhan jengger
8 9
• Jalur-jalur bulu terlihat. • Embrio mulai terlihat
HARI KE-8 HARI KE-9
dimulai. • Paruh atas dan bawah seperti ayam.
• Gigi telur mulai sama panjangnya. • Tampak lubang mulut.
muncul.

HARI KE-14 14
• Embrio memutar • Usus masuk ke
HARI KE-15 15 • Bulu menutupi
HARI KE-16 16
kepala ke arah ujung dalam rongga perut. seluruh tubuh.
telur yang lebih besar. • Albumen hampir
hilang.
Embrio Ayam

• Jantung berdetak.
HARI KE-3 3 • Mata berpigmen.
HARI KE-4 4 • Siku dan lutut
HARI KE-5 5 • Tampak paruh.
HARI KE-6 6
• Pembuluh darah mulai terlihat. • Gerakan volunter
sangat terlihat. dimulai.

HARI KE-10 10
• Gigi telur menonjol. • Jengger mulai
HARI KE-11 11 12
• Jari-jari kaki terbentuk • Tampak sisik.
HARI KE-12 HARI KE-13 13
• Tampak kuku jari kaki. bergerigi. sempurna. • Tubuh mulai ditutupi
• Bulu ekor tampak • Beberapa bulu dengan bulu tipis.
jelas. pertama terlihat jelas.

HARI KE-17 17
• Cairan ketuban
18
• Pertumbuhan embrio
HARI KE-18 19 20
• Kantung kuning telur • Kantung kuning telur
HARI KE-19 HARI KE-20
berkurang. hampir tuntas. masuk ke rongga masuk seluruhnya ke
• Kepala berada di • Kantung kuning telur tubuh. dalam tubuh.
antara kaki. masih berada di luar • Cairan ketuban hilang. • Embrio menjadi anak
embrio. • Embrio menempati ayam (bernafas di
• Kepala berada di sebagian besar ruang dalam sel udara).
bawah sayap kanan. di dalam telur (tidak di • Mulai terjadi pip
dalam sel udara). internal dan eksternal.
Panduan Manajemen Hatchery COBB

DAFTAR ISI
Halaman
1. Daya Tetas - Ukuran Kesuksesan 1
2. Penetasan Telur Yang Dibuahi (Hatch of Fertile) 2

3. Manajemen Penetasan Telur 3-7


3.1 Hal-Hal Penting dalam Penyimpanan Telur 5
3.2 Kondisi Optimal Penyimpanan Telur 6
3.3 Pengaruh Penyimpanan Telur 7
3.4 Setting Telur 7
3.5 Setting Waktu 7
4. Pengoperasian Setter 8-13
4.1 Ventilasi 8
4.2 Pengendalian Suhu 11
4.3 Kelembaban 11
4.4 Pembalikan 12
5. Pemindahan Telur 14
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Anak Ayam 15

7. Pengoperasian Hatcher 16
7.1 Ventilasi dan Kelembaban 16
7.2 Suhu 16
8. Pengambilan dan Pemrosesan Anak Ayam 17-20
8.1 Penentuan Jenis Kelamin anak ayam dari Bulu Sayap (Feather Sexing) 18
8.2 Jarak Waktu antara Penetasan Pertama dan Terakhir dalam Satu Mesin
(Hatch Window) 19
9. Pembuangan Limbah Hatchery 21
10. Transportasi Anak Ayam 22

11. Ketinggian 23
11.1 Ketersediaan Oksigen 23
11.2 Water Loss 23
12. Pemeliharaan 24
12.1 Pemeliharaan Preventif 24
13. Otomatisasi Hatchery 25

COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

CONTENTS
Page
14. Desain Hatchery 26-30
14.1 Struktur 26
14.2 Pemasangan Plenum Hatcher dan Inkubator 27
14.3 Lokasi 30

15. Sanitasi Hatchery 31-32

16. Pencatatan 33

17. Pemecahan Masalah 34-39


17.1 Penyebab Utama Telur Gagal Menetas 34
17.2 Tahapan Perkembangan Embrio 35

18. Konversi Metrik 40

Daftar Diagram
Faktor Pengendali 1
Hatch of Fertile 2
Variasi Penetasan Telur 2
Bagan Alir Suhu Telur 5
Rentang Suhu Optimum untuk Penyimpanan Telur 6
Ventilasi Hatchery–Set-up yang Benar 9
Produksi Panas Inkubasi Telur 10
Hubungan Antara Rata-rata Waktu Penetasan, Daya Tetas dan Suhu 10
Penurunan Optimal Berat Telur selama Inkubasi 12
Berat Anak Ayam Terkait 15
Feather Sexing Anak Ayam Broiler 18
Hatch Window 20
Plenum Saluran Pembuangan 29
Sifat Bahan Kimia Desinfektan yang Digunakan di Hatchery 32
Sorot dan Breakout Sorotan (Candle and Candle Breakout) 34
Bagan Psikrometrik 39
Breakout Residu Hatchery 41

COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

1. DAYA TETAS - UKURAN KESUKSESAN


Ukuran kesuksesan hatchery adalah jumlah anak ayam berkualitas pertama yang diproduksi.
Jumlah ini dinyatakan sebagai persentase dari semua telur yang di-setting untuk inkubasi yang
biasanya disebut hatchability (daya tetas).

Daya tetas dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah tanggung jawab breeding
farm dan faktor lainnya adalah tanggung jawab hatchery. Aktivitas kawin adalah contoh yang tepat
dari faktor yang sepenuhnya dipengaruhi oleh breeding farm. Hatchery tidak dapat mengubahnya,
meski banyak faktor lain dapat dipengaruhi oleh farm dan hatchery.

Faktor Pengendali
Farm Hatchery
Nutrisi Breeder Sanitasi
Penyakit Penyimpanan Telur
Aktivitas Kawin Kerusakan Telur
Kerusakan Telur Inkubasi – manajemen setter dan hatcher
BW Jantan dan Betina yang Benar Penanganan Anak Ayam
Sanitasi Telur
Penyimpanan Telur

Dengan demikian, breeder farm berpengaruh besar terhadap hasil di hatchery dan sangat
penting bagi farm dan hatchery untuk bekerja sama secara erat.

COBB 1
Panduan Manajemen Hatchery COBB

2. PENETASAN TELUR YANG DIBUAHI (Hatch of Fertile)


Karena hatchery tidak berpengaruh terhadap fertilitas, maka penting untuk mempertimbangkan
hatch of fertile selain daya tetas. Persen hatch of fertile adalah ukuran efisiensi mesin hatchery.
Hatch of fertile memperhitungkan fertilitas flok serta daya tetas; hatch of fertile adalah persentase
hatch dibagi dengan persentase fertil dikali 100.

Contoh: (86,4% Hatch ÷ 96% Fertile) *100 = 90% Hatch of Fertile

Contoh berikut menunjukkan dengan jelas nilai dalam menghitung Hatch of Fertile.

Hatchery % Hatch % Fertile % Hatch of Fertile


A 86 97 88,66
B 82 91 90,11
C 84 94 89,36

Meski Hatchery B memiliki % Hatch terendah, ia memiliki % Hatch of Fertile tertinggi. Hal ini
karena% Hatch dibatasi oleh fertilitas dan bukan oleh kemampuan hatchery untuk menetaskan telur
secara efektif; dengan demikian, Hatchery B jelas memiliki kinerja terbaik, asalkan kualitas anak
ayam sama.

Pada puncak produksi, flok harus mencapai setidaknya 96,7% fertilitas dan 93,5% hatch of fertile.
Standar persen fertilitas dan hatch ditetapkan sesuai dengan umur breeder.

Umur Breeder % Hatch of


(minggu) Fertile
25 sampai 33 >90.2
34 sampai 50 >91.8
51 sampai 68 >88.6

Manfaat mencatat Hatch of Fertile adalah sebagai berikut:

1. Memisahkan fertilitas dan masalah di hatchery

2. Membuat Anda fokus pada masalah

3. Mempercepat pemecahan masalah

2 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

3. MANAJEMEN PENETASAN TELUR


Daya tetas optimal dan kualitas anak ayam hanya bisa dicapai bila telur dipertahankan dalam
kondisi optimum antara laying dan setting di inkubator. Ingat bahwa telur yang subur mengandung
banyak sel hidup. Begitu telur diletakkan, potensi penetasannya paling-paling hanya dapat
dipertahankan, bukan ditingkatkan. Jika salah penanganan, maka potensi penetasan akan cepat
merosot.
1. Penggunaan telur lantai (floor eggs) menurunkan daya tetas. Telur lantai harus diambil dan
dikumpulkan terpisah dari telur sangkar, dan diidentifikasi dengan jelas. Jika akan diinkubasi,
mereka harus diperlakukan secara terpisah.

2. Cegah retak rambut (hair line cracks) dengan cara menangani telur dengan hati-hati setiap
saat.

3. Tempatkan telur tetas dengan hati-hati ke dalam baki setter (setter tray) atau nampan angkut
(transport tray), ujung yang lebih kecil (dan lancip) diletakkan diposisi bawah.

4. Berhati-hatilah dengan grading telur. Selama masa produksi awal, cek berat telur yang
ukurannya berbatasan dengan standar (borderlined) untuk memilih telur tetas.

5. Simpan telur di ruangan terpisah yang suhu dan kelembabannya terkendali.

6. Jaga kebersihan dan kerapian ruang penanganan telur di farm. Pertahankan kontrol hama
yang baik di ruang telur farm. Jangan menerima tempat telur (egg tray) dan keranjang telur
yang kotor dari hatchery, dan pelihara dengan baik saat berada di farm.

Telur yang baik

COBB 3
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Ambil dan buang telur yang tidak sesuai untuk ditetaskan. Hal ini meliputi:
• Kotor
• Retak
• Kecil (menurut kebijakan hatchery)
• Terlalu besar atau kuning telur ganda (double yolk)
• Cangkang telur buruk - tapi warna cangkang telur boleh diterima untuk penetasan
• Terlalu cacat

Bernoda darah Retak Kotor

Memanjang Bulat Terlubangi oleh jari kaki

Keriput Kecil dan ganda

4 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

3.1 HAL-HAL PENTING DALAM PENYIMPANAN TELUR


Telur harus diambil dari farm dan diangkut ke hatchery minimal dua kali seminggu. Ada tiga area
penyimpanan: ruang telur farm, transportasi, dan ruang telur hatchery. Penting untuk mencocokkan
kondisi di setiap situasi ini semaksimal mungkin untuk menghindari perubahan tajam suhu dan
kelembaban, yang dapat menyebabkan kondensasi (“berkeringat”) pada telur atau telur kedinginan
atau kepanasan. Selain itu, fluktuasi suhu harus dihindari selama transportasi dan penyimpanan.
Penurunan suhu harus ditransisikan secara mulus saat mendinginkan telur dari kandang induk
ayam ke ruang telur farm, dan juga transisi mulus saat menghangatkan telur dari ruang telur
hatchery ke mesin setter.

Diagram Alir Suhu Telur (untuk telur segar)


Tubuh Induk Ayam Mesin Setter
104 - 106°F 99,5 - 100°F
40 - 41°C 37,5 - 37,8°C

Kandang Induk Ayam


75 - 85°F
24 - 29°C

Di Ruang Telur Farm*


(lihat catatan di bawah) Area Pra-pemanasan
70 - 77°F 75 - 80°F
21 - 25°C 24 - 27°C

Truk Pengangkut telur


68 - 73°F
20 - 23°C

CATATAN:
*Suhu lebih rendah
untuk telur yang
disimpan di farm. Ruang Telur Hatchery
Suhu lebih tinggi untuk
(lihat butir 3.2 untuk rincinya
telur yang diangkut ke
hatchery setiap hari.
66 - 70°F
19 - 21°C

COBB 5
Panduan Manajemen Hatchery COBB

3.2 KONDISI OPTIMAL PENYIMPANAN TELUR


Ada hubungan antara lama waktu telur disimpan dan suhu dan kelembaban optimum untuk daya
tetas terbaik. Umumnya, semakin lama telur disimpan, semakin rendah suhu penyimpanannya
dan sebaliknya.

Rentang suhu optimal untuk penyimpanan telur


°F °C
69 21

68
20
67

66
19
65

64 18

63
17
62

61
16
60

59 15
0 3 6 9 12 15 18
Hari penyimpanan

3.3 PENGARUH PENYIMPANAN TELUR


Efek utama dari penyimpanan telur adalah:

1. Penyimpanan memperpanjang waktu inkubasi. Rata-rata, satu hari pada penyimpanan akan
menambah satu jam pada waktu inkubasi. Ini harus diperhitungkan saat telur di-setting, telur
segar dan telur simpanan harus di-setting pada waktu yang berbeda.

2. Daya tetas akan menurun karena penyimpanan yang berkepanjangan. Efek ini meningkat
seiring waktu penyimpanan setelah periode enam hari awal, mengakibatkan kerugian 0,5
sampai 1,5% per hari dengan persentase semakin meningkat seiring penyimpanan yang
semakin lama.

3. Kualitas anak ayam akan terpengaruh dan karenanya bobot broiler bisa menurun pada anak
ayam yang berasal dari telur yang telah disimpan selama 14 hari atau lebih.

6 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Pertukaran gas bisa terjadi melalui pori-pori di cangkang telur saat penyimpanan. Karbon dioksida
berdifusi keluar dari telur, dan konsentrasinya menurun cepat selama 12 jam pertama setelah telur
diletakkan. Telur juga kehilangan uap air saat dalam penyimpanan. Hilangnya karbon dioksida dan
air ini berkontribusi terhadap kerugian daya tetas dan kualitas anak ayam setelah penyimpanan.

Oleh karena itu, kondisi penyimpanan harus dirancang untuk memperkecil kerugian ini. Sebagian
besar telur ditempatkan dalam peti terbuka atau rak farm, tetapi ada beberapa yang ditempatkan
dalam peti berpenutup padat. Biarkan telur yang tertutup menjadi dingin dan kering sebelum
ditempatkan dalam peti untuk menghindari kondensasi dan pertumbuhan jamur.

3.4 SETTING TELUR


Untuk menghindari perbedaan suhu yang drastis pada embrio dan kondensasi terhadap cangkang
telur, maka telur harus dikeluarkan dari ruang telur dan dihangatkan terlebih dahulu (pre-warmed)
sebelum setting. Idealnya, telur harus dihangatkan terlebih dahulu di ruang yang dibangun khusus
pada suhu sekitar 75-80°F (24-27°C) sehingga semua telur dapat mencapai suhu yang diinginkan.

Sirkulasi udara yang efektif dan suhu ruangan yang benar sangat penting untuk mencapai pra-
pemanasan (pre-warming) telur yang diperlukan secara merata.Pemanasan yang tidak merata
meningkatkan variasi waktu penetasan - justru kebalikan dari efek pra-pemanasan yang diinginkan.

Meski dengan sirkulasi udara yang baik, perlu 8 jam bagi telur di buggy untuk mencapai suhu 78°F
(25°C), terlepas dari suhu awal mereka. Dengan sirkulasi udara yang buruk, dibutuhkan waktu dua
kali lebih lama. Jadi, rekomendasinya adalah:
• Berikan sirkulasi udara yang baik di sekitar telur.
• Sediakan 6 sampai 12 jam untuk pra-pemanasan.

3.5 SETTING WAKTU


Tiga faktor yang mempengaruhi total waktu inkubasi telur:

1. Suhu inkubasi: biasanya sama untuk setiap hatchery, tapi untuk mencapai waktu yang cukup
yang dibutuhkan anak ayam, maka variasi waktu dimana telur di-setting dapat berubah sesuai
dengan umur dan ukuran telur.

2. Umur telur: telur yang disimpan perlu waktu lebih lama untuk diinkubasi. Anda perlu
menambahkan waktu inkubasi ekstra jika telur disimpan lebih dari 6 hari (1 jam per 1 hari
penyimpanan).

3. Ukuran telur: telur yang lebih besar perlu waktu lebih lama untuk diinkubasi.

COBB 7
Panduan Manajemen Hatchery COBB

4. PENGOPERASIAN SETTER
Konsumsi energi, penggunaan tenaga kerja, daya tahan, biaya pemeliharaan dan biaya modal
mempengaruhi desain inkubator. Kondisi fisik yang optimal agar embrio broiler tumbuh dengan
sukses adalah:
• Suhu yang tepat
• Kelembaban yang tepat
• Pertukaran gas yang memadai
• Pembalikan telur secara teratur

Sistem inkubasi komersial dibagi menjadi tiga kategori utama:


• Multi-stage fixed rack
• Multi-stage buggy loading
• Single-stage buggy loading

Jumlah aktual telur yang akan dimuat di setiap mesin pada setiap set, frekuensi pemuatan (sekali
atau dua kali seminggu) dan posisi aktual dari set di dalam mesin akan bervariasi untuk masing-
masing produsen. Operasikan mesin sesuai aturan yang ditetapkan oleh produsen. Jangan salah
digunakan.

4.1 VENTILASI
1. Setter biasanya mengambil udara segar dari ruang tempat mereka berada. Udara segar ini
memasok oksigen dan uap lembab untuk menjaga Kelembaban Relatif (RH) yang tepat. Udara
yang meninggalkan setter membuang karbon dioksida dan kelebihan panas yang dihasilkan
oleh telur.

2. Pasokan udara ke ruang setter harus 8 cfm (13,52 meter kubik per jam) per 1000 butir telur.
Lihat bagan pada halaman 9 (Ventilasi Hatchery–Set-up yang Benar).

3. Semua setter memiliki sumber kelembaban yang bisa mengendalikan berbagai tingkat
kelembaban relatif. Udara segar relatif memasok sedikit uap lembab, dan karena itu untuk
mengurangi beban pada sistem humidifikasi internal, udara yang masuk ke dalam mesin di-
pra-humidifikasi (pre-humidified) agar sesuai dengan kelembaban relatif internal. Suhu udara
ini harus 76-80°F (24-27°C).

4. Multi-stage setter memerlukan jumlah udara yang konstan. Hal ini harus disesuaikan agar
kadar karbon dioksida di dalam mesin tidak melebihi 0,4%. Sebagian besar mesin rak tetap
(fixed rack machines) berjalan pada 0,2-0,3% dan mesin buggy (buggy machines) pada 0,3-
0,4%, tetapi kenaikan kadar CO2 ini tidak diperlukan.

8 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Ventilasi Hatchery – Set-up yang benar

Laju Ventilasi Suhu Kelembab Tekanan area dalam


an Relatif kaitannya dengan
(cfm (m3/jam udara:
Area /1000) /1000) °F °C (%) (dalam H2O)

Penerimaan Telur (5 menit 66-70 19-21 60-65 Netral sampai +0,01


pertukaran udara
ke dalam ruangan)
Area Penyimpanan 2 3,38 66-70 19-21 60-65 Netral sampai +0,01
Ruang Setter 8 13,5 76-80 24-27 55-62 +0,015 sampai +0,02
Ruang Hatcher 17 28,7 76-80 24-27 55-62 +0,005 sampai +0,01
Ruang Penyimpanan 40 67,6 72-75 22-24 65-70 Netral
Anak Ayam

Pengambilan Anak 0,5 menit 72-75 22-24 65-70 -0,015 sampai -0,025
Ayam pertukaran udara
ke dalam ruangan

Ruang Pencucian 0,5 menit 72-75 22-24 65-70 -0,015 sampai -0,025
pertukaran udara
ke dalam ruangan

Ruang Peralatan Bersih 1 menit 72-75 22-24 Tidak Positif


pertukaran udara Tersedia
ke dalam ruangan

Ruang Masuk (Koridor) 5 menit 75 24 Tidak Netral


pertukaran udara Tersedia
ke dalam ruangan

Konversi Tekanan (0,01 dalam H20 = 2.5 Pascal’s, 0.025 mbar, 0.255 mm H20)

COBB 9
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Produksi panas telur inkubasi


Kjoule/telur/hari Watt/1000 telur
21,6 250

17,28 200

12,96 150

8,64 100

4,32 50

0 0

Umur (hari)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Hubungan antara rata-rata waktu tetas, daya tetas dan suhu


Hatchability % Rata-rata waktu tetas (hari)
100 24

90

89 23

70

60 22

50

40 21

30

20 20

10

0 19
°F 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
°C 35 36 37 38 39 40
Suhu

10 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

4.2 PENGENDALIAN SUHU


Suhu menentukan laju metabolisme embrio dan dengan demikian juga laju perkembangannya.
1. Pada mesin multi-stage, suhu harus tetap konstan. Suhu optimum untuk daya tetas maupun
kualitas anak ayam akan berbeda bergantung tipe inkubatornya. Suhu yang lebih tinggi atau
lebih rendah daripada rekomendasi produsen akan menyebabkan perkembangan lebih cepat
atau lebih lambat dan penurunan daya tetas sebagai akibatnya.

2. Pada inkubasi single-stage, suhu dapat diubah untuk pertumbuhan embrio dan peningkatan
produksi panas hewan, dimulai pada suhu yang lebih tinggi dan menurun secara bertahap
sampai pemindahan.

3. Keseimbangan yang tidak tepat dalam pemuatan ke multi-stage setter dapat menimbulkan
variasi suhu yang besar. Mesin yang diisi sebagian mungkin tidak mencapai suhu yang tepat
dan memperpanjang inkubasi, sedangkan pemuatan set ganda dapat menyebabkan masalah
panas berlebih. Kedua kondisi tersebut akan berakibat buruk terhadap daya tetas dan kualitas
anak ayam.

4.3 KELEMBABAN
1. Selama inkubasi, uap air hilang dari telur melalui pori-pori cangkang telur. Tingkat kehilangan
kelembaban ini bergantung pada jumlah dan ukuran pori-pori (konduktansi gas pada cangkang
telur) dan kelembaban di udara di sekitar telur. Untuk daya tetas terbaik, telur harus kehilangan
12% beratnya selama 18 hari saat diinkubasi.

2. Karena perbedaan struktur cangkang telur dan dengan demikian perbedaan konduktansi gas,
maka saat semua telur diinkubasi dalam kondisi kelembaban yang sama, akan terjadi
kehilangan kelembaban yang bervariasi. Pada telur dari breeder broiler, variasi ini biasanya
tidak berpengaruh signifikan terhadap daya tetas. Tetapi, jika umur, nutrisi atau penyakit akan
menurunkan kualitas telur, maka mungkin diperlukan penyesuaian kondisi kelembaban
inkubator untuk mempertahankan daya tetas yang optimal dan kualitas anak ayam.

COBB 11
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Penurunan optimal berat telur selama inkubasi (multi-stage)


Penurunan Berat %
12

11

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Hari

4.4 PEMBALIKAN
1. Telur harus dibalik saat inkubasi. Hal ini mencegah embrio menempel pada selaput cangkang
telur, terutama selama minggu pertama inkubasi, dan membantu perkembangan membran
embrio.

2. Saat embrio berkembang dan produksi panasnya meningkat, pembalikan teratur akan
membantu aliran udara dan membantu pendinginan.

12 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

COBB 13
Panduan Manajemen Hatchery COBB

5. PEMINDAHAN TELUR (Egg Transfer)


Telur dikeluarkan dari setter setelah 18 atau 19 hari dan dipindahkan ke nampan hatcher. Hal ini
dilakukan karena dua alasan. Telur diletakkan menyamping untuk memungkinkan anak ayam
bergerak bebas saat keluar dari cangkang telur saat menetas. Hal ini juga mendukung faktor
kebersihan; sejumlah besar bulu halus dihasilkan saat menetas dan bisa menyebarkan potensi
kontaminasi ini ke sekitar hatchery.

Pemindahan terlalu dini atau terlalu lambat akan mengakibatkan embrio terkena kondisi sub-
optimal yang menyebabkan daya tetas lebih rendah. Ini harus dipertimbangkan dalam keputusan
apapun untuk melakukan variasi waktu pemindahan. Waktu pemindahan akan berbeda sesuai
dengan berbagai tipe setter (biasanya, lazimnya adalah 18 sampai 19 hari).

1. Operasi pemindahan harus berjalan lancar dan cepat agar tidak mendinginkan telur yang
dapat menunda penetasan.

2. Saat pemindahan, telur dapat disorot untuk memungkinkan telur yang jernih (telur infertil dan
embryo mati dini/early dead beserta telur busuk) diambil dan dihitung.

3. Cangkang telur lebih rapuh pada tahap ini karena embrio telah mengambil kembali sejumlah
kalsium cangkang telur untuk perkembangan kerangka. Karena itu, kehati-hatian harus
dilakukan saat memindahkan telur agar tidak pecah. Telur yang ditangani secara kasar pada
tahap ini dapat menyebabkan pecah dan perdarahan. Peralatan pemindahan otomatis
memungkinkan tugas ini dilakukan dengan lebih lembut dibandingkan sistem manual.

4. Pastikan baki hatcher dicuci dengan benar dan dibiarkan kering sebelum telur dipindahkan.
Telur di dalam baki basah akanmenjadi dingin saat air menguap di hatcher. Hatcher harus
kering dan memiliki suhu yang tepat sebelum pemindahan.

5. Buang telur ‘busuk’ dan meledak (‘exploders’) ke dalam wadah desinfektan.

6. Sistem injeksi telur in-ovo kini sudah tersedia, yang dapat dipertimbangkan untuk perlindungan
Mareks dan pemberian vaksin lainnya. Rekomendasi dari produsen untuk penggunaan harus
dipatuhi.

14 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UKURAN ANAK AYAM


1. Ukuran telur merupakan faktor utama yang mempengaruhi ukuran anak ayam. Berat badan
anak ayam biasanya 66-68% berat telur. Dengan demikian, anak ayam dari telur seberat rata-
rata 60 gram rata-rata akan mempunyai berat sekitar 40 gram. Berat dari masing-masing anak
ayam kemungkinan berkisar antara 34 sampai 46 gram.

2. Berat telur menurun karena kehilangan air saat inkubasi. Hal ini juga berkontribusi terhadap
variasi berat ayam dari telur yang berukuran sama.

3. Lama waktu antara penetasan, pengambilan (pulling), dan pengiriman juga mempengaruhi
berat akhir ayam. Waktu yang dihabiskan di hatcher akan memiliki efek yang lebih besar
dibandingkan waktu pada suhu lebih rendah di ruang anak ayam atau di kendaraan
pengiriman.

Berat Anak Ayam Terkait

75
% berat telur

70

65

0 24 48 72
Penetasan dari Waktu (jam)
cangkang telur

COBB 15
Panduan Manajemen Hatchery COBB

7. PENGOPERASIAN HATCHER
Kebanyakan hatchery broiler menetaskan telur dua kali seminggu dari masing-masing hatcher.
Hatcher akan dicuci dan didesinfeksi di antara masing-masing penetasan, yang berarti daya tahan
konstruksi dan kemudahan pembersihan menjadi faktor vital.

7.1 VENTILASI DAN KELEMBABAN


Udara yang dipasok ke plenum udara segar hatcher sebaiknya 17cfm per 1000 butir telur (28,7
meter kubik per jam).Dari titik pemindahan ke pipping, aliran udara dan kelembaban pada hatcher
harus dijaga sama seperti pada setter. Kelembaban adalah hal yang penting selama proses
penetasan untuk memastikan selaput cangkang telur tetap lembut dan lentur, sehingga anak ayam
bisa keluar tanpa hambatan. Saat pipping dimulai, kadar kelembaban akan naik sehingga suhu
bohlam basah (wet bulb temperature) juga naik. Pada titik ini, damper akan membutuhkan
penyesuaian untuk mempertahankan kadar ini. Tambahan uap lembab mungkin diperlukan dari
sistem sprayer. Beberapa jam sebelum pengambilan anak ayam, damper dibuka untuk menambah
pasokan udara bagi anak ayam.

7.2 SUHU
Suhu hatcher biasanya sedikit lebih rendah dari suhu pada setter untuk mengurangi risiko
pemanasan berlebih.

16 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

8. PENGAMBILAN DAN PEMROSESAN ANAK AYAM


Anak ayam siap untuk diambil saat sebagian besar dari mereka sudah kering dan keluar bulu
halusnya, dengan beberapa di antaranya (sekitar 5%) masih lembab/basah pada bagian punggung
leher mereka. Kesalahan umum yang terjadi adalah membiarkan anak ayam menghabiskan waktu
terlalu lama di hatcher sehingga mereka mengalami dehidrasi berlebihan. Dehidrasi anak ayam
mungkin disebabkan oleh penyesuaian waktu setting yang salah untuk usia telur atau penurunan
berat badan yang berlebihan selama inkubasi. Demikian juga, jika mereka “hijau” (if they are
“green”), misalnya, belum siap, periksa waktu setting dan juga periksa kemungkinan telur menjadi
dingin dalam inkubasi, yang mengurangi laju perkembangannya.

Setelah mengambil anak ayam (pull chicks), mereka harus dipisahkan dari sisa sisa penetasan
(debris), kemudian ditentukan grade-nya sesuai kualitas dan dibuang yang jelek (cull), dan dihitung
per boks. Beberapa hatchery melakukan operasi tambahan seperti:
• Seleksi jantan dan betina (Sexing), terutama menggunakan bulu sayap (feather-sexing) untuk
broiler final stock, namun juga kloaka (vent-sexing) untuk breeding stock

• Vaksinasi, disemprotkan (sprayed) atau disuntikkan, dengan menggunakan vaksinator tangan


atau secara otomatis

• Pengondisian paruh

1. Selama pemrosesan, anak ayam harus berada di dalam lingkungan yang terkendali, yang
dapat mencegah pemanasan atau pendinginan berlebih. Mereka tidak boleh berada dalam
box atau konveyor yang penuh sesak (overcrowded). Untuk mengurangi penurunan berat
badan anak ayam, maka pertahankan kelembaban yang tepat di area penyimpanan anak
ayam. Capailah suhu 23°C (73°F) dengan kelembaban relatif 65-70%.

2. Peralatan otomatis telah dikembangkan untuk meningkatkan penanganan anak ayam


sekaligus mengurangi jumlah staf yang terlibat.

3. Hindari penanganan anak ayam secara kasar dalam operasi manual dan saat peralatan
digunakan. Peralatan harus dipelihara dengan benar dan teratur.

4. Bersihkan semua peralatan secara menyeluruh setelah setiap penetasan. Semua area kontak
anak ayam seperti konveyor dan carousel harus mudah dijangkau untuk dibersihkan.

COBB 17
Panduan Manajemen Hatchery COBB

8.1 PENENTUAN JENIS KELAMIN ANAK AYAM BROILER DARI BULU SAYAP
(Feather Sexing)
Anak ayam broiler yang mempunyai format feather sexable-slow feather, bisa ditentukan jenis
kelaminnya berdasarkan bulu saat berusia sehari, sebagaimana digambarkan di bawah ini.
Pada format format non-feather sexable-fast feather, baik jantan maupun betina akan
menunjukkan pola perkembangan bulu yang sama dengan diagram di bawah ini yang
berhubungan dengan betina.

TOP OF WING

A - Primaries
B - Coverts

BETINA JANTAN
Covert selalu lebih pendek Covert selalu sama panjang atau
dari primary lebih panjang dari primary

Pada penetasan, Covert dan


semua bulu pendek, primary
namun covert memiliki
hanya memanjang panjang yang
½ hingga ¾ sama
panjang primary

Setelah beberapa Covert


jam, bulu lebih memanjang
panjang, tapi covert sedikit
masih ½ hingga ¾ melampaui
panjang primary primary

Covert
memanjang
jauh melampaui
primary

1. Bentangkan sayap seperti kipas angin.


2. Lihat bulu-bulu pada ruas luar – deret bawah bulu adalah primary, deret atas bulu adalah
covert.
3. Jika deret bawah (primary) bulu lebih panjang dari deret atas (covert), maka anak ayam adalah
betina.
4. Jika deret bawah (primary) bulu sama panjang, atau lebih pendek dari deret atas (covert),
maka anak ayam adalah jantan.

18 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

8.2 JARAK WAKTU ANTARA PENETASAN PERTAMA DAN TERAKHIR


DALAM SATU MESIN (Hatch Window)
Hatch window atau jarak waktu antara penetasan pertama dan terakhir dalam satu mesin
menunjukkan jumlah anak ayam yang ditetaskan setelah telur dipindahkan dari setter ke hatcher.

Jika telur menetas terlalu dini, maka anak ayam menjadi rentan terhadap masalah seperti dehidrasi.
Dehidrasi anak ayam sedini ini dapat menyebabkan peningkatan kematian hari ke-7 dan ke-14
dan buruknya performance broiler. Jika anak ayam menetas terlalu lambat, maka akibatnya bisa
jadi daya tetas yang buruk, masalah kualitas ayam, peningkatan telur pip dan telur tidak menetas
dengan embrio hidup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penetasan dini meliputi:


• Masa pra-pemanasan yang berkepanjangan
• Setting telur terlalu dini. Jam inkubasi terlalu lama
• Suhu dan kelembaban setter/hatcher tidak tepat
• Spot panas di dalam setter dan hatcher
• Ventilasi yang salah
• Perubahan suhu musiman yang mempengaruhi lingkungan hatchery
• Terlalu banyak telur subur di hatcher
• Ukuran telur

Faktor-faktor yang mempengaruhi penetasan terlambat atau tertunda meliputi:


• Setting telur terlalu lambat
• Suhu dan kelembaban setter/hatcher tidak tepat
• Ventilasi yang salah
• Perubahan suhu musiman yang mempengaruhi lingkungan hatchery
• Telur yang disimpan dalam waktu lama
• Telur yang disimpan pada suhu yang terlalu rendah
• Pola setting yang salah pada mesin multi-stage
• Penyakit dan masalah fertilitas

COBB 19
Panduan Manajemen Hatchery COBB

% tetas yang ideal Atas Tengah Bawah


100%

80%

60%

40%

20%

-43 -38 -33 -23 -13 0


0%

Jam

Grafik batang di atas menunjukkan telur yang berada di posisi atas, tengah dan bawah pada setter
dan kemudian dipindahkan ke hatcher.

Idealnya, tidak lebih dari 25% total tetasan boleh menetas dalam jangka waktu 23 jam sebelum pull
chicks dan lebih dari 75% total tetasan boleh menetas dalam jangka waktu 13 jam sebelum pull
chicks.

Hatch Spread yang Ideal Atas Tengah Bawah


70

60

50

40

30

20

10

-43 -38 -33 -23 -13 0


0

Jam

Grafik batang ini menunjukkan jumlah yang benar dari sebaran anak ayam yang menetas selama
23 jam sebelum pull chicks. Jumlah anak ayam yang ditetaskan di setiap keranjang/nampan
hatcher seharusnya merata di seluruh hatcher.

20 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

9. PEMBUANGAN LIMBAH HATCHERY


Dengan rata-rata daya tetas 85%, 15% telur akan tidak subur atau mengandung embrio mati. Telur
ini, bersama dengan cangkang telur yang tersisa setelah pengambilan anak ayam, merupakan
limbah hatchery. Peraturan di beberapa negara kini melarang dimasukkannya limbah hatchery ke
dalam makanan sampingan karena risiko penyebaran organisme patogen. Hanya ada sangat
sedikit jalan keluar yang menguntungkan untuk material ini, dan kebanyakan hatchery harus
membuang ini sebagai limbah.

1. Telur yang tidak menetas dari baki hatcher harus direndam (dimaserasi) untuk menghancurkan
embrio yang tidak menetas. Telur telur yang pip dan anak ayam yang jelek (cull) harus
dihancurkan dengan menggunakan gas karbon dioksida atau prosedur lain yang dapat
diterima secara lokal.

2. Kotoran sisa penetasan (debris) yang sudah dimaserasi dapat dimasukkan ke dalam tempat
sampah atau trailer, atau dibuang dengan vakum ke dalam hopper penyimpanan tertutup.
Limbah ini harus dibuang sesuai dengan praktek lokal dan batasan lingkungan.

COBB 21
Panduan Manajemen Hatchery COBB

10. TRANSPORTASI ANAK AYAM


Kendaraan yang digunakan harus dirancang khusus untuk mengendalikan lingkungan anak ayam
selama perjalanan dari hatchery ke farm pembesaran.
1. Laju ventilasi minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi oksigen yang cukup adalah 20 CFM
(34 m3/jam) per 1000 anak ayam saatcuaca dingin, dan dua kali jumlah ini saatcuaca panas.
Kendaraan harus dilengkapi dengan sistem pemanas tambahan tetapi bisa menggunakan
udara ambien segar untuk pendinginan. Jika suhu udara musim panas lebih dari 86°F (30°C),
maka peralatan pendingin diperlukan.

2. Kabin kendaraan harus memiliki layar yang menunjukkan suhu di dalam muatan agar
pengemudi dapat menyesuaikan ventilasi udara untuk pendinginan.

3. Anak ayam harus dipertahankan pada suhu box sekitar 90°F (32°C), yang biasanya dapat
dicapai dengan suhu udara kendaraan 75°F (24°C) jika menggunakan box plastik, atau 71°F
(20°C) jika menggunakan box kardus.

4. Anak ayam yang dikirim dalam box plastik memerlukan kehati-hatian yang lebih besar untuk
mencegah kepanasan atau kedinginan, dibandingkan dalam box kardus. Pastikan kendaraan
memiliki pemanas dan pendingin yang memadai untuk menangani box plastik.

5. Box harus ditumpuk dan diatur jaraknya dengan benar untuk memungkinkan gerakan udara
bebas disekitarnya. Setiap deret box harus dikunci dengan sebuah balok yang memanjang
sepanjang lebar penuh kendaraan untuk mencegah gerakan apapun selama perjalanan.

6. Kendaraan dapat dilengkapi dengan tirai plastik belakang untuk menahan panas saat anak
ayam dibongkar.

7. Pengemudi pengirim ayam harus benar-benar terlatih dan teliti. Setiap pengemudi harus
memulai hari dengan pakaian bersih dan harus mengganti baju/alas kaki baru untuk setiap
pengiriman. Pengemudi lebih baik tidak masuk ke kandang ayam.

8. Cuci kendaraan pengiriman dengan deterjen/desinfektan setiap kembali ke hatchery.


Kendaraan harus membawa semprotan desinfektan sehingga roda bisa dibersihkan di antara
farm jika mengirim ke lebih dari satu lokasi dalam sehari.

9. Box anak ayam yang kembali ke hatchery merupakan risiko kesehatan yang tinggi. Mereka
harus dipisah dan dicuci bersih dan didesinfeksi sebelum digunakan kembali.

22 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

11. KETINGGIAN
Di beberapa negara, unggas diproduksi di tempat yang relatif tinggi. Hatchery yang dioperasikan
pada ketinggian yang tinggi mengalami penurunan daya tetas, dengan efek yang jauh lebih besar
jika berada di atas 2.500 kaki (762m).

Tekanan barometrik menurun seiring ketinggian, begitu pula tekanan parsial oksigen dan
kelembaban absolut. Ventilasi udara segar cenderung lebih dingin dan lebih kering daripada
ketinggian di permukaan laut. Inkubator dengan sistem kontrol suhu atau kelembaban yang buruk
akan kurang mampu mengatasi kondisi ini. Masalah daya tetas pada ketinggian yang tinggi
disebabkan oleh berkurangnya ketersediaan oksigen di udara dan penurunan kehilangan
kelembaban dari telur.

11.1 KETERSEDIAAN OKSIGEN


Persentase oksigen udara segar harus selalu selalu 21,6% dan kondisi kamar/mesin tidak boleh
di bawah 20%. Penurunan tekanan parsial pada ketinggian memberikan lebih sedikit oksigen dari
volume udara tertentu. Penurunan tekanan ini menyebabkan lebih rendahnya kadar oksigen darah
dan lebih rendahnya ketersediaan untuk jaringan.

11.2 WATER LOSS


Berkurangnya cairan pada telur selama inkubasi akan lebih besar pada ketinggian yang tinggi
karena uap air berdifusi lebih cepat melalui cangkang. Konduktansi cangkang telur menjadi hal
yang sangat penting terhadap ketinggian. Setter perlu disesuaikan untuk memastikan bahwa
penurunan berat telur adalah 12% pada hari ke-18 inkubasi.

COBB 23
Panduan Manajemen Hatchery COBB

12. PEMELIHARAAN
Saat hatchery menjadi kian besar dan otomatis, kebutuhan akan pemeliharaan preventif menjadi
sangat penting. Berikut adalah beberapa saran:
1. Dapatkan rekomendasi dari produsen untuk servis dan pemeliharaan rutin.

2. Lakukan pemeliharaan rutin berdasarkan panduan ini dan pengalaman Anda sendiri.

3. Lakukan pemeriksaan menyeluruh dan pembersihan minimal sekali setahun pada multi-stage
setter.

4. Waktu turn-around untuk hatcher sangat cepat dan sisakan sedikit waktu untuk servis dan
perbaikan. Sediakan mesin cadangan untuk memungkinkan dilakukannya perbaikan penting
bila diperlukan.

5. Sediakan suku cadang yang dibutuhkan secara rutin dan pertahankan inventaris barang yang
dibeli dan barang yang digunakan dengan akurat.

6. Pastikan staf yang mengoperasikan setter dan hatcher dilatih dengan benar dan terbiasa
dengan operasi mereka, dan buat prosedur untuk diikuti jika terjadi kegagalan mesin.

7. Pastikan untuk mengadopsi tindakan pencegahan keamanan yang memadai. Sediakan


pelindung yang diperlukan dan saklar pengaman. Pastikan semua praktik kerja sudah sesuai
dengan undang-undang keselamatan. Ini adalah tanggung jawab manajemen.

12.1 PEMELIHARAAN PREVENTIF


• Kalibrasikan mesin
• Kalibrasikan ruangan
• Periksa kehilangan kelembaban
• Periksa pipping
• Periksa penyebaran pada waktu penetasan (anak ayam pertama sampai anak ayam
akhir)
• Verifikasi apakah semua program memberikan hasil yang diinginkan
• Sebarkan informasi antara manajemen dan petugas pemeliharaan

24 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

13. OTOMATISASI HATCHERY


1. Dengan kian meningkatnya ukuran hatchery dan kenaikan biaya tenaga kerja, ada banyak
peluang untuk mengotomatisasi banyak operasi padat karya di hatchery.

2. Sebagai panduan umum, tingkat penstafan satu karyawan per satu juta anak ayam per tahun
(tidak termasuk pengemudi) jika tanpa otomatisasi adalah hal yang lazim, atau satu karyawan
per dua juta anak ayam per tahun jika dengan otomatisasi.

3. Mesin tersedia untuk:


a. Menentukan grade telur sebelum setting
b. Menyorot dan memindahkan telur pada hari ke-18
c. Melakukan vaksinasi in-ovo
d. Memisahkan anak ayam dari kotoran sisa penetasan (debris)
e. Menghitung anak ayam
f. Menyemprot, memvaksinasi dan memasukkan anak ayam ke dalam box
g. Membuang debris
Berbagai konveyor, elevator dan carousel tersedia untuk mempercepat grading, sexing dan
operasional lainnya yang harus dilakukan secara manual.

4. Sebagian besar peralatan ini dibuat dengan presisi dan sangat mahal, dan hanya hatchery
yang sangat besar yang sesuai untuk menggunakannya. Meski demikian, hatchery yang lebih
kecil dapat memperoleh manfaat dariperalatan seperti mesin pemindah vakum dan carousel
grading anak ayam, yang murah namun memberikan banyak manfaat bagi produktivitas.

5. Peningkatan produktivitas diwujudkan melalui:


a. Penanganan telur dengan lebih lembut untuk mengurangi kerusakan
b. Vaksinasi yang lebih tepat pada anak ayam
c. Penghitungan anak ayamdengan lebih akurat
d. Mengurangi kelelahan pada operator dan terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik
Saat memilih peralatan, pastikan peralatan tersebut bisa didesinfeksi dengan mudah, cepat
dan efektif. Peralatan penanganan telur dan anak ayam sebaiknya tidak berkontribusi terhadap
kontaminasi silang antara telur atau antara anak ayam.

COBB 25
Panduan Manajemen Hatchery COBB

14. DESAIN HATCHERY


Desain yang baik sangat penting untuk operasi hatchery yang efektif dalam hal biaya. Hatchery
merupakan bagian dari rantai makanan dan dengan demikian, desain hatchery harus memiliki
standar kebersihan makanan.

Kondisi yang disediakan untuk menjaga pertumbuhan embrio dalam inkubator juga ideal untuk
pertumbuhan bakteri dan jamur. Permukaan luar telur harus bebas dari kontaminasi dan semua
permukaan ruangan, item peralatan daninkubator harus dirancang agar memungkinkan
pembersihan dan sterilisasi yang mudah, teratur dan efektif.

14.1 STRUKTUR
Hatchery harus memiliki hal-hal sebagai berikut:
1. Lapisan penutup dinding dan lantai yang tahan lama, serta saluran pembuangan yang mudah
dibersihkan. Permukaan dinding hanya boleh memiliki sedikit engsel dan pengencang agar
tidak menghambat pembersihan yang efektif. Lapisan penutup lantai yang baik dapat diperoleh
dengan semen yang menggabungkan batu keras, atau di atasnya diberi epoxy yang dapat
merata sendiri, yang memiliki keunggulan tertentu dibanding lapisan penutup yang lebih
tradisional. Lantai harus landai ke saluran pembuangan di setiap ruangan hatchery. Semua
saluran pembuangan harus diberi perangkap, terutama di daerah penetasan dan pull, untuk
mencegah penyumbatan dari cangkang telur dan kotoran sisa penetasan (debris). Seluruh
sistem drainase harus dirancang untuk menangani sejumlah besar air pencuci dan zat padat.

2. Aliran yang aman untuk telur, anak ayam dan peralatan saat melewati bangunan. Daerah yang
bersih dan kotor harus dipisahkan untuk mencegah kontaminasi silang oleh bulu halus yang
dapat terbawa ke sekitar hatchery lewat arus udara, pakaian staf dan peralatan. Sistem
ventilasi harus dapat memastikan bahwa udara bergerak dari daerah yang bersih ke daerah
yang kotor dan tidak boleh terbalik, misalnya, pada arah yang samadengan telur, dari setter
ke hatcher. Sistem ventilasi sendiri perlu disesuaikan untuk pembersihan berkala. Dalam
konteks ini, saluran udara polythene menawarkan banyak kelebihan dibanding system saluran
udara (trunking) baja yang sulit dibersihkan.

26 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

14.2 PEMASANGAN PLENUM HATCHER DAN INKUBATOR

Dengan diperkenalkannya kipas berkecepatan bervariasi yang dapat diandalkan, perangkat


PENGANTAR

penginderaan dan pengendali tekanan, kini ada kemungkinan untuk sukses menguras hatcher
atau inkubator ke dalam plenum yang terkontrol.

Membuat plenum hatcher atau inkubator memiliki beberapa keuntungan:


KEUNTUNGAN

1. Modifikasi desain konstruksi hatchery kini bisa bervariasi dari bangunan berbentuk “T”
tradisional, karena hatcher tidak lagi memerlukan dinding eksterior untuk saluran pembuangan.
2. Mengendalikan kondisi udara yang bervariasi yang dapat menghalangi saluran pembuangan
hatcher atau inkubator dengan tepat.
3. Meniadakan semua alur kerja sehingga menjadi seimbang, mudah dipantau dan sesuai
dengan pengoperasian mesin yang konsisten.
4. Membantu dalam sanitasi dan pembersihan hatchery dan mengurangi jam kerja yang
dibutuhkan untuk pembersihan saluran yang menjemukan.
5. Mengurangi atau menghilangkan bulu halus anak ayam yang dibuang ke udara.

PEMASANGAN
Berikut ini adalah panduan langkah demi langkah untuk memasang plenum dengan kecepatan
kipas dan kontrol tekanan bervariasi:
Setter
Untuk plenum mesin setter, ambil total jumlah mesin X 500 cfm untuk menentukan cfm yang
dibutuhkan untuk mempertahankan tekanan netral (0.00) ke udara dalam ruangan. Plenum setter
harus berada di atas mesin dan tutuplah seluruh luas permukaan setter untuk membantu hilangnya
panas dari mesin. Udara harus dibuang ke udara jauh dari pipa masuk udara segar.
Hatcher
Untuk plenum mesin hatcher, ambil total jumlah mesin yang akan dikontrol oleh satu plenum X
450 cfm per mesin untuk menentukan kapasitas kipas yang dibutuhkan untuk memastikan plenum
selalu dijaga pada tekanan netral (0.00) ke udara. Plenum hatcher harus berada di belakang mesin
di permukaan lantai dan dibuang ke udara. Jika saluran pembuangan dari mesin berada tepat di
depan kipas pembuangan, maka saluran pembuangan dari mesin harus dibelokkan ke lantai.
Udara harus dibuang ke udara dan jauh dari pipa masuk udara segar.

COBB 27
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Semua kipas kontrol tekanan harus dilengkapi dengan aliran udara (draft) belakang yang baik.
Jika kipas dipasang pada cerobong asap maka harus ada penutup draft belakang yang dipasang
di bagian bawah cerobong asap untuk menghilangkan efek cerobong asap akibat perubahan
kemampuan kipas untuk mengendalikan tekanan secara akurat.

1. Tempatkan dengan benar unit dan tabung penginderaan tekanan. Ada dua pilihan:
a. Pengukuran dari plenum ke bagian luar bangunan. (Disarankan) Ini disebut titik acuan
udara.
b. Pengukuran dari plenum ke bay hatcher atau inkubator. (Bila ini dilakukan, tekanan untuk
plenum harus di-setting negatif karena ruangan menjadi positif untuk memungkinkan
plenum menjadi netral terhadap udara.)
Tabung sensor tidak boleh mengalir lebih dari 25 kaki (7,7 meter) ke bagian luar bangunan atau
digunakan untuk lebih dari satu sensor kecuali jika ukuran tabung dinaikkan atau disambung
ke pipa PVC yang mengalir ke seluruh hatchery ke luar. Sensor luar harus dipasang dengan
cara yang akan membawa pengaruh angin menjauh dari sensor.
Lokasi sensor yang benar harus ditentukan dengan memantau dan mencatat pengoperasian
hatcher atau inkubator. Tetapi, plenum itu sendiri harus ditutup rapat dari bay hatcher atau
inkubator, serta ke luar untuk menghindari sensor mendapatkan pembacaan yang salah dari
bay bertekanan.

2. Susun plenum dengan hati-hati:


a. Miringkan atap pada sudut kira-kira 45º dari bagian atas mesin ke dinding agar mudah
dibersihkan.
b. Pasang lampu strip tahan air secara horizontal untuk penerangan maksimal.
c. Tempatkan kipas variabel setinggi mungkin pada plenum agar bulu anak anak ayam bisa
mengendap di lantai.
d. Tempatkan kipas sejauh mungkin dari saluan pembuangan hatcher.
e. Sediakan saluran kuras di setiap plenum jika memungkinkan untuk memudahkan
pembersihan.
f. Sediakan selokan di bagian belakang hatcher dengan braket pemasangan untuk panel
plenum vertikal. Ini akan memungkinkan kru sanitasi untuk dengan mudah membersihkan
bagian atas hatcher. Selokan perlu memiliki sedikit bubungan ke arah satu ujung dengan
sumbat saluran kuras yang dipasang sesuai kebutuhan.

3. Sediakan alat pemantau tekanan cadangan:


Sebuah magnahelic harus ditempatkan pada setiap plenum, yang menginderakan tekanan
yang sama dengan yang diinderakan oleh kontroler untuk kipas kecepatan variabel.
Tempatkan magnahelic tepat di samping kontroler, sehingga bacaan komparatif dapat dengan
mudah dipantau.

28 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

RINGKASAN
Pleneum saluran pembuangan dapat memberikan banyak keuntungan di hatchery. Manajemen
udara buangan merupakan sebuah peningkatan. Konsep ini harus dipertimbangkan untuk
konstruksi baru atau sebagai cara untuk memperbaiki fasilitas tua yang sedang ditingkatkan.

Plenum Saluran Pembuangan


HVAC
Ab. Roof Line

E.

Ac.
A.

C.
F.

D.

Hatcher

B.

Kebutuhan Peralatan:
A. Kipas berkecepatan bervariasi yang dilengkapi kap pelindung angin dan penutup draft
belakang
Ab. Penutup draft belakang
Ac. Kap perlindungan angin
B. Bilik plenum
C. Pasokan udara masuk
D. Udara buangan ke bilik plenum
E. Sudut 45 derajat
F. Udara buangan ke luar

COBB 29
Panduan Manajemen Hatchery COBB

14.3 LOKASI
Lokasi hatchery pasti merupakan kompromi antara risiko penyakit pada daerah padat unggas,
biaya transportasi telur dan anak ayam, ketersediaan tenaga kerja, dan keseluruhan jaringan
transportasi.

Sistem Standby and Alarm


1. Semua hatchery harus dilengkapi dengan generator siaga otomatis untuk menyediakan tenaga
yang cukup untuk mengoperasikan hatchery jika daya utama mati.
2. Sistem alarm harus menunjukkan kegagalan daya atau sistem, dan memperingatkan personil
hatchery terhadap masalah sehingga masalah tersebut mudah ditemukan dan ditangani
dengan cepat.
3. Semua inkubator harus memiliki sistem alarm sekunderyang menunjukkan suhu tinggi atau
rendah yang terlepasdari pasokan listrik utama atau sistem kontrol mesin itu sendiri. Hal ini
sangat penting pada hatcher dimana kegagalan komponen dapat menyebabkan hilangnya
anak ayam dengan sangat cepat.

30 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

15. SANITASI HATCHERY


1. Program sanitasi harus dirancang untuk mengendalikan kontaminasi, dan hasil dari program
harus diperiksa secara teratur dengan menggunakan prosedur pemantauan bakteriologi
standar (agar plates and swabs).
2. Sumber kontaminasi selain telur yang terinfeksi dan bulu ayam adalah udara, orang (baik
pekerja maupun pengunjung), hewan seperti tikus, unggas liar dan serangga, dan peralatan
seperti box, nampan dan buggy.
3. Pastikan semua pekerja dan pengunjung memakai pakaian pelindung yang sesuai.
Menggunakan seragam berwarna berbeda sesuai lokasi (bagian bersih atau kotor dari
hatchery) atau tugas merupakan praktik yang baik. Ini membantu mengidentifikasi pergerakan
pekerja yang salah dan dengan demikian mengidentifikasi kemungkinan kontaminasi silang.
4. Sebelum menggunakan desinfektan, penting untuk membersihkan semua bahan organik.
Misalnya, hatcher harus dicuci bersih dengan air dan deterjen sebelum disinfeksi.
5. Desinfektan harus digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk dari produsen. Tidak
semua desinfektan cocok dan sesuai; sebagian besar beracun dan harus ditangani dengan
hati-hati.
6. Pastikan staf hatchery mengetahui persyaratan penyimpanan, penanganan, dan pencampuran
desinfektan yang digunakandengan benar. Dapatkan lembar data produk dari produsen dan
ikuti panduan mereka dengan seksama. Aspek keselamatan dicakup oleh berbagai kode
praktik dan undang-undang keselamatan. Manajer hatchery bertanggung jawab untuk
membiasakan diri dengan masalah ini, dan memastikan bahwa semua pekerja memahami
dan mengikutinya. Pelatihan khusus staf dalam hal penggunaan disinfektan dengan benar
adalah hal yang sangat penting.
7. Desinfektan yang digunakan harus sesuai dengan peraturan pemerintah.
8. Jalankan uji sensitivitas terhadap hatchery Anda untuk menemukan sanitizer yang paling
efektif untuk hatchery.

COBB 31
Sifat bahan kimia desinfektan yang digunakan di hatchery

Hipoklorit dan
senyawa Senyawan Formaldehida
Sifat dalam penggunaan berbasis klorin ammonium Asam
normal lain kuartener Penol Cair Gas Iodofor Glutaraldehida parasetat

Bakterisida + + + + + + + +

Sporisida + – +
– + + + + +

Fungisida +
– +
– + + + + + +

Virusida +
– +
– +
– + + + + +

32
Hewan beracun dan manusia – – + + + – +
– –

Aktivitas dengan zat organik – – + + – – + +



– –

Detergensi – + – – – – – –

Penodaan – – – – – + – –

Korosif + – – – – – – +

Biaya – + + – – + + +
Panduan Manajemen Hatchery COBB

+ Karakteristik Positif – Karakteristik Negatif +


– Sifat Bervariasi

COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

16. PENCATATAN
1. Pencatatan data (recording) hatchery memiliki tiga (3) tujuan utama:
• membantu keputusan manajemen harian atau mingguan
• memantau dan mengendalikan aliran telur dan anak ayam yang melalui hatchery
• membantu dalam keputusan kebijakan secara keseluruhan

2. Hal ini membutuhkan dua tingkatan pencatatan.


• Data kinerja masing-masing flok dan inkubator terkait fertilitas, hatchability, jumlah cull,
bot, dll.
• Total biaya untuk memproduksi anak ayam, yang harus dipecah menjadi tenaga kerja,
listrik, kendaraan, dll.

3. Lembar pencatatan harus:


• mudah diisi
• mudah dimengerti dan diinterpretasikan
• mudah diperiksa akurasinya
• mudah dibandingkan dengan nilai yang diharapkan

4. Analisis pencatatan data sangat penting dalam melengkapi keterampilan manajer dalam
memantau kinerjainkubator. Ini berarti mencari perbedaan antara hasil aktual dan hasil yang
diproyeksikan.

5. Mengkaji ulang pencatatan data flok setelah setiap penetasan akan menyoroti area masalah
dan memungkinkan tindakan korektif dilakukan pada tahap awal.

6. Masing-masing mesin dapat dengan akurat di-login menggunakan peralatan terkomputerisasi.

7. Laporan diagnosis embrio tipikal akan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi hatchery Anda.

8. Aspek terpenting dalam pencatatan dan analisis data:


BUATLAH YANG SEDERHANA!

COBB 33
Panduan Manajemen Hatchery COBB

17. PEMECAHAN MASALAH


Setiap investigasi penyebab buruknya hatchability harus mencakup pemeriksaan kematian di
cangkang telur. Hal utama yang harus dicari adalah:
1. Ukuran telur dan kualitas cangkang telur
2. Ruang udara
3. Posisi embrio di dalam cangkang telur
4. Kelainan anatomis
5. Kelainan nutrisi
6. Albumen yang tidak terpakai
7. Umur embrio

Bagan di bawah ini menunjukkan distribusi usia dan kematian embrio pada flok normal.

Candle and Candle Breakouts

1234567 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Awal Tengah Akhir

• Sorot telur pada hari ke-10 - 12, dan residu pada penetasan
• Cari hari dimana kematian embrio terjadi
• Periksa flok dan mesin lagi
• Periksa flok yang sama pada mesin yang berbeda
• Periksa flok yang berbeda pada mesin yang sama
• Cari jamur
• Cari polanya

17.1 PENYEBAB UTAMA TELUR GAGAL MENETAS


• Penyimpanan telur
• Nutrisi breeder
• Infertilitas sejati (usia flok)
• Penyakit
• Kontaminasi bakteri dan jamur
• Genetika
• Cacat telur dan kerusakan cangkang telur
• Kesalahan inkubasi

34 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

17.2 TAHAPAN PERKEMBANGAN EMBRIO


TAHAPAN PERKEMBANGAN PEMECAHAN MASALAH

• Fertilitas rendah • Telur terbalik


• Tampak perkembangan • Pra-inkubasi • Penanganan telur yang kasar
HARI KE-1

jaringan
• Fumigasi tidak tepat • Waktu penyimpanan telur
• Pembalikan tidak tepat tidak cukup
• Suhu tidak tepat • Setting telur yang kasar
• Kelembaban tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Ventilasi tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Fertilitas rendah • Telur terbalik


• Perkembangan jaringan • Pra-inkubasi • Penanganan telur yang kasar
HARI KE-2

sangat terlihat.
• Fumigasi tidak tepat • Waktu penyimpanan telur
• Tampak pembuluh darah
• Pembalikan tidak tepat tidak cukup
• Suhu tidak tepat • Setting telur yang kasar
• Kelembaban tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Ventilasi tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Fertilitas rendah • Telur terbalik


• Jantung berdetak • Pra-inkubasi • Penanganan telur yang kasar
HARI KE-3

• Pembuluh darah sangat • Fumigasi tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


terlihat
• Pembalikan tidak tepat tidak cukup
• Suhu tidak tepat • Setting telur yang kasar
• Kelembaban tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Ventilasi tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Telur terbalik


• Mata berpigmen • Suhu tidak tepat • Setting telur yang kasar
HARI KE-4

• Kelembaban tidak tepat • Telur terkontaminasi


• Ventilasi tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Telur terbalik


• Tampak siku dan lutut • Suhu tidak tepat • Setting telur yang kasar
HARI KE-5

• Kelembaban tidak tepat • Telur terkontaminasi


• Ventilasi tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Telur terbalik


• Tampak paruh. • Suhu tidak tepat • Setting telur yang kasar
HARI KE-6

• Gerakan volunter dimulai • Kelembaban tidak tepat • Telur terkontaminasi


• Ventilasi tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin

COBB 35
Panduan Manajemen Hatchery COBB

TAHAPAN PERKEMBANGAN PEMECAHAN MASALAH

• Pembalikan tidak tepat • Telur terbalik


• Pertumbuhan jengger • Suhu tidak tepat • Setting telur yang kasar
HARI KE-7

dimulai
• Kelembaban tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Gigi telur mulai muncul
• Ventilasi tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


• Jalur-jalur bulu terlihat • Suhu tidak tepat tidak cukup
HARI KE-8

• Paruh atas dan bawah • Kelembaban tidak tepat • Setting telur yang kasar
sama panjangnya • Ventilasi tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Telur terbalik • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


• Embrio mulai terlihat • Suhu tidak tepat tidak cukup
HARI KE-9

seperti burung • Kelembaban tidak tepat • Setting telur yang kasar


• Tampak lubang mulut • Ventilasi tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Telur terbalik • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


• Gigi telur menonjol • Suhu tidak tepat tidak cukup
HARI KE-10

• Kuku jari kaki mulai • Kelembaban tidak tepat • Setting telur yang kasar
terbentuk • Ventilasi tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Telur terbalik • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


• Jengger bergerigi • Suhu tidak tepat tidak cukup
HARI KE-11

• Bulu ekor tampak jelas • Kelembaban tidak tepat • Setting telur yang kasar
• Ventilasi tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Telur terbalik • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


• Jari-jari kaki terbentuk • Suhu tidak tepat tidak cukup
HARI KE-12

sempurna • Kelembaban tidak tepat • Setting telur yang kasar


• Beberapa bulu pertama • Ventilasi tidak tepat • Telur terkontaminasi
terlihat jelas
• Telur terbalik • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


• Tampak sisik • Suhu tidak tepat tidak cukup
HARI KE-13

• Badan tertutup tipis • Kelembaban tidak tepat • Setting telur yang kasar
dengan bulu • Ventilasi tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Telur terbalik • Nutrisi/obat-obatan/toksin

36 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

TAHAPAN PERKEMBANGAN PEMECAHAN MASALAH

• Pembalikan tidak tepat • Waktu penyimpanan telur


• Embrio memutar kepala ke • Suhu tidak tepat tidak cukup
HARI KE-14

arah ujung besar telur • Kelembaban tidak tepat • Setting telur yang kasar
• Ventilasi tidak tepat • Telur terkontaminasi
• Telur terbalik • Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Pembalikan tidak tepat • Telur terbalik


• Usus masuk ke dalam • Suhu tidak tepat • Telur terkontaminasi
HARI KE-15

rongga perut • Kelembaban tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin


• Ventilasi tidak tepat

• Pembalikan tidak tepat • Telur terbalik


• Bulu menutupi seluruh tubuh • Suhu tidak tepat • Telur terkontaminasi
HARI KE-16

• Albumen hampir hilang • Kelembaban tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin


• Ventilasi tidak tepat
• Pembalikan tidak tepat • Telur terbalik
• Cairan ketuban berkurang • Suhu tidak tepat • Telur terkontaminasi
HARI KE-17

• Kepala berada di antara kaki • Kelembaban tidak tepat • Nutrisi/obat-obatan/toksin


• Ventilasi tidak tepat
• Hatcher dibuka terlalu • Pembalikan tidak tepat
• Pertumbuhan embrio hampir banyak selama siklus • Suhu tidak tepat
HARI KE-18

tuntas. penetasan
• Kelembaban tidak tepat
• Kantung kuning telur masih • Pemindahan yang kasar
• Ventilasi tidak tepat
berada di luar embrio. • Retak saat pemindahan
• Telur terbalik
• Kepala berada di bawah • Baki dan hatcher basah
• Telur terkontaminasi
sayap kanan • Pemindahan tidak konsisten
• Nutrisi/obat-obatan/toksin

• Hatcher dibuka terlalu • Suhu tidak tepat


• Kantung kuning telur masuk banyak selama siklus • Kelembaban tidak tepat
HARI KE-19

ke rongga tubuh. penetasan


• Ventilasi tidak tepat
• Cairan ketuban hilang. • Pemindahan yang kasar
• Telur terkontaminasi
• Embrio menempati sebagian • Retak saat pemindahan
• Nutrisi/obat-obatan/toksin
besar ruang di dalam telur • Baki dan hatcher basah
(tidak di sel udara) • Pemindahan tidak konsisten

• Hatcher dibuka terlalu • Suhu tidak tepat


• Kantung kuning telur masuk banyak selama siklus • Kelembaban tidak tepat
HARI KE-20

seluruhnya ke dalam tubuh penetasan


• Ventilasi tidak tepat
• Embrio menjadi anak ayam • Pemindahan yang kasar
• Telur terkontaminasi
(bernafas di sel udara) • Retak saat pemindahan
• Nutrisi/obat-obatan/toksin
• Pip internal dan eksternal • Baki dan hatcher basah
• Pemindahan tidak konsisten

COBB 37
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Diagnosis Masalah Penetasan

• Suhu tinggi – hari ke-1 sampai ke-19


• Telur kecil
MENETAS DINI

• Suhu atau kelembaban rendah – hari ke-1 sampai ke-19


• Penyimpanan telur
MENETAS TERLAMBAT

• Telur besar
• Suhu hatcher rendah

• Suhu terlalu tinggi – hari ke-20 sampai ke-21


• Penyimpanan telur
MENETAS TERLAMBAT

• Telur pecah di baki


• Pembalikan tidak memadai

• Telur diletakkan terbalik


• Telur berbentuk ganjil
SALAH POSISI

• Pembalikan tidak memadai

• Suhu tinggi – hari ke-1 sampai ke-19


• Kelembaban tinggi – hari ke-20 sampai ke-21
PUSAR TAK SEMBUH

• Penyimpanan telur

• Variasi suhu selama inkubasi


• Umur flok
ANAK AYAM LUMPUH

• Penanganan telur minggu pertama inkubasi

• Paruh silang: Infeksi herediter atau virus


• Mata hilang: Suhu tinggi atau penanganan
ANAK AYAM ABNORMAL

• Leher mencong: Nutrisi


• Jari kaki bengkok: Suhu dan nutrisi
• Kaki melebar: Baki hatcher halus

38 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

Bagan ini menggambarkan hubungan antara suhu bohlam kering, suhu bohlam basah,
kelembaban relatif dan kelembaban absolut.

Diagram psikrometrik disederhanakan untuk penggunaan di hatchery


Absolute humidity - vapor pressure mm. of mercury

°F
h

% RH
sa
ba
am
lh
bo
uh
Su

% Kelembaban relatif

% RH

Suhu bohlam kering °F

COBB 39
Panduan Manajemen Hatchery COBB

18. KONVERSI METRIK


1 mm = 0.0394 in Suhu
1 cm = 10 mm = 0.3937 in
1m = 100 cm = 1.0936 yd = 3.2808 ft °C °F
1 km = 1000 m = 0.6215 mil 45 113.0
44 111.2
1 in = 2.54 cm 43 109.4
1 kaki = 30.48 cm 42 107.6
1 yard = 0.9144 m 41 105.8
1 mil = 1.609 km 40 104.0
39 102.2
1g = 0.002205 lb = 0.0353 oz 38 100.4
1 kg = 2.2046 lb 37 98.6
1 tonne = 1000 kg = 0.9842 long tons (British) 36 96.8
= 1.1023 short tons (USA) 35 95.0
1 oz = 28.35 g 34 93.2
1 lb = 0.4536 kg = 453.6 g 33 91.4
1 long ton = 1.016 tonnes = 1.016 kg 32 89.6
1 short ton = 0.9072 tonnes = 907.2 kg 31 87.6
30 86.0
1 cm2 = 0.155 in2 29 84.2
1 m2 = 1.196 yard2 28 82.4
= 10.7639 kaki2 27 80.6
26 78.8
1 in2 = 6.4516 cm2
25 77.0
1 kaki2 = 0.0929 m2
24 75.2
1 yard2 = 0.8363 m2
23 73.4
1 liter = 0.22 Imp gal 22 71.6
= 0.2624 US gal 21 69.8
1 pt (Imp) = 0.5682 liter 20 68.0
1 pt (USA) = 0.4732 liter 19 66.2
1 qt (Imp) = 1.1365 liter 18 64.4
1 qt (USA) = 0.9463 liter 17 62.6
1 gal (Imp) = 4.54596 liter 16 60.8
1 gal (USA) = 3.7853 liter 15 59.0
14 57.2
1 m3/kg/jam = 16.016 kaki3/lb/jam 13 55.4
1 ft3/lb/jam = 0.0624 m3/kg/jam 12 53.6
1 m3/jam = 0.5886 cfm 11 51.8
1 m/det = 196.85 kaki/mnt 10 50.0
1 kcal = 3.97 BTU 9 48.2
8 46.4
1 kcal/m3 = 0.1123 BTU/kaki3
7 44.6
1 kcal/kg = 1.8 BTU/lb
6 42.8
1 pascal = 10-2 mbar = 0.021 lbf/kaki2 5 41.0

40 COBB
Cobb-Vantress Incorporated Tel: (479) 524-3166

COBB
PO Box 1030, Siloam Springs, AR 72761-1030 (USA) Fax: (479) 524-3043

Flok #

Incubator # Tanggal Set Umur Telur Umur Flok

Hatcher # Tanggal Sorot % Produksi Breed Betina

Set Telur # Tanggal Breakout % Penetasan Aktual Breed Jantan


#Telur/Baki
Posisi Tidak Embrio Mati Cull Retak Cull
Baki Menetas Infertil Awal Tengah Akhir Pipped Chicks Awal Trans Cont. Eggs Terbalik

41
Totals

Percent

Ukuran Sampel % Est. Hatch % Fertilitas % Hatch of Fertile


Panduan Manajemen Hatchery COBB

19. CATATAN

42 COBB
Panduan Manajemen Hatchery COBB

CATATAN

COBB 43
cobb-vantress.com

L-1030-04 INDO
July 2015

Anda mungkin juga menyukai