Anda di halaman 1dari 10

SANITASI INDUSTRI DAN K3 DI PERUSAHAAN MODERN

TUGAS MAKALAH

Disusun oleh :
FELISA NUR KHAYANA
H2A017058

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat setiap tahunnya, otomatis kebutuhan pendudukpun akan
semakin banyak, salain itu perkembangan ilmu pengetahaun dan teknologi
pun semakin meningkat pesat dan berbanding lurus dengan pembangunan
industry guna untuk memenuhi semua kebutuhan penduduk yang dinamis dan
untuk mendukung keberlangsungan hidup serta kepuasan penduduk.

Menurut UU No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian, industri adalah


kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangunan dan
perekayasaan industri.

Dalam pembangunan dan pendirian industri, tidak pernah terlepas dari


aturan pemerintah mengenai industri, agar semua berjalan selaras dengan
meminimalisir semua risiko akibat operasi industri dan untuuk mengurangi
serta mengendalikan faktor-faktor lingkungan kerja yang merugikan, maka
dari itu harus dilaksanankannya sanitasi industri dan system management
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada semua indusutri, karena
kegiatan industri memerlukan pekerja yang sehat dan produktif dengan
suasana kerja yang aman dan nyaman.

I.2Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka di rumuskan


masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah bagaimana sanitasi
industri dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Perusahaan Modern ?
I.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui Sanitasi industri dan


Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Perusahaan Modern.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Konsep Dasar Sanitasi

Masalah kesehatan sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi


derajat kesehatan manusia, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat. Menurut Hendrik L. Blum kesehatan dipengaruhi oleh :

1. Faktor keturunan
2. Faktor prilaku
3. Faktor pelayanan kesehatan
4. Faktor lingkungan.

Dari ke empat unsur diatas faktor lingkungan sangat besar kaitannya


dengan kesehatan manusia. Lingkungan yang bersih dan sehat akan menjadi
penghalang tumbuhnya bibit penyakit yang dapat menjadi penyebab manusia
terjangkit penyakit. Untuk mewujudkan lingkungan bersih dan sehat
diperlukan sanitasi yang menekankan kegiatannya pada bidang pencegahan
terjadinya penyakit).

Sanitasi merupakan salah satu upaya manusia untuk mewujudkan


lingkungan bersih dan sehat dengan cara melakukan upaya pembersihan,
pemeliharaan dan perbaikan terhadap kondisi lingkungan yang bermasalah
akibat tumpukan kotoran, sampah dan genangan air limbah yang dapat
dijadikan media tumbuh kembangnya serangga dan binatang pengerat sebagai
perantara penular penyakit dan terjadinya celaka. Menurut Departemen
Kesehatan RI (Depkes RI, 2004) mengatakan bahwa Sanitasi adalah upaya
kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan
dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci
tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan
(Depkes RI, 2004). Sedangkan menurut World Health Organisation ( WHO )
adalah pengawasan penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan
air limbah, pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan,
penyediaan dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan
lingkungan kerja.

Dari pengertian sanitasi seperti tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa


sanitasi penekanannya pada :

1. Upaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan yang bermasalah


2. Upaya pengawasan terhadap sarana sanitasi
3. Upaya pemutusan atau pencegahan mata rantai penularan penyakit
menular
4. Perwujudan kondisi lingkungan bersih dan sehat

II.2 Sarana Sanitasi Industri


Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk
menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Upaya sanitasi dasar
meliputi :

1. Penyediaan air bersih Air merupakan salah satu yang dibutuhkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Air erat hubungan
dengan kesehatan manusia sebab air dapat menjadi media perantara
penularan penyakit, untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan
pengawasan dari sumber, distribusi, penampungan dan pemanfaatan.

2. Penampungan kotoran manusia (jamban) Kotoran manusia adalah


berupa benda padat yang oleh tidak digunakan oleh tubuh kemudian
dikeluarkan disebut feces atau tinja. Penampungan tinja dimaksudkan
untuk menampung tinja dan urine atau kencing yang perlu disediakan.
Tinja yang tidak tertampung dengan baik dapat mencemari lingkungan
atau menimbulkan bau busuk dan sumber air yang mengakibatkan
terjadinya penyakit.
3. Pengelolaan sampah Sampah adalah benda padat hasil aktivitas
manusia yang oleh pemiliknya tidak digunakan lagi dan dibuang,
Pengelolaan sampah meliputi penyimpanan, pengumpulan, pengankutan
dan pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga
sampah tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup

4. Pembuangan air limbah. Air limbah atau air kotoran adalah air yang
tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan
kehidupan manusia atau hewan dan lazimnya muncul karena hasil
aktivitas manusia di industri, rumah sakit dan tempat kerja lainnya. Air
limbah yang dibuang tampa melalui proses pengolahan terlebih dahulu
mengakibatkan masalah bagi lingungan dan sumber air bersih, sehingga
untuk amannya air limbah sebelum dibuang harus melalui proses
pengolahan agar air buangannya aman bagi mahluk hidup yang terdapat
di badan air atau sungai.

II.3 Pengelolaan Sanitasi Industri dan K3


Pengelolaan Sanitasi Industri dan K3 di Industri atau tempat kerja
meliputi:

A. Ruang Lingkup

Pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi timbulnya gangguan


kesehatan sebagi ;ingkup pekerjaannya, antara lain :

a. Limbah cair, terdiri dari :

1) pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi limbah cair dan


tinja;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan


kandungan unsur dari proses pengolahan limbah;

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah cair dan tinja

b. Limbah padat, terdiri dari :


1) pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi tanah dan limbah
padat;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan


kandungan unsur dari proses pengolahan limbah;

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan tanah dan limbah padat.

c. Limbah udara atau gas, terdiri dari :

1) pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran dan kelembaban, kimia


dan mikrobiologi udara dan limbah gas;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan


kandungan unsur dari proses pengolahan limba;

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan limbah gas.

d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang


ditetapkan pemerintah, terdiri dari :

1) pemeriksaan jenis sampah, sumber timbulan dan karakteristik

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan


kandungan unsur dari proses pengolahan sampah

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang tidak


diproses sesuai persyaratan pemerintah.

e. binatang pembawa penyakit; zat kimia yang berbahaya

1) pemeriksaan tempat perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit,


perilaku masyarakat;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari tempat perindukan, perilaku


binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian binatang pembawa


penyakit.
f. Lingkup pelayanan pengelolaan zat kimia dan limbah B3
termasuk limbah medikterdiri dari :

1) pemeriksaan jumlah, consentrasi dan jenis zat kimia, limbah B3,


hygiene industry, kesehatan kerja;

2) pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang terpajan, dan manusia


yang terpajan; dan

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan zat kimia dan limbah


B3.

g. Lingkup pelayanan pengelolaan kebisingan yang melebihi ambang


batas terdiri dari :

1) Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang


batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat


kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi
lingkungan; dan

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang


terpajan kebisingan yang melebihi ambang batas.

h. Lingkup pelayanan pengelolaan radiasi sinar pengion dan non


pengion terdiri dari :

1) Pemeriksaan intensitas dan tingkat radiasi, sumber dan sifat radiasi,


kondisi lingkungan radiasi;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat radiasi,


sumber dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi;

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang


terkena radiasi sinar pengion dan non pengion.

i. Lingkup pelayanan pengelolaan air yang tercemarterdiri dari :


1) pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air

2) penentuan sumber air, dan perlindungan kesehatan masyarakat dari


pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan
air

3) pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air yang tercemar.

j. Lingkup pelayanan pengelolaan udara yang tercemar terdiri dari :

1) Pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan/getaran/kelembaban


udara baik in door maupun outdoor, kecepatan angin dan radiasi,
pemeriksaan kimia, mikrobiologi;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan


kandungan unsur dari proses pengolahan udara;

3) penggerakan masyarakat dalam pengelolaan udara yang tercemar.

k. Lingkup pelayanan pengelolaan makanan yang terkontaminasi


terdiri dari :

1) pemeriksaan kualitas fisik , kimia, mikrobiologi dan parasitologi;

2) perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan


kandungan unsur dari proses pengelolaan makanan;

3) penggerakan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan minuman


yang terkontaminasi.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan

Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan kegiatan


kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Kesehatan lingkungan
memenuhi persyaratan dan pelaksanaan syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) Lingkungan kerja akan akan menghindarkan gangguan
kesehatan akibat lingkungan dan melindungi keselamatan maupun penyakit
akibat kerja. Mengingat bahwa pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan
kerja bertujuan untuk mewujudkan Lingkungan Kerja yang arnan, sehat, dan
nyarnan dalam rangka mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Daftar Pustaka
1. Winarko. Konsep dasar sanitasi industri dan K3. [Internet]. Disitasi pada : 4
September 2020. Tersedia di : http://winbonang.com/wp-
content/uploads/2019/12/Modul-Sanitasi-Industri.pdf
2. Jamaludin R, Sumihardi. Bahan ajar kesehatan lingkungan:Sanitasi Industri
dan K3.[Internet]. Disitasi pada 4 September 2020. Tersedia di :
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Sanitasi-Industri-dan-K3_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai