Transfer Pricing Ilustrasi
Transfer Pricing Ilustrasi
INTERNASIONAL
Presented by:
1
TRANSFER PRICING
DALAM PERPAJAKAN
Oleh:
Iji Samaji, S.E, M.Si., Ak, CA., BKP.
PT A
Penyertaan 25%
atau Lebih
PT B
PT A
PT B
PT K
PT L
PT M
PO + L/C
D C
Invoice and other monetary term’s
documents, usually send by post
Goods and non FOB Low Tax Rate Country
FOB monetary term’s
190 B
documents 200 Sales/Marketing Company
shareholders/sister Company of “A”
FOB
PO + Bank Transfer TT
150 Invoice and other monetary term’s
documents, usually send by post
A
Permasalahan: Berapa harga pasar wajar untuk penyerahan barang dari “A” to “B”
HARGA PASAR WAJAR
UNTUK TRANSAKSI A B
Penentuan apakah harga transfer pada transaksi A-> B
merupakan harga yang wajar dibandingkan degan A->D
akan dipengaruhi hasil comparability analysis antara
transaksi A->B dengan transaksi A->D.
2 (DUA) KEMUNGKINAN PENDAPAT
Berdasarkan prinsip kewajaran dan sebagai aplikasi
metode comparable uncontrolled price, terdapat 2
(dua) kemungkinan pendapat:
Contoh Kasus
CUP Method
• PT A dan B Ltd. ada hubungan istimewa:
PT A Barang/Jasa X B Ltd.
Harga Rp 2 Juta (fob destination)
A Ltd. Barang X PT A
Harga Rp 8 Jt per unit
Jika diketahui bahwa norma keuntungan kotor untuk usaha yang sama
dengan PT A adalah 25%, maka harga jual wajar dari A Ltd. ke PT A atas
barang X adalah Rp 7,5 Jt per unit.
Cost Plus Method
• Melakukan perbandingan pada gross margin yang
didapatkan (yang dibandingkan adalah penambahan
dari costnya, apakah wajar atau tidak)
• Dilakukan pada barang yang mempunyai struktur
biaya yang sama atau dapat diketahui harga bahan
penyusunnya
Kondisi:
• Biasanya diaplikasikan pada barang setengah jadi, di
mana terdapat perjanjian joint-facility dan perjanjian
pembelian dan penjualan jangka panjang
• Transaksi ini secara normal dapat diaplikasikan pada
perspektif penyediaan jasa Contoh Kasus
Profit Split Method
• Mengidentifikasi total profit yang didapatkan dari seluruh
grup dari value chain perusahaan
• Membagi total profit tersebut sesuai dengan kontribusi dan
nilai ekonomis dari masing-masing perusahaan asosiasi
yang terkait
Kondisi:
• Diaplikasikan untuk perusahaan yang memiliki rantai usaha
atau dalam satu group rantai usaha
• Transaksi antara related parties sangat terkait satu sama
lain sehingga tidak dimungkinkan untuk kajian secara
terpisah.
• Terdapat intangible property yang unik antara related parties
sehingga sulit untuk menemukan pembanding.
Contoh Kasus
Transactional Net Margin Method (TNMM)
• TNMM mengidentifikasi net profit margin yang
dibandingkan dengan dasar nilai tertentu (biaya,
penjualan, atau aset)
• Misalnya dengan menggunakan return on sales atau
berry ratio (rasio gross margin dibagi dengan
operating expense)
Kondisi:
• Dapat digunakan jika perusahaan pembanding
memiliki FAR (function performed, asset used, dan
risk assumed) yang sama dengan perusahaan yang
diuji
Contoh Kasus
DIRECT vs INDIRECT
TRANSFER PRICING METHODOLOGY
P&L STATEMENT TP METHOD DESCRIPTION OF TP
METHODOLOGY
Sales (=Price) Most Direct Langsung menetapkan harga, tanpa
dipengaruhi unsur P&L lain
Cost of Sales
Gross Margin Direct Method Penetapan harga wajar dilakukan
berdasarkan gross margin wajar,
sehingga dalam penerapannya perlu
memperhatikan unsur COGS
Operating Expenses
Operating Income Indirect Method Penetapan harga wajar dilakukan
berdasarkan operating margin wajar,
sehingga dalam penerapannya perlu
memperhatikan unsur COGS dan
Operating Expenses
Konsep Single Price (1)
Konsep Harga atau Laba tunggal digunakan jika
Pembanding yang digunakan hanya berupa satu
data tunggal
• Transaksi dianggap wajar apabila harga /
margin dari transaksi hubungan istimewa sama
dengan atau lebih besar dibandingkan dengan
transaksi dengan pihak independen, faktor lain
dianggap telah sama (ceteris paribus)
Pasal 13 ayat 1 PER-43/PJ/2010:
Penerapan Prinsip Kewajaran dan dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara WP dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
Konsep Single Price (2)
• PT A menjual barang kepada PT B (hubungan
istimewa) sebesar USD 100
• Data pembanding: PT A menjual barang kepada
PT C (pihak independen) sebesar USD 110
• Maka penjualan PT A kepada pihak hubungan
istimewanya dianggap tidak wajar karena:
▫ harga transfer kepada pihak hubungan istimewa
< harga transfer kepada pihak independen
Konsep Arm’s Length Range (1)
Konsep rentang harga atau laba wajar digunakan bila
terdapat beberapa data pembanding yang dipakai:
• Yang diterima sebagai arm’s length range adalah
rentangan antara kuartil pertama dan ketiga
• Harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. transaksi atau data pembanding yang digunakan
dapat diandalkan dan sebanding
b. didukung dengan bukti-bukti dan penjelasan yang
memadai bahwa penetapan harga atau laba tunggal
tidak dapat dilakukan Pasal 13 ayat 1 PER-43/PJ/2010:
Penerapan Prinsip Kewajaran dan dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara WP dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
Konsep Arm’s Length Range (2)
No Comparable Companies Weighted 2009 2008 2007
Average (%) (%) (%)
3 years
(%)
1 PT A 0.04 0.70 -2.18 1.36
2 PT B 4.81 4.35 4.70 5.58
3 PT C 5.82 5.32 7.06 4.80
4 PT D 3.38 4.56 2.11 3.70
5 PT E 0.70 2.12 -0.86 1.06
6 PT F 2.27 2.61 2.47 1.31
7 PT G 6.89 3.09 6.51 10.03
Tested Company 4.77 5.17 6.10 2.99
Maximum 6.89 5.32 7.06 10.03
Upper Quartile (Q3) 5.31 4.46 5.60 5.19
Median (Q2) 3.38 3.09 2.47 3.70
Lower Quartile (Q1) 1.48 2.37 0.63 1.33
Minimum 0.04 0.70 -2.18 1.06
Harga Wajar/Laba Wajar
(Pasal 13)
• Harga Wajar atau Laba Wajar berdasarkan metode-
metode Penentuan Harga Transfer dapat ditentukan
dalam bentuk harga atau laba tunggal (single price) atau
dalam bentuk Rentang Harga Wajar atau Laba Wajar
(arm's length range/ALR) .
• Rentang Harga Wajar atau Laba Wajar merupakan
rentangan antara kuartil pertama dan ketiga yang harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
▫ transaksi atau data pembanding yang digunakan dapat
diandalkan; dan
▫ didukung dengan bukti-bukti dan penjelasan yang memadai
bahwa penetapan harga atau laba tunggal tidak dapat
dilakukan.
HARGA WAJAR
Harga
wajar Harga (–) Nilai Beda
transaksi = transaksi atau Kondisi
hubungan independen (+) Transaksi
istimewa
LABA WAJAR
Mata rantai
Pasar-pasar
penjualan dari
yang berbeda
produsen ke
secara geografis
konsumen
Potongan harga
dan potongan
Kualitas barang
kuantitas (diskon
dan rabat)
Biaya
Asuransi
transportasi
WEWENANG DIRJEN PAJAK
MELAKUKAN KOREKSI HARGA
Harga Tidak
Terdapat Wajar DJP
hubungan berwenang
istimewa melakukan
Harga Wajar koreksi harga
DJP tidak
Harga Tidak berwenang
Tidak terdapat
hubungan Wajar melakukan
istimewa koreksi harga
Harga Wajar
Kewajiban Menyusun TP
Documentation
Kewajiban penyusunan
TP Documentation
• Pasal 18 ayat (1)
Wajib Pajak wajib menyelenggarakan dan menyimpan
buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 UU KUP dan
peraturan pelaksanaannya.
• Pasal 18 ayat (2)
Termasuk dalam pengertian dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi dokumen yang menjadi
dasar penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman
Usaha pada transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
Kewajiban penyusunan TP Documentation
update PER-32/PJ/2011
• Pasal 18 ayat (3)
Wajib Pajak wajib menyampaikan dokumentasi dalam
melaporkan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), yang terdiri dari satu set dokumen induk dan satu
set lampiran dari dokumen induk.
• Pasal 18 ayat (4)
Wajib Pajak dapat menentukan sendiri jenis dan bentuk
dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
harus diselenggarakan disesuaikan dengan bidang
usahanya sepanjang dokumen tersebut mendukung
penggunaan metode penentuan Harga Wajar atau Laba
Wajar yang dipilih.
Dokumentasi TP
(update PER-32/PJ/2011, Pasal 18 ayat (5))
Dokumen penentuan Harga Wajar atau Laba Wajar yang harus disediakan
oleh Wajib Pajak sekurang-kurangnya mencakup :
TNM Method
Income Statement IDR
Sales 12,000,0000
COGS 70,000,000
Gross Profit 50,000,000
Operating expense 20,000,000
Operating profit 30,000,000
111
Terima kasih
atas perhatiannya
112
112
Terima Kasih