Anda di halaman 1dari 18

“IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA”

KEPERAWATAN KELUARGA

DOSEN PENGAMPU :
Ns.Arya Ramadia,M.Kep.Sp Kep. J

DISUSUN OLEH :
Nadia aufa (180101147)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes AL-INSYIRAH PEKANBARU
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Trafficking Human” yang merupakan
salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang
mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu
kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang
berjudul “Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Keluarga” mendapat ridho dari
Allah SWT, dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amiin...

Tembilahan 27 Mei 2020

Nadia aufa
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan keluarga menyediakan struktur bagian praktis dengan penggunaan
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan
kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan keluarga digunakan secara terus-menerus
ketika merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan
mempertimbangkan pasien sebagai figur central dalam merencanakan asuhan dengan
mengobservasi respons pasien
Pada saat implementasi perawat harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan
keluarga yang di lihat dari diagnosa keperawatan keluarga. Dimana perawat membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Implementasi evaluasi ?
2. Apa tujuan implementasi dan evaluasi?
3. Bagaimana Pedoman dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan keluarga?
4. Bagaimana demensi dalam evaluasi?
5. Ada berapa Kategori dalam Implementasi Keperawatan keluarga dan evaluasi?
6. Bagaimana Metode implementasi dan evaluasi ?        
7. Bagaimana Tahap tahap tindakan keperawatan keluarga?
8. Hal hal apa saja yang harus di dokumentasikan?
9. Bagaimana Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)?
10. Bagaimana Mengukur pencapaian tujuan keluarga?
11. Bagaimana manfaat evaluasi ?
12. Bagaimana hasil evaluasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP IMPLEMTASI
A. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan keluarga
yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan keluarga yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki
kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan
keluarga agar sesuai dengan rencana keperawatan keluarga, perawat harus mempunyai
kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat
kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan
keluarga, strategi implementasi keperawatan keluarga, dan kegiatan komunikasi.

B. Tujuan Implementasi Keperawatan keluarga


1. Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan keluarga untuk selanjutnya di evaluasi
untuk  mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat
2.  Mempertahankan daya tahan tubuh
3. Mencegah komplikasi
4. Menemukan perubahan system tubuh
5. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien
6. Implementasi pesan dokter

C. Tipe Implementasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan keluarga, antara lain:
1. Cognitive implementations
Meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan
kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi,
memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan keluarga, mengawasi penampilan
klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
2. Interpersonal implementations
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan
komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan
dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
3. Technical implementations
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin
keperawatan keluarga, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon
klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan keluarga mandiri, kolaborasi, dan
rujukan, dan lain-lain.
Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan keluarga, perawat dapat
melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan keluarga dan jenis implementasi
keperawatan keluarga.
Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan keluarga,
antara lain:
a. Independent
Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan printah
dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya
Contoh tindakan independent
 Memberikan perawatan diri
 Mengatur posisi tidur
 Menciptakan lingkungan yang terapeutik
 Memberikan dorongan motivasi
 Pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual
 Partisipasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
Tipe tindakan independent keperawatan keluarga ada 4 yaitu:
1) Tindakan Diagnostik
 Wawancara dengan klien
 Observasidan pemeriksaan fisik
 Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana,misalnya HB dan membaca
hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut.
2) Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah,mengurangi, dan mengatasi masalah klien. Misalnya:
Untuk mencegah gangguan integritas kulit dengan melakukan mobilisasi dan
memberikan bantal air pada bagian tubuh yang tertekan.
3) Tindakan Edukatif
Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan
pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya: Perawat mengajarkan kepada klien
cara injeksi insulin.
4) Tindakan Merujuk
Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.

b. Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya misalnya tenaga soaial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
Misalnya: Pemberian obat obatan sesuai dengan intruksi dokter .
Jadi jenis, dosis dan efek samping menjadi tanggung jawab dokter, tetapi pemberian
obat sampai atau tidak menjadi tanggung jawab perawat.

c. Dependent
Tindakan keperawatan keluarga atas dasar rujukan dari profesi lain. seperti ahli
gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya.
Misalnya:
Pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan
fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

D. Tahap Yang Perlu Diperhatikan Dalam Implementasi


Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan keluarga adalah:
1. Pada tahap persiapan.
a. Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional sendiri.
b. Memahami rencana keperawatan keluarga secara baik.
c. Menguasai keterampilan teknis keperawatan keluarga.
d. Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.
e. Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
f. Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan
keperawatan keluarga.
g. Memahami standar praktik klinik keperawatan keluarga untuk mengukur
keberhasilan.
h. Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.
i. Menampilan perawat harus menyakinkan.

2. Pada tahap pelaksanaan.


a. Mengkomunikasikan/menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan
keperawatan keluarga yang akan dilakukan oleh perawat.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap
penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
c. Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan
kemampuan teknis keperawatan keluarga dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
keluarga yang diberikan oleh perawat.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi
klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien,
respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
3. Pada tahap terminasi
a. Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan keluarga yang
telah diberikan.
b. Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan keluarga yang telah diberikan.
c. Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
d. Lakukan pendokumentasian.

E. Pendekatan Tindakan Implementasi


Dalam Implementasi tindakan keperawatan keluarga memerlukan beberapa pertimbangan,
antara lain:
1. Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu implementasi
keperawatan keluarga yang akan dilakukan.
2. Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya,
hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan
intervensi.
3. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya
peningkatan kesehatan.
5. Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya.
6. Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada klien.

F. Prinsip Implementasi
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga
(Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan respons klien.
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan keluarga, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan keluarga.
3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan keluarga.
5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan keluarga.
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan. Dapat
menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
8. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
9. Bersifat holistik.
10. Kerjasama dengan profesi lain.
11. Melakukan dokumentasi

G. Pedoman dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan keluarga


Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan respons klien.
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan keluarga, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etikkeperawatan keluarga.
3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan keluarga.
5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan keluarga.
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan.
8. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
9. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
10. Bersifat holistik.
11. Kerjasama dengan profesi lain.
12. Melakukan dokumentasi

H. Kategori dalam Implementasi Keperawatan keluarga   


Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan keluarga, antara lain:
1. Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat
pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien
dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim  keperawatan
keluarga, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan  lingkungan
sesuai kebutuhan, dan lain lain./
2. Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan
pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal,
pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi
klien, role model, dan lain lain.
3. Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit,
melakukan aktivitas rutin keperawatan keluarga, menemukan perubahan dari data
dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan keluarga mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

I. Metode Implementasi
1. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari
Aktifitas kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya dilakukan dalam
sepanjang hari normal: mencakup ambulasi, makan, berpakaian, menyikat gigi, berhias.
2. Konseling
Konseling adalah metode implementasi yang mebantu klien menggunakan proses
pemecahan masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang memudahkan
hubungan interpersonal antara klien, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Ini
berjtujuan untuk membantu klien menerima perubahan yang akaan terjadi yang
diakibatkan stres berupa dukungan emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis.
3. Penyuluhan
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajiakn prinnsip ,
prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatn kesehatan untuk klien dan untuk
menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan keluarga langsung.
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
6. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk prosedur.
7. Mencapai tujuan perawatan.
8. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain

J. Hal hal yang harus di dokumentasikani:


Hal-hal yang perlu didokumentasikan pada tahap implementasi:
1. Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.
2. Mencatat diagnosa keperawatan keluarga nomor berapa yang dilakukan intervensi
tersebut
3. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan keluarga termasuk
a. Contoh : Mengornpres luka dengan betadin 5 %
b. Flasil : luka tampak bersih, pus tidak ada, tidak berbau
4. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah melakukan
intervensi.

K. Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)


1. Gunakan ballpoint tertulis jelas, tulis dengan huruf cetak bila tulisan tidak jelas. Bila
salah tidak boleh di tipp ex tetapi dicoret saja, dan ditulis kembali diatas atau 
disamping.
2. Jangan lupa selalu menuliskan waktu, jam pelaksanaan
3. Jangan  membiarkan baris kosong, tetapi buatlah garis kesamping untuk mengisi
tempat yang tidak digunakan
4. Dokumentasikan sesegera mungkin setelah tindakan dilaksanakan guna menghin dari
kealpaan (lupa)
5. Gunakan kata kerja aktif, untuk menjelaskan apa yang dikerjakon.
6. Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan
7. Dokumentesikan aspekkeamanan, kenyamanan dan pengawasan infeksi terhadap
klien. Juga tindakan-tindakan invasive harus dicatat.
8. Dokumentasikan pula modifikasi lingkungan bila itu merupakan bagian dari tindakan
keperawatan keluarga.
9. Dokumentasikan.persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan tindakan invasif
yang mempunyai resiko tambahan.
10. Dokumentasikan semua informasi yang diberikan dan pendidikan kesehatan yang
diberikan.
11. Dokumentasikan dengan jelas, lengkap, bukan berarti semua kalimat harus
ditulis,tetapi kata-kata kunci dan simbol-simbol / lambang-lambang sudah baku/lazim
dapat digunakan.
12. Spesifik hindarkan penggunaan kata yang tidak jelas,bila perlu tuliskan ungkapan
klien untuk memperjelas maksud.

II. KONSEP EVALUASI


A. Pengertian evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,dilakukan dengan cara bersinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan
tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah
tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak
tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor
1. Tujuan tidak realistis
2. Tindakan keperawatan yang tidak tepat
3. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

B. Tujuan evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam
mencapai tujuan.
1. Tujuan umum:
a. Menjamin asuhan keperawatan secara Optimal
b. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
b. Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan
d. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
e. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai

C. Dimensi dalam penilaian


1. Keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan
2. Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang, waktu, tanaga
dan bahan&peralatan yang diperlukan
3. Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk
memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional
4. Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua tindakan
dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan

D. Tahap evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif (dilakukan
selama proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan proses dan evaluasi akhir)
Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Evaluasi berjalan (sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian
format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. format yang dipakai adalah format SOAP
2. Evaluasi akhir (formatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan
antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya,
mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat
data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

E. Metode evaluasi
1. Observasi langsung
2. Wawancara
3. Memeriksa laporan
4. Latihan stimulas
F. Mengukur pencapaian tujuan keluarga
Factor yang dievaluasi ada beberapa komponen, antara lain:
1. Kognitif (pengetahuan)
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah:
a. Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya
b. Mengontrol gejala-gejala
c. Pengobatan
d. Diet,aktivitas, persediaan alat-alat
e. Resiko komplikasi
f. Gejala yang harus dilaporkan
g. Pencegahan

2. Afektif (status emosional)


Dengan cara observasi secara langsung, yaitu dengan cara observasi ekspresi wajah,
postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada waktu melakukan wawancara.
3. Psikomotor, yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan apa
yang diharapkan.

G. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi


Ada 3 kemungkinan keputusan pada tahap ini:
1. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan, sehingga rencana
mungkin dihentikan
2. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
penambahan waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan berhasil
3. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu:
a. Mengkaji ulang masalah atau respon yanglebih akurat
b. Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama tidak realistis atau
mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap tujuan yang disusun oleh perawat.
c. Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai
tujuan sebelumnya.

H. Manfaat Evaluasi
1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
2. Untuk menilai Efektifitas ,efesiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang
diberikan
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan
5. Penunjang tanggung gugat dan tanggung jawab dalam pelaksanaan keperawatan

I. Alasan Pentingnya Penilaian


1. Menghentikan tindakan&kegiatan yang tidak berguna
2. Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan
3. Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan
4. Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan

J. Langkah langkah evaluasi


1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi
2. Mengumpulkan data baru tentang klien
3. Menafsirkan data baru
4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan
K. Hasil evaluasi

1. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan
2. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar
dan kriteria yang telah ditetapan
3. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.

L. Beberapa hal yang perlu dipertanyakan dalam evaluasi


1. Kecukupa informasi
2. Relevansi factor-faktor yang berkaitan
3. Prioritas masalah yang disusun
4. Kesesuaian rencana dengan masalah
5. Pertimbangan factor-faktor unik
6. Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi
7. Logika hasil yang diharapkan
8. Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
9. Keberhasilan rencana yang telah disusun
10. Kualitas penyusunan rencana
11. Timbulnya masalah baru
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan
perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk
menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih
lanjut.

B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan keluarga sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan
layanan keperawatan keluarga. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti
pendokumentasian tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan keluarga sebagai dasar
untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang lingkup
keperawatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Isti handayaningsih, dokumentasi keperawatan keluarga (panduan, konsep dan aplikasi), mitra
cendikia press, yogyakarta, 2009.
Setiadi, Konsep dan penulisan dokumentasi asuhan keperawatan keluarga(teori dan praktik),
graha ilmu, yogyakarta, 2012.
Bulechek, G.M., Butcher,H.K., Dochherman,J.M.,2008. Nursing Intertvention Classification
(NIC) ; 5th edition. Mosby Elsevier
Perry, Potter.2010.Fundamental keperawatan keluarga buku 1 edisi 7.Jakarta:Salemba Medika
Potter-Perry. 2011. Basic Nursing. 7th edition. Mosby Elsevier
Purwanto. Edi. 2011. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan keluarga.
Kholid,ahmad.2010.konsep dasar asuhan keperawatan keluarga.
Setriadi.2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: graha ilmu
Yenichrist.2008. Pelaksanaan & evaluasi keperawatan eluarga.www.google.com. Diakses
bulan maret 2010
Zahara nasution,siti.2008. Proses keperawatan keluarga.www.google.com. Diakses bulan
maret 2010

Anda mungkin juga menyukai