Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Aroma terapi merupakan metode pengobatan melalui media


bau-bauan yang berasal dari tanaman tertentu. Aroma terapi sering digabungkan dengan praktek
pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Awalnya
hanya terdapat dalam bentuk cairan esensial. Seiring perkembangan zaman, ada berbagai bentuk aroma
terapi, mulai dari bentuk esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijat dan sabun. Sesuai bentuk-bentuknya,
aroma terapi dapat digunakan sebagai pewangi ruangan, aroma minyak saat pijat, berendam, bahan
untuk aroma badan setelah mandi. Ada beberapa jenis wewangian aromaterapi yang ada, yaitu basil,
lavender, jasmine, sandalwood, peppermint, ginger, lemon, orange, geranium dan masih banyak lagi.
Dan stiap wangi-wangian tersebut, memiliki kelebihan positif yang bermacam-macam, misalnya aroma
lavender dipercaya dapat mengurangi rasa stres dan mengurangi insomnia. Sedangkan aroma
sandalwood dapat mengurangi stres saat menstruasi dan sebagai penunjang untuk berkonsentrasi.
Aroma jasmine dapat meningkatkan gairah seksual, kesuburan wanita dan anti depresi. Dengan aroma
terapi yang dapat berperan merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya
berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur. Keadaan emosi manusia diatur oleh otak di
dalam sistem limbik. Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik. Lobus limbik merupakan kesatuan
struktur yang terdiri dari archicortex (formasi hipokampalis dangirus denatus), paleocortex (cortex
piriformis dan girus hipo kampalis anterior), mesocortex (girus cinguli). Sedangkan, sistem limbik
gabungan lobus limbik dan nuklei subkortikal, yaitu amigdala, nukleisepatales ,hipotalamus, epitalamus,
nukleustalamus dan gangliabasalis. Dalam sistemlimbik,tidak hanya mengatur tentang emosi, namun
juga mengatur memori dan perilaku. Semuanya dapat berkaitan satu sama lain. Tidur merupakan
kebutuhan dasar manusia yang ditandai dengan aktivitas fisik yang minimal, penurunan kesadaran,
perubahan proses fisiologi tubuh dan penurunan respon terhadap rangsangan dari luar. Tidur
mempunyai manfaat besar bagi tubuh. Manfaat tidur antara lain dapat mengembalikan kesimbangan
dan aktivitas saraf pusat pada level normal. Tidur juga bermanfaat untuk sintesis protein yang
memungkinkan terjadinya proses perbaikan. Memperoleh kualitas tidur terbaik penting untuk
peningkatan kesehatan dan pemulihan individu yang sakit. Sebagian besar lansia mempunyai risiko
tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor. Luce dan Segal mengungkapkan bahwa faktor
usia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Dikatakan bahwa keluhan
terhadap kualitas tidur meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada usia di atas 55 tahun terjadi
proses penuaan secara alamiah yang menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan
psikologis. Orang lanjut usia yang sehat sering mengalami perubahan pada pola tidurnya yaitu
memerlukan waktu yang lama untuk dapat tidur. Mereka menyadari lebih sering terbangun dan hanya
sedikit waktu yang dapat digunakan untuk tahap tidur dalam sehingga mereka tidak puas
terhadapkualitastidurnya Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta
dengan usia ratarata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2milyar. Pada tahun
2010 diperkirakan jumlah penduduk lanjut usia di indonesia, sebesar 24 juta jiwa atau 9,77% dari total
jumlah penduduk. Di Indonesia pada kelompokusia empat puluh tahun hanya dijumpai 7% yang
mengeluh masalah tidur. Sedangkan pada kelompok usia tujuh puluh tahun dijumpai 22% mengalami
gangguan tidur waktu malam hari. Gangguan tidur dapat menyebabkan gangguan pada kemampuan
intelektual, motivasi yang rendah, ketidakstabilan emosional, depresi bahkan resiko gangguan
penyalahgunaan zat. Pilihan untuk mengatasinya antara lain latihan tidur higienis, latihan relaksasi dan
terapi pengontrolan stimulus yang kesemuanya dapat dipadukan dengan pengobatan bila diindikasikan.
Beberapa golongan obat yang memiliki kemampuan

untuk

memodifikasi

irama

sirkardian

meliputi

kolinergik,

kortikosteroid, antidepresan, antimanik dan agen anastesi, seperti anastesi local dan hipnotis

. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud aroma terapi? 2. Apa saja manfaat aroma terapi? 3.
Bagaimana aroma terapi dapat memperbaiki insomnia? 4. Apa yang dimaksud dengan insomnia? 5.
Bagaimana gejala dan pengaruh insomnia? 6. Apa saja jenis insomnia? 7. Apa yang menyebabkan
insomnia?

C. Tujuan 1) Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan apa itu aroma terapi 2) Diharapkan mahasiswa
dapat menyebut manfaat aroma terapi 3) Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan aroma terapi dapat
memperbaiki insomnia 4) Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan apa itu insomnia 5) Diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan definisi dari insomnia 6) Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan gejala
insomnia 7) Diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis insomnia 8) Diharapkan mahasiswa
dapat menjelaskan penyebab insomnia

3
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Aromaterapi Aromaterapi adalah praktek terapi menggunakan minyak
atsiri yang diekstrak dari tanaman, pohon, bunga dan herbs.Aromaterapi organik dikembangkan dari
praktek kuno menggunakan berbagai jenis esens tumbuhan alami untuk mempromosikan seseorang,
kesehatan dan juga kesejahteraan.

Aromaterapi dikatakan mampu memicu respons biokimia tertentu diotak yang pada gilirannya
mengaktifkan fungsi tertentu dari tubuh dan pikiran untuk memberikan rasa kesejahteraan.
Aromaterapi merupakan seni merawattubuh,pikirandanjiwadenganminyakessensial. Aromaterapi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu aroma yang berarti harum dan terapi yang berarti pengobatan. Istilah
Aromaterapi diciptakan olek kimiawan Prancis, Rene MauriceGattefossesekitartahun1928. Kata
aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang ekstrak dan unsur kimianya diambil
dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006, hlm. 1).
Sedangkan menurut Sharma (2009, hlm. 7) aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan
wangiwangian’. Istilah ini merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk
memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan keseimbangan badan.

Terapi komplementer (pelengkap), seperti homoeopati, aromaterapi dan akupuntur harus dilakukan
seiring dengan pengobatan konvensional (Jones, 2006, hlm. 190) Aromaterapi merupakan tindakan
teraupetik, menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan
psikologis, sehingga menjadi lebih baik. Aromaterapi adalah penggunaan minyak essensial konsentrasi
tinggi yang diekstrasi dari tumbuh – tumbuhan dan diberikan melalui pijat, inhalasiyang dicampurkan ke
dalam air mandi, untuk kompres, melalui membran mukosa dalam bentuk pesariumatau sabun dan
terkadang dalam bentuk murni. Meskipun aroma memegang peranan penting dalam mempengaruhi
alam perasaan konsumen, sebenarnya zat kimia yang terkandung dalam berbagai jenis minyaklah yang
bekerja secara farmakologis, dan kerjanya dapat ditingkatkan dengan jenis metode
pemberiannya,terutama dengan metode massage (pijatan). Bunga Lavender Nama lavender berasal dari
bahasa latin “lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai
parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender memiliki 2530 spesies, beberapa
diantaranya adalah lavandula angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula stoechas.Penampakan bunga ini
adalah berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72 cm. Asal tumbuhan
ini adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke arah timur sampai India.
Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar antara 6001.350 m di
atas permukaan laut.

B. Manfaat Aromaterapi Perkembangan jaman, ternyata memberikan pembuktiaan lebih mengenai


manfaat dari penggunaan aromaterapi. Manfaatnya tidak hanya sekedar wewangian yang dapat
menyembuhkan penyakit saja,tapi juga sebagai: · Meningkatkan kekebalan tubuh baik secara jasmani
maupun rohani. · Meringankan pikiran dan mengurangi stress · Membangkitkan semangat ·
Membersihkan racun dalam tubuh · Peningkatan memori jangka panjang · Pencegahan rambut rontok
Pengurangan eksim gatal · Mencegah insomnia · Pencegahan dingin dan flu pada balita · Membersihkan
udara dan penangkalan kuman · Analgesik Menurut Price (1997, hlm. 77) banyak minyak esensial yang
memiliki sifat ini hingga derajat tertentu dan mengapa terjadi hal demikian tampaknya tidak ada
keterangan yang dapat menjelaskan, mengingat rasa nyeri itu sendiri merupakan masalah yang
rumit.Sifat analgesi kini diperkirakan terjadi sebagian akibat efek anti inflamasi,sirkulasi serta
detoksifikasi yang ditimbulkan oleh beberapa jenis minyak esensial lainnya. Senyawa fenol eugenol yang
ditemukan dalam minyak cangkih sudah kita kenal dengan baik sebagai obat sakit gigi, minyak
wintergreen (yang mengandung metil salisilat ,yaitu suatu senyawa ester) secara tradisional sudah
dipakai sebagai obat gosok untuk menghilangkan pegal-pegal pada otot, dan menthol secara khusus
sudah digunakan untuk nyeri kepala. Beberapa jenis minyak esensial mempunyai sifat sedatif universal
atau kerja

soporifik

sehingga

meredakan

rasa

nyeri,

misalnya

minyak

Chamaemelum nobile, Canaga odorata, Citrus reticulata (Rossi et al 1988), Citrus bergamia (per.)
(Franchomme & peonel1990,dalamPrice1997,hlm.77). Menurut Roulier 1990, minyak esensial yang
bersifat analgesik dan antalgik adalah minyak white birch, chamomile, frankincense, winter green,
cengkih, lavender, mint. Menurut Franchomme dan Penoel 1990, menggunakan jenis-jenis minyak
esensial analgesik (yang banyak mengandung senyawa terpena, keton atau fenol dan mungkin pula eter
fenolat) untuk menentukan manfaat pereda nyeri serta relaksasi bagi para wanita yang berada dalam
proses persalinan karena perasaan nyeri secara otomatis akan menimbulkan relaksasi. Untuk
mempengaruhi sistem limbic terutama amigdala Beberapa macam aroma terapi yang berpengaruh
disistemlimbik. Pada pemeriksaan electroencephalography (EEG) didapatkan penurunan yang signifikan
pada gelombang alfa (8-12 Hz) pada bilateral regio mid-frontal. Penurunan alpha ini menandakan
adanya peningkatan tingkat kewaspadaan di otak. Tidak hanya gelombang alfa, selama inhalasi
aromaterapi rosemary, kekuatan gelombang beta (1330 Hz) secara signifikan meningkat di daerah
frontal. Peningkatan pusat aktivasi biasanya ditandai dengan penurunan aktivasi alpha dan peningkatan
gelombang beta. Meningkatnya gelombang beta di wilayah frontal dihubungkan dengan kemampuan
proses berpikir. Seperti yang sudah disebutkan pada paragraf sebelumnya efek stimulasi pada
rangsangan sistem saraf otonom memang berkaitan dengan kandungan 1,8cineole dan alpha-pinele
yang terdapat pada minyak esensial rosemary. Kedua komponen tersebut memiliki keterlibatan yang
cukup penting dengan aktivitas disistem saraf pusat khususnya pada fungsi kognitif. Komponen fungsi
kognitif yang sering diteliti salah satunya adalah atensi. Manfaat Minyak Aroma terapi Lavender,
dianggap paling bermanfaat dari semua minyak astiri .Lavender dikenal untuk membantu meringankan
nyeri, sakit kepala, insomnia, ketegangan dan stress (depresi) melawan kelelahan dan mendapatkan
untuk relaksasi, merawat agar tidakinfeksi paruparu, sinus, termasuk jamur vaginal, radang
tenggorokan, asma, kista dan peradangan lain. Meningkatkan daya tahan tubuh, regenerasi sel, luka
terbuka, infeksi kulit dan sangat nyaman untuk kulit bayi, dll

C. PengertianTidur Tidur merupakan

Salah satu

cara

untuk melepas kelelahan

baik jasmani maupun mental. Menurut (Peter, 1985: 10) berpendapat 13 untuk proses ini dikenal
sebagai tidur higinis (hygien) (Rafknowledge, 2004: 2324). Wicaksono (2012) (Menurut Lanywati, 2001),
kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan selain oleh jumlah faktor jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh
kedalaman tidur (kualitas tidur). Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak merasa lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di
sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecahpecah, sakit
kepala dan sering menguap atau mengantuk Hidayat (2006). Kualitas tidur meliputi aspek kuantitatif dan
kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun
dan aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur. Buysseetal(1998). D. Definisi Insomnia
Insomnia adalah keluhan yang sering muncul berupa kendala-kendala seperti kesulitan tidur, tidur tidak
tenang, kesulitan menahan tidur atau untuk tetap tidur, seringnya terbangun di pertengahan malam dan
seringnya terbangun lebih awal pada diriseseorang(Rafknowledge,2004:57). Insomnia didefinisikan
sebagai keluhan kesulitan untuk memulai tidur. kesulitan mempertahankan tidur, atau mengalami
nonrestorative sleep, dan biasanya

dihubungkan

dengan

masalah

pada

aktivitas

siang

hari

(Stepanski,2009). E. Gejala dan Pengaruh Insomnia Insomnia adalah gejala atau penyakit akibat dari
kekurangan tidur, atau yang terganggu oleh jam-jam dari bagian waktu yang tak sadar yang merupakan
bagian terpenting untuk menuju tidur nyenyak. Penderita insomnia sesungguhnya juga bukan semata-
mata karena akibat seringnya kurang tidur atau berada dalam pendeknya masa tidur, tetapi sangat
mungkin disebabkan oleh adanya beberapa faktor lain (Vrisaba,2002). Insomnia atau gangguan sulit
tidur merupakan suatu keadaan seseorang dengan kuantitas dan kualitas tidur yang kurang. Gejala
insomnia sering dibedakan sebagai berikut(Laniwaty,2001:13): 1. Kesulitan memulai tidur (initial
insomnia), biasanya disebabkan oleh adanya gangguan emosi, ketegangan atau gangguan fisik, (misal:
keletihan yang berlebihan atau adanya penyakit yang mengganggu fungsi organ tubuh). 2. Bangun
terlalu awal (early awakening), yaitu dapat memulai tidur dengan normal, namun tidur mudah terputus
dan atau bangun lebih awal dari waktu tidur biasanya, serta kemudian tidak bisa kembali tidur lagi.
Gejala ini sering muncul seiring dengan bertambahnya usia seseorang atau karena depresi dan
sebagainya. Gejala-gejala yang umumnya muncul pada seseorang yang mengalami insomnia
berpengaruh dengan ciri-ciri sebagai berikut (Rafknowledge, 2004 : 60): 1. Kesulitan jatuh tertidur atau
tidak tercapainya tidur nyenyak. Keadaan ini bisa berlangsung sepanjang malam dan dalam tempo
berhari-hari, berminggu-minggu atau lebih. 2. Merasa lelah saat bangun tidur dan tidak merasakan
kesegaran. Mereka yang mengalami insomnia sering kali merasa tidak pernah tertidur sama sekali. 3.
Sakit kepala di pagi hari. Ini sering disebut efek mabuk, padahal nyatanya orang tersebut tidak minum-
minum dimalam itu. 4. Kesulitan berkonsentrasi. 5. Mudah marah. 6. Mata memerah. 7. Mengantuk
disiang hari.

F. Jenis-jenis Insomnia Insomnia dalam National Institutes of Health (1995) dapat dibagi menjadi
transient(sementara), intermittent (kadang-kadang) dan kronis (konstan). Menurut klasifikasi diagnostik
WHO pada tahun 1990, insomnia dimasukkan dalam golongan DIMS (Disorder of Initiating and
Maintaining Sleep). Secara umum imsomnia dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Lanywati, 2001 : 14): 1.
Insomnia Primer Merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabnya belum diketahui secara pasti dan
biasanya berlangsung lama atau kronis (long term insomnia). Insomnia primer sering menyebabkan
terjadinya komplikasi kecemasan dan depresi, yang justru dapat menyebabkan insomnia semakin parah
2. Insomnia Sekunder Merupakan gangguan sulit tidur yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti.
Penyebabnya dapat berupa faktor gangguan sakit fisik dan gangguan kejiwaan (psikis). Insomnia
sekunder dibedakan menjadi dua, yaitu insomnia sementara (transient insomnia) dan insomnia jangka
pendek (short term insomnia). Insomnia sementara (transient insomnia) terjadi pada seseorang yang
dapat tidur normal, namun karena adanya stres atau ketegangan sementara menjadi sulit tidur.
Sedangkan insomnia jangka pendek (short term insomnia) merupakan gangguan sulit tidur yang terjadi
pada para penderita sakit fisik atau mendapat stress situasional. Sedangkan menurut Fisher, insomnia
dibedakan menjadi tiga bentuk dan ditambahkan satu bentuk lagi oleh Maxmen, sehingga ada empat
bentuk insomnia, yaitu (Hardjanta, 2003:2): 1. Sleep-onset (Initial) Insomnia, yang meliputi kesulitan
untuk jatuh atau masuk tidur. 2. Sleep-maintenance (Middle) insomnia, yang ditandai dengan sering
terbangun di malam hari. 3. Terminal insomnia, yang berbentuk bangun awal pada pagi hari dan dan
tidak dapat kembali tidur. 4. Pan-insomnia,yaitu kesulitan tidur sepanjang malam G. Faktor Penyebab
Insomnia Menurut Rafknowldege (2004:58), jika diambil garis besarnya, faktor-faktor penyebab
insomniayaitu: 1. Stres atau Kecemasan. seseorang yang didera kegelisahan yang dalam, biasanya
karena memikirkan permasalahan yang sedang dihadapi. 2. Depresi. Selain menyebabkan insomnia,
depresi juga bisa menimbulkan keinginan untuk tidur terus sepanjang waktu, karena ingin melepaskan
diri dari masalah yang dihadapi. Depresi bisa menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia dapat
menyebabkan depresi. 3. Kelainan-kelainan kronis. Kelainan tidur (seperti tidur apnea), diabetes, sakit
ginjal, arthritis, atau penyakit yang mendadak sering kali menyebabkan kesulitan tidur. 4. Efek samping
pengobatan. Pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat menjadi penyebab insomnia. 5. Pola makan
yang buruk. Mengkonsumsi makanan berat sesaat sebelum pergi tidur bisa menyulitkan seseorang jatuh
tidur. 6. Kafein, nikotin, dan alkohol. Kafein dan nikotin adalah zat stimulan (penekan saraf). Alkohol
dapat mengacaukan pola tidur seseorang. 7. Kurang berolahraga. Hal ini juga bisa menjadi faktor sulit
tidur yang signifikan. Penyebab lainnya bisa berkaitan dengan kondisi-kondisi spesifik, seperti usia lanjut
(insomnia lebih sering terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun), wanita hamil dan riwayat
depresi atau penurunan.

H. Cara mengatasi insomnia Banyak cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tidur.
Salah satunya adalah terapi relaksasi yang termasuk terapi nonfarmakologi. Terapi relaksasi dapat
dilakukan untuk jangka waktu yang terbatas dan biasanya tidak memiliki efek sampinng. Aroma terapi
merupakan salah

satu

bentuk

terapi

relaksasi. Aromaterapi

merupakan

proses

penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Beberapa minyak sari yang umum
digunakan dalam aromaterapi karena sifatnya yang serbaguna adalah Langon kleri, eukaliptus,
geranium, lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary, pohonteh, dan ylang-ylang. Berbagai
penelitian sudah membuktikan manfaat ganda dari minyak aroma. Penelitian medis pada tahun
belakang setelah mengungkapkan kenyataan bahwa bau yang terhirup memiliki dampak signifikan
terhadap perasaan. Bau-bauan berpengaruh secara langsung terhadap otak . Penelitian sebelumnya juga
menyatakan bahwa ada perubahan tingkat kecemasan setelah diberi aromaterapi. Menghirup lavender
meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi).
Selain itu lavender juga berguna untuk menenangkan rasa nyaman, keterbukaan, keyakinan, cinta kasih,
mengurangi sakit kepala, stres, frustasi, mengobati kepanikan, mereda histeria, serta mengobati
insomnia. Lavender juga membantu penyembuhan depresi, gelisah, susah tidur dan sakit kepala .
Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji efek penggunaan aromaterapi Lavender pada Lansia yang
mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam mengembangkan
manajemen gangguan tidur yang bersifat jangka panjang.

Aroma terapi adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-bauan yang
umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih, dan enak yang disebut minyak
asiri. Aroma terapi suatu cara perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit dengan minyak essensial
(essential oil). Beberapa minyak asiri yang umum digunakan dalam aroma terapi karena sifatnya yang
serbaguna diantaranya adalah Langon Kleri (Salvia Scarea), Eukalipus (EucalyptusGlobulus), Geranium
(Pelargonium Graveolens), Lavender (Lavendula Vera Officianals), Lemon (Citrus Linonem), Peppermint
(Mentha Piperita), Petitgrain (Daun Citus Aurantium), dan Rosmari (Rosmarinus Officinals), serta Pohon
teh (Melalueca Alternifol), dari minyak- minyak tersebut, minyak lavender merupakan minyak essensial
yang paling popular (Andria, 2014). Aroma terapi minyak lavender diperoleh dengan cara distilasi bunga.
Minyak lavender bersifat serba guna, sangat cocok untuk merawat kulit terbakar, terkelupas, psoriasis,
dan juga membantu kasus insomnia. Lavender beraroma ringan bunga-bungaan dan merupakan
essensial aroma terapi yang dikenal memiliki efek sedatif dan anti-neurodepresive. Aromaterapi
lavender juga memiliki kandungan utama yaitu linalool asetat yang mampu mengendorkan dan
melemaskan sistem kerja urat-urat saraf dan otot-otot yang tegang. Menghirup lavender meningkatkan
frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi) sehingga dapat
mengobati insomnia. Lavender juga membantu keseimbangan kesehatan tubuh yang sangat bermanfaat
dalam menghilangkan sakit kepala, premenstrual sindroma, stress, ketegangan, kejang otot dan regulasi
jantung(Andria,2014). Minyak lavender di ekstrak dari tanaman yang disebut lavandula angustifolia. Dari
semua aromaterapi, lavender dianggap paling bermanfaat dari semua minyak atsiri. Bunga Lavender
Nama lavender berasal dari bahasa latin “lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-orang Roma
telah memakainya sebagai parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender memiliki
2530 spesies, beberapa diantaranya adalah lavandula angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula
stoechas.Penampakan bunga ini adalah berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman
mencapai 72 cm. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke
arah timur sampai India. Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi, dengan ketinggian
berkisar antara 600-1.350 m di atas permukaan laut. Zat Yang Terkandung Pada Minyak Lavender
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa kandungan. Menurut penelitian,
dalam 100 gram minyak lavender tersusun atas beberapa kandungan, seperti : minyak esensial (13%),
alphapinene (0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene (1,06%),
cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol (1,21%), terpinen-4-o1 (4,64%), linail acetate (26,32%), geranyl
acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa
kandungan utama dari bunga

lavender
adalah

linail

asetat

dan

linalool

(C10H18O)

(McLainDE,2009) I. Metode Penelitian dilakukan dengan desain dengan Penelitian dilakukan di panti
Werdha Griya Asih Lawang dan Usia Tresno Mukti Turen Malang. Mulai tanggal 17 Desember 2008-24
Januari 2009. Pengambilan subyek dengan tehnik kepada semua populasi yang mempunyai kualitas tidur
yang buruk. Subyek dialokasikan secara random pada kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan (9
orang) dan kontrol (9 orang). Kelompok perlakuan diberikan aromaterapi bunga lavender dan plasebo
berupa aquabidest yang diteteskan pada sapu tangan diberikan pada kelompok kontrol selama 7 hari
berturut-turut sebelum tidur malam (waktu tidur sesuai dengan kebiasaan responden), dengan waktu 1
menit yang dilakukan oleh perawat yang dilatih sebelumnya. Instrumen yang digunakan pada penelitian
adalah PSQI. Analisa data menggunakan perhitungan statistik dengan uji dan . Uji digunakan untuk
menganalisa perbedaan kualitas tidur antara pengukuran awal dan akhir pada kedua kelompok subyek
penelitian. Sedangkan digunakan untuk membedakan penurunan kualitas tidur pada dua kelompok
penelitian. Dari 18 responden yang memenuhi kriteria inklusi didapatkan hasil 50% responden yang
kualitas tidur buruk yaitu berusia antara 60-69, dan semua responden berjenis kelamin perempuan. Hal
ini dikarenakan sebagian besar penghuni kedua Panti Wreda berjenis kelamin perempuan. Sedangkan
pendidikan terakhir responden paling banyak dijumpai sekolah dasar (50%). Wiraswasta merupakan
pekerjaan yang paling banyak dilakukan responden (45%) sebelum menghuni panti, diikuti tidak bekerja
(33%). Setelah satu minggu perlakuan, keseluruhan subyek pada kelompok kontrol tetap mengalami
kualitas tidur buruk. Sedangkan subyek pada kelompok perlakuan sebanyak 4 orang (44%) mengalami
kualitas tidur baik dan sisanya tetap. Hasil penelitian menunjukkan data skor kualitas tidur pada
kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi bunga lavender selama satu minggu
menunjukkan penurunan yang sangat sedikit (0,78) dan tidak signifikan (p=0,317). Sebaliknya pada
kelompok perlakuan menunjukkan penurunan yang signifikan (3,89,p=0.007).
J. Satuan Operasional Prosedur Aromaterapi Lavender Tujuan umum: Mahasiswa mampu melakukan
pemberian aroma terapi lavender dengan benar Tujuan khusus: Setelah mengikuti praktikum ini
mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemberian aroma terapi lavender 2. Menjelaskan tahapan
prosedur pemberian aroma terapi lavender 3. Menerapkan pemberian aroma terapi lavender secara
benar Pengertian: Aroma terapi merupakan terapi inhalasi untuk menciptakan rasa nyaman Tujuan
pemberian aroma terapi: memberikan rasa nyaman pada pasien Persiapan alat dan bahan: 1. Tungku
Aromaterapi 2. Lilin 3. Korek Api 4. Air 5. Essential Oil Lavender

Prosedur: Pre interaksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien. 2. Identifikasi faktor atau
kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi 3. Siapkan alat dan bahan Tahap Orientasi 4. Beri salam
dan panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan diri (untuk pertemuan pertama) 5.
Menanyakan keluhan klien/perasaanklien 6. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien
dan keluarga 7. Beri kesempatan klien dan keluarga bertanya Tahap Kerja 8. Jaga privasi klien 9.
Tuangkan air kedalam mangkok secukupnya 10. Hidupkan lilin dengan korek api 11. Taruh lilin yang
menyala di bawah mangkok, usahakan jarak antara lilin dan mangkok sekitar 2 inchi 12. Tuangkan
essential oil kedalam air hangat didalam mangkok sebanyak 5-10 tetes 13. Anjurkan klien untuk
menghirup uap essential oil pada mangkok selama 510 menit 14. Setelah terapi selesai bersihkan alat
dan atur posisi nyaman untuk klien Terminasi 15. Evaluasi hasil kegiatan 16. Berikan umpan balik positif
17. Kontrak pertemuan selanjutnya (bila dianjurkan untuk mengikuti terapi lanjutan) 18. Akhiri kegiatan
dengan cara yang baik 19. Bereskan peralatan 20. Cuci tangan Dokumentasi 21.Catat hasil kegiatan di
dalam catatan keperawatan dalam catatan keperawatan

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Aromaterapi adalah praktek terapi menggunakan minyak atsiri yang
diekstrak dari tanaman, pohon, bunga dan herbs. Aromaterapi organik dikembangkan dari praktek kuno
menggunakan berbagai jenis esens tumbuhan alami untuk mempromosikan seseorang, kesehatan dan
juga kesejahteraan. Aromaterapi dikatakan mampu memicu respons biokimia tertentu diotak yang pada
gilirannya mengaktifkan fungsi tertentu dari tubuh dan pikiran untuk memberikan rasa kesejahteraan.
Aromaterapi merupakan seni merawat tubuh, pikiran dan jiwa dengan minyak essensial. Menurut Price
(1997, hlm. 77) banyak minyak esensial yang memiliki sifat ini hingga derajat tertentu dan mengapa
terjadi hal demikian tampaknya tidak ada keterangan yang dapat menjelaskan, mengingat rasa nyeri itu
sendiri merupakan masalah yang rumit. Sifat analgesic ini diperkirakan terjadi sebagian akibat efek anti
inflamasi, sirkulasi serta detoksifikasi yang ditimbulkan oleh beberapa jenis minyak esensial lainnya.
Senyawa fenol eugenol yang ditemukan dalam minyak cangkih sudah kita kenal dengan baik sebagai
obat sakit gigi, minyak wintergreen (yang mengandung metil salisilat, yaitu suatu senyawa ester) secara
tradisional sudah dipakai sebagai obat gosok untuk menghilangkan pegal-pegal pada otot, dan menthol
secara khusus sudah digunakan untuk nyeri kepala. Insomnia adalah keluhan yang sering muncul berupa
kendala-kendala seperti kesulitan tidur, tidur tidak tenang, kesulitan menahan tidur atau untuk tetap
tidur, seringnya terbangun di pertengahan malam dan seringnya terbangun lebih awal pada diri
seseorang (Rafknowledge, 2004:57). Menghirup lavender meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan
keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi). Selain itu lavender juga berguna untuk
menenangkan rasa nyaman, keterbukaan, keyakinan, cinta kasih,mengurangi sakit kepala, stres, frustasi,
mengobati kepanikan, mereda histeria, serta mengobati insomnia. Lavender juga membantu
penyembuhan depresi, gelisah, susah tidur dan sakit kepala . Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji
efek penggunaan aromaterapi Lavender pada Lansia yang mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi dasar dalam mengembangkan manajemen gangguan tidur yang bersifat
jangka panjang. B. SARAN Dengan aroma terapi yang dapat berperan merelaksasikan pikiran dan
mengurangi rasa stres, hal tersebut tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur.
Kita sebagai perawat hendaknya bisa menerapkan terapi aroma lavender ini, karena sangat berguna
bagi pasien yang mengalami rasa stress yang tinggi, kecemasan dan lain lain.

20

DAFTAR PUSTAKA Poerwadi, R. (2006). Aroma terapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat. Price
Shirley, PriceLen. 1997. Aroma terapi bagi projesi kesehatan. Jakarta: EGC. p31-49,297

Anda mungkin juga menyukai