Anda di halaman 1dari 68

ISSN 2407-7658

PENGEMBANGAN PENGGUNAAN SISTEM


E-LEARNING PADA PEMBELAJARAN
MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN
KONSEP DeLone Dan
McLean

Abstrak. Sistem pembelajaran secara elektronik (e-


learning) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat)
pemerintah dibangun untuk memudahkan pegawainya
dalam belajar secara on line melalui komputer di unit kerja
masing- masing. Melalui sistem informasi e-learning
pengguna dapat mengunduh materi diklat, mengambil dan
mengumpulkan tugas-tugas, mengerjakan soal-soal ujian,
melihat nilai tugas dan ujian, melihat peringkat diklat
berdasarkan nilai yang diperoleh saat pelaksanaan diklat
dan ikut serta dalam komunitas diskusi.

Penggunaan sistem informasi e-learning di lingkup


pemerintah memiliki karakteristik yang berbeda dengan
lingkup perguruan tinggi. Hal ini berkaitan dengan
karakteristik organisasi, proses bisnis organisasi, budaya
organisasi dan karakteristik pelaku organisasi yang
berbeda antara lingkup pemerintah dan lingkup perguruan
tinggi. Perbedaan tersebut membutuhkan model evaluasi
yang disesuaikan dengan karakteristik lembaga diklat
pemerintah, sehingga dapat menggambarkan kesuksesan
dan penerimaan pengguna terhadap sistem informasi e-
learning.
ISSN 2407-7658

Untuk menentukan model evaluasi yang tepat dan sesuai


dengan karakteristik lembaga diklat pemerintah, maka
perlu dilakukan penelitian terkait model evaluasi sistem
informasi. Penelitian ini mengusulkan model evaluasi
integrasi dari model penerimaan UTAUT, model
kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean dan
model kesesuaian manusia-organisasi-teknologi HOT Fit
dengan modifikasi yang disesuaikan dengan karakteristik
lembaga diklat pemerintah dan dapat menggambarkan
kesuksesan dan penerimaan sistem informasi e-learning-
nya.

Kata kunci: E-Learning; model penerimaan UTAUT; model


kesuksesan SI DeLone dan McLean, model kesesuaian HOT Fit,
model evaluasi terintegrasi

1. PENDAHULUAN

Teknologi Informasi (TI) saat ini telah berkembang sangat pesat.


Hal ini membawa pengaruh pada perkembangan banyak bidang
kehidupan manusia,
meliputi ekonomi perdagangan/ bisnis, sosial, kesehatan,
pendidikan, transportasi, perbankan, dll. Bidang pendidikan
adalah salah satu yang terkena pengaruh perkembangan TI.
Dampak dari perkembangan TI tersebut adalah dibangunnya
sistem pembelajaran secara elektronik (e-learning) untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran sehingga
meningkatkan kompetensi dan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM).

Keberhasilan kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh kualitas


sumber daya manusia (pegawai) yang dimilikinya. Untuk
memenuhi kebutuhan pegawai yang kompeten dan berkualitas,
maka instansi pemerintah perlu menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan (diklat) yang bermutu, sesuai kebutuhan organisasi
dan dilaksanakan secara berkesinambungan. E-learning adalah
sebuah pembelajaran pada semua tingkatan formal maupun
nonformal yang menggunakan jaringan komputer (baik internet
maupun intranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi atau
fasilitas [1]. E-learning pertama kali diperkenalkan oleh
Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan
sistem instruksi berbasis komputer (computer assisted
instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu e-
learning terus berkembang sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan TI.

Penerapan e-learning kebanyakan dilakukan oleh perguruan


tinggi. Di Indonesia telah banyak perguruan tinggi yang
menggunakan sistem informasi (SI) e-learning untuk
mendukung proses pembelajaran mahasiswa, antara lain:
- Universitas Gadjah Mada http://elisa.ugm.ac.id/;
- Institut Teknologi Bandung http://blendedlearning.itb.ac.id/;
- Universitas Indonesia http://cml.ui.ac.id dan https://scele.ui.ac.id;
- Universitas Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/;
- Universitas Airlangga http://www.aula.unair.ac.id/;
- Universitas Padjajaran http://elearning-dev.unpad.ac.id/;
- Universitas Diponegoro http://kulon.undip.ac.id/;
- Universitas Sebelas Maret http://elearning.uns.ac.id/; dll.

Melihat besarnya manfaat dan dampak positif dari penggunaan


e-learning di lingkup perguruan tinggi, maka instansi
pemerintah banyak yang menerapkan e-learning untuk
meningkatkan kompetensi pegawainya, antara lain:
- Kementerian Perindustrian http://www.kemenperin.go.id/e-
learning;
- Kementerian Hukum dan HAM https://e-
learning.kemenkumham.go.id/;
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)
http://pkpdfi.pom.go.id/pkpdfi/;
- Kemeterian Komunikasi dan
Informatika
http://elearn.bprtik.kominfo.go.id/jsp/elearn/main.jsp;
- Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) http://lms.bpkp.go.id/?portfolio=elearning-
pusdiklatwas-bpkp;
- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) http://appfasbel.bpk.go.id/e-
learning; dll.
E-learning dibuat oleh suatu lembaga diklat pemerintah
untuk memudahkan pegawainya dalam memperoleh
pengetahuan/ pembelajaran secara online. Hal ini
memungkinkan para pegawai untuk belajar melalui komputer
diunit kerja masing-masing sehingga informasi/ materi diklat
yang didapat di kelas dapat diperoleh juga dengan mengakses
komputer. SI e-learning menyediakan fasilitas dapat melihat dan
mengunduh materi diklat, mengunduh dan mengunggah tugas-
tugas, mengerjakan soal-soal ujian secara on line, melihat nilai
ujian, melihat peringkat diklat dan ikut serta dalam komunitas
diskusi.
Penggunaan e-learning di lingkup pemerintah memiliki
karakteristik yang berbeda dengan di lingkup perguruan tinggi.
Hal ini berkaitan dengan karakteristik organisasi, proses bisnis,
budaya organisasi dan karakteristik pelaku dalam organisasi
yang berbeda antara lingkup pemerintah dan perguruan tinggi.
Karakteristik organisasi dan proses bisnis lingkup perguruan
tinggi adalah murni di bidang pendidikan, di mana budaya
organisasi yang berkembang adalah budaya kompetensi dalam
menuntut ilmu/ belajar dan para pelakunya merupakan para
pengajar, pelajar dan pengelola pembelajaran yang setiap saat
berkecimpung dalam proses belajar mengajar secara
berkelanjutan.
Kegiatan pemerintah di bidang pendidikan ditujukan untuk
meningkatan kompetensi dan kualitas para pelaku organisasinya
untuk mendukung kinerja organisasi yang baik. Bentuk dari hal
tersebut adalah diselenggarakannya diklat untuk para pegawai
pemerintah, di mana salah satu metodenya dengan menggunakan
e-learning. Proses belajar mengajar di instansi pemerintah hanya
dilakukan saat diklat dan tidak dapat dilakukan setiap saat,
sehingga interaksi menggunakan e-learning bergantung pada
pelaku organisasi sesuai dengan kesadaran dan minat dalam
menggunakan e-learning secara berkelanjutan di luar
pelaksanaan diklat. Oleh karena itu secara umum penerapan e-
learning di lingkup perguruan tinggi lebih berhasil dibandingkan
di lingkup pemerintah.
Perbedaan karakteristik organisasi, proses bisnis, budaya
organisasi dan karakteristik pelaku dalam organisasi antara
lingkup pemerintah dengan perguruan tinggi menjadikan
penerapan e-learning di lingkup pemerintah memerlukan metode
implementasi tersendiri agar SI e-learning dapat efektif dan
efisien, diterima dengan baik dan memuaskan penggunanya serta
memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja organisasi. Atas
implementasi SI e-learning tersebut memerlukan evaluasi untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan
penerimaan pengguna terhadap SI e-learning

serta pengaruhnya terhadap kinerja organisasi. Oleh karena


itulah dibutuhkan model evaluasi yang sesuai untuk menilai
kesuksesan dan penerimaan terhadap SI e-learning pada
lembaga diklat pemerintah.
2. METODOLOGI

Dalam rangka membangun model evaluasi terintegrasi SI e-


learning pada lembaga diklat pemerintah yang diusulkan dalam
penelitian ini, berikut tiga langkah metodologi yang digunakan:
1) Tinjauan umum terhadap penelitian sebelumnya yang meneliti
SI e-learning
dan evaluasi kesuksesan dan penerimaan pengguna terhadap SI.
2) Tinjauan umum terhadap model evaluasi SI yang ada untuk
memberikan landasan teori terhadap pengusulan kerangka dan
variabelnya dalam membangun model evaluasi kesuksesan
dan penerimaan SI e-learning.
3) Menganalisis kerangka model evaluasi SI yang ada dan
mengidentifikasi kekuatan dan keterbatasan masing-masing
kerangka, untuk dijadikan pertimbangan dalam mengusulkan
model evaluasi SI baru yang lebih baik.

Metodologi tersebut di atas mengacu pada metodologi yang


digunakan oleh Mohamadali dan Garibaldi [2]. Penjelasan lebih
lanjut adalah sebagai berikut:

2.1 Tinjauan umum terhadap penelitian sebelumnya

Penelitian sebelumnya yang meneliti SI e-learning dan evaluasi


kesuksesan dan penerimaan pengguna terhadap SI menggunakan
model Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology
(UTAUT), model kesuksesan SI DeLone dan McLean, model
kesesuaian Human-Organization-Technology Fit (HOT Fit), dan
model evaluasi terintegrasi, antara lain:

Penelitian e-learning sudah banyak dilakukan oleh peneliti


sebelumnya antara lain yaitu Wibowo [15] yang mengevaluasi
penerimaan terhadap SI e-learning di Pusdiklat BPK RI dengan
menggunakan model penerimaan teknologi atau Technology
Acceptance Model (TAM). Dinata [16] mengevaluasi
penggunaan SI e-learning eLisa Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta dengan menggunakan metode TAM. Putra [17]
meneliti bahwa e-learning relevan dalam peningkatan
kompetensi di Pemprov. DKI Jakarta, terutama dalam hal
efisiensi anggaran, menyiasati keterbatasan sarana/ prasarana,
dan akses yang lebih luas. Dalam hal kesiapan Pemprov. DKI
Jakarta belum saatnya menerapkan e-learning.
Penelitian menggunakan model UTAUT dilakukan oleh Al Awadhi
dan Morris
[4] yang mengeksplorasi faktor-faktor yang menentukan
pengadopsian layanan
e-government di sebuah negara yang sedang berkembang (Kuwait)
dengan menggunakan model UTAUT. Penelitian Jafari et al. [18]
mengeksplorasi dan mengusulkan kebutuhan dan nilai-nilai warga
di sistem e-governance yang didasarkan pada faktor-faktor
penentu keberhasilan SI berdasarkan model DeLone dan McLean.
Penelitian Mohamadali dan Garibaldi [2] mengajukan
sebuah kerangka baru untuk evaluasi penerimaan pengguna atas
teknologi perangkat lunak pada sektor pelayanan kesehatan.
Penelitian tersebut mengajukan model evaluasi terintegrasi yaitu
integrasi model penerimaan pengguna UTAUT, model
kesuksesan SI DeLone dan McLean, dan model Task
Technology Fit (TTF).
Penelitian Mohamadali dan Garibaldi [2] menjadi landasan
penelitian Yuliasari
yang menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam
menggunakan Sistem Aplikasi Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (SiAP LKPD) dan implikasinya terhadap kinerja
auditor. Model penelitian yang digunakan

2.2 Landasan teori pengusulan kerangka dan variabel model


evaluasi kesuksesan dan penerimaan SI e-learning

Dalam penelitian ini akan dibahas empat teori yang relevan


dengan usulan model evaluasi kesuksesan dan penerimaan SI e-
learning pada lembaga diklat pemerintah, yaitu model
penerimaan UTAUT [11], model kesuksesan SI DeLone dan
McLean [14], model kesesuaian HOT Fit [12], dan model
evaluasi terintegrasi [2]. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

1) Unified Theory of Acceptance and Usage of Technology


(UTAUT)

Venkatesh, et al. [11] mengkaji teori-teori tentang


penerimaan teknologi oleh pemakai-pemakai sistem.
Delapan teori dikaji yaitu Theory of Reasoned Action/TRA,
TAM, Motivational Model/MM, Theory of Planned
Behavior/TPB, TAM+TPB, Model of PC Utilization/MPCU,
Innovation Diffusion Theory/IDT, dan Social Cognitive
Theory/SCT. Teori-teori yang sudah ada ini dikembangkan
menjadi sebuah model baru terintegrasi dinamakan teori
gabungan penerimaan dan penggunaan teknologi (Unified
Theory of Acceptance and Usage of Technology/UTAUT).
Empat faktor kunci model UTAUT yaitu harapan kinerja
(performance expectancy); harapan usaha (effort
expectancy); pengaruh sosial (social influence); dan kondisi-
kondisi fasilitas (facilitating conditions).
2) Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean

Model yang baik adalah model yang lengkap tetapi


sederhana atau disebut model parsimoni [19]. Berdasarkan
teori dan hasil penelitian sebelumnya, DeLone dan McLean
[13] mengembangkan suatu model parsimoni dengan nama
model kesuksesan SI DeLone dan McLean. Faktor atau
komponen pengukuran kesuksesan SI dari model ini yaitu
kualitas sistem (system quality); kualitas informasi
(information quality); penggunaan (use); kepuasan pengguna
(user satisfaction); dampak individual (individual impact);
dampak organisasi (organization impact).

Berdasarkan kritik yang diterima dan perkembangan SI serta


lingkungan penggunaannya, DeLone dan McLean [14]
memperbarui modelnya yaitu memasukkan variabel kualitas
pelayanan (service quality); merubah variabel-variabel
dampak individual dan organisasi menjadi manfaat- manfaat
bersih (net benefit); perbaikan dan peningkatan pengukuran-
pengukuran.

3) Model Human, Organization, Technology Fit (HOT Fit)

Model yang dikembangkan oleh Yusof et al. [12] ini


menempatkan komponen penting dalam evaluasi SI yaitu
manusia (human), organisasi (organization), dan teknologi
(technology) dan kesesuaian hubungan di antaranya.
Kerangka model HOT Fit merupakan pengembangan model
kesuksesan SI DeLone dan McLean yaitu menambahkan
faktor organisasi dan dimensinya: struktur dan lingkungan;
fit antara faktor teknologi, manusia dan organisasi; dua cara
hubungan antara dimensi kualitas informasi dan penggunaan
sistem, kualitas informasi dan kepuasan penggunaan,
struktur dan lingkungan, struktur dan net benefit, dan
lingkungan dan net benefit.

4) Model Evaluasi Terintegrasi

Mohamadali dan Garibaldi [2] mengusulkan model evaluasi


terintegrasi dengan menggabungkan tiga teori SI, yaitu
model UTAUT, model kesuksesan SI DeLone dan McLean,
dan model TTF. Model UTAUT dan kesuksesan SI
menggunakan variabel dependen hampir sama yaitu niat
untuk menggunakan suatu sistem, dimana model UTAUT
menggunakan istilah “behavioural intention” sedangkan
model kesuksesan SI menggunakan istilah “intention to use”
atau “use”. Namun, masing-masing model memiliki variabel
independen yang berbeda. Pada model UTAUT, niat
keperilakuan ditentukan oleh harapan kinerja, harapan usaha,
dan pengaruh sosial. Pada model kesuksesan, niat untuk
menggunakan ditentukan oleh kualitas informasi, kualitas
sistem, dan kualitas layanan.
Model UTAUT hanya meneliti pengaruh konstruk ke niat
keperilakuan, belum menghubungkan ke hasil pemakaian.
Model kesuksesan telah menghubungkan penggunaan
dengan dampaknya.

Menurut Mohamadali dan Garibaldi [2, 10], kesuksesan atau


kegagalan SI sangat bergantung pada kesesuaian antara tiga
tingkat yaitu manusia- organisasi-teknologi. Penggabungan
faktor independen pada dua model tersebut dan penambahan
model kesesuaian manusia-organisasi-teknologi
menghasilkan model terintegrasi yang memberikan
representasi lebih baik atas faktor penentu niat.

2.3 Analisis dan identifikasi kekuatan dan keterbatasan


kerangka model evaluasi sistem informasi

Hasil analisis dan identifikasi kekuatan dan keterbatasan


kerangka model evaluasi SI dapat dijelaskan sebagai berikut:

Model penerimaan UTAUT hanya dapat digunakan untuk


mengevaluasi penerimaan pengguna terhadap SI. Model
penerimaan UTAUT tidak dapat menilai kesuksesan SI. Namun
demikian, model penerimaan UTAUT masih lebih baik
dibandingkan model penerimaan TAM yang hanya mampu
menghitung hingga 53% dari varian, sedangkan model
penerimaan UTAUT mampu menghitung hingga 70% dari
varian (adjusted R2) [11].

Model kesuksesan SI DeLone dan McLean sangat baik untuk


menilai kesuksesan sistem berdasarkan kualitas informasi,
kualitas sistem dan kualitas layanan SI yang mempengaruhi
kepuasan pengguna dan manfaat bersih dari penggunaan SI [14].
Model ini belum mampu mengevaluasi SI terkait faktor- faktor
yang mempengaruhi pengguna untuk menerima dan
menggunakan SI.

Model kesesuaian HOT Fit [12] merupakan pengembangan dari


model kesuksesan SI DeLone dan McLean dan
mengelompokkan variabel independennya menjadi tiga dimensi,
yaitu manusia, organisasi, dan teknologi. Model HOT Fit dapat
menilai kesuksesan sistem informasi dan penerimaan
penggunaan SI serta menilai kesesuaian antara manusia-
organisasi-teknologi dalam implementasi SI. Kekurangan model
HOT Fit yaitu variabel dalam dimensi manusia belum
menjelaskan secara lebih jauh faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan pengguna untuk menggunakan SI.

Model evaluasi terintegrasi [2] menggabungkan variabel


independen model penerimaan UTAUT dan model kesuksesan
SI DeLone dan McLean serta model kesesuaian TTF. Selain itu
model evaluasi terintegrasi mengelompokkan
variabel independennya ke dalam tiga faktor utama, yaitu faktor manusia,
organisasi, dan teknologi. Model ini dipercaya mampu menggambarkan
kesuksesan dan penerimaan terhadap SI berdasarkan niat penggunaan, kepuasan
pengguna, dan manfaat bersih atas penggunaan SI. Model ini telah menilai
kesesuaian manusia-organisasi-teknologi terhadap implementasi SI, namun
faktor organisasi pada model ini belum sepenuhnya menggambarkan pengaruh
organisasi terhadap penggunaan SI, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut
untuk melengkapi faktor organisasi agar lebih representatif.

Untuk mengevaluasi kesuksesan dan penerimaan terhadap SI e-learning pada


lembaga diklat pemerintah diperlukan model evaluasi yang mampu
menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan SI dan
penerimaan pengguna terhadap SI. Diperlukan juga model evaluasi yang
memiliki indikator-indikator penilaian tentang niat menggunakan dan kepuasan
pengguna dalam menggunakan SI termasuk variabel-variabel yang
mempengaruhinya disesuaikan dengan karakteristik pengguna (pegawai) dalam
instansi pemerintah, serta dampak penggunaan SI berupa manfaat bersih yang
diperoleh pengguna dan instansi pemerintah. Selain itu diperlukan model yang
dapat mengukur kesesuaian antara manusia (pegawai), teknologi (SI e- learning)
dan organisasi (instansi pemerintah).

Model evaluasi kesuksesan dan penerimaan SI e-learning yang diusulkan dalam


penelitian ini merupakan model integrasi dari model penerimaan UTAUT,
kesuksesan SI DeLone dan McLean dan kesesuaian HOT Fit dengan modifikasi
yang dapat mengevaluasi dan mengukur sesuai dengan kebutuhan di atas dengan
modifikasi disesuaikan karakteristik pemerintah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Model Evaluasi Kesuksesan dan Penerimaan SI E-Learning pada
Lembaga Diklat Pemerintah

Model evaluasi kesuksesan dan penerimaan SI e-learning pada lembaga diklat


pemerintah yang diusulkan mengacu pada penggunaan model integrasi model
UTAUT, model kesuksesan SI DeLone dan McLean dan model HOT Fit [2, 3]
yang dimodifikasi untuk menganalisis kesuksesan dan penerimaan implementasi
SI e-learning pada lembaga diklat pemerintah.

Gender
No Interval Frequency Percent
1 Male 871 29,4
2 Female 2091 70,6
Total 2962 100,0

Gender

29.4

70.6

Male Female

Age
No Interval Frequency Percent
1 17-22 2860 96,6
2 23-28 79 2,7
3 29-34 13 ,4
4 35-40 5 ,2
5 >41 5 ,2
Total 2962 100,0
Age
0.4 0.2 0.2
2.7

96.6

17-22 23-28 29-34 35-40 >41

Origin Province
No Interval Frequency Percent
1 South Kalimantan 2367 79,9
2 Center Kalimantan 223 7,5
3 West Kalimantan 34 1,1
4 East Kalimantan 79 2,7
5 North Kalimantan 21 ,7
6 West Java 50 1,7
7 North Sumatra 36 1,2
8 Lampung 5 ,2
9 South Sumatera 5 ,2
10 Banten 4 ,1
11 East Java 46 1,6
12 Central Java 30 1,0
13 Jakarta 18 ,6
14 Thailand 1 ,0
15 Yogyakarta 16 ,5
16 West Nusa Tenggara 1 ,0
17 East Nusa Tenggara 2 ,1
18 Bangka belitung 3 ,1
19 Riau 5 ,2
20 Bengkulu 1 ,0
21 West Sumatera 3 ,1
22 Aceh 1 ,0
23 South sulawesi 5 ,2
24 Papua 1 ,0
25 Bali 4 ,1
26 Maluku 1 ,0
Total 2962 100,0
South Kalimantan
Center Kalimantan
Origin Province West Kalimantan
East Kalimantan
0.60.50.10.1 1 0.1 0.2 0.1
0.2
1.7 1.2 0.2 0.2 0.1 1.6 North Kalimantan
0.7 West Java
North Sumatra
2.7 Lampung
1.1 South Sumatera
7.5 Banten
East Java
Central Java
Jakarta
Thailand
Yogyakarta
West Nusa Tenggara
East Nusa Tenggara
Bangka belitung
Riau
Bengkulu
West Sumatera
Aceh
79.9 South sulawesi
Papua
Bali
Maluku
University
No Interval Frequency Percent
1 Public University 2528 85,3
2 Private University 434 14,7
Total 2962 100,0

University

14.7

85.3

Public University Private University


Faculty
No Interval Frequency Percent
1 0 1 ,0
2 FKIP 1301 43,9
3 FEB 313 10,6
4 FH 115 3,9
5 FISIP 175 5,9
6 FMIPA 128 4,3
7 FPK 61 2,1
8 FAHUTAN 22 ,7
9 FAPERTA 61 2,1
10 FT 294 9,9
11 FKG 52 1,8
12 PASCASARJANA 43 1,5
13 FK 80 2,7
14 FIK 32 1,1
15 FBS 27 ,9
16 HTN 1 ,0
17 FSBK 3 ,1
18 Fasilkom 19 ,6
19 FKM 7 ,2
20 Ushuluddin dan Humaniora 28 ,9
21 Farmasi 50 1,7
22 FIB 4 ,1
23 Psikologi 14 ,5
24 FS 19 ,6
25 Fakultas Syariah dan ekonomi islam 38 1,3
26 Dakwah dan ilmu komunikasi 30 1,0
27 FIKOM 3 ,1
28 Sastra Inggris 1 ,0
29 FAH 1 ,0
30 Akbid 12 ,4
31 KALK 1 ,0
32 ASMI 2 ,1
33 Akper 6 ,2
34 Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 11 ,4
35 Penerbangan 1 ,0
36 Vokasi 2 ,1
37 AL AZHAR CAIRO 2 ,1
38 FBA 2 ,1
Total 2962 100,0
0
Faculty FKIP
FEB
FH
FISIP
FMIPA
FPK
FAHUTAN
FAPERTA
FT
FKG
PASCASARJANA
FK
FIK
FBS
HTN
FSBK
Fasilkom
FKM
Ushuluddin dan Humaniora
Farmasi
FIB
Psikologi
FS
Fakultas Syariah dan ekonomi islam
Dakwah dan ilmu komunikasi
FIKOM
Sastra Inggris
FAH
Akbid
KALK
ASMI
Akper
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Penerbangan
Vokasi
AL AZHAR CAIRO
FBA
Semester
No Interval Frequency Percent
1 Semester 1 329 11,1
2 Semester 3 581 19,6
3 Semester 5 1754 59,2
4 Semester 7 250 8,4
5 Semester 9 34 1,1
6 Semester 11 5 ,2
7 Semester 13 9 ,3
Total 2962 100,0

Semester
1.1 0.2 0.3
8.4 11.1

Semester 1
Semester 3
Semester 5
19.6
Semester 7
Semester 9
Semester 11
Semester 13

59.2
System Quality 1
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 27 ,9
2 Disagree 117 4,0
3 Neutral 806 27,2
4 Agree 1610 54,4
5 Strongly Agree 402 13,6
Total 2962 100,0

System Quality 1
0.9
4
13.6

Strongly Disagree
27.2
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree

54.4
System Quality 2
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 28 ,9
2 Disagree 171 5,8
3 Neutral 957 32,3
4 Agree 1516 51,2
5 Strongly Agree 290 9,8
Total 2962 100,0

System Quality 2
0.9
9.8 5.8

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
32.3
Agree
Strongly Agree

51.2
System Quality 3
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 38 1,3
2 Disagree 250 8,4
3 Neutral 977 33,0
4 Agree 1417 47,8
5 Strongly Agree 280 9,5
Total 2962 100,0

System Quality 3
1.3
9.5 8.4

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
33 Strongly Agree

47.8
System Quality 4
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 40 1,4
2 Disagree 168 5,7
3 Neutral 883 29,8
4 Agree 1496 50,5
5 Strongly Agree 375 12,7
Total 2962 100,0

System Quality 4
1.4
5.7
12.7

Strongly Disagree
Disagree
29.8 Neutral
Agree
Strongly Agree

50.5
Intent to Use 1
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 30 1,0
2 Disagree 164 5,5
3 Neutral 1091 36,8
4 Agree 1365 46,1
5 Strongly Agree 312 10,5
Total 2962 100,0

Intent to Use 1
1
10.5 5.5

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
36.8
Strongly Agree

46.1
Intent to Use 2
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 28 ,9
2 Disagree 198 6,7
3 Neutral 1169 39,5
4 Agree 1300 43,9
5 Strongly Agree 267 9,0
Total 2962 100,0

Intent to Use 2
0.9
9 6.7

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
39.5

43.9
Intent to Use 3
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 29 1,0
2 Disagree 189 6,4
3 Neutral 1059 35,8
4 Agree 1391 47,0
5 Strongly Agree 294 9,9
Total 2962 100,0

Intent to Use 3
1
9.9 6.4

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
35.8 Strongly Agree

47
Intent to Use 4
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 34 1,1
2 Disagree 148 5,0
3 Neutral 1101 37,2
4 Agree 1417 47,8
5 Strongly Agree 262 8,8
Total 2962 100,0

Intent to Use 4
1.1
8.8 5

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
37.2
Strongly Agree

47.8
Service Quality 1
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 30 1,0
2 Disagree 119 4,0
3 Neutral 1160 39,2
4 Agree 1399 47,2
5 Strongly Agree 254 8,6
Total 2962 100,0

Service Quality 1
1
8.6 4

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
39.2 Agree
Strongly Agree

47.2
Service Quality 2
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 27 ,9
2 Disagree 186 6,3
3 Neutral 1094 36,9
4 Agree 1418 47,9
5 Strongly Agree 237 8,0
Total 2962 100,0

Service Quality 2
0.9
8 6.3

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
36.9 Strongly Agree

47.9
Service Quality 3
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 26 ,9
2 Disagree 130 4,4
3 Neutral 990 33,4
4 Agree 1493 50,4
5 Strongly Agree 323 10,9
Total 2962 100,0

Service Quality 3
0.9
4.4
10.9

Strongly Disagree
Disagree
33.4 Neutral
Agree
Strongly Agree

50.4
Service Quality 4
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 28 ,9
2 Disagree 156 5,3
3 Neutral 1143 38,6
4 Agree 1405 47,4
5 Strongly Agree 230 7,8
Total 2962 100,0

Service Quality 4
0.9
7.8 5.3

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
38.6 Strongly Agree

47.4
User Satisfaction 1
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 23 ,8
2 Disagree 149 5,0
3 Neutral 1125 38,0
4 Agree 1356 45,8
5 Strongly Agree 309 10,4
Total 2962 100,0

User Satisfaction 1
0.8
5
10.4

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
38
Strongly Agree

45.8
User Satisfaction 2
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 25 ,8
2 Disagree 168 5,7
3 Neutral 997 33,7
4 Agree 1486 50,2
5 Strongly Agree 286 9,7
Total 2962 100,0

User Satisfaction 2
0.8
9.7 5.7

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
33.7 Agree
Strongly Agree

50.2
User Satisfaction 3
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 40 1,4
2 Disagree 160 5,4
3 Neutral 1142 38,6
4 Agree 1389 46,9
5 Strongly Agree 231 7,8
Total 2962 100,0

User Satisfaction 3
1.4
7.8 5.4

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
38.6 Strongly Agree

46.9
Individual Impact 1
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 16 ,5
2 Disagree 93 3,1
3 Neutral 851 28,7
4 Agree 1524 51,5
5 Strongly Agree 478 16,1
Total 2962 100,0

Individual Impact 1
0.5
3.1
16.1

28.7 Strongly Disagree


Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree

51.5
Individual Impact 2
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 29 1,0
2 Disagree 119 4,0
3 Neutral 1188 40,1
4 Agree 1401 47,3
5 Strongly Agree 225 7,6
Total 2962 100,0

Individual Impact 2
1
7.6 4

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
40.1
Strongly Agree

47.3
Individual Impact 3
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 32 1,1
2 Disagree 158 5,3
3 Neutral 823 27,8
4 Agree 1546 52,2
5 Strongly Agree 403 13,6
Total 2962 100,0

Individual Impact 3
1.1
5.3
13.6

Strongly Disagree
27.8 Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree

52.2
Individual Impact 4
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 26 ,9
2 Disagree 173 5,8
3 Neutral 1199 40,5
4 Agree 1354 45,7
5 Strongly Agree 210 7,1
Total 2962 100,0

Individual Impact 4
0.9
7.1 5.8

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
40.5
45.7
Individual Impact 5
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 34 1,1
2 Disagree 151 5,1
3 Neutral 1282 43,3
4 Agree 1294 43,7
5 Strongly Agree 201 6,8
Total 2962 100,0

Individual Impact 5
1.1
6.8 5.1

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
43.7 43.3
Organizational Impact 1
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 44 1,5
2 Disagree 225 7,6
3 Neutral 1081 36,5
4 Agree 1320 44,6
5 Strongly Agree 292 9,9
Total 2962 100,0

Organization Impact 1
1.5
9.9 7.6

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
36.5

44.6
Organizational Impact 2
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 35 1,2
2 Disagree 215 7,3
3 Neutral 1192 40,2
4 Agree 1283 43,3
5 Strongly Agree 237 8,0
Total 2962 100,0

Organization Impact 2
1.2
8 7.3

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
40.2
43.3
Organizational Impact 3
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 29 1,0
2 Disagree 154 5,2
3 Neutral 1324 44,7
4 Agree 1261 42,6
5 Strongly Agree 194 6,5
Total 2962 100,0

Organization Impact 3
1
6.5 5.2

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
42.6 44.7
Organizational Impact 4
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 39 1,3
2 Disagree 187 6,3
3 Neutral 1407 47,5
4 Agree 1143 38,6
5 Strongly Agree 186 6,3
Total 2962 100,0

Organization Impact 4
1.3
6.3 6.3

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
38.6 Strongly Agree

47.5

Organizational Impact 5
No Interval Frequency Percent
1 Strongly Disagree 45 1,5
2 Disagree 187 6,3
3 Neutral 1140 38,5
4 Agree 1372 46,3
5 Strongly Agree 218 7,4
Total 2962 100,0
Organization Impact 5
1.5
7.4 6.3

Strongly Disagree
Disagree
Neutral
Agree
Strongly Agree
38.5

46.3
Modifikasi pada model penelitian ini adalah variabel pengaruh rekan kerja
(partners influence) pada faktor manusia (human factor), mengacu pada sebuah
penelitian yang mengganti variabel pengaruh sosial (social influence) dengan
pengaruh teman sebaya (peer influence) pada model UTAUT untuk meneliti
faktor-faktor yang menentukan pengadopsian layanan e-government di sebuah
negara yang sedang berkembang (Kuwait) [4]. Pernyataan bahwa penerapan
sistem informasi dipengaruhi secara positif oleh faktor-faktor sosial pemakai
sistem yang ditunjukkan dari besarnya dukungan teman sekerja, manajer puncak,
pimpinan dan organisasi [5].
Penelitian secara empiris telah menguji bahwa dukungan top management
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
melalui berbagai macam kegiatan [6, 7, 8]. Top management bertanggung jawab
atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan informasi. Tingkat dukungan
yang diberikan oleh top management bagi sistem informasi organisasi dapat
menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua
kegiatan yang berkaitan dengan SI [8]. Trisna Dewi [20] menyatakan dukungan
top management berperan pada implementasi SI keuangan daerah. Penelitian
tersebut mendasari variabel dukungan pimpinan (top management support) pada
faktor organisasi (organization factor).
Penelitian Pitaloka [9] menunjukkan bahwa faktor dukungan organisasi
(organization support) mempunyai pengaruh terhadap perceived usefulness dan
perceived ease of used dalam penggunaan teknologi informasi di SMAN 2 Madiun.
Penelitian tersebut mendasari variabel dukungan organisasi (organization support)
pada faktor organisasi (organization factor). Modifikasi dalam model evaluasi ini
telah mempertimbangkan karakteristik lembaga pemerintah di mana para
pelakunya (pegawai) dipengaruhi oleh rekan kerja (partners influence), dukungan
top management dan dukungan organisasi (organization support) dalam
menggunakan SI e-learning.
Penelitian ini dilakukan dan peneliti menyebar 160 kuesi-oner dengan
distribusi masing-masing fakultas dan universitas ditentukan berdasarkan pertim-
bangan, yaitu tentang jumlah mahasiswa dan jumlah program studi pada masing-
masing fakul-tas. Dari 160 kuesioner yang diditibusikan secara langsung, jumlah
kuesioner yang terkumpul dan terisi oleh responden adalah 160 (100%), 145 (90,63%)
diantaranya memenuhi kriteria-kriteria statistik dan sisanya sebanyak 15 kuesioner
(9,38%) tidak memenuhi syarat atau tidak lengkap.
Responden dalam penelitian ini berdasar-kan jenis kelamin dikategorikan
menjadi 2 (dua) yaitu: laki-laki dan perempuan. Responden yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 71 responden (48,97%) dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 74 responden (51,03) dan tidak ada responden yang tidak menjawab (0%).
Data ini
menunjukkan bahwa perbedaan jumlah responden laki-laki dan perempuan dalam
pene-litian berbeda tipis, yaitu 2,33% lebih banyak perempuan.
Berdasarkan usia, responden dalam pene-litian terdiri atas 3 kategori, yaitu:
kurang dari 20 tahun, 20 - 40 tahun dan lebih dari 40 tahun. Data karakteristik bahwa
responden yang berusia ku-rang dari 20 tahun sebanyak 40 responden (27,59%), yang
berusia 20-40 tahun, yaitu se-banyak 94 responden (64,83%), serta yang berusia lebih
dari 40 tahun sebanyak 10 res-ponden (6,89%) dan yang tidak rnenjawab se-banyak 1
responden (0,68%).
Berdasarkan pekerjaan responden, pene-litian ini dilakukan pada 3 jenis
pekerjaan, yaitu: mahasiswa, dosen dan lainnya. Responden yang
imaan pengguna terhadap sistem informasi serta dapat
menggambarkan kesesuaian antara manusia (pegawai), teknologi
(SI e- learning) dan organisasi (instansi pemerintah). Untuk
tahap lebih lanjut, dalam rangka untuk lebih memvalidasi model
ini, dapat dilakukan pengujian secara kuantitatif menggunakan
model ini dengan menyebarkan kuesioner kepada responden
pengguna SI e-learning.

pekerjaannya sebagai mahasiswa sebanyak 124 responden (85,52%),


dan yang pekerjaannya sebagai Dosen sebanyak 16 responden
(11,03%) serta yang mempunyai pekerjaan lain adalah se-banyak 5
responden (3,45%) dan tidak ada res-ponden yang tidak menjawab
(0%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
menggunakan layanan e-learning adalah mahasiswa yaitu sebanyak
124 (85,52%).
Berdasarkan jenjang pendidikan, peneli-tian ini menggunakan
5 kategori, yaitu: SMU/ SMK, Diploma, S1, S2, dan S3. Responden
yang pendidikannya SMU/SMK sebanyak 111 responden (76,55%),
responden yang berpendi-dikan Diploma sebanyak 7 responden
(4,83%), responden yang berpendidikan S1 sebanyak 12 responden
(8,28%), responden yang berpen-didikan S2 sebanyak 9 responden
(6,21%), res-ponden yang berpendidikan S3 sebanyak 5 res-ponden
(3,45%), sedangkan 1 responden (0,69%) tidak menjawab. Dari data
di atas ditunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menggu-
nakan layanan e-learning adalah berpendidikan SMU/SMK yaitu
sebanyak 111 responden (76,55%).
Berdasarkan universitas, penelitian ini menggunakan 2
kategori, yaitu: UNS dan UMS. Responden yang berada di UNS
sebanyak 99 responden (68,28%), sedangkan UMS sebanyak 46
responden (31,72%). Hal ini menunjukkan bahwa responden
terbanyak yang menggunakan layanan e-learning berasal dari UNS
yaitu sebanyak 99 responden (68,28%).

Multikolinearitas dan Normalitas

Analisis SEM menghendaki bahwa di an-tara variabel-variabel


independen seharusnya ti-dak berhubungan (Hair, et.al., 2006).
Gejala untuk mengamati masalah ini dapat melalui nilai korelasi
antar dua variabel independen. Jika ko-relasi antar variabel
independen lebih besar dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa
dalam model persamaan SEM yang sedang diestimasi terdapat
masalah multikolinearitas (Gujarati, 2009). Hasil penelusuran matriks
korelasi antar variabel inde-penden yang digunakan dalam penelitian
ini ternyata tidak ditemukan nilai korelasi antar va-riabel independen
[3] adalah model integrasi model penerimaan UTAUT,
kesuksesan SI DeLone dan McLean, dan kesesuaian HOT Fit.

yang lebih besar dari 0,8. Hasil pengujian ini menunjukkan


bahwa melalui me-tode Gujarati, menerima pengujian yang menya-
takan bahwa dalam model penelitian ini tidak terdapat masalah
multikolinearitas yang serius.

Hasil uji normalitas ditemukan bahwa ni-lai rasio skewness


dan nilai rasio kurtosis pada semua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini berkisar pada nilai z yang diharapkan, di an-tara -2,58
dan +2,58. Hasil ini menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan
99%, secara statistik menerima pengujian yang menyatakan bahwa
data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal. Dengan
demikian secara statistik distribusi data variabel observed sudah
sesuai dengan aturan normalitas, sehingga analisis multivariate SEM
dapat dilakukan (Hair et.al., 2006; Ghozali, 2008).

Validitas dan Reliabilitas

Ada tiga uji validitas yang dilakukan, yaitu validitas isi,


validitas kriteria, dan validitas konstruk. Validitas isi untuk
mengukur seberapa baik item-item dalarn instrumen mewakili kon-
sep-konsep yang diukur. Instrumen mempunyai validitas isi yang
baik apabila instrumen yang digunakan secara cukup mencakup topik
yang sudah didefinisikan sebagai dimensi-dimensi dan elemen-
elemen yang relevan menggambarkan konsepnya. Instrumen-
instrumen pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi
dari jurnal internasionai dan sudah banyak diru-juk oleh peneliti-
peneliti lain untuk melakukan penelitian dalarn bidang sistem
informasi. Dan melalui Foms Group Discussion (FGD) dari pa-kar
metodologi penelitian, pakaa sistem inform-asi, dan pakar bahasa
instrumen yang digunakan adalah valid.
Validitas kriteria digunakan untuk meng-ukur perbedaan-
perbedaan individual berdas-arkan kriteria yang digunakan.
Penelitian ini vali-ditas kriteria digunakan validitas secara serentak,
karena penelitian ini menggunakan individu-indi-vidu yang berbeda
berdasarkan fakultas dan universitas. Uji validitas kriteria dalam
penelitian menggunakan uji Pearson Correlation dan dite-mukan
nilai Pearson Correlation semuanya sig-nifikan.

Konstruk yang digunakan dalam peneli-tian ini diuji dengan


confirmatory factor analysis (CFA). Hasil uji CFA ditemukan bahwa
semua i-tem-item pertanyaan yang digunakan dalam pe-nelitian
adalah valid. Hal ini ditunjukkan bahwa

factor loading untuk masing-masing item per-tanyaan terhadap


konstruk-kontruk yang diguna-kan dalam penelitian ini semuanya di
atas 0,5 (λ=0,5).

Uji reliabilitas pada penelitian ini ber-tujuan untuk


mengetahui sejauh mana hasil pe-ngukuran tetap konsisten, apabila
dilakukan pe-ngukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Hasil uji reliabilitas
disimpulkan bahwa se-mua pertanyaan yang telah lolos uji validitas
dan yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel
penelitian dapat diandalkan atau reliable, karena memiliki nilai
Cronbach's Alpha di atas nilai kritis (>0,60).
4. SIMPULAN

Dalam penelitian ini, model yang diusulkan merupakan model


integrasi dari tiga model evaluasi sistem informasi, yaitu model
penerimaan UTAUT, model kesuksesan sistem informasi DeLone
dan McLean dan model kesesuaian manusia-organisasi-teknologi
HOT Fit dengan modifikasi disesuaikan dengan karakteristik
lembaga pemerintah. Variabel dalam kerangka model evaluasi SI
e-learning ini disesuaikan dengan karakteristik lingkup
pemerintah terkait faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
SI.
Melalui proses ini, ditunjukkan bahwa model evaluasi kesuksesan
dan penerimaan SI e-learning pada lembaga diklat pemerintah dapat
menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan
sistem informasi dan pene Penelitian ini menemukan
Kesuksesan tinggi pula penggunaan sistem e-learning.
pelaksanaan e-learning di perguruan Sangat Penelitian ini
menemukan bahwa maha-dipengaruhi oleh persepsi kepuasan
Pengguna siswa dan dosen akan menggunakan e-learning dan
persepsi penggunaan sistem e-learning. apabila ia puas.
Kepuasan dapat diukur apabila Persepsi kepuasan pengguna
sistem e-learning ada Pengguna lainnya menanggapi secara positif
sendiri dipengaruhi olehkualitas informasi, tentang fungsi sistem e-
learning, apabila terdapat
kualitas sistem, dan kualitas pelayanan. Pengguna nya dalam
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan e-learning di perguruan tinggi
akan menggu- sehari-hari.
nakan e-learning apabila sistem infomasi yang Penelitian ini
menemukan bahwa civitas
disediakan memberikan informasi yang dibutuh- karnpus yang
sering menggunakan e-learning
kan, memberi informasi yang dibutuhkan di saat adalah
perempuan dan mahasiswa semester 1-3
yang tepat, memberi informasi yang sesuai de- jarang
menggunakan. Temuan ini merekomenngan pekerjaan dan profesi
para penggunanya, dasikan agar bagian penyedia e-learning (ICT)
member informasi yang cukup, memberi infor- harus lebih intensif
melakukan sosialisasi dan
masi yang mudah dimengerti, dan memberi infor- training-training
ke kelompok-kelompok maha-
masi yang up-to-date. Selain itu, e-learning akan siswa tersebut
bagaimana cara menggunakan e-

digunakan olehmahasiswa dan dosen apabila learning,


sehingga mereka dapat dengan segera
sistemnya mudah digunakan, memberi banyakmenggunakan sistem
tersebut dan pengajaran di
informasi, sesuai dengan keinginan pengguna, perguruan
tinggi dengan e-learning menjadi se-
memberi layanan interaktif dengan ICT, mem- makin sukses.

punyai fitur yang menarik dan merangsang peng- Agar


pembelajaran dengan e-learning di
guna dan memberi akses informasi dengan cepat. perguruan tinggi
sukses, maka system yang dipi-
E-learning yang disediakan oleh perguruan tinggi lih haruslah
mudah digunakan, mempunyai fitur
akan diakses oleh mahasiswa dan dosen apabila menarik,
interaktif dengan ICT, dan dapat

bagian pelayanan (ICT) menyediakan interaksi diakses dengan


cepat. Agar pembelajaran dengan
dengan pengguna selama pengembangan sistem, e-learning di
perguruan tinggi sukses, maka du-
menyediakan waktu untuk konsultasi tentang kungan
bagian ICT sangat penting yaitu berupa
sistem e-learning, merespon setiap saran guna pelayanan
selarna pengembangan sistem, menye-perbaikan di masa depan,
menyediakan sarana diakan waktu untuk konsultasi tentang
sistem pendukung untuk kepuasan pengguna sistem e- elearning,
merespon setiap saran guna perbaikan, learning dan memberi
bantuan online dan menyediakan saran keluhan secara online
berikut penjelasan yang dibutuhkan.penjelasan yang dibutuhkan.
Persepsi penggunaan sistem sendiri dipe- Kesuksesan pembela
jaran dengan e-ngaruhi oleh kualitas pelayanan e-learning dan
learning di perguruan juga ditentukan oleh peni-persepsi penggunaan.
Variabel ini menyatakan laian dan respon mahasiswa dan dosen.
Mahasis-bahwa e-learning yang disediakan oleh per- wa masih
menyangsikan tentang manfaat e-learn-guruan tinggi akan diakses
oleh mahasiswa dan ing. Oleh karena itu perlu ada kebijakan khusus
dosen selain dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan training-
training secara berkala untuk maha-juga dipengaruhi adanya respon
atau penilaian siswa dan dosen tentang penggunaan e-learning oleh
mahasiswa dosen tentang fungsi-fungsi yang sehingga mahasiswa
dan dosen lebih paham terdapat dalam sistem e-learning, tanggapan
dan tentang manfaat e-learning dan lebih paham bah-penilaian oleh
mahasiswa dosen apakah menggu- wa dengan e-learning pekerjaan-
pekerjaan pe-nakan e-learning memberi manfaat, dan apakah kerjaan
dapat selesaikan dengan mudah. menggunakan e-learning dapat
memuaskan diri-
5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Tinio, Victoria L., ICT in Education, United Nation


Development Programme, 2006.
[2] A. K. S. Mohamadali & J. M. Garibaldi., A Novel
Evaluation Model of User Acceptance of Software
Technology In Healthcare Sector, International Conference
on Health Informatics, 2010.
[3] Yuliasari, Erna., Analisis Faktor Determinan Penggunaan
Sistem Aplikasi Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dan Implikasinya terhadap Kinerja
Pemeriksa (Studi pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa
Barat), Tesis, Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada, 2013.
[4] Al Awadhi & A. Morris., The Use of The UTAUT Model in
The Adoption of E-Government Services in Kuwait,
Proceedings of The 41st Hawaii International Conference
on System Sciences, 2008.
[5] Thompson, A. M., Brown, J. C., Kay, J. W. & Titterington,
D. M., A Study of Methods of Choosing The Smoothing
Parameter in Image Restoration by Regularization, IEEE
Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence,
13: 326-339, 1991.
[6] DeLone, W.H., Determinants of success for computer
usage in small business, MIS Quarterly, 12(1). 51-61, 1988.
[7] Choe BY., Suh TS., Shinn KS et al., Observation of
Metabolic Changes in Chronic Schizophrenia After
Neuroleptic Trearment by in Vivo Hydrogen Magnetic
Resonance Spectroscopy, Invest Radiol 31: 342-352, 1996.
[8] Komara, Acep., Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal
Maksi, Vol.6 No.2: pp. 143-160, 2006.
[9] Pitaloka, Diyah., Pengaruh Perilaku, Kerumitan dan
Dukungan Organisasi terhadap Minat Mengunakan Sistem
Informasi yang Terintregasi: Studi Kasus di SMAN 2
Madiun, Tesis, Yogyakarta: Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada, 2011.
[10] N. A. K. S. Mohamadali. & J. M. Garibaldi., Understanding
and Addressing The ‘Fit’ Between User, Technology, and
Organization in Evaluating User Acceptance of Healthcare
Technology, International Conference on Health
Informatics, 2012.
[11] V. Venkatesh., M. G. Morris., G. B. Davis. & F. D. Davis,
User Acceptance of Information Technology: Toward A
Unified View. MIS Quarterly, pp. 425-478, 2003.
[12] M. M. Yusof., R. J. Paul. & L. K. Stergioulas., Towards a
Framework for Health Information Systems Evaluation,
Proceedings of The 39th Hawaii International Conference
on System Sciences, 2006.
[13] W. H. DeLone. and E. R. McLean., Information Systems
Success: The Quest for the Dependent Variable,
Information Systems Research, pp. 60- 95, 1992.
[14] ---------------- The DeLone and McLean Model of
Information Systems Success: A Ten-Year Update, Journal
of Management Information Systems, 2003.
[15] Wibowo, Astomo Fitra., Evaluasi Penerimaan Sistem
Informasi E- Learning dengan Metode Technology
Acceptance Model (TAM) di Pusdiklat BPK RI, Tesis,
Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2013.
[16] Dinata, Rozzi Kesuma., Evaluasi E-Learning Elisa
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) di
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Tesis, Yogyakarta:
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 2012.
[17] D. Putra., Strategi Pengembangan E-learning di Lingkungan
Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Tesis, Bogor:
Pascasarjana Insitut Pertanian Bogor, 2004.
[18] S. M. Jafari., A. A. Noor., S. Murali. and F. S. Mohd., A
Respecification and Extension of DeLone and McLean
Model of IS Success in The Citizen-Centric E-Governance,
IEEE, pp. 342-346, 2011.
[19] Jogiyanto, H., Model Kesuksesan Sistem Teknologi
Informasi. Yogyakarta: Andi Publisher, 2007.
[20] S. A. N. Trisna Dewi. & A. A. N. B. Dwirandra., Pengaruh
Dukungan Manajemen Puncak, Kualitas Sistem, Kualitas
Informasi, Pengguna Aktual dan Kepuasan Pengguna
terhadap Implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah
di Kota Denpasar, Jurnal Vol. 4, No. 1. Hal: 192-214, 2013.
[21] V. Venkatesh. & M. G. Morris., Why Don't Men Ever Stop
to Ask For Direction? Gender, Social Influence, and Their
Role in Technology Acceptance and Usage Behavio, MIS
Quarterly, pp. 115-139, 2000.
[22] McGill., Tanya., Hobbs., Valerie. & Klobas. Jane., User-
Developed Applications and Information Systems Success:
a Test of Extension of The DeLone and McLean’s Model of
IS Success, Information System Research, Vol. 8, Hal: 240-
250, 2003.
[23] Kettinger, W.J. & Lee, C.C., Perceived Service Quality and
U ser S atisfaction with the Information System Function,
Decision Science, 25 (5), p.737-766, 1994.
[24] Meyer, J. & N. Allen., Commitment in the Workplace:
Theory,research and Application, NY, USA, Sage, 1997.
[25] C. Fan. & K. Fang., ERP Implementation and Information
Systems Success: A Test of DeLone and McLean's Model,
PICMET 2006 Proceedings, 2006.
Ahituv, N. 1980 A Systematic Approach Toward Assuring the Value
of an Information System, MIS Quarterly, 4 (4): 61-75.
Bailey, J.E. & S.W. Pearson. 1983. Development of a Tool for
Measuring & Analyzing Compu-ter User Satisfaction,
Management Science, 29(5): 530-545.
Davis, F.D. 1993. User Acceptance of Information Technology:
System Characteristics, User Perceptions, & Behavioral Impact,
Interna-tional Journal Management Machine Stu-dies, 38:475-
487DeLone, W.H. & E.R. McLean. 2003. The DeLone
& McLean Model of Information Systems Success: a Ten
Yearsupdate, Journal of Ma-nagement Information Systems, 19
(4):9-30.
DeLone, W.H. & E.R. McLean. 1992. Information System Success:
The Quest for the Depen-dent Variable, Information System
Research, 3 (1): 60-95.
Emery, J.C. 1971. Cost/Benefits Analysis of Infor-mation Systems,
SMIS Workrhop Report Number I, The Socienty for
Management Information Systems, Chicago, IL.
Fornell, C., & D.F. Larcker. 1981. Structural Equa-tion Models With
Unobservable Variables & Measurement: Algebra & Statistics,
Journal of Marketing Research, 18 (8):382-388.
Gable, G.G., D. Sadera, & T. Chan. 2003. Enter-prise Systems
Success: A Measurement Mo-del, In Proceedings of the
Twenty-Fourth International Conference on information
Systems, 576-59 1.
Gallagher, C.A. 1974. Perception of the Value of a Management
Information System, Academy of Management Journal, 17(1):
46-55.
Ginzberg, M.J. 1981. Early Diagnosis of Imple-mentation Failure:
Promising Results & Unanswered Questions, Management
Scien-ce, 27 (4): 459-478.
Hair, J.F., R.E., R.L. Tatham, & W.C. Black. 2006. Multivariate
Data Analysis with Readings, Prentice Hall, New Jersey.
Hamilton, S. & N.L. Chervany. 1981. Evaluating Information System
Effectiveness Part 1: Comparing Evaluation Approaches, MIS
Quarterly, 5(3): 55-69.
Heo, J. & I. Han. 2003. Performance Measure of Information Systems
(IS) in Evolving Com-puting Environments: an Empirical
Investi-gation, Information & Management, 40 (4): 243-256.
Jogiyanto, H. M. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi
Informasi. Andi: Yogyakarta.
Kamarga, Hanny. 2002. Belajar Sejarah melalui E-learning;
Alternatif Mengakses Sumber In-formasi Kesejarahan. Jakarta:
Inti Media.
Koran, J.C. 2002. Aplikasi E-learning dalam Peng-ajaran dan
pembelajaran di Sekolah Mala-ysia. (8 November 2002).
Lee-Post, A. 2009. E-learning Success Model: an Information
Systems Perspective, Electronic Journal of E-learning, 7(1), 6
1-70.
Lucas, H.C. Jr. 1981. An Experiment Investigation of the Use of
Computer based Graphics in Decision-Making, Management
Science, 27
(7): 757-768.
Mason R.O. 1978. Measuring Information Output: A Communication
Systems Approach, Infor-mation & Management, 1(5), 219-
234.
Mattila, M., H. Karjaluato, dan T. Pento. 2003. In-ternet Banking
Adoption Intention Among
Mature Customers: Early Majority or Lag-gards, Journal of
Service Marketing, 17 (5),
5 14-526.
Mols, N.P., P.N.D Bukh, & J.F. Nielson. 1999. Dis-tribution
Channel Strategies in Danish Retail banking, International
Journal of Re-fail & Distribution Management, 27 (1): 37-47.
Myers, B.L., L.A. Kappelman, & V.R. Prybutok. 1997. A
Comprehensive Model for Asses-sing the Quality &
Productivity of the Infor-mation Systems Function: Toward a
Theory for Information Systems Assessment, Infor-mation
Resources Management Journal, 10
(1): 6-25.
Pikkarainen, T., Kari Pikkarainen, H. Karjaluato dan S. Pahnila.
2004. Consumer Acceptance af Online Banking: An
Extension of the Technology Acceptance Model, Internet
Research, 14 (3): 224-235.
Rai A., S.S. Lang, & R.B. Welker. 2002. Assessing the Validity of
IS Success Models: an Empi-rical Test & Theoritical
Analysis, Informa-tion Systems Research, 13(1): 50-69.
Sathye, M. 1999. Adoption of Internet Banking by Australian
Consumers: An Empirical Inves-tigation, Xke International
Journal of Bank Marketing, 17 (7): 324-334.
Shannon, C.E. & W. Weaver. 1949. The Mathe-matical Theory of
Communication, Urbana: University of Illinois Press.
Swanson, E.B. 1974. Management Information Systems:
Appreciation & Involvement, Ma-nagement Science, 2 1 (2),
178- 188.
Venkatesh, V., & F.D. Davis. 1996. A Model of the Antecedents of
Perceived Ease of Use: De-velopment of a test, Decision
Sciences, 27: 451-481.
Wang, Y.S., H.Y. Wang, & D.Y. Shee. 2007. Mea-suring E-
learning Systems Success in an Organizational Context:
Scale Development
& Validation, Computers in Human Beha-vior, 23, 1792-
1808.
Zhang, D. & J.F. Nunamaker. 2003. Powering E-learning in the
New Millenium: an Over-view of E-learning & Enabling
Technology, Information Systems Frontiers, 5 (2), 207-218

Anda mungkin juga menyukai