Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI PULP AND PAPER


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia

Dosen Pembimbing :

Disusun oleh :

Benny Palty Musa Napitupulu (1141500017)

Kurniawan Novaldi (1141500037)

Galuh Maulidyananda (1141500045)

Ermas Fitrah Ramadhan (1141500055)

Andri Hidayat (1141500067)

TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang, Banten 15320
Telepon / Fax: (62) 021 7561102
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Industri Pulp dan
Paper sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Proses Industri Kimia (PIK).

Adapun makalah industri pulp dan paper ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah proses industri kimia ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah industri pulp dan paper ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Serpong, 08 Mei 2017

Penyusun
Daftar isi

Kata
pengantar ...............................................................................................................
........................i
Daftar
isi ............................................................................................................................
.....................ii
Bab I
pendahuluan ...........................................................................................................
......................1
A. Latar
belakang .................................................................................................................
..................1
B. Rumusan
masalah ..................................................................................................................
............2
C. Tujuan
masalah ..................................................................................................................
............... 3
D. Manfaat
penelitian ................................................................................ ................................
............3

Bab II
Pembahasan ...........................................................................................................
..................... 6
A. Pengertian pulp dan
kertas................................................................................................................ 6
B. Bahan baku pembuatan pulp dan
kertas......................................................................................... 10
C. Jenis proses pembuatan
pulp.......................................................................................................... 11
D. Proses Pembuatan Pulp Secara Proses
Kraft................................................................................ 11
E. Proses Pembuatan
Kertas...........................................................................................
F. Jenis-jenis
kertas..........................................................................................................

Bab III Penutup ....................................................................12


A. Kesimpulan ............................................................................................12
Daftar pustaka ............................................................................................13
Lampiran………………………………………………………………………………………………
…………..
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Kertas adalah salah satu produk yang sangat diperlukan oleh banyak orang. Tidak
diragukan lagi bahwa kertas memiliki banyak fungsi dalam kehidupan. Fungsi utama dari
kertas adalah sebagai media tulis. Namun, sekarang bukan hanya itu. Kertas banyak
digunakan pula sebagai salah satu bahan dalam pembuatan suatu karya seni.
Sebagian besar orang tidak mengetahui proses pembuatan kertas. Bukan hanya dari
kalangan masyarakat biasa, kalangan mahasiswa pun yang notabenenya biasa bergelut
dengan kertas, belum tentu mengetahui proses pembuatannya. Selain itu, mereka juga
belum tentu mengetahui mengenai pulp yang sangat berkaitan dengan proses pembuatan
kertas.
Kertas yang sering digunakan untuk menuliskan hal-hal yang penting, atau kadang
pula digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, yang begitu sederahana, namun
prosesnya belum tentu sesederhana produknya.Begitupun dengan bahan-bahan bakunya.
Dalam hal ini, proses pembuatan kertas pun melibatkan proses kimia serta proses mekanik.
Berdasarkan hal tersebut, kami mencoba untuk mengupas proses pembuatan pulp dan
proses pembuatan kertas.

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal
dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis
dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih
(tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yangmenyumbangkan arti
besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu
menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban
bangsa Sumeria, prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan
daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah nusantara beberapa abad
lampau.\

Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan
178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu.
Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun,
sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai
2 juta hektar setiap tahun.

Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah yang
sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi
tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.

Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari
bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan
sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan
untuk menghasilkan kertas yang putih.

Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin,
sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium
peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas.
Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.

Kebutuhan kertas semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.


Pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia pun sungguh memperlihatkan angka yang
menakjubkan. Data APKI (Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia) menunjukkan bahwa antara
tahun 1987-1996 jumlah ekspor kertas Indonesia selalu lebih besar dari jumlah impornya,
dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 26,11%. Namun, fenomena ini memberikan
fakta bahwa tingkat penggunaan bahan baku, yang dalam hal ini adalah kayu, sangat besar.
Hal ini mengakibatkan ketersediaan kayu yang semakin terbatas dan semakin parahnya
degradasi yang terjadi di dalam hutan.

1.2. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja bahan baku yang digunakan dalam industri pulp dan kertas?
2. Apa saja jenis proses pembuatan pulp?
3. Bagaimanakah proses pengolahan industri pulp dan kertas?
4. Apa jenis jenis dari kertas?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri pulp dan kertas
2. Untuk mengetahui jenis proses dari pembuatan pulp
3. Untuk mengetahui proses pengolahan industri pulp dan kertas
4. Untuk mengetahui jenis jenis dari kertas

BAB 2
PEMBAHASAN

Pengertian pulp dan kertas

Definisi Pulp:

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui
berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat
(selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas.

Definisi Kertas:

Kertas adalah bahan yang tipis, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari
pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa.

Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak
kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun keperluan toilet.

Bahan baku Pembuatan Kertas

1. Berdasarkan sumber
Berdasarkan sumbernya, bahan baku pembuatan pulp dibagi
menjadi dua, yaitu kayu dan non kayu

A. Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai
keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja , kursi), bahan
bangunan (pintu, jendela , rangka atap ), bahan kertas , dan banyak lagi. Kayu
juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.
Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada
dinding sel berbagai jaringan di batang.

Pemilihan Jenis Kayu

Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

•Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon
pinus.

•Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan
daunnya setiap tahun.

KARAKTERISTIK SERAT DARI KAYU KERAS DAN KAYU


LUNAK
KOMPONEN KAYU LUNAK KAYU KERAS
Kandungan Selulosa 40%-44% 43%-47%
Kandungan Lignin 25%-31% 16%-24%
Kandungan Zat Ekstraktif 1%-5% 2%-8%
Panjang Serat 2 mm – 6 mm 0.6 mm-1.5 mm
Kekasaran 15-35 mg/100 mm 5-10mg/100 mm

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan
untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak
sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih
mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit
lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak
untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli.

Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa


komponen antara lain :

1. Selulosa

Selulosa adalah komponen utama pada dinding sel yang memiliki berat
molekul

yang tinggi dan berupa bahan kristalin. Selulosa merupakan bahan organik yang
paling berlimpah di dunia karena merupakan bahan utama dari seluruh tebu dan
tanaman yang lebih besar.

Pertimbangan menjadikan selulosa sebagai bahan baku utama pada


pembuatan kertas dan rayon adalah tersedia banyak di alam sehingga mudah
dibudidayakan dan ditranportasikan, memiliki kekuatan yang besar karena
berbentuk serat, bersifat hidrofilik namun tidak larut dalam air dan pelarut netral
lainnya, sehingga mudah pada saat pemanfaatannya dan tahan serta stabil
terhadap bahan kimia, terutama asam dan alkali, sehingga dengan proses kimia
akan menghasilkan kemurnian yang baik.

Rumus empiris selulosa dari studi ini adalah C6H10O5.

Kadar selulosa dalam struktur penyusun kayu berkisar 40-60%.

Kadar selolusa yang tinggi dari bahan baku sangat disukai dalam pembuatan
pulp dan kertas, karena berfungsi membentuk jalinan antar serat dengan ikatan
hidrogen antara gugus hidroksiselolusa (Clark,198

2. Hemiselulosa

Hemiselolusa adalah suatu polisakarida lain yang terdapat dalam kayu dan
tergolong senyawa organik. Menurut Casey (1960), kadar hemiselolusa
bervariasi antara 15 – 18 % dalam kayu daun jarum dan 22 – 34 % dalam kayu
daun lebar. Hemiselulosa biasanya hilang dalam proses pulping.

3. Lignin

Komponen kimia kayu terbesar setelah selolusa adalah lignin. Lignin merupakan
senyawa yang kompleks dan non-karbohidrat. Menurut Panshin het al. (1790),
kandungan lignin dalam kayu bervariasi tergantung jenis kayu. Lignin kayu daun
lebar berkisar antara 13 – 25 %, sedangkan kayu daun jarum berkisar antara 24
– 32 %. Di dalam kayu, lignin sebagian besar terdapat dalam lamela tengah
antar sel dan dalam dinding sel sebagai penghubung dari polisakarida. Lignin
juga sebagai bahan perekat atau semen antar sekat, sehingga serat menjadi
kaku. Dalam proses pulping, lignin harus dihilangkan dari kayu karena akan
menggangu terbentunya pulp dalam pembuatan kertas. Pengaruh lignin dalam
proses pulping maupun mutu pulp dan kertas adalah menyulitkan dalam
penggilingan, pulp berkekuatan rendah, sulit diputihkan, dan kertas yang
dihasilkan bersifat kaku, warnanya kuning dan mutunya rendah (Kenneth, 1970).
Penghilangan lignin dapat dilakukan dengan menggunakan larutan kimia berupa
asam maupun alkali.

4. Zat Ekstraktif,

Zat ekstraksif merupakan zat yang diendapkan dalam rongga sel dan terdiri dari
bahan-bahan kimia seperti minyak, yanin, resin, lilin, pekatin, lemak, zat warna,
dan asam organik lainnya. Kandungan zat ekstraksif dalam kayu berkisar antara
2 – 8 %. Jumlah pada kayu daun lebar (2 – 4 %) lebih kecil dari kayu daun jarum
(5 – 8 %).

B. Non kayu
Tingginya kebutuhan kertas tentunya harus diimbangi oleh ketersediaan
bahan baku. Hutan Tanam Industri (HTI), yang direncanakan oleh pemerintah
Indonesia sebagai penyedia bahan baku bagi industri berbasiskan kayu
(termasuk bagi industri kertas), saat ini belum mampu untuk menyuplai seluruh
kebutuhan kayu bagi industri di Indonesia. Untuk mengatasi kelangkaan bahan
baku ini, banyak perusahaan yang berupaya memperoleh bahan baku melalui
pasar gelap (illegal logging). Hal tersebutlah yang mendorong berbagai upaya-
upaya dalam pengembangan teknologi kertas berbahan baku non kayu.

Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh industri kertas di Indonesia adalah


sektor produksi kertas dengan bahan baku non-kayu hasil limbah agraria. Salah
satu limbah agraria yang dapat menjadi alternatif bahan baku kertas di Indonesia
adalah ampas tebu. Pilihan ini didasari atas tiga hal: pertama, ampas tebu dapat
dijadikan kertas; kedua, ampas tebu belum termanfaatkan secara optimal;
ketiga, Indonesia sendiri memiliki potensi lahan tebu yang sangat besar.

Tebu adalah bahan baku utama dalam pembuatan gula di Indonesia.


Ampas tebu sendiri dikategorikan sebagai limbah padat dari industri gula yang
bersifat kamba (tidak padat). Dalam proses produksi di pabrik gula, ampas tebu
dihasilkan sebesar 90% dari setiap tebu yang diproses, gula yang termanfaatkan
hanya 5%, sisanya berupa tetes tebu (molase) dan air. Diperkirakan, setiap satu
hektar perkebunan tebu mampu menghasilkan 100 ton ampas tebu. Ampas tebu
dapat dijadikan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat selulosa.

2. Berdasarkan jenis

A. Virgin pulp

Adalah proses pembuatan kertas dengan menggunakan bahan baku kayu dan
juga non kayu.

B. Waste paper

Seiring dengan makin terbatasnya pasokan kayu, dan makin tingginya kesadaran
dunia terhadap masalah lingkungan, maka pada dekade terakhir berkembang
pesat penggunaan kertas daur ulang sebagai bahan baku industri kertas.
Disamping itu, pemakaian kertas daur ulang sebagai bahan baku industri juga
dipicu oleh harganya yang relatif murah serta adanya dukungan teknologi yang
dapat dipakai untuk membuat kertas dengan kualitas yang baik. Kebutuhan
kertas daur ulang untuk industri kertas nasional pada saat ini sekitar 6.5 juta ton
per tahun, sekitar 4.2 juta ton (65%) dipasok dari pengumpulan kertas bekas
lokal, sisanya sekitar 2.4 juta ton (35%) masih diimpor (sumber: roadmap
industri pulp dan kertas kementerian perindustrian, 2011)
Penggunaan bahan baku kertas bekas untuk pembuatan kertas akan
semakin meningkat seiring dengan tekanan internasional di bidang lingkungan
hidup. Pengembangan bahan baku kayu akan dilakukan oleh Negara-negara
yang masih memiliki potensi hutan yang cukup besar, seperti : Indonesia dan
Negara-negara di Amerika Latin, dengan sistem HTI dan penerapan SFM
(Sustainable Forest Management).

Pengertian Kertas daur ulang

Dalam konteks daur-ulang, kertas daur ulang dapat mencakup beberapa


pengertian yaitu:

a. Serat Sekunder (Secondary Fiber)

Serat yang sebelumnya telah mengalami proses manufaktur, dan direklamasi


sebagai bahan baku untuk proses yang lain.

b. Kertas daur ulang Pra-Konsumen (Pre-Consumer Waste) Setiap kertas daur


ulang, dicetak maupun tidak, yang dihasilkan dari proses konversi kertas,
sebelum digunakan oleh konsumen sebagai produk akhir.

c. Kertas daur ulang Pasca-Konsumen (Post-Consumer Waste)

Kertas yang telah mengalami penggunaan akhir sebagai produk konsumen.

d. Broke

Kertas hasil proses manufaktur yang tidak bisa dijual karena tidak memenuhi
syarat, dan biasanya diproses kembali di pabrik yang bersangkutan, Dalam
konteks daur-ulang, broke tidak dipandang sebagai kertas daur ulang.

Dalam kaitan penggunaan kertas daur ulang sebagai bahan baku industri,
ada dua parameter penting yang biasa digunakan, yaitu:

a. Recovery Rate (RR)

RR menunjukkan berapa banyak kertas terpakai yang tidak menjadi sampah atau
buangan sesudah pemakaian, didefinisikan sebagai :

RR = 100% (Ton Kertas dau r ulang yang Dikumpulkan /Ton Kertas yang
Dikonsumsi )

b. Utilization Rate (UR)

UR menunjukkan fraksi serat daur-ulang yang terkandung dalam


kertasdibandingkan terhadap serat virgin, dirumuskan sebagai :

UR = 100% x (Ton Kertas daur ulang yang Digunakan di Pabrik /Ton Kertas yang
Dihasilkan)
A. PROSES PEMBUATAN PULP

Pada proses pembuatan pulp, terdapat macam-macam atau jenis dari proses
pembuatan pulp,yang terdiri dari 3 macam, yaitu :

1) PROSES PEMBUATAN PULP SECARA MEKANIK

Disini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin saja
tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Sedangkan untuk proses-proses yang lain memakai pereaksi-
pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanik ini memerlukan biaya yang sangat besar,
disebabkan disini tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-
potongan kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Maka pembuatan pulp secara ini jarang
di pakai. Secara garis besar, proses pembuatan pulp dengan cara mekanik dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong-potong atau lebih dikenal dengan log.
Log disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk
melunakan log dan menjaga kesinambungan bahan baku.
2. Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De- Barker.
3. Kayu dipotong-potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping. Chip yang sesuai
ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.
4. Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang digunakan untuk
membuat kertas) dengan lignin. Proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical
Pulping Process dan Mechanical pulping Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur
kertas). Pulp ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas (paper machine).

2) PROSES PEMBUATAN PULP SECARA KIMIA

Pada metode ini serpihan kayu dimasukkan ke dalam bahan kimia untuk
mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang digunakan yaitu :

2.1. Proses Soda


Proses soda ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia
yang tertua. Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan
komponen
kayu yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (sodium hidroksida) dan soda
abu
(sodium karbonat). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu
keras
yaitu kayu yang berasal dari pohon yang daunnya lebar, mempunyai panjang
serat
lebih kecil 0,25 cm.
Pembuatan pulp dari proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat, dimana
keduanya memakai NaOH. Kayu yang digunakan biasanya bisa dari bermacam-macam jenis
kayu. Bisa juga dipakai bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu dan lain-lain.
Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti pada proses sulfat, waktu memasak 2
atau 3 jam dengan memakai uap (tekanan 118 lb/in2) dan temperatur 344 o F. Pulp yang
sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester. Flow diagram dan
proses selanjutnya sama seperti pada proses sulfat. Black liqour yang dihasilkan dalam proses
ini mengandung solid 18 % dan total alkali 4,5 %.

2.2. Proses Sulfit

Proses sulfit dengan menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium


atau
magnesium bisulfit dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan
dihasilkan pulp yang berwarna lebih terang., kekuatannya lebih tinggi dari pulp
soda
api tidak sekuat pulp kraft.
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan
dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini
sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara.
Pengaliran udara ini sambil dikontrol supaya jangan sampai terbentuk SO2. SO2 yang terjadi
didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air.
Proses selanjutnya adalah absorpsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa
Calsium dan Magnesium Carbonat.
S + O2  SO2
2SO2 + H2O + CaCO3  Ca(HSO3)2 + CO2
2SO2 + H2O + MgCO3  Mg (HSO3)2 + CO2

Menara absorpsi ini dibuat minimal 2 buah, sedangkan penguliran air dari atas
kebawah dengan spray, berlawanan dengan aliran SO2 yang masukan menara absorpsi.
Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas dan lalu dimasukkan dalam
reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan Calsium dan
Magnesium bi sulfit, kalau di analisa kira-kira 4,5 % total SO2 dan 3,5 % SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengan
kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam
tadi. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap), dimana tekanan dari uap ini
70 sampai 160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang di pakai. Waktu yang diperlukan 10
sampai 11 jam dengan temperatur 105°C sampai 155°C. Sesudah pemanasan dalam digester
selesai dan sudah masak, lalu pulp dikeluarkan dan masuk dalam Blowpit dengan diberi air
jernih. Dari Blowpit ini pulp, dimasukkan ayakan dan seterusnya disaring dengan rotary drum
filter untuk di padatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Dari Rotary
drum Filter ini selanjutnya pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengan
Chlorine dengan penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan
dimasukkan dalam mesin-chest dan akhirnya dikeringkan dan dibuat rol-rol pulp.

2.3. Proses Kraft (Kraft Pulping)

Proses Kraft atau proses sulfat merupakan proses pembuatan pulp dari bahan dasar
kayu yang menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat (Na2SO4) sebagai pengganti
sodium karbonat (Na2CO3). Hasil dari proses kraft ini adalah pulp kraft yang kuat dan keras
tetapi berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan (bleaching).

a. Proses Pembuatan pulp

Proses pembuatan pulp dimulai dari pemisahan bahan baku di unit wood preparation,
dimana bahan baku dari kayu di potong-potong menjadi kayu gelondongan yang ditampung
di suatu lapangan luas, selanjutnya dilakukan pengelupasan kulit kayu (debarking) oleh alat
yang dinamakan Drum Barker, yaitu suatu bejana silinder berukuran panjang 28,5 m dan
berdiameter 5,5 m yang berputar dengan kecepatan rata-rata 5,8 rpm. Kayu yang telah
dikelupas kemudian di cacah menjadi chip dengan ukuran standar (Chip Standard)
menggunakan Jaws Chipper. Selanjutnya chip tersebut memasuki vibrating screen yang
bertujuan untuk memisahkan chip - chip yang berukuran standar dengan yang tidak
memenuhi ukuran standar berdasarkan klafisikasi chip tersebut.

Klafisikasi chip yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a). Chip Standard (accepted chip)

• Panjang : 10-25mm

• Lebar : 10-25mm

• Tebal : 5-8mm

b). Chip lebih besar dari standard (over size)

c). Chip lebih kecil dari standard (fine size)

d). Debu (dust)

b) Pengolahan Bahan Baku

a). Pemasakan (Cooking)

Pemasakan dilakukan pada digester. Digester ini terdiri dari top separator dan screen
section yang berada pada bagian atas digester dan terdapat juga cooking zone pada bagian
bawahnya. Metoda pemasakkanya cenderung pada suhu yang relatif rendah tetapi pada
tekanan tinggi dengan waktu pemasakan yang cukup lama. Chip yang berasal dari screener
diumpankan kedalam chip bin yang terdapat pada ujung atas belt conveyor. Kemudian chip
masuk melalui bagian atas digester dan diukur laju alir chipnya menggunakan chip meter.
Selanjutnya chip masuk ke zona top separator dimana pada zona ini chip dipanaskan sampai
suhu 1000C pada tekanan 100 kPa yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan
turpentine dan non condensage gas yang terdapat dalam chip. Kemudian chip masuk ke
cooking zone untuk dimasak menggunakan cooking liquor pada suhu 170 0C dan tekanan 900
kPa selama 1,5 jam. Cooking liquor yang terdiri dari campuran NaOH 12%, Na2SO4, dan
Na2S dimasukan kebagian atas digester melalui centralpipe. Pada saat proses pemasakan
terjadi proses hidrolisa atau depolimerisasi kandungan lignin dalam chip. Reaksinya sebagai
berikut.

b). Brown stock washing


Plup yang dihembus (blown) dari digester, masih bercampur dengan cairan pemasak
yang mengandung sisa bahan kimia pemasak dan juga lignin yang terlarut. Kotoran - kotoran
yang terlarut dalam campuran pulp tersebut dicuci di brown stock yang dilakukan secara
berlawanan arah (counter current), dimana pulp yang terbentuk dipisahkan dari cairannya dan
dikirim ke washing unit. Cairan bekas pemasakkan (black liquor) di tampung di blackliquor
tank untuk selanjutnya di treatment melalui proses recovery untuk menghasilkan kembali
cooking liquor (white liquor).

b) .Pencucian dan penyaringan (washing and screening)

1. Deknoting, setelah tahap pemasakan sebagian besar pulp masih mengandung knot
(mata kayu) yang tidak masak. Kandungan tersebut harus dipisahkan, dari pulp pada
tahap awal dari proses. Pemishan knot dilakukan dalam dua tahap untuk pemisahan
yang efisien. Dengan tujuan untuk mengurangi kandungan serat sekecil mungkin yang
terbawa pada pemisahan tahap ketiga (reject dari second screen).

2. Screening Screening dilakukan dalam dua tahap yaitu:

a. Primary screening

b. Secondary screening

Pada primary screening sebagian besar chip yang tidak masak di reject, tetapi
dalam pemisahan masih banyak serat yang terikut. agar tidak banyak serat yang
terbuang, maka reject dari tahap pertama (primary sereening) disaring lagi pada tahap
kedua (secondary sereening). Reject dari tahap kedua ini sudah sangat sedikit
kandungan serat yang terbawa sehingga dapat dikeluarkan dari sistem melalui reject
press. Reject Press ini bertujuan untuk mengurangi bahan kimia (chemical loss) dan
mempermudah penanganan reject. Accept dari tahap kedua dan tahap ketiga ini akan
di kembalikan lagi ke inlet dari tahap sebelumnya. Bersama-sama chip, pasir juga
terbawa oleh aliran reject screen dan dibawa ke reject press.

c). O2 Delignification

Proses oksigen dilignifikasi merupakan proses pre-bleaching yang berguna untuk


mengurangi kandungan lignin dari pulp coklat (yang belum mengalami proses pemutihan).
Adapun fungsi oksigen delignifikasi adalah untuk menghemat bahan-bahan kimia yang mahal
di tahap pemutihan dan dalam waktu yang bersamaan dapat menurunkan dampak terhadap
lingkungan. Proses oksigen dilignifikasi berlangsung pada medium konsentrasi dengan
temperatur dan tekanan tinggi, sedangkan bahan kimia yang dipakai adalah oksigen dan
alkali, dipakai salah satu NaOH atau while liquar yang bersifat oksidator. Sebelum masuk ke
reaktor, pulp dipanaskan terlebih dahulu dengan menambahkan steam sampai 1000C.
Delignifikasi berlangsung didalam aliran ke atas reaktor, dimana waktu yang dibutuhkan
(retention time) adalah satu jam. Untuk mencegah waktu singkat didalam reaktor yang
disebabkan chanelling, yang menyebabkan pendeknya retention time, maka aliran yang
merata dan stabil di dalam reactor sangat diperlukan, yang dapat dicapai dengan menjaga
konsentrasi pulp sekitar 10%.
d). Bleaching Process

Pemutihan terdiri dari tahap - tahap yang masih menggunakan proses konvensional
atau proses non EFC (Elementary chlorine free) yaitu proses pemutihan dengan
menggunakan senyawa chlor (Cl2), sedangkan untuk tahapan selanjutnya yang digunakan
merupakan proses EFC yang menggunakan khlorin dalam bentuk senyawa lain yaitu
khlordioksida sehingga dapat menurunkan tingkat pencemaran. Proses pemutihan memiliki
urutan-urutan yang terdiri dari tahapan berikut:

1. Tahap pemutihan, yaitu menggunakan Cl2 dan ClO2 yang berfungsi untuk
mengikat kandungan lignin dan pulp.

2. Tahap ekstraksi, yaitu menggunakan NaOH, O 2, H2O2 yang berfungsi untuk


mengikat zat-zat organik dan kandungan lignin dalam pulp serta mempertahankan
ikatan sellulosa.

3. Tahap pemutihan kembali, yaitu menggunakan ClO 2 yang berfungsi untuk


mengikat kandungan lignin dalam pulp.

Reaksi pemutihan atau bleaching adalah sebagai berikut :

c) Pembentukan Lembaran Pulp

Pulp yang telah diputihkan selanjutnya dikirim ke unit pulp machine yang menangani
masalah penyediaan pulp sheet (lembaran) dengan proses kerja sebagai berikut:

1. Screening , merupakan tahap penyaringan dan membentuk serat yang lebih


homogen tanpa ada pengontor yang halus maupun kasar.

2. Dewatering, merupakan tahap pengurangan kadar air.

3. Drying, merupakan tahap pengeringan lembaran pulp dengan menggunakan


steam atau uap panas.

4. Pulp cutting dan Bale Handling merupakan tahap akhir proses pulp machine
disini dilakukan pemotongan dan pengemasan.

Tahap penyaringan (Screening), merupakan proses pemisahan yang berfungsi sebagai


penyaring kotoran-kotoran yang ada pada bubur serat (fiber). Stock yang dihasilkan di
screening plant disuplay ke Dewatering machine untuk di proses menjadi lembaran pulp yang
merupakan produk utama. Bahan yang melalui proses pemutihan di bleaching process di
pompakan ke Rotating Drum Filter (RDF) dengan konsistensi 10%. Selanjutnya bahan
tersebut diencerkan dengan air pengencer dari filtrate chest pada bagian dasar RDF menjadi
5%. Stock yang ada di RDF dipompakan ke stock chest, setelah diencerkan menjadi 4%
kemudian dilakukan penyaringan yang terdiri dari protection screen dan diakhiri dengan
penebalan pulp yang bertujuan untuk meningkatkan konsistensi.

Tahap pengurangan kadar air (Dewatering), adalah proses pengurangan kadar air dari
bubur serat serta proses pembuatan lembaran pulp. Pulp cair diencerkan hingga
konsentrasinya mencapai 1,2-1,8% kemudian disemprotkan menggunakan headbox. Dari
headbox disalurkan dengan tekanan ke forming board untuk pembentukan formasi lembaran
pulp. Pada forming board terjadi proses pengurangan kadar air dengan menggunakan dua
lembaran kawat mesh (bottom dan top wire) dengan lebar 7,4 meter yang saling menekan dan
berputar berlawanan arah. Kadar air yang berkurang pada proses pengeringan ini mencapai
30-35%. Proses selanjutnya berlangsung di Heavy Duty Press (HDP 1 dan 2), dimana
pengurangan air dilakukan dengan cara penekanan dengan Main Press Roll dan artinya
diserap oleh felt pada bagian atas dan bawah HDP 1 sehingga akan terjadi lagi pengurangan
kadar air sampai dengan 20% pada akhir proses HDP 2, dan formasi lembaran pun semakin
sempurna.

Tahap pengeringan akhir (Drying), proses pengeringan pulp dengan menggunakan udara
panas yang di hembuskan ke permukaan bagian atas dan bawah pulp, dimana Drying cabinet
disini terdiri dari menara kipas (fan section) dan tiap bagian mempunyai kipas sirkulasi
(circulation fan), pipa yang berisi uap pemanas (steam heated coil) dan blowbox, sehingga
akan terjadi lagi pengurangan kadar air sampai dengan 60-80%.

Tahap pemotongan (pulp cutting dan bale Handling) Pulp yang keluar dari dryer
kemudian masuk ke bagian cutter lay boy untuk dipotong sesuai dengan ukuan standar yaitu
616 mm x 840 mm, kemudian ditampung didalam lay box untuk disusun menjadi Bale
(pengepakan) di unit bale handling. Ada beberapa urutan proses bale handling antara lain:

1. Scale, yaitu alat untuk menimbang pulp dalam 1 bale (250 AD Kg).

2. Balling press, yaitu alat untuk mengpres pulp dalam 1bale dari tinggi semula 80
cm menjadi 45-50 cm.

3. Wrapper, yaitu alat untuk memberikan pembungkus.

4. Tying, yaitu pengikat setelah bale pulp dibungkus. Tali pengikatnya adalah kawat
diameter 2 mm

5. Stenciller, yaitu alat untuk membuat merk.

6. Folder, yaitu alat untuk membungkus pulp.

7. Stacker, yaitu alat untuk menumpuk bale pulp menjadi 4 bale.

d) Proses Recovery Black Liquor


Black liquor merupakan cairan berwarna hitam yang berasal dari cairan bekas
pemasakan chip serta cairan dari washing unit yang mengandung 95-98% bahan kimia yang
digunakan pada proses pemasakan serta mengandung zat – zat organik terlarut yang berasal
dari chip dan hasil reaksi hidrolisa lignin. Proses recovery ini bertujuan untuk mengurangi
limbah bahan kimia dan memanfaatkan kembali bahan – bahan kimia yang masih dapat
digunakan.

Tahapan tahapan proses recovery antara lain sebagai berikut.

1 Black liquor pertama – tama di evaporasi menggunakan Multiple Effect Evaporator untuk
menguapkan kandungan air sehingga didapatkan 35% kandungan padatan.
2 Selanjutnya cairan 35% padatan di kirim ke Furnace untuk di bakar kandungan senyawa
organiknya. Proses pertama yang terjadi adalah penghilangan kadar air sampai 100%,
berlanjut ke reaksi pembakaran kandungan senyawa organic yang mana akan
menghasilkan abu (karbon murni). Selanjutnya kandungan abu dihilangkan dengan
penambahan Na2SO4 sehingga terjadi reaksi:
2C + Na2SO4  Na2S + 2CO2

Padatan yang didapat terus dipanaskan sampai didapatkan leburan (smelting) dari
kandungan senyawa anorganiknya.
3 Smelting yang didapat selanjutnya dilarutkan dalam senyawa NaOH pada tangka
pelarutansehingga dihasilkan green liquor (cairan hijau).
4 Green liquor selanjutnya dikirim ke tangka caustisasi, kandungan Na 2CO3 dihilangkan
dengan penambahan Ca(OH)2. Reaksi yang terjadi adalah :

Na2CO3 + Ca(OH)2  2NaOH + CaCO3

5 Selanjutnya CaCO3 yang terbentuk dalam bentuk sludge dipisahkan dalam tangki
pengendapan dan didapatkan white liquor (NaOH, Na 2S, Na2CO3, dan Na2SO4 ) yang
dapat digunakan untuk cooking liquor pada digester.
6 Sludge CaCO3 di treatment lebih lanjut ke unit pengolahan limbah untuk di panaskan di
lime kiln sehingga terdekomposisi menurut reaksi :
CaCO3  CaO + CO2

3) PROSES SEMI KIMIA

Proses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat mekanis dalam
pembuatan pulp kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat
dengan serat, maka kayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral.
Kemudian digiling dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan
untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih
mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi kimia digunakan untuk kayu
keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung
sebagian besar lignin. Pulp semi kimia sukar diputihkan, dan jika terkena sinar
matahari akan berwarna kuning. Biasanya digunakan untuk bahan yang
membutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti media kardus. Kayu yang
dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan kecil yang disebut
dengan chips, dimasak beberapa jam dengan menggunakan alat penghancur
yang dioperasikan pada suhu 150 oC dengan tekanan 4-5 atm, pencucian,
dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium hipoklorit,
hidrogen peroksida atau kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat menurunkan
kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan antara derajat putih pulp
dan kekuatan kertas yang dihasilkan.

B. Proses Pembuatan Kertas

Dilakukan dengan alat Paper Machine, Proses ini terdiri atas 3 bagian utama
yaitu:

1) Pembentukan ( Wet Part)


2) Pengepresan (Press Part)
3) Pengeringan (Dry Part)

A) Tahap pembentukan (Wet Part)

Pada tahap pembentukan (Wet Part) ini, Pulp (Bubur kertas) yang sudah jadi dan
yang sudah mengalami proses pemutihan diproses menjadi lembaran-lembaran
kertas yang setengah jadi yang masih mengandung banyak sekali air. Proses ini
memiliki 4 tahap yang kesemuanya merupakan proses secara fisika.

Adapun tahapan-tahapan dalam Wet Part/ Pembentukan ini adalah:

1) Stock Preparation
2) Cleaning
3) HeadBox
4) Wiring

Penjelasan masing-masing tahapan dalam proses Pembentukan/Wet Part:

1) Stock Preparation:

Pada tahap ini pulp yang sudah jadi pada proses pembuatan Pulp, sebelum
masuk kedalam HeadBox pertama-tama mengalami proses yang disebut sebagai
stock preparation. Pada proses ini Pulp dicampur dengan bahan-bahan kimia
seperti: Filler, Zat Retensi, Zat Pemutih/Pencermelang, Zat Pelicin, Zat Pewarna,
Zat Penguat, serta air. Hasil yang keluar dari tahapan stock preparation ini
disebut sebagai stock yang mengandung Pulp, Zat Kimia, dan air.

2) Cleaning:

Pada tahap ini stock yang sudah terbentuk sebelum memasuki Headbox, Stock
mengalami proses Cleaning/Pembersihan pada alat Cleaner menggunakan
prinsip “Centrifugal Force”, proses ini bertujuan untuk memisahkan serat-serat
pulp yang masih kasar dengan serat-serat pulp yang sudah halus. Hasil dari
proses ini adalah Serat-serat pulp yang kasar akan turun ke bawah dan
kemudian akan dikeluarkan dari proses (bisa dibuang atau diolah ulang untuk
mendapatkan serat yang halus). Sedangkan Serat-serat pulp yang halus akan
terangkat keatas dan kemudian masuk kedalam tahapan berikutnya.

3) HeadBox:

Pada Tahap ini stock yang sudah mengalami proses pembersihan kemudian
masuk kedalam alat yang bernama HeadBox. Sebelum masuk kea lat ini, stock
akan dicampur dengan air dengan komposisi 99.5% air dan 0.5% stock. Hasilnya
disebut sebagai Furnish. Tujuan Penambahan air ini adalah supaya saat proses
pembentukan lembaran-lembaran kertas di headbox, tidak terjadi
penggumpalan, terbentuk lembaran yang halus, rata, dan tipis, serta
memudahkan proses pembentukan dan pencetakan kertas. Furnish yang sudah
jadi kemudian masuk kedalam headbox dan akan diregulasi sedemikian rupa
agar terbentuk lembaran-lembaran kertas yang rata dan tidak menggumpal.

4) Wiring

Pada tahapan ini Furnish akan dicetak menjadi bentangan lembaran kertas
dengan menyaring furnish terhadap air yang menjadi media pembawa. Air
disaring sedemikian rupa lewat lobang halus (mesh) permukaan wire, sehingga
furnish yang terdiri atas serat dan filler tertahan diatasnya

B) Tahap Pengepresan (Press Part)

Tahap Utama Kedua setelah Proses Pembentukan/Wet Part adalah tahap


pengepresan (Press Part). Proses ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air
didalam furnish. Mekanismenya adalah dengan melewatkan Lembaran kertas
pada titik tekanan (nip) dari pertemuan 2 buah roll. Penggunaan system Press ini
memiliki efisiensi pengeluaran air yang tinggi dengan biaya yang relative rendah
sehingga kemungkin lembaran kertas mengalami putus dibagian selanjutnya
relative kecil. Hal ini akan meningkatkan efisiensi mesin. Hasil dari Tahapan ini
adalah kandungan air didalam lembaran-lembaran kertas tinggal sekitar 40%.

C) Tahap Pengeringan (Dry Part)

Lembaran-lembaran kertas yang sudah mengalami proses Press Part kemudian


akan masuk kedalam proses terakhir yaitu tahap pengeringan/Dry Part. Proses ini
digunakan karena kandungan air didalam lembaran-lembaran kertas sudah tidak
dapat dikurangi lagi dengan proses Pengepresan/Press Part. Oleh karena itu
penghilangan air dari lembaran-lembaran kertas dilakukan dengan metode
pengeringan / penguapan dimana diberikan panas dari steam pada lembaran-
lembaran kertas melalui silinder dryer sehingga pada akhir proses ini kandungan
air didalam lembaran-lembaran kertas tinggal 6-8 % saja.
Setelah semua proses ini dilewati, maka lembaran-lembaran kertas yang sudah
jadi kemudian digulung dalam gulungan-gulungan besar untuk kemudian
disimpan dan dikirim kepada konsumen, sesuai ukuran, dan jenis kertas yang
diminta.

Macam-Macam Kertas

1. Uncoated groundwood
Kertas yang tidak mempunyai lapisan “coating” pigmen dan diproduksi
menggunakan pulp mekanis (mechanical pulps), bubur kertas yang diproduksi
tanpa proses kimiawi. Kurang lebih 80% kertas jenis ini adalah kertas koran
(newsprint). Gramatur (berat kertas dalam gram per satu meter persegi) adalah
24-75 g/m2, dengan kertas koran dari 38 g/m2 to 52 g/m2. Disamping itu, jenis
kertas lainnya adalah kertas untuk direktori (seperti yellow page), computer
paper, katalog, dan “advertising supplements” (brosur sisipan yang umumnya
dicetak dengan sistim rotogravure).

2. Coated groundwood
Kertas jenis ini paling tidak mempunyai 10% pulp mekanis (umumnya 50-55%
groundwood) dengan sisanya menggunakan pulp kimia. Kategori kertas ini di
USA masuk dalan kertas No. 5 “enamel paper” (kertas coated dengan brightness
– tingkat kecerahan paling rendah, sekitar 80%) dan kertas No. 4 (brightnes
sekitar 85%), keduanya mempunyai lapisan “coating” pigmen dikedua sisi.

Umumnya kertas ini berwarna kekuningan karena banyak pulp mekanis dan
mempunyai gramtur dari 45 g/m2 to 130 g/m2. Kertas ini umumnya ditemukan
pada kegunaan kertas dengan mesin cetak letterpress dan offset, seperti LWC
(light weight coated – kertas yang mempunyai lapisan coating rendah sekitar 7-
10 gr/m2 dan kertas coated untuk majalah.

3. Uncoated woodfree
Kertas jenis ini mempunyai kandungan pulp mekanis lebih rendah dari 10%
umumnya bisa 0% dan tidak mempunyai lapisan coating pigmen sama sekali.
Kegunaan kertas ini termasuk "office papers" (formulir, kertas fotokopi, kertas
buku tulis, dan kertas amplop), kertas carbonless (NCR), dan kertas cetak atau
anda biasa sebut HVS untuk brosur, selebaran, iklan, dan bahkan kartu pos bila
tebal.Bila anda sering bergelut dengan pasar ekspor, jenis kertas ini sering juga
disebut "printing, writing, and book papers" (kertas cetak, tulis dan buku).
4. Coated woodfree
Jenis kertas ini juga mengandung kurang 10% pulp mekanis, tetapi mempunyai
lapisan coating pigmen baik dua sisi atau satu sisi. Di USA kertas ini disebut No.
1-3 enamel (dimana kertas coated dengan brightness atau tingkat kecerahan
berkisar dari 88% sampai dengan 96%).

Di pasar lokal anda sering mendengar Art Paper dan Art Board yang mempunyai
lapisan coating dua sisi yang bisa berkisar antara 20 gr/m2 dan 35 gr/m2. Kertas
C1S Label masuk dalam kategori ini dimana hanya mempunyai lapisan coating
disatu sisi.Gramatur kertas berkisar antara 70 gr/m2 dan 300 dr/m2. Art Paper
umumnya mulai dari 70 gr/m2 samapai dengan 150 gr/m2, sementara Art Board
mulai dari 170 gr/m2 sampai dengan 300 gr/m2. Kegunaan paling umum adalah
untuk majalah, buku, cetak commercial dengan mutu yang tinggi dan mahal
karena brightness yang relatif tinggi dibanding kertas uncoated groundwood.
5. Kraft paper
Kertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 4 kegunaan utama:
1. Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas
bungkus nasi dll.
2. Kantong (bag/sack) - seperti kantong belanja atau "shopping bag",
3. Karung (shipping sack) - seperti karung atau kantong semen, dan
4. Berbagai fungsi "converting".

Gramatur berkisar antara 50 gr/m2 dan 134 gr/m2. Pulp kertas yang dipakai bisa
melalui proses pemutihan atau "bleaching" atau tidak. Bila tidak diputihkan
maka berwarna coklat.

6. Bleached paperboard
Pulp kertas yang dipakai adalah "beached sulfate" dan kegunaan utama
adalah "folding carton" - untuk membuat box, dan kertas karton susu atau
juice. Karena "bleach" maka warna kertas karon ini putih dan sekitar
setengah jumlah produksi adalah coated. Biasanya di pasar USA, kertas ini
dipanggil dengan nama SBS atau "solid bleached board". Gramatur bervariasi
mulai dari 200 gr/m2 sampai dengan 500 gr/m2. Golongan jenis kertas ini
termasuk untuk membuat gelas kertas, piring kertas, karton tebal cetak, "tag
stock" (kertas karton untuk gantungan, kartu komputer, "file folders" (map
folio), dan kartu index (kartu index nama). Dipasar lokal sering kita temukan
sebagai C2S Board atau C1S Board tergantung jumlah sisi yang mepunyai
lapisan coating pigmen.

Dipasar lokal, sering anda temui Ivory Boars yang bisa dikategorikan dalam
jenis kertas ini. Namun sebetulnya sedikit berbeda karena dicampur dengan
pulp mekanis, jadi warna agak sedikit kekuningan bila dibanding SBS. Ivory
juga terdiri dari beberapa lapisan kertas yang digabung jadi satu, sementara
SBS hanya satu lapisan yang tebal saja. Tidak jarang anda mungkin
mendengar SBB atau "solid bleached board" yang bubur kertasnya adalah
pulp kimia seperti SBS tetapi mempunyai sususunan lapisan yang berlapis

layaknya Ivory.

7. Unbleached paperboard
Kertas karton ini tidak diputihkan dengan bleaching dan diproduksi dari "virgin
kraft" (pulp kimia dengan serat non-recycle) atau "neutral sulfitesemichemical
pulp" (bubur kertas dengan proses semi-kimia sulfite yang netral). Produk utama
adalah linerboard, jenis kertas yang digunakan untuk membuat "corrugated
containers" (corrugated box yang biasanya berwarna coklat). Berat gramatur
umumnya 130 gr/m2 sampai dengan 450 g/m2. "Ccorrugating medium" atau
kertas medium juga masuk dalam kaetgori ini yang dibuat dengan sebagian
campuran kertas recycle.

8. Tissue
Bubur kertas yang dipakai untuk tisu adalah pulp kimia yang di-bleach dengan
tambahan bisa 50atau lebih pulp mekanis. Mayoritas kertas tisu digunakan untuk
produk sanitari seperti tisu gulung, "towel", "bathroom", "napkins" dll.Gramatur
mempunyai rentang dari 13 gr/m2 sampai dengan 75 gr/m2. Jenis kertas ini
diproduksi dengan sistim "through air dried" (TAD) or mesin kertas Yankee
(silinder pemanas yang diameternya sangat besar) yang mempunyai "wet atau
dry crepe operation".

9. Market pulp
Pulp atau bubur kertas juga dikategorikan sebagai kertas yang dibagi jenisnya
berdasarkan jenis kayu, proses pembuatan pulp, dan proses pemutihan atau
"bleaching". Bubur kertas dijual dalam bentuk lembaran, bal, dan gulungan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1.Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui
berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat
(selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas. Sedangkan Kertas adalah bahan
yang tipis, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang
digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa
2.Bahan baku pembuatan pulp, berdasarkan sumbernya terdiri dari kayu dan non kayu.
Sedangkan bahan baku pembuatan pulp berdasarkan jenisnya terdiri dari virgin pulp dan
waste paper.
3.Jenis jenis proses pembuatan pulp dibagi menjadi tiga yaitu proses mekanika, proses kimia
dan prosesn semi kimia, dimana proses kimia terbagi lagi dalam proses sulfit, proses kraft
dan proses soda.
4.Jenis-jenis proses pembuatan kertas ada 3 bagian besar yaitu: 1) Proses Pembentukan (Wet
part), 2) Proses Penekanan/pemadatan (Press Part, dan 3) Proses Pengeringan (Dry Part).
Pada Proses Wet part, proses ini terdiri atas 4 bagian yaitu: 1) StockPreparation, 2)
Cleaning, 3) Headbox, 4) Wiring.
5.Jenis-jenis kertas terdiri atas: 1) Uncoated groundwood, 2) Coated groundwood, 3) Uncoated
woodfree, 4) Coated woodfree, 5) Kraft paper, 6) Bleached paperboard,
7) Unbleached paperboard, 8) Tissue, 9) Market Pulp

3.2. Daftar Pustaka:

1) Modul Penuntun Proses Industri Kimia 2

2) http://erwinsugiartoe.blogspot.co.id/2013/12/jenis-jenis-kertas.html
3) http://note-why.blogspot.co.id/2012/07/proses-pembuatan-kertas.html

4) http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/2013/02/proses-pembuatan-bubur-kertas-
pulp.html

LAMPIRAN

(Gambar Process Flow Diagram PembuatanPulp)


(Gambar Process Flow Diagram Pembuatan Kertas)
(Process Flow Diagram Of Pulp and Paper)

Anda mungkin juga menyukai