Anda di halaman 1dari 9

Modul 1 KB 1

Ciri-ciri kelamin primer ditandai dengan menstruasi pada remaja putri dan mimpi basah pada
anak laki-laki. Sedangkan
ciri-ciri kelamin sekunder ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu pada bagian-bagian tertentu
secara lebat, perkembangan buah dada dan panggul, perubahan suara pada anak laki-laki dan
tumbuhnya jakun.
Salah satu tugas perkembangan selama masa remaja adalah menyelesaikan krisis identitas,
sehingga diharapkan terbentuk suatu identitas diri yang stabil pada akhir remaja.
gantisipasi masa depan, serta mengenal perannya dalam masyarakat. Empat status identitas
menurut James Marcia (Slavin, 2019; Yusuf, 2012) yaitu:
(a) Identity Foreclosure, yang berarti menerima pilihan orang tua tanpa mempertimbangkan
pilihan-pilihan dirinya.
(b) Identity Diffusion, remaja yang mengalami kebingungan siapa dirinya, dan mau apa
dalam hidupnya.
(c) Identity Moratorium, remaja dalam keadaan moratorium mulai bereksperimen dengan
dirinya dan pilihan pekerjaan, tetapi masih belum membuat komitmen yang definitif
terhadap keduanya.
(d) Identity Achievement, menandakan remaja telah mampu mengambil keputusannya
sendiri dengan sadar dan jelas tentang pekerjaan masa depanya.
Perkembangan moral pada remaja menuntut Kohlberg berada pada tahap konvensional.
Menurut Havighurst (Dalam Gibson, 2011: 459) tahap perkembangan kerja usia remaja masuk
pada tahap II dan III. Pertama, Tahap II (10 – 15 Th) yaitu mencapai kebiasaan dasar bekerja dan
gigih berjuang.
Kedua, tahap III (15 – 25 tahun) yaitu mencapai identitas sebagai pekerja atau profesi dalam
struktur pekerjaan/profesi tententu.
Tugas- tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode
tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, di tolak oleh
masyarakat dan sulit menghadapi tugas- tugas berikutnya
(Havinghurst dalam Ahman, 2014: 37). Pemahaman terhadap tugas - tugas perkembangan sangat
berguna bagi pengembangan progam bimbingan dan konseling karena
(1) menjadi kriteria keberhasilan layanan bimbingan dan konseling,
(2) membantu dalam menemukan 12 dan menentukan tujuan progam BK,
(3) serta menentukan kapan waktu upaya bimbingan dapat dilakukan.
Tugas Perkembangan SMA Tugas perkembangan peserat didik SMA adalah serangkaian tugas
yang seharusnya di capai oleh peserta didik, adapun tugas perkembangan peserta didik SMA
sebagaimana tercantum dalam POP SMA (2016) adalah sebagai berikut: (a) Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(b) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masyarakat, dan minat manusia;14 (c) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; (d) Mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat; (e) Memantapkan nilai dan
cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas; (f) Mencapai
pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita; (g)
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan
psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat; (h) Memiliki kemandirian
perilaku ekonomis; (i) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan
apresiasi seni; (j) Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan (k) Mencapai
kematangan dalam kesiapan diri menikah dan hidup berkeluarga
Adapun penjelasannya adalah (1) pengenalan/penyadaran yaitu peserta didik memperoleh
pengetahuan dan pemahaman tentang aspek dan tugas perkembangan (standar kompetensi) yang
harus dikuasai; (2) akomodasi yaitu peserta didik memperoleh pemaknaan, internalisasi atas
standar kompetensi yang harus dikuasai sebagai bagian dari kemampuan dirinya; dan (3)
tindakan yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku nyata dalam kehidupan
sehari-hari dari standar kompetensi yang harus dikuasai.
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD).
(a) Aspek Perkembangan: Landasan Hidup Religius
(b) Aspek Perkembangan: Landasan Perilaku Etis
(c) Aspek Perkembangan: Kematangan Emosi
(d) Aspek Perkembangan: Kematangan Intelektual
(e) Aspek Perkembangan: Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
(f) Aspek Perkembangan: Kesadaran Gender
(g) Aspek Perkembangan: Perkembangan Pribadi
(h) Aspek Perkembangan: Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian Perilaku Ekonomi)
(i) Aspek Perkembangan: Wawasan dan Kesiapan Karir
(j) Aspek Perkembangan: Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
(k) Aspek Perkembangan: Kesiapan Diri untuk Menikah dan Berkeluarga

(a) Mikrosistem yaitu kondisi yang melatarbelakangi peserta hidup dan berinteraksi dengan
orang lain dan institusi yang paling dekat dengan kehidupannya, seperti pergaulan dengan orang
tua, teman sebaya, guru dan lingkungan tempat kerja.
(b) Mesosistem yaitu keterkaitan antarvariasi tingkat sistem yang melibatkan peserta didik di
dalamnya.
(c) Ekosistem yaitu pengaruh institusi lingkungan yang lebih besar seperti pengaruh sekolah,
pengaruh media massa, bahkan pengaruh, lingkungan pemerintah.
(d) Makrosistem pengaruh lingkungan yang lebih luas daripada mikro, makro dan exo system
yang berkaitan erat dengan pengaruh kebudayaan, agama, pendidikan, politik, dan pengaruh
keadaan sosial ekonomi terhadap perkembangan individu.
(e) Kronosistem, yaitu dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level sistem dari mikro
ke makro. Kronosistem ini juga mencakup berbagai peristiwa hidup yang penting pada individu
dan kondisi sosiokultural
Modul 1 KB 2
evaluasi dilakukan untuk melihat keterlaksanaan dan ketercapain kegiatan/layanan yang telah
dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Sebagai contoh Anda ingin mengetahui
ketercapaian progam BK yang sudah Anda laksanakan, maka Anda dapat melakukan kegiatan
evaluasi.
Hays dapat kita fahami bahwa asesmen adalah istilah umum metode evaluasi yang digunakan
guru BK untuk lebih memahami karakteristik orang, tempat, dan hal-hal (objek).
asesmen merupakan metode yang sistematis untuk memperoleh informasi dari tes atau sumber
lain seperti tes yang terstandar, skala 36 penilaian, observasi, wawancara, teknik klasifikasi dan
catatan catatan tentang konseli sehingga membantu guru BK dalam memahami konseli yang
dilayani.
asesmen bila dikaitkan dengan bimbingan dan konseling adalah suatu metode sistematis yang
dilakukan oleh guru BK untuk memahami karakteristik, lingkungan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan konseli melalui berbagai teknik seperti tes dan non tes (observasi, skala
penilaian, wawancara, catatan dan teknik non tes lain sehingga guru BK memperoleh informasi
secara mendalam konseli yang dilayani.

tes adalah suatu alat atau metode pengumpulan data yang sudah distandardisasikan untuk
mengukur/mengevaluasi salah satu aspek ability/kemampuan atau kecakapan dengan jalan
mengukur sampel dari salah satu aspek tersebut.
Test of Maximum Performance adalah tes yang digunakan untuk mengukur seluruh kemampuan
siswa dan seberapa baik dapat melakukannya. Dalam hal ini pertanyaan atau tugas yang
diberikan harus jelas struktur dan tujuannya, serta arah jawaban yang dikehendakinya. Di sini
ada jawaban betul dan salah, misalnya: tes intelegensi dan tes hasil belajar. Selanjutnya, Test of
Typical Performance, untuk menilai respon yang khas, yaitu apa yang orang paling sering
lakukan atau rasakan dalam situasi tertentu berulang atau dalam kelas yang luas dari sebuah
situasi.
n. Sedangkan untuk anakanak (5-11 tahun) dikenai tes CPM (The Colored Progressive Matrices).
Tes CPM terdiri dari 36 item/gambar dikelompokkan menjadi 3 set yaitu set A, set AB dan set B.
Tes ini dikembangkan oleh David Wechsler. Ada dua model tes yang dikembangkan yaitu tes
WISC dan WAIS. Tes WISC adalah tes yang digunakan untuk mengukur inteligensi umum pada
anak usia 6-16 tahun. Tes WAIS yang dikenakan pada orang dewasa.

c. Teknik Non Tes 1) Observasi


Observasi adalah kegiatan mengenali observee dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan
secara sistematis dan bertujuan
observasi adalah kegiatan mengenali observee dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan
secara sistematis dan bertujuan sehingga diperoleh fakta tentang tingkahlaku siswa misalnya saat
mengerjakan tugas, proses belajar, berinteraksi dengan orang lain maupun karakteristik khusus
yang tampak dalam menghadapi situasi atau masalah.
(1) Observasi partisipan, yaitu observer turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang
sedang dilakukan oleh observee.
(2) Observasi non-partisipan, yaitu observer tidak terlibat secara langsung atau tidak
berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh observee.
(3) Observasi kuasipartisipan, yaitu observer terlibat pada sebagian kegiatan yang sedang
dilakukan oleh observee,
Alat Bantu Observasi Dalam melakukan kegiatan observasi, Ada beberapa alat bantu yang dapat
dimanfaatkan oleh observer dalam menggunakan metode observasi, yaitu (a) anecdotal record
atau daftar riwayat kelakuan, (b) catatan berkala, (c) Checklist atau daftar cek, (d) skala
penilaian, dan (e) alat-alat mekanik/ elektrik (seperti: tape recorder, handphone, handycam,
camera CCTV)
2) Daftar Cek Masalah Daftar cek masalah adalah daftar yang berisi sejumlah kemungkinan
masalah yang pernah atau sedang dihadapi oleh individu atau sekelompok individu.
3) Wawancara a) Pengertian Interview dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara
tanya- jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian.
Interview bisa difungsikan sebagai metode primer, metode pelengkap, dan sebagai kriterium.
Bila interview dijadikan sebagai satu-satu alat pengumpul data, atau sebagai metode utama
dalam pengumpulan data, maka metode ini berfungsi sebagai metode primer.
 Dokumentasi Pengertian dokumentasi menurut KBBI adalah pengumpulan, pemilihan,
pengolahan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan; pemberian atau
pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar, kutipan, kliping dan bahan referensi
lainya.
 5) Sosiometri Berbeda dengan angket dan skala psikologi, metode sosiometri yang
dikemukakan Moreno ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara anggota kelompok
dengan anggota lainnya dalam suatu kelompok.
 f) Alat Ungkap Masalah (AUM) (a) Pengertian AUM atau alat ungkap masalah
merupakan instrumen non tes dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek permasalahan yang sedang dihadapi
individu atau konseli.
4) Inventori Tugas Perkembangan (ITP) a) Pengertian Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk untuk mengukur tingkat perekembangan
individu
(d) Angket dan Psikologis (1) Pengertian Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah
pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri
responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh
responden.
Skala psikologis menurut Azwar (2005: 3-4) sebagai alat ukur yang memiliki karakteristik
khusus (a) cenderung digunakan untuk mengukur aspek afektif – bukan kognitif. (b) stimulusnya
berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur,
melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan, (c) jawabannya lebih
bersifat proyektif, (d) selalu berisi banyak item berkenaan dengan atribut yang diukur, (e) respon
subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”, semua jawaban dianggap
benar sepanjang sesuai keadaan yang sebenarnya, jawaban yang berbeda diinterpretasikan
berbeda pula.
Suatu jenis asesmen (tes dan non tes) hanya bisa diaplikasikan oleh guru BK atau guru BK yang
berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. Adapun beberapa poin yang harus
diperhatikan diantaranya: (a) Asesmen dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang
kondisi diri atau karakteristik kepribadian konseli untuk kepentingan pelayanan. (b) Guru BK
memberikan hasil asesmen kepada konseli dan orang tua untuk kepentingan pelayanan. (c)
Penggunaan asesmen wajib mengikuti pedoman atau petunjuk yang berlaku bagi asesmen yang
dimaksud. (d) Data hasil asesmen wajib diintegrasikan ke dalam himpunan data dan/ atau dengan
informasi dari sumber lain untuk konseli yang sama. (e) Hasil asesmen hanya dapat diberitahu
kepada pihak lain sejauh ada hubungannya dengan usaha bantuan terhadap konseli dan tidak
menimbulkan kerugian baginya.
Modul 1 KB 3
Modul 1 KB 4

Berdasarkan pada identifikasi kebutuhan di atas bidang bimbingan belajar yang banyak
dibutuhkan oleh peserta didik. Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang membantu peserta
didik 156 dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar misalnya pengenalan
kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, penyelesaian tugastugas latihan, perencanaan
Pendidikan lanjutan. Bimbingan belajar sebagai upaya pemberian bantuan dari guru BK kepada
peserta didik dengan cara pengembangan suasana belajar yang kondusif, agar terhindar dari
kesulitan belajar, dapat mengatasi kesulitan belajar, dan dapat mengembangkan cara belajar yang
efektif sehingga mencapai hasil belajar yang optimal (Nurihsan, 2005; Nurihsan, 2009;
permendikbud, 2014).
Pilihan kedua adalah bidang karir. Keberhasilan peserta didik di bidang karir menekankan bahwa
guru BK harus membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk
memilih dan menerapkan pilihan karir, membimbing peserta didik untuk mengembangkan
kesiapan peran kehidupan

Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau suatu yang
ingin dicapai melalui berbagai kegiatan yang diprogamkan (Yusuf, 2014). Penentuan tujuan
adalah hal yang paling mendasar pada perencanaan program bimbingan dan konseling. Tujuan
layanan bimbingan dan konseling adalah arah yang ingin atau hendak dicapai dari
penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang telah direncanakan
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar 159 dan Pendidikan Menengah menyebutkan
bahwa dalam merancang atau merumuskan tujuan program layanan bimbingan dan konseling
yang hendak dicapai yaitu disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik. Ini
berarti perilaku-perilaku tersebut yang diharapkan dapat dikuasai dan diterapkan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, di lingkungan keluarga maupun di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai