Anda di halaman 1dari 15

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul ASESMEN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK DAN SEKOLAH


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Tahap, tugas, dan trajektori perkembangan peserta didik
2. Teknik asesmen kebutuhan peserta didik
3. Analisis hasil asesmen berbasis teknologi informasi
4. Perumusan tujuan layanan bimbingan dan konseling

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Daftar peta konsep (istilah Kegiatan Belajar 1 : Tahap, tugas, dan trajektori perkembangan peserta didik.
dan definisi) di modul ini
a. Tahap dan Karakteristik Perkembangan Pribadi – Sosial Peserta Didik Masa Remaja
1. Karakteristik perkembangan fisik
2. Karakteristik Sosioemosi dan Moralitas
(a) Identity Foreclosure, yang berarti menerima pilihan orang tua tanpa mempertimbangkan pilihan-pilihan
dirinya.
(b) Identity Diffusion, remaja yang mengalami kebingung an siapa dirinya, dan mau apa dalam hidupnya.
(c) Identity Moratorium, remaja dalam keadaan moratorium mulai bereksperimen dengan dirinya dan
pilihan pekerjaan, tetapi masih belum membuat komitmen yang definitif terhadap keduanya.
(d) Identity Achievement, menandakan remaja telah mampu mengambil keputusannya sendiri dengan sadar
dan jelas tentang pekerjaan masa depanya. Untuk menjadi remaja yang mampu mencapai identitas
diperlukan kepercayaan diri dan dukungan lingkungan mulai dari orang tua, guru dan teman sebaya
secara positif sehingga terbentuk konsep diri dan harga diri yang tinggi. Harga diri tampak paling kuat
dipengaruhi oleh penampilan fisik dan kemudian penerimaan sosial teman sebaya.
3. Karakteristik Perkembangan Kesadaran Beragama

b. Tahap dan Karakteristik Perkembangan Belajar Peserta Didik Masa Remaja


Teori Kognitif Piaget : masa remaja berada pada tahap pemikiran operasional formal yaitu suatu tahap
perkembang an kognitif yang dimulai dari usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus belanjut sampai remaja
mencapai dewasa. Pada tahap ini ditandai dengan tiga hal penting. Pertama, remaja mulai mampu melihat
kenyataan dan berfikir kemungkinan-kemungkinan. Kedua, remaja mampu berfikir ilmiah dari mulai
merumuskan masalah, membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data sampai de-
ngan menarik kesimpulan-kesimpulan. Ketiga, remaja telah mampu membuat kesimpulan ide-ide yang abstrak
secara logis.

c. Tahap dan Karakteristik Perkembangan Karir Peserta Didik Masa Remaja


Menurut Havighurst (Dalam Gibson, 2011: 459) tahap perkembangan kerja usia remaja masuk pada tahap II dan
III. Pertama, Tahap II (10 – 15 Th) yaitu mencapai kebiasaan dasar bekerja dan gigih berjuang. Pada tahap ini
remaja belajar mengorganisasikan waktu dan energi seseorang untuk memastikan suatu pekerjaan selesai.
Kedua, tahap III (15 – 25 tahun) yaitu mencapai identitas sebagai pekerja atau profesi dalam struktur
pekerjaan/profesi tententu.

d. Tugas-Tugas Perkembangana Peserta Didik, Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1) Pengertian
Meunurut Havinghurst : tugas - tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu
periode tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa
ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam
melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, di tolak oleh masyarakat dan sulit
menghadapi tugas- tugas berikutnya.
2) Tugas Perkembangan peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(a) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
(b) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan
umat manusia
(c) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial,
dan ekonomi
(d) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat
(e) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih
luas
(f) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
(g) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis
yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
(h) Memiliki kemandirian perilaku ekonomis misalnya manabung, pintar mengelola uang, bekerja keras,
mengatur waktu dll.
(i) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni
(j) Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
3) Tugas Perkembangan SMA
(a) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
(b) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan
minat manusia
(c) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial,
dan ekonomi;
(d) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan
melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat;
(e) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih
luas;
(f) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita;
(g) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis
yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat;
(h) Memiliki kemandirian perilaku ekonomis;
(i) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni;
(j) Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan
(k) Mencapai kematangan dalam kesiapan diri menikah dan hidup berkeluarga
4) Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik SMP dan SMA
(a) Aspek Perkembangan: Landasan Hidup Religius
(b) Aspek Perkembangan: Landasan Perilaku Etis
(c) Aspek Perkembangan: Kematangan Emosi
(d) Aspek Perkembangan: Kematangan Intelektual
(e) Aspek Perkembangan: Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
(f) Aspek Perkembangan: Kesadaran Gender
(g) Aspek Perkembangan: Perkembangan Pribadi
(h) Aspek Perkembangan: Perilaku Kewirausahaan
(i) Aspek Perkembangan: Wawasan dan Kesiapan Karir
(j) Aspek Perkembangan: Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
(k) Aspek Perkembangan: Kesiapan Diri untuk Menikah dan Berkeluarga

Kegiatan Belajar 2 : Teknik asesmen kebutuhan peserta didik


a. Konsep Dasar Asesmen
1) Pengertian
Asesmen bila dikaitkan dengan bimbingan dan konseling adalah suatu metode sistematis yang dilakukan oleh
guru BK untuk memahami karakteristik, lingkungan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan konseli
melalui berbagai teknik seperti tes dan non tes (observasi, skala penilaian, wawancara, catatan dan teknik non
tes lain sehingga guru BK memperoleh informasi secara mendalam konseli yang dilayani.
2) Tujuan
Menurut Aiken, tujuan utama asesmen baik tes maupun non tes adalah untuk menilai tingkah laku, kecakapan
mental, dan karakteristik kepribadian seseorang dalam rangka membantu mereka dalam membuat keputusan,
peramalan, dan keputusan tentang seseorang. Tujuan melakukan asesmen sebagai dasar bagi guru BK dalam
membuat progam BK di sekolah. Dengan melakukan asesmen guru BK mendapatkan data yang relevan,
objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi konseli seperti profil, permasalahan yang dihadapi konseli,
potensi yang dimiliki, kebutuhan dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan oleh konseli.
3) Kedudukan Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling
Kegiatan asesmen dalam layanan bimbingan dan konseling (Depdiknas, 2007: 220) meliputi dua area yaitu:
a. Asesmen lingkungan yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan sekolah/madrasah dan masya-
rakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung progam bimbingan, kondisi dan kualifikasi
guru BK, dan kebijakan pimpinan sekolah/Madrasah.
b. Asesmen kebutuhan dan masalah peserta didik yang menyangkut karakteristik peserta didik.

b. Teknik Tes
1) Pengertian
Tes adalah suatu alat atau metode pengumpulan data yang sudah distandardisasikan untuk
mengukur/mengevaluasi salah satu aspek ability/kemampuan atau kecakapan dengan jalan mengukur
sampel dari salah satu aspek tersebut
2) Kegunaan Tes Psikologi
Tes digunakan untuk berbagai tujuan yang dapat digolongkan dalam kategori :
 Klasifikasi melibatkan keputusan bahwa orang tertentu termasuk dalam kategori tertentu
 Pemahaman diri melibatkan menggunakan informasi tes sebagai sumber informasi mungkin sudah
tersedia untuk individu, tetapi tidak dalam cara yang formal
 Evaluasi program pendidikan maupun progam sosial. Hasil pengumpulan data dapat dijadikan
evaluasi.
 Diagnosis dan perencanaan perlakuan, fungsi tes untuk mencari penyebab gangguan perilaku dan
menggologkan perilaku ke dalam sistem diagnostik.
3) Jenis-jenis Tes Psikologi yang Bisa Dimanfaatkan untuk Pelayanan Bimbingan dan Konseling
(a) Tes Intelegensi
(1) Tes SPM (The Standard Progressive Matrices).
(2) Tes CFIT (The Culture Fair Intelligence Test)
(3) Tes WISC dan WAIS
(b) Tes Bakat
Dari sekian model tes bakat yang ada, salah satu yang dirancang dan digunakan dalam bimbingan dan
konseling adalah tes DAT. Tes DAT (Differential Aptitude Test) ini merupakan tes bakat diferensial
yang disusun oleh Bennet, Seashore dan Wesman pada tahun 1947
Perangkat Tes DAT meliputi tujuh macam sub tes :
a) Tes Berpikir Verbal yaitu tes yang disusun untuk melihat seberapa baik seseorang dapat mengerti
ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
b) Tes Berpikir Numerik yaitu untuk melihat seberapa baik seseorang dapat mengerti ide-ide dan
konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka
c) Tes Kemampuan Skolastik, untuk mengukur seberapa baik seseorang kemampuan menyelesaikan
tugas-tugas skolastik, mata pelajaran dan persiapan akademik
d) Tes Berpikir Abstrak, untuk mengukur seberapa baik seseorang mengerti ide ide dan konsep yang
tidak dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan kata-kata.
e) Tes Berpikir Mekanik, untuk mengukur seberapa mudah seseorang memahami prinsip-prinsip
umum ilmu pengetahuan alamiah dalam kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan kehidupan
kita.
f) Tes Relasi Ruang, untuk mengukur seberapa baik seseorang dapat menvisualisasi, mengamati, atau
membentuk gambar-gambar mental dari obyek-obyek dengan jalan melihat pada rengrengan dua
dimensi.
g) Tes Kecepatan dan Ketelitian Klerikal, mengukur seberapa cepat dan teliti seseorang dapat
menyelesaikan tugas tulis-menulis, pekerjaan pembukuan, atau ramu meramu yang diperlukan
dalam pekerjaan di kantor, gudang, perusahaan dagang.
(c) Tes Minat
Tiga bidang terapan hasil tes minat antara lain: 1) Konseling Karier, 2)Konseling Pekerjaan,
3) Penjurusan Siswa. Beberapa contoh tes minat adalah:
Tes Kuder Preference Record Vocational, tes ini berguna untuk menunjukkan preferensi
pekerjaan pada diri individu.
Jenis minat yang diungkap melalui tes Kuder meliputi:
a) Outdoor, yaitu berkenaan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan.
b) Mechanical, yaitu berkenaan dengan pekerjaan mekanis.
c) Computational, berkenaan dengan pekerjaan yang menggunakan kemampuan menghitung.
d) Science, berkenaan dengan pekerjaan ilmiah.
e) Persuasive, berkenaan dengan pekerjaan yang memerlukan kemampuan diplomasi atau persuasi.
f) Artistic, berkenaan dengan pekerjaan seni.
g) Literary, berkenaan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan bahasa dan sastra.
h) Musical, berkenaan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan musik.
i) Social service, berkenaan dengan pekerjaan yang berorientasi pada pemberian pelayanan kepada
masyarakat.
j) Clerical, berkenaan dengan pekerjaan administratif.
Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe merupakan seperangkat inventori minat terhadap jabatan ini
dikembangkan oleh Lee dan Thorpe (1956). Inventori minat jabatan Lee-Thorpe dirancang untuk
mengukur dan menganalisis minat jabatan individu.
Jenis bidang minat yang diukur oleh tes Minat Jabatan Lee-Thorpe meliputi:
a) Pribadi Sosial (personal-social), mencakup pekerjaan-pekerjaan yang menuntut hubungan
pribadi dan bidang pelayanan.
b) Natural (natural), mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dan yang
memberi banyak kesempatan untuk bergaul dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
c) Mekanik (mechanical), meliputi bidang kegiatan yang mempersyaratkan pemahaman mekanika
dan bidang permesinan.
d) Bisnis (business), meliputi berbagai kegiatan perniagaan dalam arti yang luas.
e) Seni (the art), mencakup bidang kesenian seperti: musik, sastra dan jenis kesenian lainnya.
f) Sains (the science), bidang yang berkaitan dengan pemahaman dan manipulasi lingkungan fisik
dalam kehidupan kita.
Sedangkan tipe minat yang dapat diungkap melaui tes ini adalah :
(1) Tipe minat Verbal, yaitu tipe minat yang ditandai oleh penekanan pada penggunaan kata-kata
dari suatu dunia kerja baik lisan maupun tertulis baik untuk tujuan pelayanan maupun persuasif.
(2) Tipe minat Manipulatif, yaitu apabila pekerjaan itu menuntut syarat penggunaan tangan di
mana individu mengalami kepuasan bekerja dengan benda atau obyek-obyek.
(3) Tipe minat Komputasional, yang menggabungkan antara penggunaan kata dan benda yang
berisi item-item yang berhubungan dengan simbol atau
konsep angka.
(d) Tes Kepribadian
Ada dua macam teknik dalam tes kepribadian yaitu teknik proyektif dan teknik self reppory inventory.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, tes kepribadian jenis inventorilah yang sering dipakai,
sedangkan tes proyektif tidak digunakan karena sudah memasuki kawasan psikologi klinis
(e) Pengkomunikasian Informasi Hasil Tes dalam Konseling
Agar pengkomunikasian hasil tes dalam konseling berlangsung efektif ada beberapa rekomendasi oleh
Tenesse State testing and Guidance (dalam Amti & Gabriel, A.1983) sebagai berikut:
a) Hendaknya konseli ditempatkan sedemikian rupa agar mereka berada dalam suasana yang tenang
dan tentram.
b) Guru BK hendaknya berupaya merasakan apa yang sesungguhnya diharapkan oleh konseli melalui
konseling itu dan apa yang diharapkannya melalui pengetesan tersebut.
c) Perlunya menghubung-hubungkan hasil tes dengan segala sesuatu yang dikemukakan oleh konseli.
d) Pentingnya memulai pembicaraan dengan hal-hal yang menarik perhatian konseli, misal skor yang
tinggi.
e) Guru BK hendaknya membantu konseli mengenali hubungan antara hasil tes dengan pendidikan
yang telah dilalui dan pengalaman dalam mata pelajaran, hobi, kegiatan waktu senggang, perhatian
keluarga dan sebagainya.
f) Guru BK hendaknya memberi waktu dan kesempatan bagi konseli untuk mengemukakan sikap-
sikapnya tentang hasil tes yang diperolehnya.
g) Guru BK perlu memberikan informasi secara perlahan-lahan, tidak semuanya sekaligus.
h) Guru BK perlu memberikan kesempatan bagi konseli untuk menyatakan apa makna hasil tes bagi
dirinya dan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan tes.
i) Guru BK memperhatikan hubungan hasil tes dengan keberhasilan dan kegagalan dalam belajar.
j) Guru BK hendaknya membantu konseli untuk menghadapi kenyataan berkenaan dengan kekuatan
dan kelemahannnya serta membantu konseli agar memahami bahwa melakukan perbuatan yang
melawan kenyataan akan
merugikan.
k) Guru BK hendaknya mendiskusikan tentang kedudukan konseli di dalam kelompok (persentil,
kwartil).
l) Guru BK perlu membantu konseli menafsirkan angka-angka (sekor) yang diperolehnya melalui tes,
misalnya bila berhubungan dengan intelegensi, skor tinggi dapat ditafsirkan dengan: “dapat
mengerjakan tugas-tugas dengan baik” atau “sangat memerlukan tugas-tugas tambahan”, sekor
rata-rata atau sedang dapat ditafsirkan dengan: “dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
tetapi dalam beberapa hal memerlukan kerja keras”. Sedang sekor yang rendah dapat ditafsirkan:
“mengalami kesukaran dalam melaksanakan pekerjaan yang bersikap
m) Guru BK perlu menjelaskan keterbatasan tes yang diambil oleh konseli.
n) Guru BK perlu memberikan penjelasan yang masuk akal tentang faktor-faktor yang kemungkinan
mempengaruhi hasil tes.
o) Guru BK hendaknya membantu konseli untuk memahami bahwa hasil tes hanyalah sebagian dari
pengungkapan tentang kemampuan-kemampuan dan latar belakang yang dimilikinya.
p) Guru BK perlu membantu konseli memahami pengertian dan pentingnya norma-norma kelompok.
q) Perlunya guru BK membicarakan semua tes dalam bahasa yang mudah dipahami oleh konseli.
c. Teknik Non Tes
1) Observasi
a) Pengertian
Observasi dalam arti sempit mengandung arti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti.
Sedangkan dalam arti luas observasi mengandung arti pengamatan baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap objek yang diteliti. Hasil observasi dapat digunakan sebagai tolok ukur menyusun
program bimbingan dan konseling komprehensif yang biasa disebut dengan need assessment.
b) Bentuk-bentuk Observasi
Observasi bisa dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
(1) Observasi partisipan, yaitu observer turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang
dilakukan oleh observee.
(2) Observasi non-partisipan, yaitu observer tidak terlibat secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam
aktivitas yang sedang dilakukan oleh observee.
(3) Observasi kuasipartisipan, yaitu observer terlibat pada sebagian kegiatan yang sedang dilakukan oleh
observee, sementara pada sebagian kegiatan yang lain observer tidak melibatkan diri dalam kegiatan
observee
Dilihat dari segi situasi lingkungan di mana subyek diobservasi, Gall dkk (2003 : 254) membedakan
observasi menjadi dua, yaitu: (a) Observasi naturalistik (naturalistic observation) yaitu observasi itu
dilakukan secara alamiah atau dalam kondisi apa adanya. (b) Observasi eksperimental (experimental
observation) jika observasi itu dilakukan terhadap subyek dalam suasana eksperimen atau kondisi yang
diciptakan sebelumnya.
Bendasarkan pada tujuan dan lapangannya, Hanna Djumhana (1983: 205) mengelompokkan observasi
menjadi berikut : (a) Finding observation yaitu kegiatan observasi dengan tujuan penjajagan. (b) Direct
observation yaitu
observasi dengan menggunakan “daftar isian” sebagai pedomannya. Daftar ini dapat berupa checklist
kategori tingkah laku yang diobservasi.

c) Kelebihan dan Kelemahan Observasi


(1) Kelebihan
• Memberikan tambahan informasi yang mungkin tidak didapat dari teknik lain
• Dapat menjaring tingkah laku nyata bila observasi tidak diketahui
• Observasi tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi untuk melaporkan atau menceritakan
pengalamanya.
(2) Kelemahan
• Keterbatasan manusia menyimpan hasil pengamatan
• Cara pandang individu terhadap obyek yang sama belum tentu sama antar individu yang satu dengan yang
lain
• Ada kecenderungan pada manusia dalam menilai sesuatu hanya berdasarkan pada ciri-ciri yang menonjol.

2) Daftar Cek Masalah


Daftar cek masalah berfungsi untuk (a) membantu individu menyatakan masalah yang pernah dan atau sedang
dihadapi, (b) mensisitemtisasi masalah yang dihadapi individu atau kelompok, dan (c) memudahkan analisis
dan pengambilan keputusan dalam penyusunan program bimbingan lantaran jelas mana masalah yang menonjol
dan perlu mendapat preoritas, (d) memberi kemudahan bagi guru BK dalam menetapkan individu-individu
yang perlu mendapat perhatian khusus.
3) Wawancara
a) Pengertian
Interview dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara tanya- jawab lisan yang dilakukan
secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian.
b) Fungsi
Interview bisa difungsikan sebagai metode primer, metode pelengkap, dan sebagai kriterium. Bila
interview dijadikan sebagai satu-satu alat pengumpul data, atau sebagai metode utama dalam pengumpulan
data, maka metode ini berfungsi sebagai metode primer. Sebaliknya jika ia difungsikan sebagai alat untuk
mengumpulkan data yang tidak bisa dilakukan dengan metode lain, maka posisinya pada kasus ini adalah
sebagai metode pelengkap. Namun demikian, pada saat-saat tertentu, metode interview juga digunakan
untuk menguji kebenaran dan kemantapan data yang telah diperoleh dengan cara lain seperti metode tes,
kuesioner, dan sebagainya, dalam kasus seperti ini metode interview difungsikan sebagai batu-pengukur
atau kriterium.
c) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan interview
 Sebagai salah satu metode yang terbaik untuk menilai keadaan pribadi.
 Tidak dibatasi oleh tingkatan umur dan tingkatan pendidikan subyek yang sedang diselidiki.
 Dalam riset-riset sosial, metode ini hampir tidak bisa ditinggalkan sebagai metode pelengkap, bahkan
dalam beberapa kasus difungsikan sebagai metode utama (primer).
 Dengan unsur fleksibelitas/keluwesan yang dikandungnya, ia cocok sekali untuk digunakan sebagai alat
verivikasi (kriterium) terhadap data yang diperoleh dengan cara observasi, kuesioner dan lain-lain
 Dapat diselengarakan sambil mengadakan observasi

Kekurangan Interview
 Tidak cukup efisien, karena penggunaan metode ini membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih
banyak.
 Tergantung pada kesediaan, kemampuan, dan waktu yang tepat dari interviwi, sehingga informasi tidak
dapat diperoleh dengan seteliti-telitinya.
 Jalan dan isi wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sekitar yang memberikan
tekanan-tekanan yang mengganggu.
 Membutuhkan interviewer yang benar-benar menguasai bahasa interviewee.
 Jika pendekatan ”sahabat-karib” dilaksanakan untuk meneliti masyarakat yang sangat hetrogen, maka
diperlukan interviewer yang cukup banyak.
 Sulit untuk menciptakan situasi yang terstandar sehingga kehadiran interviwer tidak mempengaruhi
responden dalam memberikan jawaban
d) Dokumentasi
Dokumentasi dalam bimbingan dan konseling adalah proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan
penyimpanan dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan baik misalnya berupa
catatan transkip nilai atau rapor, daftar riwayat hidup, riwayat pendidikan, kartu pribadi siswa, rekaman
konseling, keadaan ekonomi keluarga siswa, riwayat keluarga siswa, dan lain sebagainya.

e) Sosiometri
metode sosiometri yang dikemukakan Moreno ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara anggota
kelompok dengan anggota lainnya dalam suatu kelompok. Sosiometri banyak digunakan untuk
mengumpulkan data tentang dinamika kelompok. Sosiometri juga dapat digunakan untuk mengetahui
popularitas seseorang dalam kelompoknya, menyelidiki kesukaan seseorang terhadap teman
sekelompoknya, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun teman bermain, menyelidiki ketidaksukaan
terhadap teman sekelompoknya

f) Alat Ungkap Masalah (AUM)


(a) Pengertian
AUM atau alat ungkap masalah merupakan instrumen non tes dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang digunakan untuk mengungkapkan aspek-aspek permasalahan yang sedang dihadapi
individuatau konseli.
(b) Manfaat AUM
Menurut Gantina (2016: 135) Manfaat pengunaan AUM adalah: Guru BK lebih mengenal peserta didiknya
yang membutuhkan bantuan segera dan memiliki peta masalah individu maupun kelompok. • Hasil AUM
dapat digunakan sebagai landasan penetapan layanan BK yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta
didik . Peserta didik dapat memahami apakah dirinya memerlukan bantuan atau tidak
(c) Kelebihan dan Kelemahan AUM
Kelebihan AUM (Gantina, 2016: 134) adalah (1) Pelaksanaan AUM bisa dilakukan secara individual,
kelompok maupun klasikal, (2) Instrumen AUM memiliki validitas dan reliabiltas tinggi, (3)
Memudahkan peserta didik mengenali masalah yang sedang atau pernah dialaminya dan (4) Adanya
software AUM mempermudah dan mempercepat guru BK mengolah data.
Kelemahan AUM adalah membutuhkan waktu yang banyak untuk pengolahan hasil, sebagai
konsekuensi dari bannyakknya jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang
tersedia

4) Inventori Tugas Perkembangan (ITP)


a) Pengertian
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk untuk mengukur
tingkat perekembangan individu.

b) Tingkat Pencapian Perkembangan yang ada di ITP


1) Tingkat Impulsif (Imp)
2) Tingkat Perlindungan Diri (Pld)
3) Tingkat Konformistik (Kof)
4) Tingkat Sadar Diri (Sdi)
5) Tingkat Saksama (Ska)
6) Tingkat Individualistik (Ind)
7) Tingkat Otonomi (Oto)

(c) Angket dan Psikologis


(1) Pengertian
Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data
faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden.
(2) Kegunaan
Mc Millan (2001: 257) memandang kuesioner sebagai teknik yang banyak digunakan untuk menggali
informasi dari subyek. Kuesioner dipandang relatif ekonomis, sebab dalam waktu singkat sejumlah
pertanyaan atau pernyataan bisa dijawab oleh responden dalam jumlah yang banyak pula.
(3) Tahap-tahap Penyusunan Item Angket
Millan, (2001: 258) menunjukkan tahap-tahap penyusunan kuesioner dalam diagram berikut:
1) Justifikasi
2) Menetapkan tujuan
3) Menulis pertanyaan atau pernyataan
4) Melihat kembali (review) item-item yang telah disusun.
5) Menyusun format keseluruhan.
6) Melakukan pretes atau tryout preliminer.
7) Atas dasar hasil tryout itu kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan (revisi).

(4) Tahap-tahap Penyusunan Skala Psikologis


1) Penetapan tujuan
2) Operasionalisiasi konsep
3) Pemilihan bentuk stimulan
4) Penulisan item
5) Review item
6) Uji coba
7) Analisis item
8) Kompilasi I
9) Kompilasi II

(5) Bentuk-bentuk item

(6) Bentuk-bentuk skala (rating scale)


( a) Skala berkutup tunggal (unipolar), dan berkutup dua (bipolar)
(b) Numerical rating scale
(c) Semantic differential scale
(d) Graphic rating scale
(e) Standard rating scale

(7) Kelebihan dan Kelemahan Angket


Menurut Komalasari (2016: 86-87) Kelebihan dan kelemahan angket adalah sebagai berikut:
Kelebihan Angket
1. Angket merupakan metode yang praktis karena dalam waktu yang singkat bisa mendapatkan jumlah
responden yang banyak.
2. Pada angket tertutup memudahkan guru BK dalam membuat tabulasi hasil.
3. Pada angket terbuka responden mempunyai kebebasan untuk memberikan keterangan.
4. Responden mempunyai waktu cukup dalam menjawab pertanyaan.

Kelemahan angket
1. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab
2. Sulit untuk mendapat jaminan bahwa responden akan memberikan jawaban yang tepat
3. Penggunaan terbatas hanya kepada responden yang bisa membaca dan menulis.
4. Sulit mendapatkan jaminan bahwa semua responden akan mengembalikan angket yang diberikan.

d. Kode Etik Penggunaan Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling


Guru BK atau Guru BK bila akan menggunakan asesmen perlu memperhatikan dan menaati kode etik yang telah
ditetapkan. Kode etik merupakan ketentuan atau aturan atau tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan
tugas dan aktivitas suatu profesi dan harus diatati. Kode etik dalam sebuah profesi diperlukan untuk tetap
menjaga standar mutu dan status profesi dalam batas-batas yang jelas dengan profesi lain, sehingga menjaga
sikap kehati-hatian agar terhindar dari penyimpanganya.

Kegiatan Belajar 3 : Analisis hasil asesmen berbasis teknologi informasi


a. Pemanfaatan TI dalam BK
Teknologi informasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkanitem peralatan (hardware) dan
progam komputer (software) yangmemungkinkan kita untuk mengakses, menyimpan, mengorganisir,
memanipulasi, dan menyajikan informasi dengan cara elektronik baik offlinemaupun online menggunakan
jaringan internet (Hartono, 2009. Guru BK mau tidak mau harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan
jaman agar mampu memberikan layanan yang optimal terhadap perkembangan peserta didik.

Pemanfaatan TI dalam layanan bimbingan dan konseling dapat menggunakan dua metode yaitu online
(tersambung dengan internet) dan offline (tidak tersambung deng internet). Beberapa cara yang bisa
dilakukan secara online misalnya pemanfaatn aplikasi Web blog, chatting, email, Media sosial untuk
pengumpulan data siswa atau melakukan layanan konseling dll. Pemanfaatan IT metode offline lebih kepada
pemanfatan komputer diantaranya sebagai alat bantu dalam layanan BK dan pengolahan data hasil asesmen
peserta didik.

Keuntungan mengumpulkan data dan analisis hasil asesmen berbasis TI online diantaranya adalah (1)
paperless, dengan bantuan TI kita tidak perlu mengeluarkan banyak kertas. (2) lebih praktis dan ekonomis.
(3) lebih efisien dalam penggunaan waktu. Guru BK tidak perlu waktu lama untuk menginput data mentah.
(4) data mentah lebih aman tersimpan dalam google drive.

b. Aplikasi Google Form dalam Pengumpulan Data Non Tes


1). Tutorial Pembuatan Daftar Cek Kebutuhan Peserta Didik (DCKPD) dengan aplikasi google form
Adapun langkah-langkah pembuatan DCKPD dengan google form adalah sebagai berikut:
a) Kita siapkan terlebih dahulu DCKPD yang telah dibuat sebelumnya.
b) Pastikan sudah memiliki akun google dan sudah log in ke dalam akun google.
c) Apabila sudah memiliki akun google, bisa langsung mengetik “Google form” pada search engine web
browser.
d) Kemudian klik pada tulisan google formulir
e) Lalu klik kotak biru bertuliskan “Buka Google Formulir” pada kotak yang bertuliskan “Pribadi”
kemudian klik pada tanda panah merah.
f) Langkah selanjutnya yaitu melakukan penggantian nama file pada formulir tanpa judul.
g) Kemudian ketik nama “DAFTAR KEBUTUHAN PESERTA DIDIK” dan Kemudian isi deskripsi
sesuai dengan kegunaan instrumen.
h) Setelah mengisi judul dan kolom deskripsi, kemudian klik pada tanda yang ada dalam lingkaran merah
untuk menambahkan bagian/slide.
i) Setelah itu, buatlah bagian/slide ketiga yang akan berisi pernyataan DCKPD yang telah disiapkan
dengan cara mengetik langsung pada kolom pernyataan atau dengan mengcopy dari file instrument
yang akan dipakai.
j) Setelah selesai memasukan semua pernyataan, kita bisa mengganti design warna dan cover dengan
warna atau gambar sesuai dengan keinginan Saudara dengan cara klik simbol yang sudah dilingkari
maka akan muncul “opsi tema”
k) Pembuatan DCKPD dengan menggunakan google form sudah siap digunakan.

c. Teknik Analisis Data Non Tes


1) Teknik Analisis data Daftar Kebutuhan Peserta Didik (DCKPD)
(a) Analisi individu
Analisis individu meliputi analisis butir per aspek. Analisis butir menunjukkan butir-butir dalam aspek
DCKPD yang dipilih oleh siswa.
2) Teknik Analisis data Skala Psikologis
d. Aplikasi Ms. Excel untuk Menganalisis Data Non Tes

Kegiatan Belajar 4 : Perumusan tujuan layanan bimbingan dan konseling


a. Interpretasi dan Identifikasi Kebutuhan Peserta Didik
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan. Pertama,
mengkaji kebutuhan peserta didik yang nyata di lapangan. Kedua, mengkaji harapan sekolah dan
masyarakat terhadap peserta didik secara ideal (asesmen lingkungan) (Yusuf, 2014). Kebutuhan peserta
didik dapat diidentifikasi melalui karakteristik peserta didik dan tugas-tugas perkembangan sebagai
landasan untuk memberikan layanan bimbingan

b. Penetapan Prioritas Kebutuhan Pelayanan Peserta Didik


Setelah guru BK mengumpulkan data kebutuhan baik yang berasal dari peserta didik maupun lingkungan
maka langkah selanjutnya adalah guru BK perlu menetapkan prioritas kebutuhan peserta didik. Penentuan
prioritas ini akan memudahkan guru BK dalam membuat tujuan layanan progam BK
Berdasarkan pada daftar kebutuhan, kita masukkan dalam skala prioritas sebagai berikut:
a) Kuadran I kebutuhan paling penting dan mendesak adalah: kebutuhan di bidang belajar dan karir
manajemen waktu, persiapan menghadapi ujian, memilih perguruan tinggi yang tepat, prosedur
mendapatkan beasiswa, memilih program pelatihan soft skill maupun hard skill, memahami peluang
dunia kerja, dan memilih pekerjaan sesuai jurusan yang diambil.
b) Kuadran II kebutuhan penting tapi tidak mendesak yaitu kebutuhan bidang perkembangan pribadi seperti
menghindar dari penyalahgunaan obat dan minuman keras, bijak dalam menggunakan media sosial.
c) Kuadran III kebutuhan tidak penting tapi mendesak: progam manajemen kelas buat guru, peserta didik
mampu memiliki sikap tanggung jawab
d) Kudran IV kebutuhan tidak penting dan tidak mendesak. Kebutuhan yang tidak dipilih oleh peserta didik.
c. Distribusi Kebutuhan ke dalam Bidang dan Komponen Layanan
Bimbingan belajar sebagai upaya pemberian bantuan dari guru BK kepada peserta didik dengan cara
pengembangan suasana belajar yang kondusif, agar terhindar dari kesulitan belajar, dapat mengatasi kesulitan
belajar, dan dapat mengembangkan cara belajar yang efektif sehingga mencapai hasil belajar yang optimal
Pilihan kedua adalah bidang karir. Keberhasilan peserta didik di bidang karir menekankan bahwa guru BK
harus membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memilih dan
menerapkan pilihan karir, membimbing peserta didik untuk mengembangkan kesiapan peran kehidupan
Pilihan ketiga dan keempat adalah bidang pribadi sosial sebagai upaya bimbingan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah sosial pribadi dengan cara
menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif,mengembangkan system pemahaman diri dan
sikap-sikap yang positif serta dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial-pribadi

Adapun komponen layanan BK ada empat,berikut penjelasannya. Pertama Layanan dasar, yang merupakan
layananbimbingan yang bertujuan membantu para peserta didik mengembangkan perilaku efektif dan
keterampilan – keterampilan hidupnya yang mengacu kepada tugas-tugas perkembangan. Kedua adalah
layanan responsive yang merupakan layanan bantuanbagi para peserta didik yang memiliki kebutuhan dan
masalah yang memerlukan pertolongan segera. Ketiga layanan peminatan dan perencanaan individual
merupakan layanan bantuan kepada semua peserta didik agar mampu membuat dan melaksanakan
perencanaan masa depan sesuai dengan bakat, minatnya serta berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan
kelemahan dirinya. Keempat adalah dukungan sistem merupakan kegiatan -kegiatan menajemen yang
bertujuan memantapkan, memelihara, meningkatkan, progam bimbingan secara menyeluruh melalui
pengembangan professional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, dan
masyarakat yang lebih luas; manajemen progam; serta penelitian dan pengembangan

d. Merancang Tujuan Program Bimbingan dan Konseling.


Penentuan tujuan adalah hal yang paling mendasar pada perencanaan program bimbingan dan konseling.
Tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah arah yang ingin atau hendak dicapai dari penyelenggaraan
bimbingan dan konseling yang telah direncanakan.

2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Angket Sosiometri yang dibuat menjadi sosiogram
modul ini 2. Menganalisis data non tes
3. Mencari presentasi per aspek/topik kebutuhan, dengan cara mencari rasio antara jumlah butir yang menjadi
kebutuhan
3 Daftar materi yang sering mengalami 1. Tes kraepelin dan tes wartegg tersebut masuk di ranah psikologi atau bimbingan konseling.
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai