Anda di halaman 1dari 30

Mata Kuliah : Penyehatan Air-A

Dosen : Rafidah,SST.,M.Kes

LAPORAN PEMERIKSAAN AIR BERSIH

Disusun oleh :

KELOMPOK 9

ANDI RAFIKA REZKY AULIA

PO714221202005

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

SANITASI LINGKUNGAN

PRODI D-IV/IIA

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas rahmat Dan

Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Laporan

Pemeriksaan Air Bersih.

Laporan Pemeriksaan Air Bersih disusun guna memenuhi tugas pada mata

kuliah Penyehatan Air-A. Selain itu, saya juga berharap agar laporan ini dapat

menambah wawasan bagi pembaca tentang Pemeriksaan Air Bersih.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu selaku dosen mata

kuliah Penyehatan Air-A dan kepada semua pihak yang telah membantu proses

penyusunan laporan tersebut. Saya berharap semoga tugas yang telah diberikan ini

dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni. Saya

menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya

memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan laporan

ini.

Akhir kata saya berharap semoga Laporan Pemeriksaan Air Bersih ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Makassar, 16 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Teori Air Bersih .................................................................................. 4
B. Pengertian Air Sumur Gali ............................................................................ 6
C. Persyaratan Parameter Air Bersih ................................................................. 7
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat ....................................................................................... 10
B. Alat Dan Bahan ............................................................................................. 10
C. Prosedur Kerja............................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN ANALISA HASIL
A. Hasil .............................................................................................................. 16
B. Analisa Hasil ................................................................................................. 17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 22
B. Saran.............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk
hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup,
baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti di
dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan
terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta m3 air yang berada di
permukaan dan didalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta m3) yang
secaralangsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari
sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang dalam
keadaan mencair baru dapat digunakan (Euis dkk, 2016).
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai
macam penularan penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna,
tawar dan tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air
permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya
(M. Ridho, 2016). Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Air sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya sebagai air minum, namun air juga
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan terhadap si pemakai khususnya
diare. Oleh karena itu, air harus bebas dari pencemaran dan memenuhi tingkat
kualitas tertentu sesuai dengan kebutuhan kadar di dalam tubuh manusia (Riri,
2015).
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin turun.
Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan yang lain berdampak negatif

1
terhadap sumber daya air, menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup
yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, pengolahan sumber
daya air sangat penting agar dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat
mutu yang diinginkan.
Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan
interprestasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi.
Salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan adalah air tanah atau air sumur.
Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter, air
sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air
tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan.
Saat ini air menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam macam limbah dari hasil kegiatan manusia. Air yang ada di bumi ini
tidak pernah terdapat dalam keadaan bersih dan murni, tetapi selalu ada
senyawa atau mineral lain yang terlarut di dalamnya.
Penggunaan air yang utama dan sangat penting bagi kehidupan adalah
sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam
tubuh manusia itu sendiri. Di dalam tubuh manusia air diperlukan untuk
melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Mengingat pentingnya
peran air, sangat di perlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air
yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber
air minum bersal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water),
dan air hujan (rain water) (Linda, 2018).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode pemeriksaan kualitas air bersih secara fisik?
2. Bagaimana metode pemeriksaan kualitas air bersih secara kimia?
3. Bagaimana pemeriksaan kualitas air bersih secara mikrobiologi dengan
menggunakan metode E-Coli dan metode MPN Coliform?

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan air bersih secara fisik?
2. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan air bersih secara kimia?
3. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan air bersih secara mikrbiologi dengan
metode E-Coli dan metode MPN Coliform.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar teori Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk kebutuhan sehari hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990). Air yang berada dipermukaan bumi berasal dari
berbagai sumber, berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi sebagai berikut.
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
mahluk hidup di bumi, fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Pemerikasan air besih merupakan pedoman tentang hal-hal teknis
yang berhubungan dengan Kesehatan. Pemeriksaan air bersih bertujuan untuk
mengetahui gambaran mengenai keadaan sanitasi sarana air bersih dan kualitas
air sebagai data dasar pemberian rekomendasi untuk pengamanan kualitas air.
Air bersih adalah air yang digunakan keperluan sehari hari yang kualitasnya
memenuhi syarat Kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak.
1. Sumber air
Sumber air dapat berasal dari air permukaan, yaitu air sungai,
dan danau. Air tanah yang dilihat berdasarkan kedalamannya dapat
disebut dengan air tanah dangkal. Air angkasa adalah air yang berasal dari
atmosfer.. misalnya hujan dan salju. Kualitas berbagai sumber air berbeda
beda tergantung dengan kondisi alam serta kegiatan manusia yang ada
disekelilingnya.
a) Air Angkasa (Air Hujan)
Air angkasa atau air hujan jumlahnya sangat terbatas
dipengaruhi oleh musim, jumlah, intensitas dan distribusi air hujan.
Kualitas air hujan sangat dipengaruhi oleh kualitas udara atau atmosfir
didaerah tersebut.Pencemaran yang mungkin timbul antara lain berupa

4
debu dan gas. Kualitas air hujan relatif baik namun kurang
mengandung mineral dan sifatnya mirip air suling. Jumlah hujan yang
jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu disebut dengan curah
hujan.
b) Air Permukaan
Air permukaan pada hakikatnya banyak tersedia di alam.
Kondisi air permukaan sangat beragam karena tergantung dari daerah
yang dilewati oleh aliran air. Pada umumnya kekeruhan air permukaan
cukup tinggi karena banyak mengandung lempung dan substansi
organik. Air permukaan tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan
masyarakat setelah melalui proses pengolahan tertentu.
c) Air tanah
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, terdapat
diantara butiran butiran tanah atau dalam retakan bebatuan.
Permasalahan air tanah yang mungkin timbul adalah tingginya
kandungan total disolved solid (TDS), besi (Fe), mangan (Mn), dan
kesadahan air yang berasal dari mata air dikaki gunung atau
disepanjang aliran sungai atau berasal dari sumur gali, sumur pantek,
sumur bor tangan yang kedalamannya antara 15-30 meter atau lebih.
d) Mata air
Mata air adalah air tanah yang dapat mencapai permukaan tanah
melalui celaah bebatuan karena adanya perbedaan tekanan. Mata air
bersumber dari deposit air tanah yang memiliki tekanan tertentu dan
keluar melalui dasar permukaan tanah melalui celaah batuan.
Karakteristik air dari matai air ini meliputi air tanah yaitu bebas bakteri
pathogenbila cara pengambilannya baik, dapat langsung diminum
tanpa pengolahan khusus dan banyak mengandung mineral. Pada
pengolahan air mata air sebagai sumber air bersih, perlindungan mata

5
air sebagai sumber air bersih, perlindungan mata air dari pencemaran
sangat penting,
B. Dasar Teori Air Sumur Gali
Air tanah adalah air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan dapat
menjadi air tanah tertekan. Air tanah tertekan adalah lapisan air tanah yang
dibatasi oleh dua lapisan kedap air dan karenanya mempunyai tekanan seperti
halnya air mengalir melalui pipa yang penuh terletak miring. Air tanah tidak
tertekan adalah air yang berasal dari rembesan melalui permukaan tanah yang
mengisi pori tanah. Apabila digali atau dibor air tanah akan menuju lubang
pengeboran.12 Sumur gali adalah salah satu jenis sarana air bersih yang paling
sederhana yanng dibuat menggali tanah sampai pada kedalaman lapisan air
tanah pertama.13 Sumur gali adalah saana air bersih yang mengambil/
memanfaatkan air tanah dengan cara menggali lubang ditanah dengan
menggunakan tangan sampai mendapatkan air lubag kemudian diberi dinding,
bibir dan lantai serta SPAL nya.
1. Pencemaran air
Pencemaran air yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain didalam air, sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukanya. Menurut kristanto, pencemaran air adalah
penyimpangan sifat-sifat dari keadaan normal.
2. Sumber peencemar
Erat kaitannya dengan masalah imdikator pencemaran air,
ternyata komponen penyemaran air turut menentukan bagaimana
indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995), komponen
pencemaran air yang berasal dari idustri, rumah tangga (pemukiman)
dan pertanian dapat dikelommpokkan sebagai bahan buangan: 1. Padat
2. Organic dan olahan bahan makanan 3. Anorganik 4. Cairan
berminyak 5. Berupa panas,dan 6. Zat kimia

6
C. Persyaratan Parameter Air Bersih
1. Kualitas air secara fisik
Kualitas air secara fisik dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
a) Bau
Bau air tergantung sumbernya, disebabkan oleh bahan kimia,
ganggang, plankton, tumbuhan dan hewan air, baik yang masih hidup
atau sudah mati. Bau air tercemar disebabkan oleh adanya senyawa
bahan membusuk, dapat juga disebabkan adanya senyawa kimia
terlarut di dalam air. Konsentrasi unsur unsur kimia berlebih di dalam
air dapat menyebabkan bau pada air.
b) Suhu
Besarnya suhu dipengaruhi oleh matahari, proses kimiawi yang
terjadi, dan perubahan kondisi air. Perubahan kondisi air dipengaruhi
oleh zat zat organic yang masuk ke dalam air.
c) Warna
Warna air di alam bervariasi. Air rawa biasanya berwarna
kuning, coklat, atau kehujanan. Air sungai biasanya berwarna coklat
karena mengandung lumpur, dan air yang mengandung kandungan besi
tinggi biasanya disebabkan oleh bahan koloid dan bahan terlarut di
dalam air.
d) Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan adanya zat zat koloid yaitu zat yang
terapung dan terurai secara halus. Kekeruhan disebabkan juga adanya
zat organic, jazad renik, lumpur, tanah liat dan zat koloid serupa atau
benda terapung yang tidak segera mengendap. Bahan bahan organik di
dalam air seperti pelapukan jasad renk dari tumbuhan atau hewan.
Pengaruh kekeruhan air tergantung pada sifat-sifat koloid dan bahan
organic yang ada. Kekeruhan juga dipengaruhi karena adanya zat-zat
non organic yang berasal dari pelapukan batuan.

7
e) Jumlah zat padat terlarut (TDS)
TDS adalah jumlah padatan terlarut (mg) dalam satu liter air.
Padatan terlarut terdiri dari senyawa senyawa anorganik dan organic
yang larut dalam air dan mempunyai ukuran lebih kecil daripada
padatan tersuspensi. TDS sering membuat air kelihatan tampak kotor.
Semakin tinggi nilai TDS, maka semakin besar tingkat pencemaran
perairan.
2. Kualitas air secara kimia
a) pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan,
melalui konsentrasi ion Hidrogen H+. Nilai pH terletak antara 1-14,
air dengan nilai pH lebih dari 7 bersifat basa, pH kurang dari 7
bersifat netral. Jika nilai pH kurang dari 5 atau lebih dari 9, maka
perairan telah tercemar sehingga kehidupan biota air akan terganggu
dan air tidak layak digunakan untuk keperluan rumah tangga.
b) Besi (Fe)
Besi merupakan metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat
dbentuk. Keterdapatan besi di dalam air menimbulkan warna
kekuningan hingga jingga, pengendapan pada pipa, dan kekeruhan,
kandungan besi dalam jumlah besar di air dapat merusak dinding usus.
c) Kesadahan
Kandungan Ca yang berlebih dalam air sumur akan
menimbulkan tingkat kesadahan air. Air sadah akan menimbulkan
penyakit ginjal pada manusia, dan terjadi pengendapan pada ketel
tempat air direbus dan akan menghilangkan busa pada sabun, sehingga
waktu mandi akan selalu licin.
Kesadahan merupakan parameter untuk kualitas air bersih
karena kesadahan menunjukkan ukuran tingkat pencemaran oleh
kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium

8
dan magnesium dalam bentuk garam karbonat. Kesadahan air dapat
dibedakan atas 2 macam antara lain kesadahan sementara atau
kesadahan tetap.
Kesadahan sementara disebabkan oleh garam-garam karbonat
(CO32-) dan bikarbonat (HCO3-) dari kalsium atau magnesium.
Kesadahan ini dapat dihilangkan dengan pemanasan atau penambahan
kapur tohor. Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam klorida
(CI-) dan sulfat (SO42-) dari kalsium atau magnesium. Kesadahan ini
tidak dapat dihilangkan dengan pemanasan, tetapi hanya dapat
dihilangkan dengan pertukaran ion.
Air sadah yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk diminum
dapat menyebabkan masyarakat terkena penyakit batu ginjal yang
diakibatkan oleh terbentuknya batu pada saluran kemih.
a. Zat Organik
Zat organik dalam air berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan,
alkohol, sellulosa, gula dan pati), sintesa (proses-proses produksi) dan
fermentasi. Sumber utama zat organik adalah limbah rumah tangga,
limbah industrilimbah pertanian, peternakan dan pertambangan.
Adanya bahan-bahan organik dalam air akan menyebabkan timbulnya
warna, bau dan rasa dan kekeruhan dalam air.
1. Kualitas Air Secara Mikrobiologi
Escherichia coli adalah salah satu jenis bakteri Gram-negatif. Biasanya,
bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherichia dapat menyebabkan
masalah Kesehatan manusia. E. coli adalah Gram-negatif, tidak
dienkapsulasi, biasanya berserat, dan mudah bergerak. Bakteri ini dapat
memfermentasi laktosa dengan cepat, sehingga Mc.Conkey dan EMB agar
membentuk pink sampai koloni tua dengan kilau logam tertentu dan
permukaan halus.

9
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


1. Pemeriksaan Parameter Fisik
Waktu ; Pukul 12.15 wita
Hari / tanggal : Senin / 5 april 2021
Lokasi : Jl. Arwana V Kompleks Sapiria Garden
2. Pemeriksaan Parameter Kimia
Waktu : Pukul 08:55 wita
Hari / tanggal : Selasa / 13 April 2021
Lokasi : Jl. Arwana V Kompleks Sapiria Garden
3. Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi
Waktu ; Pukul 12.15 wita
Hari / tanggal : Senin / 5 april 2021
Lokasi : Jl. Arwana V Kompleks Sapiria Garden
B. Alat dan Bahan
1. Pemeriksaan Parameter fisik
a) Alat dan bahan
1) Cawan goch, kapasitas 25 ml
2) Alat penyaring membrane
3) Filter kerts biasa, atau filber glass
4) Bejana isap (suction flask) kapasitas 500-1000 ml
5) Alat pompa vakum
6) Oven
7) Desikator
8) Timbangan analitik

10
2. Pemeriksaan parameter Kimia
a) Alat dan bahan
1) botol sampel kimia
2) Gelas ukur
3) Ppipet tetes
4) Pipet volume/ukur 10ml
5) Erlenmeyer 250 ml
6) Buret 50 ml +statif
7) gelas ukur 100 ml
8) tabung nesler
9) beaker glass
10) rak tabung
11) corong
12) Kompor/ pemanas
13) Bulp
b) Bahan
1) Indicator EBT
2) Buffer ammonia/ buffer sadah
3) Larutan EDTA 0,01 N
4) NH4SCN 20%
5) H2SO4 4N
6) KMnO4 0,1 N
7) Larutan standar besi 0,1 mg/ml
8) Air suling, air sampel
9) Asam oksalat C2H2O4 0,01 N
3. Pemeriksaan Mikrobiologi
a) Alat
1) Botol sampel mikrobiologi
2) Tabung reakasi

11
3) Gelas ukur
4) Pipet ukur 10 ml
5) Petridish
6) Beacker glasss
7) Tabung durham
8) Incubator
9) Autoclave
10) Lampu spritus
11) Bulp
b) Bahan
1) Lactose borth
2) Esemedium
3) Brilliant Green Lactose Borth (BGLB)
4) Eosin Methylene Blue Agar ( EMB Agar)
5) Aquadest
6) Sampel air
C. Prosedur Kerja
1. Pemeriksaan parameter fisik
a) Zat padat terlarut
1) Cawan penguapan yang telah dibersihkan dengan aquades
dipanaskan ke dalam oven dengan suhu 1800C seelama satu
jam. Dinginkan di desikator sampai waktu yang akan
digunakan.
2) Sampel yang lolos dari kertas filter, dituangkan dalam cawan
penguapan
3) Cawan yang berisi sampel tersebut, diuapkan dipemanas air
hingga kering dan dikeringkan dalam oven suhu 1800C selama
satu jam. Dinginkan di desikator lalu timbang hingga

12
mendapatkan berat yang konstan (perbahan berat 4 % ≤ 0,5 mg
dari penimbangan sebelumnya)
2. Pemeriksaan parameter kimia
a) pH
1) Sediakan larutan yang akan di ukur keasamannya, siapkan sesuai
kebutuhan jangan terlalu banyak dan jangan pula terlalu sedikit,
secukupnya saja.
2) Sebelum dikuru, terlebih dahulu perhatikan kadar suhu larutan yang
akan di ukur dengan suhu larutan yang sudah di kalibrasi sebelumnya.
Pastikan keduanya harus sama, misalnya jika suhu larutan yang sudah
di kalibrasi sebesar 200 C maka suhu cairan yang akan diukur juga
harus sama.
3) Buka tutup elektroda pada alat pH dengan menggunakan air khusus,
kemudia bersihkan dengan tissue sampai kering.
4) Hidupkan alat pH lalu celupkan elektroda kedalam cairan yang akan
diukur, kemudian putar putar elektroda larut menjadi homogency.
5) Kemudian tekan tombol yang bertuliskan MEAS, lantas akan muncul
kata HOLD dilayar. Lalu tunggu beberapa saat hingga muncul angka
pH yang menunjukkan kadar pH pada cairan tersebut. Setelah itu
matikan alat tersebut.
b) Kesadahan
1) Kedalam Erlenmeyer 250 ml tuankan sampel sebanyak 50ml
2) Tambahkan 1 ml buffer sadah/ ammonia.
3) Tambahkan sepucuk sendok EBT, kocok hingga menjadi merah tua.
4) Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 N sampai berubah warna menjadi
biru tua.
5) Catat hasil titrasi.

13
c) Kadar Fe total
1) Sediakan tabung nesler masing masing di isi 50 ml sample dan air
suling (aquades/blanko)
2) Masing masing tabung tambahkan 2,5 ml H2SO4 4N, bertetes KMNO4
0,1 N sampai warna merah mud stabil
3) Masing masing tambahkan 2, 5 ml NH4SCN 20% aduk.
4) Amati perubahan warna, bila mengandung besi warna berubah menjadi
merah coklat.
5) Bandingkan dengan tabunng aquades, tambahkan standar besi pada
tabung blanko sampai warna sama dengan tabung sample
6) Catat jumlah standar yang digunakan.
d) Zat organic
1) Sebelum Erlenmeyer digunakan, dilakukan pencucian terlebih dahulu
dengan cara 100 ml aquades + 2, 5 ml asam sulfat 4N + KMNO4 0,01N
sampai warna merah jambu lalu dipanaskan sampai mendidih. Lalu
buang.
2) Ukur sample sebanyak 50 ml, masukkan ke Erlenmeyer
3) Tambahkan asam sulfat 4 N sebanyak 5ml.
4) Tambahkan KMNO4 0,01 N bertetes hingga berwarna merah muda dan
tidak hilang dalam waktu 5-10 menit.
5) Panaskan sampai mendidih, warna merah muda tidak boleh hilang
6) Setelah mendidih tambahkan KMNO4 sebanyak 10 ml
7) Biarkan mendidih selama10 menit
8) Tambahkan asam oksalat sebnyak 10 ml sampai warna berubah
menjadi warna jernih.
9) Angkat, hangat-hangat di titrasi dengan KMNO4 sampai berubah
menjadi warna merah muda
10) Baca hasil titrasi.

14
3. Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi dengan metode MPN
I.Tes Perkiraan
a) Siapkan tabung media lactose yang diperlukan dalam tes perkiraan
dengan rincian.
o Untuk air sumur / tanpa pengolahan: porsi 15 atau 5 : 5 : 5 (5
tabung TSL + 10 Tabung SSL).
b) Untuk 1 tabung TSL berisi 5 ml Laktosa, sedangkan 1 tabung SSL berisi
10ml laktosa.
c) Tabung-tabung media disusun dalam rak tabung, dan diberi tanda yang
sesuai dengan kode contoh dan porsi yang dipilih, serta tanggal
pemeriksaan.
d) Contoh air atau sample yang ada dicampur atu dikocok 25 kali.
e) Dengan pipet steril masukkan contoh air sample secara aseptis ke dalam
tabung tabung media. Valome contoh air yang dimasukkan sesuai
dengan tanda tabung yaitu:
o Untuk air sumur/ tanpa pengolahan: porsi 15 atau 5 TSL + 10
ml sampel: 5 SSL + 1 ml sample : 5 SSL + 0,1 ml sampel)
f) Tabung dalam rak digoyang agar contoh air dan media tercampur rata
g) Dieramkan pada suhu 350C ± 0,50C selama 2 x 24 jam
h) Pembentukan gas diamati setiap 24 jam.
II. Tes penegasan
a) Semua tabung yang menunjukkan peraguan positif pada tes perkiraan
dipindahkan 1-2 mata ose ke media BGLB
b) Di inkubasikan pada suhu 350C selama 2 x 24 jam.
c) Pembentukan gas dalam waktu 2 x 24 jam, dinyatakan sebagai tes
penegasan positif.
d) Bandingkan hasilyang di dapat dengan table pemeriksaan MPN
Coliform sesuai dengan porsi ynag digunakan.

15
BAB IV

HASIL DAN ANALISA HASIL

A. Hasil
1. Parameter Fisik
a. Bau = tidak berbau
b. Warna = tidak berwarna
c. Kekeruhan = tidak keruh
d. Jumlah zat padat terlarut (TDS)
Dik : a = 537017 g = 537017000 mg
b = 537000 g = 537000000 mg
c = 25 ml
a−b
Dit. mg/l TDS = × 1000
c
537017000−537000000
= × 1000
25
17
= × 1000
25
= 680 mg/l
2. Parameter Kimia
a. pH = 6,9 pH
b. Kesadahan
1000 56
Kesadahan total = × 17,1 × 22,5 × = 4,30
50 100

c. Besi (Fe) = Negatif


1000
d. Zat Organik = × ((10 + t × f) – 10) × 0,01 × 31,6 = …mg/l
50

1000
= × ((10 + 9,5 × 0,98) – 10) × 0,01 × 31,6
50

= 20 × 19,31 − 9,31 × 0,01 × 31,6


= 2,94 mg/l
= 3 mg/l

16
3. Parameter Mikrobioligi
a. Tes Perkiraan
1) Tabung 10 ml = (+4) (-1)
2) Tabung 1 ml = (+5) (-0)
3) Tabung 0,1 ml = (+4) (-1)
b. Tes Penegasan
1) Tabung 10 ml = (+2) (-2)
2) Tabung 1 ml = (+4) (-1)
3) Tabung 0,1 ml = (+1) (-3)
c. Tes Lengkap
1) Tabung 10 ml = (-)
2) Tabung 1 ml = (-)
B. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di perumahan pada
kompleks sapiria garden di kecamatan bontoalapada air sampel sumur bor di
dapatkan Analisa hasil dari masing masing parameter tersebut.
1. Parameter fisik
a) Bau
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pada air
sampel sumur tersebut, pada parameter fisik, bahwa sampel
tersebut tidak berbau. Dikarenakan sumber air tersebut yaitu
dari air sumur bor dengan kedalaman 7 meter dan tidak
tercemar oleh bakteriologi. Dikeetahui bahwa bau air
tergantung sumbernya, disebabkan oleh bahan kimia
ganggang, plankton, tumbuhan dan hewan air, baik yang
masih hidup atau sudah mati.
b) Warna
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan dan dari
hasil yang didapatkan, bahwa air tersebut tidak berwarna.

17
Warna air bervariasi, tergntung jika sumber air dan tempat
penampungan air tersebut tidak terkontaminasi oleh bakteri
pathogen serta bahan bahan kimia lainnya yang tidak
merusak unsur tanah sehingga parameter fisik pada warna
air tidak berwarna.
c) Kekeruhan
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan,
diketahui bahwa air sampel sumur bor tersebut tidak
mengalami kekeruhan. Pada dasarnya kekeruhan biasanya
disebabkan oleh adanya zat zat koloid atau zat yang terapung
dan terurai secara halus. Kekeruhan disebabkan juga oleh zat
organic, jazad renik, lumpur, tanah liat dan zat koloid serupa
atau benda terapung yang tidak secara mengendap.
Kekeruhan juga dipengaruhi karena adanya zat zat non
organic yang berasal dari pelapukan batuan.
d) Jumlah zat padat terlarut
Berdasarkan hasil yang di dapatkan bahwa pada
kandungan TDS sumur gali yang didapatkan yaitu 680 mg/l
sesuai dengan persyaratan yang diperbolehkan menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per
Aqua, Dan Pemandian Umum. Dari parameter ini, air sumur
di salah satu perumahan kompleks Sapiria Garden layak
untuk digunakan.
TDS adalah jumlah padatan terlarut (mg) dalam satu liter
air. Padatan terlarut terdiri dari senyawa senyawa organic
dan anorganik yang larut dalam air dan mempunyai ukuran

18
lebih kecil daripada padatan tersuspensi. TDS sering
membuat air kelihatan tampak kotor. Semakin tinggi nilai
TDS, maka semakin besar tingkat pencemran perairan.
2. Parameter kimia
a) pH
Berdasarkan hasil yang didapatkan yaitu pH pada sampel air
tersebut yaitu 6,9 pH. Seperti yang kita ketahui bahwa pH
menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan,
melalui konsentrasi ion Hidrogen H+. jika nilai pH kurang
dari 5 atau 9, maka perairan telah tercemar sehingga
kehidupan biota air akan terganggu dan air tidak layak untuk
digunakan untuk keperluan rumah tangga.
b) Besi (fe)
Besi merupakan metal berwarna putih keperakan lit, dan
dapat dibentuk, keterpadatan besi di dalam air menimbulkan
warna kekuningan hingga jingga, pengendapan pada piap,
dan kekeruhan, kandungan besi dalam jumlah besar di air
dapat merusak dinding usus.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
didapatkan hasil yaitu air sampel pada sumur bor yaitu
negative tidak mengandung besi (fe).
c) Kesadahan
Kesadahan merupakan parameter untuk kualitas air bersih
karena kesadahan menunjukkan ukuran tingkat pencemaran
oleh dan magnesium dalam bentuk garam karbonat,
kesadahan air dapat dibedakan atas 2 macam antara lain
kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
didapatkan hasil yaitu 4,30 mg/l., sedangkan menurut

19
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per
Aqua, Dan Pemandian Umum, kadar kesadahan yang
diperbolehkan untuk air bersih adalah 500 mg/l.
d) Zat Organik
Zat organic dalam air berasal dari alam (tumbuh-tumbuhan,
alkohol, sellulosa, gula dan pati), sintesa (proses proses
produksi) dan fermentasi. Berdasarkan hasil pengamatn
yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu 3 mg/l yang
dimana hasil tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian
Umum yaitu sebesar 10 mg/l.
Sumber utama zat organic adalah limbah rumah tangga,
limbah industri, limbah pertanian, peternakan dan
pertambangan. Adanya bahan bahan organic dalam air akan
menyebabkan timbulnya warna bau dan rasa kekeruhan
dalam air.
3. Parameter Mikrobiologi
Adanya bakteri golongan coli (colon= usus/ sel pencemaran) yang
berasal saluran pencemaran di dalam air kotoran selalu sangat
melebihi jumlah bakteri pathogen lainnya. Berdasarkan hal ini maka
bakteri golongan coli dipakai sebagai indikasi pencemaran air
mewakili bakteri bakteri yang lain.

20
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada pengamatan dengan
metode MPN coli yaitu air sampel sumur bor tersebut layak
digunakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum.

21
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil pengamatan sampel air sumur bor yang telah dilakukan
didapatkan hasil pada pemeriksaan parameter fisik yaitu bau, warna,
kekeruhan, serta pemeriksaan TDS. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum yaitu tidak melebihi standar baku mutu yang telah ada.
2. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil pada
pemeriksaan parameter kimia yaitu pH, besi (fe), kesadahan, dan zat
organic. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum yaitu tidak melebihi
standar baku mutu yang telah ada. Bahwa air tersebut layak digunakan
untuk keperluan sehari hari karna tidak melebihi baku mutu standar.
3. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu pada
pemeriksaan parameter mikrobiologi. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan
Pemandian Umum yaitu tidak melebihi standar baku mutu yang telah ada.
Air tersebuh layak untuk digunakan karna tidak melebihi standar baku
mutu.
B. Saran
Saran untuk mahasiswa agar lebih memperhatikan setiap prosedur dari
praktikum tersebut agar dapat digunakan sebagai pembelajaran di praktikum
praktikum selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Euis Novi Solihati. 2016. Laporan Praktikum Pemeriksaan Kualitas Air.

https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:xWKZ8oHjrV4J:https://www.aca
demia.edu/26062216/Laporan_Praktikum_Pemeriksaan_Kualitas_Air+&cd=5&hl=id&ct=clnk
&gl=id&client=firefox-b-d

Linda Yani. 2018. Analisa Zat Organik Pada Air Sumur Galian Diwilayah Laut
Dendang Deli Serdang Sumatera Utara Dengan Metode Titrasi Permanganometri.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:XNhLcC1kj0UJ:repositori.usu.ac.i
d/bitstream/handle/123456789/12105/152401008.pdf%3Fsequence%3D1%26isAllowed%3
Dy+&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-b-d

Ludita Banterang. Tahun 2020. Kontaminasi Bakteriologis Escherichia Coli Dalam Air
Minum Isi Ulang Di Beberapa Kota Di Indonesia. Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
M.Ridho Puryagustama. 2016. Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan Uji
Kualitas Air dengan metode MPN.

https://www.academia.edu/31240482/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_LINGKUNG
AN_UJI_KUALITAS_AIR_DENGAN_METODE_MPN_dox

PERMENKES RI. Tahun 2017. Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.

Riri novita sari. 20155. Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Matode MPN.

https://core.ac.uk/download/pdf/267946721.pdf

Rita Zahara. Tahun 2018. Analisis Kualitas Sumber Air Tanah Asrama Mahasiswa
UIN Ar-Raniry Banda Aceh Ditinjau Dari Parameter Kimia.
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

23
LAMPIRAN
A. Teknik Pengambilan Sampel Mikrobiologi, Kimia, dan Fisik

B. Pemeriksaan Mikrobiologi Lingkungan


a. Escherichia Coli

b. Most Probable Number

24
C. Pemeriksaan Kimia Lingkungan
a. Derajat Keasaman (pH)

b. Besi (Fe)

25
c. Kesadahan

d.Zat organik

D. Pemeriksaan Fisik Lingkungan


a. Total Dissolved Solid (TDS)

26
27

Anda mungkin juga menyukai