Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN ANALISIS JURNAL

“PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN


KEJANG DEMAM PADA ANAK BALITA TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN PADA IBU”

Disusun oleh :

RENI ANGGRAINI
200103039

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ANALISIS JURNAL

Disusun Oleh:
RENI ANGGRAINI
200103039

Pringsewu, Maret 2021


Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(……………………………..)

ii
LEMBAR KONSUL

No Tanggal Saran Paraf

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan

hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan analisis jurnal stase Anak. Maksud dan

tujuan dari pembuatan laporan ini adalah guna mengetahui memenuhi tugas laporan analisis

jurnal individu pada stase Anak.

Dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam

pembuatan laporan ini.Namun tentu saja laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami

sangat mengharapkan saran saran positif yang bersifat membangun guna kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga bagi

penulis pada khususnya.Sekian dan terima kasih.

Metro, Maret 2021


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
HALAMAN KONSUL ........................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................2
C. Manfaat.......................................................................................................3
BAB II ANALISIS PENULISAN JURNAL........................................................4
A. Analisis Penulisan......................................................................................4
B. Evidance Based Practice..........................................................................26
C. Gambaran Umum Ruangan...................................................................27
D. Analisis SWOT.........................................................................................32
BAB III KESIMPULAN & SARAN..................................................................34
A. Kesimpulan...............................................................................................34
B. Saran.........................................................................................................34
C. Lampiran..................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Kejang demam merupakan kelainan tersering pada anak, 2% - 5% anak berusia

dibawah 5 tahun pernah mengalami bangkitan kejang demam. Angka kejadian

kejang demam di Asia dilaporkan lebih tinggi dan sekitar 80% - 90% dari seluruh

kejang demam adalah kejang demam sederhana (Fuadi, Bahtera, & Wijayahadi,

2010).

Angka kejadian kejang demam di Indonesia dalam jumlah persentase yang

cukup seimbang dengan negara lain. Disini kejang demam dilaporkan mencapai 2%

sampai 4% dari tahun 2005 sampai 2006 (Marwan, 2017). Kekambuhan pada kejang

demam dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, suhu pasien ketika terjadinya

kejang, riwayat keluarga dengan kejang demam, usia pertama kali kejang, dan tipe

kejang pasien (Dewanti, Widjaja, Tjandrajani, & Burhany, 2016).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunita, Afdal, &

Syarif (2016) yang mengungkapkan bahwa kejang demam berulang juga lebih

banyak terjadi pada pasien yang memiliki riwayat kejang demam dalam keluarga.

Kejang demam berulang juga lebih banyak terjadi pada pasien yang mengalami

kejang demam sederhana pertama. Risiko terjadinya epilepsi pada anak bisa

meningkat jika terdapat abnormalitas neurologis sebelumnya, kejang demam

kompleks, memiliki riwayat epilepsi dalam keluarga, dan durasi demam yang

singkat untuk menimbulkan kejang. Riwayat kejang demam dalam keluarga, usia

kurang dari 18 bulan, suhu tubuh kurang dari 40°C saat kejang pertama, kejang

kurang dari 1 jam setelah onset demam dapat meningkatkan risiko kejang demam

berulang (Seinfeld & Pellock, 2013)

1
Kejang demam pada anak usia 2 tahun bisa dikendalikan dengan adanya

intervensi pendidikan kesehatan pada orangtua. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu juga dapat meningkatkan praktik dan

kinerja mereka. Intervensi pendidikan kesehatan juga dapat meningkatkan

kepercayaan diri dan ketenangan batin ibu karena dapat melakukan tindakan

pencegahan dengan tepat waktu (Najimi, Dolatabadi, Esmaeili & Sharifirad, 2013).

Intervensi pendidikan kesehatan sendiri sudah dilakukan pada penelitian

sebelumnya. Adanya pendidikan kesehatan pada orangtua dapat membantu

meningkatkan pengetahuan dan penanganan orangtua pada anak dengan kejang

demam. Pemberian edukasi ini dilakukan dengan media leaflet yang berisi tentang

pengetahuan terhadap anak dengan kejang demam (Udin, Sareharto, Istiadi, 2015).

Tingkat pengetahuan orang tua yang berbeda dapat mempengaruhi pencegahan

kejang demam pada anak saat anak mengalami demam tinggi (Riandika, 2012).

Kecemasan berlebihan disebabkan karena edukasi yang tidak memadai tentang

kejang demam (Tarigan, Harahap & Lubis, 2007).

Analisa ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh pemberian pendidikan

kesehatan tentang penanganan kejang demam terhadap tingkat kecemasan pada ibu,

sehingga hasil penelitian ini kedepannya dapat diaplikasikan di rumah sakit.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas Individu dari program pendidikan
profesi NERS state keperawatan Anak.
2. Tujuan Khusus
a) Menganalisa jurnal mulai dari judul, pendahuluan, metodologi, hasil, serta
kesimpulan dengan memberikan kelebihan, kekurangan dan saran dari
jurnal tersebut.

2
b) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang isi dari jurnal yang di
analisa.

C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit Islam

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi

bagi Perawat dalam Melakukan pendidikan kesehatan tentang penanganan

kejang demam terhadap tingkat kecemasan pada ibu

2. Bagi institusi

Penelitian ini diharapkan sebagai sumber tambahan referensi bagi

institusi yang menaungi peneliti, yaitu Universitas Aisyah Pringsewu Lampung.

3. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan

dapat memperkaya khasanah keilmuan bagi penulis.

3
BAB II
ANALISISI PENULISAN JURNAL

ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal : Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Kejang Demam Pada Anak Balita Terhadap
Tingkat Kecemasan Pada Ibu
Nama Peneliti : Andriani Angelia Alda Pelealu, Ora Et Labora Palendeng, Vandri Kallo
Tgl/Tahun Terbit : 2019

No. Variabel Standar Temuan/ data (Jurnal) Perbedaan (Gap)


JUDUL
1. Judul Syarat judul penelitian: Temuan: Sesuai
1. Menarik
2. Menggambarkan apa yang ingin dibahas “Pemberian Pendidikan Kesehatan
3. Singkat Tentang Penanganan Kejang Demam Pada
4. Standar baku 13 kata. Anak Balita Terhadap Tingkat Kecemasan
5. Memuat tempat penelitian.
Pada Ibu”
6. Memuat waktu penelitian.
ABSTRAK
1. Latar belakang Latar belakang menggambarkan dari Temuan: Sesuai
dilakukannya penelitian.
Kejang demam merupakan bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
38°C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Hal ini disadari sebagai salah
satu faktor tingkat kecemasan pada sebagian
besar ibu bertambah. Pemberian pendidikan
kesehatan sangat penting agar tingkat
kecemasan dapat berubah, karena perubahan

4
tingkat kecemasan pada ibu juga
mempengaruhi cara pandang dan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya
2. Tujuan Dalam abstrak harus dicantumkan tujuan Temuan : Sesuai
umum dari penelitian yang mengacu pada
judul. peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan tetang
penanganan kejang demam pada anak
terhadap tingkat kecemasan pada ibu di RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado.
3. Desain penelitian Dalam abstrak harus dicantumkan desain Temuan : Sesuai
dari penelitian
menggunakan metode quasy experiment
dengan pretest-posttest one group design.
4. Tempat dan Waktu Dalam abstrak harus dicantumkan tempat Temuan : tidak dicantumkan Tidak Sesuai
penelitian dan waktu dari penelitian
5. Subyek penelitian Peneliti menyebutkan subyek penelitian Temuan : Responden terdiri dari 15 Sesuai
dalam abstrak penelitian responden dengan teknik penentuan sampel
menggunakan rumus uji beda 2 proporsi .
Pengumpulan data menggunakan kuesioner
6. Hasil penelitian Dalam abstrak harus dicantumkan hasil Temuan : Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Sesuai
penelitian Test dimana nilai p value = 0,001 lebih kecil
dari α = 0,05. Kesimpulan terdapat pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada anak balita
terhadap tingkat kecemasan pada ibu .

5
7. Simpulan Dalam abstrak harus mencantumkan Temuan : pendidikan kesehatan sangat Sesuai
simpulan dari penelitian berpengaruh pada tingkat kecemasan pada
ibu. Dalam penelitian ini mayoritas responden
memiliki tingkat kecemasan sedang sebelum
dilakukan dan setelah dilakukan tindakan
pemberian pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada anak balita
didapatkan tingkat kecemasan responden atau
ibu menurun menjadi cemas ringan
8. Jumlah kata Jumlah kata sudah bagus karena kurang Temuan : terdapat 199 kata dalam abstrak Sesuai
dari 250 kata (Sugiono, 2005)
9. Kata kunci Kata kunci sebaiknya disebutkan dalam Temuan : Pendidikan Kesehatan, Kejang Sesuai
abstrak demam, Tingkat Kecemasan

PENDAHULUAN
1. Latar belakang Latar belakang penelitian menjelaskan Temuan: Demam merupakan peningkatan Sesuai
seriousness of the problem, magnitude dan suhu tubuh diatas rentang normal yang tidak
manageability, political concern dan teratur dan disebabkan ketidakseimbangan
community/ public concern. antara produksi dan pembatas panas (Sodikin,
2012). Kejang demam merupakan gangguan
transier pada anak-anak yang terjadi
bersamaan dengan demam. Jika tidak
ditangani dengan baik maka beresiko
kematian kematian (Lumbantobing, 2003).
Kejang demam sangat berhubungan dengan
usia, hampir tidak pernah ditemukan sebelum
usia 6 bulan dan setelah 6 tahun (Hull, 2008).
Angka kejadian kejang demam di Amerika

6
Serikat dan di Eropa Barat pada tahun 2007
berkisar antara 8%-49% (Brough, 2008).
Angka kejadian di Asia pada tahun 2007 dari
seluruh kejang ditemukan 20% anak
mengalami kejang demam kompleks
(Wardani, 2013). WHO (World Heald
Organization) memperkirakan pada tahun
2005 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita
kejang demam dan lebih dari 216 ribu
diantaranya meninggal. Insiden dan
prevalensi kejang demam di Eropa pada tahun
2006 berkisar 2-5%, di Asia prevalensi kejang
demam lebih besar sebesar 8,3-9,9% pada
tahun yang sama. Angka kejadian kejang
demam di Indonesia sendiri mencapai 2-4%
tahun 2008 dengan 80% disebabkan oleh
infeksi saluran pernafasan. Angka kejadian di
wilayah Jawa Tengah sekitar2-5% pada anak
usia 6 bulan-5 tahun disetiap tahunnya. 25-
50% kejang demam akan mengalami
bangkitan kejang demam berulang (Gunawan,
2008). Kejadian kejang demam dapat
menyebabkan perasaan ketakutan berlebihan,
trauma secara emosi dan kecemasan pada
orang tua (Jones & Jacobsen,
2007).Pengalaman pertama orang tua saat
melihat anak kejang demam, menimbulkan
ketakutan pada orang tua, orang tua takut
anak kejang setiap demam. Hal ini menjadi
masalah dan sangat mengganggu (Najimi,

7
2013) . Dalam (Hawari,2011) Ansietas
merupakan pengalaman individu yang bersifat
subjektif, yang sering bermanifestasi sebagai
perilaku yang disfungsional yang diartikan
sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan
terhadap kejadian yang tidak diketahui
dengan pasti (Varcarolis, 2007). Pendapat lain
juga menyatakan Kecemasan merupakan
reaktivitas emosional berlebihan, depresi yang
tumpul, atau konteks sensitif, respon
emosional (Clift, 2011) Tingkat pengetahuan
orang tua yang berbeda dapat mempengaruhi
pencegahan kejang demam pada anak saat
anak mengalami demam tinggi (Riandika,
2012). Kecemasan berlebihan disebabkan
karena edukasi yang tidak memadai tentang
kejang demam (Tarigan, Harahap & Lubis,
2007).
2. Rumusan masalah Rumusan masalah menggambarkan masalah Temuan : . Sesuai
utama, yaitu masalah yang mendominasi Sehingga dari uraian di atas peneliti tertarik untuk
ditulis dengan kalimat tanya. meneliti “Pengaruh pemberian pendidikan
kesehatan tentang penanganan kejang demam
terhadap tingkat kecemasan pada ibu di RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado”
3. Tujuan Dalam jurnal harus mencantumkan tujuan Temuan : Tidak Sesuai
penelitian berupa tujuan umum dan tujuan
khusus. Tidak dicantumkan
4. Manfaat Dalam jurnal harus mencantumkan manfaat Temuan : tidak ditemukan Tidak Sesuai
penelitian.

8
5. Ruang Lingkup Dalam jurnal harus mencantumkan ruang Temuan : tidak ditemukan Tidak Sesuai
lingkup penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN
1 Desain penelitian Dalam jurnal seharusnya mencantumkan: Temuan : Jenis penelitian yang digunakan Sesuai
Jenis penelitian. merupakan penelitian dengan pendekatan
1. Pendekatan. kuantitatif dengan desain penelitian quasy
2. Jenis data. experiment dengan pretest-posttest one group
3. Jenis analitis.
design yaitu membandingkan tentang (tingkat
kecemasan pada ibu sebelum dan sesudah
pemberian pendidikan kesehatan.)
2 Waktu dan tempat Waktu dan tempat penelitian seharusnya Temuan : Penelitian ini dilakukan di RSU GMIM Tidak Sesuai
penelitian dijelaskan dalam jurnal. Pancaran Kasih Manado pada tanggal 05-20 Juni
2019.
3. Populasi dan sampel Populasi dan sampel penelitian seharusnya Temuan : Populasi pada penelitian ini yaitu ibu Sesuai
dijelaskan dalam jurnal. Juga seharusnya dengan anak kejang demam yang sedang dirawat
mencantumkan metode pengambilan sampel. di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado selama 2
bulan terakhir yaitu sebanyak 45 ibu.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
secara non probability sampling dengan teknik
purposive sampling dengan menggunakan rumus
uji beda 2 proporsi, dan didapatkan sebenyak 15
responden.
4. Variabel penelitian Variabel penelitian merupakan sebuah Temuan : tidak ada Tidak Sesuai
konsep penelitian (Kerlinger, 1978). Variabel
penelitian merupakan uraian tentang obyek
penelitian atau hal – hal yang diamati. Dalam
penelitian seharusnya mencantumkan
variabel penelitian.
5. Metode pengambilan Metode pengambilan data menjelaskan cara Temuan : Instrument penelitian yang digunakan Sesuai
data yang digunakan dalam pengambilan data dalam penelitian ini yaitu dengan kuisioner
kecemasan

9
6. Metode pengolahan Metode pengolahan data menggambarkan Temuan : analistik uji statistic melalui system Sesuai
data metode yang digunakan dalam mengolah computer dengan beberapa tahap yaitu editing,
data. Metode pengolahan data yang biasanya coding, cleaning, tabulating.
digunakan yaitu:
1. Editing
2. Coding
3. Tabulating
4. Transfering.
7. Metode analisa data Metode analisa data menggambarkan metode Temuan : Analisa bivarian dalam penelitian ini Sesuai
yang digunakan dalam menganalisis data. dilakukan perhitungan untuk mengetahui
pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang
penangan kejang demam pada anak balita dengan
tingkat kecemasan pada ibu di RSU GMIM
Pancaran Kasih Manado. Peneliti menggunakan
aplikasi computer dan dianalisis dengan uji
wilcoxon signed rank test dengan nilai kemaknaan
95% (α=0,05)
8. Metode penyajian data Metode penyajian data digunakan untuk Temuan : Narasi dan tabel Sesuai
menyajikan data agar lebih mudah dibaca.
Pemakaian tabel harus menggunakan nomor
tabel, judul tabel (variabel, tempat, waktu),
tabel memuat kolom nomor, raw dan kolom,
mencantumkan sumber data pada tabel dan
ada interpretasi dari tabel tersebut.
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran daerah Gambaran daerah tempat penelitian Temuan : tidak dicantumkan Tidak Sesuai
tempat penelitian dicantumkan untuk mengetahui karakterisitik
tempat penelitian.
2. Karakteristik Karakteristik responden tempat penelitian Temuan : tidak dicantumkan Tidak Sesuai
responden dicantumkan untuk mengetahui karakterisitik
responden.
3. Hasil penelitian Hasil penelitian mengungkapkan hasil dari Temuan: Hasil penelitian berdasarkan tabel di Sesuai
penelitian secara keseluruhan dan menjawab atas menunjukan bahwa sebagian besar

10
hipotesis penelitian. berada pada pada rentang umur 26-30
sebanyak 6 (40%). Sejalan dengan penelitian
oleh (Suhartik,2014), bahwa usia sebagian
besan responden yang berdada pada kategori
massa dewasa awal, cukup matang dalam cara
berpikir dan menanggapi informasi yang
didapat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar sampel memilki pendidikan terakhir
yaitu S1 sebanyak 9 responden (60%). Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Suhartik,2014) bahwa mayoritas yang
berpendidikan tinggi dapat mengambil
keputusan secara matang dalam menerima
suatu hal dan dimana berpendidikan tinggi
mempengaruhi persepsi seseorang untuk
mengambil keputusan dan bertindak.
(Notoatmodjo,2007 ).
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa
sebagian besar responden memiliki pekerjaan
yaitu sebagai IRT dengan jumlah sebanyak 8
responden (53,03%). Diperkuat oleh
pendapan (Kit-Fong,2008), yang menyatakan
bahwa orang tua bekerja tidak bisa
meninggalkan pekerjaannya sehingga orang
tuanya meminta bantuan perawat untuk
menjaga anaknya di ruang rawat selama orang
tua dirawat.

11
Penelitian ini tabel diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar sampel mendapatan
tingkat kecemasan cemas sedang yaitu
sebesar 6 responden (40%), tingkat
kecemasan dikategorikan cemas ringan
dengan responden sebanyak 6 responden
(40%).
Berdasarkan hasil pengelolahan data yang
menggunakan perhitungan Wilcoxon Signed
Rank Test dengan bantuan program komputer
didapatkan hasil nilai P value 0,001 lebih
kecil dari nilai p (p< 0,005). Maka dapat
disimpulkan adanya pengaruh antara
pemberian pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada anak balita
dengan tingkat kecemasan pada ibu di RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado. Pemberian
pendidikan kesehatan sangat berpengaruh
pada tingkat kecemasan seseorang
23 Pembahasan Pembahasan menjelaskan makna hasil Temuan: Sesuai
penelitian yang bukan merupakan Hasil penelitian berdasarkan tabel di atas
pengulangan hasil penelitian, tetapi menunjukan bahwa sebagian besar berada
merupakan pembahasan secara rinci hasil – pada pada rentang umur 26-30 sebanyak 6
hasil penelitian yang dikaitkan dengan tujuan
(40%). Sejalan dengan penelitian oleh
penelitian.
(Suhartik,2014), bahwa usia sebagian besan
responden yang berdada pada kategori massa
dewasa awal, cukup matang dalam cara
berpikir dan menanggapi informasi yang

12
didapat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar sampel memilki pendidikan terakhir
yaitu S1 sebanyak 9 responden (60%). Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Suhartik,2014) bahwa mayoritas yang
berpendidikan tinggi dapat mengambil
keputusan secara matang dalam menerima
suatu hal dan dimana berpendidikan tinggi
mempengaruhi persepsi seseorang untuk
mengambil keputusan dan bertindak.
(Notoatmodjo,2007 ).
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa
sebagian besar responden memiliki pekerjaan
yaitu sebagai IRT dengan jumlah sebanyak 8
responden (53,03%). Diperkuat oleh
pendapan (Kit-Fong,2008), yang menyatakan
bahwa orang tua bekerja tidak bisa
meninggalkan pekerjaannya sehingga orang
tuanya meminta bantuan perawat untuk
menjaga anaknya di ruang rawat selama orang
tua dirawat. Lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
Contohnya, seseorang yang bekerja sebagai
tenaga medis akan lebih mengerti dan juga
tidak cemas dalam mengenai demam dan
pengalolaannya daripada non tenagamedis

13
(Notoatmodjo, 2003).
Penelitian ini tabel diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar sampel mendapatan
tingkat kecemasan cemas sedang yaitu
sebesar 6 responden (40%). Menurut
(Ervina,2013) bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu
fasilitas sebagai sumber inormasi yang dapat
mempengaruhi seseorang. Sejalan dengan
penelitian oleh (Suhartik,2014) bahwa
sebagian besar ibu yang tidak banyak
mempunyai informasi mengenai penangan
kejang demam pada anak memiliki self
efficacy rendah, sehinggah cenderung ibu
tidak dapat memutuskan keputusan secara
baik yaitu menujukan sebanyak 11,05 %
responden yang memiliki self efficacy rendah.
Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian
besar sampel mendapatkan tingkat kecemasan
dikategorikan cemas ringan dengan responden
sebanyak 6 responden (40%). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
(Ervina,2013) bahwa ibu dengan pengetahuan
yang tinggi bias memiliki kemampuan atau
mengantisipasi pencegahan terhadap kejang
demam pada anak.
Berdasarkan hasil pengelolahan data yang
menggunakan perhitungan Wilcoxon Signed

14
Rank Test dengan bantuan program komputer
didapatkan hasil nilai P value 0,001 lebih
kecil dari nilai p (p< 0,005). Maka dapat
disimpulkan adanya pengaruh antara
pemberian pendidikan kesehatan tentang
penanganan kejang demam pada anak balita
dengan tingkat kecemasan pada ibu di RSU
GMIM Pancaran Kasih Manado. Pemberian
pendidikan kesehatan sangat berpengaruh
pada tingkat kecemasan seseorang. Pada saat
anak mengalami kejang demam ibu dapat
mengatasi dengan didasari oleh pengetahuan
yang telah didapat. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Setyarini, 2009) bahwa frekuensi
penyuluhan mempengaruhi pengambilan
keputusan seseorang.
KESIMPULAN & SARAN
1. Kesimpulan Kesimpulan berisi simpulan hasil Temuan : Pemberian pendidikan kesehatan Sesuai
pembahasan penelitian yang berkaitan sangat berpengaruh pada tingkat kecemasan
dengan menjawab hipotesis dan atau tujuan
penelitian. pada ibu dalam menghadapi suatu keadaan
dalam hal ini yaitu pada saat anak mengalami
kejang demam. Dalam penelitian ini
mayoritas responden memiliki tingkat
kecemasan sedang sebelum dilakukan
tindakan pemberian pendidikan kesehatan,
dan setelah dilakukan tindakan pemberian
pendidikan kesehatan tentang penanganan
kejang demam pada anak balita didapatkan

15
tingkat kecemasan responden atau ibu
menurun menjadi cemas ringan.
25. Saran Saran yang disampaikan berkaitan dengan Temuan : tidak dicantumkan Tidak Sesuai
simpulan penelitian yang telah dilakukan.
Saran yang disampaikan harus terkait dengan
hasil penelitian yang dilakukan dapat berupa
kebijakan, upaya
praktik dan aspek yang dapat diteliti lebih
lanjut. Saran sebaiknya dibuat secara
operasional.

26. Daftar Pustaka - Penulisan daftar pustaka dituliskan Temuan: Sesuai


secara alfabetis, Bantelu, F.E.M, (2015). Perbedaan tingkat
- Penulisan sesuai nama, tahun, judul kecemasan dalam proses menyusui antara
buku, kota terbit dan nama penelrbit. ibu primipara dan multipara di RS
- Sumber buku yang digunakan adalah 10 Pancaran Kasih Manado.
tahun terakhir dari waktu penelitian. Brough. H. (2008). Rujukan cepat pediatric &
kesehatan anak. EGC. Jakarta
Ervina.T.U (2013), Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kejang Demam
Dengan Frekuensi Kejang Anak Toddler
Di Rawat Inap Puskesmas Gatak
Sukoharjo,skripsi (tidak diterbitkan).
Fakultas Ilmu Kesehatan : Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Hull, D & Joohnston DI.( 2008). Dasar dasar
pediatrik. Edisi 3, EGC. Jakarta.
Hawari, R. P. (2011). Management Stress,
Cemas dan Depresi. Jakarta : FK UI.
Jones, T., & Jacobsen, S.J. (2007). Childhood

16
Febrile Seizures: Overview and
Implications. International Journal of
Medical Sciences.. ISSN 1449-1907
www.medsci.org.
Lumbantobing, S.M. (2003). Penatalaksanaan
Muthakhir Kejang Pada Anak. Jakarta:
FKUI
Najimi, A., Dolatabadi, N.A., Esmaeili, A.A.,
Sharifirad, G.R. (2013). The effect of
educational program on knowledge,
attitude and practice of mothers regarding]
prevention of febrile seizure in children. J
Edu Health Promot.
Notoatmodjo.(2007). Pendidikan dan Prilaku
Kesehatan.PT. Rineka Cipta: Jakarta
Randika (2012) Hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang demam dengan
pengelolaan demam pada anak,Skripsi.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Tarigan, T., Harahap, C.A., & Lubis, S.
(2007). Pengetahuan, sikap dan
perilakuorangtua tentang demam dan
pentingnya edukasi oleh dokter.
Sari Pediatri. Sodikin (2012), prinsip
perawatan demam pada anak, pustaka
pelajar, Yogyakarta
Suhartik (2014) Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Penangan Kejang Demam Pada
Balita dengan Tingkat Self Efficacy,
Surakarta Setriyani D..(2009). Pengaruh

17
Intensitas Penyuluhan terhadap tingkat
partisipasi masyarakat dalam program
penghijauan kota: Universitas Indonesia.
Skripsi Wardani, AK, (2013). Kejang demam
sederhana pada anak usia satu tahun.
Medula,Vol.1,No.1,Hal57- 64:
http://portalgaruda.org/download_
article.php?article=122474. diakses 20
April 2019.
WHO. (2005). A Riview of Literature on
Healthy Environment for the Children in
the Eastern Mediterranean Region : Status
of Children Lead Exposure.
http://www.emro.who.int/dsaf/dsa5
16.pdf. Akses 12 September 2018..

18
ANALISIS
EVIDANCE BASE PRACTICE
P : Patient/Problem
Angka kejadian di Asia pada tahun 2007 dari seluruh kejang ditemukan
20% anak mengalami kejang demam kompleks (Wardani, 2013). WHO
(World Heald Organization) memperkirakan pada tahun 2005 terdapat
lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu
diantaranya meninggal. Insiden dan prevalensi kejang demam di Eropa
pada tahun 2006 berkisar 2-5%, di Asia prevalensi kejang demam lebih
besar sebesar 8,3-9,9% pada tahun yang sama. Angka kejadian kejang
demam di Indonesia sendiri mencapai 2-4% tahun 2008 dengan 80%
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan. Angka kejadian di wilayah
Jawa Tengah sekitar2-5% pada anak usia 6 bulan-5 tahun disetiap
tahunnya. 25-50% kejang demam akan mengalami bangkitan kejang
demam berulang (Gunawan, 2008). Kejadian kejang demam dapat
menyebabkan perasaan ketakutan berlebihan, trauma secara emosi dan
kecemasan pada orang tua (Jones & Jacobsen, 2007).Pengalaman pertama
orang tua saat melihat anak kejang demam, menimbulkan ketakutan pada
orang tua, orang tua takut anak kejang setiap demam. Hal ini menjadi
masalah dan sangat mengganggu (Najimi, 2013) . Dalam (Hawari,2011)
Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat subjektif, yang
sering bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional yang diartikan
sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan terhadap kejadian yang tidak
diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007). Pendapat lain juga menyatakan
Kecemasan merupakan reaktivitas emosional berlebihan, depresi yang
tumpul, atau konteks sensitif, respon emosional (Clift, 2011) Tingkat
pengetahuan orang tua yang berbeda dapat mempengaruhi pencegahan
kejang demam pada anak saat anak mengalami demam tinggi (Riandika,
2012). Kecemasan berlebihan disebabkan karena edukasi yang tidak
memadai tentang kejang demam (Tarigan, Harahap & Lubis, 2007).
I : Intervention
Penyuluhan kesehatan dan pengisian kuesioner kecemasan sebelum dan sesudah
penyuluhan kesehatan
C : Comparration
Kelompok intervensi one group tidak ada kelompok kontrol
O : Outcome
Temuan: Hasil penelitian berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa
sebagian besar berada pada pada rentang umur 26-30 sebanyak 6 (40%).
Sejalan dengan penelitian oleh (Suhartik,2014), bahwa usia sebagian besan
responden yang berdada pada kategori massa dewasa awal, cukup matang
dalam cara berpikir dan menanggapi informasi yang didapat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar sampel memilki
pendidikan terakhir yaitu S1 sebanyak 9 responden (60%). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Suhartik,2014) bahwa mayoritas yang

19
berpendidikan tinggi dapat mengambil keputusan secara matang dalam
menerima suatu hal dan dimana berpendidikan tinggi mempengaruhi
persepsi seseorang untuk mengambil keputusan dan bertindak.
(Notoatmodjo,2007 ).
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden
memiliki pekerjaan yaitu sebagai IRT dengan jumlah sebanyak 8
responden (53,03%). Diperkuat oleh pendapan (Kit-Fong,2008), yang
menyatakan bahwa orang tua bekerja tidak bisa meninggalkan
pekerjaannya sehingga orang tuanya meminta bantuan perawat untuk
menjaga anaknya di ruang rawat selama orang tua dirawat.
Penelitian ini tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
mendapatan tingkat kecemasan cemas sedang yaitu sebesar 6 responden
(40%), tingkat kecemasan dikategorikan cemas ringan dengan responden
sebanyak 6 responden (40%).
Berdasarkan hasil pengelolahan data yang menggunakan perhitungan
Wilcoxon Signed Rank Test dengan bantuan program komputer didapatkan
hasil nilai P value 0,001 lebih kecil dari nilai p (p< 0,005). Maka dapat
disimpulkan adanya pengaruh antara pemberian pendidikan kesehatan
tentang penanganan kejang demam pada anak balita dengan tingkat
kecemasan pada ibu di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Pemberian
pendidikan kesehatan sangat berpengaruh pada tingkat kecemasan
seseorang.
T : Tipe Of Study
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian dengan pendekatan
kuantitatif dengan desain penelitian quasy experiment dengan pretest-posttest one
group design yaitu membandingkan tentang (tingkat kecemasan pada ibu sebelum
dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan.)
GAMBARAN UMUM RS

1. Geografis Rumah Sakit Islam

Rumah Sakit Islam Metro didirikan oleh sebuah Yayasan yaitu Yayasan

Da'wah dan Pemeliharaan Masjid Taqwa (YDPMT) Metro yang diketuai oleh

Bp. Hi. A. Sajoeti Mantan Bupati Lampung Tengah. Pada tanggal 4 oktober

1976 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Metro

yang berlokasi di Jln. Jend. Sudirman 21 P Metro yang kini berubah menjadi Jln.

Jend. AH. Nasution No. 250 Yosodadi Metro dengan luas tanah + 12.350 M2

20
berdasar surat keterangan Nomor. AG.00/1142/XI/1987. Setelah ± 2 tahun dari

peletakan batu pertama tepatnya pada tanggal 21 Februari 1978.

Peta Geografir Rumah Sakit Islam Metro

2. Gambaran Umum Ruangan

Ruang kebidanan Merupakan ruang rawat inap dan bersalin dengan kelas 1, 2

dan 3 ruangan ini terdiri beberapa kamar dan rata rata menampung pasien dengan

kelas mandiri maupun Askes.

3. Sumber Daya Manusia

KETENAGAAN :
Tenaga Medis
Dokter Oran
1 10
Umum g
Dokter Oran
2 1
Gigi g
Spesialis Oran
3 3
Bedah g
Spesialis Obstetrik & Oran
4 2
Ginekologi g
Spesialis Oran
5 1
Anak g
Spesialis Penyakit Oran
6 2
Dalam g
Spesialis Oran
7 1
Radiologi g
Spesialis Patologi Oran
8 1
Klinik g
Spesialis Oran
9 2
THT g

21
Spesialis Oran
10 1
Mata g
Spesialis Fisik dan Rehabilitasi Oran
11 1
Medik g
Spesialis Oran
12 1
Syaraf g
Spesialis Oran
13 1
Anestesi g
Spesialis Oran
14           1
Orthopedi g
Oran
Total Tenaga Medis 28
g

Tenaga paramedis
D. III Oran
1 80
Keperawatan g
D IV Oran
2 2
Keperawatan g
SI Oran
3 13
Keperawatan/Ners g
D. III Oran
4 12
Kebidanan g
D III Perawat Oran
5 1
Gigi g
Oran
6 Perawat Anestesi           2
g
11 Oran
Total Tenaga paramedis
0 g
4. Jumlah Tempat Tidur

Tabel Perincian Kamar

PERINCIAN KAMAR/BED
N
Jenis Pelayanan KLS KLS Tanpa
o VIP KLS. II
.I . III Kls
1 VIP 7 - - - -
2 Kelas 1 Umum - 6 - - -
3 Ruang Penyakit Dalam - 2 2 4 -
4 Ruang Bedah - 2 1 3 -
5 Ruang Anak - 2 2 1 -
6 R. Obstetri & Genekologi - 1 2 2 -
7 R. Perinatologi / Bayi - - - - 1
8 R. Syaraf - - 2 2 -
9 R. HCU - - - - 2
10 R. Isolasi - 4 - - -
11 Poliklinik - - - - 8
12 Hemodialisa - - - - 7

22
Tabel Jumlah Tempat Tidur

Jumlah Perincian Tempat Tidur Perkelas


Jenis Pelayanan /
No TT Kelas Kelas Kelas Tanpa
Ruang Rawat Inap
Tersedia Utama Kelas I II III Kelas
1 2 3 4 5 6 7 8
1 VIP                   7                    
2 Kelas 1 Umum                   6                      
3 Penyakit dalam                   2     4   12      
4 Bedah                         2     2   13      
5 Kesehatan Anak                         6   4      
6 Obstetrik & Ginekologi               1     2   4      
4(box
7 Perinatologi / Bayi                            
bayi)
8 Syaraf                         1     2   6      
9 R. HCU                                             2  
10 R. Isolasi                       4                   1  
JUMLAH 0 7 16 16 39 3
TOTAL 81

5. Jumlah Sarana dan Prasarana

VI
- : Tempat tidur
P
Kulkas
AC
TV
Almari Pasien
Km. Mandi +
WC
Wastafe
l
Meja Kursi
Dispenser

Kelas
- : Tempat tidur
I
Almari Pasien
TV
AC
Km. Mandi

23
Kursi Tunggu
Dispenser

- Kelas II : Tempat tidur


Almari Pasien
Kipas
Angin
Km. Mandi
Kursi Tunggu

- Kelas III : Tempat tidur


Almari Pasien
Kipas
Angin
Km. Mandi
Kursi Tunggu

6. Jumlah Pasien

Terhitung bulan juli 2007 Melayani Pasien perserta ASKES dan Jamkesmas.
Kegiatan Sosial, Khitanan Massal yang biasanya bekerja sama dengan Instansi lain.
Pada bulan Januari 2014 PT.ASKES menjadi BPJS Kesehatan
dan melayani Jamkesmas, ASKES PNS, TNI, POLRI.
- Jumlah Pasien Ruang Kebidanan : ± 3-5 Pasien/ Harinya

7. Karakteristik Pasien Di Ruangan

- Ruang Anak : Pasien merupakan usia anak dengan indikasi penyakit sehingga

ilakukan rawat jalan, dirungan terdapat beberapa kelas untuk pasien, ad akelas

1, kelas 2 dan kelas 3 rawat inap untuk pasien, karakteristik pasien diruangan

rata rata mengidap penyakit infeksi dan non infeksi, seperti DBD, typoid,

Asma, Menigitis, Bronkitis, Epilepsi dll, rentang usia pasien yang dirawat

rata-rata berusia 1-12 tahun.

8. Metode Yang Digunakan diruangan

Metode yang digunakan dalam setiap ruangan adalah sama yaitu metode

Tim dengan Komunikasi Efektif yaitu S-BAR, dimana perawat maupun

dokter berkomunikasi berdasarkan metode komunikasi S-BAR, perawat juga

24
melakukan ronde keperawatan di setiap pergantian dinasnya.

A. Analisa SWOT

Berdasarkan Analisa jurnal dan data diatas maka dilakukan Analisa SWOT

untuk diterapkan di rumah sakit adalah sebagai berikut:

No Aspek Strength Weakness Opportunity Treaths


. Yang (kekuatan) (Kelamahan) (Peluang) (Ancaman)
Analisis
1. Kebijakan Rumah sakit Kemampuan Perawat Ijin dan
mendukung perawat yang mampu dukungan tim
kebijakan belum memperbharui medis lain
intervensi mempelajari ilmu sehingga dalam
mandiri tentang dapat melakukan
keperawatan Pendidikan diterapkan intervensi ini
kesehatan intervensi ini
tentang kejang
demam kepada
orang tua
2. SDM Perawat di Kurangnya Pasien Persetujuan
ruangan cukup pemahaman memilki pasien untuk
memadai tentang tingkat dilakukan dn
Pendidikan kecemasan diajarkan
kesehatan secara tentang
tentang kejang psikologis Pendidikan
demam kepada mengenai kesehatan
orang tua penyakitnya tentang
kejang
demam
kepada orang
tua
3. Dana Tidak Keinginan Pasien dan Kemauan
membutuhkan seseorang jika perawat harus perawat
dalam dalam melakukan memiliki dalam
melakukan sesuatu komunikasi melakukan
terapi ini yang terjalin intervensi
dengan erat
4. Metode Perawat Adanya Perawat perlu Kemuan
diruangan perawat yang memperbharui perawat

25
menggunakan belum ilmu dalam
metode yang memahami memperbharui
baik dalam tentang alur ilmu nya
manajemen ronde
keperawatan keperawatan
yang baru
5. Sarana dan Sarana Tidak ada Perawat Tidak ada
Prasarana mendukung mampu
dan tidak dengan sarana
memerlukan yang minim
banyak alat karena tidak
memerlukan
alat yang
banyak

26
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Jurnal ini relevan dengan tempat praktek dan dapat diterapkan oleh perawat ruangan
1. Kesimpulan Analisis
Jurnal ini secara keseluruhan belum sesuai
a. Kesesuaian dan ketidaksesuaiannya adalah:
1) Kesesuaian:
a) Abstrak: sesui pendahualuan, tujuan, metode, hasil dan
kesimpulannya
b) Pendahuluan: sesuai isi latar belakang, rumusan masalah
c) Metode: Seusai, jenis penelitian, populasi, Analisa data dll
d) Hasil: Sesuai komponenya
e) Pembahasan, Kesimpulan dan Saran: sesuai dengan standar isinya
2) Ketidaksesuaian:.
a) Abstrak: tidak sesuai subjek penelitiannya
b) Pendahuluan: tidak sesuai karena tidak ditemukan manfaat, Tujuan
dan ruang lingkupnya
c) Metode: tidak ditemukan variable penelitian,
d) Saran: tidak dicantumkan pada jurnalnya
B. SARAN
1. Rekomendasi/ Saran untuk Jurnal Berikutnya
Penulis merokemendasikan untuk melakukan penelitian dengan desain dan jenis
penelitian berbeda dengan jurnal ini namun masih dalam satu pokok bahasan, seperti
penelitian quasi eksperimen, sehingga hasil penelitian ini dapat lebih actual jika
dilakukan penelitian dengan desain berbeda.
2. Rekomendasi/saran untuk RS:
a. Secara Umum
Jurnal ini dapat menjadi acuan/penerapan bagi rumah sakit dalam melakukan
tindakan Pendidikan kesehatan tentang kejang demam kepada orang tua
b. Bagi tenaga kesehatan
Perawat seharusnya dapat mempebharuai ilmunya diruangan anak sehingga
dapat menerapkan intervensi dalam jurnal ini dalam melakukan asuhan
keperawatan.

27
c. Bagi pasien
Pasien dapat menerima masukan/ arahan perawat diruangan dalam melakukan
tindakan keperawatan guna kesembuhan pasien, sehingga diharapkan pasien dan
keluarga dapat koperatif saat dilakukan tindakan keperawatan

28

Anda mungkin juga menyukai