Laporan KP M Nur Muhammad 6ME
Laporan KP M Nur Muhammad 6ME
Oleh :
M. NUR MUHAMMAD
061830200755
Oleh :
M. NUR MUHAMMAD
061830200755
Mengetahui, Menyetujui
Ketua Program Studi Teknik Mesin Dosen Pembimbing Laporan
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik.
Penulis membuat Laporan Kerja Praktek untuk memenuhi syarat kurikulum pada
Jurusan Teknik Mesin di Fakultas Teknik Politeknik Negeri Sriwijaya. Adapun judul laporan
akhir ini “ Perbaikan (Overhaul) Pompa-61-306 RPM V”.
Dalam penulisan Laporan Akhir ini, penulis menyadari banyak kekurangan, hal ini
disebabkan karena masih banyak terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki
penulis. Untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan selanjutnya.
Untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak General Manager Pertamina RU III.
2. Bapak Manager ME RU III.
3. Bapak Section Head Of Workshop RU III.
4. Bapak Sr. Spv Mechanical Workshop.
5. Bapak Technician RE Workshop.
6. Bapak A. Hadi Wijaya selaku pembimbing Kerja Praktek di Workshop Maintenance
Execution.
7. Bapak Ibnu Muzzammil selaku penghubung Kerja Praktek di Workshop Maintenance
Execution.
8. Bapak Yudistira Maulana, Bapak Amy Lepdalitan dan Bapak Ricko Nophantriandi
selaku pendamping Kerja Praktek di Workshop Maintenance Execution.
9. Kedua orang tua, ayah dan ibu yang memberikan doa restu, dukungan dan bantuan fisik
maupun materi.
10. Teman-teman seperjuangan dalam melaksanakan PKL di PT. Pertamina RU III Plaju,
Kalfin Septama Putra dan Afran Alghozzy Ardiansyah dari Politeknik Negeri
Sriwijaya.
11. Kak Ibrahim, Bapak Molker, Bapak Yudhi, Bapak Ermidi, Bapak Sugeng dan Bapak-
bapak lain yang telah membantu saya selama PKL di PT. Pertamina RU III – Plaju.
iii
Penulis berterima kasih semoga segala kebaikan dan jasa-jasa yang telah diberikan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Penulis menyadari dalam penulisan Laporan
Akhir ini masih banyak kekurangan dan untuk itu penulis akan menerima segala kritik dan
saran yang membangun untuk kebaikan dan kesempurnaan Laporan Akhir ini.
Dengan demikian penulis mengharapkan kiranya Laporan Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
v
2.5.2Sarana dan Fasilitas Workshop Maintenance Execution............................14
3.1.2 Bantalan......................................................................................................24
3.2.2 Kavitasi......................................................................................................31
3.2.3 Vibrasi........................................................................................................31
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................................33
4.3 Kronologi.............................................................................................................34
4.4.3 Rekomendasi..............................................................................................37
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................40
vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Data Pompa……………………………………………………….................................... 33
vii
DAFTAR GAMBAR
7. Memo Pompa.....................................................................................................................22
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam bidang pengolahan minyak tidak dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
2. Manfaat
Adapun manfaat kerja praktik sebagai berikut:
Membuka wawasan dan pengetahuan mengenai ilmu
pengetahuan berdasarkan teori yang didapat di dalam
perkuliahan dengan membandingkan dengan kondisi
sebenarnya.
Mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi
lingkungan kerja ketika lulus dari Politeknik Negeri Sriwijaya,
serta mempengaruhi pengalaman kerja guna mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia kerja.
2
1.4 Tempat Waktu dan Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit
III Plaju bagian Workshop (Rotating equipment) pada tanggal 21 Februari s.d.
21 Maret 2021.
3. Literatur
Penulis membaca dan mempelajari referensi yang ada sebagai
pelengkap, mencari referensi tambahan dari internet untuk menyesuaikan
laporan.
4. Studi Pustaka
Penulis mempelajari literatur mengenai alat yang akan dibahas dalam
laporan.
3
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam menjelaskan Laporan Kerja Praktek yang dilakukan di PT
PERTAMINA (Persero) Refinery Unit III Plaju bagian Workshop (Rotating)
equipment maka penulis menyusun laporan ini dengan susunan penulisan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan uraian umum yang memuat latar belakang , rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, tempat dan waktu pelaksanaan,
Batasan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan laporan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi penjelasan tentang data, cara perbaikan dan perawatan
terhadap Pompa Centrifugal P-306 RPM5
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
5
Tahun 1972, dibangun Asphalt blowing Plant dengan kapasitas 45.000
ton/tahun.
Tahun 1973, dibangun pabrik bahan plastik Polypropyline dengan mengolah
gas propylene menjadi biji plastik (polytam pellet), dengan kapasitas
produksi 20.000 ton/tahun.
Tahun 1982, dilaksanakan Revamping beberapa unit proses CD II, III dan IV
yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi Kilang Musi dan pembangunan
HVU kapasitas 54 MBSD.
Tahun 1984, dibangun Proyek Aromatik yang diberi nama Plaju Aromatik
Center (PAC) yang bertujuan memenuhi kebutuhan serat polyester di dalam
negeri dengan kapasitas produksi 150.000 ton/tahun.
Tahun 1985, didirikan Asphalt Drum Filling di Plaju dengan kapasitas
produksi 75.000 ton.
Tahun 1985, didirikan Vacuum Distillation Unit (VDU) di Sungai Gerong
dengan kapasitas produksi 48.000 barel per hari.
Tahun 1990, diadakannya proyek Debottlenecking Kilang PTA kapasitasnya
di tingkatkan menjadi 225.000 ton/tahun.
Tahun 1993, pembanguan Proyek Kilang Musi II yang bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas Polypropyline menjadi 45.000 ton/tahun dan
Revamping FCCU dari 15 MBSD menjadi 20,5 MBSD.
6
menjadi Profit Center yaitu kembali kepada bisnis inti dengan mengoptimalkan
asset-asset yang ada untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarnya - besarnya.
Pola usaha strategi Strategi Business Unit (SBU) ini di Pertamina Refinery
Unit III Plaju, mulai diterapkan sejak tanggal 1 Oktober 1998. Dengan adanya
program ini dan kerja keras pekerja diharapkan akan diperoleh Value Creation
sebesar 94,16 juta dollar Amerika pada tahun pertama.
Kini program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan tentu saja
hasilnya belum dapat dipetik secara langsung mengingat masih banyak
perbaikan-perbaikan secara menyeluruh.
b. Secondary Processing
Tujuan utamanya adalah melanjutkan proses pemisahan minyak
mentah (crude oil) yang merupakan produk bawah dan produk
gas/ringan dari proses utama untuk mendapatkan produk bahan bakar
minyak yang lebih banyak dengan tidak melupakan spesikasi dari
produk serta untuk memproduksi LPG yang dibutuhkan konsumen.
7
Adapun produk-produk dari hasil pengolahan minyak mentah
atau crude oil di Kilang PT Pertamina (Persero) Plaju RU III adalah
sebagai berikut:
1. Produk BBM (Bahan Bakar Minyak)
- Avigas (Aviation Gasoline), digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor.
- Avtur (Aviation Turbine Fuel), digunakan sebagai bahan
bakar pesawat terbang bermesin turbo (pesawat jet).
- Premium, digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor
dengan bilangan oktan 88.
- Kerosine, digunakan untuk bahan bakar keperluan rumah
tangga.
- Solar (ADO), digunakan untuk bahan bakar kendaraan
bermotor dengan mesin diesel.
- Diesel (IDO), untuk keperluan industri.
- Fuel Oil.
- Pertamax, untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan
bilangan oktan sebesar 92.
8
2.2.2 Kilang Petro Kimia
a. Kilang Polypropyline
Kilang Polypropyline menghasilkan Polytam sebagai bahan baku
plastik. Produk yang dihasilkan di Kilang Petrokimia adalah sebagai
berikut: Polytam Pellet.
b. Kilang TA / PTA
Kilang TA / PTA ini menghasilkan tepung Pure Terephtalic Acid
tetapi pada tahun 2006 kilang ini stop karena harga bahan bakunya lebih
mahal daripada harga produk yang dihasilkan oleh kilang ini (biaya
operasionalnya tinggi). Jadi untuk menghindari kerugian yang lebih
besar maka kilang ini di stop hingga saat ini.
9
2.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani
operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang yang bertujuan
agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung
jawab pada bidangnya masing-masing.
Pertamina RU III Plaju di pimpin oleh seorang General Manager (GM)
yang dibantu oleh beberapa orang Manager dan Kepala Bagian sebagai berikut:
SMOM
Production Manager
Refinery Planning & Optimization Manager
Maintenance Planning & support Manager
Maintenance Execution Manager
Engineering & Development Manager
Reliability Manager
Procurement Manager
HSE Manager
Coordinator OPI
General Affairs Manager
10
Sistem pemeliharaan di kilang Pertamina RU III dilaksanakan oleh
Maintenance Excecution yang mempunyai tugas menunjang operasi Kilang
Pertamina RU III, bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, penyediaan suku
cadang, rancang bangun, engineering dan pemeliharaan alat-alat yang ada di
dalam suatu Kilang. Fungsi Maintenance Excecution adalah salah satu fungsi di
PERTAMINA RU III yang bertugas memelihara kilang baik itu kilang BBM
maupun kilang non BBM yang mempunyai luas area pemeliharaan sekitar 350
ha. Fungsi Maintenance Excecution mempunyai 5 (lima) bagian yang terdiri
dari:
a. Fungsi Bengkel (Workshop) mempabrikasi, merekondisi, mengganti,
menginstall, suatu peralatan kilang, yang tidak dapat dilakukan dilapangan
atau lebih efektif dan efisien dila dilakukan di Workshop.
b. Fungsi Pemeliharaan I (Maintenace Area I) yang mempunyai tugas untuk
memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang CD & GP
Plaju.
c. Fungsi Pemeliharaan II (Maintenace Area II) yang mempunyai tugas untuk
memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang Non BBM
Petrokimia Polypropilene, dan UTL.
d. Fungsi Pemeliharaan III (Maintenace Area III) yang mempunyai tugas untuk
memelihara, merawat dan memperbaiki fungsi peralatan kilang Sungai
Gerong.
e. Fungsi Pemeliharaan IV (Maintenace Area IV) yang mempunyai tugas untuk
memperbaiki area oil movement plaju dan sungai gerong diantaranya rumah
pompa minyak, dermaga dan oil catcher.
f. Fungsi Fasum (General Maintenace) yang mempunyai tugas untuk
memelihara dan memperbaiki fasilitas - fasilitas umum yang ada disekitar
kilang.
11
Gambar 2.3 Organization Structure Maintenance Execution
Sumber: (Literatur 1)
12
Gambar 2.5 Prosedur Perbaikan Equipment
Sumber: (Literatur 1)
13
terhadap komponen tersebut. Sambil menunggu barang datang, di
bengkel, pompa tersebut dibersihkan dan dicat ulang.
Setelah barang yang dibeli tiba di bagian Procurement maka bagian
rotating equipment engineering MPS melakukan pemeriksaan terhadap
barang tersebut apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipesan.
Setelah disetujui maka barang tersebut dikirim ke bengkel untuk
kemudian dipasang di pompa hingga selesai dan setelah selesai
diperbaiki maka akan diperiksa hasilnya kemudian oleh rotating
engineering MPS dan dilakukan Hydrotest. Kemudian setelah selesai
di inspeksi dan hasilnya bagus maka peralatan tersebut dilaporkan ke
Front Desk untuk dibuat rekaman mutunya yang kemudian akan
diserahkan kembali kepada bagian MA yang mengirimkan peralatan
tersebut untuk kemudian dipasang kembali disite.
1 Mechanical WorkShop
a Rotating
Pompa dan Bubut => Mesin - mesin bubut, gerinda, boring,
balancing, sekrap, CNC machine dan lain - lain.
b Non Rotating
- Las, Kontruksi dan Bundle => Mesin las, rolling, gerinda
dan lain - lain.
- Fitting => Mesin Lapping, pneumatic lapping dan lain - lain.
2 Listrik & Instrumentasi
a Listrik => Rewinding & O/H, Motor, Trafo, Mesin - mesin
Listrik dan lain - lain.
b Instrumentasi => Elektronika Pneumatic dan lain - lain.
14
3 Tool & Kalibrasi
a Calibration Sertification.
b Master tools & Front Desk.
4 Maintenance SS.
a Shift Tech => Spesial Tool dan alat yang bersifat umum.
5 Heavy Equipment & Rigging
a Heavy Equipment => Alat transportasi dan alat angkat.
b Rigging => Scaff Holding dan Alat keselamatan kerja.
2.6 Workshop Maintenance Execution
Tugas pokok seksi ini adalah melakukan perbaikan yang tidak dapat
dilakukan dilapangan. Suatu alat dan bahan yang rusak dapat diperbaiki untuk
kembali kepada kondisi seperti semula. Baik dengan cara perbaikan ataupun
penggantian suku cadang, yang tidak dapat di perbaiki dan melihat segi
ekonomisnya. Workshop terdiri dari dua seksi, yaitu:
a. Alat Berat
Menangani perbaikan alat berat yang memakai motor baker torak
yang rerdiri dari motor disel. Jenis – jenis alat berat antar lain:
Bulldozer
Crane
Froklift
15
Play Leader
Road Roller
b. Alat Ringan
Misalnya:
Prime Movel peralatan kilang yang memakai motor baker
torak, seperti motor penggerak pompa air, dan lain
sebagainya.
Mesin las disel.
Air compressor.
1. Seksi Las
Pengelasan merupakan bagian teknologi mekanik yang
cukup berperan didalam lingkungan perkilangan, karena
banyaknya penyambungan dan konstruksi yang harus dikerjakan
dengan las. Seperti, penyambungan pipa, tangki, HE (Heat
Exchanger), boiler, dan perbaikan pompa.
16
Penyetelan pipa
Penyetelan kontruksi ringan
Pemotongan benda dengan propane dan oksigen
Pemotongan benda dengan plasma cutting
2. Seksi Rotating
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan ataupun fluida dari suatu tempat ketempat
yang lain, melalui suatu media pipa (saluran) dengan cara
menambah energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus.
Berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi pada
cairan, pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
Pompa pemindahan positif
Pompa pemindahan negative
17
3. Seksi Bundle
Bundle atau Heat Exchange banyak sekal dipergunakan pada
industri peminyakan (kilang minyak) disamping alat penunjang
lain, seperti:
Dapur
Vessel
Tower
Tangki penimbunan, serta
Penunjang lainnya
18
4. Seksi Fitting
Pada sesi fiting tugas utamanya adalah mengerjakan
peralatan stationary equipment seperti, gate valve, ball valve,
check valve, butterfly valve, globe valve, pressure valve, breating
valve, gasket dll. Perbaikan yang sering dilakukan yaitu overhaul
valve, relapping, bench test.
5. Seksi Bubut
Pada bengkel ini pekerjaan yang dilaksanakan adalah
pembuatan suku cadang yang dapat dikerjakan dibangku kerja
mesin bubut. Pekerjaan dilaksanakan berdasarkan W.O yang
masuk dari masing-masing bgian dimana sebelum W.O tersebut
pada bagian P & S dan setelah itu baru dikirim kebengkel bubut.
Berikut peralatan dan mesin-mesin yang dipakai dibengkel bubut,
diantaranya:
Mesin bubut
Mesin freis
Mesin bor
Mesin sney pipa
6. Seksi Kontruksi
Pada bengkel kontruksi tugas utamanya adalah mengerjakan
dan membuat pekerjaan kontruksi yang diberikan oleh bagian lain
yang untuk keperluan kilang ataupun non kilang.Setelah W.O
diterima oleh workshop kontruksi, dilakukan perhitungan dan
pengukuran yang akurat dan tepat, maka dilakukan pengeboran
material dan kebutuhan yang diperlukan didalam pengerjaan suatu
W.O kebagian logostic. Setelah material yang dibutuhkan dating
barulah dilaksanakan pekerjaan kontruksi.
19
Pada Kontruksi mesin-mesin dan pengerjaan yang dapat
dilakukan antara lain adalah:
Pengerjaan pengerolan pelat
Pekerjaan pengeboran
Pekerjaan bending
Pekerjaan pengelasan
Pekerjaan pemotongan dengan lampu potong dan mesin
potong
Pekerjaan pengecoran tanur/rendah
Pekerjaan pemanasan
20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi pompa yaitu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari
satu tempat ke tempat yang lain.Secara garis besar pompa dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Dynamic pump
2. Positive displacement pump
Pompa perpindahan positif cara kerjanya yaitu cairan diambil dari salah satu
ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif untuk setiap putarannya.Pompa
jenis ini digunakan secara luas untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida
yang kental.
Pada seluruh pompa jenis perpindahan positif, sejumlah cairan yang sudah
ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya.Sehingga jika pipa pengantarnya
tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat
merusak pompa.
2. Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa ini yaitu daya dari luar yang berasal dari penggerak mula
diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller di dalam zat cair. Maka zat
cair yang ada di dalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu pompa ikut berputar.
Karena gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari titik pusat impeller menuju
keluar melalui saluran diantara sudu-sudu. Demikian pula head kecepatannya
bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan.
21
Zat cair keluar dari impeller di tamping oleh saluran berbentuk volute (spiral) di
sekeliling impeller dan disalurkan keluar pompa melalui nozel. Di dalam nozel ini
sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan. Perubahan head
kecepatan menjadi head tekan terjadi karena volute semakin lama semakin besar,
sehingga aliran fluida menjadi lambat dan tekanan menjadi besar.
22
Keterangan :
Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.
Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing
pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar
lainnya.
Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.
Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan
outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan
mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single
stage).
Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
23
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
Bearing
Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros
agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing
juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
Discharge Nozzle
Discharge nozzle adalah saluran keluar fluida dari pompa.
Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanandi
dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
Mechanical Seal
Untuk menahan kebocoran pada pompa dengan sistem mechanical.
3.1.2 Bantalan
Bantalan sebagai pendukung gerakan poros, sangat besar perannya dalam
operasi kerja pompa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa setiap
desain pompa memiliki spesifikasi dalam bentuk dan posisi masing-masing
komponen. Demikian juga halnya dengan bantalan, banyak sekali desain pompa
yang meletakkan bantalan pada berbagai posisi, hal ini disesuaikan dengan
fungsi utamanya yaitu mendukung gerakan relatif poros.
1) Bantalan Gelinding dan Elemennya
Bantalan digunakan untuk mendukung gerakan relatif diantara komponen
mesin dan memungkinkan berbagai posisi pada masing-masing komponen
tersebut. Bearing atau bantalan gelinding adalah salah satu jenis bantalanyang
24
memungkinkan gerakan relatif secara radial pada sumbu geraknya. Elemennya
terdiri dari rolling element, pemisah / pemegang bola (cage), inner ring, outer
ring.
Outter Ring
Lintasan
Dalam
Rolling
Element
Inner
Ring
Bantalan gelinding dibuat dalam berbagai jenis dan ukuran. Bantalan satu-
baris radial misalnya, dibuat dalam 4 seri, yaitu extra light, ligth,medium light
dan heavy.Seri heavy ditunjukkan dengan angka 400.
25
Gambar 3.5 Seri bantalan gelinding NTN (NTN Application Note)
Jadi, bantalan dengan seri 6305 berarti bantalan tersebut adalah jenis
bantalan untuk beban medium (3) dengan ukuran diameter dalam 25 mm,
diameter luar mulai dari 60 mm dan merupakan jenis Deep groove ballbearing.
Digit lainnya merupakan tambahan dari masing-masing manufakturuntuk
nomor katalog.
26
tentu saja disebabkan oleh adanya gaya kontak pada kerusakan tersebut. Pada
bantalan ideal, besarnya gaya kontak akan sama pada setiap bola dan pada
setiap posisi bola. Bila pada bantalan bola terdapat kerusakan maka besarnya
gaya kontak tidak lagi seragam. Hal inilah yang menimbulkan getaran yang
tidak beraturan.
2) Jenis Kerusakan Bantalan
Cacat pada bantalan bola dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu
cacat lokal dan cacat terdistribusi.
Jenis cacat yang termasuk dalam cacat lokal adalah adanya goresan,
keausan ataupun pecah pada lintasan dalam, lintasan luar dan bola. Sinyal yang
dibangkitkan karena cacat lokal ini berupa impuls, yaitu pada saat elemen rotasi
bersentuhan dengan cacat lokal tersebut.
Cacat Lokal pada Lintasan Dalam (Inner Race)
Cacat Lokal pada Lintasan Luar (Outer Race)
Cacat Lokal pada Bola (Rolling Element)
Cacat Lokal pada Pemisah (Cage)
3) Pelumas
27
- Berpedoman selalu dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang
telah di tetapkan.
- Melakukan komunikasi yang baik sesama pekerja.
2. Predictive Maintenance
Metode pemeliharaan ini tidak berdasarkan time based ataupun running hours,
melainkan berdasarkan kondisi aktual dari suatu peralatan.
3. Break Down Maintenance
Pada Breakdown Maintenance tidak ada aksi yang diambil terhadap suatu
peralatan yang sedang beroperasi sampai pada komponen peralatan tersebut
mengalami kegagalan atau penurunan performance.
4. Overhaul
Pemeliharaan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan melepas bagian pompa
untuk di cek kondisinya apakah masih layak pakai atau tidak, jika memang
terjadi kerusakan maka perlu dilakukan perbaikan ataupun penggantian.
5. Troubleshooting
Suatu metode untuk menemukan penyebab kerusakan dan cara
memperbaikinya.
Petunjuk troubleshooting yang baik adalah :
- Menggunakan pikiran yang jernih dan pendekatan logika
- Mengenal prinsip kerja alat
- Bekerja dengan cepat dan hati-hati agar volume pekerjaan dapat
diselesaikan secara cepat, tepat, selamat, efektif dan efisien.
Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros
pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa jenis
28
ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah. Yang
1. Pompa Rotari
Sebagai ganti pada proses lewatnya cairan pompa sentrifugal, pompa rotari
tersebut akan bekerja merangkap cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang
tertutup. Pompa rotari mampu mengeluarkan cairan dengan aliran yang lancar atau
smooth. Jenis dari pompa rotari antara lain adalah :
Pompa roda gigi (gear pump), Pompa roda gigi adalah pompa yang rotornya
berupa roda gigi.
Pompa ulir/sekrup (screw pump), Pompa ulir merupakan pompa yang
rotornya berupa ulir/ sekrup
Pompa vane (vane pump), Pompa vane adalah pompa yang impelling
elementnya berupa baling baling (vane) yang bergerak bebas pada slot dalam
rotoenya. Pemasangan rotor dibuat eksentrik terhadap permukaan dalam
casing
Pompa lobe (lobe pump), Pompa ini mirip dengan pompa roda gigi dalam hal
aksinya dan mempunyai dua rotor atau lebih dari dua, tiga, atau empat cuping
atau lebih pada masing-masing rotor
Karakteristik pompa rotari:
- Ukuran keseluruhan lebih kecil sehingga lebih ringan.
- Aliran zat cair yang dihasilkan uniform.
- Dapat bekerja dengan putaran inggi sehingga dapat dihubungkan
dengn tenaga penggeraknya.
- Tekanan yang dihasilkan dapat cukup tinggi.
- Dapat bekerja pada pengisapan kering.
- Dapat dipasang/bekerja dengan berbagai posisi
29
2. Pompa Reciprocating
Jika pemindakan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston.
Pompa reciprocating hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dari
sumur minyak. Pada seluruh pompa jenis perpindahan positif, sejumlah cairan
yang sudah ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya. Sehingga jika pipa
pengantarnya tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana
hal ini dapat merusak pompa.
3. Pompa Torak atau Piston
Pompa torak mampu mengeluarkan cairan dalam jumlah yang
jumlahnya terbatas selama pergerakan piston pada sepanjang langkahnya.
Volume cairan yang dipindahkan selama satu langkah piston akan bisa sama
dengan perkalian luas piston dan panjang langkah. Berdasar dari cara kerja
pompa torak bisa dibagi menjadi pompa Torak Kerja Tunggal dan Pompa
Torak Kerja Ganda. Berdasar dari jumlah silinder pompa torak bisa dibagi
menjadi Pompa Torak Silinder Tunggal, Pompa Torak Silinder Ganda, Bent –
Axis Pump.
4. Dynamic Pump atau Sentrifugal Pump
Pompa yang mempunyai suatu elemen utama yaitu sebuah motor
dengan sudut impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi. Selanjutnya
fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang akan menaikkan kecepatan
fluida ataupun tekanannya lalu melemparkan keluar dari volut.
Jenis dari pompa jenis ini antara lain adalah : Pompa Radial, Pompa Aksial
(Propeller), Pompa Mixed Flow (Aliran campur). Proses pada pompa jenis
ini :
Pada bagian diantara sudut impeller dengan fluida Energi mekanis alat
penggerak akan diubah menjadi energi kinetik fluida.
Sedangkan pada Volut Fluida akan diarahkan kearah pipa tekan / buang dan
sebagian energi kinetik fluida lalu diubah menjadi energi tekan.
30
3.2.2 Kavitasi
Peristiwa kavitasi adalah peristiwa pembentukan dan pecahnya
gelembung dalam suatu aliran fluida cair pada kondisi tertentu. Kavitasi
terjadi bila tekanan fluida pada saat memasuki pompa turun hingga di bawah
tekanan uap jenuhnya (pada temperatur lingkungan), gelembung-gelembung
uap kecil akan mulai terbentuk. Gelembung-gelembung uap ini akan terbawa
oleh aliran fluida dan masuk pada daerah yang bertekanan lebih tinggi,
sehingga gelembung akan pecah dan menimbulkan suara berisik dan getaran.
Selain itu performansi pompa akan turun secara tibatiba sehingga pompa tidak
dapat beroperasi dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaaan kavitasi
secara terus-menerus dalam jangka waktu lama, maka permukaan dinding
saluran di sekitar aliran akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang.
Peristiwa ini yang dinamakan erosi kavitasi, sebagai akibat tumbukan
gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus-menerus.
Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa.
Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan
uap jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :
Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa sewaktu
gelembung gelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang
lebih tinggi tekanannya .
Kapasitas pompa menjadi berkurang.
Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan).
Berkurangnya efisiensi pompa.
31
3.2.3 Vibrasi
Vibrasi pada pompa perlu diperhatikan karena vibrasi memiliki pengaruh
terhadap kerja pompa:
Umur seal mekanis atau Mechanical Seal berhubungan langsung dengan
gerakan poros. Vibrasi dapat menyebabkan seal aus dan lepas, bellows seals
menjadi fatigue. Gerakan poros dapat menyebabkan komponen seal kontak
langsung dengan sisi dalam stuffing box atau bagian stationery lainnya.
Vibrasi dapat juga membuat komponen lainnya seperti baut dan mur menjadi
kendor.
Paking sensitif terhadap gerakan radial poros. Hal ini dapat menimbulkan aus,
panas, dan kebocoran pada sleeve.
Bearing dirancang untuk menahan beban radial dan aksial. Bearing tidak
dirancang untuk vibrasi yang dapat menyebabkan suatu brineling(denting)
pada bearing(bearing races).
Dimensi dan toleransi kritis seperti setting clearance untuk wearing ring,
bushing, dan impeller akan dipengaruhi oleh vibrasi.
Komponen pompa dapat rusak akibat vibrasi, seperti. wearing ring, bushing,
dan impeller.
Bearing seals sangat sensifitf terhadap gerakan radial pada poros. Kerusakan
pada poros akan mempercepat kerusakan pada seal. Labyrinth seals memiliki
toleransi sangat kecil, sehingga gerakan berlebihan akan memiliki pengaruh
terhadap toleransi ini.
Baut dan mur pengikat pompa dan motor penggeraknya dapat kendor.
1. Vibrasi mekanis
Vibrasi mekanis ini dapat disebabkan oleh:
1. Unbalanced rotating components. Kerusakan impeller dan non-concentric
shaft sleeve merupakan bentuk paling umum.
2. Poros melengkung (bending).
3. Pompa dan penggeraknya missallignment.
32
4. Pipa mendapat peregangan (pipe strain). Hal ini dapat terjadi akibat
kurangnya ketelitian pada design atau akibat panas timbul.
5. Massa dari base pump terlalu kecil.
6. Panas timbul pada berbagai komponen, khususnya poros.
7. Rubbing parts.
8. Keausan atau kelonggaran bearing.
9. Baut kendor.
10. Komponen kendor/longgar.
11. Komponen yang berhubung langsung dengan komponen berputar.
12. Damaged parts.
2. Vibrasi hidrolik
Vibrasi hidrolik ini dapat disebabkan oleh:
1. Pompa bekerja diluat best efficiancy point (BEP).
2. Penguapan suatu produk.
3. Impeller vane berputar terlalu dekat degan pump cutwater.
4. Sirkulasi internal.
5. Udara masuk dalam sistem yang berbentuk pusaran (vortex).
6. Terjadi aliran turbulen dalam sistem.
7. Water hammer.
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Tag. No P-61-306
Rpm 2980
Centrifugal pump between bearing
Type
single stage
34
In Board, SKF 3217 A
Bearing Number
Out Board, SKF 7314 BECBJ
Manufacture
Shin Nippon Machinery Co. LTD
4.2 Fungsi Pompa Centrifugal Between Bearing Single Stage P-61-306 RPM5
Fungsi pompa P-61-306 RPM5 di PT Pertamina (Persero) RU III Plaju
adalah untuk membawa Premium Gasoline dari kolom kemudian di salurkan ke
tangki di kilang pertamina RU III Plaju.
4.3 Kronologi
Pada hari Rabu tanggal 22 januari 2020 ada laporan bahwa
Pompa Centrifugal P-61-306 RPM 5 dilaporkan mengalami bocor
mechanical seal.
35
8. Mengangkat rotor pada pompa.
9. Membuka locknut impeller.
10. Membuka impeller.
4.4.2 Pemeriksaan Pompa Centrifugal P-16-306 RPM 5
Setelah dilakukan pembongkaran dan pemeriksaan pompa di workshop,
maka didapatkan hasil pada pompa sebagai berikut:
Berikut dapat disampaikan hasil pemeriksaan setelah proses
disassembly :
1. Shaft dalam kondisi baik. Run out maksimum 0.02 mm TIR
(maksimum toleransi 0.025 mm TIR).
2. Pada Impeller, ditemukan pitting ringan pada vane shroud area.
Namun secara umum dalam kondisi baik.
3. Clearance wearing ring 0.65 mm pada inboard dan 0.55 mm
outboard (design 0.65 mm).
4. Clearance hub coupling to shaft 0.01 mm vs 0-0.05 mm design.
5. Clearance labyrinth maksimal 0.26 mm vs 0.25 mm design.
6. Clearance bearing to housing 0.02 –0.04 mm (maksimum 0.05 m
m).
7. Casing dalam kondisi kotor berat.
8. Cleanig part-part pompa yang kotor.
9. Cek mechanical seal, maka didapat hasilnya sebagai berikut:
Mechanical Seal mengalami kebocoran
Seal face mechanical seal mengalami scratch.
36
Tabel 4.2 Data Kondisi Part Pompa
Sumber: (Data Lapangan)
Bearing -Masih
Housing dalam -Dapat digunakan
keadaan kembali
bagus
4.4.3 Rekomendasi
1. Mechanical cleaning seluruh part pompa.
37
2. Melakukan polishing shaft, impeller ring, dan bearing housing.
3. Reading / koreksi balancing rotor impeller, sesuai dengan limitasi API
610.
4. Ganti mechanical seal LTSA Aesseal type CSSN, size 90mm,
dwg No.AES-35-1216 (2set)
5. Ganti bearing type 3217A ( 1set ) dan 7314 BECBJ ( 2pcs ).
6. Assembly dan centering rotor positio.
7. Melakukan penggantian material berikut :
- Bearing type 3217A, 1 pcs.
- Bearing 7314 BECBJ, 2 Pcs.
- Mechanical seal type CSSN 90mm No. AES-35-1216, 2set.
8. Melakukan Re-Balancing mengacu pada ketentuan API 610.
Melakukan proses balancing rotor untuk menyeimbangkan putaran
rotor pada pompa sehingga pada saat running tidak terjadi unbalance.
Adapun perhitungan untuk batasan unbalance yang diizinkan berdasarkan
API 610:
KW 12700. w 6350. w
U max = =¿ U max = =U max =
n 2n n
Keterangan:
U max = Batasan unbalance yang dizinkan (g.mm)
K = Konstanta
(Untuk n > 3600 rpm, K = 6350 ; untun n < 3600 rpm, K = 12700)
W = Beban masing-masing journal / bearing mesin balancing (kg).
Untuk two plane balancing, bila beban pada masing-masing
journal tidak diketahui, maka diasumsikan beban pada masing-
masing journal.
n = Putaran operasional (rpm)
Data pompa centrifugal P-16-306 RPM5 yang akan di balancing :
Berat (W) = 30 kg
Putaran (n) = 2980 rpm
38
Maka,
12700. w 12700. 15
U max = U max =
2n 2. 2980
190500
U max =
5960
= 31,963 (g.mm)
39
4.4.5 Quality Control
Setelah terpasang, lakukan Quality Control terhadap pompa dengan
cara hydrotest pump dengan tekanan 10 kg/cm2 dan mengecek putaran
pompa pada kopling untuk mengetahui apakah putaran pompa mengalami
berat sebelah atau tidak.
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
5.2 Saran
1. Melakukan perawatan secara berkala (preventive and predictive
maintenance).
2. Melakukan pembersihan rutin terhadap kotoran yang mengendap pada
pompa.
3. Sebelum mengoperasikan pompa centrifugal sebaiknya dipastikan dahulu
sistem pelumasan pompa (kondisi oli baik).
4. Operator di lapangan hendaknya selalu mengecek keadaan pompa secara
rutin dan berkomunikasi dengan bagian Maintenance Area agar
terciptanya hubungan yang baik antar sesama pekerja karena dalam dunia
kerja bekerja team, bukan perorangan. Sehingga komunikasi yang baik
sangat penting dalam dunia kerja.
5. Melakukan kegiatan daily patrol setiap hari, untuk mencegah terjadinya
kerusakan secara tiba-tiba (breakdown).
6. Gunakan alat pelindung diri (APD) wajib dan APD yang sesuai dengan
pekerjaan yang kita lakukan serta selalu utamakan keselamatan kerja.
41
DAFTAR PUSTAKA
Tata Kerja Individu “Pekerjaan Perbaikan Balancing Rotor” oleh Yudistira Maulana
18 Februari 2020. Palembang: PT. Pertamina RU III.
Tata Kerja Individu “Pekerjaan Overhaul Pompa Sentrifugal” oleh Yudistira Maulana
18 Februari 2020. Palembang: PT. Pertamina RU III.
42
LAMPIRAN
43