Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN TERGUGAT

JAWABAN TERGUGAT TERDIRI DARI 3 BAGIAN, YAITU :

A. EKSEPSI
B. JAWABAN MENGENAI POKOK PERKARA (KONPENSI)
C. GUGATAN BALIK (REKOPENSI)

EKSEPSI

EKSEPSI DIBAGI DALAM 2 BAGIAN,

1. EKSEPSI FORMIL
2. EKSEPSI MATERIIL

1. EKSEPSI FORMIL MELIPUTI :


a. Eksepsi Absolut
b. Eksepsi Relatif
c. Eksepsi Nebis in Idem
d. Eksepsi karena penggugat tidak mempunyai kedudukan untuk mengajukan gugatan

a. Eksepsi Absolut
Eksepsi ini bertujuan agar hakim menyatakan dirinya tidak berwenang memeriksa dan memutus
perkara yang diajukan padanya, karena perkara tersebut bukan menjadi kewenangan
pengadilan yang bersangkutan, melainkan menjadi kewenangan badan peradilan yang
lain. (Pasal 134 HIR)
Misal : A dan B adalah sesama muslim dan saudara kandung. A dan B berseteru dalam hal waris.
A menggugat B, dan gugatan tersebut diajukan ke PN. Apa yang bisa dilakukan B untuk
menghalangi proses tersebut?
b. Eksepsi relatif
Eksepsi ini bertujuan agar hakim menyatakan bahwa dirinya tidak berwenang memeriksa dan
memutus perkara tersebut karena perkara tersebut menjadi kewenangan pengadilan
lain dalam satu lingkungan badan peradilan yang sama
Misalnya : Pengadilan Agama Sragen dengan Pengadilan Agama Sukoharjo.
Contoh : Suami (A) mengajukan permohonan cerai talak terhadap isterinya (B). A tinggal di
Sragen, sedangkan B tinggal di Sukoharjo.Permohonan cerai diajukan di Sragen.
Apa yang bisa dilakukan B agar permohonan cerai talak tersebut terhalang prosesnya?
Eksepsi terhadap kompetensi relatif ini diajukan pada permulaan sidang pertama atau pada
kesempatan pertama sebagaimana disebutkan dalam Pasal 125 ayat (2) HIR, Pasal 133
HIR
c. Eksepsi Nebis in idem
Eksepsi ini diajukan tergugat dengan tujuan agar hakim menyatakan gugatan tersebut tidak dapat
diterima karena perkara yang diajukan tersebut sudah nebis in idem, yaitu sudah pernah
diputus, diperiksa dan diputus lagi untuk kedua kalinya.
Contoh : perkara perceraian diajukan oleh isteri dengan alasan KDRT oleh suami. Perkara
tersebut diputus damai. Lalu isteri kemudian pada waktu yang lain mengajukan gugatan
dengan alasan sama, maka hal tersebut dianggap sebagai nebis in idem. Sehingga suami
dapat mengajukan eksepsi nebis in idem. Seharusnya isteri mengajukan gugatan dengan
alasan yang berbeda.
d. Eksepsi karena penggugat tidak mempunyai kedudukan untuk mengajukan gugatan
Misalnya : A dan B adalah saudara kandung yang berseteru dalam hal waris.
C adalah isteri dari B. C menggugat A dalam masalah pembagian warisan antara A dan
B. Maka A sebagai Tergugat dapat mengajukan eksepsi yang menyatakan bahwa
penggugat tidak mempunyai kedudukan untuk mengajukan gugatan.
2. EKSEPSI MATERIIL
a. Dilatoir Eksepsi
Eksepsi ini dilakukan dengan tujuan untuk menggagalkan suatu gugatan dengan alasan gugatan
yang diajukan oleh Penggugat belum tiba saatnya untuk diajukan atau posita gugat
masih tergantung pada saat yang belum terpenuhi.
Misalnya : seseorang mengajukan cerai dengan alasan ditinggal suaminya selama 2 tahun,
padahal suaminya meninggalkannya baru 1 tahun lebih.
b. Eksepsi Aan hanging Beding
Eksepsi yang menyatakan bahwa perkara yang sama saat ini masih bergantung dalam proses
pengadilan lain, dan belum ada putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
Misalnya : gugatan utang-piutang antara A (kreditur) dan B (debitur). A menggugat B karena
wanprestasi utang B yang belum dibayar padahal sudah jatuh tempo. A meminta B
melelang jaminan utangnya berupa rumah. Padahal pada saat yang sama, rumah
tersebut masih dalam sengketa waris antara B dan anak-anaknya. Karena ternyata
rumah tersebut adalah harta asal isteri B (alm). Sehingga sebenarnya B tidak berhak
menggunakan rumah tersebut sebagai jaminan.
c. Eksepsi premtoir
Eksepsi yang menyangkut pokok perkara, jadi meskipun Tergugat mengakui dalil gugat tetapi
Tergugat memberikan keterangan tambahan yang sangat prinsipil
Contoh : tergugat mengakui adanya hutang tergugat pada penggugat, namun hutang tersebut
sudah dibayar lunas oleh tergugat, dibayar melalui istrinya. (ada bukti kwitansi ), jadi
tidak ada alasan lagi bagi penggugat mengajukan gugatan utang-piutang.
d. Eksepsi plurium Litis Consortium
Eksepsi yang diajukan karena tergugat merasa bahwa tidak hanya dirinya yang pantas menjadi
tergugat namun juga pihak-pihak lain.

Eksepsi lain yang berkaitan dengan kompetensi relatif adalah :


a. Eksepsi obscuur libel, karena gugatan yang diajukan tidak jelas permasalahannya atau kabur.
b. Posita dan petitum berbeda
c. Gugatan yang kadaluwarsa
d. Kerugian tidak dirinci

B. JAWABAN MENGENAI POKOK PERKARA (KONPENSI)


Jawaban ini bertujuan untuk melumpuhkan dalil lawan , dan bermaksud pula untuk
melumpuhkan kebenaran kejadian hukum yang berkenaan dengan posita. Bantahan
terhadap pokok perkara ini dilaksanakan dengan cara menyingkirkan kekuatan
pembuktian dalil gugat dengan alat-alat bukti yang sah sesuai dengan batas minimum
pembuktian.
Konpensi dalam hal ini adalah memberikan tanggapan terhadap posita dan petitum dalam
gugatan. Sehingga ketika memberikan tanggapan tentang isi posita, Tergugat dapat
membenarkan isi gugatan dan atau menyatakan tidak benar isi gugatan.
Pada tingkat banding bantahan terhadap pokok perkara ini masih dapat diajukan asalkan belum
pernah diajukan pada peradilan tingkat pertama dan bantahan itu dibuat dalam memori
banding yang dibuat oleh Tergugat.

Jawaban Tergugat mengenai pokok perkara ini berisikan antara lain ;


1. bantahan terhadap hal yang dikemukakan Penggugat dalam positanya.
Misalnya dalam positanya Penggugat menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan kekerasan
fisik kepada Penggugat maka dalam jawabannya tergugat membantah telah melakukan
hal tersebut.
2. Mengakui atau membenarkan kebenaran dalil-dalil gugat yang diajukan oleh Penggugat
seluruhnya sehingga dalil yang diajukan tidak perlu dibuktikan lagi.
* Dalam kasus perceraian, proses pembuktian tetap dilakukan oleh hakim, meskipun tergugat
mengakui seluruh dalil gugat.
3. Mengajukan fakta baru.
Misalnya : Tergugat mengemukakan, seandainya Tergugat wanprestasi, hal tersebut bukan
kemauannya sendiri melainkan karena adanya keadaan memaksa (overmacht) atau
pailit.

C. REKONPENSI (GUGAT BALIK)


Gugat balik diajukan jika tergugat hendak menggugat balik penggugat dengan mengajukan hal
baru atau menggugat penggugat dalam hal yang belum diajukan penggugat.
Misalnya : dalam kasus perceraian, penggugat dalam petitumnya meminta bercerai dan
pembagian harta gono-gini. Maka dalam rekonpensi, tergugat dapat meminta hak asuh
anak jika mereka telah memiliki anak.

Anda mungkin juga menyukai