Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ALDO MONANG SIMANJUNTAK

NIM : 042403951

TUGAS 1

JAWABAN SOAL 1

Farouk (2005) mengidentifikasi 5 jalan keluar yang biasa dilakukan masyarakat ketika
menghadapi ketidakpastian dan ketidaktahuan perubahan, yaitu sebagai berikut:

1. Negative strategy
Mereka akan menutup diri, menolak perubahan dan berusaha membayangkan dan
membangun lingkungan hidup sebagaimana yang ada di masa sebelumnya dan
membangun ikatan-ikatan promodial.
2. Hedonist strategy
Mereka akan terbawa arus perubahan, kehilangan ingatan akan pegangan masa lalu
dan bahkan pada akhirnya akan bersikap apatis terhadap segala yang mapan,
meniscayakan serta menikmati segala apa saja yang menimbulkan efek perubahan.
3. Fatalistic strategy
Mereka akan tetap bertahan hidup dalam perubahan itu, tetapi dengan sikap kognitif,
afektif dan motorik yang traumatik yang menatap masa depan tanpa harapan dan
berjuang hidup hanya pada batas survival untuk sekedar hidup di masa kini.
4. Pragmatist Strategy
Mereka akan bertahan hidup dalam perubahan tapi dengan membuat pegangan-
pegangan baru yang bersifat sementara untuk bisa digunakan dalam menyiasati masa
lalu, masa kini, maupun masa depan; membangun kemapanan relative yang berguna
dalam rentang waktu pendek yang selalu siap untuk dimodifikasi sesuai dengan
perubahan keadaan yang berjalan cepat.
5. Reflective strategy
Mereka menerima perubahan dengan sikap kritis dan selektif dengan menggunakan
program jangka panjang mereka sebagai tolak ukur.

Menurut saya berdasarkan penjelasan di atas, dalam melakukan respon terhadap perubahan,
strategi (jalan keluar) yang diterapkan oleh para produsen garmen tersebut ketika menghadapi
ketidakpastian dan perubahan kondisi yang ada ialah: Pragmatist Strategy. Dikarenakan
mereka kemudian membuat pegangan-pegangan atau inovasi baru yang bersifat sementara
dengan memproduksi masker kain dan APD untuk memenuhi kebutuhan.

JAWABAN SOAL 2

Para produsen garmen/pakaian jadi, saat ini lebih bersifat bertahan hidup dalam menghadapi
perubahan lesunya permintaan pasar akibat situasi perekonomian yang kurang
menentu sejak adanya pandemik Covid. Dalam keadaan darurat seperti ini, mereka
kemudian membuat pegangan-pegangan atau inovasi baru yang bersifat sementara dengan
memproduksi masker kain dan APD untuk memenuhi kebutuhan.

Berikut beberapa faktor lingkungan eksternal yang mendorong organisasi/ perusahaan


melakukan perubahan organisasi yaitu:

1. Sekadar mengikuti tren perubahan


2. Keharusan melakukan perubahan
3. Perubahan geopolitik
4. Penurunan pasar
5. Persaingan yang sangat tinggi
6. Menjaga reputasi dan kredibilitas organisasi

Menurut saya berdasarkan penjelasan dan kasus di atas, faktor lingkungan eksternal yang
mendorong para produsen garmen/pakaian jadi melakukan perubahan organisasi ialah: faktor
Penurunan Pasar. Dikarenakan pada masa pandemi ini masyarakat lebih membutuhkan
masker kain dan APD dari pada garmen/ pakaian jadi.
JAWABAN SOAL 3

Menurut Black & Gregersen (2003) membagi strategi perubahan dalam 3 kategori yaitu:

1. Perubahan antisipatif
Perubahan sebelum segala sesuatu terjadi yang biasa digunakan oleh pemimpin pasar
untuk mendikte dan menguasai pasar.
2. Perubahan reaktif
Perubahan perusahaan sebagai reaksi atas setiap kejadian dan merespon setiap hal
yang baru terjadi.
3. Perubahan krisis
Dimana sesuatu yang rutin menjadi kacau, tidak ada aturan dan koordinasi. Orang yang
jernih dan berani akan tampil mengambil kesempatan, memimpin dan mengembalikan
krisis pada keberaturan.
Perubahan krisis membutuhkan biaya yang besar dan energi yang sangat besar.

Menurut saya berdasarkan penjelasan di atas, tindakan yang dilakukan produsen garmen
tersebut merupakan tindakan reaktif, di mana para produsen garmen/ pakaian jadi melakukan
perubahan karena adanya perubahan lesunya permintaan pasar akibat situasi perekonomian
yang kurang menentu sejak adanya pandemik Covid, dan bersifat emergent change
dikarenakan mendadak serta tidak direncanakan sebelumnya. Mungkin nanti, ketika pandemic
ini berakhir dan permintaan akan masker dan APD tidak lagi dibutuhkan, para produsen akan
kembali lagi memproduksi garmen/ pakaian jadi.

JAWABAN SOAL 4

Teori E mengorientasikan perubahan berbasis pada nilai-nilai ekonomi dan hal ini dikonotasikan
dengan manajemen perubahan yang bertumpu pada bahasa dan nilai-nilai ekonomi dan bisnis,
sedangkan Teori O adalah perubahan yang didasarkan pada kapabilitas organisasi atau lebih
mementingkan pembenahan proses yang berkonotasi sebagai pengembangan organisasi yang
berbasis pada bahasa dan nilai-nilai humanisme dan psikologi sosial.

Inovasi yang dilakukan oleh Sritex tidak hanya mampu mendatangkan keuntungan, tetapi
juga mampu mempertahankan 12 ribu karyawan. Iwan menuturkan, saat krisis yang paling
utama harus diusahakan adalah menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan sembari
melakukan strategi bertahan di tengah pandemi.

Berdasarkan penjelasan dan kasus di atas, maka benar para produsen garmen tersebut telah
menerapkan pengembangan organisasi (teori O) dan manajemen perubahan (teori E) dan
karakteristik orientasi perubahan berbasis hasil/outcome dari nilai-nilai ekonomi, di mana
perubahan yang dilakukan oleh para produsen garmen tersebut tetap mampu menghasilkan
keuntungan dengan juga menerapkan sistem penjualan berbasis online dan upaya promosi
melalui website dan social media.

Sumber: BMP EKMA4565/2SKS/MODUL 1 - 6

Anda mungkin juga menyukai